dapat
untuk
menghitung
rata-rata
kepadatan
populasi
dari
suatu
petak
pengamatan.Apabila ingin menduga berapa jumlah populasi serangga dalam suatu wilayah yang
luasnya 1000 m2, dapat mengaikan angka rata-rata kepadatan populasi per m2 dengan kelipatan
1000.
Apabila perhitungan populasi dilaksankan pada pertanaman yang telah teratur dalam baris dan
kolom dengan menggunakan unit sampel berupa satu tanaman/pohon atau rumpun dapat
diperoleh jumlah populasi serangga untuk satu wilayah pengamatan.Unit sampel dalam bentuk
tanaman juga dimasukkan sebagai metode mutlak.Jumlah individu per tanaman dapat
dikonversikan pada unit luas permukaan tanah. Suatu contoh pada pertanaman padi yang telah
ditanam dengan jarak tanam 25 x 25 cm. Dalam 1 m 2 luas tanah akan didapatkan 16 rumpun.
Apabila satu rumpun didapatkan 10 ekor wereng maka dalam 1 m2 luas permukaan tanah akan
diperoleh 160 wereng.
Metode absolut paling baik dibandingkan dengan 2 metode sampling lainnya karena memiliki
ketelitian yang tinggi.Metode ini sangat dianjurkan untuk penelitian ekologi dan penentuan
keputusan pengendalian.Dalam pelaksanaannya, metode absolut memerlukan biaya, waktu dan
tenaga yang cukupe banyak terutama ntuk ekstraksi serangga yang terkumpul.
b. Metode Nisbi
Metode pengambilan sampel nisbi menghasilkan angka penduga populasi yang sult
dikonversikan dalam unit permukaan tanah karena banyaknya faktor yang mempengaruhi angka
penduga tersebut.Cara pengambilan sampel dengan menggunakan alat-ala perangkap serangga
seperti perangkap jebakan (pitfall trap) (Gambar 1) atau perangkap lampu (light trap) (Gambar
1). Data hasil penangkapan serangga akan sulit dikonversikan pada unit permukaan tanah.
Demikian juga cara pengambilan sampel dengan jarring ayun (sweep net) dapat dimasukkan
dalam metode nisbi.
Dbandingkan dengan metode mutlak, metode nisbi merupakan metode yang lebih mudah dan
lebih praktis karena umumnya dengan metode ini individu serangga lebih mudah tertangkap dan
dihitung.Tetapi dilihat dari segi ketelitian statistic metode ini termasuk rendah.Ada beberapa
usaha yang dilakuakn para peneliti untuk memperoleh model yang dapat digunakan
menkonversikan hasil tangkapan alat perangkap dengan unit permukaan tanah.Demikian juga
mereka mencoba mencari persamaan regresi antara hasil tangkapan alat perangka dengan unit
permukaan tanah.Demikian juga mereka mencoba mencari persamaan regresi antara hasil
tangkapan jala ayun dan angka unit permukaan tanah, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Hal ini
disebabkan karena hasil pengumpulan serangga dengan metode nisbi sangat dipengaruhi oleh
banyak factor antara lain keadaan lingkungan sekitar alat perangkap, keadaan dan kemampuan
petugas pengamat, waktu pengumpulan serrangga dilakukan dan lain-lainnya.
Dalam program PHT, metode pengambilan sampel dengan jala ayun telah dicoba untuk
penentuan keputusan pengendalian yaitu dengan adanya nilai Ambang Pengendalian dalam
bentuk jumlah serangga yang tertangkap dalam jala ayun selama beberapa ayunan tertentu.
Metode nisbi dapat dimanfaatkan untuk memperoleh gambaran atau indikasi tentang kapan
terjadi penerbangan maksimal serangga sehingga tindakan pengamatan dapat lebih intensif guna
upaya pengendalian.Metode nisbi tidak dianjurkan untuk studi ekologi serangg yang
memerlukan tingkat ketelitian tinggi.
terutama dalam proses penentuan keputusan dan dalammenaksir niali kerusakan tanaman yang
diderita.
4. Penyusunan program pengambilan sampel
Dalam menuyusun secara lengkap program pengambilan sampel pada suatu wilayah pengamatan
perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menetapkan beberapa kriteria atau
ketentuan tentang pengembalian sampel. Ketentuan-ketentuan tersebut meliputi penetapan
tentang:
Unit sampel
Interval Pengambilan Sampel
Ukuran Sampel
Desain Pengambilan Sampel
Mekanik Pengambilan Sampel
Interval pengambilan sampel merupakan jarak waktu pengamatan yang satu dengan waktu
pengamatan yang berikutnya pada petak pengamatan yang sama. Banyak faktor yang perlu
diperhatikan dalam menetukan interval pengamatan antara lain tingkat tumbuh tanaman, daur
hidup serangga yang diamati, tujuan pengambilan sampel, factor cuaca, dll. Untuk serangga yang
mempunyai siklus pendek dan kapasitas reproduksi tinggi, interval pengamatan harus pendek
agar tidak kehilangan informasi dari lapangan. Demikian juga keadaan ini berlaku bagi
komoditas tanaman yang peka terhadap serangan hama seperti kapas, dan juga jenis hama yang
peningkatan kerusakannya berjalan cepat.
Faktor penting yang harus diperhatikan adalah tingkat ketelitian, ketersediaan tenaga dan
biaya pengamatan.Semakin banyak tenaga pengamat yang tersedia frekuensi pengamatan dapat
diperbanyak yang berarti interval pengamatan dapat ditentukan semakin pendek.Pada sebagian
besar tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan pengambilan sampel oleh pengamat
dilaksanakan satu minggu sekali. Interval pengamatan tersebut dapat diperpendek tergantung
pada keadaan populasi hama dilapangan. Apabila populasi hama mulai mendekati Ambang
Pengendalian sebaiknya interval pengamatan semakin dipendekkan.
Dalam program pengambilan sampel dan pengamatan, penentuan ukuran sampel atau jumlah
unit sampel yang harus diamati pada setiap waktu pengamatan sangat menentukan kualitas
pengamatan.Penentuan ukuran sampel optimal (optimum sample size) merupakan hal yang kritis
dan sulit sehingga perlu dilakukan secara hati-hati.Ukuran sampel optimal yaitu jumlah unit
sampel yang harus diambil pada setiap kali waktu pengamatan, sehingga diperoleh data yang
diperlukan guna mengmbil kesimpulan yang benar dan dapat dipercaya.
Ukuran sampel dipengaruhi oleh dua komponen utama yaitu varians (s 2) yang menjelaskan
distribusi data sampel, dan biaya pengambilan sampel.Secara umum dapat dikatakan semakin
besar ukuran sampel (n) semakin dapat dipercaya harga penduga parameter populasi.Tetapi
apabila ukuran sampel besar maka biaya pengambilan sampel juga semakin besar. Sebaliknya
bila unit sampel terlalu sedikit, analisa statistik akan menghasilkan keputusan yang memiliki
ketepatan dan ketelitian rendah, sehinga kualitas dan kegunaan hasil pengamatan diragukan.
Banyak ahli statistic dan ekologi yang memberikan rumus-rumus untuk menghitung besarnya
ukuran sampel (n) misalnya South Wood (1966), Elliot (1977) dan karandinos (1976).Ukuran
sampel sangat ditentukan oleh tingkat ketelitian yang diinginkan.Semakin tinggi ketelitian yang
diinginkan semakin besar harga n (ukuran sampel).Tingkat ketelitian dapat dinyatakan dalam
berapa besar derajat toleransi dalam membuat kesalahan.Para ahli ekologi sudah menyepakati
bahwa toleransi kesalahan untuk penelitian ekologi populasi seperti studi dinamika populasi
sebesr 10% (nisbah antara standard error dan rerata), sedangkan untuk tujuan-tujuan lain seperti
untuk pengambilan keputusan pengendalian kesalahan dapat ditoleransikan mencapai 20%.
Kecuali ditentukan oleh resiko kesalahan, ukuran sampel sangat dipengaruhi oleh bentuk
sebaran populasi hama atau kerusakan hama di lapangan. Ukuran sampel semakin sedikit apabila
sebaran spatial hama merata atau regular, tetapi ukuran sampel menjadi semakin besar apabila
sebaran hama atau kerusakan semakin mengelompok.
Kendala terpenting yang menentukan berapa banyak unit sampel yang dapat diamati yaitu
keterbatasan tenaga, waktu dan biaya bagi program pengamatan.Semakin sedikit biaya dan
tenaga yang tersedia semakin kecil jumlah unit sampel yang mampu diamati.Pertimbangan
statistik dan ekonomi merupakan dua hal yang perlu diperhatikan dalm perancangan program
pengamatan dan pengembalian sampel. Untuk meningkatkan ketelitian sampling penambahan
tenaga pengamat hama perlu ditambah baik nsecar kuantitas mauun kualitas melalui pendidikan
dan pelatihan.
Karena keterbatasan anggran belanja Negara sampai tahun 2003 ini jumlah petugas pengamat
hama tidak bertambah malahan cenderung menurun karena pension. Usaha yang paling baik
dilakukan adalah menambah jumlah petani pengamat.Pemerintah harus meningkatkan program
pelatihan dan pendidikan petani unuk mampu mengamati lahannya sendiri dengan menggunakan
metode pengamatan yang benar.Karena tingkat pendidikan petani yang rendah metode
pengamatan perlu disederhanakan namun tetap dapat diandalkan ketelitiannya.