Anda di halaman 1dari 5

Alat Ukur Diameter Pohon

Diameter pohon yang biasa di ukur adalah diameter setinggi dada (dbh, diameter at
breast hight) atau pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah. Di Amerika
ketinggian yang digunakan adalah 1,37 meter di atas permukaan tanah, sedangkan di
Jepang dan Korea 1,2 meter. Selain itu ada beberapa istilah seperti diameter pangkal,
diameter pada posisi 0,1 tinggi pohon, dan diameter ujung.

Ada beberapa metode/ketentuan dalam pengukuran diameter pohon. Beberapa


ketentuan tersebut diatur dalam PP No 33 tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan
IHMB antara lain:

1. Pengukuran diameter pohon biasa di tempat yang miring, pengukuran dilakukan


pada permukaan yang lebih tinggi, 130 cm di atas permukaan tanah.
2. Pengukuran diameter pohon miring pada tempat yang datar, pengukuran
dilakukan 130 cm di atas permukaan tanah mengikuti arah condong pohon atau
sejajar pohon.
3. Pengukuran diameter pohon berakar nafas, pengukuran dilakukan 130 cm di
atas akar nafas.
4. Pengukuran diameter pohon yang berbanir, pengukuran dilakukan 20 cm di atas
banir.
5. Pengukuran diameter pohon yang bercabang pada ketinggian < 130 cm, maka
pengukuran dilakukan di 2 batang tersebut.
6. Pengukuran diameter pohon yang bercabang pada ketinggian ≥ 130 cm, maka
pengukuran dilakukan 1 batang.

Ketentuan-ketentuan di atas (yang berlaku di Indonesia) sebagian besar mengadopsi


ketentuan yang diterapkan di German dan beberapa negara Eropa, mengingat kiblat
kehutanan Indonesia memang Eropa.

Alat ukur diameter pohon:

1. Phi band
Phiband merupakan alat ukur diameter pohon yang dapat juga digunakan sebagai alat
ukur jarak/panjang karena selalin memiliki skala diameter dalam cm dan meter juga
memiliki skala pengukur jarak/panjang dalam cm, meter, dan inchi. Biasanya dalam
satu gulung phi band memiliki panjang 30 meter. Bagian-bagiannya antara lain:

A : wadah pita

B : penggulung

C : skala

D : pita

E : pengait

Cara penggunaan:

 Tentukan lokasi pengukuran diameter


 Lilitkan/lingkarkan phiband pada batang pohon dan baca skalanya.

2. Caliper (apitan pohon)


Caliper atau apitan pohon memiliki bentuk dan cara kerja seperti jangka sorong.
Bagian-bagian caliper antara lain:

A : kaki tetap

B : kaki bergerak

C : skrup pengunci

D : skala

Cara penggunaan:

 Apitkan kaki tetap dan kaki bergerak pada batang pohon yang akan diukur,
kemudian catat diameternya.
 Pengukuran dilakukan dua kali, yaitu pada sisi lainnya yang tegak lurus dengan
pengukuran pertama.
 Hasil pengukuran diameter adalah rata-rata dari kedua pengukuran di atas.

Menurut Brack (1999), panjang minimal kaki caliper adalah 0,5 kali diameter pohon
yang akan diukur agar menghasilkan pengukuran yang akurat. Caliper sendiri terdiri
dari berbagai macam, dahulu terbuat dari kayu, kemudian seiring berkembangnya
zaman telah muncul caliper berbagan dasar besi, stainless steel, dan alumunium.

3. Biltmore Stick

Biltmore stick digunakan untuk menaksir diameter suatu pohon dengan cepat. Karena
tujuan utamanya untuk menaksir, maka sebaiknya alat ini bukan digunakan untuk
mengukur diameter dalam rangka penaksiran potensi, namun lebih digunakan untuk
mengukur kelas diameter.

Bagian-bagiannya:

A : skala dalam cm
B : jarak antara mata dan alat

C : lubang pegangan

Cara pemakaian:

 Himpitkan sisi angka 0 biltmore pada salah satu sisi pohon.


 Kemudian pada jarak sebesar S, lihat batas sisi pohon disebelahnya dan himpitkan
dengan skala diameter pada alat.

Kalibrasi 1 cm yang sebenarnya di alat = dbh x {(S/(S+d))^0,5}

4. Bitterlich Stick

Komponen:

A : visier bidik

B : celah bidik

C : tongkat

Bitterlich stick sebenarnya merupakan alat untuk mengukur luas bidang dasar tegakan, akan
tetapi dapat pula digunakan untuk menghitung diameter secara btidak langsung.

Caranya:

 Tentukan BAF alat dengan rumus : 2500 x (a2/b2), dimana a adalah lebar celah
(gambar B) dan b adalah panjang tongkat (gambar C)
 Kemudian bidik batang pohon yang akan diukur hingga posisi batang tepat pas
sebesar celah B.
 Ukur jarak antara pohon dengan pengukur.
 Diameter dapat dihitung dengan rumus:

BAF = 2500 x (diameter2/ jarak2)


Terdapat 3 istilah posisi batang pohon yang dibidik, yaitu:

IN : Jika batang pohon lebih kecil dari lebar celah

OUT : jika batang pohon lebih besar dari lebar celah

Border : Jika batang pohon sama besar dengan lebar celah.

5. Spiegel Relascope Bitterlich

Alat ini dapat digunakan untuk mengukur


diameter, tinggi, serta luas bidang dasar.

Bagian-bagiannya:

A : celah untuk mengamati objek

B : visier bidik

C : pengatur cahaya

D : lubang cahaya

E : knop penggerak skala tinggi

F : skrup

Anda mungkin juga menyukai