Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENGELOLAAN AIR

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR GAMBUT DENGAN IPAG60

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Kelas Peminatan Kesehatan Lingkungan
Nisa Amira

101211131045

Nur Rizqiyah Rohmah

101211132022

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI

................................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. iii


DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 2
2.1 Definisi Gambut .................................................................................................... 2
2.2 Karakteristik Air Gambut ...................................................................................... 2
2.3 Peraturan Perundnagan .......................................................................................... 3
2.4 Gambut dan Kesehatan .......................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................... 7
3.1 Teknologi IPAG60 ................................................................................................ 7
3.2 Prinsip Kerja IPAG60............................................................................................. 7
3.3 Sistem Pengolahan Air Pada IPAG60 .................................................................... 8
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................... 10
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ v

ii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Dampak Kesehatan Sifat Kimiawi Air Gambut 4

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain IPAG60............................................................................................9


Gambar 3.2 Unit Pengolahan Air IPAG60......................................................................9

iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Lahan gambut adalah tanah organik yang terbentuk dari pembusukan tumbuhan

sehingga memiliki kandungan bahan organik yang tinggi dan sifatnya cenderung basah.
Indonesia merupakan negara keempat dengan luas lahan rawa gambut terluas di dunia, yaitu
sekitar 20,6 juta ha atau sekitar 10,8% dari luas daratan Indonesia, setelah Kanada (170 juta
ha), Uni Soviet (150 juta ha), dan Amerika Serikat (40 juta ha). Lahan gambut di Indonesia
tersebar di wilayah Sumatra sebesar 7,2 juta ha (35%), sedangkan sisanya di wilayah
Kalimantan dan Papua.
Sifat lahan gambut yang basah menunjukkan adanya kandungan air yang tinggi.
Menurut Mutalib, dkk. (1990) kadar air lahan gambut berkisar 100-1.300% dari berat
keringnya. Hal itu menunjukkan bahwa lahan gambut mampu menyerap air hingga 13 kali
dari beratnya. Sifat hidrofilik lahan gambut tersebut merupakan potensi cadangan air yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat mengingat ketersediaan air bersih di beberapa daerah
mulai terbatas. Meskipun demikian, cadangan air pada lahan gambut tidak serta-merta bisa
dimanfaatkan secara langsung karena sifat fisik dan kimia lahan gambut berbeda dari sifat
tanah pada umumnya. Air pada lahan gambut bersifat asam sehingga belum layak konsumsi.
Oleh karena itu pemanfaatan air pada lahan gambut memerlukan treatment khusus melalui
teknologi pengolahan air gambut. Selain itu, akses air bersih masyarakat di lingkungan lahan
gambut masih rendah yaitu sekitar 30%, bahkan diperkirakan akses air bersih pada masyrakat
di lingkungan lahan gambut marginal hanya sebesar 10%. Masyarakat yang tinggal di
wilayah lahan gambut rata-rata masih mengandalkan air dari hujan.
Pusat penelitian limnlogi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah
mengembangkan teknologi Instalasi Pengolahan Air Gambut (IPAG) yang diberi nama
teknologi IPAG60 yang akan kami bahas lebih lanjut pada makalah ini.

1.2

Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan teknologi IPAG60?
2. Bagaimana prinsip kerja teknologi IPAG60?
3. Bagaimana sistem pengolahan air pada teknologi IPAG60?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Gambut


Gambut didefinisikan sebagai material organik yang terbentuk dari proses
penguraian yang terjadi secara tidak sempurna yang berasal dari tumbuhan daerah basah
yang berada pada kondisi sangat lembab serta kekurangan oksigen. Sedangkan yang
dimaksud air gambut adalah air permukaan atau air tanah yang banyak terdapat di daerah
pasang surut, berawa dan dataran rendah, berwarna merah kecoklatan, berasa asam
(tingkat keasaman tinggi), dan memiliki kandungan organik tinggi. (Eri, 2012)
2.2 Karakteristik Air Gambut
Air gambut adalah air permukaan yang biasanya ditemukan di daerah berawa atau
dataran rendah terutama di Sumatera dan Kalimantan, serta memiliki karakteristik
sebagai berikut (Kusnaedi, 2006) :
a.

Memiliki intensitas warna yang tinggi, artinya air ini memiliki warna coklat
kemerahan. Warna ini merupakan akibat tingginya kandunan zat organik yang
berasal dari dekomposisi bahan organik. Dalam kondisi terlarut, zat organik ini
memiliki sifat sangat tahan terhadap mikroorganisme (Syarfi dalam Rubinatta, 2014)

b.

Memiliki pH yang rendah atau keasamannya tinggi

c.

Memiliki kandungan zat organik yang tinggi

d.

Kekeruhan dan kandungan patikel yang tersuspensi rendah

e.

Kandungan kation yang rendah

Warna coklat kemerahan pada air gambut disebabkan oleh tingginya kandungan
organik, yang dimaksud dengan bahan organik ini adalah bahan humus. Bentuk
utamanya adalah asam humus dan turunannya. Sedangkan berdasarkan kelarutannya
dalam alkali dan asam, asam humus terbagi dalam tiga klasifikasi, yaitu (Ariyanto,
2009) :
a.

Asam Humat, merupakan golongan yang larut dalam larutan basa, tetapi tidak
larut dalam larutan asam (pH < 2), memiliki gugus fungsional seperti COOH, OH fenolat, maupun OH alkoholat, serta pada pH yang tinggi akan membentuk
koloid sedangkan pada pH rendah mampu mengadsorpsi logam dengan cara
presipitasi.
2

b.

Asam Fulvat, golongan yang larut dalam larutan asam maupun basa

c.

Humin, merupakan golongan yang tidak larut dalam larutan asam maupun basa.

2.3 Peraturan Perundangan


a. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
c. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
d. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tantang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air
e. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
f. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air
g. Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum

2.4 Gambut dan Kesehatan


Secara fisik, air gambut memiliki kualitas yang jauh dari ketentuan Peraturan Pemerintah
No. 82 Tahun 2001 sebagai salah satu air baku untuk air minum. Namun, di Indonesia
gambut ini menjadi sumber air di beberapa pulau. Maka potensi dampak kesehatan yang
dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut (Musadad, 1998):
a. Water Borne Disease
Diantaranya adalah penyakit kolera, typhoid, hepatitis infeksiosa, dan disentri
basiler.
b. Water Wash Disease
Sedangkan untuk kelompok ini adalah jenis penyakit saluran pencernaan, kulit,
dan mata.
c. Water Based Disease
Untuk kelompok ini salah satu contohnya adalah schistosomiasis.
d. Water-related Insect Vector Disease
Untuk kelmpok ini beberapa contoh diantaranya adalah malaria, filariasis, dan
demam berdarah dengue (DBD)

Sedangkan secara kimia, dapat dilihat dari tabel berikut :


Tabel 2.1. Dampak Kesehatan Sifat Kimiawi Air Gambut

Sumber : Tri Tugaswati dalam Musadad (1998). Pengaruh Penyimpangan Standar


Kualitas Air Minum terhadap Kesehatan

BAB III
PEMBAHASAN

3.1

Teknologi IPAG60
Teknologi Instalasi Pengolahan Air Gambut (IPAG60) ini merupakan teknologi yang

dikembangkan oleh Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
untuk mengolah air gambut menjadi air bersih yang layak dikonsumsi oleh masyarakat.
Teknologi ini dikembangkan oleh peneliti dari Pusat Penelitian Limnologi LIPI, yaitu bapak
Ignasius D. A. Sutapa. Pada tahun 2012, LIPI telah memproduksi IPAG60 sebanyak 3 unit
dan hingga saat ini masih terus diproduksi. Teknologi ini sudah digunakan di Kabupaten
Katingan, Kalimantan Tengah dan Kabupaten Bengkalis, Riau untuk membantu ketersediaan
air bersih masyarakat sekitar.
Jumlah air bersih yang dihasilkan IPAG60 tiap menitnya adalah 60 liter. Kualitas air
bersih yang dihasilkan oleh proses pengolahan IPAG60 sudah sesusai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang air bersih. Teknologi IPAG60 tidak
membutuhkan energi listrik yang besar sehingga ke depannya teknologi ini dapat diakses
masyarakat secara menyeluruh.

3.2

Prinsip Kerja IPAG60


Prinsip kerja pengolahan air gambut dengan IPAG60 meliputi 7 tahapan utama, yang

meliputi:
1. Koagulasi (pengendapan)
Tahap pertama dilakukan dengan mengendapkan air gambut dengan bantuan
koagulan. Koagulan yang digunakan pada tahapan ini adalah alum sulfat atau
tawas. Konsentrasi alum sulfat yang digunakan tergantung kepekatan air gambut
yang diolah, dengan variasi hingga 50 ppm.
2. Flokulasi
Tahapan berikutnya hampir sama dengan proses koagulasi, flokulasi merupakan
proses pembentukan flok yang dapat diendapkan melalui proses pengadukan yang
lambat. Partikel-partikel yang besar akan bergabung menjadi flok yang besar
sehingga lebih mudah diendapkan.

3. Sedimentasi
Hasil dari koagulasi dan flokulasi akan menghasilkan endapan yang akan
ditampung pada tangki sedimentasi. Sedangkan air

gambur selanjutnya akan

memasuki tahap filtrasi.


4. Filtrasi
Pada tahap ini, air gambut disaring dengan pasir silika dan antrasit. Unit filtrasi
yang digunakan merupakan unit filtrasi cepat. Diameter pasir silika dan antrasit
berkisar antara 0,6-2 milimeter. Media yang digunakan pada tahap filtrasi ini
disusun

berdasarkan

tingkat

efisiensi

proses

koagulasi.

Media

filter

memungkinkan terbentuknya biofilm mikroorganisme yang dapat menguraikan


polutan organik pada air gambut.
5. Dekolorisasi
Dekolorisasi adalah proses untuk menghilangkan atau mengurangi kepekatan
warna tertentu pada air gambut. Pada umumnya air gambut berwarna kuning
hingga cokelat kehitaman. Pada tahap ini digunakan karbon aktif untuk
menghilangkan bau, warna dan rasa pada air gambut. Karbon aktif memiliki
ukuran partikel yang relatif kecil sehingga warna air gambut yang pekat dan
mengandung asam humat dapat diserap. Konsentrasi karbon aktif yang dibutuhkan
pada tahap ini tergantung dari intensitas warna pada air.
6. Netralisasi
Proses netralisasi bertujuan untuk menetralkan pH air gambut yang cenderung
asam, yaitu berkisar 2,7-4. Zat kimia yang digunakan untuk menetralkan pH air
gambut adalah abu soda.
7. Desinfeksi
Proses desinfeksi bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme patogen
dengan menggunakan larutan hipoklorit

3.3

Sistem Pengolahan Air Pada IPAG60


Teknologi IPAG60 berwujud suatu unit pengolahan air yang memiliki struktur dan

fungsinya masing-masing. Secara garis besar sistem pengolahan air pada IPAG60 terdiri dari
4 komponen utama yang secara detail dapat dilihat pada gambar 1.1 dan 1.2 berikut:
1. Penampung: berfungsi untuk menampung air gambut yang akan diolah.
2. Tangki Koagulator: merupakan tempat untuk proses koagulasi dan flokulasi
6

3. Tangki Sedimentasi: merupakan tempat untuk menampung air dan endapan dari
proses sebelumnya
4. Tangki Filtrasi: merupakan tempat untuk menampung air yang akan disaring.

Gambar 3.1 Desain IPAG60

Gambar 3.2 Unit Pengolahan Air IPAG60

BAB IV
KESIMPULAN
Teknologi Instalasi Pengolahan Air Gambut (IPAG60) ini merupakan teknologi yang
dikembangkan oleh Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
untuk mengolah air gambut menjadi air bersih yang layak dikonsumsi oleh masyarakat.
Prinsip kerja dalam IPAG60 adalah mengikuti tahapan sebagai berikut, koagulasi
(pengendapan), flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dekolorisasi, netralisasi, dan desinfeksi.
Sistem IPAG60 terdiri dari penampung, tangki koagulator, tangki sedimentasi, dan tangki
tangki filtrasi. Meskipun sebelumnya berdasarkan peraturan pemerintah air dari lahan gambut
tidak memenuhi syarat untuk air baku, namun dengan pengolahan IPAG60 air ini dapat
digunakan untuk air baku.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian Tanah. 2012. Page 1 3 Genesis Lahan Gambut Di Indonesia. [ONLINE]
Available

at:

http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/lainnya/subiksagambut.pdf.
[Accessed 09 April 15].
Corner Stone. 2012. Studi Pemanfaatan Gambut Asal Sumatera: Tinjauan Fungsi Gambut
Sebagai Bahan Ekstraktif, Media Budidaya Dan Peranannya Dalam Retensi Carbon.
[ONLINE]

Available

at:

http://www.cornerstone-msc.net/peat-

portal/view_file.cfm?fileid=303. [Accessed 09 April 15].


Dwi Priyo Ariyanto. 2009. Soil Science of UNS Staff. [ONLINE] Available at:
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB4Q
FjAA&url=http%3A%2F%2Fariyanto.staff.uns.ac.id%2Ffiles%2F2009%2F06%2Farti
kel-ikatan-asam-organik-denganlogam.pdf&ei=OGRmVZfeCpeWuATlroH4CQ&usg=AFQjCNHVKdxV906xhHhhHF
hmdH8hUQJ7bQ&bvm=bv.93990622,d.c2E. [Accessed 27 May 15].
D. Anwar, Musadad, 1998. Pengaruh Air Gambut Terhadap Kesehatan dan Upaya
Pencegahannya. Media Litbangkes, [Online]. Vol. VIII No. 01, 8-13. Available at:
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/1009/783

[Accessed

27 May 2015].
Eri, Iva Rustanti dan Wahyono Hadi. 2012. Kajian Pengolahan Air Gambut Menjadi Air
Bersih Dengan Kombinasi Proses Upflow Anaerobic Filter Dan Slow Sand Filter.
[ONLINE] Available at: http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-10753-Paper.pdf.
[Accessed 09 April 15].
Iwan, Sasli, 2011. Karakterisasi Gambut Dengan Berbagai Bahan Amelioran Dan
Pengaruhnya Terhdap Sifat Fisik Dan Kimia Guna Mendukung Produktivitas Lahan
Gambut. AGROVIGOR, Vol. 4, No. 1, 42-50.
Kusnaedi, 2006. Mengolah Air Gambut dan Kotor untuk Air Minum. Penebar Swadaya,
Jakarta
NP. Sri, Ratmini, 2012. Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Gambut untuk Pengembangan
Pertanian. Jurnal Lahan Suboptimal, Vol. 1, No. 2, 197-206.

Oktavia, Vina. 5 Juli 2014. IPAG60 Sulap Air Gambut Jadi Air Bersih (Online),
http://teknopreneur.com/cleantech/teknopreneur-ipag60-sulap-air-gambut-jadi-airbersih
OPI LIPI. 2012. Kajian Jar Test Koagulasi-Flokulasi Sebagai Dasar Perancangan Instalasi
Pengolahan Air Gambut (Ipag) Menjadi Air Bersih. [ONLINE] Available at:
http://www.opi.lipi.go.id/data/1228964432/data/13086710321320146107.makalah.pdf.
[Accessed 09 April 15].
Pratiwi, Fuji. 22 Oktober 2013. Lahan Gambut Potensi Lahan Perkebunan Indonesia
(Online),

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/10/22/mv1nag-lahan-

gambut-potensi-lahan-perkebunan-indonesia
Rubinatta, Ardy, Rizki Purnaini, Kiki Prio Utomo, 2014. PERANCANGAN ALAT
PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA MENJADI AIR MINUM SKALA
RUMAH TANGGA . Jurnal Online Mahasiwa Fakultas Teknik Untan, [Online].
Available

at:

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uac
t=8&ved=0CC0QFjAC&url=http%3A%2F%2Fjurnal.untan.ac.id%2Findex.php%2Fjm
tluntan%2Farticle%2Fview%2F5555&ei=nGJmVcrbDJOMuASAhoLIBg&usg=AFQj
CNGhqhuDm-De0KgdcU1T1JQq-50UpQ&bvm=bv.93990622,d.c2E

[Accessed

27

May 2015].
Tunggal, Nawa. 3 Agustus 2012. Mengolah Air Gambut Menjadi Air Sehat, (Online),
http://sains.kompas.com/read/2012/08/03/11060761/Mengolah.Air.Gambut.Menjadi.Ai
r.Sehat
Wetlands

International.

Peta

dan

Atlas

Distribusi

Lahan

Gambut

(Online),

http://indonesia.wetlands.org/Infolahanbasah/PetaSebaranGambut/tabid/2834/languag
e/id-ID/Default.aspx

vi

Anda mungkin juga menyukai