Disusun Oleh :
Muhammad Fauzi (2006103010024)
Suci Fitria (2006103010100)
Eliza Rosadi (2006103010092)
Farah Zayyana (2006103010068)
Adilla Wulandari (2006103010016)
Khairiyah Fitriani (2006103010052)
Elsa Fira (2006103010008)
Dosen Pembimbing :
Dr. Safrida, S.Pd, M.Si
a) Apakah Ikan Lele Sangkuring akan berpengaruh terhadap ketahanan tubuhnya jika di
b) Berapa kadar herbisida yang digunakan dalam air pada Ikan Lele tersebut?
3. Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui pengaruh Herbisida dalam air terhadap ketahanan tubuh Ikan Lele
Sangkuriang.
4. Tinjauan Pustaka
a. Roundup (Herbisida)
Roundup adalah herbisida purna yang tumbuh dengan bahan aktif glifosat yang
kali lebih banyak dan lebih cepat masuk kedalam gulma sehingga tahan hujan 1-2 jam
setelah semprot. Herbisida berdasarkan cara kerjanya terbagi menjadi dua yaitu kontak
dan sistemik. Jenis Herbisida sistemik yang paling banyak digunakan adalah herbisida
yang berbahan aktif glifosat, karena mempunyai kelebihan cukup efektif dalam menekan
pertumbuhan gulma dan mempunyai spektrum yang luas dalam mengendalikan gulma.
Sedangkan dari jenis herbisida kontak yang sampai sekarang masi digunakan salah
satunya adalah jenis paraquat yang sesuai untuk mengendalikan gulma berdaun sempit,
Penggunaan herbisida dengan dosis besar dan dilakukan secara terus menerus
akan menimbulkan beberapa kerugian, antara lain residu herbisida akan terakumulasi
produktivitas, keracunan pada hewan, keracunan pada manusia yang berdampak buruk
terhadap kesehatan. Manusia akan mengalami keracunan baik akut maupun kronis yang
berdampak pada kematian. Salah satu herbisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma di perkebunan adalah herbisida glifosat. Herbisida ini bersifat sistemik dan non
melalui insang yang merupakan alat pertukaran gas, selanjutnya akan masuk ke saluran
darah, dan mengganggu kerja enzim pengatur saraf, hal ini mengakibatkan saraf
bekerja tanpa dapat dikendalikan dan menyebabkan kematian pada ikan (Yudhi, 2014).
Ikan yang hidup di air tawar yang bertulang sejati salah satunya yaitu ikan lele.
Ikan ini di kelompokan dalam ordo siluriformes. Ciri morfologinya tubuh yang licin,
pipih memanjang dan memiliki sungut yang menyembul dari daerah sekitar mulut.
Nama ilmiahnya Clarias sp. (bahasa Yunani "chlaros"), berarti "kuat dan lincah",
Istilah Inggris disebut dengan catfish, mudfish dan walking catfish (Hilwa, 2004).
Uji toksisitas dilakukan agar dapat mengetahui efek letal suatu senyawa toksik
yaitu untuk mengetahui kematian biota uji akibat konsentrasi senyawa kimia tertentu
yang terkandung dalam suatu limbah, dicatat sebagai median letal concentration (LC50)
(Al-Attar, 2005). Uji toksisitas bertujuan memperkirakan dampak dari pajanan zat kimia /
bahan asing, dikarenakan semuanya berdampak jelek bagi makhluk hidup dan semua zat
asing tersebut memiliki tingkat toksisitas yang berbeda (Lu, 2006). Uji toksisitas dengan
manajemen budi daya perikanan (Le et al, 2005). Penelitian ini mengunakan penerapan
uji toksisitas akut lethal concentration 50-96 hours (LC50-96h) yang mengacu pada
USEPA (2002). Lele sangkuriang sebagai organisme non target. Ikan lele ini dipilih
sebagai objek pengamatan dalam penelitian karena dianggap memiliki daya hidup yang
kuat, dapat hidup di tempat dengan jumlah air yang sedikit dengan keadaan air keruh.
Ikan Lele (Clarias gariepinus) hidup di perairan tawar. Ikan lele dapat hidup dan
berkembang dengan baik di suangai dengan aliran air yang tidak terlalu deras, saluran
irigasi, kolam dengan sumber air dari air tanah maupun air sumur di perairan yang tenang
seperti danau, telaga, rawa. Lele bahkan dapat hidup dengan baik di perairan dengan
kondisi yang buruk, seperti air selokan, perairan yang berlumpur maupun di sawah
dengan ketinggian air 10-15 cm, asalkan tidak di perairan yang mengandung air sabun,
deterjen dan bahan racun lainnya. Ikan lele juga dapat hidup di perairan yang miskin
arboreschent atau labyrinth yang memungkinkan ikan lele mampu mengambil oksigen
probiotik A dalam pakan yang menunjukkan peran aktif bakteri pada saluran pencernaan.
Bakteri yang terkandung dalam probiotik A yaitu bakteri Lactobacillus, Acetobacter, dan
ragi (yeast) yang beraktivitas ketika masuk dalam saluran pencernaan yaitu tumbuh
kemudian asam laktat dapat menciptakan suasana pH yang lebih rendah. Dalam keadaan
bakteri pembusuk .Suasana asam pada usus akan meningkatkan sekresi enzim proteolitik
(kecernaan pakan) dalam saluran pencernaan merombak protein menjadi asam amino
yang kemudian diserap lebih cepat oleh usus. Aktivitas bakteri dalam pencernaan akan
berubah dengan cepat apabila ada mikroba yang masuk melalui pakan atau air yang
usus (saluran pencernaan) dengan bakteri yang masuk. Adanya keseimbangan antara
terhadap bakteri pathogen sehingga saluran pencernaan ikan. Pakan merupakan salah satu
unsur penting dalam kegiatan budidaya yang menunjang pertumbuhan dan kelangsungan
Kelangsungan hidup ikan budidaya selama proses pemeliharaan memberikan arti penting
karena tingkat kelangsungan hidup yang tinggi berimplikasi pada keberhasilan budidaya dan
nilai ekonomi. Tingkat kelangsungan hidup merupakan kemampuan ikan untuk bertahan hidup
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hidupnya dalam periode waktu tertentu (Sugiharti, 2019).
c. Uji Toksikologi
mengakibatkan efek negatif bagi makhluk hidup. Toksisitas dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain komposisi dan jenis toksikan, konsentrasi toksikan, durasi dan
frekuensi pemaparan, sifat lingkungan, dan spesies biota penerima. Toksikan merupakan
zat (berdiri sendiri atau dalam campuran zat, limbah, dan sebagainya) yang dapat
menghasilkan efek negatif bagi semua atau sebagian dari tingkat organisasi biologis
(populasi, individu, organ, jaringan, sel, biomolekul) dalam bentuk merusak struktur
maupun fungsi biologis. Toksikan dapat menimbulkan efek negatif bagi biota dalam
bentuk perubahan struktur maupun fungsional, baik secara akut maupun kronis/sub
kronis. Efek tersebut dapat bersifat reversibel sehingga dapat pulih kembali dan dapat
pula bersifat irreversibel yang tidak mungkin untuk pulih kembali (Halang, 2004).
5. Metode Penelitian
Alat :
- Stopwatch
- Sendok takar
Bahan:
- Roundup (Herbisida)
b. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di rumah peneliti dan Fakultas Keguruan dan Ilmu
c. Metode penelitian: penelitian ini bersifat eksperimental dengan data kualitatif dan
dianalisis secara deskriptif dari hasil pengamatan dan sumber referensi dari jurnal dan
buku. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap
Secara umum bahan pencemar baik secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi proses fisiologi dalam tubuh dan pertumbuhan biota air. Ikan yang terkena
kepekatan subletal dari jenis pestisida memperlihatkan perubahan dalam aksi fisiologis,
pertumbuhan, kegagalan dalam perkembangbiakan dan pengaruh lainnya.” Pernyataan ini
diperkuat oleh Connell dan Miller (1995) bahwa semakin tinggi konsentrasi pestisida yang
masuk ke dalam perairan secara langsung maka akan mempengaruhi proses-proses fisiologis
pada ikan dan kondisi puncaknya dapat menyebabkan kematian. Proses kematian ini diduga
karena hewan mengambil pestisida secara langsung melalui penelanan makanan, pengambilan
air melalui membran insang dan penyerapan langsung dari sedimen.
Herbisida sintetik yang telah diaplikasikan dengan hewan uji mempunyai kemampuan
untuk membunuh benih ikan lele, karena didalam herbisida sintetik berbahan aktif IPA glifosat
terdapat kandungan senyawa kimia terpenting dalam herbisida yaitu senyawa glifosat
[N(phosphonomethyl)glysin] merupakan salah satu herbisida dari golongan phosphono amino
acid yang bersifat non selektif (Taufiq, 2003). Herbisida mempunyai cara kerja yang
menyebabkan kematian pada ikan yaitu masuknya herbisida melalui insang yang merupakan alat
pertukaran gas,selanjutnya akan masuk ke saluran darah,dan mengganggu kerja enzim pengatur
saraf. Hal ini mengakibatkan saraf bekerja tanpa dapat dikendalikanmenyebabkan kematian pada
ikan(Yudhi, 2014).
Produksi Ikan Lele merupakan salah satu jenis komoditas ikan air tawar yang paling
diminati oleh masyarakat dengan rata-rata kenaikan produksi 47,21% dari tahun 2012– 2013.
Permintaan yang tinggi disebabkan karena rasa daging dan pengolahannya yang mudah (Wijaya
dkk. 2011). Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus) merupakan salah satu varietas Ikan Lele
yang paling banyak dibudidayakan karena pertumbuhannya yang lebih cepat 14,61% dari ikan
lele Dumbo, FCR yang tinggi, abnormalitas yang rendah dan lebih tahan terhadap penyakit
(Bastian,2018).
7. Kesimpulan
Kematian ikan akibat penggunaan herbisida disebabkan masuknya herbisida melalui insang
yang merupakan alat pertukaran gas, selanjutnya akan masuk ke saluran darah, dan
mengganggu kerja enzim pengatur saraf, hal ini mengakibatkan saraf bekerja tanpa dapat
dikendalikan dan menyebabkan kematian pada ikan. ikan lele dalam 400 ml air dan 20 ml
roundup, hasil menunjukkan bahwa ikan lele mati pada menit ke-4, hal ini disebabkan karena
ikan seperti kesulitan pada saat bernapas dan terdapat banyak gelembung di permukaan air
dengan (ketebalan ±1.2 cm). Kemudian pada saat mati perut ikan terlihat lebih menggembung.
Selain itu dari hasil penelitian juga didapat bahwa tidak terlihat gangguan lain pada tubuh ikan
seperti pada mata serta insangnya, hal ini disebabkan karena ukuran ikan yang lebih kecil.
Daftar Pustaka
MEWAKANI, S., & PASARIBU, H. (2019). Respon pertumbuhan benih lele sangkuriang (Clarias sp.)
akibat penambahan probiotik pada pakan komersil dengan dosis yang berbeda. TABURA: Jurnal
Perikanan Dan Kelautan, 1:1, 32-42.
Arief, M., Fitriani, N., & Subekti, S. (2014). Pengaruh Pemberian Probiotik Berbeda pada Pakan
Komersial terhadap Pertumbuhan Dan Efisiensi Pakan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias Sp.)[The
Present Effect Of Different Probiotics On Commercial Feed Towards Growth And Feed
Efficiency Of Sangkuriang Catfish (Clarias Sp.)]. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 6:1, 49-
54.
Prado, R., Rioboo, C., Herrero, C., Cid,A. 2009. TheHerbicide Paraquatinduces Alterations in The
Elemental and Biochemical Compositionof Non-Target Microalgal Species. Chemosphere. 76:
1440–1444.
Hilwa, Z. 2004. Karakterisasi Genotip Ikan Lele Mutiara dengan Metode PCR-RFLP ADN Mitokondria.
Institut Pertanian Bogor.
Yudhi, N.L. 2014. Uji Toksisitas Akut Insektisida Diazinon Dan Klorpirifos Terhadap Biota Uji Ikan
Guppy (Poecilia Stratiotes) Dan Tumbuhan Kayu Apu (Pistia Stratiotes). Tugas Akhir Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
Riadi, M. 2011. Mata Kuliah: Herbisida dan Aplikasinya. Bahan Ajar. Universitas Hasanuddin. 138 hlm.
Al-Attar AM. 2005. Changes in Haematological Parameters of the Fish, Oreochromis niloticus Treated
with Sublethal Concentration of Cadmium. Pakistan Journal of Biological Sciences. 8(3):
421424.
Bastian Hartanto Damanik , Herman Hamdani , Indah Riyantini , Hetti Herawati. UJI EFEKTIVITAS
BIO FILTER DENGAN TANAMAN AIR UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS AIR PADA
SISTEM AKUAPONIK IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus). Jurnal Perikanan
dan Kelautan Vol. IX No. 1 /Juni 2018 (134-142) 134