Makalah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Studi Materi
Disusun Oleh:
Kelompok 3
FAKULTAS TARBIYAH
144 H/2023 M
ِبْس ِم هالَِّل ال هرْح َمِن ال هرِح يم
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga makalah yang berjudul “Peranan PAI Dalam Membina
Sikap Religius” ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kami dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini, khususnya Ibu dosen mata kuliah Studi Materi Institut
Ilmu Al-Qur’an Jakarta, yaitu Ibu Eka Naelia Rahmah MA yang telah membimbing kami
dalam proses pembuatan makalah yang Insya Allah bermanfaat ini. Besar harapan kami
sebagai penulis agar materi kami dapat diterima dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk
itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan agar dapat
menjadi lebih baik kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3
Kesimpulan..................................................................................................................... 17
Saran .............................................................................................................................. 18
Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas
peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada ِ
Allah SWT, cerdas terampil, memiliki etos kerja yang tinggi berbudi pekerti luhur, mandiri
dan bertanggung jawab terhadap dirinya, bangsa, dan negara serta agama. Dalam Islam
manusia mempunyai kemampuan dasar yang di sebut dengan “fitrah”. Secara epistimologis
“fitrah” berarti “sifat asal, kesucian, bakat, dan pembawaan”. Secara terminologi, Muhammad
al-Jurjani menyebutkan, bahwa “fitrah” adalah: Tabiat yang siap menerima agama Islam.
“Pendidikan adalah upaya seseorang untuk mengembangkan potensi tauhid agar dapat
mewarnai kualitas kehidupan pribadi seseorang”1 Berbicara mengenai PAI, tidak bisa
dipisahkan dari masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar dan pembelajaran. Sebab
dalam proses pendidikan, proses pembelajaran mempunyai peran yang signifikan dalam
menentukan hasil pendidikan. Belajar sendiri dalam pengertian paling umum adalah setiap
perubahan perilaku yang diakibatkan pengalaman atau sebagai hasil interaksi individu dengan
lingkungannya atau dalam pengertian yang lebih spesifik, belajar diartikan sebagai akuisi atau
perolehan pengetahuan dan kecakapan baru.2
Hasil belajar harus di raih pada semua pembelajaran, tidak terkecuali pada pembelajaran PAI
yang dilakukan di Kelas II SDN Srondol Wetan 04 Kota Semarang yang masih pada tahap
perkembangan pola pikir dan keaktifannya. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang
dilakukan pada kelas II SDN Srondol Wetan 04 pada pembelajaran PAI harus mengarah pada
penciptaan proses belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran yang lebih banyak
mengelola pola pikir anak dan penuh permainan, tidak seperti selama ini yang terjadi hanya
dengan berceramah, tanya jawab, demonstrasi dan resitasi yang menjadikan minat belajar
siswa sangat kurang, karena guru mengajar secara monoton, siswa kurang aktif. KBM hanya
menggunakan ceramah, alat peraga masih kurang. Untuk mengatasi masalah tersebut guru
harus menciptakan suasana menyenangkan, dan kegiatan pembelajaran menyenangkan tercipta
bila guru menggunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang relevan dengan
materi Agama Islam yang akan diajarkan menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat.
1 Arif, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), hlm. 3 –
8.
2 Saifuddin Azwar, Tes Prestasi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 164
1
Berdasarkan hasil analisis terhadap ulangan harian dan ulangan akhir semester II tahun ajaran
2014/2015. Siswa kelas II SDN Srondol Wetan 04 pada mata pelajaran Agama Islam belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Hasil ulangan akhir
semester II tahun 2014/2015 siswa kelas II nilai terendah 5,5 nilai tertinggi 9,5 dan nilai rata-
rata 7,5 dari 37 siswa yang mencapai KKM 25 siswa. Mempelajari pembelajaran PAI
khususnya materi berbakti pada orang tua, bukan sekedar teori yang berarti tentang ilmu yang
jelas pembelajaran yang bersifat amaliah, harus mengandung unsur teori dan praktek.
pembelajaran shalat untuk diamalkan, bila berisi suruhan atau perintah, harus dapat
dilaksanakan, bila berisi larangan, harus dapat ditinggalkan atau dijauhi. Oleh karena itu, PAI
bukan saja untuk diketahui, akan tetapi diamalkan dan sekaligus menjadi pedoman atau
pegangan hidup. Untuk itu, tentu saja materi yang praktis diamalkan seharihari didahulukan
dalam pelaksanaan pembelajarannya.3
Selain itu juga pembelajaran PAI khususnya materi berbakti pada orang tua juga harus
diarahkan pada strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah kegiatan
pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk terlibat
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Strategi ini menekankan bahwa
peserta didik adalah pemegang peran dalam proses keseluruhan kegiatan pembelajaran
sedangkan pendidikan berfungsi untuk memfasilitasi peserta didik dalam melakukan kegiatan
pembelajaran.4
Strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik memiliki beberapa ciri. Ciriciri
tersebut adalah bahwa pembelajaran menitik beratkan pada keaktifan peserta didik, kegiatan
belajar dilakukan secara kritis dan analitik, motivasi belajar relatif tinggi, pendidik hanya
berperan sebagai pembantu (fasilitator) peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar,
memerlukan waktu yang memadai (relatif lama), dan memerlukan dukungan sarana belajar
yang lengkap. Ciri lainnya adalah bahwa strategi pembelajaran ini akan cocok untuk
pembelajaran lanjutan tentang konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya, belajar dari
pengalaman peserta didik dalam kehidupannya, dan untuk pemecahan masalah yang dihadapi
bersama dalam kehidupan.
Salah satu alternatif strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pemahaman
tentang materi shalat yang ada di pembelajaran PAI khususnya materi berbakti pada orang tua
adalah strategi modeling the way (membuat contoh praktek), strategi ini memberi kesempatan
3 Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), Cet. 2,
hlm. 85
4 Sudjana, Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production, 2001), hlm. 37
2
kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui
demonstrasi. Peserta didik diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan
bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan.
Strategi sangat baik bila digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan
tertentu.5
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik meneliti lebih jauh tentang
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi berbakti pada orang tua melalui
strategi modeling the way di kelas II SDN Srondol Wetan 04 Kota Semarang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
5 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), hlm. 76
3
A. Pengertian Metode Pembelajaran PAI
Metode dalam Bahasa Arab dikenal dengan istilah “thariqah” yang berarti langkahlangkah
strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. 6 Metode dalam bahasan ini
lebih menekankan pada istilah thariqah atau al-thariq yang dapat maknai dengan jalan. Jalan
adalah sesuatu yang dilalui supaya sampai kepada tujuan. Mengajarkan materi pendidikan
agama Islam agar dapat diterima dan dikuasai oleh peserta didik hendaknya menggunakan
jalan yang tepat dan benar. Hal ini dalam bahasa yang lebih tepat adalah cara dan upaya yang
dipakai guru pendidikan agama Islam untuk mendidik peserta didik.
Metode pembelajaran pendidikan agama Islam adalah jalan untuk menanamkan pengetahuan
agama pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi
Islami.78 Metode pembelajaran pendidikan agama Islam pada pendapat ini menggambarkan
adanya jalan untuk menanamkan pengetahuan kepada peserta didik dengan tujuan
terwujudnya pribadi peserta didik yang Islami. Tampaknya makna metode ini menekankan
pada proses penanaman pengetahuan untuk membentuk pribadi peserta didik yang Islami.
Melalui metode pembelajaran ini, seorang peserta didik diharapkan dapat mengetahui
materi pelajaran pendidikan agama Islam sehingga dapat mewujudkan dirinya memiliki
kepribadian Islam. Metode tidak sekedar cara guru pendidikan agama Islam menyampaikan
materi saja, akan tetapi berkaitan langsung dengan proses pembentukan kepribadian Islami.
4
Hasibuan metode pendidikan adalah berbagai cara yang digunakan pendidik agar meteri yang
diajarkan dapat diterima oleh peserta didik.
Terlepas dari berbagai pendapat yang berbicara tentang metode pembelajaran, paling tidak
secara umum mengarah pada satu persepsi yang sama yaitu untuk mempermudah cara
mengajar guru kepada peserta didik agar materi dapat dikuasai sesuai dengan kompetensi yang
telah ditetapkan. Oleh karena itu, dapat ditegaskan di sini bahwa “metode pembelajaran
pendidikan agama Islam adalah seperangkat cara sistematis yang dilakukan oleh seorang guru
menyampaikan materi pelajaran pendidikan agama Islam kepada peserta didik untuk mencapai
kompetensi dan indikator pembelajaran yang telah di susun secara rinci dalam silabus dan
rencana persiapan pembelajaran sehingga peserta didik dapat memahami pembelajaran dan
memiliki kepribadian mulia serta dekat kepada Allah SWT”.
Metode pembelajaran pendidikan agama Islam harus dipahami bahwa melalui metode
yang dipergunakan oleh seorang guru, sebuah materi pelajaran agama Islam dapat difahami
oleh peserta didik hingga mereka dapat menguasainya sesuai dengan tujuan pembelajaran
5
yang telah ditetapkan dalam silabus. Metode pembelajaran pendidikan agama Islam tidak
sekedar pelengkap saja akan tetapi sebagai ruh dari proses pembelajaran yang dilangsungkan
.11
Metode pembelajaran merupakan sebuah cara yang digunakan guru untuk melaksanakan
rencana yaitu mencapai tujuan pembelajaran yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
atau praktis. Metode pembelajaran sudah bersifat praktis untuk diterapkan. Cakupan metode
pembelajaran lebih kecil daripada strategi atau model pembelajaran. Dengan kata lain
Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan
dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran (Sudjana, 2005).12
1. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasidan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti
secara pasif. Muhibbin Syah, ( 2000 ). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-
satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling
efektif dalammengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan
jangkauan daya beli dan paham siswa. 13
Metode ceramah merupakan cara mengajar yang palingtradisional dan telah lama
dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metodeini boleh dikatakan
sebagai metode pengajaran tradisional karena sejak dulu metode ini digunakan sebagai
alat komunikasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.Metode ceramah yang
dianggap sebagai penyebab utama dari rendahnya minat belajar siswa terhadap
pelajaran memang patut dibenarkan, tetapi juga anggapan itu sepenuhnya kurang tepat
karena setiap metode atau model pembelajaran baik metode pembelajaran klasik
termasuk metode ceramah maupun metode pembelajaran modern sama-sama
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang saling melengkapi satu
sama lain.
11 Syahraini Tambak, Pendidikan Agama islam ; Konsep Pembelajaran PAI, Yogyakarta, Graha Ilmu,
Cet 1, 2014, hal 65-66
12 Anjar, Wawasan Pendidikan : Metode Pembelajaran, Jakarta,2019, hal. 19
13 Mira Hermina, Metodologi Pembelajaran Metode Pembelajaran, (Cirebon : UMC,2011), hal. 32
6
Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari
guru kepada peserta didik, dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya,
guru dapat menggunakan alat-alat bantumedia pembelajaran seperti gambar dan audio
visual lainnya.14
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsungmaupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasanatau materi
yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000 ). Contoh metodedemonstrasi adalah
seorang guru yang sedang mempraktekan nyala logam natriumdan beberapa logam
alkali lainnya di depan kelas dan siswa memperhatikannyadengan sesksama.15
14 Yulia Eka Putri, Macam-Macam Metode Pembelajaran, (Padang : Universitas Negeri Padang, 2013}, hal. 5
15 Muntadhar Umar Al-Lueng Daneuny, Metode Pembelajaran, (Medan: State Islamic University of Sumatera
Utara, 2019), hal. 42
7
Kelebihan Metode Demonstrasi :
1) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses ataukerja
suatu benda.
2) Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
3) Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui
pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya
(Syaiful Bahri Djamarah, 2000 ).
3. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yanng
berupayamemecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang
masingmasingmengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Metode
ini lazim jugadisebut sebagai diskusi kelompok ( group discussion) dan resitasi
bersama ( socializedrecitation ).
16 Yulia Eka Putri, Macam-Macam Metode Pembelajaran, (Padang : Universitas Negeri Padang, 2013}, hal. 7
8
2) Siswa belajar menghargai pendapat orang lain ( Toleransi ).
3) Mengembangkan cara berpikir siswa dan sikap ilmiah.
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih darisatu
metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis
akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :
1) Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas ( CPTT ).Metode ini adalah
metode mengajar gabungan antara ceramah dengan Tanya jawab dan pemberian
tugas.
2) Metode ceramah plus diskusi dan tugas ( CPDT )Metode ini dilakukan secara
tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya,yaitu pertama guru
menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakandiskusi, dan akhirnya
memberi tugas.
3) Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan ( CPDL )Metode ini dalah
merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan
kegiatan memperagakan dan latihan.
Kelebihan Metode Ceramah Plus :
5. Metode Resitasi
9
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa
diharuskanmembuat resume dengan kalimat sendiri
1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya dan dapat
membuktikankonsep-konsep yang telah diterima atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata
guru atau buku.
2) Anak didik dapat mengembangkan sikap ilmiah untuk mengadakan
studieksplorasi ( menjelajahi ) tentang ilmu dan teknologi.
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosanterobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang
diharapkandapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. 4) Siswa
terampil melakukan percobaan sendiri.
10
4) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu
mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
5) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
6) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
karenamungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan
kemampuanatau pengendalian.
7) Diperlukan alat evaluasi khusus. 8) Waktu yang diperlukan terbatas.
11
10. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan pelajarandalam
bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya baik secara
lisan atau tertulis. Melalui Tanya jawab akan memperluas danmemperdalam pelajaran
tersebut.
19 Muntadhar Umar Al-Lueng Daneuny, Metode Pembelajaran, (Medan: State Islamic University of Sumatera
Utara, 2019), hal. 45
12
12. Metode Inkuiri
Inkuiri adalah suatu kegiatan yang menelaah sesuatu dengan cara mencarikesimpulan.
Keyakinan tertentu melalui proses berpikir atau penalaran secara teratur,runtut serta
bisa diterima oleh akal dan didampingi oleh pendidik. Metode inkuiri inimerupakan
kegiatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada suatu keadaan ataumasalah
untuk kemudian dicari jawaban atau kesimpulannya. Jawaban ataukesimpulan tersebut
belum tentu merupakan pemecahan atas masalah atau keadaanyang dihadapi. Dapat
juga jawaban tersebut hanya sampai pada tingkat menemukanhal-hal yang
menyebabkan timbulnya keadaan atau masalah tersebut. Dan hal inilahyang
membedakan antara metode inkuiri dengan metode pemecahan masalah yanglebih
menitik beratkan pada pemecahan masalah yang dihadapi siswa.
1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi
yangsebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat,
maupunmenghadapi dunia kerja.
13
2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi
siswadiberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik
yangdisimulasikan.
3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan
dalammenghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengankenyataan di lapangan.
2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat
hiburan,sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa
dalammelakukan simulasi.20
20 Surakhman, Prof. Dr. Winarno, Metode Pengajaran Nasional, Bandung :1980 , hal.83
14
6. Pendidikan Formal (Madrasah atau Pesantren): Metode ini melibatkan pendidikan
formal dengan struktur kurikulum yang jelas. Madrasah dan pesantren adalah contoh
lembaga pendidikan formal dalam Islam.
7. Pendekatan Sufisme (Tasawuf): Dalam ajaran Tasawuf, pengembangan spiritual dan
hubungan pribadi dengan Allah sangat ditekankan. Metode ini melibatkan meditasi,
dzikir, dan latihan-latihan spiritual.
8. Pembelajaran Online dan Teknologi : Dalam era modern, banyak sumber daya
pembelajaran Islam tersedia secara online. Ini termasuk kuliah video, kursus online,
dan aplikasi yang membantu individu memahami Islam.
9. Pendekatan Individual: Beberapa individu lebih suka mempelajari Islam secara mandiri
dengan membaca buku, mendengarkan ceramah, atau melalui penelitian pribadi.
10. Mentoring dan Bimbingan Personal: Dalam metode ini, seorang guru atau mentor
memberikan bimbingan personal kepada seorang murid untuk membantu mereka
memahami ajaran Islam dan mengatasi pertanyaan atau keraguan mereka.
21 Quranli Sobandi, Metodologi Pendidikan Pengajaran Dalam Islam, ( Bogor : Pustaka Aufa Media, 2016), hal.
25
15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat beragam, tetapi kesimpulan
materi mengenai metode pembelajaran PAI dapat disajikan sebagai berikut:
1. Metode ceramah
2. Metode demontrasi
3. Metode diskusi
4. Metode ceramah plus
5. Metode resitasi
6. Metode praktikum
7. Metode karya wisata
8. Metode keterampilan
9. Metode penemuan
10. Metode Tanya jawab
11. Metode pemecahan masalah
12. Metode inkuiri
13. Metode simulasi
Kesimpulan utamanya adalah bahwa metode pembelajaran PAI haruslah beragam dan sesuai
dengan kebutuhan siswa serta tujuan pembelajaran. Penggunaan berbagai metode ini dapat
membantu siswa memahami dan menginternalisasi ajaran agama dengan lebih baik, serta
16
mendorong pemahaman yang mendalam dan aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, menghormati
keberagaman, dan mendorong refleksi pribadi tentang nilai-nilai agama.
B. Saran
Penulis mengharapkan materi yang berjudul peranan PAI dalam membina sikap religius
dapat bermanfaat untuk para calon pendidik agar bisa mencontohkan kepada peserta didik
dalam mengaplikasikan sifat religius, serta untuk para pembaca lainnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://id.ardhana12.wordpress.com.2008,metode-penelitian-studi-kasusdikunjungi 2 Oktober
2023
https://tugaskuliah-ilham.blogspot.com/2011/03/metode-karyawisata.html dikunjungi 1
Oktober 2023
18