Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH KOMPONEN KETERAMPILAN MENGAJAR

Disusun untuk memenuhi penugasan Mata Kuliah Keterampilan Mengajar


Dosen Mata Kuliah: Dra. Winda Gunarti, M. Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 1 – Kelas B 2021
1. Alea Jamiela Haviel (1105621057)
2. Alyani Navazha Putri (1105621062)
3. Ratih Ayu Andini (1105621093)
4. Joya Angelica Lestari (1105621094)
5. Armellia Azhar (1105621095)
6. Carla Defina (1105621102)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Diklat Pendidikan Anak Usia
Dini dengan judul “Makalah Komponen Keterampilan Mengajar”. Kami
juga ingin berterima kasih kepada Ibu Dra. Winda Gunarti, M. Pd selaku
dosen mata kuliah Keterampilan Mengajar yang sudah membantu untuk
terlaksananya makalah ini.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini dan berbagai sumber
yang kami pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan
dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah
yang kami susun masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
menerima kritik dan saran yang membangun dalam rangka
penyempurnaan makalah kami di masa mendatang.

Jakarta, 6 Maret 2024

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................................................................
B. Fokus Pembahasan..............................................................................................................................................
C. Rumusan Masalah................................................................................................................................................
D. Tujuan Penulisan..................................................................................................................................................
BAB II...............................................................................................................................................
KAJIAN LITERATUR........................................................................................................................
BAB III
PEMBAHASAN................................................................................................................................
A. Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran........................................................................................
1. Pengertian Keterampilan Membuka Pelajaran..................................................................................
2. Komponen Dalam Keterampilan Membuka Pelajaran...................................................................
3. Jenis - Jenis Keterampilan Membuka Pelajaran................................................................................
4. Langkah - Langkah Dalam Membuka Pelajaran................................................................................
B. Komponen Keterampilan Menjelaskan Pelajaran...................................................................................
1. Pengertian Keterampilan Menjelaskan Pelajaran.............................................................................
2. Komponen Dalam Keterampilan Menjelaskan Pelajaran...............................................................
3. Jenis - Jenis Keterampilan Menjelaskan Pelajaran...........................................................................
4. Langkah - Langkah Dalam Menjelaskan Pelajaran...........................................................................
C. Komponen Keterampilan Bertanya Dasar..................................................................................................
1. Pengertian Keterampilan Bertanya Dasar............................................................................................
2. Komponen dalam Keterampilan Bertanya Dasar..............................................................................
3. Jenis - Jenis Keterampilan Bertanya Dasar..........................................................................................
4. Langkah - Langkah dalam Bertanya Dasar..........................................................................................
D. Komponen Keterampilan Mengadakan Interaksi...................................................................................
1. Pengertian Keterampilan Mengadakan Interaksi..............................................................................
2. Komponen Dalam Keterampilan Mengadakan Interaksi...............................................................
3. Jenis - Jenis Keterampilan Mengadakan Interaksi............................................................................
4. Langkah - Langkah Dalam Mengadakan Interaksi...........................................................................
BAB IV
PENUTUP.........................................................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan inti dari sebuah aktivitas pendidikan.
Proses belajar mengajar dikenal dengan istilah pembelajaran. Kegiatan
belajar mengajar ini menjadi salah satu aspek utama penentu kualitas
pendidikan Indonesia. Menurut Gagne, Briggs, dan Vager, pembelajaran
adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan
terjadinya proses belajar pada siswa. Winartapura juga mengemukakan,
menurutnya pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menginisiasi dan memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas
belajar pada diri peserta didik. Belajar adalah aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang secara sengaja dan disadari, belajar merupakan interaksi antar
individu dan interaksi individu dengan lingkungan. Belajar bisa dikatakan
berhasil dengan ditandai adanya perubahan tingkah laku kearah yang
lebih baik dari peserta didik.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus terampil. Terampil
dalam membuka pelajaran, terampil dalam melakukan interaksi, terampil
dalam menjelaskan materi kepada peserta didik, dan terampil bertanya
pertanyaan yang dapat memantik pengetahuan peserta didik. Peran guru
adalah sebagai pengajar atau pendidik yang bertugas menuntun,
membimbing peserta didik sehingga ia mampu mengerti materi pelajaran.
Selain itu guru juga berperan membantu anak meningkatkan motivasi
belajarnya, menimbulkan rasa ingin tahu anak, memancing anak untuk
menyampaikan ide-idenya, serta mengajak anak berkomunikasi.
Seorang guru harus terampil dalam membuka kegiatan belajar agar
anak siap dan timbul minatnya untuk belajar, sehingga perhatiannya akan
terfokus. Setelah itu, guru harus terampil dalam menjelaskan materi belajar
yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya
hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dengan
akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui
(Rusman (2010 :86)) agar anak mudah memahami apa yang disampaikan
sang guru. Selanjutnya guru diminta terampil dalam kegiatan tanya-jawab
yaitu guru paham bagaimana memberikan kalimat tanya yang tepat, dan
paham bagaimana menjawab pertanyaan. Hal ini dilakukan agar anak
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan merangsang anak
untuk terus berpikir. Terakhir, guru terampil dalam mengadakan interaksi
yaitu antara guru dan peserta didik mendengar dengan baik dan hati-hati
setiap kata yang diucapkan masing - masingnya, memberikan respon yang
tepat dengan cara yang positif pada setiap hal yang diutarakan oleh anak,
mendorong anak untuk menguraikan atau menjelaskan lebih lanjut
maksud perkataan yang diutarakannya. Dari interaksi antar guru dan murid
ini diharapkan terciptanya hubungan kedekatan yang baik dan dapat
meningkatkan kemampuan aspek bahasa anak.

B. Fokus Pembahasan
Fokus pembahasan ini berguna sebagai pembatas dari objek
penelitian yang membahas tentang komponen dari keterampilan
mengajar. Fokus permasalahan ditentukan berdasarkan salah satu materi
dari keterampilan mengajar dan bersumber dari referensi yang
memaparkan data dan informasi yang relevan. Pemaparan dari komponen-
komponen keterampilan mengajar yang kemudian diperjelas ke dalam
setiap sub-materi berasal dari jurnal, artikel, serta penelitian terdahulu
yang sesuai mengenai komponen-komponen keterampilan mengajar.
Terdapat empat komponen dalam keterampilan mengajar yang akan
dibahas lebih dalam pada makalah ini, sub-materi yang dibahas adalah
sebagai berikut:
1. Keterampilan Membuka Pelajaran
2. Keterampilan Menjelaskan
3. Keterampilan Bertanya Dasar
4. Keterampilan Mengadakan Interaksi
Perumusan dari makalah ini yang membahas tentang komponen
keterampilan mengajar guru yang berfokus pada PAUD berfungsi sebagai
bahan kajian dan literatur terkait komponen-komponen yang menjadi
keterampilan dari guru yang mengajar di PAUD sehingga proses
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan maksimal dan baik.

C. Rumusan Masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makala ini:
1. Bagaimana keterampilan membuka pelajaran?
A. Pengertian keterampilan membuka pelajaran
B. Komponen dalam keterampilan membuka
pembelajaran
C. Jenis jenis keterampilan membuka pembelajaran
D. Langkah langkah dalam menjelaskan pelajaran
2. Bagaimana keterampilan menjelaskan?
A. Pengertian keterampilan menjelaskan
B. Komponen dalam keterampilan menjelaskan
C. Jenis jenis keterampilan menjelaskan
D. Tahapan tahapan keterampilan menjelaskan
3. Bagaimana keterampilan bertanya dasar?
A. Pengertian keterampilan bertanya dasar
B. Komponen keterampilan bertanya dasar
C. Jenis jenis keterampilan bertanya dasar
D. Langkah langkah bertanya dasar
4. Bagaimana keterampilan mengadakan interaksi?
A. Pengertian keterampilan mengadakan interaksi
B. Komponen keterampilan mengadakan interaksi
C. Jenis jenis keterampilan mengadakan interaksi
D. Langkah langkah mengadakan interaksi

D. Tujuan Penulisan
Berikut adalah tujuan penulisan makalah ini:
1. Mengetahui keterampilan membuka pelajaran
A. Pengertian keterampilan membuka pelajaran
B. Komponen dalam keterampilan membuka pembelajaran
C. Jenis jenis keterampilan membuka pembelajaran
D. Langkah langkah dalam menjelaskan pelajaran
2. Mengetahui keterampilan menjelaskan:
A. Pengertian keterampilan membuka pelajaran
B. Komponen dalam keterampilan membuka pembelajaran
C. Jenis jenis keterampilan membuka pembelajaran
D. Langkah langkah dalam menjelaskan pelajaran
3. Mengetahui keterampilan bertanya dasar:
A. Pengertian keterampilan bertanya dasar
B. Komponen keterampilan bertanya dasar
C. Jenis jenis keterampilan bertanya dasar
D. Langkah langkah bertanya dasar
4. Mengetahui keterampilan mengadakan interaksi:
A. Pengertian keterampilan mengadakan interaksi
B. Komponen keterampilan mengadakan interaksi
C. Jenis jenis keterampilan mengadakan interaksi
D. Langkah langkah mengadakan interaksi
Webbing Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
Webbing Komponen Keterampilan Menjelaskan Pelajaran
Webbing Komponen Keterampilan Bertanya Dasar
Webbing Komponen Keterampilan Mengadakan Interaksi
BAB II
KAJIAN LITERATUR

No. Materi/Sub-Materi Referensi Pengkaji

Komponen Keterampilan Mengajar

1. Keterampilan Pengertian Keterampilan Membuka Pelajaran Alea Jamiela Haviel


Membuka Pelajaran 1. Supriatna, E., & Wahyupurnomo, M. A. (2015). (1105621057)
Keterampilan guru dalam membuka dan menutup
pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan di SMAN Se-Kota Pontianak. Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia, 11(1). Hal 66-67
2. Hayati, U., & Miranda, D. (2017). Keterampilan
Guru Dalam Membuka Dan Menutup Kegiatan
Pembelajaran Di TK. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 6(1). Hal 1-4
3. Lilis, S. N. (2020). KETERAMPILAN MEMBUKA DAN
MENUTUP PEMBELAJARAN PADA KELAS ATAS DI
MI MUHAMMADIYAH AJIBARANG KULON
KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN
BANYUMAS (Doctoral dissertation, IAIN
Purwokerto). 28-29
4. Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Guru dan Anak
Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka
Cipta.

Komponen dalam Keterampilan Membuka Pelajaran


1. Monica, Shella, and Hadiwinarto Hadiwinarto.
"Pengaruh Keterampilan Membuka Dan Menutup
Pembelajaran Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1
Lubuklinggau." Ad-Man-Pend: Jurnal Administrasi
Manajemen Pendidikan 3.2 (2021): 17.
2. Khakiim, U., Degeng, I. N. S., & Widiati, U. (2016).
Pelaksanaan membuka dan menutup pelajaran
oleh guru kelas 1 sekolah dasar. Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(9), Hal
1730-1734.
3. Uno, Hamzah. Orientasi Baru Dalam Psikologi
Pembelajaran. Indonesia, Bumi Aksara, 2023. Hal
175

Jenis - Jenis Keterampilan Membuka Pelajaran

1. Lubis, A. D., & Nurhuda, N. (2016). Kegiatan


Membuka dan Menutup Pembelajaran Diprogram
Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Islam Riau.
PEKA, 4(2), 100-113.

Langkah - langkah Membuka Pelajaran


1. Helmiati, H. (2013). Micro teaching: Melatih
Keterampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta: Aswaja
Persindo. Hal 43-46
2. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
perlu dimiliki guru Keterampilan Membuka dan
Menutup Pelajaran Perlu Dimiliki Guru

2. Keterampilan Pengertian Keterampilan Menjelaskan


Menjelaskan 1. Wulandari, Y., & Kurniah, N. (2018). Kemampuan
Guru dalam Melaksanakan Keterampilan
Menjelaskan (di Tk Witri 2 Kota Bengkulu). Jurnal
Ilmiah Potensia, 3(1), Hal 49-50
2. Lisnawati, Ica, and Rohita Rohita. "Keterampilan
Mengajar pada Guru Taman Kanak-kanak: Tinjauan
pada Keterampilan Menjelaskan." JP2KG AUD
(Jurnal Pendidikan, Pengasuhan, Kesehatan dan
Gizi Anak Usia Dini) 1.1 (2020): 57.

Komponen Dalam Keterampilan Menjelaskan


1. Wulandari, Y., & Kurniah, N. (2018). Kemampuan
Guru dalam Melaksanakan Keterampilan
Menjelaskan (di Tk Witri 2 Kota Bengkulu). Jurnal
Ilmiah Potensia, 3(1), Hal 49-50
2. NURIANTO,. ANALISIS KETERAMPILAN MENGAJAR
GURU MATERI PENGUKURAN SUDUT PADA KELAS
IV SDN 1 SOKARAJA KULON DAN SDN 2
SOKARAJA KULON. Diss. UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO, 2019. Hal 10
3. Djamarah, S. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 135.

Jenis - Jenis Keterampilan Menjelaskan


1. Diniyah, Nusrotud (2023) Keterampilan Mengajar
Guru PAUD dalam Analisis Neurosains di TK
Muslimat Al Munawwaroh Dawe Kudus.
Undergraduate thesis, IAIN KUDUS. Hal 18-19.
2. Suherman, A. PEMBELAJARAN KETERAMPILAN
MENJELASKAN. (Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa
Arab FPBS UPI. 2013. Hal 3

Tahapan - Tahapan Dalam Keterampilan Menjelaskan


1. Buchari Alma. 2009. Guru Profesional Menguasai
Metode dan Terampil Mengajar. Bandung:
Alfabeta
2. Bahtiar, D. Sulastri. Kemampuan dasar Mengajar.
Universitas Negeri Yogyakarta. 2019. 15-16

3. Keterampilan 1. Sunarto, I., & Rohita, R. (2021). Penguasaan Joya Angelica Lestari
Bertanya Dasar Keterampilan Bertanya Dasar Di Tk Baiturrahman. (1105621094)
Jurnal Anak Usia Dini Holistik Integratif (AUDHI),
2(1), 1-11.
2. Metafisika, K. (2019). Penilaian Keterampilan
Bertanya Calon Guru PAUD sebagai Strategi
Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Child
Education Journal, 1(2), 88-95.
3. Pietono, Y. D. (2014). Mendidik anak sepenuh hati.
Elex Media Komputindo, hal 108.
4. Maulia, D. M. (2014). Jenis-Jenis Pertanyaan Yang
Diajukan Guru Berdasarkan Maksud Dan Dimensi
Kognitif Revisi Taksonomi Bloom Dalam
Pembelajaran Matematika Kelas Viii Smp Negeri 1
Gemolong.

4. Keterampilan 1. Khasinah, S. (2015). Interaksi ekstratekstual dalam

Mengadakan proses bercerita kepada anak usia dini. Gender


Interaksi Equality: International Journal of Child and Gender
Studies, 1(1), 99-110.
2. Sofia, A., & Anggraini, G. F. (2018). Interaksi Sosial

Antara Guru dan Anak dalam Pengembangan


Berbicara Anak Usia Dini. Jurnal PAUD: Kajian
Teori Dan Praktik Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1),
7-18.
3. Azzahra, N. A., Hardika, H., & Kuswandi, D. (2019).

Pola Komunikasi Guru dalam Pembelajaran Anak


Usia Dini. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan, 4(2), 137-142.
4. Yahzanun, A. U. W., Adi, K. R., & Wiradimadja, A.

(2022). Pola interaksi guru dan peserta didik dalam


Pembelajaran Jarak Jauh. Edueksos Jurnal
Pendidikan Sosial & Ekonomi, 11(1).
5. Fahri, L. M., & Qusyairi, L. A. H. (2019). Interaksi

sosial dalam proses pembelajaran. Palapa, 7(1),


149-166.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran


1. Pengertian Keterampilan Membuka Pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran merupakan kegiatan dan
pernyataan guru yang dilakukan pada pertama kali kegiatan pembelajaran
berlangsung yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat suasana
kelas atau pembelajaran yang sudah siap secara mental dan menimbulkan
perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. 1
Menurut (Djamarah, 2010) menyatakan bahwa keterampilan
membuka pelajaran adalah sebagai upaya atau siasat guru untuk
menciptakan serta membangun mental anak dan menimbulkan perhatian
dari seluruh peserta didik agar perhatiannya terpusat dan juga menaikkan
minat peserta didik untuk mulai siap belajar. 2
Sejalan juga dengan pendapat dari (Saud, 2012 dalam (Hayati,
2017) mengatakan bahwa keterampilan membuka pelajaran merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh guru atau pendidik untuk mempersiapkan
mental peserta didik dan juga menimbulkan perhatian peserta didik saat
mulainya pembelajaran.3
Selain itu menurut (Darmadi, 2009) dalam (Monika, 2020)
menyampaikan bahwa keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan

1 Supriatna, Eka, dkk. "Keterampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di SMAN Se-Kota Pontianak." Jurnal Pendidikan Jasmani
Indonesia 11.1 (2015). Hal 66-67.
2 Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka
Cipta. 2010. Hal 139.
3 Hayati, Ummi, and Dian Miranda. "Keterampilan Guru Dalam Membuka Dan Menutup Kegiatan
Pembelajaran Di TK." Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK) 6.1 (2017). Hal 1.
dan pernyataan dari guru untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
menciptakan prakondisi agar mental dan perhatian siswa tertuju pada
materi pelajaran yang akan dipelajari mereka. 4
Keterampilan membuka pelajaran berhubungan dengan
menciptakan kesan respektif dikalangan siswa, pada saat mulai memasuki
kelas, menciptakan kondisi emosional yang baik di dalam kelas, dan
menyampaikan “prolog” dari kegiatan belajar mengajar atau disebut
apersepsi.

2. Komponen Dalam Keterampilan Membuka Pelajaran


Dalam keterampilan seorang guru membuka pelajaran juga
terdapat komponen - komponen di dalamnya, berikut ini adalah
komponen apa saja di dalam keterampilan membuka pelajaran. Menurut
(Syambasril, 2014) dalam (Hayati, 2017) mengatakan komponen -
komponen dalam keterampilan membuka pelajaran yaitu 5;
a. Menarik perhatian anak,
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru,
1) Variasi gaya belajar guru, Guru dapat memvariasikan
sikap dan gaya mengajarnya dengan intonasi suara
yang berbeda, gerak tangan/tubuh dan ekspresi
muka dan sebagainya asalkan semuanya bermakna.
2) Penggunaan alat bantu mengajar. Agar anak tertarik
dan antusias, guru dapat menggunakan alat bantu

4 Monica, Shella, and Hadiwinarto Hadiwinarto. "Pengaruh Keterampilan Membuka Dan Menutup
Pembelajaran Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1
Lubuklinggau." Ad-Man-Pend: Jurnal Administrasi Manajemen Pendidikan 3.2 (2021): Hal 15.
5 Hayati, Ummi, and Dian Miranda. "Keterampilan Guru Dalam Membuka Dan Menutup Kegiatan
Pembelajaran Di TK." Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK) 6.1 (2017). Hal 2
untuk menunjang kegiatan belajar, seperti laptop,
buku dongeng/buku cerita, boneka tangan, atau
benda konkrit.
3) Variasi dalam pola interaksi, guru bisa membangun
interaksi dengan anak melalui pertanyaan pemantik,
untuk membangun keingintahuan dan interaksi
dengan anak.6
b. Menimbulkan motivasi
berikut ini beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh
guru dalam menumbuhkan motivasi anak,
1) Kehangatan dan antusias. Guru hendaknya bersikap
hangat serta antusias pada anak/peserta didik agar
menimbulkan rasa senang dalam mengerjakan tugas
sehingga timbul motivasi untuk belajar.
2) Menimbulkan rasa ingin tahu, guru dapat
menimbulkan rasa keingintahuan anak dengan
pertanyaan pemantik atau juga bisa melalui
menceritakan suatu peristiwa serta menampilkan
video pembelajaran edukatif untuk memantik rasa
ingin tahu anak.
3) Mengemukakan ide yang tampaknya bertentangan.
guru dapat mengajukan pertanyaan kepada anak
yang kesannya pertanyaan tersebut bertentangan
dengan pengetahuan anak sebelumnya, seperti
“Mengapa lumba - lumba disebut hewan mamalia,
padahal lumba - lumba hidup di laut?”
6 Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Indonesia, Bumi Aksara, 2023. Hal 175.
c. Memberikan acuan
Guru juga bisa memberikan acuan kepada anak di dalam
kelas, yaitu,
1) Mengemukakan kompetensi dasar, indikator hasil
belajar, dan batas-batas tugas.
2) Memberi petunjuk atau saran tentang langkah-
langkah kegiatan. Pada awal kegiatan guru dapat
memberikan petunjuk atau cara dalam melakukan
kegiatan tersebut secara terstruktur dan terarah.
3) Mengajukan pertanyaan pengarahan, dalam hal ini
guru dapat menunjukkan sesuatu kepada siswa
untuk mengarahkan pada topik pembelajaran dan
membantu siswa memperhatikan hal yang akan
dijelaskan.
d. Membuat kaitan.
Menghubungkan antar aspek yang relevan, Dalam
permulaan pelajaran guru meninjau kembali sampai
seberapa jauh pelajaran yang diberikan sebelumnya telah
dipahami. Caranya, guru dapat mengajukan pertanyaan
pertanyaan pada siswa, tetapi dapat pula merangkum isi
materi pelajaran terdahulu secara singkat. 7

7 Monica, Shella, and Hadiwinarto Hadiwinarto. "Pengaruh Keterampilan Membuka Dan Menutup
Pembelajaran Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1
Lubuklinggau." Ad-Man-Pend: Jurnal Administrasi Manajemen Pendidikan 3.2 (2021): 17.
3. Jenis - Jenis Keterampilan Membuka Pelajaran
Dalam keterampilan membuka pelajaran ada beberapa jenis yang
harus diperhatikan oleh guru atau juga pendidik di dalam kelas,
diantaranya8
a. Kontinu atau Berkesinambungan Artinya antara gagasan
pembukaan dengan pokok bahasan tidak terjadi garis
pemisah. Oleh karena itu, gagasan pembukaan dengan
pokok bahasan dari segi materi harus ada relevansinya.
b. Antusiasme dan Kehangatan Dalam Mengkomunikasikan
Gagasan Antusiasme menandai kadar motivasi yang tinggi
dari guru dan hasil ini akan berpengaruh pada motivasi
yang tinggi pula pada peserta didik.
c. Fleksibel atau penggunaan secara luwes Fleksibel dalam
kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti
tidak terputus-putus atau lancar.

4. Langkah - Langkah Dalam Membuka Pelajaran


Seorang guru diharuskan untuk mampu menguasai kelas terlebih
saat sedang kegiatan pembelajaran dengan anak sedang berlangsung,
diawali dengan membuka pelajaran, dalam tahapan membuka pelajaran
merupakan pondasi awal terbentuknya kemauan anak dalam belajar
hingga akhir pembelajaran di dalam kelas, berikut ini adalah langkah -
langkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk membuka
pelajaran, yaitu9

8 Armayanti, Ria. "Keterampilan Guru Dalam Melakukan Kegiatan Membuka Dan Menutup
Pembelajaran di SD Negeri 03 Hulu Palik Kabupaten Bengkulu Utara (Penelitian Deskriptif)."
Skripsi. Univesitas Bengkulu (2014). Hal 11.
9Keterampilan membuka dan menutup pelajaran perlu dimiliki guru https://blog.kejarcita.id/meski-
sepele-keterampilan-membuka-dan-menutup-pelajaran-perlu-dimiliki-guru-begini-caranya/
a. Menyapa dengan semangat
Guru hendaknya menyapa anak yang baru datang dengan
semangat serta hangat agar menimbulkan rasa nyaman
pada diri anak, serta agar anak menyerap energi positif
yang guru berikan.
b. Menarik perhatian peserta didik
Dalam membuka pelajaran guru dapat menarik perhatian
anak agar lebih fokus dengan pembelajaran, salah satu
cara membuat anak fokus dalam kelas misalnya
menggunakan media pembelajaran yang menarik untuk
anak.
c. Memberi motivasi pada peserta didik
Guru dapat memberikan motivasi pada peserta didik atau
anak agar anak lebih antusias dan lebih semangat untuk
memulai pembelajaran, serta meningkatkan rasa ingin
tahu anak akan materi pembelajaran dan juga
membangkitkan ide - ide kreatif anak saat pembelajaran.
d. Menerangkan materi sebelumnya
Guru dapat memulai pelajaran dengan menjelaskan
tentang keterkaitan materi yang akan dibahas pada
pertemuan itu dengan materi sebelumnya. Dengan begitu,
siswa akan tahu dan lebih mudah mengerti tentang materi
yang akan dibahas. Dan juga bahwa materi ini merupakan
materi yang berlanjut dari materi pertemuan sebelumnya.
B. Komponen Keterampilan Menjelaskan Pelajaran
1. Pengertian Keterampilan Menjelaskan Pelajaran
Menurut (Rusman 2010) dalam (Wulandari, 2018) mengatakan
bahwa keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran merupakan
penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya
antara sebab dengan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu
yang belum diketahui.10
Selain itu menurut pendapat (Uzer, 2008) dalam (Lisnawati, 2020)
mengatakan bahwa keterampilan menjelaskan merupakan keterampilan
guru dalam memberikan informasi secara lisan yang berupa fakta, ide atau
pendapat kepada anak didik.11
Menurut (Djamarah, 2010) mengemukakan pendapatnya tentang
keterampilan menjelaskan, keterampilan menjelaskan adalah pemberian
informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk
menunjukan adanya hubungan sebab akibat, antara generalisasi dengan
konsep, antara konsep dengan data, atau sebaliknya. Keberhasilan guru
menjelaskan ditentukan oleh tingkat pemahaman yang ditentukan anak
didik.12

2. Komponen Dalam Keterampilan Menjelaskan Pelajaran


Dalam keterampilan menjelaskan juga terdapat beberapa
komponen - komponen di dalamnya untuk mendukung guru dalam

10 Wulandari, Yulia, and Nina Kurniah. "Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Keterampilan
Menjelaskan (di Tk Witri 2 Kota Bengkulu)." Jurnal Ilmiah Potensia 3.1 (2018): 49
11 Lisnawati, Ica, and Rohita Rohita. "Keterampilan Mengajar pada Guru Taman Kanak-kanak:
Tinjauan pada Keterampilan Menjelaskan." JP2KG AUD (Jurnal Pendidikan, Pengasuhan,
Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini) 1.1 (2020): 57.
12 Masni, H. Hutabarat, Z. Pengajaran Mikro. CV. Eureka Media Askara. 2022. Hal 3
menjelaskan materi pembelajaran di dalam kelas, berikut ini adalah
beberapa dari komponen dalam menjelaskan pelajaran. Menurut (Alma,
2009) dalam (Nurianto, 2019) terdapat empat komponen dalam
keterampilan menjelaskan yaitu13,
a. Clarity (Kejelasan) meliputi (1) Kejelasan penggunaan
bahasa secara fasih; (2) Kejelasan dalam menyatakan
suatu ide secara eksplisit; (3) Upaya untuk menghindari
kekaburan.
b. Illustration and examples (Ilustrasi dan Contoh), ilustrasi
disini merupakan penggambaran dari ide yang telah
disampaikan, fungsinya untuk memperjelas gagasan
sehingga tidak menimbulkan tafsiran yang salah. Lalu
untuk contoh berarti diberikan untuk mengkonkritkan
ilustrasi yang diberikan, fungsinya untuk menghindari
terjadinya verbalisme. Untuk itu perlu diperhatikan,
kesederhanaan, jelas dan konkrit, selaras dengan tingkat
pengalaman siswa dan kalau mungkin faktual dan aktual.
c. Emphasis (Penekanan) penekanan dapat dilakukan oleh
guru melalui beberapa cara diantaranya penggunaan
suara (nada, volume ataupun tonenya), isyarat (simbol,
gerakan) dan penggunaan media/sumber pengajaran.
Penegasan atau pengarahan yang di antaranya dapat
dilakukan dengan cara: pengulangan (repetition),
pengikhtisaran atau pengambilan kesimpulan
(summarizing/resuming dan conclusion) yang biasanya

13 NURIANTO,. ANALISIS KETERAMPILAN MENGAJAR GURU MATERI PENGUKURAN


SUDUT PADA KELAS IV SDN 1 SOKARAJA KULON DAN SDN 2 SOKARAJA KULON. Diss.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO, 2019. Hal 10
dilakukan pada setiap akhir dari sesuatu yang
disampaikan serta penegasan dengan mempergunakan
kata kunci.
d. Feedback (Umpan Balik) dilakukan dengan beberapa
maksud atau kepentingan: 1) Sebagai evaluasi
sederhana. 2) Menciptakan situasi baru dan
menumbuhkan minat belajar. Cara yang dapat dilakukan
diantaranya: mengkaji pemahaman siswa, mengkaji
minat siswa, mengendalikan sikap dan perilaku siswa.
Menurut (Djamarah, 2010) menyatakan bahwa untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa, balikan dapat diperoleh dengan cara
memperhatikan tingkah laku siswa, memberi kesempatan siswa menjawab
pertnyaan guru dan meminta pendapat siswa apakah penjelasan yang
diberikan bisa dimengerti atau tidak.14

3. Jenis - Jenis Keterampilan Menjelaskan Pelajaran


Dalam menjelaskan di dalam kegiatan pembelajaran juga terdapat
jenis - jenis keterampilan menjelaskan yang bisa dikuasai oleh guru atau
pendidik. Menurut (Suherman, 2013) jenis - jenis keterampilan
menjelaskan diantaranya15,
a. Bertanya, guru biasanya memulai menjelaskan pelajaran
dengan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan ini bisa
sesuai dengan bahan atau materi yang akan disampaikan
kepada siswa (dalam kegiatan-kegiatan pembukaan di TK

14 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta,
2005), h. 135.
15 Suherman, A. PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENJELASKAN. (Dosen Jurusan
Pendidikan Bahasa Arab FPBS UPI. 2013. Hal 3
terlihat dalam pembahasan tema atau sub tema yang
akan dibicarakan hari tersebut).
b. Penjelasan, beberapa anak mungkin tidak bisa menjawab
dengan berbagai teknik bertanya secara tidak langsung
berarti siswa dapat memiliki sebagian bahan pelajaran
yang akan diberikan oleh guru di kelas. Sehingga guru
harus menjelaskan dengan memberikan keterangan
secukupnya terhadap sebagian lain pelajaran yang
direncanakan.
c. Memberikan contoh, pemahaman siswa terhadap konsep
baru dapat ditingkatkan melalui pemberian contoh yang
jelas dan nyata yang sedapat mungkin diambil dari
kehidupan sehari-hari yang sekiranya mudah dicerna
atau dipahami oleh siswa tersebut.

4. Langkah - Langkah Dalam Menjelaskan Pelajaran


Dalam keterampilan menjelaskan di dalam pelajaran juga terdapat
langkah - langkah yang harus dipahami oleh guru, yaitu
a. Menyampaikan informasi
Menyampaikan Informasi diartikan memberitahu tentang
materi atau informasi yang belum diketahui sebelumnya
dalam bentuk menyampaikan fakta dan memberikan
arahan serta disampaikan hanya untuk diketahui saja,
dalam pembelajaran menyampaikan informasi berarti
memberitahu tentang definisi atau pengertian dasar
tentang materi yang akan diajarkan.
b. Memberi motivasi
Motivasi berarti dorongan atau penguatan, berarti
kemampuan untuk memberikan dorongan semangat
agar menimbulkan minat, kemauan serta perhatian siswa
terhadap pembelajaran. Untuk memberikan motivasi
guru harus menunjukkan mengapa bahan pelajaran ini
harus dipelajari, apa gunanya dan utuk apa kenapa harus
diketahui.
c. Mengajukan pendapat pribadi
Guru dapat mengemukakan pendapatnya sendiri,
sebaiknya didahului dengan kata-kata “menurut
pendapat saya sendiri” dan disertai alasan-alasan fakta
atau data yang mendukung pendapatnya itu. Karena
pendapat yang bersifat subyektif, maka siswa harus
diberikan kebebasan untuk mengajukan pendapatnya
sendiri.
d. Pemberian contoh
Memberikan contoh yang nyata agar siswa mendapatkan
pemahaman yang baik dan meyakinkan peserta didik
terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari

e. Latihan
Dengan latihan siswa secara individu atau dengan
bimbingan guru mencari hubungan sebab-akibat pada
peristiwa yang lainnya16.

C. Komponen Keterampilan Bertanya Dasar


1. Pengertian Keterampilan Bertanya Dasar
Keterampilan bertanya dasar menurut Hasibuan (2006. 62) adalah
ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. 17
Respon dari pertanyaan yang telah diberikan dapat berupa pengetahuan,
wawasan, hingga hal-hal yang termasuk dalam hasil pertimbangan. Maka
dari itu, bertanya adalah kegiatan stimulus yang efektif untuk mendorong
kemampuan berpikir anak.
Keterampilan ini sangat perlu untuk dikuasai oleh guru agar dapat
menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena
hampir dalam seluruh tahap proses belajar anak, guru maupun anak
dituntut untuk saling bertukar pertanyaan. Guru harus bisa mengajukan
pertanyaan yang dapat menstimulasi pola berpikir akan agar lebih
kompleks dan dapat bernalar dengan lebih baik lagi.

2. Komponen dalam Keterampilan Bertanya Dasar


Terdapat tiga komponen dalam keterampilan bertanya dasar guru
PAUD menurut Sa’ud (2009: 62), antara lain sebagai berikut:
a. Mengungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat.
Pada komponen ini, guru dianjurkan untuk memberikan
pertanyaan yang jelas dan singkat kepada anak. Pertanyaan
16 Bahtiar, D. Sulastri. Kemampuan dasar Mengajar. Universitas Negeri Yogyakarta. 2019. 15-16
17 Sunarto, I., & Rohita, R. (2021). Penguasaan Keterampilan Bertanya Dasar Di Tk
Baiturrahman. Jurnal Anak Usia Dini Holistik Integratif (AUDHI), 2(1), hal 2.
yang berbelit dan terlalu panjang akan sulit dipahami oleh
anak, sehingga guru harus dapat memadatkan pertanyaan
dan menyampaikan kepada anak secara jelas dan singkat.
b. Menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh anak
sesuai taraf perkembangan.
Karena kemampuan bernalar anak masih belum terlalu
tinggi dan perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak
belum terlalu banyak, kemampuan anak untuk mencerna
kalimat pada sebuah pertanyaan juga belum terlalu
kompleks. Maka dari itu, seorang guru harus bisa menyusun
kalimat pertanyaan yang mudah dipahami oleh anak usia
dini.
c. Pemberian acuan.
Sebelum memberikan sebuah pertanyaan kepada anak,
guru harus memberikan acuan atau gambaran awal
mengenai suatu hal atau informasi yang relevan dengan
jawaban yang diharapkan akan dijawab oleh anak.

3. Jenis - Jenis Keterampilan Bertanya Dasar


Dalam keterampilan bertanya dasar, seorang guru harus bisa
mengklasifikasikan pertanyaan ke dalam beberapa jenis. Terdapat dua
jenis pertanyaan sesuai dengan tingkat dari kesulitan pertanyaan, antara
lain sebagai berikut 18 :

a. LOTS (Low Order Thinking Skills)

18 Metafisika, K. (2019). Penilaian Keterampilan Bertanya Calon Guru PAUD sebagai Strategi
Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Child Education Journal, 1(2), 88-95.
LOTS adalah bentuk pertanyaan tingkat dasar atau paling
mudah dan sederhana. LOTS biasanya adalah pertanyaan
yang membutuhkan jawaban dalam bentuk metode atau tata
cara akan suatu hal, dan deskripsi mengenai suatu benda
atau hal.
b. HOTS (High Order Thinking Skills)
HOTS adalah bentuk pertanyaan tingkat tinggi demi
meningkatkan keterampilan berpikir dengan skala yang lebih
tinggi. Bentuk-bentuk dari pertanyaan HOTS ini biasanya
berupa pertanyaan eksplanasi dan jawabannya
membutuhkan anak untuk menjelaskan suatu hal,
pertanyaan rasional atau pertanyaan yang jawabannya
dikaitkan dengan ilmu-ilmu yang sudah dipelajari oleh anak,
dan pertanyaan preferensi atau pertanyaan yang jawabannya
berdasarkan pendapat pribadi anak sesuai dengan gagasan
ide dari masing-masing anak.
Pengklasifikasian jenis pertanyaan selain berdasarkan tingkat
kesulitannya, dibagi juga berdasarkan tujuan dan maksud dari pertanyaan
tersebut. Terdapat empat jenis pertanyaan menurut Moh. Uzer Usman
(2011: 75-76) berdasarkan maksud19, yaitu sebagai berikut:

a. Pertanyaan Permintaan (compliance question)

19 Maulia, D. M. (2014). Jenis-Jenis Pertanyaan Yang Diajukan Guru Berdasarkan Maksud Dan
Dimensi Kognitif Revisi Taksonomi Bloom Dalam Pembelajaran Matematika Kelas Viii Smp Negeri
1 Gemolong.
Pertanyaan yang mengharapkan anak untuk dapat mematuhi
atau menjalankan sebuah perintah dari guru dalam bentuk
pertanyaan.
b. Pertanyaan Retoris (rhetorical question)
Pertanyaan yang tidak diharapkan untuk dijawab oleh anak
melainkan pertanyaan yang akan dijawab sendiri oleh guru.
Model pertanyaan seperti ini juga dapat menjadi teknik
untuk menyampaikan sebuah informasi kepada anak.
c. Pertanyaan mengarahkan/menuntun (prompting question)
Pertanyaan yang diberikan kepada anak dalam rangka
memberi arahan kepada anak dalam proses berpikirnya.
Model pertanyaan ini diajukan oleh guru ketika hendak
membuat anak memperhatikan dengan seksama mengenai
bagian tertentu dalam sebuah materi. Kondisinya yaitu ketika
anak tidak dapat menjawab atau salah menjawab
pertanyaan, guru akan mengajukan pertanyaan lanjutan
yang akan menuntun proses berpikir anak sehingga pada
akhirnya anak dapat kembali menjawab pertanyaan pertama.
d. Pertanyaan menggali (probing question)
Pertanyaan model ini adalah pertanyaan lanjutan yang akan
mendorong anak untuk lebih mendalami jawabannya
terhadap pertanyaan-pertanyaan sebelumnya yang sudah
ditanyakan oleh guru. Anak kemudian akan diminta lebih
meningkatkan perbendaharaan kata dan penjelasan yang
lebih detail dari sebelumnya.
Terdapat juga jenis pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom yang
mengacu pada ranah kognitif siswa yang akan digali dengan diberikannya
pertanyaan tersebut. Menurut Moh. Uzer Usman (2011: 75-76), jenis-jenis
dari pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:
a. Pertanyaan Pengetahuan (recall question atau knowledge
question). Pertanyaan ini terdiri dari pertanyaan 5W + 1H
atau menggunakan kata tanya apa, dimana, kapan, siapa,
dan sebutkan.
b. Pertanyaan pemahaman (comprehension question).
Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang jawabannya berupa
pemahaman dengan kata-kata sendiri. Biasanya pertanyaan
ini akan menggunakan kata pertanyaan perintah, yaitu
jelaskan, uraikan, dan bandingkan.
c. Pertanyaan penerapan (application question). Pertanyaan ini
adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban dengan
penerapan pengetahuan atau informasi yang sudah diterima
oleh anak. Sehingga kemampuan penerapan ilmu yang telah
didapat sangatlah diperlukan di sini.
d. Pertanyaan analisis (analysis question). Pertanyaan ini
menuntut anak untuk mengidentifikasi sebuah alasan,
menemukan bukti, dan mencapai sebuah kesimpulan. Dalam
menjawab pertanyaan ini, kemampuan berpikir analitik anak
akan sangat terstimulasi dan juga akan memiliki kemampuan
untuk membedakan, mengkritik, memeriksa sebuah
kebenaran, dan menyimpulkan suatu hal.
e. Pertanyaan sintesis (synthesis question). Pertanyaan ini
membutuhkan jawaban benar yang tidak hanya satu, tapi
memungkinkan untuk memiliki jawaban benar yang
beragam. Dari pertanyaan ini, anak akan terbiasa untuk
membuat prediksi, memecahkan masalah, dan mencari
komunikasi.
f. Pertanyaan evaluasi (evaluation question). Pertanyaan ini
adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban dengan cara
memberikan pandangan penilaian atau pendapat anak
terhadap suatu isu serta topik yang ditampilkan.

4. Langkah - Langkah dalam Bertanya Dasar


Seorang guru harus memiliki kemampuan untuk memberikan
pertanyaan dasar kepada anak. Terdapat beberapa langkah untuk
memberikan pertanyaan dasar kepada anak yang harus diketahui oleh
guru20, langkah-langkah dalam bertanya dasar adalah sebagai berikut:
a. Melakukan dialog kreatif sebelum memberikan pertanyaan
kepada anak agar anak dapat membayangkan arah dari
pertanyaan mengenai suatu hal.
b. Memberikan pertanyaan yang bersifat inkuiri sehingga anak
dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif ketika
akan menjawab pertanyaan dari guru.
c. Mengajukan pertanyaan kepada anak dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh anak usia dini, tidak menggunakan
kalimat yang terlalu baku dan berbelit-belit.

20 Pietono, Y. D. (2014). Mendidik anak sepenuh hati. Elex Media Komputindo, hal 108.
d. Memberikan waktu bagi anak untuk memikirkan jawaban
dan merangkai kata-kata agar kemampuan berbahasa anak
juga turut terstimulasi.
e. Menjadikan pertanyaan sebagai wadah anak untuk
berdiskusi dengan teman sebaya nya untuk saling bertukar
pendapat sehingga kemampuan anak untuk berinteraksi
dengan teman sebaya nya akan terstimulasi. Pertanyaan
dengan model seperti ini akan lebih menyenangkan karena
anak dapat bertukar pikiran.
f. Memberikan apresiasi kepada anak berupa pujian atau
gestur apresiasi secara sederhana agar menambah nilai
kepercayaan diri anak, sehingga kedepannya anak akan
terus berani untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan
karena anak merasa dihargai oleh guru.

D. Komponen Keterampilan Mengadakan Interaksi


1. Pengertian Keterampilan Mengadakan Interaksi
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak luput dari kegiatan
berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
seorang guru juga tidak terlepas dari kegiatan berinteraksi dengan anak.
Keterampilan mengadakan interaksi ini adalah salah satu kompetensi
sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru. Menurut pendapat Surya
(2011:138), kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh
seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. 21

21 Sofia, A., & Anggraini, G. F. (2018). Interaksi Sosial Antara Guru dan Anak dalam
Pengembangan Berbicara Anak Usia Dini. Jurnal PAUD: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan
Anak Usia Dini, 1(1), 7-18.
Salah satu kompetensi sosial yang harus dimiliki seorang guru
adalah dapat berinteraksi dengan anak sehingga membuat suasana belajar
yang menyenangkan dan dapat menstimulasi anak dengan baik. Arti dari
interaksi menurut Lionel Kernerman (1990, 260) adalah sebagai jalinan
komunikasi antara dua orang atau lebih dan saling mempengaruhi. 22

Maka dari itu, interaksi dalam pembelajaran adalah proses jalinan


komunikasi dua arah antara guru dengan anak usia dini dengan memiliki
maksud serta tujuan yang hendak dicapai.

2. Komponen Dalam Keterampilan Mengadakan Interaksi


Untuk mengadakan interaksi yang baik antara guru dengan anak,
berdasarkan Riyana (2008), terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
sebagai komponen-komponen penunjang pembelajaran dalam proses
interaksi antara guru dan anak23, diantaranya sebagai berikut:
a. Penyusunan tujuan di dalam RKH harus meliputi kegiatan
interaktif dimana guru harus memilih indikator sesuai
tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran pada hari
tersebut.
b. Bahan serta materi yang akan disampaikan oleh guru dalam
pembelajaran harus sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak, serta guru diharapkan mampu memahami materi
secara mendalam agar dapat menyampaikan materi dengan
baik kepada anak.

22 Khasinah, S. (2015). Interaksi ekstratekstual dalam proses bercerita kepada anak usia dini.
Gender Equality: International Journal of Child and Gender Studies, 1(1), 99-110.
23 Azzahra, N. A., Hardika, H., & Kuswandi, D. (2019). Pola Komunikasi Guru dalam
Pembelajaran Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 4(2), 137-
142.
c. Guru harus kreatif ketika akan memiliki metode dalam
proses pembelajaran sehingga interaksi antara guru dengan
anak dapat terlaksana dengan baik dan tidak membuat
anak mudah merasa jenuh.
d. Terdapat media di dalam proses pembelajaran sehingga
guru diharuskan dapat membuat media yang menarik dari
segi warna, gambar yang digunakan, hingga desain media
yang unik sehingga rasa ingin tahu anak meningkat akan
suatu hal. Karena hal ini, proses interaksi antara guru
dengan anak akan semakin lancar dan baik.
e. Evaluasi dari pembelajaran digunakan sebagai metode guru
untuk mengetahui pemahaman anak mengenai materi yang
telah disampaikan pada hari itu sesuai dengan RKH. Dari
sini dapat diketahui apakah proses interaksi sudah
terlaksana dengan maksimal atau masih membutuhkan hal
lain agar pembelajaran di kemudian hari dapat terlaksana
dengan sesuai.

3. Jenis - Jenis Keterampilan Mengadakan Interaksi


Dalam proses pembelajaran, terdapat proses interaksi yang
dilaksanakan oleh guru. Dari proses interaksi tersebut, terdapat tiga jenis
pola komunikasi24, penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Komunikasi Satu Arah
Proses komunikasi satu arah berdasarkan Djamarah (2010)
biasanya dilakukan oleh guru menggunakan metode

24 Yahzanun, A. U. W., Adi, K. R., & Wiradimadja, A. (2022). Pola interaksi guru dan peserta didik
dalam Pembelajaran Jarak Jauh. Edueksos Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 11(1).
ceramah dalam melaksanakan pembelajaran. Proses
interaksi ini adalah dengan menjadikan guru sebagai pusat
dari pembelajaran dimana guru adalah satu-satunya yang
berbicara dalam kegiatan pembelajaran.
b. Komunikasi Dua Arah
Pembelajaran dengan komunikasi dua arah sering
menggunakan metode tanya jawab dalam kegiatannya
(Djamarah & Zain, 2010). Dalam komunikasi ini, anak dan
guru secara bergantian berbicara dan saling memberikan
hubungan timbal balik. Suasana pembelajaran dengan dua
arah akan menjadi semakin hidup karena adanya
komunikasi berasal dari anak kepada guru, dan begitu juga
sebaliknya.
c. Komunikasi Tiga Arah/Multi Arah
Proses pembelajaran dengan jenis komunikasi ini biasanya
berbentuk diskusi atau forum dengan tatanan kelas duduk
melingkar secara bersama-sama. Komunikasi tiga arah
dapat menjadi metode yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan berbicara anak dalam bergilir sehingga proses
diskusi dapat dilaksanakan dengan baik.

4. Langkah - Langkah Dalam Mengadakan Interaksi


Kegiatan pembelajaran dengan proses interaksi antara guru dengan
peserta didik tidak semata-mata dapat terlaksana begitu aja. Terdapat
tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh guru, yaitu sebagai berikut 25:

25 Fahri, L. M., & Qusyairi, L. A. H. (2019). Interaksi sosial dalam proses pembelajaran. Palapa,
7(1), 149-166.
a. Menentukan tujuan yang hendak dicapai melalui proses
interaksi dalam pembelajaran antara guru dengan anak.
b. Menggarap atau menentukan materi yang hendak
disampaikan dan didiskusikan melalui proses interaksi.
c. Menyiapkan aktivitas yang bisa menjadi pembangun
interaksi anak yang aktif dalam pembelajaran karena dalam
pembelajaran dengan anak usia dini, pusat dari
pembelajaran ada pada anak. Sehingga guru harus
menyiapkan aktivitas yang aktif dan kreatif untuk anak.
d. Guru hadir sebagai seorang motivator untuk anak dimana
guru membimbing anak dalam proses pembelajaran. Dari
sini terjadi juga kegiatan interaksi antara guru dan anak.
e. Terdapat batasan waktu untuk mencapai tujuan tertentu. Di
dalam interaksi pembelajaran jelas dibutuhkan juga sikap
disiplin sehingga anak dapat menghargai waktu dan
mengetahui aturan-aturan yang ada dan harus anak ikuti.
f. Penilaian kemudian dilakukan untuk mengetahui apakah
proses interaksi belajar mengajar antara guru dan anak
terlaksana dengan baik atau masih membutuhkan
pengembangan agar kedepannya pembelajaran akan
menjadi lebih baik.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah ini membahas tentang keterampilan mengajar guru PAUD
dengan fokus pada empat komponen utama: keterampilan membuka
pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya dasar, dan
keterampilan mengadakan interaksi.
Keterampilan Membuka Pelajaran: Ini adalah langkah pertama
dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk menarik perhatian siswa
dan mempersiapkan mereka secara mental. Guru harus terampil dalam
menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar dan memancing minat
siswa.
Keterampilan Menjelaskan: Guru harus mampu menyajikan
informasi secara jelas dan sistematis agar siswa dapat memahaminya
dengan baik. Keterampilan ini mencakup penggunaan ilustrasi, contoh,
penekanan, dan umpan balik untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Keterampilan Bertanya Dasar: Guru harus dapat mengajukan
pertanyaan yang relevan dan memotivasi siswa untuk berpikir secara kritis.
Pertanyaan dapat diklasifikasikan sebagai tingkat pemikiran rendah (LOTS)
dan tinggi (HOTS) serta berdasarkan tujuan pertanyaan tersebut.
Keterampilan Mengadakan Interaksi: Guru perlu mampu
berinteraksi dengan siswa secara efektif, mendengarkan dengan baik,
memberikan respon positif, dan mendorong siswa untuk berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran.
Setiap komponen keterampilan mengajar ini memiliki pengertian,
komponen-komponen yang terkait, jenis-jenis, serta langkah-langkah
yang harus diikuti oleh guru. Dengan memahami dan menguasai
keterampilan-keterampilan ini, diharapkan proses pembelajaran di PAUD
dapat berjalan dengan baik dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Azzahra, N. A., Hardika, H., & Kuswandi, D. (2019). Pola Komunikasi Guru
dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan: Teori,
Penelitian, dan Pengembangan, 4(2), 137-142.
Bahtiar, D. Sulastri. Kemampuan dasar Mengajar. Universitas Negeri
Yogyakarta. 2019. 15-16
Buchari Alma. 2009. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Diniyah, Nusrotud (2023) Keterampilan Mengajar Guru PAUD dalam
Analisis Neurosains di TK Muslimat Al Munawwaroh Dawe
Kudus. Undergraduate thesis, IAIN KUDUS. Hal 18-19.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fahri, L. M., & Qusyairi, L. A. H. (2019). Interaksi sosial dalam proses
pembelajaran. Palapa, 7(1), 149-166.
Hayati, U., & Miranda, D. (2017). Keterampilan Guru Dalam Membuka Dan
Menutup Kegiatan Pembelajaran Di TK. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 6(1). Hal 1-4
Helmiati, H. (2013). Micro teaching: Melatih Keterampilan Dasar Mengajar.
Yogyakarta: Aswaja Persindo. Hal 43-46
Khasinah, S. (2015). Interaksi ekstratekstual dalam proses bercerita kepada
anak usia dini. Gender Equality: International Journal of Child
and Gender Studies, 1(1), 99-110.
Khakiim, U., Degeng, I. N. S., & Widiati, U. (2016). Pelaksanaan membuka
dan menutup pelajaran oleh guru kelas 1 sekolah dasar. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(9), Hal
1730-1734.
Lilis, S. N. (2020). KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP
PEMBELAJARAN PADA KELAS ATAS DI MI MUHAMMADIYAH
AJIBARANG KULON KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN
BANYUMAS (Doctoral dissertation, IAIN Purwokerto). 28-29
Lisnawati, Ica, and Rohita Rohita. "Keterampilan Mengajar pada Guru
Taman Kanak-kanak: Tinjauan pada Keterampilan Menjelaskan."
JP2KG AUD (Jurnal Pendidikan, Pengasuhan, Kesehatan dan Gizi
Anak Usia Dini) 1.1 (2020): 57.
Lubis, A. D., & Nurhuda, N. (2016). Kegiatan Membuka dan Menutup
Pembelajaran Diprogram Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Islam Riau. PEKA, 4(2), 100-113.
Maulia, D. M. (2014). Jenis-Jenis Pertanyaan Yang Diajukan Guru
Berdasarkan Maksud Dan Dimensi Kognitif Revisi Taksonomi
Bloom Dalam Pembelajaran Matematika Kelas Viii Smp Negeri 1
Gemolong.
Metafisika, K. (2019). Penilaian Keterampilan Bertanya Calon Guru PAUD
sebagai Strategi Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Child
Education Journal, 1(2), 88-95.
Monica, Shella, and Hadiwinarto Hadiwinarto. "Pengaruh Keterampilan
Membuka Dan Menutup Pembelajaran Terhadap Keaktifan
Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1
Lubuklinggau." Ad-Man-Pend: Jurnal Administrasi Manajemen
Pendidikan 3.2 (2021): 17.
NURIANTO,. ANALISIS KETERAMPILAN MENGAJAR GURU MATERI
PENGUKURAN SUDUT PADA KELAS IV SDN 1 SOKARAJA
KULON DAN SDN 2 SOKARAJA KULON. Diss. UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO, 2019. Hal 10
Sofia, A., & Anggraini, G. F. (2018). Interaksi Sosial Antara Guru dan Anak
dalam Pengembangan Berbicara Anak Usia Dini. Jurnal PAUD:
Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 7-18.
Suherman, A. PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENJELASKAN. (Dosen
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab FPBS UPI. 2013. Hal 3
Sunarto, I., & Rohita, R. (2021). Penguasaan Keterampilan Bertanya Dasar
Di Tk Baiturrahman. Jurnal Anak Usia Dini Holistik Integratif
(AUDHI), 2(1), 1-11.
Supriatna, E., & Wahyupurnomo, M. A. (2015). Keterampilan guru dalam
membuka dan menutup pelajaran pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan di SMAN Se-Kota Pontianak. Jurnal Pendidikan
Jasmani Indonesia, 11(1). Hal 66-67
Pietono, Y. D. (2014). Mendidik anak sepenuh hati. Elex Media
Komputindo, hal 108.
Wulandari, Y., & Kurniah, N. (2018). Kemampuan Guru dalam
Melaksanakan Keterampilan Menjelaskan (di Tk Witri 2 Kota
Bengkulu). Jurnal Ilmiah Potensia, 3(1), Hal 49-50
Yahzanun, A. U. W., Adi, K. R., & Wiradimadja, A. (2022). Pola interaksi guru
dan peserta didik dalam Pembelajaran Jarak Jauh. Edueksos
Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 11(1).

Anda mungkin juga menyukai