Dosen Pengampu:
Oleh:
Kelompok 9
KELAS A13
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023-2024
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Prof, Dr. Nurdin Arsyad,
M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah strategi pembelajaran matematika yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................................. i
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
2.6 Manfaat dan Keterbatasan Metode Pembelajaran yang Berpusat pada Guru .. 12
2.7 Teknologi dan Inovasi dalam Metode Pembelajaran yang Berpusat pada Guru
......................................................................................................................................... 14
2.8 Integrasi Metode Pembelajaran Berpusat pada Guru dan Berpusat pada Siswa
......................................................................................................................................... 16
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Karena itulah, perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait efektivitas
metode pembelajaran yang berpusat pada guru, seperti ceramah, ekspositori, dan
demonstrasi. Dalam latar belakang ini, kami akan menjelaskan perkembangan
terbaru dalam pendidikan, perdebatan seputar pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada guru, dan pentingnya memahami kapan dan bagaimana metode
pembelajaran ini seharusnya digunakan agar dapat memberikan manfaat maksimal
bagi siswa.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang metode pembelajaran yang
berpusat pada guru, kita dapat mengintegrasikan pendekatan ini dengan metode
berpusat pada siswa, sehingga menciptakan lingkungan pembelajaran yang seimbang
dan memungkinkan pengembangan komprehensif bagi setiap individu dalam sistem
pendidikan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan yang berharga bagi
para pendidik dalam memilih metode pembelajaran yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan pembelajaran mereka.
1. Apa pengertian dan karakteristik utama dari metode pembelajaran yang berpusat
pada guru, khususnya metode ceramah, ekspositori, dan demonstrasi?
2. Bagaimana perbandingan efektivitas metode ceramah, ekspositori, dan
demonstrasi dalam mencapai tujuan pembelajaran dan memfasilitasi pemahaman
siswa?
3. Apa manfaat dan keterbatasan metode pembelajaran yang berpusat pada guru,
dan dalam konteks apa metode ini paling efektif?
4. Bagaimana peran teknologi dan inovasi dalam meningkatkan metode
pembelajaran yang berpusat pada guru?
5. Apakah ada strategi atau pendekatan tertentu yang dapat digunakan untuk
mengintegrasikan metode berpusat pada guru dengan metode berpusat pada siswa
agar menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih seimbang dan efektif?
2
berpusat pada guru, seperti ceramah, ekspositori, dan demonstrasi. Hal ini akan
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang relevansi, efektivitas, dan
perkembangan terbaru dalam penggunaan metode pembelajaran berpusat pada guru
dalam konteks pendidikan modern.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
Dalam metode berpusat pada guru, guru menduduki peran kunci sebagai
sumber pengetahuan. Mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang
subjek yang diajarkan dan dianggap sebagai otoritas dalam bidang tersebut. Guru
bertanggung jawab atas persiapan materi pembelajaran, penyampaian konsep,
dan menjelaskan informasi yang diperlukan untuk pemahaman siswa.
4
penyampaian informasi oleh guru dan membantu siswa dalam pemahaman
materi. Siswa dapat merujuk ke materi tersebut sebagai panduan dalam belajar.
Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang
memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah
berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar. Metode
5
ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran ekspositori. Karakteristik metode ceramah meliputi:
6
memerlukan penjelasan mendalam. Pemahaman yang baik tentang karakteristik
metode ceramah membantu guru dalam merencanakan dan melaksanakan ceramah
yang efektif, yang dapat membantu siswa memahami konsep yang diajarkan.
7
Meskipun metode ekspositori menekankan pada penyampaian guru, guru
tetap membuka kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi melalui pertanyaan.
Siswa diundang untuk mengajukan pertanyaan yang dapat membantu mereka
memahami materi lebih baik atau untuk mendiskusikan topik yang disampaikan.
Interaksi ini memungkinkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
2.3.5 Penggunaan Alat Bantu Visuai
Dalam metode ekspositori, guru sering menggunakan alat bantu visuai seperti
slide presentasi, papan tulis, grafik, atau diagram. Alat bantu ini digunakan untuk
memperjelas materi, memberikan visualisasi, dan membuat materi lebih menarik.
Penggunaan alat bantu visuai membantu siswa untuk memahami konsep dengan
lebih baik dan membantu mempertahankan perhatian siswa.
2.3.6 Penekanan pada Pemahaman dan Retensi
Karakteristik penting dari metode ekspositori adalah penekanan pada
pemahaman dan retensi informasi. Guru berusaha untuk membuat informasi
dapat dipahami oleh siswa dan memastikan bahwa siswa dapat mengingat serta
menerapkan konsep-konsep tersebut. Ini mencakup pengulangan materi yang
penting dan pemberian kesempatan untuk siswa mempraktikkan dan menguji
pemahaman mereka.
8
tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses
demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi
pembelajaran demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori dan inkuiri.. Berikut adalah karakteristik metode
demonstrasi:
2.4.1 Guru sebagai Demonstrator
Dalam metode demonstrasi, guru berperan sebagai demonstrator utama. Guru
memimpin proses demonstrasi dengan menggunakan contoh nyata atau situasi
praktis untuk mengilustrasikan konsep atau prosedur yang diajarkan. Guru dapat
menggunakan alat, perangkat, atau bahan fisik yang relevan dengan materi
pembelajaran.
2.4.2 Interaksi Aktif
Metode demonstrasi mendorong interaksi aktif antara guru dan siswa. Siswa
memiliki kesempatan untuk mengamati, mengajukan pertanyaan, dan terlibat
dalam proses demonstrasi. Interaksi ini membantu siswa memahami dan
menginternalisasi konsep dengan lebih baik.
2.4.3 Penggunaan Alat Demonstrasi
Guru sering menggunakan alat demonstrasi atau perangkat fisik untuk
mengilustrasikan konsep atau prosedur. Alat ini dapat berupa model, eksperimen,
perangkat elektronik, atau bahan fisik lainnya yang relevan dengan topik
pembelajaran. Penggunaan alat demonstrasi membantu siswa untuk melihat dan
merasakan konsep yang diajarkan.
2.4.4 Fokus pada Pembelajaran Praktis
Karakteristik utama dari metode demonstrasi adalah fokus pada pembelajaran
praktis. Siswa diajak untuk mengamati bagaimana konsep diterapkan dalam
situasi nyata atau bagaimana suatu prosedur dijalankan. Ini membantu siswa
untuk memahami konsep dengan cara yang lebih konkrit dan aplikatif.
2.4.5 Penjelasan oleh Guru
Meskipun demonstrasi merupakan komponen utama, guru memberikan
penjelasan yang mendukung selama proses demonstrasi. Guru menjelaskan
tujuan dari demonstrasi, konsep yang diilustrasikan, dan mengaitkannya dengan
9
materi pembelajaran. Penjelasan guru membantu siswa dalam memahami
konteks demonstrasi.
2.4.6 Keterlibatan Siswa
Metode demonstrasi mendorong keterlibatan aktif siswa. Siswa diberi
kesempatan untuk mengikuti, mengamati, dan kadang-kadang berpartisipasi
langsung dalam demonstrasi. Guru juga dapat mengajak siswa untuk mengajukan
pertanyaan, merespons, atau melakukan percobaan sederhana terkait dengan
demonstrasi.
Pada bagian ini, kita akan membahas efektivitas dari metode pembelajaran yang
berpusat pada guru, khususnya ceramah, ekspositori, dan demonstrasi. Meskipun
metode ini memiliki karakteristik yang berbeda, mereka memiliki beberapa aspek
umum dalam hal efektivitas:
2.5.1 Kejelasan Penyampaian Informasi
Salah satu keunggulan dari metode pembelajaran berpusat pada guru adalah
kejelasan dalam penyampaian informasi. Guru, dalam peran sentralnya, mampu
menyampaikan materi dengan jelas dan terstruktur. Hal ini membantu siswa
untuk memahami konsep dengan baik dan mengurangi risiko kebingungan.
2.5.2 Pemahaman Konsep yang Mendalam
Metode ini sering efektif dalam memastikan bahwa siswa memiliki
pemahaman konsep yang mendalam. Guru, dengan pengetahuan yang kuat,
mampu menjelaskan konsep-konsep yang kompleks dengan cara yang dapat
10
dipahami oleh siswa. Ini membantu siswa untuk memahami dasar-dasar subjek
yang diajarkan.
2.5.3 Kepatuhan dalam Meliput Materi
Metode pembelajaran berpusat pada guru cenderung memastikan bahwa
semua materi yang diperlukan disampaikan kepada siswa. Ini menghilangkan
risiko untuk mengabaikan materi tertentu dan memastikan bahwa semua siswa
menerima pemahaman yang sama tentang topik yang diajarkan.
2.5.4 Pemahaman yang Konsisten
Karena metode ini sering mengikuti struktur yang konsisten dan terstruktur,
semua siswa di kelas memiliki akses ke pemahaman yang seragam. Hal ini
memungkinkan untuk menghindari perbedaan besar dalam pemahaman antar
siswa.
2.5.5 Kejelasan dalam Penilaian
Metode ini dapat menyediakan kerangka kerja yang jelas untuk penilaian dan
pengukuran pemahaman siswa. Dalam beberapa kasus, guru dapat memberikan
tes atau tugas yang sesuai dengan materi yang telah disampaikan.
Namun, ada juga beberapa pertimbangan terkait dengan efektivitas metode
pembelajaran berpusat pada guru:
2.5.6 Keterbatasan Interaksi Sosial
Metode ini cenderung mengurangi interaksi sosial antar siswa, karena fokus
utama adalah pada guru. Ini bisa menghambat pengembangan keterampilan
sosial dan kemampuan berkolaborasi siswa.
2.5.7 Keterbatasan Dalam Pengalaman Praktis
Terutama dalam metode ceramah dan ekspositori, pengalaman praktis siswa
mungkin terbatas. Mereka mungkin kurang terlibat dalam eksplorasi aktif atau
aplikasi langsung dari konsep.
2.5.8 Respon Individual yang Terbatas
Metode ini mungkin tidak efektif dalam menangani perbedaan individu
dalam pemahaman atau kecepatan belajar. Siswa yang lebih cepat dalam
pemahaman materi mungkin merasa tertinggal, sementara siswa yang
memerlukan lebih banyak waktu mungkin merasa tertekan.
11
Dalam penilaian efektivitas metode pembelajaran berpusat pada guru,
penting untuk mempertimbangkan konteks dan tujuan pembelajaran. Metode ini
mungkin efektif dalam situasi di mana pemahaman yang mendalam tentang materi
pelajaran sangat penting, tetapi juga perlu diimbangi dengan pendekatan yang lebih
interaktif dan berpusat pada siswa untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang
mungkin ada.
2.6 Manfaat dan Keterbatasan Metode Pembelajaran yang Berpusat pada Guru
Pada bagian ini, kita akan membahas manfaat dan keterbatasan dari metode
pembelajaran berpusat pada guru, dengan fokus pada metode ceramah, ekspositori,
dan demonstrasi.
12
Metode ini memastikan bahwa semua materi yang diperlukan disampaikan
kepada siswa. Ini menghilangkan risiko pengabaian materi tertentu.
13
Dalam mengambil keputusan tentang penggunaan metode pembelajaran berpusat
pada guru, penting untuk mempertimbangkan konteks dan tujuan pembelajaran.
Sementara metode ini memiliki manfaatnya, terutama dalam pemahaman konsep
dasar, penting untuk mengimbanginya dengan pendekatan yang lebih interaktif dan
berpusat pada siswa untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang mungkin ada.
2.7 Teknologi dan Inovasi dalam Metode Pembelajaran yang Berpusat pada Guru
14
2.7.4 Akses ke Sumber Belajar Berbasis Teknologi
Teknologi memberikan akses mudah ke sumber-sumber belajar berbasis
daring, seperti video pembelajaran, modul pembelajaran online, dan repositori
sumber daya pendidikan. Guru dapat merujuk siswa ke sumber-sumber ini untuk
memperdalam pemahaman mereka tentang materi.
2.7.5 Personalisasi Pembelajaran
Teknologi juga memungkinkan personalisasi pembelajaran. Guru dapat
menggunakan perangkat lunak pembelajaran adaptif yang menyesuaikan materi
berdasarkan kemampuan dan kebutuhan individu siswa. Ini memungkinkan
setiap siswa untuk belajar dalam tingkat yang sesuai untuk mereka.
2.7.6 Pembelajaran Visual dan 3D
Teknologi telah memungkinkan pembelajaran visual yang lebih kaya dan
bahkan simulasi 3D. Ini sangat bermanfaat dalam metode demonstrasi, di mana
guru dapat menggunakan simulasi 3D atau model virtual untuk menjelaskan
konsep yang melibatkan aspek tiga dimensi.
2.7.7 Evaluasi Berbasis Teknologi
Teknologi telah mengubah cara evaluasi berlangsung. Guru dapat
menggunakan perangkat lunak untuk menguji pemahaman siswa dengan kuis
online, tugas interaktif, dan papan penilaian daring. Ini mempermudah guru
dalam melacak kemajuan siswa.
15
2.8 Integrasi Metode Pembelajaran Berpusat pada Guru dan Berpusat pada Siswa
16
memungkinkan siswa untuk menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
konsep-konsep tersebut.
2.8.5 Penciptaan Lingkungan Pembelajaran yang Inklusif
Integrasi metode ini dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
inklusif. Guru dapat memastikan bahwa materi dasar disampaikan dengan jelas,
sehingga semua siswa memiliki akses ke pemahaman yang seragam. Metode
berpusat pada siswa dapat mencakup berbagai cara untuk mendukung siswa
dengan gaya belajar yang berbeda.
2.8.6 Evaluasi yang Seimbang
Kombinasi metode ini juga berarti evaluasi yang seimbang. Guru dapat
menggunakan berbagai bentuk evaluasi, termasuk ujian tradisional, proyek, dan
portofolio, untuk mengukur pemahaman siswa. Ini memberikan gambaran yang
lebih komprehensif tentang kemajuan siswa.
Namun, penting untuk memastikan bahwa integrasi antara metode berpusat pada
guru dan berpusat pada siswa dilakukan secara hati-hati dan sesuai dengan konteks
dan tujuan pembelajaran. Penggunaan teknologi dan alat bantu pembelajaran modern
dapat memperkuat integrasi ini dan memberikan fleksibilitas dalam penyampaian
materi. Dalam inti dari integrasi ini adalah upaya untuk menciptakan pengalaman
pembelajaran yang seimbang, mendalam, dan relevan bagi semua siswa.
17
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pembahasan ini, kita telah menggali lebih dalam mengenai metode
pembelajaran yang berpusat pada guru, dengan fokus pada ceramah, ekspositori, dan
demonstrasi. Ketiga metode ini memiliki karakteristik yang khas, manfaat, dan
keterbatasan yang perlu dipertimbangkan dalam konteks pembelajaran.
Ceramah, sebagai metode yang menekankan pada penyampaian informasi oleh
guru, memiliki keunggulan dalam kejelasan penyampaian informasi dan pemahaman
konsep yang mendalam. Namun, ceramah juga dapat menyebabkan kepenatan siswa
dan kurangnya interaksi sosial.
Ekspositori, metode penyampaian informasi yang terstruktur, memiliki manfaat
dalam penyajian materi yang sistematis dan penggunaan contoh dan ilustrasi.
Namun, ekspositori juga memerlukan penjelasan guru yang baik dan penggunaan
alat bantu visuai.
Metode demonstrasi, yang mengutamakan penggunaan contoh nyata atau
demonstrasi, efektif dalam memfasilitasi pemahaman konsep melalui pengalaman
praktis. Namun, metode ini mungkin memerlukan persiapan dan alat demonstrasi
yang tepat.
Selain itu, kita juga membahas efektivitas dan manfaat metode pembelajaran
berpusat pada guru, serta keterbatasan yang perlu diatasi, seperti keterbatasan
interaksi sosial dan keterbatasan dalam pengalaman praktis.
Kita juga menyoroti peran teknologi dan inovasi dalam metode pembelajaran
berpusat pada guru, yang dapat memperkaya pembelajaran melalui penggunaan alat
bantu teknologi, konten interaktif, dan pembelajaran visual. Namun, kita harus
memperhatikan tantangan yang terkait dengan akses dan penggunaan teknologi.
Terakhir, kita membahas pentingnya integrasi antara metode berpusat pada guru
dan berpusat pada siswa untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang
seimbang dan inklusif. Integrasi ini memungkinkan pengembangan keterampilan
18
kritis siswa, penciptaan lingkungan pembelajaran yang inklusif, dan penilaian yang
seimbang.
Dalam kesimpulan, metode pembelajaran yang berpusat pada guru tetap
memiliki tempat penting dalam pendidikan, terutama dalam menyampaikan
pemahaman konsep yang mendalam. Namun, penting untuk memahami manfaat dan
keterbatasan masing-masing metode ini serta mempertimbangkan penggunaan
teknologi dan integrasi dengan metode berpusat pada siswa. Dengan pendekatan
yang cermat, guru dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang bervariasi dan
efektif, sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran siswa.
3.2 Saran
19
yang terfokus pada strategi pengajaran, keterampilan komunikasi, dan penggunaan
teknologi akan sangat bermanfaat.
4. Pemantauan Terhadap Kemajuan Siswa
Guru harus aktif memantau kemajuan siswa dalam memahami materi. Ini dapat
dilakukan melalui evaluasi berkala, pertanyaan terbuka, dan interaksi satu lawan satu
dengan siswa. Dengan pemantauan yang cermat, guru dapat menyesuaikan
pendekatan pembelajaran sesuai kebutuhan siswa.
5. Kolaborasi dengan Siswa
Memperkuat interaksi dan kolaborasi dengan siswa adalah penting. Guru dapat
mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, berbagi pandangan
mereka, dan mengajukan pertanyaan. Ini dapat memotivasi siswa dan memperdalam
pemahaman mereka.
6. Pengembangan Materi yang Menarik
Guru dapat merancang materi pembelajaran yang menarik dan relevan bagi siswa.
Penggunaan contoh-contoh dunia nyata, cerita, atau ilustrasi yang memikat dapat
membantu siswa terlibat dalam pembelajaran.
7. Evaluasi yang Berimbang
Guru perlu menggunakan berbagai bentuk evaluasi, termasuk ujian tradisional,
tugas praktis, dan proyek berbasis keterampilan, untuk mengukur pemahaman siswa.
Ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kemajuan siswa.
20
DAFTAR PUSTAKA
Arifuddin, A., & Arrosyid, S. R. (2017). Pengaruh metode demonstrasi dengan alat
peraga jembatan garis bilangan terhadap hasil belajar matematika materi
bilangan bulat. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 4(2), 165-178.
Dunn, R., & Beasley, M. (2002). Cooperative Learning and Active Engagement: The
Implementation of Cooperative Learning and Its Effects on Learning in
High School Algebra Classes. Journal of Research on Technology in
Education, 34(4), 420-432
Effendi, D., & Wahidy, A. (2019, July). Pemanfaatan teknologi dalam proses
pembelajaran menuju pembelajaran abad 21. In Prosiding Seminar
Nasional Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang.
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2015). Models of Teaching. Pearson
21
Nilson, L. B. (2016). Teaching at Its Best: A Research-Based Resource for College
Instructors. Jossey-Bass
Rikawati, K., & Sitinjak, D. (2020). Peningkatan keaktifan belajar siswa dengan penggunaan
metode ceramah interaktif. Journal of Educational Chemistry (JEC), 2(2), 40.
Siswondo, R., & Agustina, L. (2021). Penerapan strategi pembelajaran ekspositori untuk
mencapai tujuan pembelajaran Matematika. Himpunan: Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Matematika, 1(1), 33-40.
Ulandari, N., Putri, R., Ningsih, F., & Putra, A. (2019). Efektivitas model
pembelajaran inquiry terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa
pada materi teorema pythagoras. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan
Matematika, 3(2), 227-237.
22