KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Ta’ala atas rahmat serta petunjuk-Nya sehingga
saya bisa menyelesaikan laporan hasil observasi yang telah terlaksana di SD
Negeri 1 Kalimantan Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas . Di mana dalam
pelaksanaan observasi, saya mendapat tambahan pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan mengenai bagaimana pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap di
SD. Selain itu, pengalaman saya juga bertambah bahwa ternyata dalam
pelaksanaan PKR tidaklah mudah, guru harus bisa membagi waktu untuk
melaksanakan pembelajaran di 2 kelas atau lebih, 2 ruang kelas yang berbebeda,
bahkan dengan mata pelajaran yang berbeda pula.
Kegiatan yang saya laksanakan ini tidak lepas dari bimbingan berbagai
pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tutor Pembimbing Pembelajaran Kelas Rangkap, Bapak Eswadi,S.Pd.
M.Pd
2. Kepala SDN 01 Kalimantan,
3. Guru SDN 01 Kalimantan,
Dalam penyusunan laporan hasil observasi ini saya telah berupaya sekuat
tenaga dan semampu saya. Namun, saya tetap menyadari bahwa hasil laporan ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun sangat
saya harapkan demi peningkatan kualitas kerja saya di waktu mendatang.
Harapan saya, mudah-mudahan laporan hasil observasi ini mempunyai dan
manfaatnya.
Peneliti
Ami Mayuni
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
E. Tempat Pelaksanaan ............................................................................. 4
F. Waktu Pelaksanaan ............................................................................. 4
G. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 5
BAB III HASIL PENELITIAN ................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap warga negara berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak,
demikian dalam undang-undang yang kita miliki dikatakan. Pendidikan yang
layak terjadi sampai pada tingkatan yang paling kecil yaitu pembelajaran di
dalam kelas, artinya bagi semua warga Indonesia yang belum masuk ataupun
sudah berada dalam sistem pembelajaran di kelas memiliki hak yang sama untuk
memperoleh pembelajaran yang layak.
Pembelajaran yang layak adalah pembelajaran yang dilakukan dengan
memenuhi standar minimal pembelajaran yang harus terjadi di dalam kelas, ada
kelas, ada guru, ada bahan ajar, Pembelajaran dapat berjalan dengan baik ketika
memiliki kelengkapan komponen pembelajaran, bagaimana pembelajaran bisa
berjalan baik dan efektif, jika gurunya saja tidak lengkap, apalagi para murid
tidak mempunyai buku-buku yang diperlukan.
Jika murid-murid pada setiap kelas hanya sedikit, bagaimana guru dapat
mengoptimalkan pembelajaran, tanpa mengurangi nilai keberadaan tenaga guru.
Salah satu pendekatan/model yang dapat di kembangkan untuk menanggulangi
permasalahan tersebut adalah melalui Pembelajaran Kelas Rangkap.
Permasalahan lainnya dalam pola pembelajaran dengan tingkatan kelas sekarang
terutama untuk sekolah-sekolah yang terbatas dari komponen guru, siswa,
pembiayaan, sarana dan prasarana adalah terpasilitasinya setiap kemampuan dan
minat anak untuk mata pelajaran tertentu.Pembelajaran kelas rangkap
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru
mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan
menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung
arti bahwa, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan
menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda.
Dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah, tidak selamanya guru SD
atau guru kelas bisa terus mengajar. Ada kalanya, guru tersebut ada halangan
yang menyebabkannya tidak bisa hadir menjalankan tugasnya sebagai guru yaitu
2
pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak terkait sehubungan
data yang akan diambil. Kegiatan wawancara dilakukan oleh penliti kepada
salah seorang guru kelas IV di SDN 01 Kalimantan.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
PKR adalah suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang
guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan
menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda.
Ciri-ciri pembelajaran kelas rangkap (PKR) adalah:
1. Seorang guru
2. Menghadapi dua kelas atau lebih yang berbeda kemampuan.
3. Membimbing belajar dalam satu mata pelajaran/topik atau lebih
4. Dalam satu atau lebih dari satu ruangan
5. Pada jam pelajaran yang bersamaan
Ada beberapa alasan penting perlunya PKR dilaksanakan, yaitu:
1. Alasan Geografis
2. Alasan Demografis
3. Kekurangan Guru
4. Keterbatasan Ruang Kelas
5. Kehadiran guru
Tujuan, fungsi, dan manfaat PKR dapat kita kaji dari aspek berikut.
1. Kuantiti (jumlah) terbatas dan ekutiti (pemerataan) layanan
pendidikan.
2. Ekonomis anggaran biaya
3. Pedagogis untuk meningkatkan kemandirian murid.
4. Keamanan karena sekolah mudah dijangkau oleh anak.
Prinsip umum PKR adalah kegiatan belajar terjadi dengan atau tanpa guru
dalam berbagai situasi. PKR mempunyai prinsip khusus sebagai berikut.
1. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran
2. Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA) tinggi.
3. Kontak Psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
4. Pemanfaatan Sumber Secara Efisien
6
BAB III
HASIL OBSERVASI
A. PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
Ketika peneliti bertanya kepada guru kelas IV tentang PKR, beliau tidak
mengetahui apa yang hakikat atau yang dimaksud Pembelajaran Kelas Rangkap
(PKR) dan pelaksanaanya. Namun, setelah peneliti menjelaskan sedikit ilustrasi
mengenai pembelajaran kelas rangkap akhirnya guru tersebut paham mengenai
PKR.
Pelaksanaan PKR di SDN 01 Kalimantan tidak setiap hari dilakukan.
Mengingat daerahnya juga bukan daerah terpencil dengan jumlah guru yang
cukup serta ruang kelas yang cukup pula untuk menampung semua murid.
Guru-guru di SDN 01 Kalimantan, mayoritas sudah golongan IVA namun
tidak pernah ada guru yang cuti karena sakit . Namun, kadang-kadang guru juga
melaksanakan pembelajaran kelas rangkap. Hal ini disebabkan hal-hal berikut:
1. Guru kelas tersebut melaksanakan Pendidikan Latihan dan Profesi Guru
(PLPG) seperti bulan Mei lalu
2. Mengikuti penataran tematik
3. Mengikuti penataran koperasi
4. Ada guru yang keluarganya sakit atau meninggal dunia.
5. Guru mengikuti latihan menyanyi di kecamatan
6. Guru mengikuti rapat BOS
Tujuan pelaksanaan PKR di SDN 01 Kalimantan adalah karena guru kelas
tersebut berhalangan hadir seperti yang telah dikemukakan di atas. Bukan berarti
pembelajaran juga tidak ada. Maka, agar pembelajaran tetap berlangsung seperti
sebagaimana mestinya, guru yang hadir/guru lain perlu menerapkan PKR, yaitu
dengan mengajar kelasnya sendiri dan mengajar kelas yang ditinggalkan guru
tersebut.
Prinsip umum PKR adalah kegiatan belajar terjadi dengan atau tanpa guru
dalam berbagai situasi namun guru sudah memberikan bimbingan dan apa yang
harus dilakukan murid sebelum kelas tersebut ditinggalkan untuk mengajar di
kelas lain.
13
Tidak ada perubahan antara penataan kelas PKR atau pun dengan penataan
kelas nonPKR. Bentuk kelas pun juga biasa. Daerah pajangan yang ada di
dinding pun tidak berubah. Termasuk papan tulis, ventilasi, dan arah
datangnya sinar matahari.
2. Pengaturan denah
Tempat duduk murid tidak berubah, masih berbentuk kotak. Kecuali ketika
melaksankan kegiatan pembelajaran kelompok, maka tempat duduk bisa
berubah agar mudah melaksanakan kegiatan diskusi.
3. Mengatur pajangan
Pajangan dapat berbentuk gambar, beberapa materi tentang pelajaran, dan hasil
karya murid yang sangat bermakna.
D. PENGELOLAAN MURID
Pengelompokkan murid dilaksanakan dengan teman sebangku atau dengan
teman yang berada di bangku dekatnya. Hal ini agar tidak membuang banyak
waktu. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah.
1. Pembentukan kelompok belajar
Biasanya pembentukan kelompok dilaksanakan dengan teman yang berada
di dekatnya.
2. Merencanakan Kegiatan Kelompok Belajar
Kegiatan kelompok belajara sudah direncanakan guru, sehingga murid siap
mengerjakannya secara bersama-sama.
3. Meningkatkan keterampilan belajar kelompok
Guru memberikan stimulus agar murid aktif. Ketua kelas dapat diberi
tanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan kelompok jika ada
murid yang mengganggu kelompok lainnya.
4. Memaksimalkan pemanfaatan sumber belajar
Guru kurang mampu memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Ketika melaksanakan PKR, murid hanya terpaku dalam mengerjakan soal-
soal yang terdapat dalam LKS.
5. Lembar Kerja Murid
16
pembelajaran sehari-hari saja guru tidak membuat RPP. RPP baru akan dibuat
apabila ada tinjauan dari dinas pendidikan.
Meskipun sudah mnegetahui akan melaksanakan PKR, guru tidak perlu
mempersiapkan pembelajaran yang berarti. Guru bisa bertanya kepada murid
sampai sejauh mana materi pelajaran telah dipelajari atau dibahas oleh guru yang
tidak masuk tersebut. Kadang-kadang, guru juga bertanya kepada guru kelas
yang bersangkutan untuk bertanya tentang materi pelajraran yang harus
diajarakan.
H. PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR)
Penilaian dilaksanakan dengan mengerjakan soal-soal evaluasi dalam buku
LKS. Kemudian, guru membahas hasil kerja siswa atau hanya
memberikan/menuliskan kunci jawaban di papan tulis selanjutnya siswa
menukarkan lembar jawab dengan teman yang lain selanjutnya dicocokkan
dengan kunci jawaban.
Jika tidak ada waktu untuk mencocokkan hasil kerja siswa, maka soal akan
dicocokkan oleh guru kelasnya sendiri ketika sudah hadir. Atau dicocokkan oleh
guru PKR pada pertemuan selanjutnya. Karena mungkin saja waktu yang
digunakan dalam pelaksanaan PKR yang kurang.
20
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, pelaksanaan
PKR SDN 01 Kalimantanadalah sebagai berikut.
1. Guru sudah melaksanakan PKR namun secara teori ternyata guru kurang
memahaminya.
2. Model PKR yang sering digunakan yaitu 222, namun guru juga pernah
melaksanakan PKR dalam 4 kelas dengan mata pelajaran yang berbeda
dengan ruangan yang berbeda.
3. Guru kurang mampu dalam pengelolaan kelas PKR, kurang mampu
memanfaatkan WKA.
4. Pengelolaan murid PKR di SDN 01 Kalimantan kurang optimal, siswa
hanya terpaku dalam mengerjakan soal-soal dalam buku LKS saja.
5. Disiplin kelas dalam menerapkan PKR sudah cukup baik, murid sudah
mampu mandiri.
6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dengan teman bangku yang berada
di dekatnya sedangkan untuk mengajar perorangan dilakukan saat ada siswa
yag mengalami kesulitan belajar atau suatu masalah yang berdampak dalam
pembelajaran.
7. Penyusunan rencana RPP PKR tidak berbeda dengan RPP biasa, dengan
kata lain tidak ada penggabungan pembuatan RPP dalam PKR.
8. Penilaian dalam PKR dilaksanakan apabila masih ada waktu untuk
membahas hasil kerja siswa. Namun, apabila tidak ada waktu pembahasan
dilakukan pada pertemuan berikutnya.