Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN REKAYASA

IDE
MK. PROBLEMATIKA
PENDIDIKAN

Skor

Upaya Meningkatan Kompetensi Mengajar Guru Dan Supervisi Pendidikan


Melalui Pembelajaran Di Luar Sekolah di SDN 060912 Medan Denai

Kelompok 4 :

Adinda M. Lorentina
l Putri Wahyuni
Siregasr Manik Hasibuan

NAMA MAHASISWA :
Adinda Mutiarahma Siregar Nim : 1203111128
Lorentina Manik Nim : 1203111167
Putri Wahyuni Hasibuan Nim : 1201111041

KELAS : E PGSD 2020


DOSEN PENGAMPU : KHAIRUNNISA, S.Pd.,M.Pd
MATA KULIAH : PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa memberkati
dalam menyelesaikan Tugas Rekayasa Ide (RI), adapun tugas ini dikerjakan untuk
memenuhi mata kuliah Problematika Pendidikan. Saya telah menyusun RI ini dengan
sebaik-baiknya tetapi mungkin masih ada kekurangan-kekurangan untuk mencapai
kesempurnaan. Saya selaku penulis menerima berbagai kritik yang sifatnya membangun
agar RI ini menjadi lebih baik lagi.
Saya ucapkan rasa terima kasih kepada Ibu Khairunnisa, S.Pd.,M.Pd selaku dosen
mata kuliah Problematika Pendidikan yang telah mengajarkan dan membimbing
mahasiswa/i agar dapat memahami dalam pembelajaran Problematika Pendidikan.
Selanjutnya, saya berharap semoga RI ini bisa memberikan manfaat serta
menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga RI ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-
kata yang kurang berkenan.

Medan, Mei 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi Permasalahan ........................................................................... 1
1.2 Tujuan TRI ................................................................................................... 2
1.3 Manfaat TRI .................................................................................................. 2
BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
2.1 Kepadatan siswa di dalam 1 kelas di SDN 060912 Medan Denai ...................... 4
2.2 Minimnya Pengetahuan Guru Yang Membuat Pembelajaran Menjadi Kurang
Efektif di SDN 060912 Medan Denai ............................................................... 4
BAB III SOLOSI DAN PEMBAHASAN
3.1 Solusi Alternative Terhadap Kepadatan di dalam 1 kelas di SDN 060912 Medan
Denai ............................................................................................................. 6
3.2 Solusi Minimnya Pengetahuan Guru Yang Membuat Pembelajaran Menjadi
Kurang Efektif di SDN 060912 Medan Denai ................................................ 6
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 9
4.2 Rekomendasi ................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Permasalahan


Dalam pembangunan nasional yang menjadi tugas dan peranan penting adalah
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Berkaitan dengan usaha untuk
menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka pemerintah berusaha keras
untuk meningkatkan pendidikan yang mencangkup berbagai aspek dari segala bidang yang
salah satu diantaranya adalah bidang pendidikan.
Pendidikan dipandang sebagai proses membawa manusia kearah kedewasaan.
Pendidikan merupakan alat untuk mencapai cita-cita dan tujuan hidup manusia dan salah
satu faktor untuk meningkatkan taraf hidup baik pembangunan fisik maupun mental.
Pendidikan juga merupakan seluruh aktivitas atau upaya sadar yang dilakukan oleh
pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian, baik
jasmani ataupun rohani, secara formal, informal, dan non formal yang berjalan terus-
menerus untuk mencapai kebahagiaan dan nilai yang tinggi (naik nilai insaniyah maupun
ilahiyah) sebagaimana yang terdapat dalam buku Syamsul Kurniawan (kurniawan, 2013).
Dunia pendidikan dalam usaha pembangunan output yang berkualitas memiliki etos kerja
yang tinggi, produktivitas, profesionalisme serta mampu menguasai dan mendapatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui berbagai jalur pendidikan
Salah satu faktor luar siswa yang mendukung dalam mencapai prestasi belajar ini
adalah dari kemampuan yang mantap yang dimiliki guru disamping cara pengajarannya.
Guru yang lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih
mampu mengelola kelas sehingga hasil belajar siswa berda pada tahapan optimal.
Sehingga dengan kopetensi mengajar yang dimilikinguru akan dapat membangkitkan
minat siswa dalam mengikuti pelajaran yang akhirnya dapat menunjang pencapaian
prestasi belajar.
Permasalahan saat ini yaitu kopetensi mengajar guru banyak yang kurang dan tidak
dapat untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan kurang mampu mengelola
kelas dengan baik sehingga berdampak buruk bagi prestasi belajar siswanya dan juga
berdampak panjang bagi siswanya tersebut yang tidak dapat bersaing dengan yang lain.
Dan seharusnya guru harus mampu melakukan semua itu agar dapat menunjang prestasi
belajar siswa, disini guru dituntut agar lebih cerdas dalam mengelola kelas dengan baik
dan bijaksana sehingga pencapaian pendidikan dapat terlaksana dengan baik.

1
Disamping itu peranan penting supervisi juga berpengaruh besar dalam dunia
pendidikan, yang mana perkembangan supervisi pendidikan berkembang seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta sosial ekonomi dan budaya masyarakat.
Supervisi bergerak dari berbentuk inspeksi dimana otoritas lebih didominasi oleh
supervisor, berkembang dalam bentuk kalaborasi antara supervisor dan guru bersama
berinisiatif dan bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, serta
menumbuhkan budaya belajar pada guru untuk selalu meningkatkan kompetensinya
(Subandi,2013). Dan semua itu di pengaruhi juga oleh supervisi pendidikan yang terjadi
saat sekarang yang mana supervisi dilakukan agar kondidsi pekerjaan yang sedang
dilakukan dapat diketahui bagian-bagian yang perlu dihadapi. Kegiatan supervisi dapat
dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas sekolah, akan tetapi kebanyakan itu
semua tidak terlaksana dengan baik sehingga mutu pendidikan di anggap kurang baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun batasan penelitian ini ialah sebagai
berikut:
1) Kepadatan siswa dalam satu kelas di SDN 060912 Medan Denai
2) Bagaimana upaya dalam meningkatan kompetensi mengajar guru dan supervisi
pendidikan melalui pembelajaran di luar sekolah

1.2 Tujuan TRI


Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini ialah sebagai
berikut:
1) Bagaimana solusi terhadap kepadatan siswa dalam satu kelas di SDN 060912 Medan
Denai
2) Untuk mengetahui Upaya dalam Meningkatan Kompetensi Mengajar Guru Dan
Supervisi Pendidikan Melalui Pembelajaran Di Luar Sekolah

1.3 Manfaat TRI


Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini ialah menghasilkan gambaran
pengetahuan guru kelas bagaiman upaya meningkatan kompetensi mengajar guru dan
supervisi pendidikan melalui pembelajaran di luar sekolah, menghasilkan gambaran para
guru bagaimana Upaya Meningkatan Kompetensi Mengajar Guru Dan Supervisi
Pendidikan Melalui Pembelajaran Di Luar Sekolah sebagai solusi pada saat ini. Gambaran
faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan meningkatan kompetensi mengajar

2
guru dan supervisi pendidikan melalui pembelajaran di luar sekolah saat ini untuk para
guru MI.
Sedangkan manfaat peneliti secara praktis ialah hasil peneliti dapat menjadi
pertimbangan bagi pelaksanaan kebijakan terkait perumusan kebijakan dalam upaya
pengembangan peranan guru MI terkait pengembangan pembelajaran jarak jauh dan hasil
penelitian diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengajar untuk pengajar yang akan
datang. Upaya Meningkatan Kompetensi Mengajar Guru Dan Supervisi Pendidikan
Melalui Pembelajaran Di Luar Sekolah

3
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

2.1 Kepadatan siswa di dalam 1 kelas di SDN 060912 Medan Denai


Dalam hal ini, peneliti mencoba mencari tahu proses belajar mengajar di SDN
060912 Medan Denai. Saat kami di lokasi sekolah tersebut, terlihat pada satu ruangan
kelas yakni kelas I dengan jumlah siswa di dalam kelas 44 siswa sementara idealnya 36
siswa. Bisa digambarkan kondisi ruang kelasnya yang cukup padat itu, dengan jarak kursi
atau meja antar siswa seluas 2 ubin (keramik) dan penataan kelas yang terlalu mentok ke
belakangan dan mendesak ke depan.
"Jarak bangku siswa antar bangku lainnya sangat dekat. Kita paham, idealnya 36
siswa per-kelas, akan tetapi karena jumlah siswa yang banyak, kini rata-rata kita kelas I
ada 42-44 siswa dalam 1 kelas. pada dasarnya hal ini menimbulkan ketidak nyamanan
tersendiri dalam proses belajar mengajar, dan situasi juga akan membuat kegerahan atau
rasa sumpek di dalam ruangan kelas, yang notabenenya Medan sendiri terkenal memiliki
cuaca cukup panas".
Menurut Zamzamir, melakukan kegiatan belajar-mengajar di luar ruangan kelas ini
merupakan solusi lain dari padatnya ruangan kelas, dan sumpeknya situasi belajar
mengajar, sementara tujuan pembelajaran adalah agar ilmu-ilmu yang disampaikan
mampu diserap dengan lancar.

2.2 Minimnya Pengetahuan Guru Yang Membuat Pembelajaran Menjadi


Kurang Efektif di SDN 060912 Medan Denai
Guru merupakan elemen penting dalam keberhasilan Pendidikan. Oleh karena itu,
untuk menjadi seorang guru wajib memenuhi kualifikasi yang wajib dimiliki oleh seorang
guru. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen pasal 10, yang diatur kemudian dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,
menyatakan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru.
Kompetensi menurut Suhaenah Suparno ( 2002:22) kompetensi biasa diartikan
sebagai kecakapan yang memadai untuk melakukan tuags atau sebagai memiliki
keterampilan dan kecakapan yang di syaratkan. Dalam pengertian ini jelas bahwa setiap
cara yang digunakan dalam pengajaran yang ditujukan untuk mencapai kopetensi adalah

4
untuk mengembangkan manusia yang memiliki pengetahuan , keterampilan dan
kemampuan.
Guru merupakan jabatan atau profesi seseorang yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian
untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Guru yang bekualitas tentunya
akan menunjang proses belajar siswa menjadi lebih baik lagi, disamping guru yang harus
memiliki kopetensi di bidang mengajar kepala sekolah dan juga pihak pengawas harus
benar-benar mampu mengawasi proses pembelajaran yang berlangsung dan dapat
mengetaui terlaksa atau tidaknya proses belajar mengajar deng efektif.
Jadi kebanyakan yang terjadi pada saat ini kompetensi mengajar guru kuarang baik
dan peran kepala sekolah maupun pengawas sekolah tidak telaksanan dengan baik
sehingga berdampak kepada prestaisi belajar siswanya, dan juga tujuan dari pendidikan
tersebut tidak terlaksana dengan baik sebagaimana seharusnya yang di inginkan.

5
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

3.1 Solusi Alternative Terhadap Kepadatan di dalam 1 kelas di SDN 060912


Medan Denai
"Solusi alternatif kita jika ruangan sumpek karena padat, ya sesekali mencoba
belajar di luar ruangan,"
Pembelajaran di luar kelas (outdoor study) adalah salah satu metode pembelajaran
yang aktivitas belajarnya berlangsung di luar kelas/sekolah seperti ; taman, perkampungan,
kebun dan lain-lain dengan tujuan untuk melibatkan pengalaman langsung serta
menantang semangat petualangan siswa agar lebih akrab terhadap lingkungan.
Pendidikan luar kelas bertujuan agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan
dan alam sekitar dan mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di
lingkungan dan alam sekitar, serta memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam
sekitar.
Kelebihan metode ini diantaranya:
1. Siswa terjauh dari jenuh atau bosan dengan adanya pengajaran diluar kelas.
2. Dengan adanya pengajaran diluar kelas bisa membuat anak memperoleh
pengalaman dan pengetahuan langsung dari berbagai obyek yang dilihat.
3. Berperan dalam pembentukan karakter cinta lingkungan bagi siswa.

3.2 Solusi Minimnya Pengetahuan Guru Yang Membuat Pembelajaran


Menjadi Kurang Efektif di SDN 060912 Medan Denai
Hal yang perlu dibutuhkan untuk pengembangan profesionalisme guru adalah
program pengembangan profesionalisme guru. Untuk itu, Guru pintar harus tahu cara
meningkatkan profesionalisme guru. Cara meningkatkan profesionalisme guru dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Upaya meningkatkan profesionalisme guru harus
didukung banyak pihak seperti: pemerintah, instansi tempat Guru pintar mengajar, dan diri
Guru pintar sendiri. Berikut ini adalah enam cara meningkatkan profesionalisme guru:
1. Melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi
Salah satu upaya pemerintah meningkatkan profesionalisme guru adalah dengan
kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga
pengajar mulai tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi. Pemerintah juga

6
mengadakan program-program sehingga guru memiliki akuntabilitas yang memadai
untuk menjalankan perang dan fungsinya dalam mendidik siswa.
2. Aktif mengikuti kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) dan Komunitas Guru
Strategi pengembangan profesi guru dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan-
kegiatan yang bertujuan untuk meng-upgrade kemampuan dan keterampilan guru.
Untuk mendapatkan inspirasi tidak harus belajar dari seorang profesor atau orang
yang memiliki gelar lebih tinggi dari kita. Justru belajar dari sesama guru yang sudah
berhasil mempraktikkan strategi atau terobosan besar adalah pembelajaran sangatlah
penting karena tidak hanya sekedar teori saja.
3. Mengikuti pelatihan yang mendukung kualitas pembelajaran
Pembinaan dan pengembangan profesi guru dapat dilakukan dengan mengikuti
pelatihan-pelatihan. Saat ini banyak sekali pelatihan-pelatihan yang ditujukan untuk
meningkatkan profesionalitas guru baik secara online maupun offline. Guru pintar
dapat mengikuti berbagai pelatihan yang mengajarkan berbagai keterampilan untuk
menunjang pembelajaran seperti pelatihan IT, menggambar, coding, dan lain
sebagainya. Jadi untuk menjadi guru yang professional Guru pintar tidak melulu
belajar tentang strategi pembelajaran tetapi harus diimbangi dengan keterampilan
lainnya juga.
4. Banyak Membaca
Buku adalah salah satu sumber belajar tidak hanya bagi siswa, tetapi bagi guru juga.
Jangan sampai Guru pintar hanya menyuruh siswa untuk gemar membaca tanpa
memberikan teladan pada mereka. Guru pintar dapat membaca buku-buku yang
mengandung pengetahuan seputar konten pelajaran, kompetensi pedagogik, cara
berkomunikasi, dan lain sebagainya. Sumber bacaan dapat berasal dari perpustakaan
sekolah, koleksi pribadi, artikel, dan juga buku digital yang dapat diakses dengan
internet.
5. Peer Observation and Evaluation
Bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi guru adalah melalui
kegiatan peer observation and evaluation. Guru pintar tidak perlu malu meminta
masukan dari rekan sejawat tentang cara mengajar, media yang Guru pintar buat, dan
juga penilaian yang Guru pintar laksanakan. Jika ada rekan yang dianggap memiliki
keterampilan atau pengetahuan lebih, jangan segan untuk meminta izin melakukan
observasi atau bertanya.

7
6. Membuat Karya Tulis
Hal yang perlu dibutuhkan guru agar berkembang selain mengikuti seminar,
membaca buku, dan bertanya pada orang lain adalah dengan membuat karya tulis.
Sebagai seorang guru, Guru pintar sangat dianjurkan untuk banyak menulis, terutama
mengenai tema pendidikan dan pengajaran. Hasil karya tulisan Guru pintar yang
berupa penelitian, artikel, jurnal, atau praktik baik pengajaran dapat dijadikan
dokumentasi atas apa saja yang telah guru pintar lakukan dan juga salah satu metode
untuk meningkatkan kemampuan Guru pintar dalam menuangkan konsep-konsep
dan gagasan. Tanpa Guru pintar sadari karya tulis yang Guru pintar hasilkan dapat
dijadikan portofolio atau bahkan menjadi sumber inspirasi bagi guru-guru lainnya.
Guru pintar, keenam langkah cara meningkatkan kompetensi profesional guru di atas
tidak akan berhasil tanpa kemauan dan komitmen yang kuat. Jangan bosan
memotivasi diri sendiri untuk menjadi seorang guru yang lebih baik lagi.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari uraian-uraian diatas bahwasanya untuk terujudnya tujuan
pendidikan dan meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan meningkatkan
kualitas kompetensi mengajar guru dan serta peran aktif supervisi pendidikan yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah itu sendiri.

4.2 Rekomendasi
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berati sumber daya manusia (SDM)
yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing
secara sehat dalam segala bidang, maka dari itu pemerintah harus berbenah untuk
mengatasi permasalahan ini semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nana Sudjana. 1990. Belajar Dan Faktor –faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Renika
Cipta
Subandi, A. (2013). Supervisi Pendidikan Untuk Pengembangan Profesionlitas Guru
Supervisi Pendidikan Untuk Pengembangan Profesionalitas Guru Berkelanjutan
Supervisi Pendidikan Untuk Pengembangan Profesionalitas Guru. Pedagogi, Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan, Xiii(2), 1-9. Retreved From.
Sardiman AM. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. : Rajawali Pres
Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Implementasi secara Terpadu di
Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tiinggi dan Masyarakat”, 2013, Ar-Ruzz
Media, Yogyakarta

10

Anda mungkin juga menyukai