Anda di halaman 1dari 18

MINI RISET

MK.
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK

Skor nilai :

ANALISIS PENERAPAN SOFT SKILL UNTUK DIAJARKAN PADA


ANAK TAHUN 2023 di SDN 060819 MEDAN KOTA

DISUSUN OLEH:

Kasih erani aprilia (12333111059)


Riska Sri Pratiwi Tambunan (1233311106)
Netty Fatmawati Pane (1233311066)
Clara Sriyusniar Binjori (1233311062)
Alyssha Kathleen Yucarry (12333111062)

Dosen Pengampu : Drs. Robenhart Tamba, M.Pd

Mata Kuliah : Keterampilan Dasar Pendidikan SD

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kkepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Mini Riset mata kuliah Keterampilan Dasar Pendidikan
Sekolah Dasar dengan tepat waktu. Penulis juga megucapkan terima kasih kepada Bapak
Dosen yang telah membimbing sehingga tugas ini dapay terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tugas Mini Riset ini masih banyak kekurangan oleh karena
itu penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan juga mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penulis ucapjkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, November 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................1


B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................2
D. Manfaat...........................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................3

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu.........................................................................................................6


B. Subjek Penelitian............................................................................................................6
C. Instrumen Penelitian......................................................................................................6
D. Teknik Pengumupulan Data...........................................................................................6

BAB IV PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian..............................................................................................................7
B. Pembahasan...................................................................................................................7

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran.............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

DOKUMENTASI.....................................................................................................................13

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sekolah dasar adalah fase awal dari pendidikan formal seorang siswa, dimana pondasi
pengetahuan dan keterampilan dasar diletakkan. Untuk itu, metode, media serta skill yang
digunakan dalam menjalin hubungan harus memenuhi kebutuhan belajar siswa yang
beragam. Sayangnya, masih banyak sekolah dasar, terutama didaerah terpencil dan
dengan keadaan keterbatasan sumber daya, yang belum dapat dimanfaatkan serta
pengetahuan akan skill masih rendah.
Banyak sekolah masih mengandalkan metode konvensial seperti penggunaan yang
sama terhadap semua peserta didik. Tanpa melakukan pendekatan terlebih dahulu
terhadap siswa guna untuk mengetahui bagaimana cara, karakter, serta bakat yang dimilki
oleh peserta didik.
Soft skill pada dasarnya adalah atribut pribadi yang membantu anak menyampaikan
pemikiran dan ide mereka dengan paling efektif dan jelas. Jika memperkenalkan soft
skill ini kepada anak sejak awal, ini akan membantu mereka menonjol di tengah
masyarakat. Keterampilan guru dalam menggunakan soft skill dalam pembelajaran juga
menjadi tantangan tersendiri. Banyak guru yang belum memiliki pemahaman dan
ketrampilan yang cukup dalam mengintegrasikan 10 skill yang harus dimiliki seorang
anak.

B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dapat dikembangkan dalam Mini Riset ini yaitu:
1. Apakah dalam proses belajar mengajar, komunikasi antar guru dan murid sudah
terjalin secara efektif dan efisien?

2. Anak yang menginjak usia sekolah dasar akan rentan terhadap rasa bosan
khususnya dalam belajar dikelas, untuk itu diperlukan seorang guru yang bisa
menunjang kreativitas dalam pembelajaran agar peserta didik tidak merasa bosan,
bagaimanakah Ibu/Bapak sebagai seorang dalam menerapkan kreativitas pada
pembelajaran?
1
3. Pada usia sekolah dasar, anak-anak masih bersikap egois sehingga rentan
menimbulkan masalah dengan sesama temannya ataupun lingkungannya. Lalu
bagaimana seorang guru bisa mengatasi masalah peserta didik tanpa membuat peserta
tertekan atau down?

4. Apa yang harus guru lakukan terhadap siswa untuk menciptakan lingkungan
komunikasi yang nyaman sesama siswa yang masih bersekolah dasar terhadap sesama
guru dan siswa?

5. bagaimana cara Bapak/Ibu beradaptasi dengan anak SD yang baik agar tidak
menjadi tantangan terbesar dalam mengajar?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah komunikasi antar guru dan siswa sudah terjain secara
efektif dan efisien.

2. Untuk mengetahui bagaimana Bapak/Ibu menerapkan kreativitas pada pembelajaran.

3. Untuk mengetahui bagaimana Bapak/Ibu mengatasi masalah peserta didik tanpa


membuat peserta didik tertekan.

4. Untuk mengetahui apa yang dilakukan Bapak/Ibu dalam menciptakan komunikasi


yang nyaman antar sesama siswa, dan siswa terhadap guru.

5. Untuk mengetahui bagaimana cara Bapak/Ibu beradptasi terhadap peserta didik


agar tidak menjadi penghalang dalam mengajar.

D. Manfaat

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai masukan bagi tenaga pendidik dalam
mengetahui apa saja permasalahan komunikasi siswa dalam pembelajaran. Karena melalui
permasalahan – permasalahan yang ada tersebut, pendidik dapat mengubah cara mengajar
dalam pembelajaran atau menambah metode pembelajaran yang baik agar para peseta didik
dapat mudah melakukan komunikasi dalam pembelajaran.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Soft skill


Hasil akademis yang unggul bukan satu-satunya prasyarat yang membantu
anak-anak Anda mencapai kesuksesan dalam hidup. Jika Anda ingin anak Anda
bertahan dalam persaingan ketat di luar sana, Anda harus menanamkan soft skill pada
anak Anda. Menurut hasil penelitian Stanford dan Harvard University, hampir 85%
pencapaian pekerjaan adalah hasil dari soft skill terbaik. Pada dasarnya, soft skill
merupakan atribut pribasi yang membantu anak menyampaikan pemikiran dan ide
dengan paling efektif dan jelas.
Elfindri, dkk. (2011) mengungkapkan soft skill sebagai bentuk keterampilan
hidup dalam bermasyarakat, baik itu untuk individu itu sendiri, berkelompok, maupun
dengan Sang Pencipta. Dalam hal ini, keterampilan yang dimaksud ialah komunikasi
atau interaksi, berbahasa, menata emosional, berkelompok, mempunyai moral dan
etika, sikap sopan dan santun, serta keterampilan dalam aspek spiritual. Sedangkan
O’Brien (2002) menganggap soft skill adalah keahlian yang terdiri dari 6 komponen,
yaitu kemampuan komunikasi, kepemimpinan, organisasi, kerja sama, usaha, dan juga
etika. Menurutnya soft skill adalah keahlian dalam berkomunikasi baik
menyampaikan, mendengarkan apa yang ada dalam pikiran individu, dan soft skill
akan kepemimpinan hampir sama dengan organisasi dimana keahlian atau
kemampuan dalam memimpin suatu kelompok serta kearifan berabung dan menjalin
hubungan yang baik dengan satu tim, serta ligat dalam mengerjakan tugas yang
diemban. Dan menjadi sosok yang sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi.
Yuliani mengatakan soft skill sebagai bentuk kompetensi perilaku sehingga
dikenal pula sebagai keterampilan interpersonal yang meliputi keterampilan
komunikasi atau interaksi, negosiasi dan putusan konflik, pemecahan masalah kreatif,
pandangan strategis, efektivitas pribadi, membangun tim, keterampilan memengaruhi
dan keterampilan ide atau gagasan. Sailah (2008) menegaskan soft skill sebagai
keterampilan seseorang ketika melakukan hubungan atau interaksi dengan individu
lain. Dalam hal ini, termasuk dalam keterampilan mengendalikan dirinya sendiri agar
performa kerja dapat berkembang maksimal.dan yang terakhir, Purwoastuti dan
Wayani (2015) mengemukakan soft skill adalah keterampilan tingkah laku personal
juga interpersonal yang membantu guna mengembangkan kemampuan kerja individu.
Adapun hal ini meliputi kemampuan non-teknis yang mana keberadaannya memang
tak terlihat, tetapi itu sangat diperlukan dan sangat penting.

B. Komunikasi
komunikasi menurut Berelson dan Starainer yang dikutip oleh Fisher dalam
bukunya Teori-Teori Komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, emosi,
keterampilan, dan seterusnya melalui penggunaan simbol, kata, angka, grafik dan
lain- lain (Fisher, 1990:10). Sedangkan menurut Effendy, (1984:6) Komunikasi

3
adalah

4
peristiwa penyampaian ide manusia. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan
informasi, ide, emosi, keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang
dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media
tertentu. Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of
Communication in Society (Effendy, 2005: 10), mengatakan bahwa cara yang baik
untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: “Who
Says What in Which Channel To Whom With What Effect” atau “Siapa yang
menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui apa, kepada siapa, dan apa
pengaruhnya”.
Menurut (Maarif, 2016) menyatakan komunikasi adalah proses penyampaian
dan penerimaan pesan oleh manusia dengan sarana tertentu dan imbas tertentu. Proses
itu disampaikan oleh seseorang pada diri sendiri atau orang lain. Penerima pesannya
pun bisa diri sendiri atau orang lain, dalam skala luas ataupun sempit. Sarana untuk
menyampaikan dan menerima pesan kadang berupa hal-hal yang melekat pada diri,
kadang berupa hal-hal yang dibuat lebih lanjut dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Imbasnya kadang sesuai dengan keinginan pengirim/penerima pesan,
kadang tidak sesuai. (Liliweri, 2017) menguatip pemahaman mengenai komunikasi
dari ungkapan beberapa ahli tentang pentingnya komunikasi dalam kehidupan sosial
manusia sebagai berikut: Aristoteles, tujuan utama komunikasi adalah persuasi, yaitu
upaya pembicara untuk menggiring orang lain masuk ke dalam sudut pandang
persuader. Aranguren, komunikasi adalah transmisi pesan, setelah mengalami
konduksi, melalui pengirim kepada penerima. Andre Martinet: komunikasi
merupakan pemanfaatan kode yang dikemas dalam unit semiologi sebagai pesan
tentang pengalaman tertentu lalu dialihkan (transmisi) kepada pihak lain yang
memungkinkan manusia dapat berhubungan satu sama lain.

C. Kreativitas
Torrance (1988), kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya
masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan menguji
dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya
menyampaikan hasil-hasilnya. James J. Gallagher (1985) Kreativitas adalah suatu
proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau produk baru, atau
mengombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya.

5
Menurut Supriadi dalam Yeni Rachmawati (2005:15) mengutarakan bahwa kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang tealah ada. makna
kreativitas, menurut David Campbell kreativitas adalah suatu kemampuan untuk
menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada sebelumnya, menarik, aneh,
dan berguna bagi masyarakat Menurut Jakob Sumardjo dalam buku Filsafat Seni
(2000) menjelaskan kreativitas muncul kalau muncul obsensi dalam diri manusia
kreatif. Obsensi muncul kalau yang diinginkan individu tak sesuai dengan kenyataan
di luar dirinya. Manusia kreatif bukanlah manusia kosong mental.

6
BAB III

METODE

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh kelompok 1 Ketrampilan Dasar Pendidikan Sekolah


Dasar di SDN 060819 Medan Kota pada hari Senin, 30 Oktober 2023.
B. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah 1 guru kelas 1 SDN 060819 Medan Kota dengan:
Nama : Anisa Karo-karo, S,Pd

C. Teknik Pengambilan Data


Teknik pengambilan data pada penelitian ini ialah melalaui wawancara secara langsung
terhadap guru kelas 1 SDN 060819 Medan Kota. Kami memberikan beberapa butir pertanyaan
sehingga subjek menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan pengalaman langsung.

D. Instrumen
Instrumen yang kami berikan ialah sebagai berikut:
1. Apakah dalam proses belajar mengajar, komunikasi antar guru dan murid sudah
terjalin secara efektif dan efisien?

2. Anak yang menginjak usia sekolah dasar akan rentan terhadap rasa bosan
khususnya dalam belajar dikelas, untuk itu diperlukan seorang guru yang bisa
menunjang kreativitas dalam pembelajaran agar peserta didik tidak merasa bosan,
bagaimanakah Ibu/Bapak sebagai seorang dalam menerapkan kreativitas pada
pembelajaran?

3. Pada usia sekolah dasar, anak-anak masih bersikap egois sehingga rentan
menimbulkan masalah dengan sesama temannya ataupun lingkungannya. Lalu
bagaimana seorang guru bisa mengatasi masalah peserta didik tanpa membuat peserta
tertekan atau down?

4. Apa yang harus guru lakukan terhadap siswa untuk menciptakan lingkungan
komunikasi yang nyaman sesama siswa yang masih bersekolah dasar terhadap sesama
guru dan siswa?

5. bagaimana cara Bapak/Ibu beradaptasi dengan anak SD yang baik agar tidak
menjadi tantangan terbesar dalam mengajar?

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Hasil
Berdasarkan wawancara yang telah kami lakukan kepada guru kelas 1 SD
SDN 060819 Medan Kota, Bu Anisa Karo-karo, S,Pd sebagai wali kelas 1
mengemukakan bahwa dalam penerapan soft skill berupa komunikasi dan
kreativitas, ia menyebutkan bahwa komunikasi belum dapat dikatakan 100% efektif
dan efisien karena berbagai sifat serta karakter yang dimiliki oleh beberapa siswa
yang tentu memerlukan waktu untuk melakukan pendekatan dengan siswa tersebut.
Ia hanya mengajak siswa untuk mengobrol dan mencoba untuk menyerupai mereka.
Menyerupai bukan berrati sama. Konteksnya disini mencoba untuk lebih dekat
dengan mereka dengan cara berbaur dengan mereka guna untuk melihat bagaimana
peserta didik tersebut. Terutama pada usia Sekolah Dasar yang masih baru
menginjak pendidikan formal tentu sangat dibutuhkan kemampuan yang sangat
kreatif untuk dapat memahami siswa baik dalam segi komunikasi, sifat terutama sifat
egoisme yang masih melekat dalam peserta didik.
Hasil wawancara dengan guru SD, Bu Anisa Karo-karo, menunjukkan bahwa
dalam menghadapi dan menerapkan soft skill komunikasi dan kreativitas sangat
penting. Dengan mencoba menggunakan metode diskusi terhadap siswa untuk
meningkatkan hubungan komunikasi, dan metode observasi terhadap siswa untuk
melihat bakat dan minat peserta didik.

B. Pembahasan
1. Penerapan soft skill komunikasi dalam proses pembelajaran
I. Keefektifan terkait komunikasi : Menurut Bu Anisa efesien dalam mengajar
belum 100% tapi sudah mencapai persentasi 70% dalam kelas B, apalagi murid
dalam setiap lokal berjumlah lebih dari 10 orang.
II. Diskusi antara guru dan siswa yang bertikai: Mengajak diskusi sesama murid
dengan rules tidak boleh mencela pembicaraan satu sama lain, dan diakhir
pendiskusiin mencari solusi dan akhirnya saling meminta maaf.
III. Komunikasi guna untuk menciptakan kenyamanan: Melakukan pendekatan
secara personal antar guru dan siswa, mengkondisikan cara menyikapin antara si

8
A dan si B dalam berkomunikasi karena anak cenderung sensitif.

9
2. penerapan soft skill kreativitas dalam proses pembelajaran
I. penerapan Kreativitas dalam pembelajaran : Bu Anisa mengatakan
kurikulum k-13 guru dituntut lebih kreatif, dalam hal ini guru mengkreatif
metode mengajarnya dari video, menggunakan infokus, menggunakan aplikasi
canva, memakai ice breaking agar anak lebih focus, dan menggunakan alat
ataupun aplikasi yang telah tersedia, dan bahan-bahan maupun alat-alat bekas
yang ada disekitaran kita.
II. Kemampuan untuk beradaptasi dengan peserta didik: berdasarkan
pengalaman, Bu Anisa beradaptasi ke anak sd harus menyerupai anak sd
bukan berarti harus seperti mereka tapi mencari tahu apa yang mereka sukai
dengan cara bergabung karena jadi guru harus suka mendengar biar bisa
mendekat ke siswa, agar bisa merasakan Ketika mereka sedih Bahagia dan
lain-lain, intinya harus tau menepampatkan diri kemeraka jangan merasa harus
ditakuti.

Berikut merupakan data pertanyaan beserta jawaban dari narasumber yang kami
wawancarai:

1. Apakah dalam proses belajar mengajar, komunikasi antar guru dan murid sudah
terjalin secara efektif dan efisien?
Jawaban responden: Menurut Bu Anisa efesien dalam mengajar belum 100% tapi
sudah mencapai persentasi 70% dalam kelas B, apalagi murid dalam setiap lokal
berjumlah lebih dari 10 orang.

2. Anak yang menginjak usia sekolah dasar akan rentan terhadap rasa bosan
khususnya dalam belajar di kelas, untuk itu diperlukan seorang guru yang bisa
menjunjung kreativitas dalam pembelajaran agar peserta didik tidak merasa bosan,
bagaimana kah ibu/bapak sebagai guru dalam menerapkan kreativitas pada
pembelajaran?
Jawaban responden : Dalam kurikulum k-13 guru dituntut lebih kreatif, dalam hal
ini guru mengkreatif metode mengajarnya dari video, menggunakan infokus,
menggunakan aplikasi canva, memakai ice breaking agar anak lebih focus, dan
menggunakan alat ataupun aplikasi yang telah tersedia, dan bahan-bahan maupun
alat-alat bekas yang ada disekitaran kita.

1
3. Pada usia sekolah dasar, anak-anak masih bersikap egois sehingga rentan
menimbulkan masalah dengan sesama teman nya ataupun lingkungan nya, lalu
bagaimana seorang guru bisa mengatasi/memecahkan masalah peserta didik tanpa
membuat peserta didik tertekan atau down?
Jawaban responden : Mengajak diskusi sesama murid dengan rules tidak boleh
mencela pembicaraan satu sama lain, dan diakhir pendiskusiin mencari solusi dan
akhirnya saling meminta maaf.

4. Apa yang harus guru lakukan terhadap siswa untuk menciptakan lingkungan
komunikasi yang nyaman sesama siswa yang masih ber sekolah dasar dan
terhadap sesama guru dan siswa?
Jawaban responden : Melakukan pendekatan secara personal antar guru dan siswa,
mengkondisikan cara menyikapin antara si A dan si B dalam berkomunikasi
karena anak cenderung sensitif.

5. Bagaimana cara bapak/ ibu beradaptasi dengan anak sd yang baik agar tidak
menjadi tantangan terbesar dalam mengajar?
Jawaban responden : Kalau saya beradaptasi ke anak sd harus menyerupai anak sd
bukan berarti harus seperti mereka tapimencari tahu apa yang mereka sukai
dengan cara bergabung karen jadi guru harus suka mendengar biar bisa mendekat
ke siswa, agar bisa merasakan Ketika mereka sedih Bahagia dan lain-lain, intinya
harus tau menepampatkan diri kemeraka jangan merasa harus ditakuti.

1
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran di
sekolah, karena dengan komunikasi yang efektif di sekolah sangat mempengaruhi kualitas
pelayanan seorang guru terhadap siswa dan akan berpengaruh pula pada hasil pembelajaran
yang juga sekaligus berkaitan erat dengan mutu pendidikan di sekolah. Berdasarkan hasil
wawancara yang telah dilakukan di Sekolah SDN 060819 Kami dapat disimpulkan bahwa
komunikasi yang antara guru dan siswa sudah baik, terbukti dari respon dan tanggapan siswa
dalam menyikapi dan tanggap dalam merespon guru, dan juga menjalin komunikasi yang
baik dengan teman sekitarnya walaupun pada saat tertentu terdapat pertikaian antar siswa.

Disamping itu, kreativitas guru disekolah ini juga sudah sangat baik. Melalui
wawancara yang dilakukan terhadap salah satu guru yang menyatakan bahwa terlebih dahulu
harus mengetahui letak kreatifitas siswa mereka. Dalam menyikapi masalah yang rentan
terjadi pada usia Sekolah Dasar para guru juga sangat tanggal dalam memberikan respon
positif terhadap siswa yang bertikai dengan cara mempertemukan kedua belah pihak dan
melakukan tahap refleksi. Jadi, 10 skill komunikasi yang telah dipelajari sejauh ini
telah di terapkan oleh SDN 060819.

B. Saran
1. Komunikasi: antara guru dan siswa sangat penting karena merupakan salah satu faktor
penunjang kelancaran proses pembelajaran oleh sebab itu disarankan seorang guru harus
memiliki sifat yang terbuka serta adanya kemauan untuk lebih dekat dengan siswa

2. Semangat serta jiwa yang kreatif: seorang guru harus memilki jiwa yang semanagat serta
kreatif karena usia sekolah dasar merupakan usia yang rentan terhadap rasa bosan oleh sebab
itu perlu di terapkan proses pembelajaran yang bervariasi guna untuk menghilangkan rasa
jenuh pada siswa.

1
3. Pelatihan guru dalam aspek keativitas : Guru-guru, khususnya yang menggunakan
kurikulum merdeka seperti Bu Anisa, perlu mendapatkan pelatihan khusus dalam praktik
pembelajaran yang aman dan efektif. Ini akan membantu mereka menghadapi tantangan
dalam menjalankan proses pembelajaran.

4. Mendorong Kreativitas Guru: sekolah sebaiknya mendukung inisiatif kreatif guru-guru


dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan sekolah, seperti dilakukan Bu
Anisa. Hal ini dapat memperkaya komunikasi metode pembelajaran dan menjadikan proses
belajar lebih menarik bagi siswa.

1
DAFTAR PUSTAKA

https://moonpreneur.com/blog/soft-skills-to-teach-your-kids/#google_vignette

1
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai