“Penilaian Kelas”
Oleh:
Kelompok 16
Dosen Pengampu:
Dr. Ruslan, M.Pd.
19631231 199003 1 028
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shifty Landa, guru grade1 di H.F. Epstein Hebrew Academy di St. Louis,
Missouri, menggunakanpendekatan multiple inteligences dari Howard Gardner
(1983, 1993) dalam pengajaran di kelasnya.Gardner mengatakan bahwa tipe
inteligensi umum tidak hanya ada satu, tetapi setidaknya adadelapan tipe spesifik.
Landa (2000) percaya bahwa pendekatan multiple intelligences adalah cara
terbaik untuk mengajaranak sebab anak punya kemampuan yang berbeda-beda.
Dia mengatakan bahwa perannya sebagaiguru sekarang sangat berbeda dengan
beberapa tahun lalu. Dia tak lagi berdiri di depan kelasdan mengajari murid-
muridnya. Kini dia lebih bertindak sebagai fasilitator ketimbang scbagaipengatur
saat murid belajar di berbagai pusat belajar yang berhubungan dengan
kecerdasanyang berbeda. Murid berpartisipasi dalam kelompok belajar kooperatif
di pusat tersebut. Pusatbelajar itu menyediakan kesempatan bagi mereka untuk
mengembangkan inteligensi interpersonal mereka.
Murid menggunakan inteligensi tubuh-kinestetik untuk menyusun bentuk
huruf saat merekabelajar menulis. Mereka juga menggunakan inteligensi untuk
belajar mengucapkan vokal saatmereka belajar, dan mengucapkan huruf saat
mereka belajar menulis.
Landa percaya bahwa inteligensi intrapersonal adalah tipe inteligensi yang
paling banyak diabaikan dalam kelas tradisional. Dalam kelasnya, murid-murid
menyelesaikan sendiri lembar evaluasi diri setelah mereka menyelesaikan tugas di
beberapa pusat belajar. Murid juga membuatsebuah portofolio tempat mereka
mencatat hasil tugas mereka sehingga mereka bisa melihat kemajuannya.
Setelah dia mengimplementasikan pendekatan multiple intelligences ini di
kelasnya, Landa mengetahui bahwa dia perlu mendidik orang tua tentang
pendekatan ini. Dia membuat kelas pendidikan orang tua yang disebut “The
Parent-Teacher Connection”, yang bertemu tiga kali setahununtuk melihat video,
berbicara tentang multiple intelligences, dan mendiskusikan bagaimanapendekatan
1
itu digunakan dalam kelasnya. Dia juga mengirimkan newsletter setiap minggu
keorang tua, yang isinya memberi tahu mereka aktivitas multiple intelligences
mingguan dan kemajuan murid.
Dari cerita mengajar di atas, dapat diketahui bahwa inteligensi memiliki
peranan penting dalam kehidupan individu terutama dalam dunia pendidikan, oleh
karena itu di makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang konsep inteligensi serta
cara pengukurannya serta gaya belajar dan gaya berfikir individu yang
dipengaruhi oleh tempramen dan kepribadian individu tersebut.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konteks penilaian dalam kelas
1. Penilaian sebagai bagian integral dari pengajaran
Pakar penilaian james Mcmilan (1997 ,2001) percaya bahwa
guru yang berkompeten sering mengevaluasi muridnya dalam
konteks tujuan pembelajaran dan mengadaptasi instruksinya sesuai
dengan evaluasi itu. Pandanglah integrasi instruksi dan penilaian dari
segitiga kerangka: pra-instruksi, selama instruksi, dan pasca-
instruksi.
a. Penilaian Pra-konstruksi
Penialaian ini di desain untuk menjawab pertanyaan:”Apa
keahlian matematika yang dapat ditunjukkan oleh murid saya?”
jika hasil penilitian anda menunjukkan bahwa murid kurang
pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan, anda bisa memberi
materi yang tak terlalu sulit bagi murid anda. Jika hasilnya sangat
baik, maka anda bisa menaikkan level instruksi anda. Tanpa
penilaian ini anda akan beresiko memiliki kelas yang
kebingungan (jika pengajaran anda terlalu tinggi levelnya) atau
membosankan (jika levelnya terlalu rendah).
b. Penilaian selama instruksi
Penilaian formatif adalah penilaian selama instruksi atau jalannya
pembelajaran, bukan setelah pembelajaran selesai. Observasi
anda secara terus menerus dan memantau proses belajar murid
saat mengajar akan membuat anda mengetahui apa yang harus
anda lakukan berikutnya. Penilaian selama instruksi membantu
anda menentukan pengajaran pada level yang menantang murid
dan memperluas cakrawala pemikiran mereka. Penilaian ini juga
membantu anda mendeteksi murid yang butuh perhatian
individual.
Pertanyaan lisan adalah aspek penting dari penilaian ini.
Beberapa guru mungkin mengajukan pertanyaan hingga 300
sampai 400 sehari, bukan hanya untuk menstimulasi pemikiran
dan penilitian murid, tetapi juga menilai level pengetahuan dan
keahlian mereka (Morgan & Saxton, 1991).
c. Penilaian pasca-instruksi
Penilaian sumatif (atau penilaian formal) adalah penilaian setelah
instruksi selesai, dengan tujuan mencatat kinerja murid. Penilaian
sesudah instruksi akan menghasilkan informasi tentang seberapa
baikkah murid anda dalam menguasai materi, apakah murid
3
sudah siap untuk pelajaran selanjutnya, grade apa yang harus
diberikan kepada meraka, komentar apa yang harus anda katakan
kepada orang tuanya, dana bagaimana anda harus menyesuaian
instuksi anda (McMilan, 2001).
4
mengelola hubungan (seperti kompeten dalam memecahkan
problem hubungan).
5
target tersebut, dan menggunakan penilaian yang merefleksikan
target, isi materi, dan instruksi.
B. Penilaian Alternatif
C.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait
dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil
belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran
tertentu.Penilaian Kelas kemudahan guru dalam membuat keputusan
tentang kemajuan pembelajaran dalam menyelesaikan kumpulan informasi
secara sistematis, penilaiankelas memilki Dua tujuan penting lainnya.
Yaitu: a. peningkatan pembelajaran dan b. peningkatan motivasi.Dua dasar
penilaian yang berkaitan dengan penilaian: ukuran, kumpulan proses
informasi tentang pembelajaran dan evaluasi proses membuat keputusan
dasar pada ukuran.Menciptakan penilaian yang benar dan yang dapat
diandalkan di ruang kelasmu. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
meningkatkan kebenaran melalui perencanaan yang hati-hati untuk dinilai,
menggunakan penilaian alternatif untuk meningkatkan keabsyahan,
menggunakan portofolio dan pertunjukan penilaian untuk meningkatkan
pengaturan diri pelajar.
B. Saran
Sangat penting untuk memahami bagaimana penilaian dalam kelas
ini, maka disarankan untuk pendidik dan calon pendidik untuk memahami
lebih mendalam tentang penilaian kelas.
7
DAFTAR PUSTAKA
Council for Exceptional Children. (1998). CEC’s Comments on the Proposed Idea
Regulations, WashingtonDC.: Author.
Collins, M.(1996, Winter). The job outlook for ’96 grabs. Journal of Career
Planning, pp, 51-54
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. https://kbbi.web.id, diakses pada 18
September 2018
Mayer, John D., dkk. 2004. Emotional Intelligence. New York: Dude Publishing.
Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Comer, J, P. (1988). Educating poor minoritory children. Scientific American,
259, 42-48.