Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN DASAR

DAN PENAMAAN LAIN


PENDIDIKAN LUAR
SEKOLAH
Keterampilan Dasar Pendidikan Luar Sekolah
KELOMPOK 4

1.DELIMA SITUMORANG
2.MEITA KRISNADYA LUMBAN
GAOL
3.NAOMI PRISKA APRILIA HUTAPE
4.RACHEL DEWI PUTRI SILALAHI
Definisi Pendidikan Luar Sekolah Secara Kompleks
Pendidikan di luar sekolah secara kompleks mengacu pada proses pendidikan yang terjadi di luar
lingkungan sekolah formal, di mana individu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman belajar melalui berbagai sumber dan konteks. Ini melibatkan pendidikan yang terjadi di
rumah, masyarakat, tempat kerja, organisasi non-pemerintah, lembaga budaya, dan lingkungan
belajar alternatif lainnya.

Istilah pendidikan selalu ditekankan pada segi – segi sistematis dan berujuan. Pendidikan
mencakup pemilihan sesuai dengan yang diinginkan dan struktur yang sistematik dari pengalaman –
pengalaman langsung atau dengan perantara.Dalam perkembangan awalnya, pendidikan menjadi
fungsi dari suatu sekolah atau sistem dari sekolah-sekolah. Sistem pendidikan yang dimaksud disini
memiliki tiga subsistem utama, yang masing masing memiliki dua komponen pokok :

- Pertama : organisasi, terdiri dari unsur misi yang didalamnya terdapat tujuan – tujuan yang
dikembangkan dan dirumuskan.
- Kedua : sponsor,yaitu kelembagaan [ politik,keagamaan,industri, dll ] yang mengambil prakarsa,
mendukung dan mengatur kegiatan dalam kegiatan operasional , dibentuk, disahkan dan dikelola.
Pendidikan di luar sekolah dapat mencakup berbagai bentuk, seperti:
1. Pendidikan keluarga: Pendidikan yang diberikan oleh orang tua atau anggota keluarga dalam lingkungan rumah. Ini dapat
melibatkan sehari-hari, diskusi, pembacaan buku, pengalaman praktis, dan nilai-nilai yang ditanamkan melalui pengasuhan.

2. Pendidikan komunitas: Pendidikan yang terjadi di komunitas lokal, termasuk kegiatan di perpustakaan, museum, pusat seni,
klub remaja, dan organisasi masyarakat lainnya. Ini dapat melibatkan lokakarya, program mentoring, pertemuan diskusi, atau
kegiatan lain yang memperluas pengetahuan dan keterampilan seseorang di luar lingkungan sekolah.

3. Pembelajaran online: Dengan kemajuan teknologi, ada berbagai platform dan sumber daya online yang menyediakan
kesempatan belajar di luar sekolah. Ini termasuk kursus daring, webinar, video pembelajaran, forum diskusi, dan sumber belajar
interaktif lainnya.

4. Program ekstrakurikuler: Aktivitas di luar kurikulum sekolah formal yang dirancang untuk membantu pengembangan
keterampilan dan minat khusus siswa. Ini bisa termasuk klub olahraga, paduan suara, teater, debat, lingkungan, atau kegiatan seni
lainnya.

5. Pendidikan kerja: Pendidikan yang terjadi di tempat kerja atau melalui program magang. Ini memberikan kesempatan bagi
individu untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan praktis yang relevan dengan pekerjaan tertentu atau bidang industri
tertentu.

Pendidikan di luar sekolah secara kompleks mengakui bahwa pembelajaran tidak terbatas pada lingkungan sekolah formal, dan
bahwa individu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berharga melalui berbagai pengalaman dan konteks
belajar di luar kelas.
Definisi Pendidikan Luar Sekolah Secara Singkat
Definisi pendidikan non formal adalah setiap kegiatan yang diorganisasikan
diluar system persekolahan yang mapan apakah dilakukan secara terpisah atau
sebagai bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, dilakukan secara sengaja
untuk melayani anak didik tertentu untuk mencapai tujuan belajarnya.

Pendidikan luar sekolah adalah bentuk pendidikan yang terjadi di luar


institusi pendidikan formal seperti sekolah. Ini mencakup segala bentuk
pembelajaran, pengembangan keterampilan, dan akuisisi pengetahuan yang
terjadi di luar lingkungan sekolah, seperti melalui pengalaman di rumah,
komunitas, tempat kerja, lembaga non-pemerintah, dan melalui sumber daya
online. Pendidikan luar sekolah dapat melibatkan kegiatan seperti kursus
online, pelatihan kerja, kegiatan ekstrakurikuler, pembelajaran mandiri, dan
interaksi dengan komunitas sekitar.
Definisi Pendidikan Formal dan Pendidikan Informal
Pendidikan formal adalah sistem pendidikan yang strukturnya
bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan universitas
ataupun yang setara, termasuk kegiatan studi yang berorientasi akademis dan
umum, bermacam-bermacam program spesialisasi dan pelatihan-pelatihan
teknik serta pelatihan profesional yang dilaksanakan dalam waktu yang terus-
menerus.

Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang hayat, tiap-


tiap orang memperoleh nilai, sikap keterampilan dan pengetahuan yang berasal
dari pengalaman hidup sehari- hari dan dari pengaruh-pengaruh sumber-
sumber pendidikan dalam lingkungan hidupnya seperti keluarga, tetangga,
pekerjaan, permainan, pasar, perpustakaan, dan media massa.
Definisi Pendidikan Formal dan Pendidikan Informal
Dari defenisi pendidikan informal tersebut tampak, bahwa nilai, sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang diperoleh seseorang individu cukup luas
peluangnya untuk diperoleh di luar pendidikan formal atau pun nonformal.
Dalam kehidupan sehari-hari individu memperoleh pengalaman melalui
percakapan, penjelasan, contoh-contoh, disiplin, dari orang-orang yang lebih
tua, lebih berpengalaman, teman sejawat, dan sebagainya. Seorang anak
misalnya memperoleh keterampilan berpakaian, mengurus diri, berbicara
secara baik, sopan santun, dan lain dari orang tuanya atau saudara-saudaranya.
Lebih banyak yang orang desa terampil bertani dengan cara belajar dari
sesamanya, atau orang tuanya. Pengalaman semacam itu adalah bersifat
edukatif. Akan tetapi mereka yang mengalaminya kadang-kadang tidak
merasakannya sebagai pendidikan. Itulah juga yang menjadi alasan mengapa
beberapa ahli tertentu tidak menggolongkannya ke dalam pendidikan.
Definisi Pendidikan Formal dan Pendidikan Informal
Walaupun terdapat banyak perbedaan pemahaman tentang pendidikan formal, nonformal, dan informal, Komisi Eropa (2001)
menawarkan seperangkat definisi yang dapat dijadikan sebagai ik tolak umk mengkomeptralisasikan perbedaan antarapendidikan
formal, nonformal, dan informal. Pada perheljaran formal, pembelajaran biasanya diselenggarakan oleh lembaga pendidikan atau
pelatihan, terstruktur (dalam hal tujuan pembelajaran, waktu belajar, atau dukungan pembelajaran) dan berujung pada sertifikasi.
Pembelajaran formal ini dilihat dari sudut pandang warga belajar.

Pada pembelajaran nonformal, pembelajaran tidak diselenggarakan oleh pendidikan atau lembaga pelatihan dan biasanya tidak
berujung pada sertifikasi. Pendidikan nonformal dilihat sebagai hubungan konflik antara praktek-praktek budaya tradisional dan
seni kurikulum formal dalam konteks pasca-kolonial. Pembelajaran nonformal dilihat dari sudut pandang warga belajar.

Pembelajaran informal merupakan pembelajaran yang dihasilkan dari aktivitas kehidupan sehari-hari yang berhubungan
dengan pekerjaan, keluarga atau rekreasi. Pembelajaran ini tidak terstruktur (dalam hal tujuan pembelajaran, waktu belajar atau
belajar dukungan) dan biasanya tidak berujung pada sertifikasi. Pembelajaran informal mungkin disengaja tetapi dalam banyak
kasus terjadi ketidaksengajaan.

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
Sistematis oleh karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap-tahap berkesinambungan (prosedural) dan sistemik oleh
karena berlangsung dalam kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi. Bagi mereka yang sudah dewasa tetap dituntut
adanya pengembangan diri agar kualitas kepribadian meningkat seiring dengan meningkatnya tantangan hidup yang selalu
berubah. Dalam hubungan ini dikenal apa yang disebut dengan pendidikan sepanjang hayat. Pembentukan pribadi mencakup
pembentukan cipta, rasa, dan karsa (kognitif, afektif dan psikomotorik) yang sejalan dengan perkembangan fisik.
Istilah atau Penamaan lain pada Pendidikan Luar Sekolah
a. Pendidikan massa (maxs education)
Mass education adalah pendidikan yang diberikan kepada orang dewasa di luar sistem pendidikan formal.
Tujuannya adalah memberikan kecakapan membaca, menulis, dan pengetahuan umum agar seseorang dapat mengikuti
perkembangan dan kebutuhan hidup sekelilingnya. Termasuk ke dalam mass education ini pelatihan-pelatihan untuk
mendidik calon- calon pemimpin yang akan mempelopori kegiatan-kegiatan di masyarakat.

Di Gold Coast dan Togo, yang dinamakan mass education itu tidak jauh berbeda dengan kegiatan pendidikan
masyarakat di Indonesia. Tujuan mass education yang diselenggarakan di Negara ini antara lain adalah: (a) memberi
pelatihan kepada pemimpin-pemimpin untuk secara sukarela menyelenggarakan usaha-usaha mass education.
b. Pendidikan orang dewasa (Adult Education)
Pendidikan orang dewasa adalah program pendidikan yang diperuntukkan bagi orang dewasa. Di dalam
praktiknya pendidikan orang dewasa ini sering bermacam-macam, meliputi antara lain: pendidikan lanjutan (contining
eduaction), pendidikan pembaharuan, pendidikan kader organisasi, dan pendidikan populer.
Istilah atau Penamaan lain pada Pendidikan Luar Sekolah
c. Pendidikan lanjutan
Sasaran populasi yang pertama kali diprioritaskan adalah para pemuda yang perlu memperoleh pendidikan
secukupnya mejelang masa dewasanya. Tujuan pendidikan lanjutan adalah memberikan satu atau beberapa keahlian
atau pengetahuan untuk dapat dipergunakan mencari lapangan kerja. Bentuk kegiatan pendidikan lanjutan ini antara
lain adalah kursus-kursus. Kursus- kursus itu ada yang bersifat full-time dan ada pula yang bersifat part-time. Kursus-
kursus part-time cukup menarik bagi para pekerja atau pegawai (negeri atau swasta) untuk meningkatkan kemampuan,
kemahiran dan pengetahuan mereka. Pada umumnya tidak ada suatu kewajiban bagi setiap orang dewasa untuk
mengikuti pendidikan lanjutan ini. Namun, demikian di USA kadang-kadang pendidikan.
e. Pendidikan kader organisasi
Pendidikan kader organisasi adalah pembentuk kursus atau latihan yang diselenggarakan olch organisasi atau
perkumpulan, baik yang bekerja dalam lapangan politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Tujuan pendidikan
kader organisasi adalah untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan anggota-anggotanya dalam melanjutkan
jalannya roda organisasi. Motif orang dewasa (dan juga pemuda) untuk berpartisipasi dalam pendidikan kader
organisasi adalah bersumber pada kepentingan yang dituntut oleh pergaulannya, yaitu organisasi atau perkumpulan
yang didalamnya dia menjadi anggota. Pendidikan kader organisasi dalam kenyataannya sering muncul pada saat
masyarakat sedang mengalami krisis dan tekanan-tekanan, baik dalam lapangan politik, sosial, maupun ekonomi.
Manfaat dari pendidikan kader organisasi di Indonesia dirasakan pada masa pergerakan pada saat menuju kemerdekaan
bangsa dari penjajahan. Untuk mewujudkan pembaharuan, yaitu mencapai kemerdekaan.
Istilah atau Penamaan lain pada Pendidikan Luar Sekolah

f. Pendidikan populer
Motif orang untuk mengikuti pendidikan populer adalah hasrat untuk
mencapai setiap kebutuhan yang ada dalam hidupnya sehari-hari. Hasrat
tersebut yang meliputi antara lain hasrat untuk mencapai hiburan, rekreasi,
pergaulan dengan orang lain sebagai pengisi waktu senggang disalurkan lewat
pendidikan populer ini disebut Leisure Time Activities. Kegiatan pendidikan
populer ini merentang dari yang sangat sederhana sampai dengan yang cukup
kompleks Contohnya adalahpendidikan memasak, memotret, anyam-anyaman
sampai dengan memahat patung. Berdasarkan atas uraian tentang jenis-jenis
kegiatan pendidikan orang dewasa tersebut dapatlah disimpulkan, bahwa
pendidikan orang dewasa adalah usaha atau kegiatan yang pada umumnya
dilakukan dengan kemauan…
Istilah atau Penamaan lain pada Pendidikan Luar Sekolah
g. Extension education

Extension education mulai berkembang di Inggris 1873 dan USA tahun 1890, Menurut arti katanya extension berarti perluasan. Extension education
adalah upaya pendidikan yang diperluas jangkauannya keluar batas pendidikan di sekolah, yaitu kepada masyarakat. Secara lebih luas, extension education
adalah pendidikan di luar sistem pendidikan formal, diselenggarakan oleh perguruan tinggi untuk mengimbangi hasrat masyarakat tani. Kontak tani adalah
petani yang berhasil dalam usaha taninya. Dia mempunyai pengaruh di kalangan petani-petani di sekitarnya, serta membina petani-petani tersebut dalam
penyuluhan pertanian, bertindak sebagai juru bicara dan perantara penyuluh pertanian lapngan (PPL), dengan para petani anggota kelompok tani. Sebagai
"orang dalam" dari kelompok tani, dan sebagai "pimpinan opini". Kontak tani memiliki kelebihan-kelebihan dari petani-petani lainnya.

Dari pihak instansi pemerintah, yaitu Dinas Pertanian, yang bertugas secara langsung dengan para petani adalah PPL. Seorang PPL mempunyai tugas
sebagai pelaksana kegiatan penyuluhan di satu wilayah kerja penyuluhan pertanian (WKPP) yang terdiri dari beberapa wilayah kelompok (Wilkel) yang di
masing-masing wilkel terdapat satu kelompok tani. Dalam pelaksanaan tugasnya, PPL bertanggung jawab kepada kepala dinas pertanian kabupaten melalui
pimpinan wilayah kerja balai penyuluhan pertanian (WKBPP). Ada beberapa yang berkaitan dengan penyuluhan pertanian sebagai salah satu bentuk extension
education :

- Pertama, Tujuan. Tujuan pertanian selalu berorientasi padahal-hal yang perlu dan penting bagi kehidupan para tani.Tujuan akhir penyuluhan pertanian
adalah meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, dan taraf hidup para petani sehingga mereka dapat menyumbang pada kesejahteraan masyarakat. Untuk
mencapai tujuan akhir itu, maka usaha penyuluhan pertanian dilakukan secara bertahap, yaitu melalui tujuan-tujuan awal, yang langsung bertalian dengan
pencapaian tujuan akhir. Tujuan-tujuan awal itu dengan sendirinya mencakup hal-hal yang penting bagi kehidupan para petani, seperti tercakup di dalam
panca usaha tani

- Kedua, Penyuluhan pertanian mempunyai program pendidikan dan perurutan materi.

PPL menyusun program penyuluhan bersama-sama dengan pimpinan Dinas Pertanian Tingkat Kecamatan, Pembina Program pada wilayah kerja Balai
Penyuluhan Pertanian, dan tokoh- tokoh masyarakat desa termasuk program kontak tani lain yang disusun disesuaikan dengan situasi dan masalah desa
setempat serta kebutuhan-kebutuhan para petani. Urutan materinya serta kebutuhan-kebutuhan para petani. Urutan materinya disesuaikan dengan masa kerja
yang dihadapi oleh para petani.
Istilah atau Penamaan lain pada Pendidikan Luar Sekolah
h. Pendidikan dasar (Fundamental Education)
Istilah fundamentaleducation bermula digelontorkan oleh UNESCO. Tujuan pendidikan dasar ini adalah untuk
menolong warga masyarakat untuk meningkatkan kemajuan sosial ekonomi, agar dengan demikian mereka dapat
menduduki tempatnya yang layak dalam kehidupan dunia modern. Sasaran populasi pendidikan dasar adalah semua
warga masyarakat, baik anak-anak, pemuda, mau pun orang dewasa. Prioritas diberikan kepada mereka yang terlantar
pendidikannya. Istilah dasar mengandung pengertian pembuka jalan untuk membuat dan melaksanakan rencana
kegiatan membangun diri lebih lanjut.
Susunan isi dari pendidikan dasar menurut UNESCO, meliputi;
(1) kecakapan berfikir dan bergaul (membaca, menulis, menghitung, berbicara, mendengarkan,

(2) kemahiran kejujuran (misalnya: pertanian, kerajinan, pertukangan),


(3) kecakapan berumah tangga (memasak, pemeliharaan kesehatan anak dan lingkungan rumah),

(4) pendidikan kesehatan dan gizi,


(5) pengetahuan sederhana dan pemahaman tentang lingkungan alam dengan prosesnya, dan

(6) pengetahuan sederhana tentang lingkungan hidup, sosial, ekonomi, adat kebiasaan.
Istilah atau Penamaan lain pada Pendidikan Luar Sekolah
h. Pendidikan dasar (Fundamental Education)
Istilah fundamentaleducation bermula digelontorkan oleh UNESCO. Tujuan pendidikan dasar ini adalah untuk
menolong warga masyarakat untuk meningkatkan kemajuan sosial ekonomi, agar dengan demikian mereka dapat
menduduki tempatnya yang layak dalam kehidupan dunia modern. Sasaran populasi pendidikan dasar adalah semua
warga masyarakat, baik anak-anak, pemuda, mau pun orang dewasa. Prioritas diberikan kepada mereka yang terlantar
pendidikannya. Istilah dasar mengandung pengertian pembuka jalan untuk membuat dan melaksanakan rencana
kegiatan membangun diri lebih lanjut.
Susunan isi dari pendidikan dasar menurut UNESCO, meliputi;
(1) kecakapan berfikir dan bergaul (membaca, menulis, menghitung, berbicara, mendengarkan,

(2) kemahiran kejujuran (misalnya: pertanian, kerajinan, pertukangan),


(3) kecakapan berumah tangga (memasak, pemeliharaan kesehatan anak dan lingkungan rumah),

(4) pendidikan kesehatan dan gizi,


(5) pengetahuan sederhana dan pemahaman tentang lingkungan alam dengan prosesnya, dan

(6) pengetahuan sederhana tentang lingkungan hidup, sosial, ekonomi, adat kebiasaan.
KESIMPULAN

Mempelajari pengertian istilah dimulai dengan menelaah defenisi istilah tersebut, menelaah
defenisi pendidikan non formal cukup sulit oleh karena belum tersedianya rumusan defenisi yang
komprehensif dan baku. Sekalipun seperti Kleins mengajukan defenisinya dengan ancang-ancang
yang panjang, namun cukup holistik tetapi kompleks, dengan mengetengahkan subsistem organisasi,
manusia, dan kurikulum, yang masing-masing memiliki dua komponen pokok. Kleis juga mengajukan
tiga kelas macam karakteristik pendidikan non formal.
Ada juga ahli yang tidak mengajukan defenisinya, akan tetapi terlebih dahulu mengidentifikasi
beberapa parameter pendidikan non formal yang meliputi sistem penyampaian, tujuan, karakteristik
pedagogik dan "credentials" serta kebutuhan. Setelah itu dia merekapitulasi adanya defenisi teoritis,
defenisi operasional dan defenisi pragmatik yang meliputi: (1) adanya kaitan dalam beberapa hal
antara pendidikan persekolahan dengan pendidikan non formal, (2) penekanan bahwa pendidikan
formal tidak bersifat insidental atau informal, (3) ketidak formalan pendidikan non formal terutama
terletak pada sponsor, lokasi dan administrasi. Beberapa defenisi yang singkat telah diajukan oleh
Coombs, Supardjo Adikusumo, dan Colleta. Defenisi-defenisi tersebut selalu dikaitkan dengan
kenyataan, bahwa penyelenggara pendidikan non formal adalah di luar sistem persekolahan yang
telah ada.
QnA
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai