Anda di halaman 1dari 55

lOMoARcPSD|30620531

CBR PDD - Critical Book Review

Perkembangan Peserta Didik (Universitas Negeri Medan)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)
lOMoARcPSD|30620531

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


**CRITICAL BOOK REVIEW**

DISUSUN OLEH : INTAN RIANG BUULOLO

NIM : 7213143013

DOSEN PENGAMPU : NINDYA AYU PRISTANTI, S.PD, M.PD

MATA KULIAH : PERKEMBANGAN PESERA DIDIK

PENDIDIKAN BISNIS-KELAS A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan critical book review mengenai mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik.

Critical book review ini bertujuan untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan suatu
buku pengetahuan bagi pembaca dan juga penulis mengenai Perkembangan Peserta Didik.
Penulis menyadari bahwa critical book review ini masih kurang memadai dan masih perlu
untuk disempurnakan, untuk itu diharapkan ada kritik dan saran dari pembaca.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga critical book review ini dapat diselesaikan. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa memberkati kita semua dengan keberkahan dan ilmu yang berguna.

Medan, 4 September 2021

Intan Riang Buulolo

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ...........................................................1


B. Tujuan Penulisan CBR .......................................................................1
C. Manfaat Penulisan CBR .....................................................................1
D. Identitas Buku ....................................................................................1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU .....................................................................30

A. Ringkasan Isi Buku Utama ...............................................................31


B. Ringkasan isi buku pembanding .......................................................32

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................47

A. Kelebihan dan Kekurangan Buku Utama .........................................47


B. Kelebihan dan Kekurangan Buku Pembanding ................................48

BAB IV PENUTUP..............................................................................................50

A. Kesimpulan .......................................................................................50
B. Saran..................................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................51

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

BAB I

PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Sebagai seorang mahasiswa kita tentu saja bisa kesulitan dalam menemukan buku
yang dapat mempermudah proses belajar, salah satunya juga mengenai materi
Perkembangan Peserta Didik. Maka dari itu, pentingnya membuat Critical Book
Review adalah agar memudahkan pembaca dalam memilah buku yang efisien untuk
dipelajari. Dari sini jugalah penyusun dapat membandingkan buku yang akan dikritisi
guna mempertajam kepekaan terhadap isi buku.

B. Tujuan Penulisan CBR

Mengkritisi serta membandingkan kelebihan dan kelemahan suatu buku, dari segala
aspek yang berkaitan dengan topik Perkembangan Peserta Didik.

C. Manfaat penulisan CBR

1. Menambah wawasan akan pengertian dari materi Perkembangan Peserta Didik,


sejarah dan fungsinya dalam kebahasaan.
2. Membantu pembaca dalam mencari informasi inti dari sebuah buku, mulai dari
kelebihan ataupun kekurangan isi buku.
3. Melatih diri untuk mampu menilai atau mengambil kesimpulan dari sebuah buku

D. Identitas Buku

1. Buku Utama (Pertama)

Judul : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Pengarang : Dra. Kemali Syarif, M.Pd

Penerbit : Unimed Press. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Kota Terbit : Medan

Tahun Terbit : 2014

Tebal Buku : 215 halaman

ISBN : 978-602-79339-7

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

2. Buku Pembanding

Judul Buku : Pendidikan Pengembagan Diri Melalui Pembiasaan

Pengarang : Dr. M. Miftah Arief, M.pd

Penerbit : Literasi Nusantara

Tahun Terbit : 2020

Kota Terbit : Martapura

Tebal Halaman : 87 halaman

ISBN : 978-623-7743-95- 8

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

BAB II

RINGKASAN ISI BUKU


A. Ringkasan Buku Utama

BAB I HAKEKAT PERKEMBANGAN

A. Pengertian dan Ciri Ciri perkembangan

Perkembangan berarti serangkaian perubahan perubahan progresif yang terjadi


sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Vandale (Hurlock 1980)
menyebutkan perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter
pada tinggi seseorang, melainkan proses integrasi dari banyak sruktur proses yang
kompleks. Perkembangan diartikan sebagai “peubahan yang progresif dan
kontinyu dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati” (yang berlangsung
sistematis, progresif dan berkesinambungan baik menyangkut fisik/jasmani
maupun psikis/rohani, Syamsu Yusuf. LN, 2011).

Yang dimaksud sistematis, progresif, dan berkesinambungan ialah

1. Sistematis perubahan yang bersifat saling ketergantungan, saling


mempengaruhi antara bagian organisme (fisik dan psikis) dan merupakan
kesatuan yang harmonis. Contoh kemampuan anak sering matangnya otot otot
kaki
.
2. Progresif perubahan yang bersifat maju, meningkat, mendalam dan meluas
mempengaruhi fisik dan psikis. Contoh terjadinya perubahan proporsi dan
ukuran anak dari pendek menjadi tinggi, dan perubahan pengetahuan dari
kemampuan yang sederhana menjadi kompleks

3. Berkesinambungan perubahan pada fungsi atau bagian organisme itu


berlangsung secara beraturan atau berurutan tidak terjadi secara kebetulan,.
Contoh untuk berdiri seorang anak harus pandai dulu merangkak dan duduk.

Jadi dapat diartikan suatu perkembangan ialah perubahan yang terjadi kepada
seseorang yang dimana perubahan tersebut berkala (sistematis, progresif,
berkesinambungan) dari awal sampai akhir (lahir sampai mati) menuju yang lebih
sempurna, dimana perubahan tersebut tidak dapat diulang kembali.

Contoh contoh perubahan yang terjadi secara umum yang dapat disebut dengan
perkembangan ialah :

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

1. Terjadi pada perubahan dalam aspek fisik seperti perubahan tinggi dan
berat badan, aspek psikis semakin bertambahnya koleksi kata dan
matangnya kemampuan berpikir mengingat menggunakan imajinasi.

2. Terjadi perubahan dalam proporsi dalam aspek fisik proporsi tubuh anak
berubah sesuai dengan fase perkembangan, dalam aspek psikis perubahan
imajinasi yang fantastis ke realitas

3. Lenyapnya tanda tanda yang lama dalam aspek fisik banyaknya kelenjar
thymus yang terletak pada bagian dada, kelenjar pineal pada bagian bawah
otak, rambut rambut halus dan gigi susu, dalam aspek lenyapnya masa
mengoceh, bentuk gerak gerik kekanak kanakam, dan perilaku implusif.

B. Prinsip Prinsip Perkembangan

1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti ( Never Ending


Proces) yaitu perkembangan yang berlangsung secara terus dipengaruhi oleh
pengalaman atau belajar. Perkembangan yang terjadi dialami individu dari lahir
sampai usia remaja disebut perkembanagan progresif sedangkan pada usia
dewasa perkembangan tetap berjalan secara stabil dan mengalami penurunan
atau regresif.

2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi, aspek yang mempengaruhi


perkembanagan individu yaitu fisik emosi intelegensi maupun sosial yang saling
mempengaruhi. Apabila salah satu aspek tidak mengalami perkembangan atau
ketidakstabilan dalam perkembangan.

3. Perkembangan mengikuti pola


yaitu perkembangan yang mengikuti progres yang terjadi di atau yang terjadi
dalam tubuh seseoarang.

4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan


ialah perkembangan fisik dan mental seseorang akan mencapai kematanagan
pada waktu yang berbeda beda Ada yang cepat ada yang lambat, tergantung
terhadap tubuh seseorang.

5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas


Pada fase ini dapat dilihat seperti contoh samapi usia 2 tahun anak memusatkan
untuk mengenal lingkungan yang ada disekitarnya saja, menguasai gerak gerik
fisik, dan belajar berbicara, pada usia 4 sampai 6 tahun perkembangan
dipusatkan menjadi belajar bergaul dengan orang lain.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahap atau fase perkembangan
dapat dijelaskan bahwa setiap kehidupan yang dijalani oleh seseorang individu
yang normal pasti akan mengalami namanya fase fase perkembangan seperti
dari fase bayi, balita anak anak, remaja, dewasa dan lansia.

7. Prinsip kematangan
Pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan perhatian yang serius bukan
usaha yang timbul dengan sendirinya untuk menghasilkan pertumbuhan dan
perkembangan perlu diperhatikan berupa perawatan fisik dan psikis yang
dibimbing dari orangtua guru maupun lingkungan masyarakat.dengan
sendirinya untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan perlu
diperhatikan berupa perawatan fisik dan psikis yang dibimbing dari orangtua
guru maupun lingkungan masyarakat.

C. Fase fase Perkembangan

1. Pengertian dan kriteria menentukan fase perkembangan

a. Tahap perkembangan berdasarkan analisis biologis

Penentuan tahap ini yaitu pembabakan berdasarkan keadaan atau proses


pertumbuhan tertentu menurut para ahli sebagai berikut

1) Aristoteles menggambarkan perkembangan individu sejak anak samapai


dewasa itu ke dalam tiga tahap lamanya 7 tahun :

 Tahap 1 : dari 0 sampai 7 tahun masa anak kecil atau masa


bermain
 Tahap 2 : dari 7 samapai 14 tahun masa anak sekolah rendah
 Tahap 3 : dari 14 sampai 21 tahun masa remaja atau pubertas
masa peralihan dan usia anak menjadi orang dewasa

2) Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu


melewati 4 tahap yaitu :

 Tahap 1 : dari 0 sampai kira kira 3 tahun pengisian periode 1


anak kelihatan pendek dan gemuk.
 Tahap 2 : kira kira 3 sampai 7 tahun periode 1 amak kelihatan
langsing memajang atau meninggi.
 Tahap 3 : kira kira 7 tahun sampai 13 tahun periode 2 anak
kelihatan pendek gemuk kembali
 Tahap 4 : kira kira 13 sampai 20 tahun periode 2 anak kembali
kelihatan langsing.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

b. Tahap perkembangan berdasarkan didaktis


Suatu tahap yang digunakan ke dalam penerapan berdasarkan didaktis atau
instruksional antara lain

1) Comenius dipamdang dari segi pendidikan yang lengkap berlangsung


dalam empat jenjang yaitu

 Sekolah ibu untuk anak anak 0-6 tahun


 Sekolah bahasa ibu untuk remaja usia 12 sampai 18 tahun
 Akademi untuk pemuda pemudi usia 18 sampai 24 tahun

Pada setiap sekolah tersebut diberikan pengajaran, didikan arahan dalam


perkembangan yang menggunakan metode penyampaian yang berbda sesuai
dengan perkembangan.

c. Tahap perkembangan berdasarkan psikologis

Tahap perkembangan ini yaitu suatu perpindahan dari fase ke fase yang lain
yang dapat dilukiskan sebagai proses evolusi menjadi revolusi yang dimana
dalam perjalanan tersebut terdapat goncangan goncangan secara psikis.

2. Kriteria pentahapan perkembangan

a. Masa usia prasekolah

1) Masa vital
Yaitu individu menggunakan fungsi fungsi biologis untuk menemukan
berbagai hal dalam dunia, ahli menamakan masa Rita ini sebagai masa
oral atau mulut.

2) Masa estetik
Yaitu masa yang menggunakan panca indra dalam perkembangannya
yaitu seperti kepekaan terhadap sesuatu masa ini juga dianggap masa
perkembangan masa keindahan.

b. Masa usia sekolah dasar


Masa ini sering disebut masa aktual atau keserasian bersekolah, masa ini
diperinci menjadi dua fase yaitu
1) Masa kelas kelas rendah sekolah dasar kira kira 6 atau 7 tahun sampai
umur 9 atau 10 tahun
2) Masa kelas kelas tinggi Sekolah Daar berkisaran umur 9 atau 10 sampai
12 atau 13 tahun.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

c. Masa usia sekolah menengah

Pada masa ini bertepatan dengan masa remaja yaitu merupakan masa banyak
menarik perhatian karena sifat sifat khasnya dan peran dalam menentukan
kehidupan individu dalam masyarakat dewasa terbagi atas :

1) Masa pra remaja (remaja remaja awal)


Pada masa ini ditandai oleh sifat sifat negatif pada reakssi remaja
sehingga seringkali disebut masa negatif dengan gejala tidak tenang,
kurang suka bekerja, pesimistik dan lainnya, contoh seperti negatif
dalam prestasi, negatif dalam sosial dan lainnya.

2) Masa remaja (remaja madya)


Yaitu masa terdapatnya proses terbentuknya pendirian pandangan
hidup atau cita cita hidup dipandang sebagai penemuan nilai
kehidupan.

3) Masa remaja akhir


Dapat berdiri pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir yang
terpenuhi oleh tugas tugas perkembanagan masa remaja lalu
masuklah individu ke dalam masa dewasa.

d. Masa usia kemahasiswaan

Yang digolongkan masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa
Madya. Pada masa ini telah mencapai kematangan untuk memilih pasangan
hidup dan mampu menentukan masa depan walaupun masih terdpaatnya
keraguan keraguan pada diri seseorang.

Jadi dapat diartikan suatu perkembangan ialah perubahan yang terjadi kepada
seseorang yang dimana perubahan tersebut berkala (sistematis, progresif,
berkesinambungan) dari awal sampai akhir (lahir sampai mati) menuju yang lebih
sempurna, dimana perubahan tersebut menyangkut fisik, dan psikis serta perubahan
tersebut tidak dpat diulang kembali dan dalam perkembangan terdapat fase yang
dilalui setiap imdividu.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

BAB II TEORI PERKEMBANGAN

A. Teori Teori Psikoanalisis

Teori ini (psychoanalytic) ialah suatu proses perkembangan terutama secara


langsung secara tidak disadari atau diluar kedaran, dan sangat diwarnai oleh
emosi dan menenkankan bahwa perilaku hanyalah merupakan karateristik
dipermukaan.

Karakteristik karateristik yang disoroti dalam teori psikoanalisis utama yaitu :

1. Teori Freud

Freud (1856-1939) mengembangkan teori ini berdasarkan pengalamannya


dalam menangani kehidupan, mental pasien pasiennya, freud meyakini
bahwa kepribadian manusia memiliki tiga unsur utama yaitu

1) Id, merupakan struktur kepribadian yang asli, yang berisi segala


sesuatu yang secara psikologis telah ada sejak lahir, id merupakan
reservior (gudang) energi psikis dan menyediakan seluruh daya untuk
menggerakkan kedua struktur yang lain, Id merupakan sesuatu
komponen yang menggunakan prinsip kesenangan.

Contoh : orang yang lapar, pasti akan membayangkan makanan.


Tetapi tidak akan menjadi kenyang jika hanya membayangkan.
Karena itu, perlu adanya sistem lain yang menghubungkan pribadi
dengan dunia objektif , yaitu ego

2) Ego, merupakan bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana


yang bekerja atas dasar kenyataan pada dunia luar atau realitas yang
ada di luar dirinya, Ego berperan sebagai “eksekutif” yang
memerintah, mengatur, dan mengendalikan kepribadian.

Contoh : ketika seseorang merasa lapar (doorongan dari id), maka


ego akan memuaskan angan angan tersebut dengan mencari makanan
yang benar benar nyata.

3) Superego, merupakan dasar moral dari hati nurani, Superego


memegang kendali atau filter dari kedua sistem kepribadian, sehingga
tahu baik buruk, benar salah dan boleh tidak.

Dalam teori ini berpendapat bahwa kehidupan remaja dipenuhi


dengan konflik dan ketegangan dan teori ini memberikan cara
memendam konflik tersebut dalam pikiran yang sadar yaitu

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

a) Mekanisme pertahanan

Dalam pandangan Freud, mekanisme pertahanan merupakan


metode yang tidak disadari untuk mandi mendistorikan realitas,
yang digunakan untuk melindungi dirinya dari kecemasan yang
disebabkan oleh konflik antara ketiga struktur karakteristik
kepribadian. Represi dalam mekanisme pertahanan yang paling
kuat dan bersifat naluriah, dalam mekanisme pertahanan ego harus
menyelesaikan konflik tuntutan realitas harapan Id dan pembatasan
Superego melalui mekanisme pertahanan.

Dan terdapat tahap tahap yang tejadi dalam mekanisme pertahanan


yaitu

 Tahap oral yaitu, kenikmatan anak dipusatkan di daerah mulut


yang terjadi ketika baru lahir sampai satu setengah tahun.
 Tahap anal yaitu, kepuasan dipusatkan di daerah genital yang
terjadi kisaran 3 sampai 6 tahun.
 Tahpa laten yaitu, anak menenkankan hasrat seksual dan
mengembangkan kererampilan sosial dan intelektual yang terjadi
kisaran 6 tahun sampai masa pubertas.
 Tahap genital yaitu, masa dan kebangkitan seksual yang sumber
kenikmatan seksual terletak diluar keluarga yang terjadi di pada
kisaran satu setengah sampai 3 tahun.

2. Teori Erikson

Kepribadian terbentuk ketika seseorang melewati tahap psikososial


sepanjang hidupnya. Psikososial berarti tahap tahap kehidupan
seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh pengaruh
sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi
matang secara fisik dan psikologis. Perkembangan manusia
dibedakan berdasarkan kualitas ego dalam delapan tahap
perkembangan. Empat tahap pertama terjadi pada masa bayi, dan
empat tahap terakhir terjadi pada masa dewasa sampai usia tua.

a) Tahap kepercayaan dan ketidakpercayaan (trust versus mistrust),


merupakan tahap yang tejadi selama tahun tahun pertama. Contoh
dalam tahap ini adalah hubungan antara ibu dengan bayi. Ketika
ibu memberi makan, memeluknya, mengajak berbicara, maka bayi
akan merasa bahwa dirinya diterima di dalam lingkungannya.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

b) Tahap onotomi dengan rasa malu dan ragu (autonomi versus shame
and doubt), yaitu tahap kedua perkembangan psikososial yang
berlangsung pada akhir masa bayi dan masa baru pandai berjalan.
Contohnya anak mulai berlatih untuk pergi ke toilet.

c) Prakarsa versus rasa bersalah (initiative versus guild 1) terjadi pada


masa masa prasekolah (3-5 tahun). Anak anak perlu mulai
menunjukkan kendali dan kekuasaan atas lingkungan. Contoh :
anak anak mulai mengeksplor diri mereka.

d) Tekun versus rasa rendah diri (industry versus inferiority),


terjadi kira kira pada usia sekolah (6-11 tahun). Pada masa ini.
Pada masa ini anak anak mulai memasuki dunia yang baru,
yaitu sekolah.

e) Identitas versus kebingungan identitas (identity versus identity


confusion), terjadi pada masa masa remaja (12-18). Pada masa
ini anak dihadapkan pada masa pencarian jati diri.

f) Tahap keintiman dan keterkucilkan (intimacy versus


isolation), terjadi pada masa dewasa muda (19-40 tahun).

g) Bangkit verusu stagnasi (generativity versus stagnation),


terjadi pada masa pertengahan dewasa (50-65 tahun). Ciri
utama tahap ini adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan
(keturunan, ide, dan sebagainya) serta pembentukan dan
penetapan garis garis pedoman untuk generasi selanjutnya.

h) Tahap integritas dan kekecewaan (integrity versus despair),


terjadi pada masa dewasa akhir (65-meninggal. Orang dewasa
akhir perlu melihat ke belakang dan mengevaluasi apa yang
telah dilakukan dalam kehidupan mereka selama ini.

B. Teori Teori Kognitif

Teori kognitif menenkankan pada pikiran pikiran sadar untuk memahami


perkembangan pemikiran logis dan dampaknya terhadap perilaku, dan
menenkankan pikiran pikiran tidak sadarnya seseorang (anak anak). Teori
kognitif didominasi oleh Teori Piaget dan pendekatan pemprosesan informasi.

1. Teori perkembangan kognitif dari Piaget

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

Menyatakan bahwa individu secara aktif membangun pemahaman


mengenai dunia dan melalui 4 tahap kontruksi kognitif mengenai dunia,
tahap tersebut yaitu

 Tahap sensorimotor yaitu, ketika bayi membangunkan pemahaman


mengenai dunia dengan mengoordinasikan pengalaman dengan
tindakan fisik. Yang akan mengalami kemajuan dari tindak reflek
sampai mulai menggunakan pikiran simbolis. Tahap ini terjadi
diantara lahir sampai usia 2 tahun.

 Tahap praoperasional yaitu, ketika seseorang anak mulai


menjelaskan dunia dengan kata kata dan gambar yang
mencerminkan meningkatkan pemikiran simbolis dan melampaui
hubungan informasi dan tindakan fisik. Tahap ini terjadi antara 2
sanpai 7 tahun.

 Tahap operasioanal konkret yaitu, anak dapat bernalar secara logis


mengenai peristiwa peristiwa konkrit mengklasifikasikan objek
objek ke dalam bentuk yang berbeda beda, terjadi dikisaran 7
sampai 11 tahun
.
 Tahap operasional formal yaitu, ketika seseorang remaja bernalar
secara lebih abstrak, idealis dan logis terjadi di kisaran 11 tahun
sampai dewasa.

2. Teori kognitif sosio budaya dari Vygotsky

Ialah teori kognisi sosio-budaya yang menenkankan bagaimana budaya


dan interkasi yang mengarah perkembangan kognitif dan menggambarkan
sebagi sesuatu yang tidak terpisah dari aktivitas sosial dan budaya. Serta
berpendapat bahwa perkembangan memory and testi dan penalaran
mencakupi kegiatan belajar untuk digunakan dalam masyrakat sperti
bahasa, sistem matematika strategi dan memori.

3. Teori pemrosesan-informasi

Menekankan bahwa individu memanipulasi memonitor, menyusun strategi,


terhadap informasi informasi dan kemudian dibentuk menjadi proses
informasi.

Contoh menjadi pembaca lebih baik itu meliputi belajar memonitor tema
tema penting dan materi materi yang dibaca.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

C. Teori Teori Perilaku dan Kognitif Sosial

Teori ini membhasa tungkah laku seseorang yang terbagi atas :

1. Behaviorisme Skinner
Yaitu membahas mengenai respon perilaku yang teramati serta determinan
determinan lingkungan dalam pikiran lingkungan dalam pikiran kesadaran
atau ketidaksadaran yang tidak dibutuhkan menjelaskan perilaku dan
perkembangan.

Contoh dalam teori ini seperti perilaku agresif dibentuk menjadi perilaku
jinak, perilaku dan membosankan dpat diubah menjadi tingkah laku
antusias dan menarik.

2. Teori kognitif sosial


Ialah yang menyatakan bahwa perilaku, lingkungan dan kognisi
merupakan faktor faktor penting dalam perkembangan, seperti keyakian,
perencanaan, keterampilan berpikir yang dapat berinteraksi secara timbal
balik.

D. Teori Kontekstual Ekologis

Yaitu suatu menekan pentingnya pengaruh lingkungan terhadap pekembangan


tersebut dan teori ini mengindetifikasikan lima sistem lingkungan ini :

1. Microsystem, interaksi yang berlangsung diantara lingkup sekitarnya saja


seperti antar remaja dengan orang tuanya, kawan kawan sebaya, dan guru
yang dipengaruhi oleh lingkungan.

2. Mesosistem, yaitu relasi yang terjadi antara dua mikrosistem atau lebih,
contohnya relasi antar pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah,
pengalaman sekolah dengan pengalaman keagmaan, pengalaman keluarga
bersama dengan kawan sebaya

3. Ekosistem, situasi sosial dimana seseorang tidak memiliki peran aktif


namun mempengaruhi pengalaman remajanya, contoh pengalaman yang
terjadi di oleh seorang Ayah di tempat kerjanya dapat mempengaruhi
relasinya dengan istrinya dan anak remajanya.

4. Makrosistem, yaitu budaya yang merujuk pada polo pola perilaku,


keyakinan dan produk sekelompok manusia yang diteruskan dari generasi
generasi lainnya.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

5. Kronosistem, yaitu pola dari peristiwa peristiwa lingkungan dan transisi


rangakaian kehidupan dan keadaan sosial historis, contohnya dampak
dampak yang akan oleh anak antara kedua.

E. Orientasi Teoretis Ekletik

Yaitu suatu teori yang memilih dan menggunakan segi segi yang dianggap
paling baik dari masing masing teori yang ada, yang memberikan kontribusi
yang berarti terhadap pemahaman perkembangan masing masing teori.

BAB III PERKEMBANGAN REMAJA

A. Perkembangan Fisik

Ialah perubahan yang terjadi terhadap tubuh seseorang yang dikarenakan


perkembangan yang dimana perubahan tersebut terjadi secara sadar maupun
tidak sadar. Biasanya perubahan yang paling signifikan terjadi pada masa
remaja awal sampai remaja akhir (smp dan sma)

Contoh terjadinya masa pubertas, proporsi ukuran tinggi dan berat badan
berubah secara signifikan, meningkatnya daya ketertarikan terhadap lawan
jenis dan lainnya.

1) Faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik.


a. Faktor internal, faktor yang berasal dari dalam diri individu
sebagai berikut
 Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya
 Kematangan

b. Faktor eksternal, faktor yang berasl dari luar diri individu sebgai
berikut
 Kesehatan
 Makanan
 Simulasi lingkungan

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

B. Perkembangan Intelektual

Ialah perubahan yang terjadi terhadapap kemampuan berpikir (intelektual)


seseoarang yang disebabkan oleh perkembangan yang dimana kemampuan
tersebut yang dulunya sederhana menjadi kompleks.

Contoh proses berpikirnya sudah mampu mengoperasikan kaidah logika formal


dalam ide ide pemikiran yang abstrak dan konferensif, dapat berpikir mana
potensi yang ada didalam dirinya untuk dikatakan sebagai bakat.

1. Tahap perkembangan intelektual

a. Tahap sensori-motoris yang terjadi pada usia 0 sampai 2 tahun


kemampuan mengkoordinasikan tindakan tindakan lalu gerakan lalu
tindakan yang diinginkan

b. Tahap praoperasional, yang terjadi pada usia 2 sampai 7 tahun


kemampuan dalam berbahasa yang ditentukan oleh indrawi dan
institusi, seperti menyimpan kata kata yang lalu menggunakannya.

c. Tahap operasional konkret, yang terjadi pada usia 7 sampai 11 tahun


yaitu kemampuan dalam memahami hubungan hubungan yang
sederhana secara abstrak yang dipengaruhi oleh interaksi dengan
lingkungan.

d. Tahap operasional formal, yang terjadi pada usia 11 tahun keatas


yaitu kemampuan interaksi dengan lingkungan sudah sangat luas,
seperti interaksi dengan teman sebaya orang dewasa dan lingkungan
yang baru, serta kemampuan ini dapat mengembangkan pikiran
formal untuk mencapai logika sesuai kaidah kaidah yang ada.

e. Tahap pasca formal, yaitu tahap menggabungkan deskripsi deskripsi


dan pemikiran orang dewasa yang mudah beralih ke tahap
perkembangan kognitif baru secara kualitatif.

2. Karakteristik perkembangan intelektual

a. Karakteristik tahap sensori-motoris

 Sebagai tindakan masih bersifat naluriah


 Pengalaman utama didasarkan pengalaman indra

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

 Mampu ,elihat dan meresapi pengalaman tetapi belum


mampu mengkategorikan pengalaman
 Mulai belajar ingin menang objek melalui sensori-
montori

b. Karakteristik tahap praoperasional

 Individu dapat mengumpulkan informasi dan


merangkumnya
 Individu mampu mengemukakan alasan alasan dan
menyatakan ide idenya
 Individu telah mengerti hubungan sebab dan akibat
terhadap suatu kejadian.

c. Karakteristik tahap operasional konkret

Ditandai dengan menonjolnya tindakan yang dilakukan terhadap


kejadian terjadi pada dirinya, yang dimana tindakan tersebut
merupakan cara berpikir individu yang mulai sistematis dan
logis.

d. Karakteristik tahap pasca formal

 Individu lebih reflektif relativivtik dan kontekstual


 Individu lenih bersih mengenai kebenaran
 Individu lebih realistis
 Individu lebih terbuka terhadap emosi dan subjektivitas.

3. Pandangan pemrosesan informasi

Yaitu proses pembentukan gagasan tertentu mengenai bagaimana


pikiran remaja bekerja secara terbaik dan dipelajari dan dikemukakan
untuk memecahkan masalah yang dibentuk sebagai informasi.

a. Faktor yang memepengaruhi perkembangan intelektual dan


kognitif
 Faktor hereditas
 Faktor lingkungan, terdiri atas keluarga dan sekolah

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

C. Faktor Emosi

1. Pengertian emosi
Emosi adlah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan nafsu,
setiap keadaan mental yang hebat yang meluap luap yang terangsang
dari keadaan organisme mencakup perubahan yang disadari mendalam
sifatnya dari perubahan perilaku.

2. Bentuk bentuk emosi


Bentuk bentuk emosi dapat diindentifikasikan sebagai berikut
 Amarah
 Kesedihan
 Rasa takut
 Kenikmatan
 Cinta
 Terkejut
 Jengkel
 Malu

3. Hubungan antara emosi dan tingkah laku


Hubungan antara emosi dan tingkah laku dapat dilihat sebagai berikut
 Respon yang cepat tetapi ceroboh
 Mendahulukan perasaan kemudian pikiran
 Memperlakukan realitas sebagai realitas simbolik
 Masa lampau diposisikan sebagai masa sekarang
 Realitas yang ditentukan oleh keadaan

Selain contoh di atas teori yang menjelaskan hubungan antara pengaruh


emosi terhadap tingkah laku yaitu :

 Teori Sentral, dikemukakan oleh Walter B. Canon yang


menjelaskan bahawa gejala kejasmanian termasuk tingkah laku
merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu

 Teori Peripheral, dikemukakan oleh James dan Lange


menjelaskan bahwa gejala gejala kejasmanian atau tingkah laku
bukanlah merupakan akibat dari emosi yang dialami individu
sebagai akibat gejala kejasmanian.

 Teori kepribadian, menjelaskan suatu aktivitas pribadi yang


tidak dapat dipisah. Contoh emosi dengan perubahan jasmani.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

4. Ciri ciri perkembangan emosi remaja


Dalam kategori ini ciri ciri dari perkembangan emosi remaja dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, sejumlah faktor yang mempengaruhi
perkembangan emosi remaja ialah

 Perubahan terhadap jasmani, seperti mulai tumbuhnya jerawat,


perubahan emosi yang labil
 Perubahan pola interaksi dengan orang tua.
 Perubahan interaksi dengan teman sebaya
 Faktor pandangan luar, ilah pandangan sesorang terhadap dunia
luar yang dapat menyebabkan konflik konflik emosional
 Perubahan interaksi dengan sekolah
 Perubahan kematangan emosi

D. Perkembangan Bahasa

1. Pengertian perkembangan bahasa


Perkembangan bahsa adalah kemampuan individu dalam menguasai
kosakata, ucapan, gramatikal dan etika penmgucapan, kemampuan
tersebut sesuai dengan perkembangan yang terjadi pada diri seseorang.

2. Tahapan perkembangan bahasa


Secara umum perkembangan keterampilan berbahasa pada individu
dapat dibagi kedalam empat komponen, yaitu :

 Fonologi, menjelaskan bagaimana individu memahami dan


menghasilkan bunyi bahasa.
 Semantik, menjelaskan makna kata tau cara yang mendasari
konsep konsep yang diekspresikan dalam kata kata
 Pragmatik, merujuk kepada sisi komunikatif dari bahasa
 Tata bahasa.

Tahapan tahapan perkembangan bahasa dapat dibedakan sebagai berikut


a. Tahapan pralinguistik atau meraba (0,3-1 tahun)
b. Tahapan holofrasik atau kalimat 1 kata (1-1,8 tahun)
c. Tahapan kalimat 2 kata (1,6-2 tahun)
d. Tahpan pengembangan kata bahasa awal (2-5 tahun)
e. Tahapan pengembangan tata bahasa lanjutan (5-10 tahun)
f. Tahapan kompetensi lengkap (1-dewasa)

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

3. Hubungan kemampuan berbahasa dengan kemampuan berpikir


Hubungan antara berbahasa dan berfikir saling berkaitan dapat dilihat
ketika seorang individu berpikir sesungguhnya dibantu menggunakan
simbol simbol yang verbal dan hukum tata bahasa, jadi dapat diartikan
bahwa ketika seseorang melakukan aktivitas berpikir kemudian
mengekspresikan hasil pemikiran tersebut melalui bahasa.

4. Karakteristik perkembangan bahasa remaja


Karakteristik perkembangan bahasa sesuai perkembangan kognitif atau
psikologis, dalam psikologis khas remaja seringkali mendorong remaja
membangun dan memiliki bahasa yang relatif berbeda dan bahkan khas
untuk kalangan remajanya sendiri.

5. Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa


 Kognisi
 Pola komunikasi dalam keluarga
 Jumlah atau anggota keluarga
 Posisi urutan kelahiran kedwibahasaan
 Status sosial ekonomi keluarga
 Kondisi keluarga

E. Perkembangan bakat khusus


Bakat khusus adala kemampuan alamiah atau bawaan untuk memperoleh
pengetahuan keterampilan bersifat khusus dan memperoleh kesempatan
berkembang dengan baik untuk memunculkan kemampuan khusus dalam
bidang bidang tertentu potensi.

Dalam dunia psikologis bakat mencakupi tiga dimensi psikologis yaitu :


 Dimensi perceptual, meliputi kemampuam mengadakan persepsi
 Dimensi psikomotorik, meliputi kekuatan, kecepatan, ketelitian
dan keluwesan
 Dimensi intelektual, meliputi dengan kemampuan daya ingat
yang tajam, berpikir konvergen, berpikir divergen dan lainnya.

1. Jenis jenis bakat khusus, tebagi atas


 Bakat akademik khusus
 Bakat akademik kreatif dan produktif
 Bakat seni
 Bakat kinestik atau psikomotorik
 Bakat sosial

2. Hubungan antara bakat dan prestasi

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

Hubungan antara bakat dan prestasi dapat dikatakan tidak bisa


dipisahkan karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi
seseorang.

3. Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus


a. Faktor intenal
 Minat
 Motif berprestasi
 Keberanian mengambil resiko
 Keuletan dalam menghadapi tatangan dan
 Kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan
yang timbul

b. Faktor eksternal
 Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
 Sarana dan prasarana
 Dukungan dan dorongan orang tua atau keluarga
 Limgkungan tempat tinggal
 Pola asuh orang tua

4. Perbedaan individual dalam bakat khusus


Setiap individu memiliki perbedaan satu dengan yang lain demikian
juga dengan bakat khusus, perbedaan tersebut bisa terletak pada
jenisnya dan juga kualitas potensi masing masing individu.

BAB IV TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

A. Pengertian tugas tugas perkembangan

Tugas perkembangan adlah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu
periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan
fase kebahagiaan dan membawa keberhasilan dlaam melaksanakan tugas
tugas berikutnya, akan tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak
bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas tugas berikutnya.

Tujuan tugas tugas perkembangan individu dalam menyelesaikan


perkembangan adalah :

1. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan


masyarakat dari mereka pada usia usia tertentu.
2. Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa
yang diharapkan oleh kelompok sosial pada usia tertentu
3. Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang mereka hadapi
dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nanti akan
memasuki tingkat perkembangan berikutnya.

Potensi yang dapat menghambat tugas perkembangan adalah

1. Harapan harapan yang kurang tepat


2. Melangkahi tahap tahap tertentu
3. Adanya krisis dialami individu karena melangkahi tahap tahap tersebut

B. Jenis tugas tugas perkembangan

1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebasya


baik pria maupun wanita
2. Mencapai peran sosial wanita dan pria
3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif
4. Mencari kemandirian emosional dari orang tua dan orang orang deasa
lainnya
5. Mencapai jaminan kebebasan ekonomis
6. Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan
7. Persiapan memasuki kehidupan keluarga
8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting
untuk kompetensi kewarganegaraan
9. Mencapai dan mengharapkan tingkah laku sosial yang bertanggung
jawab

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

10. Memperoleh suatu himpunan nilai nilai dan sistem etika sebagai
pedoman tingkah laku.

C. Tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan berekeluarga

Tugas perkembangan remaja yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga


adalah yaitu suatu tugas yang menitikberatkan atau berkaitan dengan aspek
aspek, nilai nilai, moral, pandangan hidup, dan hubungan kemasyrakatan, dan
juga pada tugas perkembangan remaja yang berkenaan dengan kehidupan
berkeluarga yang mencakupi seluruh faktor atau kegiatan yang terjadi dalam
kehidupan berkeluarga.

BAB V KEBUTUHAN DAN PERBEDAAN KEBUTUHAN REMAJA

A. Teori Kebutuhan

Teori kebutuhan adalah suatu teori yang menggambarkan bahwa manusia


sebagai makhluk yang tidak pernah berada ada dalam keadaan sepenuhnya
kuat, yang artinya kepuasan bersifat sementara apabila suatu kebutuhan telah
terpenuhi maka akan terpenuhi seterusnya.

Abraham Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa


hierarki kebutuhan manusia adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutahan untuk makan, minum,


perlindungan fisik, dan bernapas.
2. Kebutuhan ingin rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri
dari ancaman, bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup
3. Kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang, yaitu kebutuhan untuk
diterma oleh kelompok, berafiliasi, dan kebutuhan untuk mencintai
serta dicintai.
4. Kebutuhan akan penghargaan, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan
dihargai oleh orang lain.
5. Kebutuhan ingin rasa tahu, yaitu kebutuhan untuk menggunakan
potensi atau kemampuan dari dlama diri sendiri (alamiah), seperti skill
dan potensi seperti dengan mengemukakan pendapat atau ide ide, serta
mengkritik sesuatu.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

6. Kebutuhan estetik, yaittu yang diinginkan perasaan nyaman, semangat,


dan kegairahan, indah serta membuat mereka merasa lebih sehat.

B. Kebutuhan remaja dalam perkembangannya

Dalam materi ini menjelaskan bahwa kebutuhan remaja dalam


perekmbangannya meliputi :

1. Kebutuhan akan kasih sayang


2. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok
3. Kebutuhan untuk berdiri sendiri
4. Kebutuhan untuk berprestasi
5. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain
6. Kebutuhan untuk dihargai
7. Kebutuhan memperoleh filsafat hidup

C. Perbedaan kebutuhan remaja usia sekolah menengah

Pada materi ini perbedaan kebutuhan remaja dalam usia sekolah menengah
terbagi atas dua yaitu itu kebutuhan

1. Kebutuhan viscerogenic, yaitu kebutuhan untuk makan, minum,


bernafas dan lainnya
2. Kebutuhan psychogenic, yaitu berhubungan dengan kebutuhan sosial
atau sosial motives, kebutuhan ini terbagi atas
a. Abasement needs, kebutuhan untuk tidak berdaya, merendah
dan lainnya
b. Need for achievement, yaitu kebutuhan berprestasi
c. Need for offliation, kebutuhan untuk berhubungan dengan ornag
lain seperti teman
d. Need for aggression, yaitu kebutuhan untuk melakukan tindakan
kekerasan
e. Autonomy needs, yaitu kebutuhan untuk bertindak secara
mandiri
f. Counteraction, kebutuhan untuk mencari bentuk berbeda dari
yang telah mapan seperti, sebagai oposisi.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

BAB VI PERKEMBANGAN KONSEP DIRI

A. Pengertian konsep diri

Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan,
pandangan dan penilaian seseorang terhadap diri sendirinya, seperti
bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita
merasa tentang diri sendiri, dan bagaiaman kita menginginkan diri sendiri
menjadi manusia sebagaimana yang diharapkan.

B. Dimensi konsep diri

Dimensi konsep diri terdiri atas

1. Pengetahuan, dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita
ketahui tentang diri sendiri atau penjelasan dari siapa saja yang akan
memberikan gambaran tentang diri sendiri.
2. Harapan, dimensi kedua dari konsep diri adlah dimensi harapan atau
diri yang dicita citakan dimasa depan yang diharapkan kepada diri
sendiri yang berhubungan dengan minat dan bakat seseorang
3. Penilaian, dimensi ketiga konsep diri adlah penilaian kita terhadap diri
kita sendiri yang merrupakan pandangan kita tentang harga atau
kewjiban kita sebgai pribadi

C. Perkembangan konsep diri peseta didik

Perkembangan konsep diri peserta didik yaitu terbentuk melalui proses belajar
yang berlangsung sejak maasa pertumbuhan hingga dewasa yang juga
dipengaruhi lingkungan pengalaman, pola asuh orang tua dan lain sebagainya.

D. Karakteristik konsep diri anak usia sekolah dasar

Karakteristik konsep diri anak usia sekolah dasar meliputi karakteristik utama
yaitu

1. Karakteristik internal
2. Karakter aspek aspek sosial
3. Karakter berbanding

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

E. Karakteristik konsep diri remaja (SMP-SMA)

Karakteristik dari konsep diri remaja meliputi :

1. Abstrac and idealistic (abstrak dan idealis)


2. Differentiated (dibedakan)
3. Contradictions within the self (kontradiksi dalam diri)
4. The fluctuating self (yang berfluktuasi dalam diri)
5. Real and ideal, live and false selves (hidup dan palsu diri yang nyata
dan ideal)
6. Social comparison (perbandingan sosial)
7. Self conscious (sadar diri)
8. Unconscious (bawah sadar)
9. Self integration (integrasi diri)

F. Konsep diri dan perilaku

Konsep perilaku dalam menentukan perilaku seseorang terbagi atas

1. Konsep diri memainkan peranan dlaam mempertahankan


2. Konsep diri menentukan bagaimana individu memberikan penafsiran
atau pengalaman
3. Konsep diri juga berperan sebagai penentu pengharapan individu

G. Konsep diri dan prestasi belajar

Konsep diri dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang erat. Dimana
konsep diri menentukan prestasi sesorang dalam belajar, kebanyakan sesorang
yang berprestasi tinggi cenderung memiliki konsep diri yang berbeda dengan
seseorang yang prestasi rendah, disebabkan seseorang yang berprestasi rendah
akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak mempunyai
kemampuan dan kurang dapat melakukan penyesesuaian diri yang kuat
dengan siswa lainnya.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

BAB VII PENYESUAIAN DIRI DAN FAKTOR FAKTOR YANG


MEMPENGARUHINYA

A. Pengertian penyesuaian diri

Penyesuaian diri adalah sebagai suatu proses yang mencakup respon respon
mental dan tingkah laku yang dihandalkan individu agar dapat berhasil
menghadapi kebutuhan kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta
untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri
individu maupun tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada.

Dimana pengertian penyesuaian diri diatas ditinjau dari sudut pandang yaitu :

1. Penyesuaian diri sebagai adaptasi


2. Penyesuaian sebagai bentuk konfornitas
3. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasan

B. Proses penyesuaian diri

Dalam proses penyesuaian diri melibatkan tiga unsur yaitu :

1. Motivasi
2. Sikap terhadap realitas dan proses penyesuaian diri
3. Pola dasar proses penyesuaian diri

C. Karakteristik penyesuaian diri remaja

Adapun karakteristik penyesuaian diri remaja yaitu sebagai berikut :

1. Penyesuaian diri remaja terhadap peran dan identitasnya


2. Penyesuaian diri remaja terhadap pendidikan
3. Penyesuaian diri remaja terhadap kehidupan
4. Penyesuaian diri remaja terhadap norma sosial
5. Penyesuaian remaja terhadap penggunaan waktu luang
6. Penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan uang
7. Penyesuaian diri remaja terhadap kecemasan konflik dan frustasi

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

D. Faktor faktor yang mempengaruhi poses penyesuaian diri remaja

Faktor faktor yang mempengaruhi poses penyesuaian diri remaja terbagi atas:

1. Kondisi fisik, dalam kondisi fisik terdapa aspek aspek yang berkaitan dengan
penyesuaian diri yaitu

a. Hereditas dan kontitusi fisik


b. Sistem utama tubuh
c. Kesehatan fisik

2. Kepribadian, aspek aspek kepribadian mempengarui penyesuaian yaitu


kemauan dan kemampuan untuk berubah

a. Pengaturan diri
b. Realisasi diri
c. Intelegensi

3. Edukasi atau pendidikan, unsur unsur atau aspek edukasi atau pendidikan
yang mempengaruhi penyesuaian diri meliputi

a. Belajar
b. Pengalaman
c. Latihan
d. Determinasi diri

4. Lingkungan, dalam lingkungan memiliki aspek aspek yang mempengaruhi


penyesuaian diri yaitu

a. Lingkungan keluarga, dalam lingkungan keluarga da sejumlah


karakteristik menonjol dalam interkasi antara anak dan orang tua yang
memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri seperti

 Penerimaan
 Identifikasi
 Idealisasi
 Identifikasi negatif
 Identifikasi menyilang
 Tindakan hukuman dan disiplin yang terlalu keras
 Kecemburuan dan kebencian
 Pemanjaan dan perlindungan yang berlebihan
 Penolakan.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

b. Lingkungan sekolah

c. Lingkungan masyarakat

BAB VIII PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA MASA REMAJA USIA


SEKOLAH MENENGAH

A. Masalah masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan


fisik dan psikomotorik, misalnya

1. Adanmya variasi yang mencolok dalam tempo dan irama serta


kepesatan laju perkembangan fisik antar individu maupun kelompok
yang menimbulkan kecanggungan bergaul satu sama lain.
2. Perkembangan ukuran ukuran tinggi dan berat badan yang kurang
idealis juga dapat membawa tes psikologi tertentu
Contohnya, adanya ejekan terhadap perekembangan ukuran tinggi dan
berat badan yang dimiliki seperti body shaming dan lainnya.
3. Perubahan suara dan peristiwa menstruasi dapat juga menimbulkan
gejala gejala emosional tertentu seperti perasaan malu.
4. Matangnya organ reproduksi membutuhkan pemuasaan biologis

B. Masalah masalah yang mungkin timbul berkenaan dengan


perkembangan bahasa dan perilaku negatif

1. Adanya sikap yang kurang pantas seperti ejekan kepada sesama


individu apabila seorang individu mempelajari bahasa asing, dan
ketika seorang individu itu menggunakannya kesalahan baik sengaja
maupun tidak sengaja maka dia akan mendapatkan ejekan.
2. Intelegensi merupakan kapasitas dasar belajar bagi yang dianugerahi
IQ yang tinggi atau dibawah rata rata, apabila kurang bimbingan
maka akan membawa kepada akses psikologis seperti sifat nakal,
rendah diri dan lainnya
3. Kadang kadang terjadi ketidakselerasan antara keinginan dan minat
seseorang dengan bakat khususnya sering membawa kesulitan dalam
memilih program atau jurusan yang akan dimasuki

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

C. Masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan perilaku sosial,


moralitas dan keagamaan :

1. Keterkaitan hidup dalam “Geng atau kelompok” yang tidak


terbimbing mudah menimbulkan kenakalan remaja
2. Konflik dengan orang tua yang mungkin berakibat tidak senang
dirumah bahkan ada yang lari meninggalakn rumah
3. Melakukan perbuatan perbuatan yang justru bertentanagn dengan
norma masyarakat atau agamanya, seperti mabuk, balapa liar, terlibat
penyalahgunaan narkoba dan lain sebagainya.

D. Masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan perilaku efektif,


konatif, dan kepribadian

1. Mudah sekali digerakkan untuk melakukan gerakan atau kegiatan


destruktif yang spontan untuk melampiaskan ketegangan
emosionalnya, meskipun tidak mengetahui maksud sebenarnya dari
tindakannya
2. Ketidakmampuan menegakkkan kata hatinya membawa akibat sukar
terintergrasikan dan sintesis fungsi fungsi psiko-fisisnya yang
berlanjut akan sukar pula menemukan identitas pribadinya.

BAB IX IMPLIKASI PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH


MENENGAH TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

A. Implikasi perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik

Perkembangan fisik yang sangat rentan terjadi pada usia remaja terutama
remaja awal berlangsung sanagt cepat yang menyebabkan kekurangan
kesimbangan pada proporsi fisik tubuh seseorang seperti tinggi atau berat
badan. Dengan adanya keadaan tersebut menyebabkan timbulnya perilaku
psikomotorik pada usia remaja yaitu menunjukkan gerkaan gerakan yang
canggung dan kurang terkoordinasikan.

B. Implikasi perkembangan bahasa dan perilaku kognitif

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

Dalam hal ini yaitu adanya berkeinginan untuk mempelajari dan


menggunakan bahasa asing pada ke kelompoknya, keinginan seseorang dalam
menguasai bahasa asing terkadang tidak diimbangi oleh usaha yang sungguh
sungguh, maka terjadilah yang namanya kelemahan fonetik, yang dapat
mengakibatkan terjadinya ejekan atau pembullyan tehadap sesorang dlam
menggunkan bahasa asing salah, maka dengan adanya keadaan seperti itu
berpengaruh terhadap perkembangan kofnitif, perkembangan kognitif bersifat
abstrak dan relatif terbatas yang berhubungan dengan kecakapan intelektual
umum untuk menjalani laju perkembangan yang pesat seperti kecakapan
kecakapan khusus untuk menunjukkan kencendrungan arah perkembangan
yang lebih jelas.

C. Implikasi perilaku sosial, moralitas, dan keagamaan

Implikasi dari perkembangan perilaku sosial, moral dan agama, biasanya


terjadi pada anak usia sekolah menengah yang pendidikanya dilaksanakan
dalam bentuk kelompok kelompok belajar, atau perkumpulan yang positif,
yang berhubungan dengan etika etika yang sesuai dengan harapan
masyarakat, serta perilaku berdasarkan keyakinan yang dianggap benar.

D. Implikasi perilaku afektif,konatif, dan kepribadian

Dalam hal ini menjelaskan bahwa karateristik ini menuntut pemeberian


contoh perilaku keteladanan dari orang tua, pendidik, para elit politik, para
dan tokoh tokoh idola yang digemari oleh individu individu.

E. Implikasi perkembangan emosi remaja terhadap penyelenggaraan


pendidikan

Dalam materi ini menjelaskan intervensi pendidikan untuk mengembangkan


emosi remaja agar dapat mengembangkan kecerdasan emosional, salah
satunya dengan cara yaitu

1. Pengembangan ketermapilan emosional

a. Mengidentifikasikan dan memberi nama atau label perasaan


b. Mengungkapkan perasan
c. Mengelola perasaan
d. Menunda perasaan
e. Mengendalikan dorongan hati

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

f. Mengurangi stress
g. Memahami perbedaan

2. Pengembangan keterampilan kognitif, yaitu dengan cara

a. Belajar melakukan dialog batin


b. Belajar membaca dan menafsirkan langkah langkah
penyelesaian maslah dan pengambilan keputusan
c. Belajar membaca dan menafsirkan isyarat isyarat
d. Belajar memahami sudut pandang orang lain atau empati
e. Belajar memahami sopan santun
f. Belajar bersikap positif
g. Belajar mengembangkan kesadaran diri.

3. Pengembangan keterampilan perilaku, yaitu dengan cara

a. Mempelajari komunikasi nonverbal


b. Belajar mengembangkan kesadaran diri
c. Belajar mengambil kesadaran diri
d. Belajar mengambil keputusan pribadi
e. Belajar mengelola perasaan
f. Belajar menangani stres
g. Belajar berempati
h. Belajar berkomunikasi
i. Belajar membuka diri
j. Belajar mengembangkan pemahaman
k. Belajar menerima diri sendiri
l. Belajar mengembangkan ketegasan
m. Belajar menembak dinamika kelompok
n. Belajar menyelesaikan masalah

F. Implikasi perkembangan konsep diri

Konsep diri sangat menentukan dalam proses pendidikan dan prestasi belajar
peserta didik maka dari itu ada beberapa cara untuk mengembangkan dan
meningkatkan konsep diri seseorang yaitu :

1. Mendidik seseorang agar memiliki perasaan empati dan simpati


2. Mendidik seseorang agar merasa berttanggung jawab
3. Mendidik seseorang yang merasa bahwa dia mampu
4. Mendidik seseorang bahwa ia bisa mencapai tujuan yang realitis

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

5. Mendidik sesorang agar dapat menilai secara realitis

G. Implikasi tugas tugas perkembangan remaja bagi pendidikan

Tugas tugas perkembangan remaja harus dapat diselesaikan dengan baik,


karena akan membawa implikasi penting bagi penyelenggaraan pendidikan
dalam rangka membantu remaja tersebut, meliputi :

1. Sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan


melaksanakan kegiatan kegiatan non akademik melalui berbagai
perkumpulan
2. Apabila ada remaja dan putri bertingkah laku yang tidak sesuai dengan
jenis kelaminnya, mka perlu dibantu melalui bimbingan dan konseling
3. Siswa yang lambat perkembangan jasmaninya diberikan kesempatan
berlomba dalam kegiatan kelompoknya sendiri
4. Pemberian bantuaM kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan
yang sesuai minat keinginannya.

B. Ringkasan Buku Pembanding

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

BAB 1 PENDIDIKAN

A. Pendidikan dan Belajar

Secara etimologis pendidikan bila diterjemahkan dalam bahasa arab Tarbiyah


dengan kata kerja Robba yang berarti mengasuh, mendidik atau memelihara.
Ki Hajar Dewantara mengutarakan pendapat bahwa pendidikan itu merupakan
sebuah tuntuttan hidup tumbuhnya anak anak, maksud dari ungkapan tersebut bisa
diartikan bahwa pendidikan adalah penuntun segala kekutan kodrat yang ada pada
anak anak, hal ini yang tentunya bertujuan agar sebagai insan manusia dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya.

Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa pendidikan itu mempunyai


beberapa karakteristik khusus, yaitu:

1. Masa pendidikan. Pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat


selama ada pengaruh lingkungan.
2. Lingkungan pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan
hidup, baik yang khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan maupun
yang ada dengan sendirinya.
3. Bentuk kegiatan. Terentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tak
disengaja sampai dengan terprogram. Pendidikan berbentuk segala macam
pengalaman belajar dalam hidup. Pendidikan berlangsung dalam beraneka
ragam bentuk, pola, dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi sembarang,
kapan, dan di mana pun dalam hidup. Pendidikan lebih berorientasi pada
peserta didik.
4. Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar, tidak
ditentukan dari luar. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan, tidak terbatas,
dan sama dengan tujuan hidup.

Berbagai penjelasan yang sudah dipaparkan di atas dapat diambil sebuah


kesimpulan bahwa pendidikan merupakan sebuah perubahan yang disengaja.
Pendidikan bisa terjadi kapan pun dan di mana saja, sebuah pengalaman hidup
yang dilalui pun juga disebut sebuah pendidikan, hal ini dikarenakan pengalaman
adalah sebuah proses perubahan bagi diri.

Beberapa para ahli berpendapat tentang pengertian belajar, mereka


mengatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus
sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan fisik, tetapi perubahan
jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Dengan demikian maka
perubahan fisik akibat sengatan serangga, patah tangan, patah kaki, dan sebagainya
bukanlah termasuk akibat dari perubahan belajar. Oleh karenanya, perubahan

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi
tingkah laku seseorang.

Dapat dikatakan orang yang belajar maka akan mengalami sebuah perubahan
dan tentunya perubahan menjadi yang lebih baik, yang awal mulanya tidak tahu
maka akan menjadi tahu dengan sebab belajar. Belajar dilakukan secara sadar tidak
dikatakan belajar kalau dilakukan secara tidak sadar, begitu juga dengan sebab
belajar akan menimbulkan sebuah perubahan jiwa bukan berubah sebuah fisik
seseorang yang sudah belajar.

B. Lembaga Pendidikan

Berbicara mengenai pendidikan, apa lagi dalam ruang lingkup sekolah dapat
dipastikan ada sosok yang berperan penting didalamnya, yaitu seorang guru. Sudah
kita ketahui bersama bahwa tugas guru ini tidak hanya mengajar saja tetapi ia juga
sangat berperan dalam membimbing anak didiknya.

Seorang guru bertugas menjadikan siswa-siswinya pandai dan pintar dalam


pelajaran yang diajarkan, guna tercapainya sebuah keberhasilan dalam dunia
pendidikan. Tetapi disamping tugas ini juga terselip sebuah tugas yang tidak kalah
pentingnya, yaitu pendidikan yang menjadikan murid berakhlak mulia atau dapat
dikatakan bermoral. Artinya di sini ada sebuah tahap perkembangan peserta didik
yang dituntun oleh seorang guru agar tahap tumbuh kembang kepribadiannya
menjadi baik. Tugas seorang guru sebagai pengajar adalah guru bertanggung jawab
atas hasil kegiatan belajar anak, khususnya melalui interaksi belajar mengajar.
Untuk menjalankan fungsi sebagai pengajar ini guru harus dapat menciptakan
suasana dan kondisi belajar yang sebaik-baiknya dengan menggunakan berbagai
metode agar anak dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Effective teachers
make the very difficult task of teaching appear easy.

Untuk membina anak agar mempunyai sifat-sifat terpuji, tidaklah mungkin


dengan penjelasan pengertian saja, akan tetapi perlu membiasakannya untuk
melakukan yang baik yang diharapkan nanti dia akan mempunyai sifat-sifat itu,
dan menjauhi sifat tercela. Kebiasaan dan latihan itulah yang membuat dia
cenderung kepada melakukan yang baik dan meninggalkan yang kurang baik.

Pembentukan sikap, pembinaan moral dan pribadi pada umumnya, terjadi


melalui pengalaman sejak kecil. Pendidikan/pembinaan pertama adalah orang tua,
kemudian guru. Semua pengalaman yang dilalui oleh anak waktu kecilnya, akan
merupakan unsur penting dalam pribadinya. Untuk membina anak dalam
pembentukan sebuah sikap dan karakter ini juga tidak lepas dari sosok seorang
guru, guru harus memahami betul peserta didiknya agar tercapainya sebuah tujuan
pendidikan. Sudah di jelaskan diatas agar suatu pembiasaan diri pada anak
dijalankannya dengan keikhlasan hatinya, diperlukan pada diri anak itu sesuatu

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

yang dianggapnya sebuah pembiasaan yang menurutnya menyenangkan. Dengan


adanya hal tersebut maka akan mempermudah seorang guru untuk menuju sebuah
keberhasilan dalam tujuan tersebut dalam pembiasaan yang dilakukan. Cara untuk
menimbulkan keikhlasan pada diri anak dan membuat ia senang dalam pendidikan
yang diajarkan maka ada sebuah teknik guru yang disebut memahami peserta
didik.

Dalam memahami peserta mengajar adalah membantu peserta didik


memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk
mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Sedangkan
pembelajaran adalah upaya untuk mempelajarkan peserta didik. Secara implisit
dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan,
dan pengembangan metode didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.
Kegiatan-kegiatan tersebut pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan
pembelajaran.

Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau


perancangan (desain) sebagai upaya membelajarkan peserta didik. Itulah sebabnya
dalam belajar peserta didik tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu
sumber belajar, tetapi juga berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang
lain. Karena itu, pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana mempelajarkan
peserta didik, bukan pada apa yang dipelajari peserta didik. Dengan demikian,
pembelajaran menempatkan peserta didik sebagai subjek bukan sebagai objek.
Agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal, maka guru perlu
memahami karakteristik peserta didik.

C. Pembiasaan Pada Tahap Pengembangan Diri Anak

Dalam pengembangan diri atau pembiasaan ini tidak bisa terlepas dari seorang
pembimbing yang akan menunjukkan jalan atau kebiasaan yang baik yang harus
dikerjakan anak hal ini agar yang dibimbing tidak akan salah melangkah atau
tersesat dalam pembentukan kepribadian. Guru merupakan orang tua kedua
disekolah bagi anak didiknya, tugas guru bukan hanya mentransferkan ilmu saja
kepada anak didik, tetapi guru juga harus menjadi suri teladan bagi anak didiknya.
Untuk menciptakan anak didik (manusia) dewasa susila, guru harus memiliki
kepribadian dewasa susila. Guru jangan hanya mengajar, tetapi dia harus mendidik.
Mengajari lebih cenderung mendidik anak didik menjadi orang yang pandai
tentang ilmu pengetahuan saja, tetapi jiwa dan watak anak didik tidak dibangun
dan dibina. Untuk membentuk jiwa dan watak anak didik, mendidiklah
jawabannya, karena mendidik adalah kegiatan transfer of values, memindahkan
sejumlah nilai kepada anak didik.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

Pada dasarnya dalam mendidik dan pengembngan diri anak tidak hanya tugas
sorang guru pada sebuah lembaga formal saja hal tersebut harus didukung oleh
keluarga atau orangtua, artinya tugas bersama antara orantua dan guru dalam
melahirkan generasi penerus yang diharapkan. Pendidikan merupakan sebuah
kebutuhan primer bagi anak khusunya pada anak dalam masa perkembangan atau
juga bisa disebut pendidikan anak usia dini, hal ini tentu sebagai bentuk dari upaya
memberikan sebuah bekal dasar dimasa akan datang sianak untuk memasuki
jenjang selanjutnya.

Pendidikan anak pada masa ini merupakan salah satu strategi sekaligus tolak
ukur keberhasilan pada tahap berikutnya, dalam hal ini indikator keberhasilan
tentunya berkaitan dengan fase perkembangan sianak dan merupakan salah satu
strategi dalam proses pendidikan ditahap berikutnya. Anak tentunya membutuhkan
pengawasan dan bimbingan pada masa pertumbuhan dan perkembangannya,
keluarga merupakan pondasi utama orangtua adalah pendidik pertama yang alami,
mereka merupakan pendidik kodrat bagi anak-anak mereka seorang ibu dan bapak
diberikan anugrah naluri oleh Tuhan yang menimbulkan dan menumbuhkan rasa
kasih sayang untuk itulah dalam konteks moral kedua orangtua memiliki rasa
tanggung jawab yang besar dalam melindungi dan mengawasi tahap pertumbuhan
dan perkembangan anak mereka.

Dengan melihat penjelasan diatas dapat kita katakan atau tarik sebuah
kesimpulan bahwa, pembiasaan dalam pendidikan sangatlah penting, terutama
dalam pembentukan pribadi atau diri anak, hal ini agar anak mempunyai akhlak
dan moral yang baik yang dituntun agama. Karena pembiasaan-pembiasaan agama
tersebut akan memasukkan unsur-unsur positif dalam diri pribadi anak yang sedang
dalam masa pertumbuhan. Semakin banyak pengalaman yang dilaluinya dan
dirasakan anak terutama pada pembiasaan agama yang dijelaskan diatas maka
semakin banyak unsur agama dalam pribadinya dan semakin mudahlah ia
memahami ajaran agama yang akan dijelaskan nantinya oleh guru dan
orangtuanya.

BAB 2 PENGEMBANGAN DIRI

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Masa pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan awal dari kehidupan


yang sudah kita ketahui bersama hal tersebut dimulai sejak lahirnya anak sampai
usia dewasa, dengan demikian masa pertumbuhan dan perkembangan ini
merupakan masa penentu arah kehidupan dimana mempunyai ciri dan potensi yang
menjadi pondasi awal pertumbuhan dan perkembangan masa akan datang si anak.

Perkembangan ini pun memiliki tahapan-tahapan, yaitu antara umur 2 sampai


dengan 12 tahun, perkembangan pribadi anak dimulai dengan
makinberkembangnya fungsi-fungsi indra anak atau mengadakan pengamatan.
Perkembangan fungsi ini memperkuat perkembangan fungsi pengamatan pada
anak. Bahkan dapat dikatakan, bahwa perkembangan setiap aspek kejiwaan anak
pada masa ini sangat didominasi oleh pengamatannya.

Perkembangan juga berkaitan dengan belajar khususnya mengenai isi proses


perkembangan: apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku belajar. Di
samping itu juga bagaimana hal sesuatu dipelajari, misalnya apakah melalui
memori (menghafalkan) atau mengerti hubungan, ikut menentukan perkembangan.
Dengan demikian perkembangan dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan
tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi,
berdasarkan pertumbuhan dan belajar. Membentuk kepribadian anak menjadi
handal merupakan tugas orangtua dan pendidik merekatentunya memiliki tugas
yang cukup berat dan menjadi peran penentu, tugas mereka yang utamaadalah
memahami karakter anak pada masa pertumbuhan dan perkembangan selain itu
juga diharuskan mengenali hak-haknya guna terciptanya lingkungan pendidikan
yang dapat memupuk aspek perkembangan diri yang mencakup minat, mental dan
kreativitas secara seimbang dan optimal.

Dari penjelasan diatas perkembangan yang sangat pesat berada pada masa
kanak-kanak hal ini dapat dikatakan karena pada masa anak-anak adalah masa
pertumbuhan, memiliki rasa ingin tahu, mencoba, dan lain sebagainya, oleh sebab
itulah dalam masa seperti itu orang tua atau guru harus memperhatikan dan selalu
membimbing anak dalam masa perkembangannya.

B. Faktor faktor yang mempengaruhi kepribadian

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang dapat dikelompokkan


dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang tua sendiri.
Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan. Faktor
genetis maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan
merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki salah
satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan atau kombinasi dari
sifat kedua orang tuanya. Oleh karena itu sering kali kita mendengar istilah
“buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor
eksternal ini biasanya merupakan engaruh yang berasal dari lingkungan
seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman,
tetangga, sampai dengan pengaruh dari berbagai media audiovisual seperti
TV dan VCD dan lain sebagainya.

Faktor Pendukung dari Dalam Diri :

1. Perubahan Fisik

2. Konflik dan Ketegangan yang Dihadapai dalam Perkembangan

3. Moral dan Ketaqwaan

4. Konstitusi Tubuh

5. Struktur Tubuh dan Keadaan Fisik

6. Bakat Khusus yang Dimiliki

7. Keinginan atau Kemauan

8. Kesungguh-sungguhan

Faktor Pendukung dari Luar Diri

1. Keluarga

2. Sekolah

C. Perkembangan Psikis Anak

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

Pada masa anak usia dini atau sekolah mempunyai perkembangan aspek psikis
anak dalam masa ini dapat dikemukakan sebagai berikut yaitu:

1. Pengamatan

2. Berpikir

3. Daya Ingatan

4. Perasaan

5. Moral Anak

6. Sosial

7. Rasa Keagamaan

8. Tanggung Jawab

9. Terbuka Menerima Tantangan

10.Keseimbangan

D. Tujuan pengembangan diri

Beberapa pendapat mengenai tujuan pengembangan diri secara umum meliputi:


1. Mengubah perilaku individu ke arah progresif melalui terlaksananya
tugas- tugas perkembangan hidup secara optimal, terwujudnya
kemandirian, dan kebahagiaan hidup.
2. Pengembangan kepribadian individu secara efektif dan produktif serta
kemandirian dalam aspek pribadi maupun sosial.
3. Dalam pandangan islam, semua potensi fitrah manusia perlu
dimunculkan dan dikembangkan dalam bentuk pendidikan dan
pengajaran (bimbingan).
4. Mengembangkan beragam cara yang positif untuk menyikapi hidup dan
membantu menumbuhkan dan mengembangkan kekuatan mereka dalam
menyikapi permasalahan hidup.

BAB 3 BENTUK PELAKSAAN DIRI

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

A. Kegiatan pengembangan diri

Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan


khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik
secara individual, kelompok dan atau klasikal melalui penyelenggaraan :

1. Layanan dan kegiatan pendukung konseling


Kegiatan pendukung konseling dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa bagian antara lain :
a) Aplikasi Instrumentasi
b) Himpunan Data
c) Konferensi Khusus
d) Kunjungan rumah
e) Alih Tangan Kasus

2. Kegiatan ekstra kurikuler


Kegiatan ekstra kurikuler merupakan sebuah kegiatan yang
tersetruktur,biasanya dilaksanakn di lembaga pendidikan formal baik itu
bersifat wajib dilaksanakn diluar jam pelajaran atau juga bisa dipilih oleh
sisiwa. Dengan adanya kegiatan tersebut tentunya bermanfa’at pada
perkembangan kognitif, tetapi dalam konteks lain untuk mengembangkan
kecerdasan kognitif ini tidak sepenuhnya lahir dari kegiatan
ekstrakurikuler pada lembaga pendidikan formal saja, dalam ranah
pendidikan dikeluarga juga bisa diterapakan dengan mengajarkan anak
dengan sebuah pembiasaan-pembiasaan yang bersifat mendidik
kepribadian.

B. Teori pengembangan diri

Menurut Al-Ghazali ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk


pengembangan diri pada anak sebagai berikut:
1. Belajar Al-Qur’an,
2. Menceritakan cerita orang-orang besar dan prilaku hidup mereka agar
tertanam dalam dirinya cinta pada orang-orang baik,
3. Tidak mencela tapi sekali-kali boleh menakut-nakuti atau menghukum
agar sianak menjauhi tingkah laku yang salah,
4. Memberi penghargaan atau ganjaran, dan
5. Keteladanan.

Apabila cara yang disebut diatas dikombinasikan dan dilakukan oleh setiap guru
atau orangtua, maka pengembangan diri peserta didik/ anak akan terarah sesuai

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

dengan yang diinginkan oleh orangtua, guru dan bahkan akan menjadi manusia
yang berguna kelak.
Langkah langkah pengembangan diri :

1. Membuka pikiran anda untuk mencetuskan gagasan atau ide-ide yang


tidak terbilang banyak
2. Membangkitkan semangat untuk mendorong kepribadian anda yang
dinamis
3. Memecahkan problem, besar maupun kecil, dengan berhasil dan kreatif
4. Memanfaatkan waktu anda, dengan demikian menambah prestasi dalam
diri anda
5. Menyampaikan gagasan atau ide-ide dan menimbulkan daya piker dalam
diri orang lain

Cara mengembangkan diri

1. Percaya diri
2. Belajar dari pengalaman
3. Menghargai waktu
4. Jangan menutup diri
5. Menghargai diri sendiri dan orang lain
6. Adanya dorongan untuk berprestasi

BAB 4 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN


PENGEMBANGAN DIRI

A. Pendidikan formal ( di sekolah )

1. Latar belakang pendidikan guru


2. Pengalaman mengajar guru
3. Siswa (jumlah siswa)
4. Hubungan guru dengan peserta didik
5. Motivasu

B. Pendidikan non formal (lingkungan)

1. Orang tua
2. Teman sebaya
3. Masyarakat
4. Hasil dan proses belajar

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

C. Konsep diri

Untuk lebih mngetahui dan memahami diri maka disini akan dibahas sedikit
mengenai konsep diri, semoga dengan penjelasan ini akan memepermudah dalam
tahap pendidikan pengembangan diri dan dapat mengantisipasi permasalahan atau
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan pengembangan diri,
yaitu :

1. Pengetahuan
Sikap ini mencakup presepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi,
penampilan dan potensi tubuh saat ini di masa lalu. Hal ini berkaitan
erat dengan kepribadian.

2. Pengharapan
Pengharapan tentang diri kita tidak terlepas dari kemungkinan kita menjadi
apa di masa yang akan datang. Setiap harapan dapat membangkitkan
kekuatan yang mendorong untuk mencapai harapan tersebut di masa
depan.

3. Penilaian
Penilaian menyangkut unsur evaluasi, seberapa besar kita menyukai diri
kita sendiri. Semakin besar ketidak-sesuaian antara gambaran kita tentang
diri kita yang ideal dan aktual maka akan semakin rendah harga diri kita.
Sebaliknya orang yang punya harga diri yang tinggi akan menyukai siapa
dirinya, apa yang dikerjakannya dan sebagainya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa dimensi penilaian merupakan komponen pembentukan
konsep diri yang cukup signifikan.

BAB 5 PENGERTIAN, SYARAT SYARAT, KELEBIHAN DAN


KEKURANGAN PEMBIASAAN

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

A. Pengertian Pembiasaan

Secara etimologi pembiasaan asal kata “biasa”. Dengan adanya perfiks “pe”
dan sufiks “an” menunjukkan arti proses. Sehingga pembiasaan dapat diartikan
dengan proses membuat sesuatu atau seseorang menjadi terbiasa. Sedangkan
kaitannya dengan metode pendidikan Islam, metode pembiasaan merupakan
sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan peserta didik berfikir,
bersikap, dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam. Pembiasaan
merupakan salah satu metode pendidikan Islam yang sangat penting bagi anak,
karena dengan pembiasaan inilah akhirnya suatu aktifitas akan menjadi milik
anak di kemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk sosok manusia
yang berkepribadian baik, begitu pula sebaliknya pembiasaan yang a yang
berkepribadian buruk.

Metode pembiasaan adalah suatu cara yang dapat dilakukan untuk


membiasakan anak berfikir, bersikap, bertindak sesuai dengan ajaran agama
Islam. Metode ini sangat praktis dalam pembinaan dan pembentukan karakter
anak usia dini dalam meningkatkan pembiasaanpembiasaan dalam melaksanakan
suatu kegiatan disekolah. Hakikat pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman.
Pembiasaan adalah sesuatu yang diamalkan. Oleh karena itu, uraian tentang
pembiasaan selalu menjadi satu rangkaian tentang perlunya melakukan
pembiasaanpembiasaan yang dilakukan disetiap harinya. Inti dari pembiasaan
adalah pengulangan. Dalam pembinaan sikap, metode pembiasaan sangat efektif
digunakan karena akan melatih kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada anak
sejak dini. Pada intinya yang dapat kita simpulkan bahawa pembiasaan
merupakan penanaman kecakapan-kecakapan berbuat dan mengucapkan sesuatu,
agar cara-cara yang tepat dapat disukai oleh anak. Pembiasaan pada hakikatnya
mempunyai implikasi yang lebih mendalam daripada penanaman cara-cara
berbuat dan mengucapkan.

Pembiasaan dinilai sangat efektif jika penerapanya dilakukan terhadap anak


usia dini. Hal ini dikarenakan anak usia tersebut memiliki rekaman ingatan yang
kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang, sehingga mereka mudah
terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari. Oleh
karena itu, sebagai awal dalam proses pendidikan pengembangan diri,
pembiasaan merupakan cara yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral
kedalam jiwa anak.

B. Syarat Syarat Pembiasaan

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

Dalam buku “Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam” dipertegas


bahwa kebiasaan seseorang erat kaitanya dengan figur yang menjadi panutan
dalam perilakunya. Seperti halnya seorang anak terbiasa shalat karena
orangtuanya yang menjadi figurnya selalu mengaja dan memberi contoh kepada
anak tersebut tentang shalat yang mereka laksanakan setiap waktu shalat.
Demikian pula kebiasaan-kebiasaan lainnya.

Syarat dalam mengaplikasikan sebuah pendekatan pembiasaan dalam konteks


mendidik atau pendidikan antara lain;
1. Mulailah Pembiasaan Sebelum Terlambat. Usia sejak bayi dinilai waktu yang
sangat tepat untuk mengaplikasikan pendekatan ini, karena setiap anak
mempunyai rekaman yang cukup kuat dalam menerima pengaruh lingkungan
sekitarnya dan secara langsung akan dapat membentuk kepribadian seorang
anak. Kebiasaan positif maupun negatif akan muncul sesuai dengan
lingkungan yang membentuknya.
2. Pembiasaan Dilakukan Secara Konsisten. Teratur dan secara terus menerus
merupakan kunci utama dalam pengaplikasian pembiasaan, sehingga pada
akhirnya akan terbentuk sebuah kebiasaan yang utuh dan permanen Oleh
karena itu faktor pengawasan sangat menentukan dalam pencapaian
keberhasilan dari proses ini.
3. Pembiasaan harus dengan Sebuah Pengawasan. Konsisten dan tegas serta tidak
memberi kesempatan yang luas kepada anak atau peserta didik untuk
melanggar kebiasaan yang telah ditanamkan. Hal inilah yang nantinya
membentuk sebuah kebiasaan menjadi sebuah keharusan dan bahkan menjadi
sebuah kewajiban yang tertanam pada diri anak yang selalu dilatih kebiasaan.
4. Pembiasaan Bersifat Mekanistis. Hendaknya secara berangsur-angsur tentu
dengan penuhkesabaran dalam melakukan kebiasaan ini, sehingga akan
merubah menjadi kebiasaan yang tidak verbalistik dan menjadi kebiasaan yang
disertai dengan kata hati anak didik itu sendiri.

C. Kelebihan Dan Kekurangan Pembiasaan

1. Kelebihan pembiasaan
a. Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik.
b. Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan lahiriyah aspek tetapi juga
berhubungan dengan aspek batiniah.
c. Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling berhasil
dalam pembentuan kepribadian anak didik.

2. Kelemahan pembiasaan
a. Apabila telah tertanam kebiasaan buruk, sulit untuk dihilangkan.
b. Memerlukan pengawasan, supaya kebiasaan yang dilakukan tidak
menyimpang.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

c. Membutuhkan stimulus atau rangsangan, supaya anak dapat melakukan


kebiasaan baiknya dengan istiqamah.

BAB 6 EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

A. Efisiensi Pembelajaran

Efesiensi pembelajaran dikaitkan dengan waktu, personalia dan sumber


belajar. Program pembelajaran biasanya dirancang sesuai dengan alokasi waktu
yang telah ditentukan persemeter, disetiap Kompetensi Dasar (KD) yang dibahas
dalam beberapa kali disetiap pertemuan. Oleh karena itu, efisiensi diukur melalui
kesesuaian penguasaan materi dengan waktu yang sudah disediakan. Jumlah
personalia yang dilibatkan dalam sebuah perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran dapat dipakai untuk memprediksikan efisiensi pembelajaran.

Di samping kedua hal tersebut, sumber belajar juga sebagai penentu efesiensi
pembelajaran. Adapun rincian pengunaan masing-masing sumber belajar, seperti
ruang, computer, biaya, media, dan lain sebagainya dapat memberikan tingkat
keefisiensian suatu pembelajaran. Cara lain untuk mengukur tingkat efisiensi
pembelajaran dalam membandingkan jumlah siswa yang memanfaatkan media
dalam kurun waktu tertentu.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk melihat


tingkat keefisiensian suatu pembelajaran dapat dilakukan dengan membandingkan
waktu kegiatan belajar mengajar dan biaya dari media pembelajaran serta tenaga
yang dikeluarkan dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik.

B. Efektivitas Pembelajaran

Sedangkan efektivitas berasal dari kata efektif yang mempunyai arti ada
efeknya; manjur, mujarab; berpengaruh sekali dan cepat, berhasil-guna; mudah
dan cepat (pemakaiannya) membawa hasil serta praktis.96 Dari penjelasan arti
dari kata efektif dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa efektivitas berarti suatu
keadaan yang membawa hasil dengan praktis dengan hasil yang optimal.

Tidak jauh berbeda dengan pemaparan sebelumnya, bilamana dikaitkan


dengan suatu pembelajran maka entah itu metode atau setrategi yang dipilih harus

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

efektivitas berarti harus yang mudah dikerjakan atau dilaksanakan dengan hasil
yang bagus serta sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Artinya berarti efektif adalah suatu perubahan yang membawa pengaruh


makna dan manfaat tertentu, jadi pembelajaran yang efektif ditandai dengan
sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif.

1. Hakikat pembelajaran efektif

Hakikat pembelajaran dari definisi belajar dan pembelajaran serta


efektif adalah sebuah proses belajar mengajar yang bukan terfokus pada
sebuah hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana sebuah proses
pembelajan yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik,
kecerdasan, ketekunan dan mutu serta dapat memberikan perubahan
perilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.

ada 6 prinsip efektivitas pembelajaran antara lain:

1. Kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari.


2. Kecepatan unjuk kerja.
3. Kesesuaian prosedur.
4. Kuantitas hasil akhir.
5. Tingkat ahli belajar.
6. Tingkat retensi.

2. Karakteristik belajar efektif

Pembelajaran dapat efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran yang


diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian. Untuk mengetahui
bagaimana memperoleh hasil yang efektif dalam sebuah proses
pembelajaran, untuk itu sangatlah penting untuk mengetahui cirri-cirinya.
Pembelajaran yang efektif dapat dilihat dari ciri-cirinya sebagai berikut :

1. Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental
ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya,
kemampuan berfikir kritis dan secara fisik, misalnya mencari sebuah
intisari pelajaran, membuat kesimpulan dari pelajaran yang sudah
dipelajari.
2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan
kelas menjadi hidup serta tentunya akan membuat siswa bersemangat
dalam menerima pelajaran yang diberikan.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

3. Motivasi seorang guru terhadap pembelajaran di dalam kelas. Semakin


tinggi motivasi seorang guru maka akan menjadikan siswa untuk giat
dan bersemangat dalam belajar.
4. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan
yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang
rasa, memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri,
menghargai pendapat orang lain.
5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
6. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul
dalam aktivitas di dalam kelas, mencari faktor penyebab dan
memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan jika diperlukan.

Selain dari pada pembelajaran efektif tentunya juga tidak dapat


dipisahkan peran seorang guru yang menjalankan sebuah pembelajaran,
untuk itulah karakteristik guru yang efektif juga perlu diketahui. Hal tersebut
tentunya juga berguna untuk mengetahui sebuah keahlian dan
keprofesionalan seorang pendidik dalam melaksanakan sebuah pembelajaran
yang efektif.

Karakteristik guru efektif antara lain sebagai berikut:

1. Memiliki minat terhadap mata pembelajaran. guru hendaknya


menguasai mata pelajaran yang akan diajarkan.
2. Memiliki kecakapan untuk mentafsirkan suasana/ iklim psikologi
siswa. Hendaknya seorang guru bisa melihat karakter setiap murid
sehingga mudah memahaminya.
3. Menumbuhakan semangat belajar. Menumbuhkan disini bisa diartikan
dengan berbagai teknik entah itu dari cara guru memotivasi dan
memebrikan penjelasan yang disenangi serta menumbuhkan suasana
belajar yang kreatif.
4. Memiliki imajinasi dalam menjelaskan. Imajinasi disini dalam artian
bisa mengaitkan pembelajaran yang dilaksanakan dengan kehidupan
mereka sehingga murid bisa dengan mudah dalam memahminya.
5. Menguasai metode/ strategi pembelajaran. Artinya seorang guru harus
banyak mengetahui metode dan strategi dalam menjalankan sebuah
pembelajaran agar pembelajaran tersebut menyenangkan dengan hal
tersebut.
6. Memiliki sikap terbuka terhadap siswa. Sikap terbuka disini
maksudnya adalah seorang guru selalu membarikan kesempatan siswa
dalam menyampaikan pendapat mereka terhadap sebuah
pembelajaran, memberikan kesempetan kepada siswa bertanya apabila
mereka masih belum mengerti tentang pelajaran yang diberikan.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

BAB III

PEMBAHASAN

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

A. Kelebihan dan Kekurangan Buku Utama

1. Kelebihan

 Dari aspek face value, buku ini memiliki cover yang bagus dengan
menampilkan kata stilistika. Warna Covernya pun cukup bagus
dipandang mata hingga membuatkita tertarik untuk membacanya.
 Dari aspek tata letak, buku ini sudah rapi peletakan kalimat-
kalimatnya. Huruf babdibuat besar dan jelas hingga mudah untuk
dibaca. Untuk tata bahasa, buku ini memiliki bahasa yang ringan dan
mudah dimengerti.
 Dilihat dari isi buku, buku ini memiliki banyak memilki teori atau
pendapat seorang ilmu, pandangan luar, seperti berbagai ilmu
pengetahuan lainnya.
 Pembahasan di buku Perkembangan Peserta Didik ini begitu lengkap
dalam membahas kajian tentang materi pengertian perkembangan,
psikologi anak, cara berkembang dengan benar sesuai dengan kaidah
yang ada, masalah perkembanganserta cara mengatasi nya, cara
membentuk konsep diri yang benar, factor-faktor yang menpengaruhi
perkembangan dan lainnya. Buku ini bisa menjadi pegangan dalam
membentuk perkembangan yang baik dan benar.
 Adanya perbedaan dalam penulisan bahasa, contohnya membedakan
cara penulisan bahasa asing.
 Adanya rangkuman di setiap bab, mempermudahkan pembaca
menangkap inti materi setiap bab.
 Disetiap bab terdapat evaluasi berupa soal – soal yang diberikan
kepada pemaba supaya materi yang dibaca bisa disampaikan melalui
pemikiran dan pendapatnya sendiri. Dan juga di akhir buku
menyediakan soal – soal latihan yang berupa pilihan berganda
membuat nilai plus pada buku
 Disetiap bab terdapat nya daftar pustaka membuat kita tahu buku
tersebut berasal sumbernya dari mana.
 Buku ini juga menjabarkan bagaimana caranya agar kita bisa
mengetahui perbedaaan atau menelaah gaya bahasa pengarang, dan
juga pendapat pribadi si pengarang

2. Kekurangan

 Di dalam buku ini terlalu banyak kalimat-kalimat yang tidak teralu


penting hingga membuat tampilan teks begitu banyak, dan artinya
termasuk pemborosan kata.

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

 Buku tidak menampilkan banyak contoh gaya bahasa atau karakteristik


yang berbeda dari setiap penulis
 Beberapa definisi atau kata-kata dengan bahasa tertentu tidak diberi
pengertian atautidak dijabarkan yang memungkinkan agar pembaca
susah memahaminya materinya lebih dalam
 Banyaknya bahsa asing yang kurang di jelaskan

B. Kelebihan dan Kekurangan

1. Kelebihan
 Bahasa yang digunakan mudah dimengerti
 Banyak terdapat poin penting dan definisi definisi tentang materi yang
dibahas
 Ukuran buku yang kecil dan ringan sehingga mudah dibawa ke mana
mana
 Cover memiliki warna yang cerah
 Jenis kertas yang baik dan halus
 Harga buku terjangkau.

2. Kelemahan
 Ada beberapa materi yang sulit dipahami
 Banyak bahasa asing kurang dipahami
 Didalam buku ini terlalu kalimat kalimat yang btidak terlalu penting
sehingga membuat tampilan teks begitu banyak dan artinya termasuk
pemborosan kata.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

Perkembangan peserta didik adalah suatu dimana ilmu yang mengajarkan bagaimana
kita dalam bersikap dan tindakan kita kepada individu dalam menjalani proses
perkembangan yang terjadi yang dimana proses perkembangan tersebut dipengaruhi
faktor faktor secara keseluruhan yang ada dimuka bumi ini. Serta didalam proses
perkembangan tersebut dilakukan dengan yang namanya pertumbuhan

B. Saran

Secara keseluruhan isi yang terdapat dalam buku buku Perkembangan Peserta Didik
tersebut sangat layak untuk dijadikan buku pegangan bagi mahasiswa atau pembaca
karna selain informasi yang disajikan lengkap dan memudahkan pembaca memahami
Perkembangan Peserta Didik.

DAFTAR PUSTAKA

Dra. Kemali Syarif, M.Pd Perkembangan Peserta Didik MEDAN. UNIVERSITAS


NEGERI MEDAN. Cetakan kedua (2014)

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)


lOMoARcPSD|30620531

M. Miftah. Kholis Amrullah, M.P.d. I (2020) PENDIDIKAN PERKEMBANGAN DIRI


MELALUI PEMBIASAAN Optimal Pendidikan Pembiasaan & Psikologi
Perkembangan. Batu: Literasi Nusantara.2020.
`

Downloaded by Clara sriyusniar Binjori (clarasriyusniarbinjori@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai