Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN

PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN

Dosen pengampu : Eka Abdul Hamid, S.Pd.I.,M.Pd

Kelompok 3 Sapari Alghifari dan Neng Yuyun

STAI
2021
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para
sahabatnya serta kami selaku umatnya. Semoga kami mampu meneladani beliau sebagai manusia
yang berguna. Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas
dari mata kuliah Media Pembelajaran dengan judul “Prosedur Pengembangan Modul” Semoga
dengan diberikannya tugas ini kami dapat meningkatkan pemahaman tentang mata kuliah
pengembangan profesi guru dan dapat meningkatkan kualitas belajar kami. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan
berguna di masa yang akan datang.
Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang Proses pembelajaran yang dilakukan di bangku sekolah melibatkan guru dan
siswa. Guru memberikan materi pelajaran kepada siswa, dan siswa menerima meteri pelajaran
tersebut. sudah menjadi kewajiban guru untuk menyampaikan materi kepada siswa dengan
sebaik mungkin sehingga materi yang hendak disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
siswa. Dalam penyampaian materi kebada siswa, guru dapat menggunakan berbagai macam
media. Banyak media yang dapat dipilih oleh guru dalam menyampaikan materi kepada siswa.
Terlebih lagi pada zaman sekarang yang semakin maju, teknologi semakin canggih dan dapat
memudahkan kegiatan manusia, termasuk dapat memudahkan proses pembelajaran. Seiring
dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, media pembelajaran dapat dikembangakan
terus menerus sehingga lebih baik lagi dari sebelumnya. media pembelajaran ada yang berbasis
visual, salah satu media pembelajaran yang termasuk dalam media pembelajaran berbasis visual
adalah modul. Sebagai calon pendidik, penulis menyadari bahwa memahami media pembelajaran
sangatlah penting bagi seorang pendidik, agar dapat melaksanakan tugas atau tanggung jawabnya
dengan baik. Maka dari itu, penulis menyusun makalah yang berjudul “Prosedur Pengembangan
Modul”. Dengan di susunnya makalah ini, diharapkan penulis dapat memahami media
pembelajaran berupa modul, dan dapat memberikan pemahaman bagi pembaca. Tujuan modul
ini adalah untuk membimbing siswa secara umum dalam merencanakan dan mengembangkan
modul. Karena itu isi modul ini lebih bersifat praktis dan lebih banyak berisi tentang hal-hal atau
rambu-
rambu yang perlu diperhatikan dalam menulis modul. Kompetensi yang andakuasai setelah
mempelajari modul ini adalah sebagai berikut:
KOMPETENSI PENGALAMAN BELAJAR INDIKATOR Mampu menerapkan
prosedurpengembangan modul Pembaca memperoleh pengetahuan tentang prosedur
pengembangan modul 1. Mampu menjelaskan pengertian modul dan fungsinya 2. Mampu
menjelaskan berbagai cara pengembangan modul, seperti: adaptasi, kompilasi dan menulis. B.
Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian modul itu? 2. Apa fungsi dan tujuan penulisan modul?
3. Apa saja karakteristik modul? 4. Bagaimana prosedur penulisan modul? 5. Apa kelebihan dan
kelemahan modul? C. Tujuan 1. Mengetahui Pengertian modul. 2. Mengetahui fungsi dan tujuan
penulisan modul. 3. Mengetahui karakteristik modul. 4. Mengetahui prosedur penulisan modul.
5. Mengetahui kelebihan dan kelemahan modul.
Bab 2 Pembahasan

A. Penegertian Modul Modul ialah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan
kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan
memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu. Tujuan disusunnya
modul ialah agar peserta didik dapat menguasai kompetensi yang diajarkan dalam diklat atau
kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Bagi widiaiswara atau guru, modul juga
menjadi acuan dalam menyajikan dan memberikan materi selama diklat atau kegiatan
pembelajaran berlangsung. Fungsi modul ialah sebagai bahan belajar yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran peserta didik. Dengan modul peserta didik dapat belajar lebih terarah
dan sistematis.
1. Modul guru pembelajar adalah substansi materi yang dikemas guna membantu guru
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, terutama kompetensi pedagogic dan
kompetensi professional. Modul guru pembelajar berbeda dengan handout, buku teks,
atau bahan tertulis lainnya yang sering digunakan dalam kegiatan pelatihan guru, seperti
diktat, makalah, atau ringkasan materi/bahan sajian pelatihan. Modul guru pembelajar
pada intinya merupakan model bahan belajar (learning material) yang menuntut peserta
pelatihan untuk belajar lebih mandiri dan aktif.
2. Modul adalah satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul dapat
dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna
keperluan belajar. Menurut Goldschmid,”... module as a self-contained, independent unit
of a planned saries of lesrning activities designed to help the student accomplish certain
well defined.”... modul 1 Purwanto, Et All, Pengembanagn Modul. (Jakarta : Depdiknas,
2007),Hlm. 9-10 2 M. Hosnan, Etika Profesi Pendidik. (Bogor : Ghalia Indonesia.
2016).Hlm. 147 2 M. Hosnan, Etika Profesi Pendidik. (Bogor : Ghalia Indonesia.
2016).Hlm. 147 6. ; 4 sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, didesain
guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu.
3. B. Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul Fungsi modul ialah sebagai bahan belajar yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran peserta didik. Dengan modul peserta didik dapat
belajar lebih terarah daan sistematis. Peserta didik diharapkan dapat menguasai
kompetensi yang dituntut oleh kegiatan pembelajaran yang diikutinya. Modul juga
diharapkan memberikan petunjuk belajar bagi peserta didik selama mengikuti diklat.
4. Sistem pengajaran modul dikembangkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem
pengajaran tradisional. Selain itu modul juga berfungsi sebagai berikut: 1. Adanya
peningkatan motivasi belajar secara maksimal. 2. Adanya peningkatan kreativitas guru
dalam mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan serta pelayanan individual yang
lebih mantap. 3. Dapat mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secara tidak terbatas. 4.
Dapat mewujudkan belajar yang lebih berkonsentrasi.5 Penulisan modul memiliki tujuan
sebagai berikut. 1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat verbal. 2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta
belajar maupun guru/ instruktur. 3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti
untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar; mengembangkan kemampuan dalam
berin- teraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang
memungkinkan siswa atau pebelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya. 3
Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran (Yogyakarta : Pustaka Instan Madani,
2015).Hl 131 4 Purwanto, et all, Pengembanagn Modul. (Jakarta : Depdiknas,
2007),Hlm.10 5 Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran (Yogyakarta : Pustaka
Instan Madani, 2015).Hlm. 133 7. ; 5 4. Memungkinkan siswa atau pebelajar dapat
mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya. Dengan memerhatikan tujuan-
tujuan di atas, modul sebagai bahan ajar akan sama efektifnya dengan pembelajaran tatap
muka. Hal ini tergantung pada proses penulisan modul. Penulis modul yang baik menulis
seolah-olah sedang mengajarkan kepada seorang peserta mengenai suatu topik melalui
tulisan. Segala sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis saat pembelajaran,
dikemukakan dalam modul yang ditulisnya. Penggunaan modul dapat dikatakan sebagai
kegiatan tutorial secara tertulis. 6

C. Karakteristik Modul Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian


tujuan belajar siswa, terutama memberikan umpan balik bagi siswa untuk mencapai
ketuntasan belajar. Menurut Wena (2009) modul yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut.
1. Modul merupakan paket pembelajaran yang bersifat self- instruction;
2. Pengakuan adanya perbedaan individual belajar;
3. Membuat rumusan tujuan pembelajaran secara eksplisit;
4. Adanya asosiasi, stukutur, dan urutan pengetahuan;
5. Penggunaan berbagai macam media;
6. Partisipasi aktif dari siswa;
7. Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa;
8. adanya evaluasi terhadap pengusaan siswa terhadap hasil belajar. Sebagai bahan ajar,
modul memiliki karakteristik tertentu, yang membedakannya dari bahan ajar yang lain.
Menurut Russel (1974) karakteristik modul mencakup hal-hal sebagai berikut. 1. Self
contain, 2. Bersandar pada perbedaan individu, 3. Bersandar pada perbedaan individu, 4.
Pemakaian bermacam-macam media, 5. Partisipasi aktif siswa, 6 Surya Dharma,
Penulisan Modul, (Jakarta : Ditjen PMPTK, 2008), Hlm. 5 8. ; 6 6. Penguatan langsung,
dan 7. Pengawasan strategi evaluasi. Menurut Santyasa (2009), ciri-ciri modul adalah
sebagai berikut. 1. Didahului oleh pernyataan sasaran belajar. 2. Pengetahuan disusun
sedemikian rupa, sehingga dapat menggiring partisipasi siswa secara aktif. 3. Memuat
sistem penilaian berdasarkan penguasaan. 4. Memuat semua unsur bahan pelajaran dan
semua tugas pelajaran. 5. Memberi peluang bagi perbedaan antar individu siswa.7 D.
Prosedur Penyusunan Modul. Penulisan modul merupakan proses penyusunan materi
pembelajaran yang dikemas secara sistematis sehingga siap dipelajari oleh pebelajar
untuk mencapai kompetensi atau sub kompetensi. Penyusunan modul belajar mengacu
pada kompetensi yang terdapat di dalam tujuan yang ditetapkan. Terkait dengan hal
tersebut dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis kompetensi/ tujuan untuk
menentukan jumlah dan judul modul yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kompetensi
tersebut. Penetapan judul modul didasarkan pada kompetensi yang terdapat pada garis-
garis besar program yang ditetapkan. Analisis kebutuhan modul bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul yang harus dikembangkan.
Analisis kebutuhan modul dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut: a. Tetapkan
kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis besar program pembelajaran yang akan
disusun modulnya; b. Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit kompetensi tersebut; 7
Fajriyah Liny Budiningsih, Pengembangan Modul Berbasis Learning Cycle dengan
Penekanan pada Tahap Engagement dalam Pembelajaran Sistem Pernafasan di SMA,
(Semarang: UNNES, 2011),hlm. 19-20 c. Identifikasi dan tentukan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dipersyaratkan; d. Tentukan judul modul yang akan ditulis
e. Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal pengembangan
modul8 2. Penyusunan Draft Penyusunan draft modul merupakan proses penyusunan dan
pengorganisasian materi pembelajaran dari suatu kompetensi atau sub kompetensi
menjadi satu kesatuan yang sistematis. Penyusunan draft modul bertujuan menyediakan
draft suatu modul sesuai dengan kompetensi atau sub kompetensi yang telah ditetapkan.
Penulisan draft modul dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut: a. Tetapkan judul modul b. Tetapkan tujuan akhir yaitu kemampuan yang harus
dicapai oleh peserta didik setelah selesai mempelajari satu modul c. Tetapkan tujuan
antara yaitu kemampuan spesifik yang menunjang tujuan akhir d. Tetapkan garis-garis
besar atau outline modul e. Kembangkan materi pada garis-garis besar f. Periksa ulang
draft yang telah dihasilkan Kegiatan penyusunan draft modul hendaknya menghasilkan
draft modul yang sekurang-kurangnya mencakup: a. Judul modul; menggambarkan
materi yang akan dituangkan di dalam modul; b. Kompetensi atau sub kompetensi yang
akan dicapai setelah menyelesaikan mempelajari modul; c. Tujuan terdiri atas tujuan
akhir dan tujuan antara yang akan dicapai peserta didik setelah mempelajari modul; 8
Surya Dharma, Penulisan Modul, (Jakarta : Ditjen PMPTK, 2008), Hlm. 12
d. Materi pelatihan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik; e. Prosedur atau kegiatan pelatihan yang harus
diikuti oleh peserta didik untuk mempelajari modul; f. Soal-soal, latihan, dan atau tugas
yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh peserta didik; g. Evaluasi atau penilaian
yang berfungsi mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai modul; h. Kunci
jawaban dari soal, latihan dan atau pengujian9 3. Uji Coba Uji coba draft modul adalah
kegiatan penggunaan modul pada peserta terbatas, untuk mengetahui keterlaksanaan dan
manfaat modul dalam pembelajaran sebelum modul tersebut digunakan secara umum.
Uji coba draft modul bertujuan untuk; a. mengetahui kemampuan dan kemudahan
peserta dalam memahami dan menggunakan modul; b. mengetahui efisiensi waktu
belajar dengan menggunakan modul; dan c. mengetahui efektifitas modul dalam
membantu peserta mempelajari dan menguasai materi pembelajaran. Untuk melakukan
uji coba draft modul dapat diikuti langkah- langkah sebagai berikut. a. Siapkan dan
gandakan draft modul yang akan diuji cobakan sebanyak peserta yang akan diikutkan
dalam uji coba. b. Susun instrumen pendukung uji coba. c. Distribusikan draft modul dan
instrumen pendukung uji coba kepada peserta uji coba. d. Informasikan kepada peserta
uji coba tentang tujuan uji coba dan kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta uji coba.
e. Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen uji coba. 9 Ibid. hlm. 13
f. Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukan yang dijaring melalui instrumen uji
coba. Dari hasil uji coba diharapkan diperoleh masukan sebagai bahan penyempurnaan
draft modul yang diuji cobakan. Terdapat dua macam uji coba yaitu uji coba dalam
kelompok kecil dan uji coba lapangan. Uji coba kelompok kecil adalah uji coba yang
dilakukan hanya kepada 2 - 4 peserta didik, sedangkan uji coba lapangan adalah uji coba
yang dilakukan kepada peserta dengan jumlah 20 – 30 peserta didik.10 4. Validasi
Validasi adalah proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap kesesuaian
modul dengan kebutuhan. Untuk mendapatkan pengakuan kesesuaian tersebut, maka
validasi perlu dilakukan dengan melibatkan pihak praktisi yang ahli sesuai dengan
bidang-bidang terkait dalam modul. Validasi modul bertujuan untuk memperoleh
pengakuan atau pengesahankesesuaian modul dengan kebutuhan sehingga modul
tersebut layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran. Validasi modul meliputi: isi
materi atau substansi modul; penggunaan bahasa; serta penggunaan metode
instruksional. Validasi dapat dimintakan dari beberapa pihak sesuai dengan keahliannya
masing-masing antara lain; a. ahli substansi dari industri untuk isi atau materi modul; b.
ahli bahasa untuk penggunaan bahasa; atau c. ahli metode instruksional untuk
penggunaan instruksional guna mendapatkan masukan yang komprehensif dan obyektif.
Untuk melakukan validasi draft modul dapat diikuti langkah langkah sebagai berikut. a.
Siapkan dan gandakan draft modul yang akan divalidasi sesuai dengan banyaknya
validator yang terlibat. 10 Ibid. hlm. 14
b. Susun instrumen pendukung validasi. c. Distribusikan draft modul dan instrumen
validasi kepada peserta validator. d. Informasikan kepada validator tentang tujuan
validasi dan kegiatan yang harus dilakukan oleh validator. e. Kumpulkan kembali draft
modul dan instrumen validasi. f. Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukkan
yang dijaring melalui instrumen validasi. Dari kegiatan validasi draft modul akan
dihasilkan draft modul yang mendapat masukkan dan persetujuan dari para validator,
sesuai dengan bidangnya. Masukkan tersebut digunakan sebagai bahan penyempurnaan
modul. 5. Revisi Revisi atau perbaikan merupakan proses penyempurnaan modul setelah
memperoleh masukan dari kegiatan uji coba dan validasi. Kegiatan revisi draft modul
bertujuan untuk melakukan finalisasi atau penyempurnaan akhir yang komprehensif
terhadap modul, sehingga modul siap diproduksi sesuai dengan masukkan yang
diperoleh dari kegiatan sebelumnya, maka perbaikan modul harus mencakup aspek-
aspek penting penyusunan modul diantaranya yaitu; a. Pengorganisasian materi
pembelajaran; b. Penggunaan metode instruksional; c. Penggunaan bahasa; dan d.
Pengorganisasian tata tulis dan perwajahan. Mengacu pada prinsip peningkatan mutu
berkesinambungan, secara terus menerus modul dapat ditinjau ulang dan diperbaiki.11
Berikut ini cara-cara pengembangan modul:
1. Adaptasi Modul adaptasi adalah bahan belajar yang dikembangkan berdasarkan buku
yang ada di pasaran. Sebelum pelajaran berlangsung, guru,dosen,atau widiaswara
mengidentifikasi buku- buku yang ada (di toko bukuatau perpustakaan) yang isisnya
relevan dengan materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru, dosen atau widiaswara
memilih salah satu buku tersebut sebagai bahan belajar yang digunakan untuk satu mata
pelajaran/diklat. Buku tersebut digunakan dalam kegiatan pemebelajaran secara utuh
atau sebagian dengan dilengkapi panduan belajar. Pengembangan panduan belajar
bersifat melengkapi buku tersebut dengan semacampetunjuk mempelajarinya. 2.
Kompilasi Modul kompilasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku-
buku yang adadi pasaran, artikel jurnal ilmiah dan modul yang sudah ada sebelumnya.
Kompilasi dilakukan oleh guru, dosen atau widiaswara dengan menggunakan garis-garis
besar program pembelajaran/pelatihan (GBPP) atau silabi yang disusun sebelumnya. 3.
Menulis Menulis adalah pengembangan modul yang paling ideal.bagi guru, dosen atau
widaswara menulis sendiri modul yang dipergunakan dalam pembelajaran adalah
pembuktian dirinya sebagai seorang yang professional. Bagi guru, dosen terutama
widaswara menulis modul merupakan tugas pokok yang dihargai sebagai kegiatan
pengumpulan angka kredit. Angka kredit yang diperoleh guru, dosen atau widiaswara
dari kegiatan menulis modulini sangat tinggi nilainya, sehingga akan mengantarkan
seorang mencapai jabatan tertinggi.haltersebut sesuai dengan tingkat kesulitan dalam
mengerjakannya. Menulis modul memiliki tingkat kesulitan tertinggi disbanding dengan
kedua cara lain yang telah diuraikan terdahulu.
E. Kelebihan dan Kelemahan Modul 1. Kelebihan Modul mempunyai kelebihan
sebagaimana yang dikemukakan oleh Vembriarto (1981: 25). Kelebihan menggunakan
modul dalam proses belajar mengajar antara lain: 1. Mengatasi keterbatasan waktu,
ruang, dan daya indera, baik siswa maupun guru. 2. Dapat digunakan secara tepat dan
bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi atau gairah belajar, mengembangkan
kamampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan belajar. 3. Memungkinkan
siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya. 4. Siswa lebih aktif
belajar. 5. Guru dapat berperan sebagai pembimbing, bukan semata-mata sebagai
pengajar. 6. Membiasakan siswa untuk percaya pada diri sendiri. 7. Adanya kompetisi
yang sehat antar siswa. 8. Dapat meringankan beban guru. 9. Belajar lebih efektif, dan
evaluasi perbaikan yang cukup berarti. 10.Sistem ini dapat menyerap perhatian anak
sehingga pelajaran menunjukkan lebih berhasil apabila dibandingkan dengan ceramah.
2. Kelemahan Modul mempunyai kelemahan sebagaimana yang dikemukakan oleh
Vembriarto (1981: 25). Kelemahan penggunaan modul dalam proses pembelajaran
sebagaimana yang dikemukakan oleh Vembriarto antara lain:
1. Kesukaran pada siswa tidak segera dibatasi. 2. Tidak semua siswa dapat belajar
sendiri, melainkan membutuhkan bantuan guru. 3. Tidak semua bahan dapat
dimodulkan dan tidak semua guru mengetahui cara pelaksanaan pembelajaran
menggunakan modul. 4. Kesukaran penyiapan bahan dan memerlukan banyak biaya
dalam pembuatan modul. 5. Adanya kecenderungan siswa untuk tidak mempelajari
modul secara baik.13 13 Mukhtar dan Iskandar.Desain Pembelajaran Berbasis TIK.
(Jakarta:Referensi, 2012) hal278
Bab 3 Penutup
A. Rangkuman Modul adalah satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan.
Modul dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan
tertentu guna keperluan belajar. Fungsi Modul, yaitu: 1. Adanya peningkatan motivasi
belajar secara maksimal. 2. Adanya peningkatan kreativitas guru dalam mempersiapkan
alat dan bahan yang diperlukan serta pelayanan individual yang lebih mantap. 3. Dapat
mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secara tidak terbatas. 4. Dapat mewujudkan
belajar yang lebih berkonsentrasi. Ada tiga karakteristik modul, yaitu: 1. self
instructional 2. self contained 3. stand alone. Prinsip pengajaran modul Menyusun
modul tidaklah gampang. Modul harus disesuaikan dengan minat, perhatian dan
kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu penyusunan modul perlu memperhatikan
prinsip-prinsip penyusunan modul. Di antara prinsip-prinsip tersebut menurut Cece
Wijaya, dkk (1992: 98) adalah sebagai berikut: 1. modul sebaiknya di susun manurut
prosedur pengembangan sistem instruksional (PPSI) 2. Penyusunan modul harus lenkap
dan dapat mewujudkan kesatuan bulat antara jenis-jenis kegiatan yng harus ditempuh. 3.
modul disusun hendaknya berdasar atas tujuan-tujuan pembelajaran yang jelas dan
khusus. 4. Bahasa modul harus menarik dan selalu merangsang pesrta didik untuk
berfikir.
5. Modul harus memungkinkan penggunaan multimedia yang relevan dengan tujuan. 6.
Waktu mengerjakan modul sebaiknya berkisar antara 4 sampai 8 jampelajarann. 7.
Modul harus disesuaikan dengan tingkat kemampun peserta didik dan memberi
kesempatan peserta didik untuk menyelesaikannya secara individual. Sistematika
Penulisan Modul Dalam penulisan modul, yang harus menjadi perhatian utama adalah
peserta didik. Dengan demikian, dalam merencanakan modul perlu disiapkan hal-hal
sebagai berikut: 1. Pembuatan outline modul yang akan disusun dalam rangka
memberikan kerangka penulisan modul dan dapat digunakan untuk kedalaman materi
modul dalam setiap jenjang diklat. 2. Petunjuk yang harus dilakukan peserta didik
dalam mempelajari modul. 3. Materi pelajaran yang lalu sebagai pemantapan, terutama
yang berkaitan dengan materi yang akan diberikan. Pengaturan Muatan Konsep Modul
Modul memerlukan pengaturan muatan konsep untuk lebih memotivasi peserta didik.
Ada beberapa cara untuk mengatur muatan konsep adalah sebagai berikut : pertama,
kepadatan informasi, Kedua, simulasi tambahan. B. Latihan 1. Seluruh materi
pembelajaran dari satu unit kompetensi yang dipelajari terdapat asatu modul utuh,
merupakan pengertian dari…. a. Self Instructional b. Self Contained c. Stand Alone d.
Adaptif
2. Menurut Vembriarto modul pembelajaran adalah…. a. Bahan belajar yang dirancang
secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan
pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam suatu waktu
tertentu. b. Suatu kesatuan bahan belajaryang disajikan dalam bentuk “self- Instruction”.
c. Paket pengajaran yang memuat satu unit konsep dari pada bahan pelajaran. d. Paket
program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. 3. Menurut
Anwar karakteristik modul pengajaran adalah…. a. Self instruction, siswa mampu
membelajarkan diri sendiri tidak tergantung pada pihak lain. b. Siswa dapat belajar
individual, ia belajar dengan aktif tanpabantuan maksimal dari guru. c. Tujuan
pengajaran dirumuskan secara khusus, rumusan tujuan bersumber pada perubahan
tingkah laku. d. Modul dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat aktif.
4. Berikut ini merupakan langkah-langkah pengembangan modul, kecuali…. a. Tahap
penulisan b. Tahap perencanaan c. Tahap finalisasi d. Tahap pengorganisasian 5. Dalam
tahap penyusunan kerangka modul, digunakan langkah-langkah sebagai berikut,
kecuali…. a. Menetapkan (menggariskan) tujuan instruksional umum (TIU) yang akan
dicapai dengan mempelajari modul tersebut.
b. Merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK) yang merupakan perincian atau
pengkhususan dari tujuan instruksional umum tadi. c. Menyusun soal-soal penilaian
untuk mengukur sejauh mana tujuan instruksional khusus bisa dicapai d. Tahap review,
uji coba dan revisi 6. Kelompok review terbagi tiga, kecuali…. a. Ahli materi/ ahli
bidang studi b. Ahli media/ ahli instruksional c. Ahli personal/ ahli individu d. Teman
sejawat 7. Beberapa halyang perlu diperhatikan dalam tahap finalisasi,yaitu…. a.
Heading b. Catatan kaki dan daftar pustaka c. Layout d. Penggunaan warna 8. Yang
tidak termasuk persiapan outlen/ rancangan,yaitu…. a. Menulis draft1 b. Menentukan
topic yang akan dimuat c. Mengatur urutan topic-topik sesuai dengan urutan tujuan
pembelajaran d. Mempersiapkan outlen 9. Tujuan diadakannya review dan uji coba
adalah…. a. Untuk mempermudah pendidik dalam mengajar b. Untuk mempermudah
pelajar dalam belajar c. Untuk perbaikan bahan belajar d. Untuk perbaikan dalam
metode pembelajaran 10. Kelompok uji coba, yaitu…. a. Uji coba materi b. Uji coba
instruksional c. Uji coba lapangan d. Uji coba penulisan
Kunci Jawaban 1. b 2. c 3. a 4. d 5. d 6. c 7. b 8. a 9. c 10. c
Daftar Pustaka

Budiningsih Fajriah Liny.2011. Pengembangan Modul Berbasis Learning Cycle dengan


Penekanan pada Tahap Engagement dalam Pembelajaran Sistem Pernafasan di SMA,
Semarang: UNNES. Dharma Surya, 2008. Penulisan Modul, Jakarta : Ditjen PMPTK.
M. Hosnan, 2016, Etika Profesi Pendidik. Bogor : Ghalia Indonesia. Mukhtar dan
Iskandar, 2012. Desain Pembelajaran Berbasis TIK, Jakarta:Referensi. Purwanto, et
all,2007, Pengembanagn Modul. Jakarta : Depdiknas. Sukiman, 2015, Pengembangan
Media Pembelajaran, Yogyakarta : Pustaka Instan Madani.

Anda mungkin juga menyukai