Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KONSEP DASAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD


Tentang
“Keterampilan Membaca”

Disusun Oleh
Kelompok 4
Indah Fajri Hilmi 22124024
Chindy Audry Wiranda 22124006
Bunga 2212404
Desi Aulia 22124008

Dosen Pengampu:
Dr. Darnis Arief,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyusun makalah “Keterampilan Membaca” ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Salawat beserta salam kita kirimkan buat arwah
junjungan alam Nabi Muhammad SAW, karena beliau telah membawa kita ke
alam yang berilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah
memercayakan penyusunan makalah ini pada penulis, sehingga dengan
bimbingannya makalah ini dapat penulis selesaikan. Penulis menyadari
kekurangan dalam pembuatan makalah ini baik materi yang di sampaikan maupun
sistematis penulisan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang penulis buat dapat di manfaatkan sebagaimana
mestinya. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Padang, 20 September 2022

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 4
A Latar Belakang.............................................................................................. 4
B Rumusan Masalah......................................................................................... 4
C Tujuan Penulisan Makalah............................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 5
A. Hakikat Membaca........................................................................................... 6
B. Tujuan Membaca……………………………………………………………. 7
C. Peran Membaca………………………………………...…………………… 8
D. Keterampilan Membaca................................................................................... 9
BAB III PENUTUP............................................................................................. 16
A Kesimpulan .................................................................................................. 16
B Saran.............................................................................................................. 16
DAFTAR RUJUKAN…………………………………………………………17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media
bahasa tulis (Tarigan, 1984:7). Pengertian lain dari membaca adalah suatu proses
kegiatan mencocokkan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis.
Membaca adalah suatu kegiatan atau cara dalam mengupayakan pembinaan daya
nalar (Tampubolon, 1987:6). Dengan membaca, seseorang secara tidak langsung
sudah mengumpulkan kata demi kata dalam mengaitkan maksud dan arah
bacaannya yang pada akhirnya pembaca dapat menyimpulkan suatu hal dengan
nalar yang dimilikinya.
Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan
pembahasan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara
dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek
pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written
word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup
pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Tarigan, 1984:8).
Harjasujana (1996:4) mengemukakan bahwa membaca merupakan proses.
Membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses
yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan tunggal. Membaca diartikan
sebagai pengucapan kata-kata, mengidentifikasi kata dan mencari arti dari sebuah
teks.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka di peroleh rumusan
masalah sebagai berikut ini :
A Bagaimana hakikat membaca?
B Bagaimana tujuan membaca?
C Bagaimana peran membaca?
D Bagaimana keterampilan membaca?

4
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk :
A Mengetahui hakikat membaca
B Mengetahui tujuan membaca
C Mengetahui peran membaca
D Mengetahui keterampilan membaca

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT MEMBACA

Membaca merupakan suatu kegiatanatau proses kognitif yang


berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan.
Hal ini berarti membaca merupakan proses berfikir untuk memahami isi teks
yang dibaca. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui
media bahasa tulis (Tarigan, 1984:7). Membaca adalah suatu kegiatan atau
cara dalam mengupayakan pembinaan daya nalar (Tampubolon, 1987:6).
Dengan membaca, seseorang secara tidak langsung sudah mengumpulkan
kata demi kata dalam mengaitkan maksud dan arah bacaannya yang pada
akhirnya pembaca dapat menyimpulkan suatu hal dengan nalar yang
dimilikinya.

Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali


dan pembahasan sandi, berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru
melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding)
adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa
lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan
menjadi bunyi yang bermakna (Tarigan, 1984:8).Harjasujana (1996:4)
mengemukakan bahwa membaca merupakan proses. Membaca bukanlah
proses yang tunggal melainkan sintesis dari berbagai proses yang kemudian
berakumulasi pada suatu perbuatan tunggal. Membaca diartikan sebagai
pengucapan kata-kata, mengidentifikasi kata dan mencari arti dari sebuah teks.
Kridalaksana (1982:105) mengemukakan bahwa dalam kegiatan membaca
melibatkan dua hal, yaitu (1) pembaca yang berimplikasi adanya pemahaman
dan (2) teks yang berimplikasi adanya penulis.

Syafi’ie (1994:6-7) menyebutkan hakikat membaca adalah:

6
1. Pengembangan keterampilan,mulai dari keterampilan memahami kata-
kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan
memahami secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan.
2. Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-
baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat
ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap
bacaan.
3. Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan
memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman yang telah dipunyai.
4. Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan
memahami informasi serta memberikan makna terhadap bacaan.
5. Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi
dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai
sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut.
6. Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinya sesuai dengan sistem
tulisan yang digunakan.
7. Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan.
Kegatan membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan
merupakan kegiatan menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata
yang membawa makna.

B. TUJUAN MEMBACA
Pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang sebagai suatu proses
yang terus bergulir, terus-menerus, dan berkelanjutan. Membaca pemahaman
sebagai suatu proses mempercayai bahwa upaya memahami bacaan sudah
terjadi ketika belum membaca buku apapun. Kemudian pemahaman itu
melalui tahap yang berbeda-beda sampai selesai bacaan yang dibaca.
Akhirnya, pemahaman itu mempunyai tahapan yang berbeda setelah berakhir
semua bacaan tersebut Dalam hal ini, tujuan tersebut bergantung pada
kepentingan dan bahan bacaan yang dihadapi setiap orang. Pada dasarnya,

7
tujuan seseorang membaca itu tidak lain untuk memndapatkn informasi yang
dibutuhkannya dan untuk kesenangan semata. Tujuan membaca yang jelas
akan meningkatkan pemahaman seseorang terhadap bacaan. Dalam hal ini,
ada hubungan erat antara tujuan membaca dan kemampuan membaca
seseorang. Oleh sebab itu, seorang pembaca yang memiliki tujuan yang jelas
akan mudah memahami isi bacaan, karena ia akan fokus terhadap tujuan yang
ingin dicapai.Tujuan membaca tertentu menuntut teknik membaca tertentu
pula. Ada beberapa macam variasi tujuan membaca, yaitu: (1) membaca untuk
tujuan studi (telaah ilmiah): (2) membaca untuk tujuan menangkap garis besar
bacaan; (3) membaca untuk menikmati karya sastra; (4) membaca untuk
mengisi waktu luang; (5) membaca untuk mencari eterangan tentang suatu
istilah.4Dalam bukunya Bahasa Indonesia (Pengantar Pengembangan
Kepribadian dan Intelektual), Muhammad Asdam memaparkan tujuan
mmbaca menurut Puji Santoso, dkk (2007: 65) bahwa tujuan membaca
pemahaman yaitu:
1. Menikmatikeindahan yang terkandung dalam bacaan.
Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada seseorang
menikmati
2. teks bacaan.
3. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami teks bacaan
4. Menggali simpanan pengetahuan atau schemata seseorang tentang suatu
topik.
5. Menghubungkan pengetahuan baru dengan schemata seseorang.
6. Mencari informasi untuk penyusunan suatu bacaan atau laporan.
7. Memberikan kesepatan kepada seseorang melakukan eksperimentasi untuk
meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam suatu teks bacaan.
8. Menjawab pertanyaan dikemukakan dalam teks bacaan.
Penetapan tujuan membaca harus memenuhi dua syarat, yaitu (1)
menggunakan persyaratan yang jelas dan tepat tentang apa yang harus
diperhatikan atau dicari ketika seseorang sedang membaca, dan (2)
memberikan gambaran yang mudah dipahami seseorang tentang apa yang

8
semestinya mampu dilakukan setelah membaca.Apabila tujuan membaca
ditetapkan, maka pembaca akan berpikir untuk memperoleh informasi yang
akurat. Cara merumuskan tujuan membaca yaitu memperkenalkan isi bacaan
yang akan dibaca, kemudian merumuskan strategi membaca yang dianggap
paling sesuai, sehingga pesan dapat dipahami dengan baik.

C. PERAN MEMBACA
Bahwa membaca memegang peranan yang sangat penting dalam
kehidupan umat manusia tampaknya sudah kita pahami bersama. Dalam dunia
pendidikan kemahiran berliterasi juga merupakan hal yang sangat
fundamental. Mengapa demikian? Sebab selain semua proses belajar
sesungguhnya didasarkan atas kegiatan membaca dan menulis juga hanya
dengan melalui kegiatan literasi membaca dan menuliskan kita dapat
menjelajahi luasnya dunia ilmu yang terhampar luas dari berbagai penjuru
dunia dan dari berbagai babakan jaman. Menurut William D. Baker bahwa
85% kegiatan belajar di perguruan tinggin meliputi membaca. Dengan
perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu loncatan bagi kebersilan
seorang di sekolah dan dalam kehidupan selanjutnya di masyarakat.
kemampuan membaca sangat penting dimiliki anak. Mary Leonhardt
(1999:27) menyatakan ada beberapa alasan mengapa kita perlu menumbuhkan
cinta membaca pada anak, alasan tersebut adalah:
 Anak yang senang membaca akan membaca dengan baik, sebagian besar
waktunya akan digunakan untuk emmbaca.
 Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang
lebih tinggi. Mereka akan berbicara, menulis, dan memahami gagasan-
gagasan rumit secara lebih baik.
 Membaca akan memberikan wawasan yang lebih luas dalam segala hal dn
membuat belajar lebih mudah.
 Kegemaran membaca akan memberikan beragam perspektif kepada anak.
 Membaca akan membantu kepada anak memiliki rasa kasih sayang.

9
 Anak-anak yang gemar membaca dihadapkan pada suatu dunia yang
penuh dengan kenungkinan dan kesempatan.
 Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola
berfikir kreatif dalam diri mereka.
D. KETERAMPILAN MEMBACA

Keterampilan membaca menjadi dasar seorang peserta didik guna


mencapai pendidikan dan kehidupan sehari-hari karena membaca menguasai
berbagai macam pelajaran bidang studi di sekolah. Membaca adalah salah satu
keterampilan dasar yang harus dipelajari oleh pelajar dalam bahasa Inggris di
tingkat sekolah dasar yang merupakan tingkat membaca awal mengingat
tugas-tugas pembelajaran lain yang pelajar akan terkena selama periode
akademiknya di sekolah dasar (Enighe & Afangideh, 2018). Jika, anak masih
sulit membaca maka anak akan mengalami banyak hambatan dalam proses
belajar yang lainnnya. Namun ternyata masih banyak kita temukan masalah
anak yang mengalami kesulitan dalam belajar atau membaca.

Kemampuan kognitif merupakan kelompok keterampilan mental yang


esensial pada fungsi-fungsi kemanusiaan. Melalui kemampuan kognitif
tersebut memungkin- kan manusia mengetahui, menyadari, mengerti,
menggunakan abstraksi, me- nalar, membahas dan menjadi kreatif (Eliastuti,
2018). Keterampilan membaca pada hakikatnya perlu dimiliki oleh setiap
orang terlebih lagi oleh peserta didik guna mancapai pengetahuan yang lebih
luas. Dengan membaca seseorang dapat mengetahui pesan yang disampaikan
penulis lewat tulisan. Kridalaksana menyatakan bahwa membaca adalah
keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk ututan lambang-
lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk
pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras. sedangkan menurut
(Fauziah, 2018) membaca merupakan salah satu keterampilan terpenting bagi
anak- anak. Namun banyak anak-anak tidak mendapatkan pembelajaran
membaca secara memadai. Karena belajar membaca merupakan awal bagi
mereka mengenal proses belajar mengajar yang sistematis. Oleh karena itu

10
sudah sepatutnya ada dorongan dari guru maupun orang tua untuk mendorong
anak belajar membaca dan menjadikan anak menjadi anak yang gemar
membaca.

Jenis-jenis membaca pada sekolah dasar

1) Membaca Teknik
Bertujuan untuk melatih siswa menyuarakan lambang-lambang tulisan
dengan lafal yang baik dan intonasi yang wajar.
2) Membaca Dalam Hati
Membaca ini perlu segera dilatihkan setelah siswa menguasai semua
huruf. Siswa dilatih membaca tanpa mengeluarkan suara dan bibir tidak
bergerak.
3) Membaca Pemahaman
Membaca  ini  merupakan  lanjutan  dari  membaca  dalam  hati, mulai
diberikan di kelas III. Untuk mengetahui pemahamn siswa, dapat
dilakukan dengan menugasi siswa untuk menceritakan isi bacaan atau
dengan mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan.
4) Membaca Indah
Pada hakikatnya membaca indah sama dengan membaca teknik tetapi
bahan bacaan yang digunakan adalah puisi, fiksi atau cerita anak-anak.
5) Mambaca Cepat
Bertujuan agar siswa dapat menangkap isi bacaan dalam waktu yang cepat.
Untuk  itu  siswa  perlu dilatih  gerakan  mata,  arah pandangan lurus, dari
atas ke bawah, hindari membaca kata demi kata, dan menunjuk bacaan
dengan satu jari. Kegiatan membaca ini mulai diajarkan di kelas IV.
6) Membaca Pustaka
Kegiatan membaca ini merupakan kegiatan membaca di luar jam pelajaran
dalam bentuk penugasan kelompok atau individu. Jenis membaca ini
bertujuan untuk mengembangkan minat baca siswa.

11
7) Membaca Bahasa
Membaca ini ditekankan untuk memahami kebahasaan, bukan memahami
isinya. Melalui membaca ini siswa dapat berlatih mengenai makna dan
penggunaan kata, pemakaian imbuhan, ungkapan, serta kalimat.

Jenis-jenis teks bacaan sesuai dengan kegiatan membaca

Pembelajaran membaca di SD mencakup jenis-jenis membaca yang


meliputi membaca memindai, membaca layap, membaca intensif, membaca
nyaring dan membaca dalam hati, dan membaca pemahaman.

1. Membaca Memindai
Membaca memindai merupakan salah satu teknik membaca cepat. Resmini
Djuanda 2007, hlm. 81 menjelaskan bahwa, “Teknik membaca memindai
digunakan untuk membaca bacaan berupa daftar isi buku atau majalah,
indeks dalam buku teks, jadwal, advertasi dalam surat kabar, buku
petunjuk daftar telepon dan kamus”. Membaca memindai merupakan
teknik membaca untuk mengetahui informasi secara cepat tanpa harus
membaca keseluruhan bacaan. Karena itulah membaca memindai tidak
cocok digunakan untuk membaca buku teks, puisi, cerita, dan bacaan
lainnya yang membutuhkan ketelitian.
2. Membaca Layap
Membaca layap disebut juga dengan membaca cepat atau skimming .
Berikut ini pengertian membaca skimming menurut para ahli.Menurut
Tarigan 2013, hlm.33, “Membaca sekilas atau skimming adalah jenis
membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat,
memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi,
penerangan ”. Sedangkan menurut Resmini Djuanda 2007, hlm. 81,
“Membaca layap atau membaca sekilas adalah membaca yang membuat
mata kita bergerak cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk
mengetahui isi umum atau bagian dalam suatu bacaan”.Menurut Nurhadi
2005,hlm.97, “Seseorang dapat dikatakan mampu men- skim artinya
mampu dengan cepat mengambil sesuatu yang diperlukan dari bahan

12
bacaan secara tepat dan tidak banyak membuang banyak waktu”.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa membaca layap
atau membaca cepat merupakan teknik membaca dengan cepat untuk
mengetahui isi bacaan secara umum.
3. Membaca Intensif
Membaca Intensif termasuk kedalam jenis membaca dalam hati. Berikut
ini adalah pengertian membaca intensif menurut pada ahli. Menurut
Tarigan 2013, hlm.36, “Membaca intensif atau intensive reading adalah
studi kasus seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang
dilaksanakan didalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira
dua sampai empat halaman setiap hari”. Sedangkan Menurut Resmini
Djuanda 2007, hlm. 81 Membaca intensif atau intensive reading adalah
proses membaca yang dilakukan secara seksama, cermat, dan teliti dalam
penanganan terperinci yang dilakukan pada saat membaca, karena kegiatan
membaca intensif ini tidak semata-mata merupakan kegiatan membaca
saja tetapi lebih menekankan pada pemahamn isi dari bacaan. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa membaca intensif merupakan
proses membaca yang dilakukan dengan cepat dan teliti untuk
mendapatkan informasi dari teks pendek.
4. Membaca Nyaring
Menurut Dalman 2013, hlm. 10, “Membaca nyaring adalah kegiatan
membaca dengan mengeluarkan suara atau kegiatan melafalkan lambang-
lambang bunyi bahasa dengan suara cukup keras”. Sedangkan menurut
Tarigan 2013, hlm.23, “Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau
kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca
bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta
memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang”.
Menurut Dalman dalam Dalman, 2013, hlm. 65, „Tujuan membaca
nyaring adalah agar seseorang mampu mempergunakan ucapan dengan
tepat, membaca dengan jelas dan tidak terbata-bata, membaca dengan
tidak terus menerus melihat pada bahan bacaan, membaca dengan

13
menggunakan intonasi dan lagu yang tepat dengan jelas ‟. Berdasarkan
pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa membaca nyaring adalah
kegiatan membaca dengan menggunakan intonasi cukup keras
yangbertujuan untuk mengetahui kelancaran membaca, ketepatan
pengucapan, serta kejelasan pengucapan.
5. Membaca Dalam Hati
Jenis membaca yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
adalah membaca dalam hati. Membaca dalam hati merupakan kegiatan
membaca yang dilakukan dengan tidak mengeluarkan suara. Pengertian
tersebut sesuai dengan pendapat Dalman 2013, hlm. 67 bahwa, Membaca
dalam hati adalah membaca tidak bersuara, tanpa gerakan bibir, tanpa
gerakan kepala, tanpa berbisik, memahami bahan bacaan yang dibaca
secara diam atau dalam hati, kecepatan mata dalam membaca tiga kata
perdetik, menikmati bahan bacaan yang dibaca dalam hati, dan dapat
menyesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesukaran yang
terdapat dalam bahan bacaan itu. Resmini Djuanda 2013, hlm. 82
mengemukakan bahwa, “Tujuan membaca dalam hati adalah melatih siswa
menangkap arti bacaan itu dalam waktu singkat dan melatih kesanggupan
siswa untuk memusatkan perhatian dan pikiran kepada soal, serta melatih
siswa untuk dapat mengambil kesimpulan dari apa yang dibacanya ”.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa membaca dalam
hati merupakan membaca yang dilakukan dengan tidak melakukan
gerakan tubuh dan tidak mengeluarkan suara. Membaca dalam hati
bertujuan untuk memahami isi bacaan dalam waktu singkat.
6. Membaca Pemahaman
Menurut Resmini Djuanda 2007, hlm.80, “Membaca pemahaman
merupakan salah satu bentuk kegiatan membaca dengan tujuan utamanya
untuk memahami isi pesan terhadap bacaan”. Sedangkan menurut Dalman
2013, hlm. 87, “Membaca pemahaman adalah membaca kognitif membaca
untuk memahami”. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

14
membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang dilakukan
untuk memahami isi bacaan.

15
PRAKTIK MEMBACA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : UPT SDN 05 PASAR BARU


Kelas / Semester : II / 1
Tema 4 : Hidup Bersih dan Sehat
Sub Tema 3 : Hidup Bersih dan Sehat di Tempat
Bermain
Pembelajaran Ke : 3
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah dan sekolah sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Melalui mengamati gambar dan model patung, siswa dapat
mengidentifikasi ciri-ciri karya patung imajinatif menggunakan bahan
alami dengan tepat.
 Melalui tanya jawab, siswa dapat mengidentifikasi bahan alami untuk
membuat karya patung imajinatif menggunakan bahan alami dengan
tepat.
 Melalui tanya jawab, siswa dapat mengidentifikasi cara menggunakan
bahan alami untuk membuat karya patung imajinatif dengan tepat.
 Melalui tanya jawab, siswa dapat mengidentifikasi langkah-langkah
membuat karya patung imajinatif menggunakan bahan alami dengan
tepat.
 Melalui penugasan, siswa dapat membuat karya patung imajinatif
berdasarkan pengalaman sendiri menggunakan bahan alami dengan
benar.
 Dengan mengamati model bangun ruang, siswa dapat menentukan ruas
garis yang membatasi model bangun ruang dengan benar.

16
 Dengan mengamati model bangun ruang, siswa dapat mengidentifikasi
ruas garis yang membatasi model bangun ruang dengan tepat.
 Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan isi teks yang dibacakan
berkaitan dengan lingkungan tidak sehat menggunakan bahasa lisan
(dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu
pemahaman) secara tepat.
 Melalui penugasan, siswa dapat mencatat isi teks yang berkaitan dengan
lingkungan tidak sehat menggunakan bahasa tulis secara tepat.
 Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menemukan kosakata yang
berkaitan dengan lingkungan tidak sehat berdasarkan teks yang
dibacakan dengan benar.
 Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan makna kosakata
yang berkaitan dengan lingkungan tidak sehat berdasarkan teks yang
dibacakan dengan benar.
 Melalui penugasan, siswa dapat membaca teks pendek yang berkaitan
dengan lingkungan tidak sehat menggunakan lafal dan intonasi yang
tepat.
 Melalui penugasan, siswa dapat melakukan pengamatan sederhana
tentang lingkungan tidak sehat menggunakan pedoman isi teks yang telah
dibaca dengan benar.
 Melalui penugasan, siswa dapat menuliskan hasil pengamatan sederhana
tentang lingkungan tidak sehat menggunakan ejaan yang tepat.
 Melalui penugasan, siswa dapat melaporkan hasil pengamatan sederhana
tentang lingkungan tidak sehat menggunakan menggunakan bahasa
Indonesia yang tepat.

 Karakter siswa yang diharapkan : Religius, Nasionalis, Mandiri,


Gotong-royong, Integritas

C. KOMPETENSI DASAR (KD)


Bahasa Indonesia
3.4 Mengenal kosakata dan konsep tentang lingkungan sehat dan lingkungan
tidak sehat di lingkungan sekitar serta cara menjaga kesehatan
lingkungan dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah melalui teks
tulis, lisan, dan visual.
4.4 Menyajikan penggunaan kosakata bahasa Indonesia yang tepat atau
bahasa daerah hasil pengamatan tentang lingkungan sehat dan
lingkungan tidak sehat di lingkungan sekitar serta cara menjaga
kesehatan lingkungan dalam bentuk teks tulis, lisan, dan visual..

Matematika
3.9 Menjelaskan ruas garis dengan menggunakan model konkret bangun
datar dan bangun ruang.
4.9 Mengidentifikasi ruas garis dengan menggunakan model konkret bangun
datar dan bangun ruang.
SBdP

17
3.1 Memahami karya imajinatif dua dan tiga dimensi.
4.1 Membuat karya gambar imajinatif dua dan tiga dimensi.

D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Bahasa Indonesia
 Menyebutkan isi teks yang dibacakan berkaitan dengan lingkungan tidak
sehat menggunakan bahasa lisan (dapat dibantu dengan kosakata bahasa
daerah untuk membantu pemahaman) secara tepat.
 Mencatat isi teks yang berkaitan dengan lingkungan tidak sehat
menggunakan bahasa tulis secara tepat.
 Menemukan kosakata yang berkaitan dengan lingkungan tidak sehat
berdasarkan teks yang dibacakan dengan benar.
 Menjelaskan makna kosakata yang berkaitan dengan lingkungan tidak
sehat berdasarkan teks yang dibacakan dengan benar.
 Membaca teks pendek yang berkaitan dengan lingkungan tidak sehat
menggunakan lafal dan intonasi yang tepat.
 Melakukan pengamatan sederhana tentang lingkungan tidak sehat
menggunakan pedoman isi teks yang telah dibaca dengan benar.
 Menuliskan hasil pengamatan sederhana tentang lingkungan tidak sehat
menggunakan ejaan yang tepat.
 Melaporkan hasil pengamatan sederhana tentang lingkungan tidak sehat
menggunakan menggunakan bahasa Indonesia yang tepat.

Matematika
 Menentukan ruas garis yang membatasi model bangun ruang dengan
benar.
 Mengidentifikasi ruas garis yang membatasi model bangun ruang dengan
tepat.

SBdP
 Mengidentifikasi ciri-ciri karya patung imajinatif menggunakan bahan
alami dengan tepat.
 Mengidentifikasi bahan alami untuk membuat karya patung imajinatif
menggunakan bahan alami dengan tepat.
 Mengidentifikasi cara menggunakan bahan alami untuk membuat karya
patung imajinatif dengan tepat.
 Mengidentifikasi langkah-langkah membuat karya patung imajinatif
menggunakan bahan alami dengan tepat.
 Membuat karya patung imajinatif berdasarkan pengalaman sendiri
menggunakan bahan alami dengan benar.

18
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a 15 meni
menurut agama dan keyakinan masing-masing. (Religius)
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
 Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang ”Lingkungan Sekolahku”. (Integritas)
 Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan. ( Communication )
Inti  Pada awal pembelajaran, siswa mengamati gambar karya 180 meni
kerajinan yang dibuat dari tanah liat. ( Communication )
 Bertanya jawab tentang benda-benda atau kerajinan yang
dapat dihasilkan dari tanah liat.
 Bertanya jawab tentang bahan dan alat yang dibutuhkan
untuk membuat kerajinan dari tanah liat.
 Siswa membaca petunjuk membuat kerajinan dari tanah liat.
 Bertanya jawab tentang petunjuk yang telah dibaca.
 Siswa membuat kerajinan sederhana dari tanah liat.
(Mandiri)
 Guru perlu memberikan bimbingan teknik pijit yang benar
dalam membuat kerajinan dari tanah liat agar hasilnya lebih
bagus.
 Siswa mengamati gambar kerajinan yang dihasilkan Dayu
dan menghubungkannya dengan pengenalan bentuk bangun
ruang, yaitu prisma.
 Bertanya jawab tentang ruas-ruas garis pada prisma.
 Siswa mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan
ruas-ruas garis pada berbagai bentuk bangun ruang.
 Guru memeriksa kebenaran jawaban siswa.
 Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa.
 Siswa mendengarkan teman membacakan teks percakapan
yang berhubungan dengan hidup bersih di tempat bermain,
misalnya tempat membuat kerajinan dari tanah liat.
(Gotong-royong)
 Bertanya jawab tentang isi percakapan secara umum.
Pertanyaan yang dapat diajukan misalnya: “Apa isi
percakapan Dayu dan teman-teman?” dan “Sikap apa yang
dapat ditiru dari percakapan Dayu dan temanteman?”.
 Siswa menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
percakapan yang didengar sebelumnya.
 Guru dan siswa bersama-sama mengoreksi kebenaran
jawaban yang dibuat siswa. (Integritas)

19
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Memberikan penguatan terhadap jawaban siswa dan
mengarahkannya agar senantiasa menjaga kebersihan
lingkungan di manapun berada.
 Siswa mendiskusikan makna kata yang berhubungan dengan
teks percakapan sebelumnya, misalnya saja kata becek,
kumuh, dan bercak. ( Collaboration )
 Ketika berdiskusi, siswa hendaknya dibimbing penuh oleh
guru karena kata yang dicari maknanya mungkin saja kata
yang baru pertama kali ia dengar.
 Untuk memantapkan pemahaman siswa, diberikan soal teka-
teki silang yang berhubungan dengan kata dan makna kata
yang sesuai.
 Mengoreksi kebenaran hasil kerja siswa dalam kelompok.
 Memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa dalam
menemukan makna kata.
 Siswa membaca teks yang berjudul “Tempat yang Kumuh
dan Becek Harus Dibersihkan” dengan lafal dan intonasi
yang tepat. ( Literasi )
 Bertanya jawab tentang isi teks yang dibaca. Pertanyaan
yang dapat diajukan misalnya: “Apa isi teks yang kamu
baca?” dan “Apa kesimpulanmu terhadap isi teks?”.
 Siswa mengamati gambar yang berhubungan dengan ciri
tempat yang tidak bersih dan sehat.
 Bertanya jawab tentang isi gambar, terutama yang
berhubungan dengan ciri tempat bermain yang bersih dan
sehat. Pertanyaan yang dapat diajukan misalnya: “Informasi
apa yang kamu peroleh dari gambar?”, dan sebagainya.
( Creativity and Innovation )
 Siswa menuliskan laporan hasil pengamatan tentang ciri
lingkungan yang becek dan kumuh. (Mandiri)
 Siswa diberikan arahan tentang penggunaan ejaan yang
tepat ketika menulis laporan.
 Siswa membacakan laporan hasil pengamatan yang telah
ditulis dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Penutup  Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman 15 meni
hasil belajar selama sehari (Integritas)
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang
telah diikuti.
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan

20
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
pembelajaran) (Religius)

F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 Buku Siswa Tema : Aku dan Sekolahku Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu
2013 Rev.2017Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013
Rev.2017).
 Gambar dan model patung imajinatif dari bahan alami.
 Gambar dan model bangun ruang.
 Gambar-gambar yang berhubungan dengan lingkungan tidak sehat.

Mengetahui Pasar Baru , ..............................................


Kepala UPT SDN 05 Pasar Baru Guru Kelas II

HENI JASNITA, S.Pd.SD


NIP. 19690210 199710 2 001

21
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Hakikat membaca adalah:

1. Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-kata,


kalimat-kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaan sampai dengan memahami
secara kritis dan evaluatif keseluruhan isi bacaan. 
2. Kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti baris-baris
tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat ulang
kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan. 
3. Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan
makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang telah dipunyai. 
4. Suatu proses berpikir yang terjadi melalui proses mempersepsi dan memahami
informasi serta memberikan makna terhadap bacaan. 
5. Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan menggunakan informasi
dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dipunyai
sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut. 
6. Proses menghubungkan tulisan dengan bunyinya sesuai dengan sistem tulisan
yang digunakan. 
7. Kemampuan mengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam tulisan.
Kegatan membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan merupakan
kegiatan menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang membawa
makna.

Dari beberapa butir hakikat membaca tersebut, dapat dikemukakan bahwa


membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis.
Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan
merupakan proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis tersebut berlanjut
dengan proses psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah
informasi. Proses pskologis itu dimulai ketika indera visual mengirimkan hasil

22
pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf. Melalui
proses decoding gambar-gambar bunyi dan kombinasinya itu kemudian
diidentifikasi, diuraikan, dan diberi makna. Proses decoding berlangsung dengan
melibatkan Knowledge of The World dalam skemata yang berupa kategorisasi
sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam gudang ingatan.

B Saran
Semoga ilmu pengetahuan dan wawasan kita dapat bertambah setelah
mempelajari materi ini. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembimbing pengampu mata kuliah dan teman-teman demi
perbaikan makalah kedepannya. Sehingga ke depannya bisa memahami materi
filsafat ilmu dengan makna yang utuh bukan makna sebagian dari rangkaian
proses tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

23
Harras, K. A. (2014). Hakikat dan Proses Membaca. Hakikat dan Proses
Membaca.

Sunarti, S. (2021). Pembelajaran Membaca Pemahaman di Sekolah Dasar.


Penerbit NEM.

Puji Santoso,  dkk. (2008).  Materi  dan  Pembelajaran  Bahasa  Indonesia  SD.
Jakarta: Universitas Terbuka

Madani, P. I. (2018). Pengaruh motivasi membaca dan intensitas membaca


terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar (Doctoral
dissertation, Universitas Negeri Malang).

Patiung, D. (2016). Membaca sebagai sumber pengembangan intelektual. Al


Daulah: Jurnal Hukum Pidana Dan Ketatanegaraan, 5(2), 352-376.

24

Anda mungkin juga menyukai