Anda di halaman 1dari 24

PEMAHAMAN BACAAN

Makalah
disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :
M Masykur Izzy Baiquni, M.Pd.

Oleh :
1. Dhea Monica Rahardika (216034)
2. Nurul Annisa’un Sholihah (216059)

PROGAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
RS dr. SOEPRAOEN MALANG
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami haturkan kehadirat Allah SWT atas


rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kelancaran kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia yang berjudul
“Pemahaman Bacaan” tepat pada waktunya. Tidak lupa juga sholawat serta salam
kita curahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW, yang telah mengarahkan
kami ke jalan yang lurus.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami telah mendapatkan bantuan
serta bimbingan dari Bapak Dosen Muhammad Masykur Izzy Baiquni, M.Pd serta
rekan-rekan kelompok enam belas. Oleh karena itu saya mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dosen Muhammad Masykur Izzi Baiquni,M.Pd selaku dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia di Institut Teknologi Sains dan Kesehatan Rumah
Sakit Dr. Soepraoen Kesdam V/Brawijaya Malang.
2. Orang tua kami yang telah memberi semangat dan dukungan dalam
perkuliahan.
3. Rekan saya yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak kesalahan dalam penulisan dan kata. Kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah kami agar
selanjutnya bisa menjadi lebih baik.
23 Oktober 2021

Kelompok 16

2
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH BAHASA INDONESIA........................................1


KATA PENGANTAR................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN….......................................................................5
1.1 Latar Belakang…...................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..…............................................................................5
1.3 Tujuan Masalah......................................................................................5
1.4 Metode Penulisan..….............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................7
2.1 Pengertian Saraf.....................................................................................7
2.2 Bagian Sistem Saraf...............................................................................7
BAB III PELAKSANAAN DISKUSI.......................................................9
3.1 Waktu dan Pelaksanaan Diskusi....….....................................................9
3.2 Lokasi Diskusi........…............................................................................9
3.3 Kegiatan Diskusi….................................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................10
4.1 Pengertian Stroke....................................................................................10
4.2 Faktor Resiko Stroke..............................................................................10
4.3 Penyebab Stroke.....................................................................................11
4.4 Gejala Stroke..........................................................................................12
4.5 Diagnosis Stroke.....................................................................................12
4.6 Komplikasi Stroke..................................................................................13
BAB VII PENUTUP...................................................................................25
7.1 Kesimpulan.............................................................................................25
7.2 Saran.......................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................27

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah ini disusun setelah penyusun berdiskusi materi mata kuliah
bahasa indonesia yang berjudul tentang PEMAHAMAN BACAAN.
Penyusunan makalah ini selain untuk syarat mengikuti pembelajaran mata
kuliah bahasa indonesia juga sebagai syarat kelulusan. Setelah anggota
kelompok melaksanakan diskusi kemudian disusun suatu makalah sebagai
hasil tertulis yang didapat selama pelaksanaan diskusi.

Diskusi adalah perundingan atau pertukaran pemikiran untuk


memperoleh pemahaman mengenai penyebab suatu masalah dan solusi
penyelesaiannya. Kata diskusi berasal dari bahasa Latin discutio atau
discusum yang berarti bertukar pikiran dan dalam bahasa Inggris discussion
yang berarti perundingan atau pembicaraan. Diskusi dapat dilakukan oleh dua
atau beberapa orang sekaligus. Tujuan diskusi adalah memperoleh
pemahaman bersama secara teliti dan jelas dari suatu informasi, pendapat, dan
pengalaman yang telah diberitahukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian membaca pemahaman?
2. Apa saja prinsip membaca pemahaman?
3. Apa saja aspek membaca pemahaman?
4. Apa saja Tujuan dan Manfaat Membaca Pemahaman?
5. Apa saja Faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman?
6. Bagaimana Tingkat Membaca Pemahaman?
7. Bagaimana Penilaian Kemampuan Membaca?
8. Bagaimana Rendahnya Kemampuan Membaca Pemahaman?
9. Bagaimana Tahapan Membaca Pemahaman?
10. Bagaimana Proses Membaca Pemahaman?

4
1.3 Tujuan masalah
1. Memahami pengertian dari membaca pemahaman.
2. Memahami prinsip-prinsip membaca pemahaman.
3. Memahami aspek membaca pemahaman.
4. Memahami Tujuan dan Manfaat Membaca Pemahaman.
5. Memahami Faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman.
6. Memahami Tingkat Membaca Pemahaman.
7. Memahami Penilaian Kemampuan Membaca.
8. Memahami Rendahnya Kemampuan Membaca Pemahaman.
9. Memahami Tahapan Membaca Pemahaman.
10. Memahami Proses Membaca Pemahaman.

1.4 Metode penulisan


1. Metode diskusi dan penulisan
Untuk penulisan yang benar dan akurat dalam pembuatan makalah ini
penyusun menggunakan metode:
a. Metode langsung, yaitu dengan diskusi secara langsung di tempat
yang telah ditentukan.
b. Metode internet, yaitu dengan mencari informasi berbagai sumber
di internet.
A. Sistematika Makalah
Suatu uraian yang bersifat ilmiah terutama hal – hal yang bersifat
melaporkan suatu kegiatan, akan lebih mudah dipahami jika disusun
dengan sistematika yang baik, teratur dan sederhana. Oleh karena itu
maka dalam pembahasan dalam makalah ini penulis menguraikan dalam
sistematika pembahasan sebagai berikut:
1. JUDUL
2. KATA PENGANTAR
3. DAFTAR ISI
4. BAB I PENDAHULUAN
5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5
6. BAB III PELAKSANAAN DISKUSI
7. BAB IV PEMBAHASAN
8. BAB V PENUTUP
9. DAFTAR PUSTAKA

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian membaca


membaca adalah suatu interpretasi simbol-simbol tertulis atau
membaca adalah menangkap makna dari rangkaian huruf tertentu. Membaca
adalah mengidentifikasikan simbol-simbol dan mengasosiasikannya makna.
Membaca juga dapat diterjemahkan sebagai proses mengidentifikasi dan
komprehensi yang menelusuri pesan yang disampaikan melalui sitem bahasa
tulis.
Aminuddin (2010: 15) mengemukakan bahwa membaca disebut sebagai
kegiatan memberikan reaksi karena dalam membaca seseorang terlebih dahulu
melaksanakan pengamatan terhadap huruf sebagai representasi bunyi ujaran
maupun tanda penulisan lainnya. Reaksi itu lebih lanjut terjadi kegiatan
rekognisi, yakni pengenalan bentuk dalam kaitannya dengan makna yang
dikandungnya serta pemahaman yang keseluruhannya masih harus melalui
tahap kegiatan tertentu.

membaca pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks


yang mencakup dua kemampuan utama, yaitu penguasaan makna kata dan
kemampuan berpikir tentang konsep verbal. Pendapat ini memandang bahwa
dalam membaca pemahaman, secara simultan terjadi konsentrasi dua arah
dalam pikiran pembaca dalam melakukan aktivitas membaca, pembaca secara
aktif merespon dengan mengungkapkan bunyi tulisan dan bahasa yang
digunakan oleh penulis. Untuk itu, pembaca dituntut untuk dapat
mengungkapkan makna yang terkandung di dalam teks yakni mekna yang
ingin disampaikan oleh penulis.
Pemahaman terhadap bacaan terjadi melalui proses penjodohan atau interaksi
antara pengetahuan dalam skemata pembaca dengan konsep atau pengertian
atau fakta yang terdapat dalam bahan bacaan. Pemahaman terhadap suatu
bahan bacaan tidak hanya bergantung pada apa yang terdapat dalam bacaan

7
saja, melainkan juga bergantung pada pengetahuan sebelumnya yang telah
dimiliki pembaca. Proses seperti inilah pembaca secara aktif membangun
pemahamannya terhadap bacaan.

8
BAB III
PELAKSANAAN DISKUSI

3.1 Waktu dan Pelaksanaan Diskusi


Diskusi dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2021 yang dilaksanakan dari
pukul 07.00 s.d 13.00 WIB.

3.2 Lokasi Diskusi


Rumah Nurul Jalan Sidodadi Sukolilo Jabung kabupaten Malang

3.3 Kegiatan Diskusi


1. Mencari topik pembahasan
2. Mencari tempat untuk berdiskusi
3. Berdiskudi bertukar pikiran
4. Merangkum materi
5. Membuat makalah

9
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman adalah suatu kegiatan membaca untuk


menyerap informasi dari bahan bacaan tersebut dan memahami atau
mengetahui maksud atau makna yang tersirat dari bacaan tersebut
sehingga dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca. seseorang
yang yang melakukan kegiatan membaca pemahaman harus menguasai
bahasa atau tulisan yang digunakan dalam bacaan yang dibacanya dan
mampu menangkap informasi atau isi bacaan tersebut.

Menurut Tampubolon (1990:8) menyatakan bahwa membaca


pemahaman merupakan suatu kegiatan membaca untuk membina daya
nalar. Membaca pemahaman adalah membaca dengan penuh penghayatan
untuk menyerap apa yang seharusnya dikuasai siswa/pembaca (Saddhono
dan Slamet (2014:133). Sementara itu, Abidin (2012:60) membaca
pemahaman sebagai proses sungguh-sungguh yang dilakukan pembaca
untuk memperoleh informasi, pesan dan makna yang terkandung dalam
sebuah

Pengertian membaca pemahaman menurut para ahli:

1. Menurut Farida Rahim

Secara garis besar, menurut Farida Rahim, pengertian membaca


pemahaman salah satu aktivitas membaca untuk mendapatkan pemahaman
konsep, memahami kata dan memahami ide yang ditulis dan disampaikan
oleh penulis. 

2. Menurut Marohaini

Menurut Marohaini (1999:4) mengartikan membaca pemahaman sebagai


kemampuan yang harus dimiliki oleh pelajar. Mulai dari pelajar usia dini

10
hingga mahasiswa sekalipun. Karena kemampuan membaca inilah yang
akan membantu dalam mendapatkan pemahaman. 

Dimana proses pemahaman saat membaca harus memiliki tiga hal pokok.
Seperti pendapat Gillet dan Temple, ketiga pokok  tersebut meliputi
pengetahuan, pemahaman terhadap struktur teks dan kegiatan untuk
menemukan atau mencari makna. 

Itu sebabnya di sekolah dasar atau sekolah dini banyak pendidik yang
mengajarkan membaca. Tujuan akhirnya agar tidak sekedar membaca
cepat atau semacamnya. Tetapi dari membaca, mampu menemukan
pengetahuan, teori dan ide yang baru. 

3. Menurut Nurhadi

Menurut Nurhadi, membaca pemahaman adalah aktivitas membaca yang


memfokuskan pada bahasa yang digunakan oleh penulis dan memahami
simbol grafik tulisan. Dimana symbol-simbol itulah yang memiliki muatan
informasi. Dengan kata lain, pembaca dituntut untuk memahami pesan dan
kalimat yang disampaikan oleh penulis.

Memang simbol yang dimaksud bukanlah simbol dalam arti sebearya.


Melainkan simbol kata atau bahasa yang digunakan oleh penulis. Jadi
simbol yang dimaksud lebih ke bentuk metafora. Apalagi untuk bacaan
novel, banyak simbol-simbol kalimat yang dipahami oleh pembaca.
Sebenarnya tidak hanya dalam bentuk novel, buku bacaan seperti buku
pelajaran atau buku motivasi pun juga banyak simbol-simbol kata juga. 

4. Menurut H. G. Tarigan

Berbeda lagi dengan Tarigan, yang mengartikan membaca pemahaman


sebagai upaya untuk memahami isi bacaan dengan baik. Salah satu cara
bisa membaca dengan baik adalah memiliki kemampuan membaca dengan
baik pula. Bagaimanapun juga, pemahaman sebagai aspek utama dalam
memaca. 

11
Kemampuan pemahaman ini pula yang akan mengasah ketrampilan. Lewat
keterampilan yang dimiliki itulah, nantinya akan menghasilkan pencapaian
yang diinginkan. Jadi, hal yang perlu digaris bawahi, membaca tidak
sekedar mengejar kecepatan, melainkan memahami isi dan pesan.

5. Menurut Webster Collegiate Dictionary

Berbeda dengan pendapat Webster collegiate dictionary, yang mengartikan


membaca pemahaman sebagai salah satu bentuk mengembangkan
kapasitas pemikiran untuk memahami dan mengerti.

Jadi saat membaca pembaca dituntut untuk tahu maksud yang disampaikan
oleh penulis. karena di dalam teks atau tulisan mungkin saja kalimat
mengatakan A tetapi maksud dari si penulis adalah B. Hal-hal semacam
inilah yang juga harus dipahami oleh pembaca.

6. Membaca Pemahaman Menurut Rubin

Menurut rubin, pengertian membaca pemahaman sebagai proses kognitif


yang rumit. Dimana, saat seseorang membaca, tidak sekedar membaca
secara lisan atau secara batin. Tetapi kemampuan kognitif pun juga
berperan penting. Peran kognitif inilah yang nantinya akan mempengaruhi
dalam proses penyimpanan informasi. Mempengaruhi pula dalam proses
pembentukan pemahaman, analisa dan menentukan sudut pandang
seseorang terhadap sesuatu hal. 

Membicarakan kemampuan, Rubin dan pun juga menyampaikan bahwa


ada empat tingkat pemahaman. Yaitu pemahaman literal (Literal
comprehension), pemahaman interpretatif (interpretative comprehension),
pemahaman kritis (critical comprehension) dan pemahaman kreatif
(Creative Comprehension). 

12
7. Menurut Syafi’ie

Menurut Safi’ie mengatakan bahwa pemahaman literal sebagai


kemampuan memahami apa yang ditulis dan disampaikan oleh si penulis
di dalam buku atau tulisannya. Dimana pemahaman literal ini tidak hanya
memahami dari segi teks bacaan, tetapi juga memahami arti per kata, per
kalimat, memahami per paragraph ataupun memahami per konteks
bacaan. 

Adapun cara untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman


literal. Cukup dengan mengajukan pertanyaan seperti siapa, kapan,
dimana, mengapa dan apa. masih menurut Syafi’ie, dalam membaca
pemahaman juga terdapat yang namanya pemahaman interpretatif. Dimana
membaca interpretatif didahului oleh pemahaman literal. 

Bentuk pemahaman literal itu sendiri berbentuk pengambilan kesimpulan,


mampu memahami sebab akibat yang terjadi, mampu membuat
generalisasi. Termasuk pula kemampuan untuk membuat perbandingan-
perbandingan dan menemukan hubungan baru yang tertuang di dalam
bacaan tersebut. 

Secara umum, syafi’ie juga mengartikan membaca pemahaman sebagai


proses membaca untuk memahami dan menerima isi bacaan melalui
bahasa tulis. Tentu saja konteks bacaannya adalah bacaan yang sifatnya
informatif, yang lengkap akan fakta, pendapat, gagasan dan ungkapan
subjektif atau objektif dari si penulis.

8. Menurut Burns

Menurut burns, membaca pemahaman sebagai bentuk membaca kritis.


Membaca kritis untuk melakukan evaluasi terhadap bacaan yang dibaca.
Biasanya dilakukan dengan membandingkan gagasan yang terdapat di
dalam materi. Tahukah kamu jika membaca kritis harus memiliki
keterampilan untuk membaca aktif dan mampu meneliti fakta-fakta.

13
Dalam membaca pemahaman, selain membaca kritis, juga ada membaca
kreatif. Membaca kreatif salah satu aktivitas yang membutuhkan
kemampuan berpikir kritis dan memiliki daya imajinasi. Setidakya dari
kedua hal tersebut akan membatu dalam mengembagkan kemampuan
emosioal sekaligus mengembagkan kemampuan itelektual. 

Jika kemampuan tersebut terbentuk, tentu saja akan membantu dalam


memperkaya pengetahuan, wawasan dan interpretasi. Selain itu juga akan
membantu pembaca lebih kritis dalam megkaji dan mengembagkan topic
ataupun tema yang dihadapi. bacaan.

4.2 Prinsip Membaca Pemahaman

prinsip membaca pemahaman sama seperti membaca pada umumnya


namun lebih menekankan makna atau pemahaman sendiri dari
pembacanya. Prinsip membaca pemahaman McLaughlin & Allen (melalui
Farida Rahim, 2008:3) mengemukakan prinsip membaca sebagai berikut:
1) Pemahaman merupakan proses konstruktivis social, (2) keseimbangan
kemahiran adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu
perkembangan pemahaman, (3) guru yang membaca profesional (unggul)
akan memengaruhi belajar siswa, (4) pembaca yang baik memegang
peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca, (5)
membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna, (6) siswa
menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada
berbagai tingkat kelas, (7) perkembangan kosakata dan pembelajaran
memengaruhi pemahaman membaca, (8) pengikutsertaan adalah factor
kunci pada proses pemahaman, (9) strategi dan keterampilan membaca
bisa diajarkan, dan (10) asesmen yang dinamis menginformasikan
pembelajaran membaca pemahaman. Membaca pemahaman merupakan
suatu proses mencari makna dari gagasan-gagasan tertulis melalui
interpretasi bermakna dan interaksi dengan bahasa. Membaca intensif
dipandang sebagai suatu proses beragam yang dipengaruhi oleh berbagai

14
pemikiran kemampuan berbahasa. Dengan demikian, model proses
membaca intensif adalah: (1) pemahaman arti kata (pemahaman harfiah);
(2) pemahaman interpretasi; dan (3) pemahaman kritis (Harsono, dkk
2012). Sementara itu, prinsip-prinsip membaca secara umum, yaitu
sebagai berikut:(1) membaca bukanlah hanya mengenal dan membunyikan
huruf, tetapi kegiatan membaca melampaui pengenalan huruf dan bunyi.
(2) membaca dan menguasai bahasa terjadi serempak. Seseorang tidak
dapat dikatakan mempunyai keterampilan membaca jika ia tidak
menguasai bahasa.(4) membaca dan berfikir terjadi serempak. Orang tidak
dapat membaca tanpa mempergunakan pikiran dan perasaannya.(5)
membaca berarti memahami. Ini berarti kegiatan membaca bermuara pada
pemahaman (Aminuddin, 1999:27-28).

4.3 Aspek Membaca Pemahaman

Di dalam membaca pemahaman, pembaca tidak hanya dituntut


hanya sekadar mengerti dan memahami isi bacaan, tetapi ia juga harus
mampu menganalisis atau mengevaluasi dan mengaitkannya dengan
pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang telah dimilikinya.
(Setyaningrum dkk. 2018) bahwa keterampilan berbahasa sebagai sarana
berkomunikasi, pengajaran dan integrasi yang meliputi menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis.Oleh karena itu dalam aspek membaca
terdapat aktivitas kompleks. Aspek dalam membaca pemahaman meliputi:
(a) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), (b)
memahami signifikansi atau makna (a.l. maksud dan tujuan pengarang
relevansi atau keadaan kebudayaan, reaksi pembaca), (c) evaluasi atau
penilaian (isi, bentuk), (d) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah
disesuaikan dengan keadaan ( Broughton [et al] dalam H.G. Tarigan,
1986:12). Membaca pemahaman harus dilakukan diantaranya membaca
dengan tidak bersuara, bibir tidak bergerak atau komat-kamit, tidak
menggerakkan kepala mengikuti baris bacaan, tidak menunjuk baris
bacaan dengan jari, pensil, atau alat lainnya, dan tidak membaca kata demi

15
kata, atau kalimat demi kalimat. Kegiatan ini berguna untuk menyerap
informasi yang disampaikan penulis dalam setiap bacaan dengan tepat
( Saddhono dan Slamet 2012:66)
4.4 Tujuan dan Manfaat Membaca Pemahaman

Tujuan membaca pemahaman untuk mengetahui informasi dari


bahan bacaan yang telah dibaca. Membaca pemahaman diperlukan bila
kita ingin mempelajari dan memahami masalah yang kita baca sampai
pada hal-hal yang sangat detail. Beberapa manfaat membaca, antara lain
yaitu: (1) memperoleh banyak pengalaman hidup; (2) memperoleh
pengetahuan umum; (3) mengetahui berbagai peristiwa besar dalam
peradaban dan kebudayaan suatu bangsa; dan (4) dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia
Saddhono (2012:66). Menurut Greane dan Patty sebagaimana dikutip oleh
tarigan (1985:37) bahwa tujuan membaca pemahaman diantaranya: (1)
menemukan ide pokok kalimat, paragraf, wacana, (2) memilih butir-butir
penting, (3) menentukan organisasi bacaan, (4) menarik kesimpulan, (5)
menduga makna dan meramalkan dampak-dampak, (6) merangkum apa
yang terjadi, (7) membedakan fakta dan opini, dan (8) memperoleh
informasi. Menurut Farida Rahim(2007: 11) tujuan membaca mencakup
(1) kesenangan, (2) menyempurnakan membaca nyaring, (3)
menggunakan strategi tertentu, (4) memperbaharui pengetahuannya
tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang
telah diketahuinya, (6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau
tertulis, (7) mengkonfirmasi atau menolak prediksi, dan (8) menjawab
pertanyaan- pertanyaan spesifik.

4.5 Faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman

Faktor yang mempengaruhi pemahaman membaca karena setiap


orang akan memiliki pendapat atau pemikiran yang berbeda dari satu
bacaan yang sama. Faktor yang mempengaruhi pemahaman membaca

16
adalah isi kurikulum pembelajaran bahasa indonesia yang belum
menyentuh pemahaman bacaan secara mantap, pembelajaran membaca
pada kelas rendah diarahkan pada pengenalan teks (Rahim, 2007), bukan
pemahaman teks. (Rahmawati dkk. 2012) bahwa kemampuan berbahasa
meliputi: menyimak, menulis, membaca dan berbicara. Membaca
merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat
reseptif, karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi,
ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Just, dkk, (1982)
bahwa didalam proses pemahaman bacaan banyak perbedaan-perbedaan
individual yang mempengaruhi cara mereka memproses teks yang
dibacanya. Berdasarkan faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap
orang akan memiliki pendapat atau pemikiran yang berbeda dari satu
bacaan yang sama. Arus informasi berjalan begitu cepat, kesibukan
manusia semakin banyak, sehingga waktu yang tersedia untuk membaca
sangat terbatas (Saddhono & Slamet, 2014:98). Kemampuan membaca
pemahaman menurut Farida Rahim (2008: 16) yaitu faktor fisiologis,
intelektual, lingkungan dan psikologis. Faktor fisiologis mencakup
kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, jenis kelamin, dan kelelahan.
Gangguan alat bicara, alat pendengaran, dan alat penglihatan juga dapat
memperlambat kemajuan belajar anak. Secara umum ada hubungan positif
antara kecerdasan dengan kemampuan membaca. Namun tidak semua
siswa yang memiliki intelegensi tinggi mampu menjadi pembaca yang
baik. Faktor lingkungan dapat berupa latar belakang anak di rumah dan
faktor sosial ekonomi.

4.6 Tingkat Membaca Pemahaman

Tingkat pemahaman membaca seseorang dapat dilihat dari


bagaimana dia bisa cepat memahami suatu bahan bacaan lebih
menekankan pada membaca pemahaman yang dalam tingkatannya sebagai
pemahaman literal yaitu pemahaman terhadap apa yang disampaikan dan
disebutkan penulis di dalam bahan bacaan dapat dikatakan bahwa

17
pemahaman literal merupakan prasyarat untuk tingkat pemahaman yang
lebih tinggi, yaitu membaca untuk memperoleh detail isi bacaan secara
efektif. Pemahaman ini dimaksudkan untuk memahami isi bacaan seperti
yang tertulis pada kata, kalimat, dan paragraf dalam teks bacaan.
Pemahaman literal menuntut kemampuan ingatan tentang hal-hal tertulis
dalam teks. Nurhadi sebagaimana dikutip (Priyatni, 2014: 148)
berpendapat, tingkatan membaca secara sederhana dapat dikelompokan
menjadi tiga, yaitu membaca literal atau tersurat ( reading on the lines ),
membaca tersirat ( reading in the lines ), dan membaca tersorot ( reading
beyond the lines ). Sedangkan Alan Davies dan Widdowson (1974: 67-
175) yang menyatakan bahwa indikator-indikator kemampuan membaca
pemahaman terdiri atas: (1) acuan langsung yang dirinci dalam
kemampuan memahami makna, kata, istilah, ungkapan;kemampuan
menangkap informasi dalam kalimat, dan kemampuan menjelaskan istilah;
(2) penyimpulan yang dirinci dalam kemampuan menemukan sifat
hubungan suatu ide dan kemampuan menangkap isi bacaan baik tersirat
maupun tersurat; (3) dugaan, yang dirinci dalam kemampuan menduga
pesan yang terkandung dalam bacaan dan kemampuan menghubungan teks
dengan situasi komunikasi; (4) penilaian, yang dirinci dalam kemampuan
menilai teks, kemampuan menilai ketepatan organisasi bacaan, dan
kemampuan menilai ketepatan pengungkapan informasi.

4.7 Penilaian Kemampuan Membaca

Penilaian kemampuan membaca pemahaman dapat diukur dengan


tingkat pemahaman terhadap suatu bahan bacaan secara keseluruhan yang
berkaitan dengan tema, makna yang tersurat maupun tersirat. Nurgiyantoro
(2010:376-388), penilaian hasil membaca pemahaman dapat dilakukan
dengan menggunakan tes kompetensi membaca. Tes kompetensi membaca
dibagi dalam dua cara; 1) tes kompetensi membaca dengan merespon
jawaban, dan 2) tes kompetensi dengan mengonstuksi jawaban. Sedangkan
menurut Arikunto (2012:177), tes dibedakan menjadi dua bentuk yaitu tes

18
subjektif dan tes objektif. Tampubolon (1990;244) dalam Andini Nunik
(2010;24) mengemukakan bahwa pemahaman terhadap bacaan diukur
dengan persentase dari jawaban benar tentang isi bacaan. Maksud dari
persentase pemahaman ini adalah persentase jawaban yang benar dengan
pertanyaan yang tersedia.

4.8 Rendahnya Kemampuan Membaca Pemahaman


Membaca intensif lebih mengedepankan pemahaman daripada
keindahan saat membaca, dibuktikan dalam (Ariningsih dkk. 2012) bahwa
membaca intensif juga diperlukan konsentrasi, kecermatan dan
ketekunan.agar mencapai proses berpikir dalam bentuk rasionalisasi atas
apa yang dibaca, dengan menela‘ah, mengkritisi untuk menghasilkan
pengetahuan baru. Penguasaan kosa kata, dan memaknai isi bacaan yang
merupakan proses membaca intensif. Pemahaman isi bacaan dalam
membaca intensif harus tinggi atau kompleks.
Kemampuan membaca pemahaman merupakan salah satu standar
kemampuan yang harus dicapai baik disemua jenjang. Diharapkan dengan
membaca pemahaman mampu memahami teks bacaan dengan kecepatan
yang memadai. Namun, kenyataannya sampai sekarang membaca
pemahaman masih sangat memprihatinkan. Senada dengan pendapat dari
Tarigan (2010:136) bahwa kualitas hasil belajar bahasa Indonesia para
siswa sampai saat ini belum memuaskan. Keterampilan berbahasa mereka
belum mantap. Kemampuan membaca pemahamannya masih banyak
menunjukkan kelemahan. Diperkuat dengan pendapat Nurhadi (2011:67-
68), permasalahan membaca pemahaman para siswa disebabkan oleh
beberapa faktor, misalnya 1) penguasaan gramatika bahasa Indonesia yang
kurang; 2) sikap siswa terhadap bahasa Indonesia yang masih negatif; 3)
kurangnya kemandirian belajar siswa; 4) rendahnya penguasaan struktur
kalimat; 5) ketidak-mampuan guru dalam memilih dan menerapkan
pendekatan yang tepat; 6) penekanan bahan pelajaran yang terlalu teoretis;
7) kurangnya kegiatan praktis dalam rangka membina dan meningkatkan

19
kemampuan membaca siswa; 8) tidak cukupnya kesempatan siswa untuk
berlatih berkomunikasi secara tulis; 9) sistem penilaian yang kurang tepat;
10) ketersediaan waktu yang kurang memadai dapat membuat proses
pengajaran membaca tidak berjalan dengan baik dan sebagainya.
4.9 Tahapan Membaca Pemahaman
Adanya kemampuan membaca pemahaman yang tinggi
diharapkan dapat menangkap ide-ide pokok yang terdapat dalam bahan
bacaan, menemukan hubungan suatu ide pokok dengan ide pokok yang
lain serta secara keseluruhannya, selanjutnya dapat menghubungkan apa
yang dipahami dari bahan bacaan tersebut dengan ide-ide diluar bahan
bacaan. (Darmuki dkk. 2015) yang menyatakan bahwa membaca buku
referensi akan membantu para pembaca untuk meningkatkan keterampilan
berbahasa.
Kegiatan membaca pemahaman terjadi apabila terdapat ikatan
yang aktif antara daya pikir dan kemampuan yang diperoleh pembaca
melalui pengalaman membaca mereka. Tahapan membaca hakikatnya
terdiri atas lima tahapan yaitu: 1) mengidentifikasi penyataan tesis dalam
kalimat topik, 2) mengidentifikasi kata-kata dan frasa-frasa kunci, 3)
mencari kosakata baru, 4) mengenali dan memahami organisasi tulisan,
dan 5) mengidentifikasikan teknik pengembangan paragraf (Ramlan,
2011:41-42). Menurut Saddhono dan Slamet (2014:121) jenis membaca
yang perlu dikuasai dalam dunia ilmu pengetahuan dan kesusastraan
cukup banyak. Jenis-jenis membaca yang dimaksud yaitu (1) membaca
intensif, (2) membaca kritis, (3) membaca cepat, (4) membaca apresiatif,
(5) membaca teknik. Berkaitan dengan tahapan membaca Goodman dalam
Effendi (201:126) menyatakan bahwa kegiatan membaca pada dasarnya
merupakan suatu permainan tebak-tebakan psikolinguistik (“ a
psycholinguistic guessing game”) yang terdiri dari tahap-tahap tertentu.
Artinya, dalam proses penguraian sandi atau pemberian makna suatu teks
tertulis, pembaca harus melalui tahap-tahap tertentu secara berurutan.
4.10 Proses Membaca Pemahaman

20
Proses membaca pemahaman menerjemahkan simbol atau bahasa
tulisan sehingga memahami maksud dari bacaan tersebut. Somadayo
(2011:14) menjelaskan bahwa proses membaca dapat di klasifikasikan
sebagai berikut: 1) membaca sebagai proses psikologis, artinya kesiapan
dalam kemampuan membaca seseorang itu dipengaruhi serta berkaitan
dengan faktor-faktor yang bersifat psikis, seperti motivasi minat, latar
belakang sosial ekonomi serta tingkat perkembangan dirinya seperti
intelegensi dan usia mental; 2) membaca sebagai proses sesoris, artinya
proses membaca seseorang dimulai dari melihat, atau meraba, proses ini
melalui indera penglihatan, mata, maupun telingan sebagai indera
pendengar, dan 3) membaca sebagai suatu proses peseptual artinya proses
ini mengandung stimulus sosial makna dan interpetasi berdasarkan
pengalaman tentang stimulus respon yang menghubungkan makna dengan
stimulus atau lambang. Diperkuat dengan pendapat Burns dkk (dalam
Rahim, 2011: 12), proses membaca terdiri dari sembilan aspek, yaitu
sensori, peseptual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi,
sikap, dan gagasan. Saddhono (2014:126), menyatakan bahwa membaca
yang baik adalah membaca dengan: 1). Sikap mental dan sikap nalar yang
baik, perwujudan ketentuan ini adalah membaca dengan (a) penuh
konsentrasi dengan kesungguhan, (b) pikiran aktif mencerna, (c) perasaan
aktif menghayati, 2). Sikap fisik yang baik dengan jarak antara mata
dengan kertas kurang lebih 30 cm, membentuk sudut 30 sampai 45 derajat
arah kebawah. Membaca di tempat yang terang lebih baik dibandingan di
tempat yang remang-remang, posisi membaca juga harus tegak. 3). Bahan
yang baik yakni bahan yang memberi makna kepada kehidupan, misalnya
menyebabkan bertambahnya ilmu dan kepandaian, 4). Bahan yang banyak
beraneka ragam selain melaksanakan membaca intensif kita perlu sekali
membaca ekstensif. Contohnya membaca buku-buku bahasa, buku-buku
ilmu sastra serta kumpulan puisi, cerpen, dan novel, 5). Jenis yang sesuai
dengan tujuan dan kepentingan pembaca.

21
BAB VII
PENUTUP

Dengan dibuatnya makalah ini minimal diharapkan agar semua penjelasan


didalam makalah yang telah tersusun dengan rapi sesuai dengan tujuan kelompok
dalam penyusunan makalah ini. Penyusun telah berusaha supaya makalah ini bisa
dipahami bagi para pembacanya.
Saran serta kritik membangun demi perbaikan penulisan makalah ini dan
penyusun menantikan agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat
tersajikan dengan lebih baik dan lebih sempurna lagi.
Penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu dan membimbing dalam menyelesaikan makalah ini, serta
besar harapan penyusun agar makalah yang telah penyusun buat dari hasil
berdiskusi dapat bermanfaat bagi semua pihak, Amin.

7.1 Kesimpulan
Dalam bab ini penyusun dapat menyimpulkan apa yang telah didapatkan dari
hasil diskusi dari awal hingga akhir yaitu sebagai berikut:
1. Kegiatan Diskusi sangat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya
mahasiswa Institut Teknologi Sains dan Kesehatan Malang. Dengan
adanya kegiatan diskusi mahasiswa dituntut untuk mempunyai sikap
mampu berinteraksi dengan orang lain sehingga mahasiswa diharapkan
dapat memiliki keterampilan serta wawasan yang tinggi.
2. Bentuk kegiatan diadakannya pembuatan tugas makalah pada mahasiswa
untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan mahasiswa yang
berkualitas. Dengan kegiatan berdiskusi atas pembuatan makalah tersebut
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan
pengalaman mahasiswa.
3.

22
7.2 Saran

23
DAFTAR PUSTAKA

24

Anda mungkin juga menyukai