Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KALIMAT EFEKTIF

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 :

1. Sri Wiyanti (2022143170)


2. Miftahul Jannah (2022143171)
3. Wahyu Munita Sari (2022143172)

Dosen Pengampu : Dr. Sri Wahyu Indrawati M.Pd.


Mata Kuliah : Konsep Dasar Bahasa Indonesia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan
selesai tepat waktu. Makalah yang berjudul “Kalimat Efektif” ini disusun sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan tugas Mata Konsep Dasar Bahasa Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sri Wahyu Indrawati M.Pd., selaku
dosen mata kuliah Konsep Dasar Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami masih
banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi maupun tata bahasa. Namun,
kami tetap berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan dengan harapan sebagai
masukan dalam perbaikan dan penyempurnaan pada makalah kami berikutnya. Untuk itu
kami ucapkan terima kasih.

Palembang, 12 Maret 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3. Tujuan...........................................................................................................................1
1.4. Manfaat.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1. Pengertian Kalimat Efektif...........................................................................................3
2.2. Ciri-ciri Kalimat Efektif...............................................................................................3
2.3. Struktur Kalimat Efektif...............................................................................................8
2.4. Jenis Tulisan/Kalimat Efektif atau Kalimat Tidak Efektif...........................................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................................11
3.1. Kesimpulan...................................................................................................................11
3.2. Saran.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan orang dengan anggota masyarakat
yang berbicara bahasa yang sama. Bahasa penuh dengan pikiran, keinginan atau perasaan
yang dimiliki oleh pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan harus dapat mendukung
maksud secara jelas, sehingga pendengar atau pembaca dapat menerima apa yang dipikirkan,
diinginkan atau diketahui. Kalimat yang dapat mencapai tujuannya dengan baik disebut
kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan ide penggunaannya secara
memadai dan dipahami dengan benar oleh pendengar atau pembaca. Jika gagasan yang
disampaikan benar, maka pendengar atau pembaca akan dengan mudah, jelas, dan
sepenuhnya memahami gagasan tersebut sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengarang
atau apa yang dibicarakannya. Namun, terkadang harapan tersebut tidak terpenuhi. Misalnya,
beberapa lawan bicara atau pembaca tidak mengerti apa yang dimaksud dengan apa yang
dikatakan dan dituliskan. Agar kalimat yang dibuat dapat mengekspresikan pemikiran
pengguna secara memadai, unsur-unsur kalimat dihilangkan. Disisi lain, elemen yang
seharusnya tidak ada tidak boleh terlihat. Kelengkapan dan kejelasan ini dapat diukur dengan
kebutuhan dan keteraturan komunikasi (Mustakim,1994:86).
Dalam esai ilmiah kita sering menjumpai kalimat yang bukan bahasa ilmiah. Hal ini
sebagian karena kalimat yang ditulis tidak jelas, kacau, tidak logis atau bertele-tele.
Akibatnya pembaca sulit memahami maksud dari kalimat-kalimat yang kami sampaikan,
karena kalimat-kalimat tersebut tidak efektif. Dari fakta tersebut, penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan keseluruhan percakapan.

1.2. Rumusan Masalah


Agar makalah yang kami bahas tidak terlalu luas, maka kami membatasi rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
3. Bagaimana struktur kalimat efektif?
4. Bagaimana jenis-jenis tulisan atau kalimat-kalimat efektif?

1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kalimat efektif
2. Untuk mengetahui ciri-ciri kalimat efektif
3. Untuk mengetahui struktur kalimat efektif
4. Untuk mengetahui jenis-jenis tulisan atau kalimat-kalimat efektif

iv
1.4. Manfaat

Dalam pembuatan makalah ini, manfaat yang kami rasakan sebagai berikut :
1. Menambah wawasan berpikir dan kemampuan menganalisis suatu hal yang berkaitan
dengan tugas Konsep Dasar Bahasa Indonesia.
2. Sebagai salah satu syarat penilaian mata kuliah Konsep Dasar Bahasa Indonesia.
3. Membantu pembaca memahami tentang kalimat efektif yang berkaitan dengan tugas
Konsep Dasar Bahasa Indonesia.

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,
gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.
 Kalimat efektif adalah kalimat yang terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur SPOK
atau kalimat yang mempunyai ide atau gagasan pembicara/ penulis.
Beberapa pengertian kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa.
a) Kalimat efektif adalah kalimat yang tidak hanya memenuhi syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, dan mampu
menangkap imajinasi pembaca(Rahayu:2007)
b) Kalimat Efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga orang lain mudah
memahaminya dengan benar (Akhadiah, Arsjad dan Ridwan:2001)
c) Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, mengikuti kaidah, ringkas
dan enak dibaca (Arif:1989)
d) Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi
tersebut mudah dipahami oleh pembaca (Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi:2009)
e) Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat membantu membuat masalah
menjadi lebih singkat, jelas, tegas dan mudah dipahami dan ditafsirkan (ARIF-HP:2013)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari pengertian kalimat efektif
yaitu jelas dan mudah dipahami menurut kaidah kebahasaan, jadi kalimat efektif adalah
kalimat yang menurut kaidah kebahasaan jelas dan mudah dipahami oleh pendengarnya. atau
pembaca.

2.2. Ciri-ciri Kalimat Efektif


Ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut :
1. Kesatuan (Unity)
Kesatuan tersebut bisa dibentuk kalau ada keselarasan antar subjek-predikat, predikat-
objek, predikat-keterangan. Dalam penulisan tampak kalimat-kalimat yang panjang dan
tidak mempunyai S dan P, ada pula kalimat yang secara gramatikal mempunyai subjek
yang diantarkan oleh partikel. Hal seperti ini hendaknya dihadirkan oleh pemakai
kalimat, agar kesatuan gagasan yang hendak disampaikan dapat ditangkap dengan baik
oleh pembaca atau pendengar.
Misalnya :
a. Bangsa Indonesia menginginkan keamanan, kesejahteraan, dan kedamaian.
b. Kebudayaan daerah adalah milik seluruh bangsa Indonesia.

vi
Bagian yang digarisbawahi disebut subjek, sedangkan bagian lainnya disebut
predikat.
Bandingkan dengan kalimat-kalimat berikut :
a. Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
b. Didalam keputusan itu merupakan kebijakan yang dapat menguntungkan umum.
c. Pada tahun ini merupakan kebijakan langsung tahun terakhir masa dinasnya
sebagai pegawai negeri.
Kalimat-kalimat diatas subjeknya kurang jelas karena diantar oleh partikel (kata-kata
yang digarisbawahi). Oleh karena itu, partikel perlu dihilangkan sehingga menjadi :
a. Para mahasiswa mendaftarkan diri di sekretariat.
b. Keputusan ini merupakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
c. Tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.

2. Kehematan (Economy)
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat
Bunga-bunga mawar, anyelir dan melati sangat disukainya. Pemakaian kata bunga-bunga
dalam kalimat diatas tidak perlu. Dalam kata mawar, anyelir, dan melati terkandung
makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
Untuk penghematan kata-kata, hal-hal berikut perlu diperhatikan.
a. Mengulang Subjek Kalimat
Penulis kadang-kadang tanpa sadar sering mengulang subjek dalam satu kalimat.
Pengulangan ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih jelas. Oleh karena itu,
pengulangan bagian kalimat yang demikian tidak diperlukan.
1) Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan pemimpin
perusahaan itu.
2) Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan .
Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi :
1) Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin perusahaan
itu.
2) Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui mempelai memasuki ruangan.

b. Hiponim Dihindarkan
Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata atau ungkapan yang
lebih tinggi . Di dalam makna kata tersebut terkandung makna dasar kelompok makna
kata yang bersangkutan . Kata merah sudah mengandung makna kelompok warna. Kata
Desember sudah bermakna bulan.

vii
Perhatikan contoh berikut:
1. Presiden Soeharto menghadiri Rapin ABRI hari Senin lalu.
2. Bulan Maret tahun ini Presiden Soeharto akan mengadakan perjalanan muhibah ke
beberapa negara tetangga antara lain Malaysia.
3. Warna kuning dan warna ungu adalah warna kesayangan almarhum ibu mereka.
Kalimat-kalimat di atas diperbaiki dengan menghilangkan kata hari, bulan, dan warna.
c. Pemakaian Kata Depan 'dari' dan 'daripada'
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di.
Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat), asal
(asal-usul), sedangkan daripada berfungsi untuk membandingkan sesuatu benda atau hal
dengan benda atau hal lainnya.
Perhatikan contoh berikut:
1. Pak Karto berangkat dari Bandung pukul 7.30.
2. Perhiasan yang indah ini terbuat dari perak .
3. Kalimat A lebih sukar daripada kalimat B.
4. Penjelasan dalam buku cetakan kedua mengenai cara menanam cengkeh lebih mudah
dipahami daripada yang terdapat dalam buku cetakan kesatu.
Contoh-contoh berikut penggunaan dari dan daripada tidak benar.
1. Anak dari tetangga saya Senin ini akan dilantik menjadi dokter.
2. Presiden menekankan bahwa di dalam pembangunan ini kepentingan daripada rakyat
harus diutamakan .

3. Penekanan (Emphasis)
Setiap kalimat memiliki sebuah ide pokok. Inti pikiran biasanya ingin ditekankan atau
di tonjolkan oleh penulis atau pembicara dengan memperlambat ucapan, meninggikan
suara, dan sebagainya pada kalimat tadi. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk
memberi penekanan pada kalimat, antara lain dengan cara : (1) pemindahan letak frasa
dan (2) mengulangi kata - kata yang sama.
a . Pemindahan Letak Frasa
Untuk memberi penekanan pada bagian tertentu sebuah kalimat, penulis dapat
memindahkan letak frasa atau bagian kalimat itu pada bagian depan kalimat. Cara ini
disebut juga pengutamaan bagian kalimat.
Perhatikan contoh - contoh berikut :
1. Prof. Dr. Herman Yohanes berpendapat , salah satu indikator yang menunjukkan tidak
efisiennya Pertamina adalah rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai
pertamina dengan produksi minyaknya.

viii
2. Salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya Pertamina , menurut
pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antara jumlah
pegawai Pertamina dengan produksi minyaknya.
3. Rasio yang masih timpang antara jumlah pegawai Pertamina dan produksi minyaknya
adalah salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya Pertamina . Demikian
pendapat Prof. Dr. Herman Yohanes.
Kalimat - kalimat di atas menunjukkan bahwa ide yang dipentingkan diletakkan di
bagian muka kalimat. Dengan demikian, walaupun ketiga kalimat mempunyai pengertian
yang sama tetapi ide pokok menjadi berbeda.
b . Mengulang Kata-kata yang Sama
Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan dengan maksud
memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Pengulangan kata yang
demikian dianggap dapat membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas.
Perhatikan contoh berikut :
1. Dalam pembiayaan harus ada keseimbangan antara pemerintah dengan swasta,
keseimbangan domestik luar negeri, keseimbangan perbankan dengan lembaga
keuangan nonbank.
2. Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi,
tidak hanya berdimensi ekonomi tetapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan
dimensi budaya.
Kedua kalimat di atas lebih jelas maksudnya dengan adanya pengulangan pada bagian
kalimat (kata) yang dianggap penting.

4. Kevariasian (Variety)
Keterampilan menulis tercermin dari struktur kalimat yang digunakan. Ada kalimat
pendek dan ada kalimat panjang. Tulisan yang menggunakan kalimat dengan gambar
kalimat yang sama membuat suasana menjadi monoton atau datar sehingga membuat
pembaca bosan. Begitu juga jika penulis selalu memilih kalimat-kalimat pendek.
Namun, kalimat panjang yang digunakan terus menerus menyebabkan pembaca
kehilangan jejak, yang dapat menyebabkan kelelahan pembaca. Oleh karena itu,
diperlukan pola dan bentuk kalimat yang berbeda saat menulis. Kami tidak menemukan
variasi ini dalam kalimat atau kalimat yang dianggap struktur bahasa independen.
Karakteristik variasi diperoleh ketika satu himpunan dibandingkan dengan himpunan
lainnya. Variasi yang mungkin dari kalimat-kalimat ini adalah sebagai berikut:
a. Variasi dalam Pembukaan Kalimat
Ada beberapa cara memulai kalimat untuk alasan efektif, yaitu dengan variasi di awal
kalimat. Dalam variasi kalimat pembuka, kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan kata-
kata: (1) frasa keterangan (waktu, tempat, cara), (2) frasa kata benda, (3) klausa kata
kerja. (4) menghubungkan partikel dan sebagainya.
Perhatikan contoh berikut :

ix
1. Gemuruh suara teriakan serempak penonton ketika penyerang tengah menyambar
umpan dan menembus jala kiper pada menit kesembilan belas . (frasa keterangan
cara).
2. Mang Usil dari kompas menganggap hal ini sebagai satu isyarat sederhama untuk
bertransmigrasi. ( frasa benda )
3. Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama ini. (frasa kerja).
4. Karena bekerja terlalu berat, ia jatuh sakit. (partikel penghubung).

b. Variasi dalam Pola Kalimat


Untuk efektivitas kalimat dan untuk menghindari suasana monoton yang dapat
menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek-predikat-objek dapat diubah menjadi
predikat-objek-subjek atau yang lainnya .
Perhatikan contoh berikut :
1) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat Desa Sukamaju.
(S P O)
2) Belum dikenal oleh masyarakat Desa Sukamaju dokter muda itu.
(P - O - S)
3) Dokter muda itu oleh masyarakat Desa Sukamaju belum dikenal.
(S - O - P)
c. Variasi dalam Jenis Kalimat
Untuk mencapai efektivitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan , dapat dikatakan
dalam kalimat tanya atau kalimat perintah.
Perhatikan contoh berikut :
Presiden sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memakai bahan bakar
dan energi dalam negeri. Apakah kita menangkap makna peringatan tersebut ?
Dalam kutipan di atas terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk tanya.
Penulis itu tentu dapat mengatakan dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai
efektivitas ia memakai kalimat tanya.
d. Variasi Bentuk Aktif-Pasif
Perhatikan contoh berikut :
1) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah menanamnya dan
memeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali lubang,
menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Bandingkan dengan kalimat berikut :
2) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam dan
dipelihara. Lagi pula tidak pula dipupuk kita hanya menggali lubang, menanam, dan
tinggal menunggu buahnya.

x
Kalimat-kalimat pada paragraf (1) semuanya berupa kalimat aktif, sedangkan pada
paragraf (2) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan bahwa kalimat-kalimat pada
paragraf (1) tidak bervariasi sedangkan paragraf (2) bervariasi, namun hanya variasi aktif-
pasif.

2.3. Struktur Kalimat Efektif


Ada 3 struktur kalimat efektif yaitu sebagai berikut:
1) Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur pembentuk kalimat dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
unsur wajib dan pilihan (unsur manasuka). Unsur wajib adalah unsur yang harus ada
dalam sebuah kalimat (misalnya unsur s/subjek dan P/predikat), sedangkan unsur
opsional atau pilihan adalah unsur yang boleh ada atau tidak ada (misalnya kata kerja
bantu: harus, bisa; keterangan aspek: sudah, akan; keterangan: tempat, waktu, rute, dll).
2) Struktur Kalimat Paralel
Yang disebut paralelisme dalam kalimat adalah penggunaan kiasan yang sama yang
digunakan dalam susunan serial. Ketika ide sebuah kalimat diungkapkan dengan frase
(sekelompok kata), ide-ide yang sesuai harus diungkapkan dengan sebuah kalimat. Jika
ide kalimat diungkapkan dengan kata benda (misalnya bentuk pe-an, ke-an), maka ide
yang bersesuaian juga harus diungkapkan dengan kata benda. Ketika gagasan suatu
kalimat diungkapkan dengan kata kerja (misalnya bentuk me-kan, di-kan), gagasan serupa
lainnya harus diungkapkan dengan bagian ucapan yang sama. Kesejajaran dalam kalimat
membantu memperjelas kalimat secara keseluruhan. Perhatikan contoh berikut:
(1) Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang paling mengerikan dan
berbahaya.
Dalam kalimat di atas, ide yang sederajat adalah kata 'mengerikan dan berbahaya.
Oleh karena itu, bentuk yang dipakai untuk kata-kata sederajat dalam kalimat di atas
harus sama (paralel), sehingga kalimat tersebut menjadi kalimat di bawah ini.
(2) Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang paling mengerikan dan
membahayakan.

a. Kesejajaran Bentuk
Imbuhan yang digunakan untuk membentuk kata berperan dalam menentukan
kesejajaran. Berikut ini contoh yang memperlihatkan ketidaksejajaran bentuk.
(1) Tugas para pustakawan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur
peminjaman buku.
Ketidaksejajaran itu ada pada kata pembelian (buku) yang disejajarkan dengan kata
membuat (katalog), dan mengatur (peminjaman buku). Agar sejajar, ketiga satuan
tersebut dapat diubah menjadi nomina semua atau verba semua seperti terlihat pada
ubahan kalimat (2) dan (3).

xi
(2) Tugas para pustakawan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan
pengaturan peminjaman buku.
(3) Tugas para pustakawan meliputi membeli buku, membuat katalog, dan mengatur
peminjaman buku.
Berikut contoh lain ketidaksejajaran bentuk yang terdapat dalam kalimat.
(1) Dengan penghayatan yang sungguh-sungguh terhadap profesinya serta memahami
tugas yang diembannya, Dokter Udayana telah berhasil mengakhiri masa jabatannya
dengan baik.
Tampak bahwa bentuk penghayatan dan memahami tidak sejajar. Ubahan yang
memperlihatkan kesejajaran dapat diberikan di bawah ini:

(2) Dengan penghayatan yang sungguh-sungguh terhadap profesinya serta pemahaman


tugas yang diembannya, Dokter Udayana telah berhasil mengakhiri masa jabatannya
dengan baik.
(3) Dengan menghayati yang sungguh-sungguh terhadap profesinya serta memahami
tugas yang diembannya, Dokter Udayana telah berhasil mengakhiri masa jabatannya
dengan baik.

b. Kesejajaran Makna

Ketidaksejajaran makna terlihat pada dua contoh berikut:


(1) Dia berpukul-pukulan.
(2) Adik memetiki setangkai bunga.

Pada kalimat (1), aktivitas berpukul-pukulan (saling pukul) memerlukan pelaku lebih
dari satu orang. Sementara pada kalimat (2), memetiki berarti aktivitas berulang-ulang
(bukan pada setangkai bunga). Oleh karena itu, perbaikan kedua kalimat tersebut agar
menjadi kalimat sejajar tampak pada ubahan (3) dan (4).

(3) Mereka berpukul-pukulan.


(4) Adik memetik setangkai bunga.

c. Kesejajaran dalam Perincian Pilihan

(1) Pemasangan telepon akan menyebabkan....


a. melancarkan tugas
b. untuk menambah wibawa
c. meningkatkan pengeluaran

Pada contoh di atas, jawaban yang diharapkan adalah (a), tetapi kalimat pemasangan
telepon akan menyebabkan melancarkan tugas bukanlah kalimat yang baik. Pilihan (b)

xii
dan (c) justru lebih baik susunan kalimatnya. Oleh karena itu, soal (1) dapat diubah
sebagai berikut.

(1) Pemasangan telepon akan meningkatkan.....


a. kelancaran
b. wibawa
c. pengeluaran

3) Struktur Kalimat Periodik

Kalau pada kalimat umum, unsur-unsur yang dikemukakan cenderung unsur intinya,
tetapi kalau pada kalimat periodik malah sebaliknya, yaitu unsur-unsur tambahan yang
terlebih dahulu dikemukakan kemudian. muncul bagian intinya. Hal ini dilakukan untuk
menarik perhatian para pembaca atau pembicara terhadap pendengarnya.
Misalnya:

Kemarin bendungan itu dibuka oleh presiden.


(K-S-P-O)

2.4. Jenis Tulisan/Kalimat Efektif atau Kalimat Tidak Efektif


1. Diana anak tercantik di keluarganya. (Kalimat Efektif)
2. Diana anak paling tercantik di keluarganya. (Kalimat tidak Efektif)
3. Semut adalah serangga berkaki enam. (Kalimat Efektif)
4. Semut adalah merupakan serangga berkaki enam. (Kalimat tidak Efektif)
5. Rahmi belajar untuk ujian. (Kalimat Efektif)
6. Rahmi belajar demi untuk ujian. (Kalimat tidak Efektif)
7. Upacara tersebut dihadiri oleh semua siswa. (Kalimat Efektif)
8. Upacara tersebut dihadiri oleh semua siswa – siswi. (Kalimat tidak Efektif)
9. Anak – anak perlu berhati – hati jika melewati sungai. (Kalimat Efektif)
10. Anak – anak perlu hati – hati jika melewati sunga. (Kalimat tidak Efektif)
11. Seluruh siswa SMK 4 GOWA diliburkan. (Kalimat Efektif)
12. Baik siswa kelas 1, kelas 2 maupun kelas 3 SMK 4 GOWA diliburkan. (Kalimat tidak
Efektif)

xiii
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, I. K. (2019). Bahasa Indonesia Untuk Prguruan Tinggi. Dalam Bahasa Indonesia
Untuk Parguruan Tinggi (hal. 190). Depok: PT. RajaGrafindo Persada.
Dewantari, T. S. (2022, Juni 7). Apa itu Kalimat Efektif? Pahami Pengertian, Ciri-ciri, dan
Contohnya. Diambil kembali dari brainacademy:
https://www.brainacademy.id/blog/cara-memahami-kalimat-efektif
Salma. (2022, Februari 16). Syarat Kalimat Efektif Lengkap dengan Ciri-Ciri dan Contohnya.
Diambil kembali dari DUNIADOSEN.com: https://www.duniadosen.com/syarat-
kalimat-efektif/
Yuniar, R. (2021). Kalimat Efektif.

xv

Anda mungkin juga menyukai