http://rianoorsiti.blogspot.co.id/2015/10/makalah-
pengertian-membaca-dan-menulis.html
Tujuan Membaca
Tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca
dan memahami teks pendek dengan cara lancar atau bersuara
beberapa kalimat sederhana dan membaca puisi ( Depdiknas ;
2004 : 15 ).
Menurut kurikulum 1994 tujuan membaca yaitu :
1. Mampu memahami gagasan yang didengar secara
langsung atau tidak langsung.
2. Mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya
dengan kata-kata sendiri.
3. Mampu membaca teks bacaan secara cepat dan mampu
mencatat gagasan-gagasan utama ( Depdiknas ; 1994 : 18 ).
Jadi tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide,
kemampuan menangkap makna dalam bacaan secara utuh,
baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun puisi
yang disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak
tertulis. Secara umum, tujuan membaca adalah:
1. mendapatkan informasi.
2. memperoleh pemahaman.
3. memperoleh kesenangan.
Sedangkan secara khusus, tujuan membaca adalah:
1. memperoleh informasi faktual.
2. memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan
problematis.
3. memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang.
4. memperoleh kenikmatan emosi.
5. mengisi waktu luang.
http://dwicahyadiwibowo.blogspot.co.id/2014/04/tujuan-
membaca-fungsi-membaca-dan.html
Tujuan menulis
Adapun tujuan menulis yaitu:
a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data
maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap
fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh
pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang
dapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.
b. Membujuk melalui tulisan seorang penulis mengharapkan
pula pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui
atau mendukung yang dikemukakannya. Penulis harus mampu
membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan
gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi persuasi
dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis
mampu menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab,
bersahabat, dan mudah dicerna.
c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi
melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan wawasan
pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan
terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku
seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya,
cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih
menghargai pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung
lebih rasional.
d. Menghibur fungsi dan tujuan menghibur dalam
komunikasi, bukan monopoli media massa, radio, televisi,
namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur
khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan
“ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman
lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk
melepaskan ketegangan setelah seharian sibuk beraktifitas.
1. Metode Eja
Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan
cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah di kenalnya misalnya :
2. Metode Bunyi
Proses pembelajaran membaca permulaan pada metode bunyi ini berasal dari pertama atau
pemula dari kata yang ia dengar ,melalui proses pelatihan dan proses tubian. Prinsip dasar
dari proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan metode eja/abjad.
Proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini diawali dengan
pengenalan suku kata, seperti: ba, bi,bu,be,bo / ca, ci, cu, ce, co,/ da, di, du, de, do/ ka, ki, ku,
ke, ko/., dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut, kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata
bermakna.Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi
paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar membaca, menulis
permulaan.
4. Metode Kata
5. Metode Global
Metode ini sering dikatakan dengan metode kalimat. Dikatakan demikian karena
alur proses pembelajaran membaca, menulis permulaan yang diperlihatkan melalui metode
ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat secara global. Sebagai contoh :
memperkenalkan gambar, mengurangi salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku
kata; dan suku kata menjadi huruf-huruf.
Sebagai contoh,di bawah ini dapat anda lihat bahan ajar untuk membaca dn menulis
permulaan yang menggunakan metode Global.
Ini buku
2. Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata,kata menjadi suku kata.suku kata menjadi
huruf-huruf.
Ini buku
ini buku
i-ni bu-ku
i-n-i b-u-k-u
Metode ini merupakan salah satu jenis metode yang bisa digunakan untuk proses
pembelajaran mambaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula. Kemudian melalui proses
analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata,.Kalimat utuh yang dijadikan tonggak
dasar untuk pembelajaran membaca permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa
yang lebih kecil di sebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus berlanjut
hingga pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni huruf-huruf.
Proses penguraian ini dalam pembelajaran dengan metode SAS meliputi : kalimat menjadi
kata-kata, kata menjadi suku-suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf.
https://myibrah.wordpress.com/tag/metode-membaca-dan-
menulis-permulaan/
Gaya Tulisan Berasal dari Membaca
Riset dengan jelas menunjukkan bahwa kita belajar menulis lewat membaca. Untuk lebih
tepatnya, kita memperoleh gaya tulisan, bahasa khusus penulisan, dengan membaca. Kita
sudah melihat banyak bukti yang menegaskan hal ini: Anak-anak yang berpartisipasi dalam
program membaca-bebas, menulis dengan lebih baik (misalnya, Elley dan Mangubhai, 1983;
McNeil dalam Fader, 1976) dan mereka yang melaporkan bahwa semakin banyak mereka
membaca semakin baik tulisannya (misalnya, Kimberling et al., 1988 sebagaimana
dilaporkan dalam Krashen 1978, 1984; Applebee, 1978; Alexander, 1986; Salyer, 1987;
Janopoulus, 1986; Kaplan dan Palhinda, 1981; Applebee et al., 1990).
Ada alasan lain untuk memperkirakan bahwa gaya penulisan berasal dari membaca.
"Argumen kompleksitas" berlaku pula untuk penulisan: Semua cara di mana bahasa tertulis
"resmi" berbeda dengan bahasa yang lebih informal terlalu rumit untuk dipelajari satu per
satu. Bahkan walau pembaca mengenali tulisan yang baik, para peneliti tidak berhasil
menjabarkan secara lengkap tentang apa persisnya yang membuat tulisan yang "bagus" itu
bagus. Oleh karena itu, masuk akal untuk mengatakan gaya penulisan tidak dipelajari secara
sadar, melainkan umumnya diserap, atau secara tidak sadar diperoleh, lewat membaca.
Hunting (1967) memaparkan riset untuk disertasi (tidak dipublikasikan) yang menunjukkan
bahwa kuantitas tulisan tidak berkaitan dengan kualitas tulisan. Banyak sekali kajian yang
menunjukkan bahwa meningkatnya kuantitas tulisan tidak mempengaruhi kualitas tulisan.
Nah, tentang gaya tulisan berasal dari membaca bukan dari menulis, sejalan dengan yang
diketahui tentang kemahiran berbahasa: Kemahiran berbahasa diperoleh melalui masukan
(input), bukan keluaran (output), dari pemahaman, bukan hasil. Dengan demikian, jika Anda
menulis satu halaman sehari, gaya tulisan Anda tidak akan meningkat. Akan tetapi, hal baik
lain bisa dihasilkan dari tulisan Anda, sebagaimana yang akan kita lihat dalam pembahasan
berikut.
http://m.pelitaku.sabda.org/menulis_membutuhkan_memba
ca_dan_membaca_membutuhkan_menulis