Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KARANGAN

MATA KULIAH MENULIS AKADEMIK

Dosen Pengampu :

1. Dr. Siti Samhati, M.Pd.


2. Ayu Setiyo Putri, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

1. Adelia Rizky (2113041074)


2. Fida Ainu Zulfa (2113041078)
3. Syandria Laila Putri (2113041070)
4. Tria Puji Astuti (2113041068)
5. Uswatun Nurdiniyah (2113041042)
6. Mutiara Febrianti (06081281924067)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia
dan hidayah-Nya, sehingga penyusun masih diberi kesempatan untuk bisa
menyelesaikan makalah berjudul “Karangan” ini dengan baik dan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Menulis Akademik sekaligus memberi sedikit pengetahuan kepada para pembaca
terkait materi yang dibahas.
Penyusun mengucapkan terima kasih yang besar kepada dosen pengampu
Mata Kuliah Menulis Akademik yaitu kepada Ibu Dr. Siti Samhati, M.Pd. dan Ibu
Ayu Setiyo Putri S.Pd., M.Pd., yang telah memberi arahan serta bimbingan materi
mengenai makalah ini. Ucapan terima kasih juga penyusun sampaikan kepada
rekan-rekan kelompok yang telah berkontribusi,dalam merampungkan
penyusunan makalah ini.
Pada makalah ini, tentunya penyusun menyadari masih banyaknya
kekurangan, baik dari segi penulisan maupun isi yang disampaikan, Maka kami
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca, sebagai
bahan evaluasi dan dapat tersusunnya makalah yang lebih baik. Semoga makalah
ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi siapapun yang membaca,
terkhusus bagi diri kami dan teman-teman.

Bandar Lampung, 20 Februari 2022

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3. Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
2.1. Pengertian Karangan................................................................................3
2.2. Jenis-jenis Karangan................................................................................3
2.2.1. Karangan Nonfiksi.........................................................................4
2.2.2. Karangan Fiksi...............................................................................7
2.3. Aturan Penulisan Karangan...................................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................12
3.1. Kesimpulan............................................................................................12
3.2. Saran......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mengarang yaitu suatu kegiatan menuntut keterampilan berbahasa dari
sang pengarang. Proses yang dilakukan oleh pengarang menghasilkan
sebuah karya bernama karangan. Dalam KBBI, karangan berarti hasil
mengarang yang dapat berupa tulisan, cerita atau artikel.
Proses membuat karangan dapat dimulai dari menentukan tema dan
mengembangkan beberapa kata yang berupa gagasan menjadi sebuah
kalimat. Bukan perkara mudah mengembangkan sebuah gagasan menjadi
kalimat yang nantinya dapat berfungsi sebagai sarana penyampai pesan atau
informasi. Seorang pengarang harus memiliki kemampuan berbahasa yang
baik, menguasai banyak kosakata baik yang umum digunakan maupun
jarang digunakan, serta memahami aturan penggunaan tanda baca, sebab
mengarang tidak lepas dari pemilihan kata, penyusunan kalimat, dan
penggunaan ejaan.
Terdapat beberapa langkah yang harus diikuti dalam membuat
karangan, antara lain yaitu menentukan tema, menentukan judul yang
selaras dengan tema, mengumpulkan bahan atau referensi untuk menyusun
karangan, membuat kerangka berdasarkan referensi yang telah terkumpul,
mengembangkan kerangka karangan. Mengenai jenis-jenis, tata cara
penulisan, serta aturan penulisan karangan akan disampaikan pada
pembahasan selanjutnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan karangan?
2. Apa saja jenis-jenis karangan?
3. Bagaimana aturan dalam penulisan karangan?
4. Bagaimana cara membuat karangan?

1
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian karangan;
2. Memahami jenis-jenis dari karangan;
3. Memahami aturan penulisan karangan;
4. Mengetahui cara membuat karangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Karangan


Karangan didefiniskan sebagai bahasa tulis yang merupakan rangkaian
kata-kata, dimana selanjutnya menjadi sebuah kalimat, paragraf, sehingga
akhirnya menjadi sebuah wacana untuk dibaca dan dipahami (Keraf,
1994:2). Ahmadi (1988:20) juga memberikan pendapat bahwa karangan
dipandang sebagai suatu perbuatan (kegiatan komunikatif) antara penulis
dan pembaca sesuai dengan teks yang telah dihasilkan. Sejalan dengan itu,
Gie (1995:17) menyebutkan bahwa hasil dari perwujudan atau
pengungkapan gagasan seseorang yang disajikan dalam bahasa tulis
sehingga dapat dibaca serta dipahami oleh pembaca itulah disebut sebagai
karangan.
Sementara itu, Sirait (1985) mengungkapkan pengertian karangan
sebagai setiap tulisan yang diorganisasikan, mengandung isi, serta memiliki
tujuan tertentu. Di sisi lain, Widyamartaya (1990) mengungkapkan definisi
dari segi kegiatan yang dilakukan, yaitu mengarang sebagai kegiatan yang
dilakukan seseorang guna mengungkapkan dan menyampaikan gagasannya
melalui bahasa tulis (tulisan) pada pembaca, dimana harapannya pembaca
dapat memahami dengan tepat apa yang dimaksud pengarangdalam tulisan
tersebut.
Sehingga, dari berbagai definisi karangan yang telah disampaikan
diatas, maka dapat disimpukan bahwa karangan adalah suatu wujud gagasan
penulis yang dituangkan dalam bentuk tulisan melalui rangkaian kata-kata,
sehingga dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca.

2.2. Jenis-jenis Karangan


Dalam bahasa Indonesia karangan memiliki 2 (dua) jenis, yaitu
karangan fiksi dan karangan nonfiksi. Mengenai isi karangan, bahasa yang
digunakan, tujuan, dan cara penyajian tentunya pada kedua jenis karangan

3
tersebut tentunya memiliki perbedaan, dimana perbedaan itu akan dijelaskan
melalui tabel di bawah ini:

Kategori Karangan Nonfiksi Karangan Fiksi

Kisah rekaan atau


Gagasan yang memiliki imajinasi, atau dapat
Isi Karangan
alasan jelas. juga kisah nyata yang
diolah oleh penulisnya.
Bahasa yang digunakan
Ragam bahasa yang baku,
Bahasa yang fleksibel, disesuaikan
sesuai PUEBI, dan bermakna
Digunakan dengan tema dan selera
denotatif.
penulis.
Dengan isi yang
Meyakinkan suatu pendapat
imajinatif, digunakan
Tujuan dengan mendeskripsikan
untuk menghibur
hasil dari suatu penelitian.
pembaca.

Disajikan melalui alur


Cara Penyajian Disajikan secara ilmiah.
cerita.

2.2.1. Karangan Nonfiksi


1. Berita
Berita dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai cerita atau
keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, atau
kabar, laporan. Berita terbagi berdasarkan konten atau isi ataupun
tema yang ada pada berita tersebut. Dari jenis berita tersebut,
diantaranya seperti: depth news, straight news, interpretative news,
opinion news, dan investigation news. Penulisan berita pada
hakikatnya harus mengacu pada nilai berita, kemudian
menggabungkannya dengan unsur berita yaitu 5W+1H, yang
menjadi “rumus umum” penulisan berita, sehingga dapat menjadi
sebuah cerita yang utuh.

4
2. Feature
Feature dapat diartikan sebagai sebuah karangan khas
jurnalistik yang mengungkapkan fakta, peristiwa, penjelasan
riwayat terjadinya, duduknya perkara, proses pembentukannya, dan
bagaimana cara kerjanya. Pada umumnya yang hanya
dikedepankan oleh Feature adalah unsur why dan how dari sebuah
peristiwa. Di antara para ahli jurnalistik, belum adanya kesepakatan
terkait definisi feature. Hal tersebut dikarenakan para ahli
memberikan rumusan masing-masing tentang kata feature tersebut.
Adapun pembeda antara Feature dengan berita, artikel (opini), atau
analisis berita, terlihat dari ciri feature yang mengandung segi
menyentuh rasa manusiawi serta mengandung unsur sastra.

3. Laporan
Laporan berasal dari bahasa latin: reportare, reporto, yang
mrmiliki arti membawa kembali, menyampaikan, menggambarkan
titik. Pada umumnya, laporan berisi informasi tentang pelaksanaan
suatu tugas atau kegiatan tertentu dengan bahasa yang cenderung
singkat dan padat. Keterangan-keterangan lain dapat disertakan
sebagai lampiran. Titik laporan biasanya disampaikan untuk
kepentingan atau kedinasan atau organisasi tertentu. Laporan lebih
merupakan wujud pertanggungjawaban kepada pimpinan, pemberi
dana yang berfungsi sebagai pengawasan terhadap bawahan.

4. Artikel
Sebuah karangan faktual mengenai suatu masalah, tersaji
secara lengkap untuk dimuat di surat kabar, majalah, buletin,
ataupun lainnya disebut sebagai artikel. Artikel memiliki tujuan
untuk meyakinkan, mendidik, menawarkan problem solving atau
menghibur melalui gagasan yang sampaikan. Adapun jenis artikel,
diantaranya yaitu: artikel deskriptif, eksplanatif, prediktif, dan
perfektif.

5
5. Makalah
Makalah merupakan karya tulis yang ditulis secara sistematis,
runtut, serta analisis yang objektif dan logis, yang didalamnya
memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu.
Makalah biasanya disajikan dalam forum ilmiah atau tugas-tugas
terstruktur. Adapun sistematika penulisannya berisi pendahuluan,
terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan;
pembahasan; penutup; serta daftar pustaka. Makalah sendiri
memiliki ciri atau sifat ilmiah yaitu: objektif atau dilihat
berdasarkan fakta, sistematis, tidak memihak, dan logis. Jenis-jenis
makalah antara lain yaitu: Makalah deduktif, induktif, dan
campuran.

6. Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan suatu laporan yang ditulis
berdasarkan pemikiran dan imajinasi yang memaparkan hasil
pengkajian atau penelitian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
kelompok orang. Hasil pemikiran pada karya ilmiah tersebut
tentunya sudah dilakukan uji kebenaran dan di validasi oleh orang
lain sehingga dapat diterima dan ditulis secara ilmiah. Hal senada
disampaikan oleh Nana Sudjana (2014) yang menyebutkan bahwa
karya ilmiah merupakan suatu karya tulis, yang ditulis dan
dikerjakan dengan mengacu pada tata cara ilmiah dan aturan yang
berlaku, dan tentunya telah diakui dalam bidang ilmu pengetahuan,
teknologi atau seni.
Dengan begitu, karya ilmiah dapat diartikan sebagai karangan
ilmu pengetahuan yang menyajikan sejumlah fakta umum,
kemudian ditulis menurut sistematika dan metodologi yang baik
dan benar. Penulisan karya ilmiah, bertujuan untuk
mengomunikasikan hal-hal tentang ilmu dengan orang lain, ditulis
secara sistematis, logis, dan didukung oleh data yang teruji
kebenarannya atau tulisannya yang mampu menjelaskan mengapa

6
dan bagaimana tentang sesuatu perkara atau fakta yang terjadi,
tidak hanya dilandasi oleh pendapat, perasaan atau kerekayasaan
belaka.

2.2.2. Karangan Fiksi

1. Prosa
Prosa adalah kata yang diambil dari bahasa Inggris, yaitu
prose. Umumnya prosa diartikan sebagai sebuah cerita rekaan
(rekayasa), dimana aspekp-aspek pada cerita seperti tokoh, alur,
tema, latar, dan pusat pengisahan lainnya ditulis berdasarkan daya
imajinasi sang pengarang. Prosa atau fiksi adalah karya naratif
yang menceritakan sesuatu, dan memiliki ciri sebagai berikut:

a) bentuknya bebas dan tidak terikat;


b) bersifat rekaan (buatan)
c) khayalan, tidak berdasarkan kenyataan atau lahir berdasarkan
khayalan;
d) memiliki tema;
e) memiliki alur atau plot;
f) memiliki tokoh dan penokohan;
g) memiliki latar peristiwa, tempat, waktu, dan suasana; dan
h) ditulis oleh pengarang.

Biasanya prosa adalah jenis tulisan yang digunakan untuk


mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Prosa juga biasa digunakan
sebagai surat kabar, majalah, ensiklopedia, novel, surat kirim, dan
beragam jenis media lainnya. Hingga saat ini ada dua jenis prosa,
yaitu prosa lama seperti dongeng, fabel, mite, legenda, dsb; serta
prosa modern yang terdiri dari novel, puisi, dan cerpen. Berikut
hal-hal yang membedakan kedua jenis prosa tersebut:

7
Prosa lama Prosa Modern
a. Statis, lambat perubahannya.
a. Dinamis, cepat prubahannya.
b. Istana Sentris atau bersifat
b. Mengambil kisah dari rakyat
kerajaan.
sekitar.
c. Bersifat fantastis, bentuknya
c. Penuh realitas, bentuknya seperti
seperti hikayat dan
roman, novel, cerpen dan drama,
dongeng.
dll.
d. Di pengaruhi sastra Hindu
d. Dipengaruhi sastra Barat dalam
dan Arab.
bahasa Inggris, Jepang, dll.
e. Tidak dicantumkan nama
e. Nama pencipta selalu dicantumkan.
pengarang.

2. Puisi
Sumardi menyatakan bahwa puisi merupakan karya sastra
yang dibuat dengan pemilihan kata-kata kias (imajinatif), serta
dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama
dengan bunyi yang padu. Sementara itu, Thomas Carlye secara
sederhana mendefinisikan puisi sebagai ungkapan pikiran yang
bersifat musikal. Berbeda dengan kedua pendapat itu, Rene Wellek
dan (Lafamane, 2020) mengemukakan bahwa puisi sebagai suatu
karya sastra memiliki fungsi estetika yang dominan . Sedangkan
dalam buku (Lafamane, 2020)puisi dicirikan sebagai:
a) banyak baris dalam tiap bait;
b) banyak kata dalam tiap baris;
c) banyak suku kata dalam tiap baris;
d) rima; dan
e) irama
Sementara seperti apa yang dikemukan oleh (Kosmajadi,
2015) bahwa di tengah pesatnya perkembangan teknologi, puisi itu
adalah upaya untuk mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang
sedikit demi sedikit akan luntur karena teknologi, mengembalikan
stabilitas, kesatuan, keselarasan, serta keutuhan yang ada dalam diri
manusia.

8
3. Drama
Drama merupakan jenis karya sastra berupa karangan
berbentuk sandiwara tentang realita kehidupan, karakter, dan
tingkah laku manusia yang diilustrasikan melalui peran dan dialog
yang ditampilkan pelakon di atas panggung dalam beberapa babak.
Kata drama sendiri merupakan adaptasi dari bahasa Yunani,
“draomai” yang memiliki arti bertindak atau berbuat. Pada
umumnya, kisah dan cerita dalam sebuah drama biasnya
mengandung konflik dan emosi yang bertujuan untuk memengaruhi
orang yang melihat atau mendengarnya. pelakon (aktor atau aktris)
dalam memerankan sebuah drama adalah pelakon yang memiliki
kemampuan untuk menyajikan konflik dan emosi secara utuh.
Balthazar Vallhage mengemukakan bahwa suatu seni yang
menggambarkan alam dan sifat manusia dalam bentuk gerakan
itulah yang disebut sebagai drama. Sejalan dengan pendapat
tersebut, Ferdinand Brunetierre juga mengemukakan bahwa drama
dapat diartikan sebagai suatu karya sastra yang penyampaiannya
dilakukan melalui aksi berupa tindakan atau gerakan dan membuat
yang melihatnya memiliki keinginan. Sementara itu, Budianta, dkk.
Memberikan definisi drama sebagai karya sastra yang secara verbal
memperlihatkan adanya dialog antar tokoh.
Adapun Jenis-jenis drama dapat dibedakan berdasarkan; 1)
penyajian lakon; 2) sarana; dan 3) keberadaan naskah. Sementara
itu, beberapa karakteristik yang membedakan antara drama dan
karya sastra lain, yaitu:
1. Pada drama keseluruhan kisah disampaikan melalui dialog, baik
dialog antar tokoh, maupun bermonolog, serta dialog yang
dilakukan tokoh dengan dirinya sendiri.
2. Terdiri atas lima struktur yang berupa prolog, babak atau
episode, adegan, dialog, dan epilog.
3. Pada drama hendaklah mempunyai tokoh atau karakter yang
diperankan oleh manusia, wayang, ataupun boneka.

9
4. konflik atau ketegangan yang harus ada sebagai inti dari cerita.
5. Penampilan biasanya berlangsung selama sekitar tiga jam.
6. Dilakukan di atas panggung. Dan untuk menghidupkan suasana
panggung tersebut telah dilengkapi oleh sarana dan prasarana
pendukung.
7. Di pertunjukkan di depan penonton sebagai sarana hiburan.

2.3. Aturan Penulisan Karangan


Untuk menghasilkan karangan yang baik, seorang pengarang harus
memiliki kemampuan dan mengetahui aturan dalam penulisan karangan.
Sebuah karangan dibuat dengan tujuan memberikan informasi atau hiburan
kepada para pembacanya. Maka, untuk mencapai tujuan tersebut, di
samping menulis seorang pengarang juga harus memperhatikan aspek-aspek
agar karangan dapat dinikmati oleh para pembaca di masyarakat.
Adapun aspek yang harus diperhatikan dalam aturan penulisan
karangan adalah:
1. Tema Karangan Harus Menarik
Pemilihan tema pada sebuah karangan menjadi aspek yang paling
penting dalam penulisan karangan. Biasanya, tema yang ditentukan
bersifat subjektif dan beragam, serta disesuaikan dengan target pembaca.
Dalam suatu karangan, tema dapat berupa kehidupan sehari-hari atau
peristiwa ilmiah, atau lingkup tertentu yang disajikan lewat novel, artikel,
makalah, maupun buku. Penentuan tema juga disesuaikan dengan target
pembaca.
2. Penyajian Menarik
Penulis kemudian harus mampu mengemas dan menyajikan tema
yang dipilih dalam sebuah tulisan yang menarik. Sebagai contoh, buku
dengan tujuan pembaca anak-anak sebaiknya lebih banyak menyajikan
ilustrasi daripada teks untuk merangsang imajinasi anak.
3. Disampaikan dengan Bahasa yang Tepat
Bahasa sebagai sarana utama yang digunakan untuk
menyampaikan isi dari karangan harus digunakan dengan baik dan

10
penyampaian yang tepat. Penggunaan bahasa ini dapat disesuaikan
dengan tema dan tujuan dari karangan yang hendak dibuat.
Selanjutnya, Secara garis besar, terdapat tiga bagian dalam
karangan, yaitu:
a) Pendahuluan
Umumnya dibagian ini berisi tentang gambaran umum yang
akan disampaikan dalam karangan, serta latar belakang dipilihnya
tema karangan.
b) Isi
Pada bagian isi akan disampaikan uraian permasalahan dari tema
yang telah diangkat. Gagasan atau permasalahan yang sebelumnya
telah dituliskan dalam kerangka akan dijelaskan dengan lebih lebar,
rinci, dan mendetil. Bab isi ini biasanya akan dibagi ke dalam
beberapa sub bab lagi, disesuaikan dengan keluasan materi yang
dibahas.
c) Penutup
Bagian ini berisi kesimpulan dari seluruh bahasan dalam
karangan. Tidak hanya itu, pada bagian ini biasanya juga berisi saran
yang berkenaan dengan karangan.

11
BAB II
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pengertian mengenai karangan telah didefnisikan oleh para ahli pada
pokok bahasan di atas. Berdasarkan definisi yang disampaikan, dapat
disimpulkan bahwa karangan adalah suatu wujud gagasan penulis yang
dituangkan dalam bentuk tulisan melalui rangkaian kata-kata, sehingga
dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca. Selain itu, karangan terbagi
kedalam dua jenis yakni karangan fiksi dan nonfiksi.
Karangan fiksi meliputi prosa, puisi, dan drama yang telah dipaparkan
secara mendetail pada pokok bahasan diatas. Prosa pada karangan fiksi
mencakup pengertian, prosa, ciri-ciri, jenis-jenis, serta perbedaan antara
prosa lama dan prosa baru. Sedangkan pada puisi mencakup pengertian
puisi, sifat-sifat puisi, dan fungsi puisi. Selanjutnya pada drama mencakup
pengertian drama secara umum maupun pengertian menurut para ahli, ciri-
ciri drama, struktur, unsur-unsur, serta jenis-jenis drama.
Karangan nonfiksi meliputi berita, artikel, makalah, dan karya ilmiah.
Berita mencakup unsur-unsur berita, jenis dan struktur berita, feature, dan
laporan. Selanjutnya artikel mencakup jenis-jenis artikel, struktur tulisan
artikel, dan tahapan menulis artikel. Sedangan makalah mencakup jenis-
jenis makalah dan sistematika penulisan makalah. Dan yang terakhir pada
karya ilmiah mencakup pengertian, ciri-ciri, kode etik penulisan karya
ilmiah, serta langkah-langkah dalam penelitian.
Untuk memahami materi mengenai karangan ini hendaknya makalah
maupun referensi-referensi lain perlu dibaca dengan seksama dan penuh
pemahaman, agar pesan, dan manfaatnya dapat diterima dengan baik tanpa
ada kekeliruan/kesalahan dalam proses memahaminya. Sehingga ilmu yang
didapat akan lebih banyak lagi.

12
3.2. Saran
Untuk memahami materi mengenai karangan ini hendaknya makalah
maupun referensi-referensi lain perlu dibaca dengan seksama dan penuh
pemahaman, agar pesan, dan manfaatnya dapat diterima dengan baik tanpa
ada kekeliruan/kesalahan dalam proses memahaminya. Sehingga ilmu yang
didapat akan lebih banyak lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dasuki, Shelvina Aprillyani. “Pembelajaran Menyusun Ikhtisar dari Dua Teks


Nonfiksi dengan Menggunakan Metode Think Pair Share pada Siswa Kelas
X SMA Negeri 15 Bandung Tahun Pelajaran 2017/2018. Disertasi. FKIP
UNPAS, 2017.
Gamin. (13 November 2018). Dalam Menulis Itu Mudah (hal. 58). Jl. Rajawali,G.
Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman Jl. Kaliurang Km 9,3
- Yogyakarta 55581: Deepublish.
Juwito. 2008. MENULIS BERITA DAN FEATURE'S. Surabaya: Unesa University
Press.
Kosmajadi, E., dan Neni Rohaeni. “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi
Bebas dengan Menggunakan Teknik Pemetaan Pikiran”. Jurnal Cakrawala
Pendas, Vol. 1, No. 1 (2015): Halaman 23-33.
Lafamane, F. (2020). Karya Sastra (Puisi, Prosa, Drama).
Mahmudi, dkk. “Menulis Narasi dengan Metode Karyawisata dan Pengamatan
Obbjek Langsung serta Gaya Belajarnya”. Journal of Primary Education,
Vol. 2, No.1 (2013): Halaman 182. Diakses pada 28 Maret 2022.
Pradopo, R. D. Pengertian, Hakikat, dan Fungsi Puisi.
Radmila, K. D. (2018). Hakikat Prosa dan Unsur-unsur
Fiksi.
Rahman, Taufiqur. 2018. Kiat-Kiat Menulis Karya Ilmiah Remaja. Jawa Tengah:
CV Pilar Nusantara.
Suryadi, Edi., dan F. A. Milawasari. “Hubungan Penguasaan Kosakata dengan
Kemampuan Menulis Cerpen Mahasiswa FKIP Universitas Tridinanti
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia”. Jurnal Bindo
Sastra, Vol. 2, No. 2 (2018): 232-239.
Sendiktyas, Devi Agnes. (2012). "Analisis Pola Pengembangan Paragraf pada
Karangan Narasi Jawa Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pehagon". (Skripsi),
BAB II: Halaman 7). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Wardhana, B. Wisnu. 2008. Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang. Klaten:
Intan Pariwara.

14

Anda mungkin juga menyukai