Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia semester ganjil
Disusun oleh :
2
dalam rangka menambah
wawasan serta
pengetahuan kita mengenai
Teks Akademik Dan Non
Akademik. Kami juga
menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari
kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan
makalah yang
3
telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami
bagi siapa pun yang
membacanya. Sekiranya
makalah yang telah
disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun
orang yang
membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila
4
terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang
berkenan dan kami
memohon kritik dan saran
yang membangun demi
perbaikan di masa depan
KATA PENGANTAR
6
Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan
makalah yang
telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami
bagi siapa pun yang
membacanya. Sekiranya
makalah yang telah
disusun ini dapat berguna
7
bagi kami sendiri maupun
orang yang
membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang
berkenan dan kami
memohon kritik dan saran
yang membangun demi
perbaikan di masa depan
KATA PENGANTAR
9
sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari
kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan
makalah yang
telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami
10
bagi siapa pun yang
membacanya. Sekiranya
makalah yang telah
disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun
orang yang
membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang
berkenan dan kami
memohon kritik dan saran
yang membangun demi
perbaikan di masa depan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis tujukan bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menolong penulis menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
11
pertolongan Dia penulis tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Tujuan makalah ini disusun oleh penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Disamping tujuan tersebut, penulis menyusun makalah ini untuk
menambah wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai Teks Akademik Dan Non
Akademik.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu beserta teman-teman
yang senantiasa memberikan semangat. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih belum sempurna. Dengan demikian, penulis
mohon untuk kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
12
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1. Latar belakang4
1.2. Rumusan masalah 5
1.3. Tujuan penelitian 5
DAFTAR PUSTAKA 20
BAB I
PENDAHULUAN
13
1.1. Latar belakang Masalah
Menurut Abidin, Yunus dkk (2014:16) teks akademik atau karya
tulis ilmiah merupakan tulisan yang membahas ilmu pengetahuan yang
disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang benar.
Paradigma mahasiswa sebagai insan yang cendikia bisa dilihat dari
karya-karya tulisnya. Kemampuan mahasiswa membuat teks akademik
maupun teks non akademik merupakan tolak ukur kemapanan menalar
yang dimiliki mahasiswa tersebut. Untuk menulis teks akademik tentu
dibutuhkan keahlian dan keilmuan yang memadai.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia akademik berasal dari
kata akademik yang berarti lembaga pendidikan tinggi setingkat
universitas, institut, atau sekolah tinggi. Akademik adalah kata sifat yang
menunjukkan sesuatu yang bersifat ilmiah dan berhubungan dengan ilmu
pengetahuann Sesuatu yang berdasarkan teori-teori yang telah diakui
kebenarannya dan bersifat objektif.
Pengembangan keahlian ditunjang dengan keilmuan yang
matang, dengan cara menelaah sesuatu yang terjadi sehingga
menimbulkan keingintahuan, secara tidak langsung akan meningkatkan
kualitas mahasiswa tersebut.Teks akademik dan teks nonakademik
memiliki ciri-ciri yang berbeda, sehingga dalam setiap penulisan karya
ilmiah seorang akademisi harus mampu membedakan keduanya. Karena,
untuk mencapai suatu karya yang baik harus ditunjang dengan keilmuan
yang memadai.
Makalah Presentasi ini dibuat untuk menambah wawasan dan
pemahaman keadaan penulis khususnya, umumnya kepada pembaca agar
mengetahui tentang teks akademik dan nonakademik.
14
1.2.1. Bagaimana cara membangun konteks teks akademik?
1.2.2. Bagaimana cara menulusuri dan menganalisis teks akademik?
1.2.3. Bagaimana cara mengidentifikasi ciri-ciri teks akademik dan
teks nonakademik?
1.2.4. Mengapa teks akademik itu penting?
1.2.5. Bagaimana bentuk teks akademik dalam genre makro?
BAB II
LANDASAN TEORI
15
2.1.Membangun Konteks Teks Akademik
Teks akademik atau yang juga sering disebut teks ilmiah berbeda
dengan teks nonakademik. Teks akademik dan teks nonakademik
ditandai oleh ciri-ciri tertentu (Depdikbud, 1993:2). Untuk membedakan
keduanya, maka ciri-ciri kedua teks tersebut harus ditelusuri. Dengan
menelusuri ciri-ciri kedua teks tersebut, maka dapat diketahui betapa
pentingnya teks akademik atau teks ilmiah dalam kehidupan akademik.
Perbedaan antara teks akademik dan teks nonakademik perlu dijelaskan
dengan mengidentifikasi ciri-ciri antar kedua teks tersebut.
16
akademik karya tulis ilmiah selalu hadir dan menjadi tugas insan
akademik guna menundukan derajat keilmiahannya.
17
mendayagunakan kalimat indikatif- mendayagunakan jenis kalimat yang
deklaratif lebih bervariasi
Memanfaatkan bentuk pasif untuk Menekankan kepada pelaku dalam
menekankan pokok persoalan, bukan peristiwa dialog, sehingga pelaku
pelaku, sehingga teks akademik menjadi peristiwa menjadi lebih penting dan
objektif menimbulkan sifat subjektif
Seharusnya tidak mengandung kalimat Sering menggunakan kalimat minor
minor
Seharusnya tidak mengandung kalimat Sering mengandung kalimat
takgramatikal takgramatikal
Tergolong ke dalam genre factual Tergolong ke dalam genre yang lebih
bervariasi, dapat faktual atau fiksional
18
kelompok adverbia yang ditandai oleh “[…]”. Contoh:
pemadatan informasi yang berupa kelompok adverbia untuk
memperluas kelompok nomina pada unsur subjek dan
pelengkap:Nominalisasi adalah upaya pembendaan dari,
misalnya, proses (verba), kondisi (adjektiva), sirkumstansi
(adverbia), dan logika (konjungsi).
19
Pengendalian PGDC dengan cara penyemprotan
fungisida terbukti kurang bermanfaat.(Teks Biologi, Hartana &
Sinaga, 2004). Contoh di atas mengandung nominalisasi
pengendalian dan penyemprotan yang dibendakan dari verba
mengendalikan dan menyemprot.
20
persoalan yang disajikan di dalamnya. Istilah yang sama bisa
mengandung makna yang berbeda apabila digunakan pada
bidang ilmu yang berbeda. Sebagai contoh, istilah morfologi di
bidang linguistik berarti “ilmu yang berkenaan dengan
pembentukan kata”, tetapi istilah tersebut di bidang
biologi/fisika berarti “struktur, susunan, komposisi,
atau tata letak”.
21
Pengacuan esfora dimanfaatkan pada teks akademik untuk
menunjukkan prinsip generalitas, bahwa benda yang disebut di
dalam kelompok nomina tersebut bukan benda yang mengacu
kepada penyebutan sebelumnya (Martin, 1992:138). Contohnya
hubungan [antara komitmen organisasi dan partisipasi
penganggaran] (Teks Ekonomi, Supriyono, 2006). Berdasarkan
kalimat tersebut “hubungan” mengacu kepada “[antara
komitmen organisasi dan partisipasi penganggaran]”. Dapat
digarisbawahi bahwa pengacuan hanya ditujukan kepada
substansi yang berada di dalam kelompok nomina yang
dimaksud.
22
2.3.10. Bersifat Monologis dengan Banyak Mendayagunakan Kalimat
Indikatif-Deklaratif
Sifat monologis pada teks akademik mengandung arti
bahwa teks memberikan informasi kepada pembaca dalam satu
arah. Untuk memenuhi sifat monologis tersebut teks akademik
mendayagunakan kalimat Indikatif-Deklaratif yang berfungsi
sebagai Proposisi-Memberi. Pada teks akademik penulis tidak
meminta kepada pembaca untuk melakukan sesuatu (jasa), dan
juga tidak meminta informasi, tetapi memberi informasi.
Sebagai penyedia informasi, penulis teks akademik tidak
menunjukkan posisi yang lebih tinggi daripada pembaca.
23
diidentifikasi, tetapi juga menyebabkan terhentinya arus
informasi secara tekstual. Derajat keilmiahan teks akademik
yang mengandung kalimat minor berkurang.
24
menambah pengetahuan, ilmu, serta konsep pengetahuan dalam
memecahkan masalah tertentu.
Di lingkungan perguruan tinggi sendiri jenis-jenis teks yang
sering dijumpai sebagai teks akademik antara lain buku, ulasan buku,
proposal penelitian, proposal kegiatan, serta laporan kegiatan. Karena hal
tersebut teks akademik menjadi sangat diperlukan untuk membantu
kegiatan sebagai insan akademik. Contohnya pada saat merancang
penelitian atau kegiatan sampai pada tahap penyusunan laporan akan
diperlukan formulasi dalam membuat teks akademik yang berupa artikel
ilmiah. Selain itu teks akademik dapat digunakan sebagai alat
pengembangan ilmu pengetahuan dalam suatu disiplin ilmu tertentu.
Berdasarkan fungsi dari teks akademik diatas, jelas teks
akademik mempunyai manfaat baik bagi penulis maupun dunia luas.
Melihat betapa pentingnya teks akademik tersebut, maka penulisan teks
akademik harus benar-benar baik dan benar sehingga dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
25
Sistemik Fungsional (2018),
genre
makro digunakan untuk
menamai teks secara
keseluruhan, yang di
dalamnya masih
terkandung genre-genre lain
sebagai subgenre. Subgenre
yang dimaksud adalah genre
mikro.
Teks genre makro tidak dapat
tersusun tanpa adanya genre
mikro. Genre mikro adalah
subgenre-subgenre yang lebih
kecil yang terdapat di
dalamnya dan dipayungi oleh
genre
26
makro. Teks genre mikro yang
terdapat dalam genre makro
seperti teks deskripsi, laporan,
prosedur, eksplanasi, eksposisi,
dan diskusi. Sementara itu,
dilansir dari Fatimah
Djajasudarma
dalam Metode Linguistik
Ancangan Metode Penelitian
dan Kajian (1993), teks dapat
berwujud
ujaran, paragraf, atau wacana.
Menurut Tri Wiratno dalam
Pengatar Ringkas Linguistik
Sistemik Fungsional (2018),
genre
27
makro digunakan untuk
menamai teks secara
keseluruhan, yang di
dalamnya masih
terkandung genre-genre lain
sebagai subgenre. Subgenre
yang dimaksud adalah genre
mikro.
Teks genre makro tidak dapat
tersusun tanpa adanya genre
mikro. Genre mikro adalah
subgenre-subgenre yang lebih
kecil yang terdapat di
dalamnya dan dipayungi oleh
genre
28
makro. Teks genre mikro yang
terdapat dalam genre makro
seperti teks deskripsi, laporan,
prosedur, eksplanasi, eksposisi,
dan diskusi. Sementara itu,
dilansir dari Fatimah
Djajasudarma
dalam Metode Linguistik
Ancangan Metode Penelitian
dan Kajian (1993), teks dapat
berwujud
ujaran, paragraf, atau wacana.
Menurut Tri Wiratno dalam
Pengatar Ringkas Linguistik
Sistemik Fungsional (2018),
genre
29
makro digunakan untuk
menamai teks secara
keseluruhan, yang di
dalamnya masih
terkandung genre-genre lain
sebagai subgenre. Subgenre
yang dimaksud adalah genre
mikro.
Teks genre makro tidak dapat
tersusun tanpa adanya genre
mikro. Genre mikro adalah
subgenre-subgenre yang lebih
kecil yang terdapat di
dalamnya dan dipayungi oleh
genre
30
makro. Teks genre mikro yang
terdapat dalam genre makro
seperti teks deskripsi, laporan,
prosedur, eksplanasi, eksposisi,
dan diskusi. Sementara itu,
dilansir dari Fatimah
Djajasudarma
dalam Metode Linguistik
Ancangan Metode Penelitian
dan Kajian (1993), teks dapat
berwujud
ujaran, paragraf, atau wacana.
Menurut Tri Wiratno dalam
Pengatar Ringkas Linguistik
Sistemik Fungsional (2018),
genre
31
makro digunakan untuk
menamai teks secara
keseluruhan, yang di
dalamnya masih
terkandung genre-genre lain
sebagai subgenre. Subgenre
yang dimaksud adalah genre
mikro.
Teks genre makro tidak dapat
tersusun tanpa adanya genre
mikro. Genre mikro adalah
subgenre-subgenre yang lebih
kecil yang terdapat di
dalamnya dan dipayungi oleh
genre
32
makro. Teks genre mikro yang
terdapat dalam genre makro
seperti teks deskripsi, laporan,
prosedur, eksplanasi, eksposisi,
dan diskusi. Sementara itu,
dilansir dari Fatimah
Djajasudarma
dalam Metode Linguistik
Ancangan Metode Penelitian
dan Kajian (1993), teks dapat
berwujud
ujaran, paragraf, atau wacana.
Menurut Tri Wiratno dalam
Pengatar Ringkas Linguistik
Sistemik Fungsional (2018),
genre
33
makro digunakan untuk
menamai teks secara
keseluruhan, yang di
dalamnya masih
terkandung genre-genre lain
sebagai subgenre. Subgenre
yang dimaksud adalah genre
mikro.
Teks genre makro tidak dapat
tersusun tanpa adanya genre
mikro. Genre mikro adalah
subgenre-subgenre yang lebih
kecil yang terdapat di
dalamnya dan dipayungi oleh
genre
34
makro. Teks genre mikro yang
terdapat dalam genre makro
seperti teks deskripsi, laporan,
prosedur, eksplanasi, eksposisi,
dan diskusi. Sementara itu,
dilansir dari Fatimah
Djajasudarma
dalam Metode Linguistik
Ancangan Metode Penelitian
dan Kajian (1993), teks dapat
berwujud
ujaran, paragraf, atau wacana.
Menurut Tri Wiratno dalam
Pengatar Ringkas Linguistik
Sistemik Fungsional (2018),
genre
35
makro digunakan untuk
menamai teks secara
keseluruhan, yang di
dalamnya masih
terkandung genre-genre lain
sebagai subgenre. Subgenre
yang dimaksud adalah genre
mikro.
Teks genre makro tidak dapat
tersusun tanpa adanya genre
mikro. Genre mikro adalah
subgenre-subgenre yang lebih
kecil yang terdapat di
dalamnya dan dipayungi oleh
genre
36
makro. Teks genre mikro yang
terdapat dalam genre makro
seperti teks deskripsi, laporan,
prosedur, eksplanasi, eksposisi,
dan diskusi. Sementara itu,
dilansir dari Fatimah
Djajasudarma
dalam Metode Linguistik
Ancangan Metode Penelitian
dan Kajian (1993), teks dapat
berwujud
ujaran, paragraf, atau wacana.
Menurut Tri Wiratno dalam
Pengatar Ringkas Linguistik
Sistemik Fungsional (2018),
genre
37
makro digunakan untuk
menamai teks secara
keseluruhan, yang di
dalamnya masih
terkandung genre-genre lain
sebagai subgenre. Subgenre
yang dimaksud adalah genre
mikro.
Teks genre makro tidak dapat
tersusun tanpa adanya genre
mikro. Genre mikro adalah
subgenre-subgenre yang lebih
kecil yang terdapat di
dalamnya dan dipayungi oleh
genre
38
makro. Teks genre mikro yang
terdapat dalam genre makro
seperti teks deskripsi, laporan,
prosedur, eksplanasi, eksposisi,
dan diskusi. Sementara itu,
dilansir dari Fatimah
Djajasudarma
dalam Metode Linguistik
Ancangan Metode Penelitian
dan Kajian (1993), teks dapat
berwujud
ujaran, paragraf, atau wacana.
Menurut Tri Wiratno dalam Pengatar Ringkas Linguistik
Sistemik Fungsional (2018), genre makro digunakan untuk
menamai teks secara keseluruhan, yang didalamnya masih
terkandung genre-genre lain sebagai subgenre. Subgenre yang
dimaksud adalah genre mikro. Teks genre makrotidak dapat
tersusun tanpa adanya genre mikro. Genre mikro adalah
subgenre-subgenre yang lebih kecil yang terdapat di
dalamnya dan dipayungi oleh genre makro. Teks genre mikro
yang terdapat dalam genre makro seperti teks deskripsi, laporan,
prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Sementara itu,
39
dilansir dari Fatimah Djajasudarma dalam Metode Linguistik
Ancangan Metode Penelitian dan Kajian (1993), teks dapat
berwujud ujaran, paragraf, atau wacana.
40
Sistematikadan teknik penulisan laporan penelitian tidak
memiliki sistematika khusus karena biasanya sistematika dan
teknik penulisan sama dengan sistematika dan teknik
penulisan skripsi.
3) Kertas Kerja
Kertas kerja merupakan salah satu jenis karya ilmiah yang
disusun dengan tujuan untuk melaporkan kegiatan tertentu
yangtelah dilaksanakan oleh penulisnya. Dalam pengertian
ini, kertas kerja dapat pula disejajarkan dengan laporan
kegiatan atau laporan kerja. Karya ilmiah jenis ini biasanya
disusun oleh penulis yang telah menyelesaikan kegiatan kerja
tertentu, seperti kuliah kerja nyata, praktik kerja lapangan,
program pengalaman lapangan, kerja laboratorium, atau
kegiatan sejenis. Sistematika dan teknik penulis kertas kerja
biasanya akan sangat bergantung pada lembaga yang
menugaskan penulis melaksanakan kegiatan tersebut.
4) Skripsi
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah resmi yang
membahas permasalahandalam bidang tertentu yang
digunakan sebagai syarat penyelesaian studi akhir jenjang
sarjana. Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik
mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan bidang
keahliannya. Sistematika dan teknik penulisan skripsi akan
dibahas pada bagian lain buku ini.
41
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Teks akademik atau yang sering disebut teks ilmiah adalah tulisan
yang diperoleh dari pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang
tertentu, disusun menurut metode tertentu, dan dapat
dippertanggungjawabkan . Sedangkan teks nonakdemik atau teks
nonilmiah adalah karya yang penulisannya tidak didukung oleh fakta
yang biasanya hanya berdasarkan data pribadi dan menggunakan bahasa
formal.
Berdasarkan ciri karya tulis ilmiah, dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa karya tulis ilmiah merupakan kajian atas sebuah
42
masalah tertentu yang tujuan pembahasannya harus mampu memberikan
altenatif penyelesaian masalah tersebut.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa kita harus mampu memahami dan mampu
membangun teks akademik secara bersama maupun mandiri. Makalah ini
masih jauh dari kata sempurna penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan makalah dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Lokasena.( 2020 November 19).Ciri – Ciri Teks Akademik dan Perbedaannya dengan
Teks Nonakademik. https//lokasenaid.wordpress.com
43