Kelompok 1:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Karakteristik Karya Tulis
Ilmiah dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Karakteristik Karya Tulis Ilmiah ini bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang sesuai dengan bidang kami.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman kelompok yang sudah membagi
sebagian ilmu pengetahuan serta wawasan, sehingga dapat menyusun makalah ini.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna .
Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat membangun kami, akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Anggota Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
E. Menerapkan Teori
F. Menguraikan Masalah
G. Menyajikan Fakta
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya ilmiah merupakan suatu karya tulis yang disajikan dengan kajian ilmiah dan cara
kerja ilmiah. Sebelum menyusun karya ilmiah harus ada studi lapangan, karena karya ilmiah
memiliki aturan atau persyaratan khusus secara mutlak. Guna adanya studi lapangan, agar
pembaca mudah memahaminya.
Dalam menulis karya ilmiah sangat penting, karena dalam penyusunannya terdapat ilmu
pengetahuan yang nantinya akan diteruskan oleh para peneliti lainnya. Bahasa yang
digunakan harus efektif, jelas, tepat, singkat, dan resmi. Bila dalam pembuatan karya ilmiah,
bahasa yang digunakan lemah atau tidak efektif, maka pembaca akan sulit dalam
memahaminya. Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai dengan Kamus Besar
Bahasa Indonesia yang baku, suatu kesalahan dalam penyusunan kalimat yaitu bisa dilihat
dari efek kalimat yang disusun.
Permasalahan pada karya ilmiah juga ada kaitannya pada paragraf, karena dalam
penyusunan karya ilmiah setiap paragfarnya harus berkesinambungan. Jika terdapat
perbedaan pembahasan, maka penulis bisa menunjukkan keterhubungan pembahasan tersebut
di paragfar yang berbeda. Juga dalam karya ilmiah terdapat gagasan utama di awal paragraf.
Demi menjaga kesalahan-kesalahan pada penulisan atau bahasa Indonesia, bisa menggunakan
pendeteksi yang bernama Parser. Parser disini adalah komponen sebuah interprenter atau
program yang bisa menterjemahkan bahasa program ke dalam bahasa objek, komponen ini
bisa digunakan sebagai alat bantu penulisan karya ilmiah. Dengan tujuan, mengecek susunan
kalimat dan menguraikan kalimat serta pemberitahuan kalimat yang dibuat.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis
memperoleh hal yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah.
Rumusan masalah ini adalah:
Tujuan penulisan makalah adalah agar kita sebagai mahasiswa bisa memahami lebih dalam
lagi tentang karakteristik penulisan karya ilmiah dengan beberapa penjelasan yang sudah
tertera pada kajian teori.
BAB II
KAJIAN TEORI
Karya tulis merupakan uraian atau laporan tentang kegiatan, temuan, atau informasi yang
dapat berasal dari data primer atau atau sekunder. Untuk karya tulis ilmiah sendiri adalah
suatu karya tulis yang disusun berdasarkan pendekatan metode ilmiah yang ditunjukan untuk
kelompok pembaca tertentu dan disajikan dengan menggunakan format tertentu yang baku.1
Dalam karya ilmiah diperlukan penelitian terlebih dahulu, seperti langsung menanyakan
pada sumbernya. Setelah mengumpulkan informasi, baru lah kita membuat laporan berupa
dokumen, dengan tujuan agar hasil atau tulisan itu bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Cara
pengambilan atau mengutip data orang lain untuk penyusunan karya ilmiah dengan mencari
di majalah, buku, hasil penelitian, laporan-laporan.
Karya ilmiah adalah suatu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah,
secara sistematis dilihat dari disusun menurut aturan tertentu sehingga kaitan antara bagian-
bagian tersebut sangat jelas dan padu. Untuk yang bersifat ilmiah, karena menyajikan satu
deskripsi, gagasan, argumentasi atau pemecahan masalah yang didasarkan pada bukti empirik
atau kajian teoritis, sehingga pembaca dapat meruntut atau melacak kebenaran bukti empirik
atau teoritik yang mendukung gagasan tersebut.2 Sebagai contoh karya tulis ilmiah sebagai
karya ilmiah dan bukan karya ilmiah, sebagai berikut:
Kutipan 1
Sekitar 200 guru Sekolah Dasar (SD), sekolah menengah dan sekolah kejuruan
meninggalkan Kabupaten Likuisa. Pengungsian yang berlangsung sejak Senin (5/4) lalu itu
dilakukan, menyusul kerusuhan antara kelompok prokemerdekaan dengan prointegrasi yang
bertikai di walayah tersebut. Mereka lari ke berbagai daerah, seperti Dili, NTT, Jawa,
1
Azahari, Azril, Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: Universitas Trisakti, 2000) h. 32
2
Arifin, E.Z, Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar (Pedoman Praktis untuk
Perguruan Tinggi), (Jakarta: PT. Medyatama Sarana Perkasa, 1993) h. 12
Sulawesi. Akibat kerusuhan dan pengungsian itu, pelaksanaan Evaluasi Belajar Tahap Akhir
(EBTA) Dan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas) terancam batal.
Kutipan 2
Menurut kutipan diatas bisa membedakan karya ilmiah jenis apakah ini? Dalam kutipan
yang pertama berasal dari sebuah harian, yaitu Kompas. Ini salah satu bentuk deskripsi yang
tanpa adanya analisis terhadap peristiwa yang terjadi, akan tetapi bisa dibuktikan dengan
membaca artikel ilmiahnya yang pasti sudah bayak surat kabar lainnya yang mengusung
berita tersebut. Dan untuk kutipan yang ke dua itu sudah pasti karya ilmiah, karena dalam
deskripsi sudah dijelaskan atau terdapat pihak yang mengupayakan suatu kebijakan yang
berlangsung, atau lebih jelasnya sudah di analisis terlebih dahulu.
Karakteristik atau ciri-ciri karya ilmiah dapat dikenal dari berbagai aspek, seperti struktur
penyajian, komponen dan substansi karya ilmiah, sikap penulis, dan bahasa. Jika kita kaji
dengan cermat, semua tulisan akan mengandung keempat aspek tersebut. Setiap tulisan
mempunyai struktur atau alur penyajian sendiri-sendiri, komponen dan substansi yang
menjadi fokus pembahasan, serta penggunaan bahasa yang khas.3
1. Tulisan yang dibuat mengacu pada teori. Teori dibutuhkan sebagai landasan berfikir dalam
pembahasan suatu masalah.
3
Hakikat dan Karakteristik Karya Ilmiah Prof. Dr. I G. A. K. Wardani, M.Sc.Ed
2. Harus lugas, artinya tidak emosional, tidak kritis, dan tidak menimbulkan interpretasi lain.
Hal ini harus diperhatikan dengan baik.
3. Kemudian juga harus logis, artinya mengacu pada pembahasan yang rasional dengan
urutan yang konsisten. Tulisan tidak memuat hal-hal yang janggal atau tidak bisa dibuktikan
kebenarannya, serta tidak boleh di luar nalar manusia.
4. Efisien, artinya mempergunakan kata, kalimat, bahasa yang baik, sesuai dan mudah
dipahami
5. Efektif, artinya tulisan-tulisan yang dibuat harus padat dan ringkas. Tidak boleh bertel-tele
atau memasukan opini yang tidak penting.
6. Objektif, artinya berdasarkan pada fakta, dalam hal ini kerangka karya tulis ilmiah bersifat
konkrit dan benar adanya, tidak mengada-ada
7. Sistematis, artinya baik penulisan dan pembahasan harus sesuai dengan prosedur dan
sistem yang berlaku.
9. Sahih atau valid, artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar
menurut aturan ilmiahyang berlaku
10. Bahasa baku, bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan
bahasa yang dijadikan tolak ukur atau standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
11. Tuntas, pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai akar-akarnya, jadi supaya
karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.
Karya tulis ilmiah adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, dan karya ini berdasarkan fakta
umum dan dapat dibuktikan kebenarannya. Karya ilmiah itu selalu ditulis dengan bahasa
konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis didukung oleh fakta umum yang dapat
dibuktikan benarnya. Sedangkan istilah “populer” dalam karya ilmiah adalah karya tulis yang
ditujukan kepada masyarakat umum, bahan pembicaraan dalam karangan pengetahuan
4
Hakikat dan Karakteristik Karya IlmiahYos. F. da Lopes & Emi Renoat. hal 2
populer itu biasanya berupa hal-hal tentang kehidupan sehari-hari dan bukan hal-hal yang
bersifat ilmiah tinggi.5 Ciri-ciri karya tulis ilmiah adalah bahannya sesuai fakta dan dapat
dibuktikan, penyajiannya menggunakan bahasa baku, sikap penulis jujur dan objektif, dan
penyimpulannya berdasarkan fakta. Ternyata terdapat perbedaan antara karya ilmiah dengan
non ilmiah, untuk yang karya ilmiah, yaitu:
1. Kerangka karya ilmiah, memiliki unsur, yaitu skripsi, tesis, disertasi, dan laporan ilmiah.
Makalah tidak selengkap karya ilmiah di atas, penyusunan suatu karya ilmiah memenuhi
syarat langkah metode ilmiah, yaitu:
- Menguji hipotesis
- Menarik kesimpulan
Kesehatan tubuh wajib untuk dijaga karena dapat menghindarkan Anda dari berbagai
macam penyakit yang tentu dapat merugikan Anda. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan
dalam upaya menjaga kesehatan tubuh antara lain, sebagai berikut:
1. Selalu membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan vitamin serta mineral pada tubuh
1. Kerangka karya tulis non ilmiah, tidak ada yang baku. Sebuah karya tulis yang lengkap
terdiri dari:
- Isi: pendahuluan, bahan/kajian teori dan metode, hasil kajian, diskusi, dan analisis, alat
pendukung
Terlalu lama perjalanan dari rumah menuju kantor, sehingga terkadang rasa kantuk
menggelayuti sepasang mata. Aku tertidur, merasakan bagaimana angin melewati jendela
kaca dalam bus yang memunculkan suara-suara penghuninya. Tepat pukul delapan pagi
petugas bus membangunkan ku, cepat tersadar meski masih dalam halusinasi, aku segera
meminta supir bus untuk berhenti. Sedikit tergesa aku berlari kecil menuju kantor, hingga tak
menyadari….. “Tasku!”
E. Menerapkan Teori
6
----------------------,(2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
Tulisan yang dibuat harus mengacu pada teori, teori ini dibutuhkan sebagai landasan
berfikir dalam pembahasan suatu masalah. Berdasarkan hasil ilmiah meliputi tata cara
ataupun eksperimen yang telah dilakukan, landasan teoritis merupakan pengkajian ilmiah
terhadap pengetahuan yang ada. Kajian tersebut berbentuk hukum, konsep, dan prinsip-
prinsip yang relevan dengan permasalahan. Teori yang dikutip haruslah bersumber dan dapat
pertanggung jawabkan. Dalam landasan teori juga harus pula dikaji mengenai penelitian yang
relevan atau berhubungan dengan penelitian saat ini, penelitian yang relevan tersebut
diperlukan untuk melihat bahwa penelitian yang sebelumnya memiliki unsur-unsur yang
dapat mendukung penelitian saat ini.7 Untuk mendapatkan tulisan yang baik, diperlukan
stratgis dan langkah penulisan karya ilmiah secara sistematis. David Nunan dalam
Syihabuddin merinci tahapan dalam menulis, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan
tahap revisi atau perbaikan tulisan. Kegiatan ini menunjukkan bahwa menulis membutuhkan
kesinambungan, pada tahap prapenulisan, kita harus menyiapkan beberapa hal yang
mendukung terciptanya tulisan, pada tahap penulisan berfokus pada hasil berupa draf tulisan,
dan pada saat pasca penulisan fokus penulis diarahkan pada perbaikan tulisan. McCrimmon
menjelaskan bahwa proses menulis terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan, membuat draf,
dan merevisi. Contoh landasan teori pada karya ilmiah:
Sampah padat menurut US. Environmental Protection Agency (2001) didefinisikan sebagai
semua sampah, sludge dari instalasi pengolahan air limbah, instalasi pengolahan air atau
fasilitas pengaturan polusi udara dan semua material yang dibuang dalam bentuk padat,
cair, semisolid atau mengandung gas baik hasil dari aktivitas industri, komersial,
pertambangan, pertanian, dan masyarakat.
7
Siti Supeni, Yusuf. hal 150
F. Menguraikan Masalah
Sebenarnya dalam suatu karya ilmiah itu dapat berupa hasil penelitian, namun dapat juga
berupa suatu artikel ilmiah. Suatu pendekatan ilmiah, jika memiliki langkah-langkah sebagai
berikut:8
1. Perumusan masalah
5. Penerimaan atau penolakan hipotesis yang telah diajukan (Ary, 1979; 9-10 dalam Samidjo
Broto Kiswoyo 1993)9
Oleh sebab itulah kiranya sangat penting bagi setiap karya ilmiah untuk memiliki rumusan
masalah, yang jelas dan spesifik. Sebagai contoh misalnya, jika kita ingin membuat karya
imiah tentang proses pengajaran agama Islam yang menggunakan metode pendekatan Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA), maka kita harus mampu merumuskan permasalahan secara
jelas, tegas, dan spesifik. Misalanya rumusan masalah itu ditulis atau berbunyi: “Bagaimana
peran CBSA dalam proses pengajaran?”. Rumusan masalah tersebut tentu masih belum jelas
dan tegas serta spesifik, karena masih banyak mengundang pertanyaan lain atau masalah lain,
misalnya yang berkaitan dengan objek kajian, seperti :”Siapa yang menjadi objek kajian,
apakah siswa SD, SLTP atau SMU/SMK?”. Aspek CBSA mana yang akan diuji, apakah
guru, siswa, kurikulum untuk bidang studi. Apa peranan pendekatan CBSA tersebut akan
dilihat melalui suatu kajian dan masih banyak lagi pertanyaan yang bisa diajukan terhadap
perumusan masalah, seperti contoh di atas.
Cara yang mudah untuk memperoleh atau mencari masalah adalah sebagai berikut:
2. Dengan cara mengkaji berbagai laporan hasil penelitian pada bidang keahlian kita masing-
masing yang telah dilakukan oleh orang lain
8
Suyanto, M. Ed, Ph.D (1988) Penyusunan Proposal dan Penulisan Laporan Hasil Penelitian. Makalah Bahan
Penataran Metodologi Penelitian di IKIP Karang malang, Yogyakarta.
9
Samidjo Broto Kiswoyo, DR. (1993) Permasalahan Penelitian, Makalah Penataran Penelitian Lemlit IKIP
Yogyakarta.
3. Dengan mengamati berbgai persoalan yang muncul dalam kegiatan praktek profesi kita
Ada beberapa permasalah yang perlu diadakan evaluasi agar masalah menjadi lebih jelas,
tegas, dan spesifik. Menurut Cates dalam Suryati Sidarta; 1993; 3 disebutkan ada 6 hal,
yaitu:10
1. Apakah permasalahan tersebut cukup menarik bagi si peneliti? Hal ini sangat penting
untuk diketahui, karena akan sangat menentukan motivasi kerja si peneliti
2. Apakah peneliti mempunyai potensi yang dibutuhkan permasalahannya? Peneliti bisa jdi
memilih permasalahan diluar bidang keahliannya, meskipun permasalahan tersebut sedikit
diketahui
5. Apakah permasalahan tersebut dapat diteliti tanpa kendala atau hambatan pencapaian data?
G. Menyajikan Fakta
Karangan ilmiah bisa diartikan sebagai karangan yang ditulis secara sistematis dengan
meotodologi penulisan yang baik dan benar, serta bersifat ilmiah yang menayjikan fakta.
Karangan ilmiah bersifat sistematis dan tidak emotif, dan dalam karya ilmiah menyajikan
kebenaran faktanya. Dalam karakteristik karya ilmiah, yaitu dapat menyajikan fakta secara
objektif, dan harus menunjukkan fakta-fakta dan data dari hasil analisisnya. Suatu
metodedalam karya ilmiah, mengacu pada pengungkapan fakta. Prosedur induktif adalah
proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan, dukungan
pembuktian, dan diakhiri kesimpulan umum. Penalaran deduktif adalah proses berpikir logis
yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai pembuktian khusus, dan di
akhiri simpulan khusus yang berupa prinsip, sikap atau fakta yang berlaku langsung.
10
Suryati Sidarta, MA, 1993, Permasalahan Penelitian Pendidikan , Kumpulan Makalah Metodologi Penelitian
Tingkat Pemula, Lembaga Peneltian IKIP Karang malang, Yogyakarta.
BAB III
KESIMPULAN
Karya tulis merupakan uraian atau laporan tentang kegiatan, temuan atau informasi yang
dapat berasal dari kata primer atau sekunder. Karya tulis ilmiah sendiri adalah suatu karya
tulis yang disusun berdasarkan pendekatan metode ilmiah yang ditunjukan untuk kelompok
pembaca tertentu dan disajikan dengan menggunakan format tertentu yang baku. Untuk karya
ilmiah biasanya itu masih dilakukan penelitian terlebih dahulu dan masih ada beberapa tahap
yang harus di terapkan dalam pembuatan makalah karya ilmiah, seperti bahasanya,
tulisannya, ke efisienannya, dan lain sebagainya. Dan untuk karya tulis non ilmiah ini lebih
ke sebuah cerita yang tidak ada penelitiannya, seperti dongeng, novel, cerpen, opini, dan lain
sebagainya.Isi dari karya tulis ilmiah itu sekiranya memiliki teori atau landasan teori yang
memiliki sumber peneliti yang kuat dan biasanya membahas tentang permasalahan suatu hal
yang dikaji, dan bisa dipertanggungjwabkan kebenarannya. Setiap karya tulis ilmiah pasti
membahas tentang suatu masalah, yang mana masalah itu memiliki bobot, kejelasan, dan
spesifik. Serta dalam penulisan karya ilmiah harus berdasarkan fakta pada data hasil
analisisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E.Z, Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar (Pedoman
Praktis untuk Perguruan Tinggi), (Jakarta: PT. Medyatama Sarana Perkasa, 1993) h. 12
Hakikat dan Karakteristik Karya Ilmiah Yos. F. da Lopes & Emi Renoat
Suyanto, M.Ed, Ph. D (1988) Penyusunan Proposal dan Penulisan Laporan Hasil Penelitian.
Makalah Bahan Penataran Metodologi Penelitian di IKIP Karang malang, Yogyakarta.
Samidjo Broto Kiswoyo, DR. (1993) Permasalahan Penelitian, Makalah Penataran Penelitian
Lemlit IKIP Yogyakarta