Anda di halaman 1dari 4

Percakapan dalam Konseling melalui Zoom Meeting

Konselor : “Selamat siang, disini Counseling center “Be Better”, dengan saya Opening
(…….) salah satu konselor disini, ada yang bisa saya bantu untuk
anda?”
Konseli : “Iya Mbak..ada”
Konselor : “Sebelumnya dengan siapa, dimana?
Konseli : “Dengan (…….) di (………) , Mbak…”
Konselor : “Oke…, (…….) umur berapa dan pekerjaanya apa?”
Konseli : “21 tahun mbak,masih mahasiswa…”
Konselor “Oh, baik-baik. Masih proses study ya, masih semester berapa kalua
boleh saya tau?
Konseli “Masih semester 5 mbak. Betul masih sedang masa-masa ya
berjuang untuk meningkatkan level.(sambal sedikit tertawa)”
Konselor “Wah, mbak nya bisa saja ini, mau naik level ke apa ini?, jadi lulusan
sarjana terbaik atau jadi menantu idaman mertua?”
Konseli “Betul keduanya mbak (sedikit merendahkan suara)”
Konselor : “Hmm…mungkin apakah ada hal yang bisa kita bicarakan atau Acceptance 
bahasa bersama, sepertinya ini ada kaitannya dengan pertanyaan saya
sembelumnya ya?”
Konseli : “Iya..Mbak..ada”.
Konselor : “Baik, tapi sebelumnya pembicaran kita ini kurang lebih 15 Structuring
menit,dan asas kita tetap memakai asas kerahasiaan, keterbukaan dari
anda  sangat membantu anda untuk mengatasi masalah anda, bisa
dimengerti dan dipahami?”
Konseli : “Iya Mbak…saya paham..”
Konselor : “Sekarang, bisa anda kemukakan apa yang menjadi masalah anda?”
Konseli : “Begini Mbak…, saya bingung harus berbuat apa….”
Konselor : “Bingung? Bingung gimana?”
Konseli : “Saya bingung, karena belum setujunya orang tua, baik orang tua
saya, maupun orang tua pacar saya untuk hubungan yang lebih
keseriusan…”
Konselor : “Oh…apa yang menjadi belum setujunya orang tua anda ataupun
pacar anda.”
Konseli : “Dari orang tua saya, Ibu, bilang kalau pilih pasangan yang kalau
bisa sederajat, artinya kalau saya lulusan sarjana, pasangan saya
harus sarjana, sedangkan dari orang tua pacar saya, bapaknya bilang,
belum setuju karena saya belum mapan secara financial , masih
kuliah. Bagitupun dengan dia”
Konselor : “Hmm,,,ya, terus selain itu ada alasan lagi?”
Konseli : “Ya…dari ibu saya, bilang kalau saya jangan terlalu serius dulu, dan
disuruh bahagiain orang tua dulu, dari orang tua pacar saya , bapak
saya bilang kalau bisa pacar saya lebih dewasa secara usia kurang
lebih 5 tahun diatas saya, sedangkan saya sama pacar saya kan
sebaya…”
Konselor : “Oke…Jadi dari masing-masing orang tau ada hal hal yang Reflection of
fefling
menjadikan mereka kurang setuju begitu ya. Tapi ada satu pesan dari
saya terkait hal ini, bagaimana pun larangan yang orang tua kalian Rertatement
beri jangan pernah kalian membenci mereka, perlu disadari ketika
orang tua melarang pasti ada alasan yang mendasarinya. Sebelumnya
pernah anda komunikasikan dengan pacar anda, tentang hal itu?”
Konseli : “pernah..mbak”
Konselor : “Lalu bagaimana anda mengkomunikasikanya ?”
Konseli : “Mmm… saya , berusaha menguatkan pacar saya untuk tidak
pesimis terkait hal itu, agar impian hidup bersama terwujud”
Konselor : “Caranya gimana?”
Konseli : “Iya..jadi kita sama-sama meyakikan orang tua masing-masing kalau
kita sama-sama meyakinkan orang tua masing-masing, kalau kita
saling sayang dan pengen serius…”
Konselor : “Oh…ya .Bagus. Intinya kalian sudah melakukan sebuah usaha Clafication,
untuk mengubah keyakinan orang tua ya. (sambal mengangguk), lalu
Paraprahing
apa tanggapan orang tua setelah dikasih penjelasan dan keyakinan
dari kalian?”
Konseli : Dari pemahaman kita orang tua pasti memahami dan mengerti
keinginan anaknya, dan pastinya ingin anaknya bahagia, setelah
jelasin.”
Konselor : “Oh…ya..bagus…, lalu apa tanggapan orang tua setelah dikasih
penjelasan dan keyakinan dari kalian?”
Konseli : “Dari pemahaman kita orang tua pasti memahami dan mengerti
keinginan anaknya,dan pastinya ingin  anaknya bahagia , setelah
dijelasin , orang tua kita memahaminya, dan kami berharap orang tua
kita mengerti dan menyetujui hubungan kita.”
Konselor : “Ya..betul sekali…, dan anda masih mau tetap semangat untuk tetap
melanjutkan hubungan kalian..”
Konseli : “Iya…mbak InsyaAllah..”
Konselor : “Apakah anda berfikir, jika saling komunikasi dapat membantu
mnegatasi masalah anda?”
Konseli : “Iya…mbak dan saya rasa begitu, dengan komunikasi
kesalahpahaman antar saya dengan pacar saya terminamilisir juga.”
Konselor : “Baiklah, kalau begitu…anda sudah memahami juga pentingnya Reassurance
komunikasi, karena itu akan menjadi hubungan anda lebih baik, dan
ini sudah 15 menit berlalu, konseling kita bisa dilanjutkan lain
waktu, dan bisa sebelumnya memberi kesepakatan kapan bisanya
lagi, bisa lewat zoom seperti ini lagi atau mau ketemu saya juga
bisa…”
Konseli : “Iya mbak…”
Konselor : “Jadi dari pembicaraan kita tadi bahwa anda, merasa bingung jika Summary 
orang tua masih belum menyetujui hubungan kalian, dan disisi lain
anda sedikit lega setelah ada penjelasan dari kalian untuk orang tua
agar meyakini hubungan kalian.”
Konselor : “Baik, bagaimana kondisi anda stelah melakukan konseling ini?”
Konseli : “Ya…mbak, cukup melegakan perasaan hati, tapi mungkin saya
masih butuh mbak untuk suatu saat bisa share lagi…”
Konselor : “Iya…dengan senang hati…dan sebelumnya bisa janjian dulu..oke..” Termination
Konseli : “Iya…mbak ..terimakasih, selamat siang…”
Konselor : “Siang…”

Anda mungkin juga menyukai