Anda di halaman 1dari 18

BAHAN AJAR

SISTEMATIKA KTI

PELATIHAN KARYA TULIS ILMIAH


PROV. JAWA TIMUR TAHUN 2022

Disusun Oleh :

Muhimatul Kibtiyah, SHI., M.Si


Widyaiswara Ahli Madya

KEMENTERIAN AGAMA RI
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SURABAYA
TAHUN 2022

1
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya bahan ajar ini dapat diselesaikan pada waktunya, harapan kami bahan ajar ini dapat
menjadi salah satu rujukan dalam usaha peningkatan mutu sumber daya manusia di
Kementerian Agama.

Setelah mempelajari bahan ajar ini diharapkan para peserta akan dapat memahami
terkait pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang Guru yang akan
menerapkan pembelajaran di sekolah.

Ungkapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan bahan ajar ini. Semoga para peserta diklat dapat mengambil
manfaat dan demi perbaikan kami mengharapkan saran dan masukan untuk penyempurnaan
bahan ajar ini di masa mendatang.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL i

PRAKATA ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PEMBAHASAN 3

Sistematika Karya Tulis Ilmiah

Tata Bahasa Indonesia Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

BAB III PENUTUP 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mendukung tugas seorang guru, diharuskan memahami karya tulis ilmiah

sebagai salah satu unsur pengembangan profesi guru. Untuk itu diperlukan seorang

guru yang memahami beberapa hal terkait KTI diantaranya adalah memahami KTI

sebagai pengembanagn profesi, sistematika KTI, Teknik analisis data, penyusunan

KTI dan media publikasi.

Materi Sistematika KTI diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan

pengetahuan bagi guru dalam melaksanakan tugas dan memberikan kontribusi aktif

pada pembelajaran di sekolah.

B. Deskripsi Singkat

Mata diklat ini menguraikan tentang menganalisis 1) Sistematika Karya Tulis

Ilmiah 2) Tata Bahasa Indonesia Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

C. Hasil Belajar

Setelah pembelajaran selesai, peserta mampu menganalisis 1) Sistematika Karya Tulis

Ilmiah 2) Tata Bahasa Indonesia Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

D. Indikator belajar

1. Peserta dapat menganalisis Sistematika Karya Tulis Ilmiah dengan baik

2. Peserta dapat mempraktikkan Tata Bahasa Indonesia Dalam Penyusunan

Karya Tulis Ilmiah dengan baik

E. Materi pokok

1. Sistematika Karya Tulis Ilmiah

2. Tata Bahasa Indonesia Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

4
F. Pengalaman Belajar

1. Menjelaskan Sistematika Karya Tulis Ilmiah

2. Menjelaskan Tata Bahasa Indonesia Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

5
BAB II

SISTEMATIKA KARYA TULIS ILMIAH

A. Sistematika Karya Tulis Ilmiah

Telah dibahas pada materi sebelumnya secara garis besar tentang ciri-ciri karya tulis

ilmiah. Kali ini sistematikanya akan dibahas secara terperinci.

1. Judul

Sebagai hal yang pertama kali dibaca oleh pembaca, judul artikel harus menarik

minat para pembaca dengan memberikan gambaran yang ringkas dan informatif

mengenai isi artikel yang sesungguhnya. Judul tidak perlu diawali dengan kata

penelitian, analisis, studi, dll, dan sebaiknya menghindari pemilihan judul yang

terlalu umum. Abstrak di bidang ilmu eksakta sebaiknya mampu menjelaskan

mengenai apa, kapan, dan tergolong spesies/grup apa (jika relevan) mengenai

penelitian yang dilakukan

2. Abstrak dan Kata Kunci (Abstract and Keywords)

Abstrak merupakan ringkasan dari tulisan ilmiah (umumnya satu paragraf berisi

150-250 kata) yang mencerminkan garis besar tulisan tersebut. Sebagai intisari

dari tulisan ilmiah, abstrak harus mampu berdiri sendiri dengan meliputi latar

belakang (perumusan masalah, research gap, alasan penelitian), bagaimana

penelitian tersebut memberikan solusi melalui metodologi yang digunakan, serta

hasil dan kesimpulan dengan menjelaskan implikasinya dalam konteks yang luas.

Mengingat ringkasnya ruangan yang disediakan untuk menulis abstrak, pada

umumnya abstrak tidak mengandung referensi kecuali di beberapa majalah/jurnal

ilmiah yang dapat mencantumkan referensi dalam abstrak ditulis ringkas dengan

angka sebagai superscript. Kata kunci merupakan istilah dalam tulisan ilmiah

6
yang mengandung informasi untuk indeks dan tujuan penelusuran. Kata-kata

kunci dapat berupa kata tunggal atau majemuk, terdiri dari 3-5 kata, dan

penulisannya dipisahkan dengan tanda koma.

3. Pendahuluan

Pendahuluan memiliki peran penting dalam meyakinkan editor dan mitra bestari

mengenai latar belakang dan motivasi kenapa penelitian tersebut penting

dilakukan, serta ditutup dengan tujuan penulisan artikel dan hipotesis secara

singkat dan jelas. Pendahuluan memberikan ruang yang lebih luas bagi penulis

untuk menjelaskan lebih detail mengenai fenomena dan rumusan masalah yang

diangkat, research gap dengan ulasan studi literatur yang komprehensif, research

questions yang menjadi motivasi penelitian tersebut, hipotesis dan rancangan

penelitian (research design) sehingga dapat menjelaskan bagaima penelitian

tersebut membawa kebaharuan. Turabian (2013) menekankan bahwa research

questions yang solid bukan hanya mencari sebuah jawaban (why?), tetapi juga

menjelaskan implikasi dari terjawabnya research questions tersebut dan mengapa

pembaca perlu peduli (so what?). Kajian literatur yang dipaparkan harus

menggunakan referensi yang berkaitan langsung dan menghindari detail lain agar

tidak mengalihkan perhatian pembaca dari intisari artikel. Penulis harus

memahami substansi dan memastikan ketepatan referensi yang dikutip. Penulis

juga harus cermat agar tidak terlalu mensitasi hasil penelitiannya sendiri, karena

pemilihan referensi yang tidak obyektif justru dapat berdampak negatif bagi

kredibilitas peneliti. Apabila suatu metode atau hasil penelitian sudah sering

dilakukan, penulis sebaiknya memilih referensi yang mewakili dan kuat.

4. Metodology

Metodologi menjelaskan desain dan proses pengumpulan data termasuk di

7
dalamnya detail mengenai objek penelitian, metode/instrumen yang digunakan

dan prosedur pengolahan data. Bagian ini harus memiliki informasi yang utuh

sehingga hasil penelitian dapat dipertahankan dan metode yang digunakan dapat

ditiru di kemudian hari. Dalam beberapa bidang keilmuan terutama ilmu sosial,

kata metodologi tidak harus dituliskan secara eksplisit dan dapat dituliskan

misalnya sebagai deskripsi. Pada beberapa majalah/jurnal ilmiah terutama bidang

eksakta, bagian Metodologi berada di belakang sebagai lampiran. Dan pada

beberapa penerbit ilmiah, persetujuan dari dewan penelitian harus diberikan oleh

peneliti di bagian Metodologi.

5. Hasil (Results)

Bagian hasil adalah menjelaskan hasil penelitiannya secara obyektif sesuai dengan

data dan fakta yang ada, tanpa melibatkan interpretasi dari hasil tersebut.

Pemaparan hasil analisis dapat didukung dengan ilustrasi (gambar, diagram, dsb)

dan tabel, sesuai dengan efektifitas penyampaian. Proses penyajian data sebaiknya

dilakukan secara logis agar mempermudah pembaca untuk memahami hasil yang

disajikan dan memungkinkan peneliti lain untuk mengulang penelitian tersebut.

Bagian hasil merupakan inti dari prinsip karya tulis ilmiah dimana fakta

digunakan sebagai kenyataan yang dapat diterima pembaca, terlepas dari pendapat

pribadi pembaca dalam hal tersebut.

6. Diskusi (Discussion)

Bagian diskusi mempunyai fungsi untuk menginterpretasikan dan menjelaskan

implikasi hasil analisis di bagian hasil. Penulisan diskusi dapat dimulai dengan

mendiskusikan hasil temuan dalam konteks hipotesis yang telah dibuat

sebelumnya. Dalam penjelasan hasil analisis data, kesimpulan yang dihasilkan

perlu didiskusikan dengan hasil penelitian sebelumnya untuk mengidentifikasi

8
kebaharuan dari hasil penelitian yang baru dilakukan. Apabila terdapat persamaan

hasil dan kesimpulan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, hal ini dapat

meningkatkan tingkat reliabilitas hasil penelitian. Dalam hal adanya perbedaan,

peneliti harus mampu menjelaskan perbedaan yang ada. Acuan pustaka juga harus

dimunculkan dalam membandingkan hasil atau pembahasan dengan publikasi

sebelumnya. Pada bagian diskusi, penting untuk menyatakan kelebihan dan

batasan/asumsi dari penelitian yang telah dikerjakan, Beberapa penerbit ilmiah

menggabungkan bagian hasil dengan diskusi. Meskipun demikian, penulis tetap

harus membedakan penulisan hasil yang obyektif dengan interpretasi hasil sebagai

komponen bagian diskusi. Hal ini penting karena hasil yang sama dapat

diintrepetasikan berbeda tergantung dari paradigma ilmu yang diaplikasikan.

7. Kesimpulan (Conclusion)

Kesimpulan merupakan bagian terakhir dari penulisan sebuah tulisan ilmiah,

berisi tentang rangkuman ringkas beserta saran yang berguna untuk memberikan

pedoman bagi penelitian serupa yang akan dilaksanakan. Dalam penulisan

kesimpulan, penulis dapat mengingatkan kembali mengenai perumusan masalah

dan tujuan dari penelitian.

8. Ucapan Terima Kasih (Acknowledgment)

Ucapan terima kasih ditulis untuk pihak-pihak non-penulis yang telah membantu

berjalannya penelitian dan proses penulisan artikel. Umumnya penyandang dana

penelitian mewajibkan untuk menuliskan program dan nomer grant dalam bagian

ini. Terkadang penulis juga mengucapkan terima kasih kepada mitra bestari yang

telah membantu meningkatkan kualitas manuskrip selama proses mitra bestari,

terutama apabila mitra bestari tersebut mengungkapkan nama mereka dalam hasil

review.

9
9. Daftar Acuan atau Bibliografi (References or Bibliography)

Daftar acuan atau referensi merupakan daftar sumber kutipan yang dipakai di

dalam suatu artikel yang terletak pada bagian akhir suatu artikel. Komunikasi

pribadi (personal communication) dapat menjadi acuan, tetapi tidak termasuk

acuan primer dan tidak dicantumkan dalam daftar acuan. Gaya kutipan dan

penulisan referensi harus konsisten dan mengikuti format yang dipakai oleh

penerbit ilmiah yang disasar. Terdapat beberapa gaya selingkung/kutipan

memiliki, yang paling banyak dipakai adalah American Psychological Association

(APA), Modern Language Association (MLA), Chicago Manual of Style (CMS)

dan lainnya. Penulis harus mencermati gaya selingkung pengutipan yang diminta

oleh jurnal/penerbit ilmiah yang disasar untuk menghindari penolakan dengan

sebab yang bersifat teknis. Penggunaan software pengutipan seperti Mendeley,

EndNote, dan Zotero dapat membantu penulis karena penulisan referensi secara

manual rentan untuk menimbulkan kesalahan penulisan sumber referensi.

10. Lampiran (Appendix) - opsional

Tulisan ilmiah dapat pula menambahkan bagian lampiran apabila ternyata masih

memerlukan ruang yang merupakan hasil-hasil analisis penguat. Hasil-hasil

analisis penguat tersebut dapat dituangkan ke dalam bagian lampiran dengan

beberapa alasan, yaituhasil-hasil tersebut diminta oleh mitra bestari dan dianggap

penting untuk ditunjukkan namun tidak pas untuk dimasukkan dalam artikel

utama karena dapat mengganggu alur penulisan artikel; atau jurnal dan/atau

penerbit yang disasar memiliki format yang singkat (3-4 halaman).

Contoh penyusunan krangka laporan disajikan sebagai berikut:

10
HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Fokus Penelitian

C. Rumusan Masalah

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Hasil Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori AA

B. Teori BB

BAB III METODE PENELITIAN

A. Alasan Menggunakan Metode Penelitian

B. Tempat Penelitian

C. Sumber Data Penelitian

D. Instrumen Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

F. Teknik Analisis Data

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. TEMUAN PENELITIAN

1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

11
2. Aaa

3. Bbb

B. PEMBAHASAN

A. AAA

B. BBB

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

B. SARAN

LAMPIRAN: ijin penelitian, foto-foto, hasil wawancara, hasil dokumentasi, dll

12
Keterangan Sistematika tersebut secara sederhana adalah sebagai berikut Sugiyono (2016):

1. Halaman Judul: halalaman ini berisi tentang tulisan judul penelitian. Judul sebaiknya

menumbuhkan daya tarik orang lain untuk membaca. Judul ditulis ringkas dan isinya

mencerminkan permasalahan, hasil penelitian dan berupa saran.

a. Judul yang mencerminkan permasalahan

- Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah

ABC

- Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah ABC

b. Judul yang bersifat deskripsi keadaan

- Partisipasi warga dalam pelaksanaan nikah masal

- Perbandingan kinerja ABC dan DEF

c. Judul yang mencerminkan saran

- Upaya meningkatkan pemahaman pembelajaran melalui media……

- Peningkatan produktivitas kerja guru

- Efektivitas system informasi ……di sekolah…..

2. Abstrak

Abstrak adalah ringkasan penelitian. Disajikan dalam satu halaman diketik satu spasi.

Abstrak berisi tujuan penelitian, metode, temuan dan saran/rekomendasi penelitian.

3. Daftar isi

Berisi tentang rincian isi yang ada dalam laporan penelitian. Sistematikanya seperti

lampiran sebelumnya.

4. Daftar tabel

Berisi tentang nama-nama table yang terdapat dalam laporan penelitian. Nama gambar

diletakkan di bawah gambar dan ditulis dengan huruf kecil.

13
5. Daftar gambar

Berisi tentang nama-nama gambar yang terdapat dalam laporan penelitian.

6. Pendahuluan,

Terdiri ats sub bab, latar belakang masalah, focus penelitian, rumusan masalah, tujuan

penelitian dan manfaat hasil penelitian.

7. Landasan Teori

Berisi teori-teori dan referensi lain yang dipakai selama penelitian

8. Temuan dan Pembahasan

Penelitian kualitatif perlu memaparkan hasil temuan selama melakukan penelitian.

Selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap temuan tersebut.

9. Kesimpulan dan Saran

Bagian ini berisi jawaban atas rumusan masalah yang telah dikemukakan/capaian tujuan

penelitian. Jumlah kesimpulan harus sesuai dengan jumlah rumusan masalah yang

dituliskan di pendahuluan.

10. Lampiran

Bagian ini berisi lampiran pendukung penelitian yaitu pedoman surat ijin wawancara,

wawancara/kuesioner dan dokumentasi yang menunjang. Semua dokumen tersebut

membuktikan bahwa peneliti melakukan uji kredibilitas hasil penelitian.

Kaitan kerangka laporan tersebut digambarkan sebagai berikut:

Rumusan Tujuan Hasil Penelitian Kesimpulan Saran


masalah Penelitian

Gambar 2: Keterkaitan dalam Kerangka Laporan Penelitian

14
Penjelasan gambar tersebut disajikan sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan berangkat dari masalah, selanjutnya masalah tersebut

dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya

2. Tujuan penelitian disusun sesuai dengan rumusan masalah

3. Temuan penelitian merupakan jawaban rumusan masalah yang dideskripsikan

secara lengkap dan rinci.

4. Kesimpulan penelitian adalah jawaban dari rumusan masalah dan tujuan

penelitian yang ditulis secara ringkas.

5. Saran yang dihasilkan harus berdasar data penelitian yang diambil dari

kesimpulan.

B. Tata Bahasa Indonesia Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah sangat penting memerhatikan tata Bahasa Indonesia.

Beberapa hal yang terkait dengan penyusunan KTI adalah:

1. Preferensi Urutan Penulisan

Pada praktiknya, proses penulisan ilmiah tidak harus mengikuti alur sistematika

tulisan ilmiah itu sendiri, namun disesuaikan sesuai efektifitas cara kerja penulis.

Pada umumnya, beberapa bidang dapat menerapkan urutan penulisan sesuai

dengan sistematika: Introduction, Methods, Results, and Discussion (atau dikenal

dengan pendekatan IMRAD), sedangkan penulis di bidang lainnya dapat juga

menggunakan urutan: Methods, Result, Discussion dan Introduction (MRDAI).

Setelah bagian artikel selesai ditulis, penulisan judul artikel dan abstrak perlu

disempurnakan kembali agar selaras dengan isi yang disampaikan.

2. Penyajian Informasi (Gambar, Grafik, Foto, Diagram, Tabel)

Ilustrasi (yang dapat berupa grafik, gambar atau tabel) merupakan representasi

dari hasil dan analisis penelitian sehingga perlu disampaikan secara profesional.

15
Salah satu strategi proses penulisan ilimiah yang efektif adalah dengan

menyiapkan ilustrasi yang akan ditampilkan terlebih dahulu. Misalnya, gambar

pertama menginformasikan lokasi penelitian, kemudian gambar kedua

menggambarkan pola iklim di lokasi penelitian, dan gambargambar berikutnya

memaparkan hasil-hasil penelitian. Mayoritas bidang keilmuan umumnya

memiliki konsesus mengenai cara menampilkan data dan bahkan perangkat lunak

(software) khusus untuk mengakomodasi kebutuhan bidang keilmuan tersebut.

3. Kerangka Penulisan (outline) dan Kalimat Topik

Proses penulisan dimulai dengan membuat sebuah kerangka mengenai alur

penyampaian ide-ide yang akan dipaparkan. Struktur kerangka tersebut mengikuti

sistematika tulisan ilmiah yang dilengkapi dengan pesan-pesan yang ingin

disampaikan. Kerangka tersebut kemudian dikembangkan dengan kalimat-kalimat

topik (topic sentences), yaitu kalimat pertama dalam tiap paragraf yang menjiwai

isi paragraf tersebut yang kemudian diikuti oleh kalimat pelengkap. Karya tulis

ilmiah yang berstruktur akan memudahkan pembacanya untuk memahami alur

dan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

4. Kaidah Bahasa & Kesalahan Ketik

Tulisan ilmiah harus ditulis mengikuti kaidah bahasa yang dipakai baik dalam

bahasa Indonesia maupun asing. Untuk penulisan dalam Bahasa Indonesia,

penggunaan bahasa daerah dan asing diperbolehkan sepanjang kata tersebut belum

memiliki padanan katanya dalam Bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan masih

seringnya terdapat kata-kata yang menunjukkan alat yang lebih mudah dikenali

dalam bahasa asing, misalnya kata earphone yang lebih mudah dikenali daripada

kata pelantang telinga. Sebagai bahasa yang masih berkembang, Bahasa Indonesia

masih terus menambah jumlah perbendaharaan kata baik yang berupa serapan dari

16
bahasa daerah (contoh: langka = jarang ada), bahasa asing (contoh: prestise – dari

Bahasa Inggris prestige), maupun bahasa yang sama sekali baru (contoh:

penyintas, petahana, dsb.). Untuk menentukan apakah kata yang dipilih termasuk

ke dalam bahasa baku atau tidak, peneliti dapat mengecek kata-kata tersebut ke

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Untuk penulisan dalam Bahasa

Inggris, penulis harus memerhatikan pemakaian grammar yang benar.

5. Rangkuman

Format penulisan ilmiah secara umum mencakup Pendahuluan (Introduction),

Bahan dan Metode (Materials dan Method), Hasil dan Pembahasan (Results dan

Discussion) dan Kesimpulan (Conclusion), dengan spesifikasi tertentu yang dapat

dipersyaratkan oleh penerbit. Sistematika tulisan ilmiah pada umumnya adalah:

Judul, Abstrak dan Kata Kunci, Pendahuluan, Metodologi, Hasil, Diskusi,

Kesimpulan, Ucapan Terima Kasih, Daftar Acuan atau Bibliografi, dan Lampiran

(opsional). Dalam perkembangan karirnya, peneliti perlu mempelajari strategi-

strategi penulisan ilmiah yang efektif sesuai dengan bidang keilmuannya. Secara

umum, peneliti perlu memperhatikan urutan penulisan yang efektif,

profesionalitas dalam menampilkan ilustrasi dan tabel sebagai representasi data

hasil penelitian, struktur dan alur yang logis yang dapat terbantu dengan kerangka

penulisan dan kalimat topik, serta penggunaan kaidah bahasa yang benar.

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Sistematika Karya Tulis Ilmiah Judul, abstrak dan kunci, pendahuluan,

metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, ucapan terimakasih, daftar acuan, lampiran

2. Tata Bahasa Indonesia dalam KTI perlu memperhatikan beberapa kaidah

diantaranya Preferensi Urutan Penulisan, penyajian informasi, Kerangka

Penulisan (outline) dan Kalimat Topik, kesalahan ketik, rangkuman

BAHAN BACAAN

Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia. Jakarta

Saksono, Afsdy. R.N. 2016. Teknik Penulisan KTI Non Buku. Pusat Pembinaan

Widyaiswara LAN RI. Jakarta.

Sugiyono. 2007. Memahami Pnelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta

PMA 34 Tahun 2016

18

Anda mungkin juga menyukai