Anda di halaman 1dari 8

RELASI MAKNA DALAM NOVEL “MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH” KARYA

TERE LIYE

Nama...
Prodi, fakultas, dan univ...
e-mail...

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relasi makna yang terdapat dalam novel Moga Bunda
Disayang Allah karya Tere Liye. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye. Data yang dikaji dalam
penelitian ini berupa penggalan kalimat yang mengandung relasi makna yang terdapat di dalam
novel. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak dan catat, yaitu peneliti
menyimak kemudian mencatat penggalan kalimat yang mengandung relasi makna yang terdapat
dalam novel. Teknik analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan
menyimpulkan data. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya relasi makna sinonim,
antonim, repetisi, ekuivalen, kolokasi, dan hiponim dalam novel Moga Bunda Disayang Allah
karya Tere Liye.

Kata Kunci : Semantik, relasi makna, novel

Abstrack

This study aims to analyze the relation of meaning contained in the novel Moga Bunda Disayang
Allah by Tere Liye. The method used in this research is descriptive method with qualitative
research form. The data source used in this study came from the novel Moga Bunda Disayang
Allah by Tere Liye. The data studied are in the form of fragments of sentences that contain
relation of meaning within the novel. the technique used in this study is the listen and note-
taking technique, in which the researcher listened and then recorded the fragments of sentences
containing the relation of meaning within the novel. Data analysis techniques were carried out
through the stages of data reduction, data presentation, and data conclusion. The results of this
research showed relation of meaning of synonyms, antonyms, repitition, equivalents,
collocations, and hyponyms in the novel Moga Bunda Disayang Allah by Tere Liye.
Keywords : Semantics, relation of meaning, novel

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan ungkapan pengalaman batin seseorang yang berfungsi mewujudkan


ide yang ada di dalam pikiran manusia. Dengan menggunakan bahasa manusia dapat
berhubungan, melahirkan pendapat, pandangan, dan perasaan. Bahasa juga digunakan untuk
menyampaikan ilmu dan mencipta keindahan melalui kesusasteraan. Sebagai alat komunikasi
bahasa terdiri dari bagian bentuk-bentuk (lambang) yang berupa tujuan dan makna (isi).
Kegiatan berbahasa sesungguhnya adalah kegiatan mengekspresikan lambang-lambang bahasa.

Pendapat di atas senada dengan apa yang diungkapkan oleh Kridalaksana (1993:22) yang
menyatakan bahwa bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh
para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
Sebagai alat komunikasi, umumnya bahasa digunakan dalam bentuk kalimat. Kalimat pertama
menjadi pemicu lahirnya kalimat kedua, kalimat kedua melahirkan kalimat ketiga, lalu kalimat
ketiga mengacu kembali pada kalimat pertama. Oleh karena itu, penggabungan dari kata-kata
atau kalimat-kalimat yang berkaitan dan saling berhubungan itu disebut wacana.

Pada penggunaannya, bahasa Indonesia sering kali ditemukan adanya hubungan


kesamaan yang kerap kali disebut relasi. Kesamaan makna ini yang pada akhirnya disebut
sebagai relasi makna. Relasi makna bisa berupa kesamaan makna (sinonim), perbedaan makna
(antonim), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi),
kelainan makna (honimi), kelebihan makna (redundasi), repetisi, kolokasi, dan ekuivalensi.
Penelitian bahasa dilakukan untuk memperdalam teori atau kajian bahasa, serta untuk
menemukan suatu pemecahan dalam masalah kebahasaan. Tidak hanya mencakup struktur,
melainkan makna yang terkandung di dalamnya.

Relasi makna dalam novel dimulai dari analisis hubungan antara kata-kata dan kalimat-
kalimat yang tersusun didalamnya. Relasi makna di dalamnya itu meliputi sinonim, antonim,
polisemi dan ambiguitas, hiponimi, honimi, redundasi, repetisi, kolokasi, dan ekuvalensi.
Menurut Sudjiman (1984: 53) novel adalah prosa rekaan yang panjang dengan menyuguhkan
tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun.
Novel Moga Bunda Disayang Allah terdiri dari 306 halaman. Novel ini diterbitkan oleh
Republika, Jakarta pada tahun2006. Novel ini merupakan salah satu karya Tere Liye, Tere Liye
merupakan seorang penulis Indonesia yang lahir di pedalaman Sumatera pada tanggal 21 Mei
1979. Kajian ini akan berfokus pada relasi makna yang terdapat didalamnya.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat
deskrptif. Yaitu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Data dalam penelitian ini adalah
kata-kata atau kalimat-kalimat yang mengandung relasi makna yang terdapat dalam novel Moga
Bunda Disayang Allah karya Tere Liye.

Sumber data yang digunakan adalah novel Tere Liye dan objek penelitian ini adalah
relasi makna. Adapun bentuk data dalam penelitian ini berupa teks berupa frasa atau kalimat-
kalimat yang menunjukkan relasi makna. Penyediaan data dalam penelitian ini menggunakan
metode simak dan catat. Metode simak dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membaca
novel Moga Bunda Disayang Allah, kemudian dilakukan pencatatan terhadap kata atau kalimat
yang mengandung relasi makna dalam novel tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Berdasarkan tujuan penelitian ini, yaitu untuk menemukan relasi makna yang terdapat
dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye. Kemudian keseluruhan data yang
ditemukan peneliti, meliputi sinonim, antonim, repetisi, ekuivalen, kolokasi, dan hiponim
dianalisis berdasarkan relasi makna.

1) Apalagi hendak diucap, kota ini elok nian di pelupuk mata. Begitu indah ketika semburat
matahari muncul di kejauhan horizon cakrawala. (hal.3) Sinonim

Pada data tersebut, kata elok dan indah merupakan sinonim. Jika dilihat berdasarkan
bentuk atau struktural kata elok dan indah tidak memiliki kesamaan. Akan tetapi jika dilihat
berdasarkan maknanya, maka keduanya memiliki kesamaan. Keduanya sama-sama memiliki
arti cantik atau enak dipandang. Penggunaan kata elok dan indah berfungsi untuk
menimbulkan variasi agar tidak kaku.
2) Kota ini tidak kecil, juga tidak besar. Satu di antara belasan kota khas pelabuhan pesisir
selatan yang nyaman. (hal.3) Antonim
Pada data tersebut, terdapat kata kecil dan besar. Kedua kata ini memiliki perbedaan,
baik secara bentuk maupun maknanya. Kedua kata ini memiliki makna yang saling
berlawanan (oposisi). Kedua kata ini berfungsi untuk menegaskan bahwa kota yang dimaksud
tidak terlalu kecil, dan tidak terlalu besar. Sewajarnya kota khas pelabuhan pesisir selatan.
Penggunaan kata kecil dan besar disini berfungsi untuk menyatakan kebalikan, pertentangan
antara yang satu dengan yang lainnya.

3) “Anakku, tiga tahun terakhir sejak aku tahu apa yang terjadi, aku tidak pernah ingin
membicarakan masalah ini... Tidak ingin, karena semua ini bahkan membuatku sedih
sebelum membicarakannya... Tapi biarlah pagi ini kita bicarakan lagi semuanya” (hal.65)
Ekuivalensi
Pada data tersebut, terdapat kesepadanan kata antara kata bicarakan dan
membicarakan. Kata bicarakan berarti menuturkan atau merundingkan sesuatu hal atau
cerita kepada siapa saja. Sedangkan membicarakan berarti menuturkan atau merundingkan
sesuatu hal atau cerita kepada seseorang dengan tujuan yang jelas. Kedua kata ini berasal dari
satu kata yang sama, yaitu bicara.

4) Sempat sarapan, sempat mencium pipi istri dan anak-anak tercinta, sempat memberi petuah,
lantas berpamitan. Menjemput hari. (hal.5) Repetisi
Pada data tersebut, terlihat bahwa terdapat kata sempat yang berulang-ulang. Hal ini jelas
mengindikasikan bahwa penulis ingin menegaskan bahwa kata sempat disini memiliki arti
yang sangat penting pada kalimat di atas. Jadi, kata sempat di atas bukan hanya menguatkan
kohesi teks saja, melainkan juga untuk memberikan konotasi terhadap suatu gagasan yang
ingin disampaikan.

5) Rambutnya memutih. Satu dua malah lebih cepat tereliminasi oleh kurangnya kiriman sms
eh perawatan, ding. Alias rontok. Sedikit beruntung kemarin Salamah, yang mengurus
keperluan rumah membelikan semir rambut, jadi pagi ini Bunda ‘terlihat’ lebih muda sepuluh
tahun. Hanya saja, tidak ada ‘semir’ untuk ekspresi muka, kerut wajah, atau pudarnya cahaya
tatapan Bunda. (hal.7) Kolokasi
Pada data tersebut, terdapat kata rambutnya memutih, rontok, dan kerut wajah. Ketiga
kata ini merupakan kata-kata yang sering dipakai secara berdampingan pada saat
membicarakan usia seseorang yang sudah mulai renta. Kata rambutnya memutih, rontok,
dan kerut wajah merupakan tiga hal yang selalu berdampingan dalam sebuah paragraf atau
wacana. Kata-kata tersebut saling berdampingan dan mendukung kepaduan dari paragraf
tersebut.

6) Sebenarnya Bunda tahu persis semua baik-baik saja, tapi perasaan yang semakin sesak,
apalagi sejak kejadian dua hari lalu membuat fisiknya ikutan tidak nyaman. Sedikit demam.
Sedikit flu. Sedikit pusing. Entahlah apa nama penyakit itu. (hal.8) Hiponim
Pada data tersebut, kata flu dan pusing merupakan hiponim dari kata demam. Hiponim
memiliki hubungan satu arah, yang artinya kata demam tidak berada di bawah kata flu dan
pusing, melainkan berada di atasnya. Hal ini berfungsi untuk mengikat hubungan antar unsur
dalam paragraf tersebut, terutama untuk menjelaskna hubungan makna antara unsur yang
mencakupi demam dengan unsur yang dicakupi (flu dan pusing).

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan, terdapat enam jenis relasi makna di dalam
novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye. Keenam jenis tersebut adalah sinonim,
antonim, ekuivalensi, Repetisi, kolokasi dan hiponim.

1) Sinonim
Sinonim atau persamaan kata bertujuan untuk menentukan kemampuan seseorang dalam
menganalisis kata-kata yang mempunyai hubungan yang sama atau sebanding dengan kata-
kata lain. Menurut Sumarlam (2003:38), sinonim berfungsi untuk menjalin hubungan antar
makna yang sepadan antara kata tertentun dengan kata yang lain dalam wacana. Berdasarkan
wujud satuan bahasanya, sinonim dapat dibedakan menjadi lima, yaitu. Sinonim antar morfem
(bebas) dengan morfem (terikat), kata dengan kata, kata dengan frasa atau sebaliknya, frasa
dengan frasa, klausa/kalimat dengan klausa/kalimat.
2) Antonim
Antonim dapat diartikan sebagai kata lain yang artinya berlawanan yang berfungsi
menyatakan kebalikan atau pertentangan antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut
Sumarlam (2003:39), antonim dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal lain;
atau satuan lingual yang maknanya berlawanan/beroposisi dengan satuan lingual yang lain.
Berdasarkan sifatnya, antonim dibedakan menjadi lima macam, yaitu. Oposisi mutlak, oposisi
kutub, oposisi hubungan, oposisi hirarkial, dan oposisi majemuk.
3) Ekuivalensi
Ekuivalensi adalah makna yang memiliki kedekatan atau memiliki tingkatan sebanding.
Ekuivalensi berfungsi untuk menyatakan adanya hubungan kedekatan, sebanding, dan
kekerabatan antar lingual untuk menunjukkan adanya kesepadanan kata. Menurut Sumarlam
(2003:44), ekuivalensi adalah hubungan kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan
satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma.
4) Repetisi
Repetisi adalah pengulangan bahasa baik bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang
dianggap penting untuk memberi penekanan dalam sebuah konteks. Repetisi berfungsi untuk
menegaskan suatu makna dalam kalimat dan menyatakan bahwa kata yang diulang berperan
penting dalam kalimat itu. Menurut Sumarlam (2003:34), Repetisi adalah pengulangan satuan
bahasa (bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat) yang dianggap penting untuk memberi
penekanandalam sebuah konteks berdasarkan tempat satuan lingual yang diulang dalam baris,
klausa atau kalimat.
5) Kolokasi
Menurut Sumarlam (2003:43), kolokasi atau sanding kata adalah asosiasi tertentu dalam
menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan berdampingan. Kolokasi berfungsi
sebagai bentuk kombinasi dari kata-kata yang secara umum digunakan bersama.
6) Hiponim
Menurut Chaer (2007:305), hiponim adalah hubungan semantik antara sebuah bentuk
ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain. Hiponim berfungsi
untuk menjalin hubungan makna atasan dengan bawahan, sehingga hubungan antar unsur
dalam paragraf saling terikat.
SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dieproleh hasil bahwa dalam novel Moga Bunda
Disayang Allah karya Tere Liye ditemukan enam jenis relasi makna. Keenam relasi makna
tersebut adalah sinonim, antonim, ekuivalensi, repetisi, kolokasi, dan hiponim. Keenam relasi
makna tersebut berfungsi untuk menjadikan antara kalimat saling padu, sehingga
mempermudah pembaca novel memahami cerita yang ingin disampaikan penulis. 1). Sinonim
berfungsi untuk menjalin hubungan antar makna yang sepadan antara kata tertentun dengan
kata yang lain dalam wacana, 2). Antonim berfungsi untuk menyatakan kebalikan atau
pertentangan antara yang satu dengan yang lainnya, 3). Ekuivalensi berfungsi untuk
menyatakan adanya hubungan kedekatan, sebanding, dan kekerabatan antar lingual untuk
menunjukkan adanya kesepadanan kata, 4). Repetisi berfungsi untuk menegaskan suatu
makna dalam kalimat dan menyatakan bahwa kata yang diulang berperan penting dalam
kalimat itu, 5). Kolokasi berfungsi sebagai bentuk kombinasi dari kata-kata yang secara
umum digunakan bersama, 6). Hiponim berfungsi untuk menjalin hubungan makna atasan
dengan bawahan, sehingga hubungan antar unsur dalam paragraf saling terikat.

Daftar Pustaka
Chaer, A. (2009). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Eva Eri Dia, D. E. (2021). Analisis Relasi Makna Yang Terdapat Dalam Novel "Hujan" Karya
Tere Liye. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8014-8029.
Fevi Indah Sari, D. I. (2021). RELASI MAKNA DALAM PUISI DAPUR-DAPUR PINGGIRAN
KARYA ARIP SENJAYA. JURNAL ILMIAH KORPUS, 390-398.
Liye, T. (2006). Moga Bunda Disayang Allah. Jakarta: Republika.
Rosidin, O. (2019). Percikan Linguistik. Serang: Untirta Press.

Anda mungkin juga menyukai