Abstract
Abstrak
AKSARA: Jurnal Bahasa dan Sastra 21:2 (2020), 102 – 114. DOI: dx.doi.org/10.23960/aksara/v21i1.pp102-114
P-ISSN: 1411-2051 / E-ISSN: 2620-3928 | Universitas Lampung
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/aksara
Wardatul Asfiya, Rufayda Al Fatiya, Muassomah
Pendahuluan
116 | 11
Majas Perbandingan Dalam Novel “Tulisan Sastra”
Data analysis
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa kata-kata, kutipan, dan kalimat yang terdapat dalam novel
“Tulisan Sastra” dan buku acuan yang berhubungan dengan penelitian.
Adapun teknik yang digunakan yaitu teknik sampling, teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik mengumpulkan data
menggunakan teknik baca dan teknik catat. Teknik baca merupakan teknik yang
paling penting yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan cara
membaca. Dilanjutkan dengan teknik catat yang merupakan teknik dengan cara
mengumpulkan dan mencatat data. Teknik catat yang digunakan dalam
penelitian ini bersifat mengamati hasil temuan data yang dianalisis kemudian
melakukan pencatatan atau pengumpulan data sesuai dengan penggunaan gaya
bahasa.
Metode yang bersifat mengamati hasil temuan data yang akan dianalisis,
kemudian melakukan pencatatan atau pengumpulan data sesuai dengan
penggunaan abreviasi bahasa. Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis
untuk memulai pemerolehan data dengan (1) mengunjungi laman wattpad, (2)
melakukan scrolling pada laman wattpad, (3) mencari novel yang akan penulis
teliti, serta mencari majas dalam novel tersebut, (4) mencatat mengumpulkan
temuan tersebut dengan di ketik, (5) menyimpan hasil temuan dalam satu file
untuk memudahkan pencarian hasil temuan.
117 | 11
Wardatul Asfiya, Rufayda Al Fatiya, Muassomah
Pertama, simile. Majas simile disebut juga sebagai majas persamaan. Simile
adalah majas perbandingan yang menampakkan perbandingan secara eksplisit,
yaitu menyatakan secara langsung bahwa terdapat sebuah persamaan (Keraf,
2004: 138). Penggunaannya dengan menyebutkan kata-kata perbandingan
seperti sama, bagaikan, bak, dan sebagainya.
118 | 11
Majas Perbandingan Dalam Novel “Tulisan Sastra”
Majas simile memiliki 2 kategori, simile terbuka dan simile tertutup. Simile
terbuka merupakan persamaan yang tidak mengandung detail dari sifat
persamaan, sedangkan simile tertutup merupakan persamaan yang
mengandung detail dari sifat persamaan (Keraf, 2004: 138). Contoh:
Simile Tertutup: “Lagian dia sama Kak Rosnya Upin Ipin gak jauh beda.
Sama-sama galak, tukang ngadu, tukang nyuruh-nyuruh, bawel,...”
(01# Kolase Keluarga Sastra).
Simile Terbuka: “Lagian dia sama Kak Rosnya Upin Ipin gak jauh beda.” (01#
Kolase Keluarga Sastra).
Kedua, Majas metafora. Kata metafora, berasal dari kata Yunani metafora, yang
artinya bergerak. Istilah metafora berasal dari kata meta yang berarti di atas
dan pherein yang berarti membawa (Tarigan, 1993: 141). Sebuah kiasan yang
sering menambah kekuatan kalimat. Kiasan-kiasan membantu orang yang
berbicara atau menulis untuk menggambarkan sesuatu dengan jelas dengan
membandingkan satu hal dengan hal lain yang memiliki kualitas dan
karakteristik yang sama. Contohnya sebagai berikut:
“Tidak akan berhenti sampai waktu sendiri yang memintaku terbit di ufuk
timur”. (02# Sebuah Korelasi Klasik)
“Dia dan Jaya adalah korelasi warna yang harus selalu berdampingan untuk
menghasilkan pelangi yang indah.” (01# Kolase Keluarga Sastra)
119 | 11
Wardatul Asfiya, Rufayda Al Fatiya, Muassomah
“Jam dinding pun tertawa, karna ku hanya diam dan membisu.” (02#
Sebuah Korelasi Klasik).
18
16
14
12
10 Jumlah
8
6
4
2
0
120 | 11
Majas Perbandingan Dalam Novel “Tulisan Sastra”
jauh beda”, “sama seperti Bang Tama”, “rambut kelimis ala oppa-oppa korea.
“Cetta ini sebelas-duabelas sama Nana”, “Ibarat pelangi,”, “Karena si Cetta
ini orangnya gampang sewot kayak Kak Ros”, “mama sama bapak menyerah
juga memberi nama anaknya sepanjang jalan tol”, “Kin Dhananjaya sama
seperti anak-anak bungsu lainnya”, “mereka menuruni tangga dengan
kecepatan setara Orochimaru mengejar musuh”, “dia seperti cicak yang mati
dan menempel di tembok”, “Kak Ros memiting kepalanya seperti kambing
yang hendak disembelih”, “tapi tenaganya bapak kalau dihiperbolakan mungkin
sebanding dengan 4 ekor kerbau saat membajak sawah” (01# Kolase Keluarga
Sastra). “Hal yang sama seperti yang pernah dikatakan bapak di suatu sore di
teras rumah”, “Kata Cetta, salim sama mama seperti anak paling baik dengan
budi pekerti yang luhur.”, “Sebab kebahagiaan Suyadi bersaudara juga berarti
kebahagiaan mama.”, “Semua Suyadi bersaudara sama populernya.”, “Nadanya
muram, seirama gemuruh yang kembali menggelegar di ujung langit.” (02#
Sebuah Korelasi Klasik).
121 | 11
Wardatul Asfiya, Rufayda Al Fatiya, Muassomah
122 | 11
Majas Perbandingan Dalam Novel “Tulisan Sastra”
Hasil persentase dari tiap-tiap majas adalah= Simile: 32,1%, Metafora: 11,3%,
Depersonifikasi: 3,8%, Personifikasi: 22,6%, Antonomasia: 30,2%.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan jenis majas dalam novel "Tulisan Sastra"
chapter pertama dan kedua dapat disimpulkan terdapat 5 jenis majas
perbandingan yang digunakan dengan total 73 kalimat yang mengandung majas
perbandingan. Majas tersebut adalah 1) Majas simile terdapat pada 17 kalimat,
2) Majas metafora terdapat pada 6 kalimat, 3) Majas Depersonifikasi terdapat
pada 2 kalimat, 4) Majas Personifikasi terdapat pada 12 kalimat, 5) Majas
antonomasia terdapat pada 16 kalimat. Majas yang paling banyak digunakan
adalah majas simile karena majas ini memiliki persentase sebanyak 32,1% dari
total keseluruhan penggunaan majas perbandingan di novel "Tulisan Sastra"
pada chapter 1 dan 2. Setelah majas simile diikuti majas antonomasia sebanyak
30,2%, kemudian majas personifikasi sebanyak 22,6%, majas metafora
sebanyak 11,3%, dan majas depersonifikasi sebanyak 3,8%.
Penelitian ini memiliki keterbatasan, sumber data novel “Tulisan Sastra” yang
digunakan berupa bentuk elektronik yang tidak memiliki nomor halaman dan
hanya bisa diakses secara daring atau mengakses secara luring dengan masuk
ke akun Wattpad untuk mengaktifkan mode luring pada novel. Dan
menyarankan penelitian selanjutnya untuk menggunakan novel “Tulisan
123 | 11
Wardatul Asfiya, Rufayda Al Fatiya, Muassomah
Sastra” yang berbentuk fisik sehingga pendataan dapat dilakukan dengan lebih
mudah. Persentase penggunaan majas perbandingan juga akan lebih akurat jika
penelitian difokuskan pada novel “Tulisan Sastra” seutuhnya tanpa terbatas
pada chapter 1 dan 2.
Daftar rujukan
Hakim, F. I., Lestari, R. D., & Mustika, I. (2020). Analisis Majas Perbandingan
Dalam Puisi “Rock Climbing” Karya Juniarso Ridwan. Parole: Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(4), 871-880.
https://doi.org/10.22460/p.v3i6p871-880.5630
Lestari¹, S. P., Amalia, S. N., & Sukawati, S. (2019). Analisis Majas Dalam Lirik
Lagu “Hingga Ujung Waktu” Karya Eross Candra.
https://doi.org/10.22460/p.v2i1p%25p.1883
124 | 11
Majas Perbandingan Dalam Novel “Tulisan Sastra”
Siska, A., & Rio, R. (2022). Majas Perbandingan dan Sindiran dalam Novel
Warisan Karya Chairul Harun (Doctoral dissertation, Universitas Bung
Hatta). http://repo.bunghatta.ac.id/id/eprint/7994
Syam, A. J., & Niampe, L. (2022). Majas Perbandingan dalam Puisi Surat Cinta
Karya WS Rendra. Journal on Teacher Education, 4(2), 705-713.
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/3192256
125 | 11