Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BAHASA INDONESIA

PARAGRAF, KARYA TULIS ILMIAH , TEMA, TOPIK, JUDUL DAN KERANGKA KARANGAN

OLEH :

SITI LISMA WINANDA

18160001

3 FARMASI 2

UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

PADANG

2021

1. PARAGRAF
1.1. Definisi

Menurut KBBI, paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan, yang biasanya mengandung
satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru.

Paragraf menurut ahli kebahasaan bernama Ramlan, merupakan bagian dari sebuah karangan
yang di dalamnya terdapat lebih dari satu kalimat, yang membahas suatu tema tertentu dengan
ide pokok sebagai pengendalinya.

1.2. Fungsi Paragraf

Sebelum memahami jenis teks bahasa Indonesia, fungsi paragraf. Dapat disimpulkan bahwa
fungsi paragraf, antara lain:

 Untuk mengekspresikan gagasan utama yang ingin disampaikan oleh penulis.


 Untuk menjelaskan keseluruhan ide pokok dengan mudah, logis, dan sistematis. 
 Untuk menandai pergantian gagasan baru, jika karangan tersebut memiliki lebih dari
satu gagasan utama. 
 Untuk membantu pembaca memahami gagasan utama sebuah karangan. 
 Untuk memudahkan pengendalian variabel, jika karangan berisi lebih dari satu variabel. 
 Untuk membantu penulis menyusun dan mengembangkan ide yang akan dituangkan
dalam karangannya, yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas.  

1.3. Jenis jenis paragraf

a) Paragraf Narasi 
Dalam paragraf jenis ini, kamu akan menulis suatu kejadian dari awal hingga akhir
kejadian, berdasarkan urutan waktunya. Misal, kamu ingin menulis cerita kesuksesan
kamu mendapat beasiswa study exchange ke Inggris. Nah, kamu dapat bercerita dari
awal ketika menjadi mahasiswa baru, lalu persiapan kamu untuk mengikuti program
study exchange, hingga bagaimana bisa mendapat study exchange tersebut.

b) Paragraf Eksposisi
Jenis yang berikutnya adalah eksposisi. Ketika kamu menulis jenis paragraf  ini, kamu
akan memberikan informasi sedetail mungkin kepada pembaca. Memang, tujuan dari
paragraf ini adalah memaparkan, menyampaikan informasi, menjelaskan, dan juga
menerangkan suatu topik kepada orang lain. 
c) Paragraf Argumentasi 
Saya setuju dengan ide memberikan donasi kepada masyarakat terdampak banjir di
Kalimantan Selatan karena mereka membutuhkan bantuan tersebut. Berdasarkan data
yang dilihat pada …”
Kutipan paragraf di atas adalah contoh argumentasi. Biasanya, paragraf argumentasi
dapat kita temui pada artikel opini atau teks lomba-lomba debat. .
d) Paragraf Persuasi 
Misalnya, kamu membaca postingan tentang orang tua berusia 70-an tahun yang masih
bekerja keras mendorong gerobak jualan untuk menghidupi dirinya. Postingan tersebut
disertai juga dengan foto si Kakek yang sedang mendorong gerobak.
e) Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif merupakan jenis paragraf yang dikelompokkan berdasarkan letak
kalimat utama. dalam paragraf jenis ini, kalimat utamanya terletak pada awal paragraf.
Kalimat-kalimat penjelasnya akan berada setelah kalimat utama. 
f) Paragraf Induktif 
Kalau deduktif di awal, maka kalimat utama jenis paragraf induktif terletak di akhir
paragraf. Kalimat penjelasnya tentu saja berada sebelum kalimat utamanya. 
g) Paragraf Campuran
Paragraf campuran merupakan perpaduan antara deduktif dan induktif. Kalimat utama
pada paragraf campuran, berada pada awal paragraf dan diulang kembali pada akhir
paragraf.

1.4. Bentuk paragraf yang baik:


a) Kesatuan

Suatu paragraf harus dibangun dengan sebuah ide atau topik yang jelas. Ide yang muncul ketika
kamu ingin menulis sesuatu akan lebih mantap jika diuraikan dari kalimat utama kemudian  ke
kalimat penjelas sehingga membentuk suatu kesatuan.

b) Kepaduan atau Koherensi

Kepaduan artinya kekompakkan dalam paragraf. Kalimat satu ke kalimat berikutnya harus logis
dan mendukung kalimat sebelumnya. Agar membentuk kalimat yang memiliki perpaduan
indah!

c) Kelengkapan

Ketika unsur paragraf dalam tulisan kamu ada yang hilang, maka tulisan kamu bisa dibilang
belum lengkap.Maka dari itu, jangan lupa ya unsur-unsur paragraf seperti gagasan utama,
kalimat penjelas, kalimat utama, serta konjungsi. 

2. KARYA TULIS ILMIAH

2.1. Definisi

Karya ilmiah adalah suatu tulisan yang memuat kajian suatu masalah tertentu dengan
menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Kaidah-kaidah keilmuan itu mencakup penggunaan
metode ilmiah dan pemenuhan prinsip-prinsip keilmiahan, seperti: objektif, logis, empiris,
sistematis, lugas, jelas, dan konsisten.

2.2. Ciri-ciri Karya Tulis Ilmiah

Jones menyebutkan beberapa ciri karya ilmiah, yaitu menyajikan fakta-fakta, cermat dan jujur,
tidak memihak, sistematis, tidak bersifat haru, mengesampingkan pendapat yang tidak
mempunyai dasar, sungguhsungguh, tidak bercorak debat, tidak secara langsung bernada
membujuk, dan tidak melebih-lebihkan.
Secara umum, ciri-ciri bahasa keilmuan sebagai media karya ilmiah adalah sebagai berikut:"

a) Reproduktif, artinya pembaca bisa menerima dan memaknai karya tersebut selaras
dengan maksud yang hendak penulis ungkapkan.
b) Tidak ambigu, dikarang berdasarkan kaidah bahasa yang baik dan benar. Penulis harus
menguasai materi dan mampu untuk menyusun kalimat dengan subyek dan predikat
yang jelas juga tidak memiliki makna ganda.
c) Tidak emotif, disusun tidak dengan melibatkan aspek perasaan penulisnya. Hal-hal yang
diungkapkan harus rasional berdasarkan kenyataan atau fakta di lapangan, tanpa diberi
tambahan pada subjektifitas penulis.
d) Penggunaan bahasa baku, memuat kaidah berbahasa yang benar, baik dalam ejaan,
kata, dan paragrafnya agar pembaca tidak terjadi kesalah pahaman dalam mengartikan.
e) Memakai kaidah keilmuan, penulis memuat istilah atau kata dalam aspek keilmuan dan
harus sesuai akan topik yang disampaikan juga latar belakang penulis, hal ini menjadi
suatu bukti penulis menguasai apa yang ditulisnya.
f) Bersifat dekoratif dan rasional, penulis dalam karyanya harus menggunakan kata yang
hanya memiliki satu makna. Rasional artinya penulis harus menonjolkan kerunutan
pikiran yang logis, lancar dan kecermatan penulisannya.
g) Adanya kohesi dan straigh'forward, perlu terdapat kohesi atau keterhubungan
antarkalimat pada setiap paragraf dalam setiap bab. Sedangkan straightforward berarti
langsung menuju tujuan atau sasaran. Tertuju pada pembahasan dan tidak berbelit.
h) Kalimat yang digunakan harus efektif dan fokus. Isi harus padat dan berisi.
i) Objektif, pembahasan suatu hasil penelitian dari fakta yang objektif harus sesuai dengan
yang akan diteliti. Jones memberikan ketentuan ilmiahnya yaitu sifat dari fakta yang
disajikan serta metode dalam penulisannya. Jika fakta yang disajikan adalah fakta umum
objektif dan dapat dibuktikan kebenaran atau pun tidaknya serta harus ditulis secara
ilmiah.
j) Sistematis dan metodis, dalam pembahasan masalah digunakan suatu metode tertentu
dengan memperhatikan langkah-langkahnya secara teratur dan harus terkontrol dengan
rapi dan tertib.
k) Harus selaras, tulisan ilmiah harus menggunakan bahasa ilmiah yang baku dan formal.
Ini dapat dikatakan sebagai laras ilmiah. Laras ilmiah harus jelas dan lugas agar tidak
menimbulkan keambiguan.

2.3. Jenis — Jenis Karya Tulis Ilmiah

Beberapa jenis karya ilmiah yang paling banyak diterbitkan oleh manusia adalah sebagai
berikut:

A. Artikel

Dalam istilah jumalistik artikel adalah tulisan berisi pendapat subjektif penulisnya tentang suatu
masalah atau peristiwa. Artikel dalam bidang karya tulis ilmiah merupakan suatu yang
dicanangkan termuat dalam suatu jurnal atau buku berisikan sejumlan artikel terkait yang
dibuat mengikuti kaidah penulisan karya tulis ilmiah. Artikel ilmiah didapat dari suatu pemikiran
serta kajian pustaka atau hasil pengembangan proyek.

Sistematika artikel:

a) Judul

b) Nama penulis: tanpa gelar akademik.

c) Abstrak: ringkasan tulisan, gambaran umum isi artikel.

d) Kata kunci: 3-5 keywords.

e) Pendahuluan: latar belakang masalah dan rumusan singkat (1-2 kalimat) pokok bahasan dan
tujuannya.

f) Kerangka teori (kajian teori): dasar teori yang menjadi acuan.

g) Pembahasan: penulis mengupas suatu masalah dengan pendirian yang kuat dan dianalisis
secara mendalam Juga memuat argumen, komparasi, sikap dan keputusan-keputusan penulis.
h) Penutup: kesimpulan dan saran.

i) Daftar pustaka

B. Makalah

Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empirisobjektif. Umumnya, makalah ditampilkan
dalam sebuah seminar atau dipresentasikan di depan kelas sebagai tugas perkuliahan.

Makalah mahasiswa umumnya merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu
perkuliahan, baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatan perkuliahan lapangan. Makalah
mengkaji suatu probelm atau fenomena ditulis dengan sistematis diikuti analisis yang masuk
akal dan bersifat objektif. Makalah ditulis untuk memenuhi tugas terstruktur yang diberikan
oleh dosen atau ditulis atas inisiatif sendiri untuk disajikan dalam forum ilmiah.

Sistematika Makalah :

a.) Pendahuluan

b.) Pembahasan

c.) Kesimpulan

C. Kertas Kerja (Workpaper)

Kertas kerja ini pada dasarnya mirip dengan makalah namun disusun dengan analisa yang lebih
mendalam serta tajam. Biasanya kertas kerja ditampilkan pada lokakarya dan seminar. Kertas
kerja itu menjadi acuan untuk tujuan tertentu dan bisa diterima atau dimentahkan oleh forum
ilmiah . Paper

Paper adalah sebutan khusus untuk makalah di kalangan akademisi (mahasiswa) dalam
kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya sebelum menyelesaikan jenjang studi
(Diploma/S1 S2 S3). Sistematika penulisannya sama dengan artikel atau makalah, tergantung
panduan yang berlaku diperguruan tinggi masing-masing.
D. Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S1 (Sarjana).
Skripsi memuat karya sistematis yang mengutarakan pendapat penulis berlandaskan pendapat
orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris objektif, baik
berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan, atau percobaan dilaboratorium), juga
diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam bidang tata kerja, suatu hukum dan
dalil tertentu mengenai salah satu bidang atau lebih spesialisasinya.

E. Tesis

Tesis adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S2 (pasca sarjana)
yang sifatnya lebih mendalam.

3. Tema

3.1. Definisi

Tema berasal dari bahasa Yunani “Thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu
yang telah ditempatkan. Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh seorang
pengarang dalam sebuah karya sastra, seperti cerpen, novel, ataupun suatu karya tulis.

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) Tema adalah pokok pikiran, dasar cerita (yang
dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah sajak). menurut Aminudin tema
adalah ide mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang
dalam memaparkan karya fiksi yang diciptanya, sedangkan menurut Rusyana tema adalah dasar
atau makna sebuah cerita. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
tema adalah Dasar pokok yang mendasari cerita dan memeliki kedudukan yang dominan
Sehingga dapat mempersatukan unsur secara bersama-sama membangun sebuah karya sastra.

3.2. Ciri – ciri tema yang Baik

 Tema menarik perhatian penulis.


Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus-menerus
mencari data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan di dorong
terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis tersebut sebaik-baiknya.

 Tema dikenal atau diketahui dengan baik.

Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis.


Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga
mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara dan sebagainya, sehingga
pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai
pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latarbelakang masalah
tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.

 Bahan-bahannya dapat di peroleh.

Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia disekitar kita
atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya
kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

 Tema dibatasi ruang lingkupnya.

Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk
menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

3.3. Jenis-jenis tema

Menurut shipley, tema dapat dibedakan menjadi lima jenis tema yaitu :

 Tema jasmaniah

Tema jasmaniah merupakan tema yang berhubungan atau pun terfokus dengan pada
permasalahan kondisi fisik manusia.model tema ini biasanya menyangkut beberapa hal yang
ada didalam tubuh manusia seperti molekul,jasad ,peraasaan tubuh, dan zat. Beberapa contoh
tema yang jasmaniah adalah mengenai perasaann cinta.
 Tema sosial

Tema sosial merupakan tema yang berkaitan erat dengan berbagai macam hal berbau urusan
sosial. Dalam tema ini, pengarang cerita biasanya menjelaskan berbagai macam hal yang
berkaitan dengan urusan kehidupan masyarakat,interaksi manusia dengan lingkungan
sekitarnya,permaslahan sosial ,dan berbagai nmacam tema lainnya.

 Tema ketuhanan

Tema ketuhanan merupakan tema yang berkaitan erat dengan kekuasaan tuhan yang tampak
dalam setiap aktivitas manusia.model tema ini biasanya oleh pengarang cerita dengan
menunjukan berbagai macam hal –hal magis yang berada di luar akal manusia seperti kejadian
kiamat,keajaiban penyembuhan penyakit dan berbagai macam tema lainnya.

 Tema organik

Tema organik mmerupakan tema yang mencakup berbagai macam hal yang berhubungan erat
dengan moral dasar manusia seperti hubungan antar pria dan wanita, nasihat, dan berbagai
macam tema lainnya.

 Tema egoik

Tema egoik merupakan tema yang berkaitan erat dengan dengan sifat ego manusia. Dalam
tema ini, pengarang cerita biasa menonjolkan tema dengan berbagai macam bentuk cerita
seperti keserakahan ataupun ketama’kan manusia

4. Topik

4.1. Definisi

Topik berasal dari bahasa Yunani “Topoi” yang berarti tempat dalam tulis menulis, berarti
pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel. Topik juga bisa
diartikan sebagai pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu
hal yang akan digarap menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pernyataan
masalah apa yang akan ditulis? atau hendak menulis tentang apa? Atau topik merupakan suatu
pokok dari sebuah pembicaraan atau sesuatu yang akan menjadi ladasan dalam penulisan
sebauah artikel.

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) ,Topik adalah pokok pembicaraan dalam diskusi,
ceramah karangan, dan sebagainya. Sedangkan menurut Sabartiakhadiah (1994:211) topik
adalah segala yang ingin dibahas. Ini dapat berarti bahwa penulis sudah memilih apa yang
menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan terebut. Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa topik merupakan suatu pokok dari sebuah pembicaraan atau sesuatu yang
akan menjadi landasan dalam penulisan sebuah artikel.

4.2. Syarat sebuah topik

 Harus menarik perhatian


 Dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
 Topik yang dipilih harus mempunyai sumber acuan yang jelas atau real.

Jika seseorang akan mengarang, ia terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik
karangannya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang berifat umum dan belum
terurai berbeda dengan tema, adapun judul karangan pada umumnya adalah rincian dan
penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah
menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.

4.3. Sumber Topik

Untuk membantu menentukan topik, seperti yang disampaikan Wayne N. Thompson dalam
Rakhmat (1999:20), seorang penulis dapat menemukan sumber topik dengan cara sebagai
berikut :

1. Pengalaman Pribadi

a. Perjalanan
b. Tempat yang pernah dikunjungi

c. Kelompok Anda

d. Wawancara dengan tokoh

e. Kejadian luar biasa

f. Peristiwa lucu

2. Hobi dan Keterampilan

a. Cara melakukan sesuatu

b. Cara kerja sesuatu

3. Pengalaman Pekerjaan atau Profesi

a. Pekerjaan tambahan

b. Profesi keluarga

4. Pelajaran Sekolah/Kuliah

a. Hasil-hasil penelitian

b. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut

5. Pendapat pribadi

a. Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio /televisi

b. Hasil pengamatan pribadi

6. PeristiwaHangat dan Pembicaraan publik

a. Berita halaman muka surat kabar

b. Topik tajuk rencana


c. Artikel

d. Materi kuliah

e. Penemuan mutakhir

7. Masalah Abadi

a. Agama

b. Pendidikan

c. Sosial danmasyarakat

d. Problem pribadi

8. Kilasan Biografi

a. Orang-orang terkenal

b. Orang-orang berjasa

9. Kejadian khusus

a. Perayaan atau peringatan

b. Peristiwa yang eratkaitannya dengan perayaan

10. Minat Khalayak

a. Pekerjaan

b. Hobi

c. Rumah tangga

d. Pengembangan diri
e. Kesehatan dan penampilan

f. Tambahan ilmu

g. Minat khusus

4.4. Pembatasan Topik

Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini berarti, penulis sudah memilih apa yang akan
menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti Akhadiah (1994: 211), ada
lima hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:

1. Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi

2. Cukup menarik untuk dibahas

3. Dikenal dengan baik

4. Bahannya mudah diperoleh

5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit

4.5. Kriteria Topik yang Baik

 Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan penulisnya. Pastikan bahwa
topik yang hendak dibahas benar – benar sudah dikuasai materinya.
 Topik harus sesuai dengan minat Anda. Topik yang menarik minat Anda akan membuat
Anda lancar menuliskannya.Selain itu, jika Anda tertarik untuk menuliskannya tentu
akan membuat Anda bersemangat mencari referensinya.
 Topik harus menarik minat pembaca. Percuma saja menulis sesuatu yang kira-kira tidak
membuat orang tertarik untuk membacanya. Meskipun minat baca seseorang tentulah
berkaitan dengan latar belakang pengetahuannya. Akan tetapi, jika Anda menulis
sesuatu yang baru, eksotik, menyodorkan alternatif lain, menimbulkan rasa ingin tahu,
membuat seseorang terlibat emosional, dan hal yang eksotik ini akan menarik orang
untuk membacanya.
 Topik harus dapat ditunjang dengan referensi lain. Suatu topik yang belum ada sama
sekali rujukan (referensi) atau materi lain yang menunjang akan sangat merepotkan
Anda sendiri, Untuk itu, sedapat mungkin hindarilah dahulu topik seperti itu.
 Topik harus dibatasi ruang lingkupnya. Topik yang terlalu luas akan menyulitkan Anda
sendiri dan akan menyita banyak waktu Anda. Lagi pula pembicaraan Anda tidak akan
terfokus. Hal ini akan membuat tulisan Anda terlihat bertele-tele.

4.6. Cara Membuat Topik

Sebelum mengangkat sesuatu menjadi topik dalam tulisan, pengarang harus benar-benar
mengetahui pokok persoalannya. Agar pembicaraan pengarang tidak melantur, hendaknya
topik dipersempit sesuai dengan rencana. Dengan itu, akan diperoleh salah satu aspek untuk
diangkat menjadi pokok pembahasan karangan. Contoh berikut ini adalah cara untuk
mempersempit topik supaya lebih spesifik dari topik sebelumnya.

Menurut tempat: negara tertentu lebih khusus dari pada dunia, Jakarta lebih terbatas dari
pada Pulau Jawa. Topik “Pulau Jawa sebelum Indonesia Merdeka” dapat dipersempit menjadi
“Jakarta sebelum Indonesia Merdeka”.

Menurut waktu/periode/zaman: “Kebudayaan Indonesia” dapat dikhususkan menjadi “Seni


Patung pada Zaman Kerajaan Hindu”.

Menurut hubungan sebab akibat : “Dekadensi Moral di Kalangan Muda-Mudi” dapat


dipersempit menjadi “Pokok Pangkal Timbulnya Krisis Moral di Kalangan Muda-Mudi”

Menurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, agama,
kesenian, dan sebagainya. Karangan tentnag “Usaha-usaha Pemerintah dalam bidang Ekonomi
dapat diperkhusus menjadi “Kebijaksanaan Deregulasi di Bidang Ekonomi Selama Ganti”.
Menurut aspek khusus umum: idividual-kolektif “Pengaruh Siaran televisi terhadap Kaum
Tanidi Jawa Timur” dapat dipersempit menjadi “Pengaruh Siaran Televisi Boyolali”.

Menurut objek material dan objek formal. Objek material ialah bahan yang dibicarakan, objek
formal ialah sudut dari mana bahan itu kita tinjau, misalnya: “Kesusastraan Indonesia (objek
material) Ditinjau dari Sudut Gaya Bahasanya (objek formal). kepemimpinan ditinjau dari sudut
pembentukan kader-kader baru; keluarga berencana ditinjau dari segi agama.

5. JUDUL

5.1. Definisi

Judul adalah identitas dari jiwa seluruh karya tulis yang bersifat menjelaskan diri, menarik
perhatian dan terkadang menentukan lokasi. judul merupakan nama yang dipakai untuk tulisan,
buku, hp, bab dalam buku, kepala karangan, kepala berita, dan lain-lain judul sebaiknya dibuat
ringkas, padat dan menarik.

5.2. Karakteristik Judul

A. ciri-ciri judul

1. tidak ada singkatan atau akronim

2. awalan kata harus kapital kecuali preposisi dan konjungsi

3. tanpa tanda baca diakhir judul

4. menarik perhatian

5. sesuai dengan isi

6. judul harus asli, relevan, provokatif, dan singkat

B. faktor-faktor perumusan judul


1. harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temannya, atau ada pertalian
dengan beberapa bagian penting dari tem tersebut

2. harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan
keingintahuan dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan

3. harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi
harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang sikngkat

C. Pembagian judul

1. judul langsung, yaitu judul yang erat kaitannya dengan bagian utama, sehingga hubungannya
dengan bagian utama nampak jelas

2. judul tidak langsung, yaitu judul yang hubungannya dengan bagian utama berita tidak
langsung tapi menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

6. KERANGKA KARANGAN

6.1. Definisi

Suatu rencana kerja penulis yang memuat garis-garis besar karangan. kerangka menjamin
karangan akan tersusun secara logis, teratur, dan memungkinkan penulis membedakan gagasan
utama dari gagasan tambahan.

6.2. Manfaat Kerangka

 untuk menyusun karangan secara teratur


 memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda
 Menghindari penggarapan topik sampai dua kali
 memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu

6.3. Cara menyusun kerangka


 Merumuskan tema
 inventarisasi topic
 evaluasi topik ( pertalian topik, topik jangan tundih, derajat topik dan merumuskan topik
sentral )

6.4. pola susunan kerangka

a) pola alamiah
 urutan waktu
 urutan ruang ( spasial )
 urutan topik yang ada
b) pola logis
 urutan klimaks dan anti klimaks
 urutan kausalitas
 urutan pemecahan masalah

6.5. Jenis kerangka

a) Berdasarkan perinciannya
 kerangka karangan sementara
 kerangka karangan normal
b) berdasarkan perumusan teks
 kerangka kalimat
 Kerangka topik

Anda mungkin juga menyukai