Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siti lisma winanda

BP : 18160001

Kelas : 4 farmasi 2

Matkul : nutraseutikal

JUDUL JURNAL : "FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DAN KARAKTERISTIK MAKANAN KADALUARSA YANG


BERDAMPAK BURUK PADA KESEHATAN MASYARAKAT"

Analisa adalah usaha pemisahan suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen-komponen
penyusunnya atau penguraian bahan menjadi senyawa –senyawa penyusunnya sehingga dapat dipakai
sebagai data untuk menentukan komposisi bahan.

Hal-hal yang penting untung dipertimbangkan dalam pemilihan prosedur :

1. Pengetahuan dasar komposisi suatu bahan yang akan dianalisa

2. Tingkat ketelitian yang dikehendaki.

3. Sampel yang tersedia.

Secara garis besar, senyawa beracun dalam bahan makanan dapat digolongkan menjadi tiga golongan :

 senyawa beracun alamiah seperti singkong (mengandung HCN/asam sianida), cendawan


(muskarin), biji bengkuang (pakirizida), jengkol (asam jengkolat), ikan buntal, sebagian kerang
dan udang; Biji buah apel, mengandung senyawa amygladin yaitu senyawa Cyanogenic
glycosides. Singkong dan kentang, menghasilkan sianida dalam bentuk senyawa Cyanogenic
glyciodes atau linimarin.

Sianida dalam bentuk hidrogen sianida (HCN) dapat menyebabkan kematian yang sangat cepat
jika dihirup dalam konsentrasi tertentu. ASTDR (2006) mencatat bahwa konsentrasi HCN yang fatal bagi
manusia jika dihirup selama 10 menit adalah 546 ppm. Beberapa gangguan pada sistem pernapasan,
jantung, sistem pencernaan dan sistem peredaran darah berhubungan dengan paparan terhadap sianida
pada manusia dalam konsentrasi tertentu telah terdeteksi (ATSDR 2006).

 senyawa beracun dari mikroba seperti botulinin yang diproduksi Clostridium botulinum,
toksoflavin dan asam bonkrek yang diproduksi Psedomonas cocovenenans, enterotoksin yang
diproduksi Staphylococcus aureus, mikotoksin yang dproduksi kapang (mold) atau jamur; dan
 senyawa beracun oleh residu dan pencemaran seperti pestisida (insektisida, funisida, dan
rodentisida), kontaminasi radioaktif.

Tujuan Analisa Makanan dan Minuman:


1. Menguraikan komponen – komponen suatu bahan makanan kemudian memastikan jenis atau
jumlahnya sehingga dapat disusun komposisi keseluruhan bahan tersebut.
2. Menentukan adanya suatu komponen bahan makanan – minuman kemudianmemastikan
berapa kadarnya sehingga dapat ditentukan kualitas ( sesuai dengan UU ).
3. Menentukan komponen bahan atau nutrien yang terkandung sehingga dapat dipakai patokan
4. Menentukan ada tidaknya bahan ikutan atau BTM.
5. Mendeteksi adanya bahan metabolit yang beracun.
6. Mengikuti terjadinya perubahan – perubahan bahan yang terjadi baik kualitatif maupun
kuantitatif selama proses berlangsung (procces control).

Berdasarkan laporan WHO (1991), sekitar 70 % kasus diare yang terjadi di negara-negara berkembang
diakibatkan oleh makanan yang merupakan ancaman serius terhadap anak-anak balita dan juga
terhadap orang dewasa. Penyakit bawaan makanan atau keracunan makanan yang ditimbulkan akibat
adanya kontaminasi makanan dan minuman oleh mikroba perlu mendapat perhatian secara seksama
karena penderita kasus dapat mengalami gangguari' pencernakan dan gangguan penyerapan zat-zat gizi,
dan yang febih memprihatinkan lagi dapat berakhir dengan kematian.

Pengolahan makanan merupakan ,faktor yang sangat penting agar tujuan keamanan makanan dapat
tercapai. Kita sebagai konsumen perlu meningkatkan. pengetahuan dan kemampuan agar makanan yang
kita konsumsi tetap aman dan bermutu. Bagi produsen perlu pula meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan agar produk makanan yang dihasilkan pun tetap aman. Selanjutnya kerjasama antara
konsumen dan produsen sangatlah diperlukan dari uraian di atas dapat diambil intinya agar kita
terhindar dari bahaya keracunan makanan dengan berpegang pada prinsip-prinsip, Dari uraian di ini
dapat diambil intinya agar kita terhindar dari bahaya keracunan makanan dengan berpegang pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Menghindarkan makanan terhadap pencemaran, dengan usaha:

- Menggunakan bahan makanan yang bebas tercemar.

- Melakukan proses pengolahan makanan yang baik dan tepat.

- Menghindari pencemaran dari pekerja dan lingkungan.

- Praktik sanitasi yang baik selama penanganan,pengolahan, penyimpangan dan penyajian makanan.

- Membatasi pen,ggunaan bahan tambahan kimia makanan.

2. Mencegah pertumbuhan bakteri pada makanan, dengan usaha:

- Mengkonsumsi dengan segera setelah diolah.

- Menyimpan pada kondisi yang tepat.

3. Menolak makanan yang diduga tercemar bahan beracun.

Anda mungkin juga menyukai