Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan ke 3

BIONUTRISI UNTUK PAKAN DAN PANGAN (Lanjutan)


(Oleh: Uswatun H., Syafwan P., Salwa R)
Indikator
Melalui pembelajaran Bionutrisi Untuk Pakan dan Pangan, maka mahasiswa diharapkan
mampu:
4. Mampu mengevaluasi pangan dan pakan yang baik
5. Mampu mencegah berbagai penyakit yang berkaitan dengan kekurangan pangan dan
pakan

Pakan
Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu
kesehatannya. Pada umumnya pengertian pakan (feed) digunakan untuk hewan yang meliputi
kuantitatif, kualitatif, kontinuitas serta keseimbangan zat pakan yang terkandung di
dalamnya. Pakan dapat berupa bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah
maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup,
berproduksi, dan berkembang biak, sedangkan bahan pakan adalah bahan hasil pertanian,
perikanan, peternakan, atau bahan lainnya yang layak dipergunakan sebagai pakan, baik yang
telah diolah maupun yang belum diolah. Kualitas bahan pakan ditentukan oleh kandungan
nutrien atau komposisi kimianya.
Bahan pakan
Bahan pakan adalah (bahan makanan ternak) adalah segala sesuatu yang dapat
diberikan kepada ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian
atau semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan ternak.
Bahan pakan terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik yang terkandung dalam
bahan pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedang bahan
anorganik seperti calsium, phospor, magnesium, kalium, natrium. Kandungan bahan organik
ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat dan analisis terhadap vitamin dan
mineral untuk masing masing komponen vitamin dan mineral yang terkandung didalam
bahan yang dilakukan di laboratorium dengan teknik dan alat yang spesifik. Bahan Pakan
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan pakan konvensional dan bahan pakan subtitusi
Ransum
Ransum adalah pakan jadi yang siap diberikan pada ternak yang disusun dari berbagai
jenis bahan pakan yang sudah dihitung (dikalkulasi) sebelumnya berdasarkan kebutuhan
industri dan energi yang diperlukan. Berdasarkan bentuknya ransum dibagi menjadi 3 jenis :
yaitu mash, pellet,dan crumble.
Konsentrat
Berdasarkan kandungan gizinya, konsentrat dibagi dua golongan yaitu konsentrat
sebagai sumber energi dan sebagai sumber protein. Konsentrat sebagai sumber protein
apabila kandungan protein lebih dari 18%, Total Digestible Nutrision (TDN) 60%. Ada
konsentrat yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Konsentrat sebagai sumber energi apabila
kandungan protein dibawah 18%, TDN 60% dan serat kasarnya lebih dari 10%. Contohnya :
dedak, jagung, empok dan polar. (Anonimb 2009).
Zat Additif
Zat additif merupakan zat yang perlu ditambahkan dalam jumlah relative sedikit yang
kadangkala diperlukan untuk melengkapi ransum yamg disusun, yang berfungsi sebagai
penambah aroma/cita rasa, asam amino/ campuaran asam amino dan vitamin mix.

1. Pemilihan pakan yang baik


Pakan berfungsi sebagai pembangunan dan pemeliharaan tubuh, sumber energi, produksi, dan
pengatur proses-proses dalam tubuh. Kandungan zat gizi yang harus ada dalam pakan adalah
protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air.
Berdasarkan kandungan zat gizinya bahan pakan dapat dikelompokkan dalam 5 kelompok
yaitu :
1.Pakan sumber energi yaitu pakan yang mengandung protein kurang dari 20%, serat
kasar kurang dari 18% dan kandungan dinding sel kurang dari 39%.
2.Pakan sumber protein yaitu pakan yang mengandung protein lebih dari 20%
3.Sumber mineral
4.Sumber vitamin
5.Pakan tambahan/Feed aditif.

Untuk mengetahui tingkat kecernaan pakan ada tiga metode yang dikembangkan yaitu :
 In-vitro dilakukan dilaboratorium yang dikemas sesuai keadaan sebenarnya dalam tubuh
ternak.
 In-sacco dengan menggunakan kantong nilon untuk mengukur daya degradasi dan laju
aliran, kelarutan atau penyerapan pakan padat alat pencernaan tertentu misalnya rumen,
abomasum atau usus halus. Umumnya dilakukan pada ternak besar (ruminansia).
 In-vivo, pengukuran memberikan perlakuan langsung ke ternak yang akan diukur.
2. Pemilihan pangan yang sehat
Pada konferensi pangan sedunia yang diadakan oleh FAO tahun 1992 di Roma dan
Genewa, antara lain ditetapkan agar semua negara berkembang yang semula menggunakan
slogan sejenis "Basic Four" memperbaiki menjadi "Nutrition Guide for Balance Diet".
Keputusan FAO tersebut diterapkan di Indonesia dalam kebijakan Repelita V tahun 1995
sebagai Pedoman Gizi Seimbang dan menjadi bagian dari program perbaikan gizi. Namun,
Pedoman Gizi Seimbang kurang disosialisasikan sehingga terjadi pemahaman yang salah dan
masyarakat cenderung tetap menggunakan 4 sehat 5 sempurna. Baru pada tahun 2009 secara
resmi Pedoman Gizi Seimbang diterima masyarakat, sesuai dengan Undang-Undang
Kesehatan No 36 tahun 2009 yang menyebutkan secara eksplisit "Gizi Seimbang" dalam
program perbaikan gizi.

A. Penyebab Penyakit Yang Bersumber Dari Makanan


Srikandi Fardiaz (1992) menyatakan bahwa, penyakit yang ditimbulkan melalui
makanan dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan sifat penularannya, yaitu: (1)
penyakit menular dan (2) keracunan makanan.

1. Mikroorganisme patogen
Dalam sanitasi pangan mikroorganisme memegang peranan penting, terutama
mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit. Adapun mikroorganisme yang
menimbulkan jenis keracunan makanan seperti ini antara lain adalah:
a. Stapilokoki yang disebabkan oleh staphylococcus aureus. Bakteri ini sering ditemukan
dapa bahan makanan yang berprotein tinggi seperti produk-produk telur dan daging.
Produk makanan akan terkontaminasi Staphylococcus aureus setelah dimakan, disebabkan
karena makanan tersebut kontak dengan makanan yang tersentuh oleh tangan yang telah
terinfeksi.
b. Clostridium botulinum, adalah patogen yang bertanggungjawab terhadap botulisme.
Gejala botulisme rata-rata timbul setelah 12-24 jam setelah mengkonsumsi makanan yang
mengandung racun botulin, kadang-kadang lebih cepat yaitu setelah 6-10 jam.
c. Salmonella, terdapat pada produk hewani (telur, daging) dengan gejala mual, muntah,
sakit perut, diare, pusing, menggigil dan masa inkubasi ±12-24 jam.
2. Bahan pangan hewani dan nabati beracun
Makanan yang berasal dari produk hewani merupakan sumber kontaminasi penting
dalam menimbulkan penyakit. Produk tersebut diantaranya adalah daging dan unggas.
Penyelesaian daging mentah seperti pemotongan, pencucian, penggilingan atau pencincangan
dapat mengkontaminasi tangan pekerj, pakaian maupun permukaan peralatan yang dipakai.
Kontaminasi pada alat pemotongan terdapat bakteri salmonella, clostridium
perfringens. Demikian pula kontaminasi yang ada pada alat penggiling atau pemotong, alat
pemasak, telenan dan alat-alat lainnya, yang kemudian akan dapat menularkan kontaminasi
pada bahan yang menggunakan peralatan yang sama. Contoh pencemaran lain yang berasal
dari bahan makanan nabati adalah ubi kayu yang pahit mengandung glikosida yang hasil
urainya HCN yang beracun, kentang mentah yang mengandung solanin beracun.

3. Bahan kimia beracun


Bahan kimia berbahaya dapat merupakan bahan pencemaran. Bahan tersebut dapat
berupa bahan kimia yang ditambahkan sewaktu perlakuan pra panen, misalnya terdapatnya
residu pestisida, antibiotika, logam berat berbahaya dan keracunan bahan tambahan makanan
dan sebagainya.
a. Residu pestisida
b. Residu obat-obatan
c. Bahan tambahan makanan
d. Pewarna dan pemanis makanan

Rangkuman
Bahan pangan merupakan hal penting yang harus dipenuhi oleh semua makhluk
hidup. Kecukupan komponen bahan pangan akan mengakibatkan tubuh menjadi sehat dan
berenergi. Bahan pangan yang tersedia di alam dapat berupa unsur makronutrien dan
mikronutrien. Mikronutrien biasanya diukur dalam mikrogram atau miligram, sedangkan
makronutrisi biasanya diukur dalam gram. Hal ini menunjukkan bahwa makronutrient lebih
banyak diperlukan oleh tubuh dibandingkan dengan mikronutrient. Ketersediaan nutrisi di
alam tergantung dari berjalannya siklus nutrisi.
Tumpeng Gizi Seimbang dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan
dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi,
balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui,
aktivitas fisik, sakit). Tumpeng Gizi Seimbang meragakan 4 prinsip Gizi Seimbang yakni: 1)
Aneka ragam makanan sesuai kebutuhan; 2) Kebersihan; 3) Aktivitas fisik; 4) Memantau
berat badan ideal. Penyakit yang ditimbulkan melalui makanan dapat dibedakan menjadi dua
kelompok berdasarkan sifat penularannya, yaitu: (1) penyakit menular dan (2) keracunan
makanan.
Pakan berfungsi sebagai pembangunan dan pemeliharaan tubuh, sumber energi,
produksi, dan pengatur proses-proses dalam tubuh. Kandungan zat gizi yang harus ada dalam
pakan adalah protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air.

Evaluasi
1. Kasus obesitas yang terjadi karena gaya hidup saat ini mulai menjadi perhatian. Jelaskan
hubungan gaya hidup dengan obesitas.
2. Jelaskan apa yang akan terjadi jika tubuh mendapat unsur mikronutrient yang berlebihan,
3. Jelaskan mekanisme bagaimana siklus biogeokimia mempengaruhi ketersediaan nutrisi di
alam.
4. Buatlah daftar menu sarapan pagi yang telah anda konsumsi selama 3 hari dalam bentuk
tabel lalu klasifikasikan berdasarkan jenis makanan yang ada. Selanjutnya lakukan
evaluasi apakah menu makanan yang anda konsumsi selama 3 hari terahir sudah termasuk
makanan sehat dan seimbang? Dilengkapi dengan analisis 4 pilar utama gizi seimbang
paparkan argument saudara.
5. Rancanglah proses pembuatan pakan buatan yang dapat dimanfaatkan untuk ruminansia

Anda mungkin juga menyukai