Abstrak
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) untuk menilai bahaya dan membentuk sistem
pengendalian yang berfokus pada pencegahan. Ketoprak merupakan makanan jajanan yang di jual
oleh pedagang kaki lima sehingga memiliki tingkat kerentanan yang tinggi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan pengamanan makanan dengan angka kuman pada makanan.
Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pedagang ketoprak yang berjualan di Bandar Lampung. Sampel diambil
berdasarkan teknik klaster dan diperoleh sampel sebanyak 32 pedagang ketoprak. Pengumpulan data
dengan wawancara, observasi, dan penilaian angka kuman makanan dengan metode angka lempeng
total (ALT). Analisis data menggunakan uji Chi Square, untuk menilai hubungan hasil faktor risiko
cemaran dengan angka kuman pada pangan makanan.
Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 18,8% (N=32) sampel makanan mengandung bakteri, dan
21,9% pedagang belum menerapkan pengamanan makanan. Risiko pedagang tidak menerapkan
pengamanan makanan dengan baik meningkatkan risiko 60,0 (4,52-97,08) kali. Perlu upaya bersama
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pedagang dalam menerapkan prinsip-prinsip
hygiene sanitasi pengelolaan makanan.
dan lain-lain. Ketoprak dapat menjadi salah satu tangan, air pencucian, penyimpanan bahan
media penularan penyakit yang diakibatkan makanan dalam keadaan terbuka. Penelitian
oleh makanan yang tidak sehat. Kontaminasi bertujuan mengetahui hubungan pengamanan
pada makanan berupa virus, bakteri, jamur, makanan dengan angka kuman pada makanan
parasit, dan bahan kimia berbahaya. Sebagai ketoprak di Bandar Lampung.
gambaran, berdasarkan Foodborne Disease
Burden Epidemiologi Reference Group (FERG) METODE
2010 dari WHO, diperkirakan 582 juta kasus Jenis penelitian yang digunakan adalah
muncul dari 22 penyakit yang menyebarkan deskripsi analitik dengan rancangan cross
melalui makanan (Foodborne Disease). sectional yaitu penelitian yang mempelajari
Sebanyak 351.000 diantaranya berujung dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko
kematian. dengan efek, dengan cara pendekatan,
Di Indonesia pada tahun 2017, berdasarkan observasi atau pengumpulan data sekaligus
data dari Direktorat Kesehatan Lingkungan dan pada suatu saat. (Notoatmodjo, 2014). Lokasi
Public Health Emergency Operation Center penelitian di Kota Bandar Lampung, pada bulan
(PHEOC) Kementerian Kesehatan mencatat Februari – Mei 2019. Populasi adalah seluruh
KLB keracunan pangan berjumlah 163 pedagang ketoprak di 20 kecamatan yang ada di
kejadian, 7132 kasus dengan Case Fatality Rate Kota Bandar Lampung, sebanyak 115
(CFR) 0,1%. KLB keracunan pangan termasuk pedagang. Pengambilan sampel dilakukan
urutan ke-2 dari laporan KLB yang masuk ke secara purposive di empat kecamatan terpadat
PHEOC, Nomor 2 setelah KLB difteri. Di (Kecamatan Teluk Betung Timur, Teluk
Provinsi Lampung pada tahun 2012 frekuensi Betung Barat, Teluk Betung Utara, Teluk
kejadian luar biasa (KLB) terdapat 4 kejadian Betung Selatan), sebanyak 32 pedagang.
keracunan pangan yang dilaporkan ke BPOM. Data dikumpulkan melalui wawancara dan
Dengan jumlah kasus sebanyak 57 orang sakit observasi, untuk mengetahui cara pengolahan
dan dirawat. Kasus KLB keracunan pangan makanan, mulai dari pembuatan hingga
merupakan fenomena gunung es, artinya tidak penyajian makanan. Penilaian HACCP
semua kasus atau kejadian dapat dilaporkan (identifikasi bahaya, penetapan CCP, penetapan
(BPOM RI, 2012). Hasil penelitian Laseri batas kritis, pemantauan CCP, tindakan koreksi
(2017) pada pedagang makanan jajanan terhadap penyimpangan, verifikasi,
mendapatkan sebanyak 51% memiliki dokumentasi) dilakukan pada setiap tahapan
pengetahuan yang buruk dan 49% memiliki pembuatan makanan (Gambar 1). Pemeriksaan
pengetahuan yang baik. Hal ini menunjukan angka kuman makanan juga dilakukan
bahwa pengetahuan pedagang kaki lima masih menggunakan metode Angka Lempeng Total
buruk yang sangat berpengaruh pada angka (ALT), mengikuti Ahyanti (2019).
kuman makanan dalam pengawasan pada Keseluruhan data dianalisis secara univariat
makanan. (frekuensi dan proporsi), dan bivariate dengan
Hasil studi pendahuluan (6 Januari 2019) Chi-square pada alpha=0,05. Analisis
terhadap 10 penjual ketoprak diketahui masih menggunakan perangkat SPSS, dan hasilnya
banyak pedagang yang kurang memperhatikan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar.
aspek hygiene dan sanitasi, seperti kebersihan
Hasil penilaian dengan HACCP (mulai dari Tabel 2. Frekuensi Angka Kuman dan HACCP
identifikasi bahaya sampai dengan tindakan Variabel n %
koreksi) selanjutnya dikelompokkan menjadi HACCP
dua (Tabel 2). Sebanyak 78,1% pedagang Baik 25 78,1
masuk dalam kategori baik, dan 21,9% masuk Buruk 7 21,9
dalam kategori kurang baik. Angka Kuman
Memenuhi syarat 26 81,3
Tidak memenuhi syarat 6 18,8
Berdasarkan hasil pemeriksaan angka sampel yang bebas angka kuman, mayoritas
kuman pada makanan, ditemukan sebanyak (96,0%) berasal dari pedagang yang melakukan
18,8% sampel mengandung kuman, dan sisanya pengamanan makanan. Hasil analisis statistik
(81,2%) tidak ditemukan, atau telah memenuhi menunjukkan hubungan antara pengamanan
syarat kesehatan (Tabel 2). makanan dengan angka kuman pada makanan
(p-value<0,05). Peluang terdapat kuman pada
2. Pengamanan Makanan dan angka kuman makanan 60,0 (4,52-97,08) kali pada pedagang
Pada Tabel 3 terlihat bahwa mayoritas yang tidak menerapkan pengamanan makanan
(71,4%) sampel makanan yang tidak memenuhi dengan baik.
syarat, berasal dari pedagang dengan
pengamanan makanan kurang baik. Pada
2. Penerapan HACCP dan angka kuman sampah yang memadai dan peralatan yang
makanan cukup.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa Sudarmaji dalam Jemis (2013)
sebagian besar (71,4%) sampel makanan yang menyampaikan, bahwa suatu pendekatan sistem
tidak memenuhi syarat, berasal dari pedagang dalam pengamanan makanan adalah dengan
dengan pengamanan makanan kurang baik. pendekatan HACCP. Pengawasan keamanan
Pada sampel yang bebas angka kuman, makanan dapat terjamin mutu makanan, karena
mayoritas (96,0%) berasal dari pedagang setiap tahapan proses pengolahan dilakukan
dengan pengamanan makanan baik. Hasil pengendalian risiko dan bahaya yang timbul.
analisis statistik menunjukkan hubungan antara Sehingga, untuk menerapkan HACCP
pengamanan makanan dengan angka kuman diperlukan peningkatan mutu sumber daya
pada makanan (p-value<0,05). Peluang terdapat manusia agar tercapai sasaran. Untuk mengatasi
kuman pada makanan 60,0 (4,52-97,08) kali kekurangan dalam pengukuran kinerja tersebut,
pada pedagang yang tidak menerapkan maka digunakan suatu metode pendekatan yang
pengamanan makanan dengan baik (Tabel 3). mengukur kinerja perusahaan yang
Untuk mengetahui penerapan HACCP telah mengedepankan pentingnya menyelaraskan
dilakukan dengan baik, maka perlu dilakukan aspek perusahaan secara keseluruhan, meliputi
pemeriksaan angka kuman. Makanan dan investor, customer, tenaga kerja, supplier,
minuman yang baik adalah makanan dan peraturan dan masyarakat.
minuman yang bebas dari bakteri-bakteri Oleh karena itu, untuk mendapatkan
patogen. Upaya pengamanan makanan dan makanan yang layak untuk dikonsumsi, maka
minuman pada dasarnya melakukan perlu dilakukan pengamanan makanan yang
pengamanan/pencegahan kontaminasi dari memprioritaskan pada aspek pencegahan.
orang yang menangani makanan, tempat Diperlukan upaya bersama untuk meningkatkan
penyelenggaraan makanan, peralatan pengetahuan pedagang atau penjamah makanan
pengolahan makanan dan proses pengolahan dalam pengamanan makanan, baik melalui
nya. Ada beberapa aktor yang mempengaruhi penyuluhan, maupun pelatihan.
terjadinya keracunan makanan, antara lain
higienis perorangan yang buruk, cara KESIMPULAN
penanganan makanan yang tidak sehat, dan Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 6
perlengkapan pengolahan makanan yang tidak (18,8%) sampel makanan jenis ketoprak yang
bersih. diperiksa dengan metode ALT, mengandung
Menurut Winarno (1993), masalah bakteri, dan 7 (21,9%) pedagang belum
keamanan pangan banyak ditimbulkan karena menerapkan pengamanan makanan. Hasil
kondisi hygiene dan sanitasi yang rendah analisis statistik menunjukkan hubungan antara
sehingga mengakibatkan kontaminasi bahan penerapan HACCP dengan angka kuman pada
pangan baik pada makanan maupun minuman makanan (p-value<0,05). Peluang terdapat
yang dijual di pinggir jalan, warung-warung kuman pada makanan 60,0 (4,52-97,08) kali
atau dibuat di rumah penduduk. Keamanan lebih besar pada pedagang yang tidak
makanan diselenggarakan untuk menjaga menerapkan pengamanan makanan dengan
makanan tetap aman, higienis, bermutu, bergizi, baik. Rendahnya pengetahuan pedagang
dan tidak bertentangan dengan agama, mengakibatkan tidak dilakukannya penerapan
keyakinan, dan budaya masyarakat. Keamanan pengamanan makanan, sehingga terjadi
makanan dimaksudkan untuk mencegah kontaminasi dari lingkungan dan penjamah.
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan Perlu upaya bersama untuk meningkatkan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, pengetahuan dan keterampilan pedagang dalam
dan membahayakan kesehatan manusia. mengolah makanan yang sesuai dengan prinsip-
Masalah sanitasi pangan banyak berkaitan prinsip keamanan makanan.
dengan kebersihan dari tahap produksi,
persiapan, penyimpanan, dan penyajian DAFTAR PUSTAKA
makanan. Disamping itu, pengelolaan makanan Ahyanti, Mei. 2018. Penyehatan Makanan dan
juga harus memperhatikan kebersihan pekerja, Minuman. Pustaka Panasea. Yogyakarta.
peralatan dan air yang digunakan selama proses Ahyanti, Mei. 2019. Modul Praktikum
persiapan, pengolahan dan penyajian, tempat Penyehatan Makanan dan Minuman-A,