ABSTRACT
The food is a important thing in the human life, because the food have fungtion give the power or energy
in body, build the new body tissues. Opportunity happenstance of food contamination can happen at
every preparation food step. The human factor or food processor has a big important influence in food
preparation because the food processor can displace bacterio of E.coli to food and than the instruments
as plate is the one of the important factor that can motivate spreading if deases.This research was the
quantitative with cross sectional design, that purpose to know relationship between personal hygiene
and technique of washing plate toward contamination of bacteria on the plate that use by the food stall
at Traditional Market of Angso Duo Jambi City. The technique of take sample with quota sampling as
many as 30 food stalls and datum was tested by chi-sqaure test. The results of the analysis found no
relationship between washing techniques and personal hygiene to the number of germs in the cutlery
used by food vendors Angso Duo Market Jambi City with a value of 1,000 pp
ABSTRAK
Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia, karena makanan
berfungsi memberikan tenaga atau energi panas pada tubuh, membangun jaringan-jaringan tubuh yang
baru. Peluang terjadinya kontaminasi makanan dapat terjadi pada setiap tahap pengolahan makanan.
Faktor manusia dalam hal ini penjamah makanan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses
pengolahan makanan karena penjamah makanan dapat memindahkan bakteri pada makanan dan factor
peralatan seperti alat makan merupakan salah satu faktor yang memegang peran penting dalam
penularan penyakit, sebab alat makan yang tidak bersih dan mengandung mikroorganisme dapat
menularkan penyakit melalui makanan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross
sectional, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene dan teknik pencucian alat
makan terhadap angka kuman pada alat makan yang digunakan pedagang makanan di Pasar Angso Duo
Kota Jambi teknik pengambilan sampel secara quota sampling sebanyak 30 pedagang makanan dan
data diuji dengan menggunakan uji chi-square.Hasil analisis didapat tidak adanya hubungan antara
teknik pencucian alat makan dan personal hygiene terhadap angka kuman pada alat makan yang
digunakan oleh pedagang makanan Pasar Angso Duo Kota Jambi dengan nilaip-value 1.000
Kata Kunci : Angka Kuman, Teknik Pencucian Alat Makan dan Personal Hygiene
PENDAHULUAN
Makanan merupakan suatu hal yang pengganti sel-sel tua yang usang dimakan
sangat penting didalam kehidupan manusia, usia. Makanan selain harus mengandung
karena makanan berfungsi memberikan nilai gizi yang cukup juga harus bebas dari
tenaga atau energi panas pada tubuh, sumber pencemar seperti mikroorganisme
membangun jaringan-jaringan tubuh yang yang dapat menjadi penyebab penularan
baru, pengatur dan pelindung tubuh penyakit apabila tidak dikelola secara
terhadap penyakit serta sebagai sumber higienis. Salah satu tahap dalam hygiene
ataupun mencuci peralatan makanan yang pedagang makanan di Pasar Angso Duo
digunakan. yang baik adalah sebanyak 1 pedagang atau
sebesar 3,3% dan jumlah koloni yang ada
METODE PENELITIAN dipiring pedagang makanan yang buruk
Penelitian ini merupakan penelitian sebanyak 29 pedagang atau sebesar 96,7%.
deskriptif kuantitatif yang meneliti angka
kuman pada peralatan makan yang Tabel 2. Analisis Bivariat Hubungan
digunakan oleh pedagang makanan Pasar Teknik Pencucian Piring dan Personal
Angso Duo Kota Jambi. Data teknik Hygiene dengan angka kuman pada
piring yang digunkan pedagang di pasar
pencucian peralatan makan serta pengujian
Angso Duo Kota Jambi
angka kuman (Jumlah Koloni) di lakukan uji
di Laboratorium Akademi Analisis Jumlah Koloni p-
Jumlah
Kesehatan (AAK) Provinsi Jambi yang Variabel Buruk Baik valu
n % n % n % e
dilaksanakan pada tanggal 10-19 Desember Teknik
2015, dan data untuk personal hygiene Pencucia
pegawai pedagang makanan didapat dengan n Piring
1.00
Kurang 1 100 0 0 1 10
melalui observasi menggunakan lembar 0
Baik 1 1 0
ceklis. Sampel dalam penelitian ini adalah Baik 1 94, 1 5, 1 10
30 warung pedagang makanan di Pasar 8 7 3 9 0
Personal
Angso Duo dan teknik pengambilan sampel Hygiene
dalam penelitian ini adalah random Buruk 1 94, 1 5, 1 10 1.00
7 4 6 8 0 0
sampling. Untuk mengetahui hubungan Baik 1 100 0 0 1 10
teknik pencucian piring dan personal 2 2 0
hygiene terhadap kontaminasi bakteri data Dengan teknik pencucian piring yang
yang telah didapat diuji menggunakan Chi- dilakukan oleh pedagang makanan Pasar
square. Angso Duo yang baik sebanyak 19
pedagang atau sebesar 63,3% dan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN kurang baik sebanyak 11 orang pedagang
Hasil penelitian ini akan memaparkan atau sebesar 36,7%. Serta Personal Hygiene
angka kuman dalam teknik pencucian piring atau kebersihan diri pedagang dari 30
dan personal hygiene. responden, 12 orang memiliki personal
Tabel 1. Analisis Univariat Angka Kuman, hygiene yang baik atau sebesar 40% dan 18
Teknik Pencucian Piring dan Personal orang lagi memiliki pesonal hygiene yang
Hygiene di Pasar Angso Duo Kota Jambi
Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)
buruk atau sebesar 60%.
Jumlah Koloni Hasil uji statistik Chi-square
Buruk 29 96,7
Baik 1 3,3
menunjukkan bahwa didapatkan nilai p-
Teknik value 1.000 yang memiliki arti bahwa tidak
pencucian
Piring
adanya hubungan antara teknik pencucian
Buruk 11 36,7 piring dengan jumlah koloni. Dari 11
Baik 19 63,3
Personal pedagang yang menggunakan teknik
Higiene pencucian piring yang kurang baik
Buruk 18 60
Baik 12 40 semuanya memiliki jumlah koloni yang
Hasil uji statistic univariat buruk (100%). Sedangkan dari 19 pedagang
didapatkan bahwa jumlah koloni pada piring yang menggunakan Teknik pencucian piring
yang baik 18 pedagang diantaranya (94,7%) memiliki personal hygiene yang buruk 17
memiliki jumlah koloni pada piring diantaranya (94,4%) memiliki jumlah koloni
daganggannya yang buruk dan 1 pedagang pada piring daganggannya buruk dan hanya
lainnya memiliki jumlah koloni yang baik 1 memiliki jumlah koloni yang baik (5,6%),
(5,3%). sedangkan dari 12 orang pedangan yang
Tidak ada hubungan antara personal memiliki personal hygiene yang baik
hygiene dengan jumlah koloni dengan nilai seluruhnya 100% memiliki jumlah koloni
p-value 1.000. Dari 18 orang pedagang yang pada piring dagangannya buruk.
Alat makan merupakan salah satu melainkan langsung ditumpuk ke tempat
faktor yang memegang peranan dalam piring lain yang telah bersih.
penularan penyakit, sebab alat makan yang Adapun faktor-faktor lain yang
tidak bersih dan mengandung menyebabkan jumlah koloni pada piring
mikroorganisme dapat menularkan penyakit yang digunakan pedagang buruk walaupun
melalui makanan, sehingga proses teknik pencucian piring yang mereka
pencucian alat makan dengan penerapan lakukan baik, itu dikarenakan faktor
metode pencucian yang tepat sangat penting langsung seperti udara, air yang digunakan
dalam upaya penurunan jumlah angka untuk mencuci piring, serta lingkungan
kuman terutama pada alat makan6. Menurut setempat. Diketahui bahwa kondisi
Ditjen PPM dan PLM (1998), praktek lingkungan di Pasar Angso Duo tidak begitu
pencucian, sanitasi dan penyimpanan piring bersih bahkan udara di pasar tersebut kurang
dan alat makan yang layak merupakan hal begitu bersih, dilihat dari terdapatnya orang-
penting dalam upaya mencegah infeksi orang yang merokok disekitar warung, debu
penyakit bawaan makanan di tempat dari tanah dan juga asap-asap motor dan
makan9. mobil, sehingga faktor tersebut
Berdasarkan hasil penelitian, menyebabkan jumlah koloni yang terdapat
pedagang yang memiliki jumlah koloni baik dipiring pedagang dapat meningkat
dan teknik pencucucian yang dilakukan juga walaupun piring tersebut baru selesai dicuci.
baik, pedagang tersebut melakukan teknik Hal ini sejalan dengan penelitian yang
pencucian piring dengan menggunakan air dilakukan oleh Azari (2013) yang meneliti
mengalir dan membilas piring terlebih tentang Studi Komparatif Pencucian Alat
dahulu hingga diterjen yang terdapat Makan dengan Perendaman dan Air
dipiring hilang baru kemudian dicelupkan Mengalir terhadap Jumlah Kuman pada Alat
ke dalam bak yang berisi air mersih dan Makan di Warung Makan Bu Am Gonilan,
kemudian menyimpan pada rak penirisan, yang menyatakan bahwa angka kuman pada
sedangkan pedagang yang teknik pencucian alat makan yang direndam terlebih dahulu
yang dilakukannya kurang baik mereka dan dibasuh dengan air mengalir lebih
melakukan teknik pencucian dengan sedikit dibandingkan dengan alat makan
langsung mencelupkan piring yang telah yang setelah dicuci menggunakan detergent
dicuci dengan diterjen ke dalam bak yang kemudian dicelupkan ke dalam bak yang
berisi air tanpa membilas diterjen terlebih berisi air10.
dahulu dan kemudian dicelupkan lagi ke Penelitian lain yang diteliti oleh
dalam bak lain serta beberapa pedagang ini Andriyani (2009) yang meneliti tentang
tidak meletakkan piring ke rak penirisan Pengaruh Larutan Detergent dan larutan
Klorin pada Proses Pencucian Alat Makan
dengan Metode Three Compartement Sink kepala atau korpus, semua pedagang laki-
Terhadap Penurunan Jumlah Angka Kuman laki yang menjadi responden tidak
pada Alat Makan di RS PKU mementingkan penutup kepala, dan juga
Muhhamadiyah Surakarta, menyatakan mereka tidak mengetahui bahwa bakteri
bahwa terjadi penurunan angka kuman pada dapat tercemar melewati rambut mereka.
alat makan setelah dicuci jika dibandingkan Pedagang yang memiliki jumlah koloni
dengan angka kuman pada alat makan yang buruk di piring mereka namun
sebelum dicuci dengan nilai p-value personal hygiene mereka bagus dikarenakan
0.001911. ada beberapa faktor lain yang
Personal hygiene adalah sikap bersih mempengaruhi jumlah koloni pada piring
perilaku penjamah/ penyelenggara makanan tersebut seperti, rak piring yang kurang
agar makanan tidak tercemar. Berkaitan bersih, hygiene dan sanitasi warung nasi,
dengan hal tersebut, personal hygiene yang serta faktor lingkungan yang dapat
terlibat dalam pengolahan makanan perlu mempengaruhi seperti udara.
diperhatikan untuk menjamin keamanan Penelitian ini sejalan dengan
makanan dan mencegah terjadinya penelitian yang dilakukan oleh Zulfa (2011)
penularan penyakit melalui makanan. yang meneliti tentang Hubungan Higiene
Purnawijayanti (2001) mengemukaan 25% Personal Pedagang dan Sanitasi Makanan
dari semua penyebaran penyakit melalui dengan Keberadaan E.coli pada Nasi Rames
makanan disebabkan penjamah makanan di Pasar Johar Kota Semarang, yang
yang terinfeksi dan personalhygiene yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
buruk. Menurut Borja (2008), tidak mencuci hygiene pedagang terhadap keberadaan
tangan sebelum mencuci peralatan makanan E.coli dengan nilai p-value 0.003713.
yang digunakan dapat menimbulkan Penelitian serupa juga dilakukan oleh
kontaminasi pada peralatan makan, karena Yunus, dkk (2015) yang meneliti tentang
bakteri akan terkontaminasi melalui tangan Hubungan Personal Higiene dan Fasilitas
pedagang tersebut. Berdasarkan hasil Sanitasi dengan Kontaminasi E.coli pada
penelitian, pedagang yang memiliki hygiene Makanan di Rumah Makan Padang Kota
yang buruk memang tidak mencuci tangan Manado dan Kota Bitung yang menyatakan
pada saat pencucian peralatan makanan, bahwa ada hubungan personal hygiene
bahkan pada saat ingin menyajikan atau dengan angka E.coli pada makanan dengan
mengolah makanan pedagang tersebut tidak nilai p-value 0,00214. Namun penelitian ini
mencuci tangan terlebih dahulu12. tidak sejalan dengan penelitian yang
Penggunaan sarung tangan dalam dilakukan oleh Sofiana (2012) yang meneliti
pengolah makanan masih belum terbiasa tentang Hubungan Higiene dan Sanitasi
dikalangan pedagang, mereka berpendapat dengan Kontaminasi E.Coli pada Jajanan di
bahwa memakai alas tangan atau sarung Sekolah Dasar Kecamatan Taptos Depok
tangan dalam menyajikan, mengolah makan yang menyatakan bahwa pengetahuan dan
serta mencuci piring lebih sulit dan tidak perilaku penjamah makanan tidak
leluasa dibandingkan tanpa menggunakan berpengaruh terhadap kontaminasi E.coli
sarung tangan. Pedagang makan yang laki- dengan nilai p-value>0.0515.
laki tidak ada yang menggunakan penutup
Kopertis Wilayah X 380
R. Marisdayana, dkk – Teknik Pencucian Alat… Jurnal Endurance 2(3) October 2017 (376-382)