BAHAN ORGANIK
SAMPEL KENTANG
Disusun Oleh :
Restu Anala Putra
XII AK 2
Kelompok 11
Dibimbing oleh:
Titik Handayani S.Si
PENDAHULUAN
Analisis pangan adalah salah satu sub bidang ilmu pangan yang
berhubungan dengan cara-cara atau metode analitik dalam mendeteksi dan
menetapkan komponen-komponen yang terdapat dalam bahan pangan baik segar
maupun olahan. Analisis pangan merupakan cabang ilmu kimia yang
memperlajari penguraian bahan makanan menjadı senyawa-seyawa penyususnnya
sehingga didapat komposisi bahan tersebut.
Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayatidan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, dalam hal ini adalah termasuk bahan pangan
tambahan, bahan baku pangan, dan bahan pangan lain yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.
1.2 TUJUAN
Zat gizi yang terdapat dalam kentang antara lain karbohidrat, mineral
(besi, fosfor, magnesium, natrium, kalsium, dan kalium), protein, serta
vitamin C dan B1. Selain itu, kentang juga mengandung lemak dalam jumlah
relatif kecil, yaitu 1,0–1,5%.
Analisa kadar air dalam bahan pangan penting untuk bahan pangan
segar danolahan. Analisa sering menjadi tidak sederhana karena air dalam
bahan pangan berada dalam bentuk terikat secara fisik atau kimia dengan
komponen bahan pangan lainnya sehingga sulit memecahkan ikatan-ikatan air
tersebut. Penentuan kadar air dalam makanan dapat dilakukan dengan
beberapa metode yaitu metode pengeringan (dengan oven biasa), metode
distilasi, metode kimia dan metode khusus. Namun, pada praktikum hanya
dilakukan metode pengeringan oven.
Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk mengetahui dan
membuktikan kandungan karbohidrat melalui beberapa uji ilmiah dan
mengamati perubahan warna sebelum dan setelah terhidrolisis.
BAB III
METODE ANALISIS
1. Prinsip Dasar
100 – 105°C
Sampel kentang Kentang kerinh + H2O(g)↑
3. Alat Dan Bahan
Alat :
• Cawan Al
• Desikator
• Gegep
• Kawat kasa
• Oven
Bahan :
• Sampel Kentang
4. Prosedur
2. Reaksi
550 – 600°C
Sampel kentang Kentang kerinh + H2O(g)↑
Alat :
• Cawan konstan
• Desikator
• Gegep
• Naraca analitik
• Pembakar
bunsen Bahan:
• Kentang
4. Prosedur
Distilasi
(NH4)2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2 H2O + 2NH3
NH3 + HCl berlebih NH4Cl + HCl sisa
Titrasi
HCl sisa + NaOH NaCl + H2O
3. Alat Dan Bahan
Alat:
• Alat distilasi
• Buret 50 mL
• Labu kjedahl
Bahan :
• H2SO4 pekat
• Katalis (selen mixture)
• Larutan H3BO3 3%
4. Prosedur
a. Destruksi
b. Penyulingan
C. Titrasi
Alat:
• Kaca arloji
• Labu lemak
• Penangas air
• Tabung soxhlet
Bahan:
• Petroleum eter/heksana
• Kertas saring
• Kentang
4. Prosedur Kerja
1. Ditimbang dengan teliti 2,5006 g contoh yang telah dihaluskan.
2. Dibungkus sampel mengunakan kertas saring lalu dimasukan ke dalam
tabung ekstraksi.
3. Dialirkan air pendingin melalui kondensor.
4. Dipasang labu ekstraksi pada alat ekstraksi Soxhlet.
5. Dimasukan pelarut petroleum eter/heksana ke dalam tabung ekstraksi
hingga pelarut turun ke labu lemak, kemudian ditambahkan lagi pelarut
hingga lebih dari separuh tabung tetapi belum sampai turun.
6. Dipasang pendingin tegak lalu panaskan labu. Dilakukan ekstraksi
selama 4 jam atau sekitar enam kali penurunan pelarut.
7. Diuapkan petroleum eter/heksana yang telah mengandung ekstrak lemak
dan minyak dengan penangas uap/air sampai agak pekat. Diteruskan
pengeringan dalam oven 100oC sampai berat konstan.
4. Prosedur Kerja
1. Ditimbang 2,5000 g contoh ke dalam labu Erlenmeyer.
2. Ditambahkan ke dalamnya 25 mL HCl 3%.
3. Dididihkan dengan menggunakan pendingin tegak selama 1,5 – 2 jam.
4. Setelah didinginkan, dimasukkan seluruh ke dalam labu takar 250 mL.
5. Dinetralkan dengan NaOH 3,25% (indikator PP).
6. Ditepatkan sampai tanda tera dan disaring.
7. Dipipet 10 mL saringan ke dalam labu Erlenmeyer asah.
8. Ditambahkan 25 mL larutan Luff dan 15 mL air suling.
9. Didihkan selama 10 menit dengan pendingin tegak, pendidihan terjadi
setelah pemanasan 3 menit.
10. Didinginkan larutan dengan cepat, dibubuhi 10 mL KI 30% dan 25
mL H2SO4 25% (lewat dinding).
11. Setelah reaksi selesai, dititar dengan Na2S2O3 0,1 N dengan indikator
kanji.
12. Dilakukan pekerjaan blanko.
BAB IV
HASIL ANALISIS
1. Cawan 1 5,0622
2. Cawan 1 5,0619
3. Cawan 2 4,8238
4. Cawan 2 4,8236
b.Bobot kentang
1. Cawan 1 ke 1 5,3615
2. Cawan 1 ke 2 5,3612
3. Cawan 2 ke 1 5,1043
4. Cawan 2 ke 2 5,1040
d.Data perhtungan
1,6548 𝑔
= 1,9541 𝑔 × 100%
= 84,69 %
% Kadar air kentang 2 = 𝑊2−𝑊1 × 100%
𝑊
6,8235 𝑔 − 5,1040 𝑔
= 2,0003 𝑔 × 100%
1,7195 𝑔
= 2,0003 𝑔 × 100%
= 85,96 %
1 70,6363
2 70,6360
b. Penimbangan sampel
Bobot sampel kentang = 3,0001 g
1 70,6850
2 70,6846
e. Perhitungan kadar
70,6846 𝑔−70,6360 𝑔
= 73,6566 𝑔−70,6360 𝑔 × 100%
0,0481 𝑔
= 3,0206 𝑔 × 100%
=1,59 %
Keterangan:
b. Data titrasi
Data titrasi standarisasi HCl 0,1 N
Ulangan V larutan HCl (mL) TA
1. 7,27 Merah jingga
2. 7,26 Merah jingga
Perhitungan normalitas
HCl
𝑚𝑔 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐻𝐶𝑙 =
𝐵𝑠𝑡 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠 × 𝑚𝐿 𝐻𝐶𝑙 × 𝐹𝑝
251,7 𝑚𝑔
=
100,5 × 7,265 × 10
251,7
=
7.446,625
= 0,03 𝑁
mL HCl x N HCl x Fp x
%N= x 100%
14,08 mg kentang
%N= 1,44 mL x 0,03 N x 10 x
14,08 x 100%
999,4
% N = 0.60%
b. Perhitungan kadar
% Kadar lemak dan minyak = 𝑎 × 100%
𝑏
0,0661 𝑔
= 2,3995 𝑔 × 100%
= 0,0275 × 100%
= 2,75 %
Keterangan :
Perhitungan
BAB V
PEMBAHASAN
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering
(dry basis). Kadar air merupakan pemegang dan peranan penting, maka
aktivitas airmempunyai peranan tersendiri dalam proses pembusukan dan
ketengikan padabahan pangan. Kerusakan bahan makanan pada umumnya
merupakan proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau kombinasi antara
ketiganya. Dengan berlangsungnya ketiga proses tersebut diperlukan air
dimana kini telah diketahuibahwa hanya air bebas yang dapat membantu
berlangsungnya proses tersebut.
Analisis kadar air dengan metode oven didasarkan atas berat yang
hilang. Pada praktikum ini kadar air sebesar 84,69% untuk kentang1 dan
85,96% untuk kentang 2. Secara umum kandungan kadar air hasil analisa pada
praktikum ini mendekati tepat dengan berbagai sumber yang menyatakan
bahwa kandungan kadar air buahdan sayur segar mencapai 90%. Dari hasil
penelitian, kadar air kentang memiliki kandungan air yang paling rendah
dibandingkan dengan sayuran lain sehingga dibanding sampel lainya, kentang
yang paling lama masa simpannya.
5.2 Penentuan Kadar Abu Dalam Contoh Makanan
Setelah 3 jam proses teklu, kemudian menunggu suhu turun karena suhu
sebelumnya sangat panas yaitu sekitar 550-600°C agar sampel bisa diambil
untuk kemudian dimasukkan ke desikator. Tujuan dimasukkan ke desikator
adalah untuk menjaga berat konstan karena desikator akan menyerap air
sehingga berat sampel tetap stabil. Kemudian dilakukan penimbangan
sebanyak 3 kali.
Walaupun kadar abu hasil analisis sayur tersebut dibawah standar SNI
adalah sekitar 1,6% dan hasil analisis mendapatkan sebesar 1,59%, sayur yang
digunakan dalam praktikum ini adalah sayur dalam kondisi segar, sehingga
seharusnya nilai kadar abunya sesuai dengan literatur.
Dalam hal ini berarti ada kemungkinan kesalahan dalam praktikum ini.
Kemungkinan besar karena ketidak telitian praktikan baik dalam
penımbangan, maupun saat penumbukan bahan yang kurang baik (bahan
belum halus atau homogen secara sempurna), sehingga diperoleh kadar abu
yang kurang dari standar atau bisa jadi karena kurang berfungsinya desikator,
desikator kurang menyerap uap air yang kembali masuk ke bahan,karena saat
pendinginan.
Pada praktikum ini, refluks terjadi tidak sampai 5 jam, mungkin hanya
sekitar 3 jam. Sehingga, sangat dimungkinkan tidak semua lemak terlarut pada
rentang waktu tersebut sehingga hasil yang didapatkan sangat kecil. Selain
itu,Nurcholis (2013) menyebutkan untuk sampel yang dimasukkan ke dalam
thimble dan kertas saring itu dalam keadaan/bentuk tepung. Kemungkinan hal ini
dimaksudkan agar seluruh lemak dapat dilarutkan oleh petroleum eter. Dalam
praktikum ini, kentang kering masih dalam bentuk kepingan-kepingan yang
cukup
tebal sehingga lemak yang terlarut kemungkinan hanya yang berada di
permukaan
sedangkan lemak bagian dalam kentang masih belum terekstrak. Jika memang
benar demikian, maka dapat dipahami bahwa berat lemak yang didapatkan dari
praktikum ini jauh lebih besar dari yang sebenarnya.
KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
1. Cawan 1 5,0622
2. Cawan 1 5,0619
3. Cawan 2 4,8238
4. Cawan 2 4,8236
1. Cawan 1 ke 1 5,3615
2. Cawan 1 ke 2 5,3612
3. Cawan 2 ke 1 5,1043
4. Cawan 2 ke 2 5,1040
1 70,6363
2 70,6360
Penimbangan cawan dan abu
Penimbangan ke Bobot (g)
1 70,6850
2 70,6846
% ×Volume
= 100%
g
30 % ( )×15 mL
mL
= 100%
= 4,5 g
Bobot hasil penimbangan = 4,5001 g
-Pembuatan lar. HCl 0,1 N dari HCl
pekat 1000 ×% ×BJ
N HCl =BE
N HC l= 12,06 N
V1 x C1 = V2 X C2
% ×Volume
= 100%
g
3 %( )×25 mL
mL
= 100%
= 0,75 g
-Pembuatan lar. Na2B4O7 0,1 N sebanyak 25 mL untuk standarisasi HCl
= 0,2512 g
Bobot hasil penimbangan = 0,2517 g
- Prosedur kerja standarisasi HCI 0.1 N
Perhitungan normalitas
HCl
𝑚𝑔 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐻𝐶𝑙 =
𝐵𝑠𝑡 𝑏𝑜𝑟𝑎𝑘𝑠 × 𝑚𝐿 𝐻𝐶𝑙 × 𝐹𝑝
251,7 𝑚𝑔
=
100,5 × 7,265 × 10
251,7
=
7.446,625
= 0,03 𝑁
0,0661 𝑔
= 2,3995 𝑔 × 100%
= 0,0275 × 100%
= 2,75 %
% ×Volume
= 100%
g
30 %( )×30 mL
mL
= 100%
= 9,0000 g
Bobot hasil penimbangan = 9,0000 g
-Pembuatan lar. H2SO4 25% dalam 50mL
V1 x C1 = V2 X C2
V1 x 98 % = 50mL x 25 %
1.250
C2 = = 12,75 mL
98
N HC l= 12,06 N
V1 x C1 = V2 X C2
V1 x 12,06 N = 30 mL x 4N
120
C2 = 12,06 = 9,95 mL
-Pembuatan lar. KI 20% dalam 30mL
Bobot
b/v (%) = ×100%
Volume
% ×Volume
= 100%
g
20 %( )×30 mL
mL
= 100%
= 6,0000 g
-Pembuatan lar. HCl 3% 25 mL
V1 x C1 = V2 X C2
V1 x 25% = 25 mL x 3%
75
C2 = = 3mL
25
% ×Volume
= 100%
g
3,25 %( )×30 mL
mL
= 100%
= 0,975 g
-Pembuatan lar. KIO3 0,1 N dalam 50 mL untuk standarisasi