Anda di halaman 1dari 10

Pelaksanaan Sidang Keliling di Pengadilan Agama Purwakarta

Abstrak
Indonesia adalah negara hukum yang mengakui dan melindungi hak asasi manusia (HAM)
untuk semua individu dan kelompok tanpa memandang ras, agama, suku,ekonomi sehingga
setiap orang berhak atas pelayanan yang sama di hadapan hukum.Permasalahan yang diteliti
adalah implementasi kebijakan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu
di Pengadilan Agama Purwakarta , salah satunya dalam bentuk pelaksanaan sidang keliling.
PERMA Nomor 1 Tahun 2014 ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat di bidang hukum, khususnya masyarakat yang memiliki keterbatasan baik itu
dalam hal biaya, jarak, ataupun waktu dalam memperoleh hak keperdataannya. Metode yang
digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif dan bersumber dari penjelasan
hakim dan pegawai Pengadilan Agama Purwakarta serta berbagai literarur lainnya. Adapun
kesimpulan hasilnya yaitu Di Pengadilan Agama Purwakarta sidang keliling rutin
dilaksanakan setiap bulannya untuk memudahkan masyarakat pencarikeadilan yang kesulitan
menyelesaikan perkara keperdataannya baik itu disebabkanoleh biaya atau aksesnya yang
sulit untuk datang ke kantor pengadilan. Sidang keliling yang dilakukan di Pengadilan
Agama Purwakarta telah sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung (PERMA), Surat
Keputusan Ketua Muda Mahkamah Agung Republik Indonesia Urusan Lingkungan
Pengadilan Agama (SK TUADA), dan peraturan-peraturan lain yang mengatur tentang sidang
keliling. Pelaksanaan sidang keliling ini dapat dikatakan efektif terbukti dengan banyaknya
perkara yang terselesaikan di sidang keliling dan mempermudah masyarakat tidak mampu
untuk mengakses peradilan.
Kata kunci: Masyarakat, Sidang Keliling, Pengadilan Agama Purwakarta, PERMA No 1
Tahun 2014
Abstract
Indonesia is a constitutional state that recognizes and protects human rights (HAM) for all
individuals and groups regardless of race, religion, ethnicity, economy so that everyone has
the right to equal service before the law. The problem under study is the implementation of
the Republic of Indonesia's Supreme Court Regulation policy. Indonesia Number 1 of 2014
concerning Guidelines for Providing Legal Services for Poor Communities at the
Purwakarta Religious Court, one of which is in the form of holding a circuit court. PERMA
Number 1 of 2014 has the aim of improving services to the community in the legal field,
1
especially people who have limitations both in terms of cost, distance, or time in obtaining
their civil rights. The method used is qualitative with a normative juridical approach and is
sourced from the explanations of judges and employees of the Purwakarta Religious Court
and various other literature. The conclusion of the results is that at the Purwakarta Religious
Court a circuit court is routinely held every month to make it easier for justice seekers who
have difficulty resolving their civil cases either due to costs or difficult access to come to the
court office. The circuit court held at the Purwakarta Religious Court was in accordance
with the Supreme Court Regulations (PERMA), the Decree of the Deputy Chairperson of the
Supreme Court of the Republic of Indonesia for Environmental Affairs of the Religious
Courts (SK TUADA), and other regulations governing circuit courts. The implementation of
this circuit court can be said to be effective, as evidenced by the large number of cases
resolved at the circuit court and making it easier for the poor to access justice.
Keyword: Community, Circuit Court, Purwakarta Religious Court, PERMA No. 1of 2014

1. Pendahuluan

Indonesia adalah negara yang diatur oleh hukum, sudah selayaknya hak atas
perlindungan hukum dengan segala kemudahannya harus menjadi hak yang dapat diterima
oleh seluruh lapisan masyarakat dalam jangka panjang, yaitu. tanpa batas waktu. Identitas
negara Indonesia sebagai negara hukum harus kembali mempertanyakan keberlangsungan
identitas tersebut.
Pengadilan Agama merupakan salah satu lembaga peradilan khusus diIndonesia yang
berwenang dan bertugas memeriksa, menyelesaikan, dan memutus perkara-perkara perdata
tingkat pertama. Menurut Roihan A Rasyid (2016: 5-6) dikatakan peradilan khusus karena
Pengadilan Agama merupakan lembaga peradilan bagi orang-orang islam yang berwenang
menyelesaikan perkara-perkara perdata islam tertentu.
Dalam bukunya, Cik Hasan Bisri (1997: 36) menerangkan bahwa perkara- perkara
tertentu yang dapat diselesaikan di Pengadilan Agama yaitu berdasarkan pasal 49 Undang-
undang Nomor 3 Tahun 2006 adalah perkara perdata islam dalam bidang perkawinan,
kewarisan, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan yang terakhir ekonomi syari’ah.
Dalam pelaksanaannya, Pengadilan Agama menggunakan hukum acarayang berlaku
pada lingkungan peradilan umum serta yang telah diatur secara khususdalam Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang hinggasaat ini telah mengalami dua kali
perubahan yaitu Undang-undang No 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua Undang-undang No
50 Tahun 2009.
2
Para pihak harus memberikan pelayanan hukum secara optimal. Pelaksanaan peradilan
agama tanpa mempertimbangkan kemampuan masyarakat dalam hal pembayaran Pengadilan
Agama (PA) Purwakarta adalah sebuah lembaga Pengadilan Tingkat Pertama memiliki
yurisdiksi untuk menyidangkan kasus-kasus seperti itu pengadilan agama tingkat pertama.
Berinteraksi langsung dengan masyarakat di wilayah hukum Kabupaten Purwakarta. Dan
dalam hal ini, sehubungan dengan pernyataan di atas, yang tidak dimiliki semua orang yang
terlibat dalam kasus ini kemampuan untuk membayar layanan ini, kinerja organisasi di
pengadilan Agama (PA) Purwakarta juga harus diperhatikan agar tidak menimbulkan
Pecundang. Karyawan harus menyadari posisi mereka dalam organisasi organisasi publik
nirlaba . Pada prinsipnya, organisasi publik tidak berorientasi pada keuntungan menjadi arah
kepentingan organisasi.
Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang bermasalah dalam halkeperdataannya,
hal tersebut disebabkan oleh beberapa alasan salah satunya letak pengadilan yang cukup jauh
dari kediaman juga faktor biaya yang mengakibatkan masyarakat menyelesaikan masalahnya
diluar pengadilan. Untuk menyelesaikan masalah tersebut . Mahkamah Agung mengeluarkan
peraturan mengenai pelayanan terpadu, dimana didalamnya terdapat pelayanan sidang keliling.
Dalam Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No 1 Tahun 2014menyebutkan bahwa sidang
keliling adalah Sidang diluar gedung peradilan yang dilaksanakan secara tetap, berkala atau
sewaktu-waktu oleh Pengadilan disuatu tempat yang ada di wilayah hukumnya tetapi diluar
tempat kedudukan gedung Pengadilan dalam bentuk sidang keliling. Sidang keliling sangat
membantu masyarakat dalam memperjuangkan keadilan yang hakiki, disaat masyarakat
membutuhkan penegak hukum untuk menyelesaikan perkara yang membutuhkan putusan
untuk memperkuat kekuatan hukumnya tetapi terhalang oleh hambatan- hambatan yang
mungkin tidak mampu dijangkau oleh mereka, maka disaat itulah proses sidang keliling sangat
membantu dan dibutuhkan.

2. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis


normatif. Menurut Soerjono dan Sri (2003: 13), metode penelitian yuridis normatif adalah
penelitian hukum kepustakaan yang dilakukan dengan cara meneliti bahan-bahan kepustakaan
atau data sekunder yang bersangkutan dengan penelitian ini. Adapun yang menjadi tempat
penelitian dari implementasi perma no 1 tahun 2014 mengenai sidang keliling yaitu di
Pengadilan Agama Purwakarta. Sumber data penelitian ini diperoleh dari sumber data primer
yang bersumber dari hasil penjelasan hakim dan pegawai Pengadilan Agama Purwakarta.
3
Dan sumber data sekunder yaitu diambil dari dokumen-dokumen mengenai sidang keliling di
PA Purwakarta, website, buku-buku, dan bahan yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas. Adapun teknik pengumpulan data yangdigunakan antara lain Wawancara, dan Studi
kepustakaan dalam berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Sidang Keliling Pengadilan Agama Purwakarta

Pada prinsipnya pengadilan bersifat menunggu orang datang ke pengadilan untuk


menyelesaikan perkaranya. Pengadilan tidak mencari perkara, namun masih banyak
masyarakat yang mengalami kesulitan datang ke pengadilan karena beberapa kendala, baik
dari segi kondisi geografis, transportasi, sosial maupun ekonominya. Menurut Eneng dan Dewi
(2019) untuk mendukung asas peradilan yang cepat, mudah dan biaya ringan, Pengadilan
Agama terus melakukan upaya “jemput bola” demi mumudahkan masyarakat dalam
mengakses pelayanan hukum.Upaya tersebut yaitu dengan dilaksanakannya sidang keliling
dan pembebasan biaya peradilan (Prodeo).
Menurut Salma (2022) sidang keliling adalah sidang pengadilan yang dilaksanakan diluar
gedung pengadilan yang diperuntukan bagi masyarakat yang mengalami hambatan untuk
datang ke kantor pengadilan karena alasan jarak,transportasi dan biaya. Pengadilan biasanya
melaksanakan sidang keliling di balai sidang pengadilan, kantor kecamatan, kantor urusan
agama, dan fasilitas umum yang mudah dijangkau oleh masyarakat yang bertempat tinggal
jauh dari kantor Pengadilan Agama.
Hal tersebut sejalan dengan ketentuan pasal 14 PERMA No 1 Tahun 2014 yang
menyatakan bahwa pengadilan dapat melaksanakan pelayanan sidang diluar gedung
pengadilan yang sering disebut dengan istilah sidang keliling untuk mempermudah setiap
warga negara yang tidak mampu atau sulit menjangkau lokasi kantor Pengadilan karena
beberapa hambatan seperti biaya, fisik ataupun letak geografisnya.
Pelaksanaan sidang keliling oleh Pengadilan Agama Purwakarta sudahdilaksanakan sejak
dikeluarkannya PERMA No 1 Tahun 2014 yang ditentukan berdasarkan kebutuhan. Setiap
dilaksanakannya sidang keliling, pihak Pengadilan Agama Purwakarta berkoordinasi dengan
pemerintahan wilayah setempat. Dengan diadakannya sidang keliling masyarakat sangat
terbantu karena memudahkan bagi mereka pencari keadilan untuk menyelesaikan masalah
huum yang dihadapinya, sehingga banyak masyarakat purwakarta yang sadar hukum dan mau
untuk menyelesaikan perkara hukumnya karena akses yang mudah dan biaya yang terjangkau
karena adanya sidang keliling yang dilakukan Pengadilan Purwakarta ini.
4
Apabila ada suatu perkara yang sedang disidangkan dalam sidang kelilingdan perkara
tersebut belum selesai diputus, sedang anggaran DIPA untuk pelaksanaan sidang keliling
tersebut telah habis sehingga tidak ada sidang keliling lanjutan, maka pemeriksaan dilanjutkan
di gedung pengadilan dimana pengadilan itu berkedudukan.

Tabel 1. Capaian Kinerja Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan
Agama Purwakarta Tahun 2021

SASARAN INDIKATOR KINERJA


STRATEGIS URAIAN TARGET (%) REALISASI (%)

Prosentase perkara prodeo yang 100 93,33


diselesaikan
Meningkatnya akses Prosentase perkara yang
peradilan bagi diselesaikan di luar 100 100
masyarakat miskin dan pengadilan
terpinggirkan Prosentase pencari keadilan
golongan tertentu yang
mendapat Layanan 100 99,98
Bantuan Hukum (Posbakum)
yang diselesaikan

Sumber : LKJIP Pengadilan Agama Purwakarta 2021

Data tersebut menunjukkan bahwa kinerja Pengadilan Agama Purwakarta dalam


implementasi kebijakan Ketetapan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2014 tentang Pemberian Pelayanan Hukum Kepada Masyarakat Tidak Mampu di Peradilan
Tahun 2021, khususnya di Pengadilan Agama Purwakarta. penyelesaian kasus Prodeo atau
kasus biasa. Pembebasan dalam kasus tidak optimal. Pada tahun 2021, Pengadilan Agama
(PA) Purwakarta memproses 14 perkara Prodeo dan jumlah perkara sebanyak 15 perkara.
Pengadilan Agama Purwakarta dapat menyelesaikan 14 perkara, sehingga realisasi perkara
Prodeo sebanyak 14 perkara. Jika target indikator kasus bebas tercapai 100% maka
pencapaiannya adalah 93,33%. Per 31 Desember 2021.
Adapun faktor-faktor yang mendukung keefektifan pelaksanaan sidang keliling di
Purwakarta adalah dana (anggaran) yang memadai, kesadaran hukum masyarakat, faktor
lingkungan/alam yang mendukung .
Pengadilan Agama (PA) Purwakarta melaksanakan Keputusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia No. 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Pelayanan Hukum
Kepada Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan Agama Purwakarta (Studi Kasus Pelayanan
Bebas Biaya) dengan mengacu pada SOP (standard operating procedure) yang berlaku.
5
3.2 Tempat pelaksanaan sidang keliling PA Purwakarta

Berdasarkan surat keputusan ketua Pengadilan Agama Purwakarta No: W10-


A11/213/HK.05/1/2022 tempat pelaksanaan sidang di luar gedung Pengadilan Agama
Purwakarta dilaksanakan di Kecamatan Wanayasa (meliputi wilayah Keecamatan Pondok
Salam dan Kecamatan Kiarapedes), Kecamatan Darangdan (meliputi wilayah Kecamatan
Bojong dan Kecamatan Sukatani), Kecamatan Sukasari, Kecamatan Campaka (meliputi
wilayah Kecamatan Bungursari dan Kecamatan Cibatu), dan Kecamatan Tegalwaru (meliputi
wilayah kecamatan Plered dan Kecamatan Manis).
Untuk pelaksanaannya, sebagaimana yang disebutkan dalam PERMA No 1Tahun 2014
bahwa sidang diluar gedung Pengadilan dapat dilaksanakan dalam bentuk sidang di tempat
sidang tetap atau sidang keliling bertempat di kantor pemerintahan setempat seperti Kantor
kecamatan, Kantor KUA, Kantor Desa, ataugedung-gedung lainnya dengan mengupayakan
dokor ruangan menyerupai ruanganpersidangan di Pengadilan.
Pada pelaksanaanya, sidang di luar gedung pengadilan Agama Purwakarta pada bulan
agustus tahun 2022 ini dilaksanakan di Kantor Kecamatan Cibatu, Kantor Kecamatan
darangdan, Kantor Kecamatan Maniis, dan Kantor Kecamatan Plered. Pelaksanaan tersebut
terjadi setelah pihak Pengadilan Agama Purwakarta berkoordinasi dengan Pemerintahan
setempat dan juga pertimbangan fasilitas tempat yang memadai. Pemerintahan setempat yang
dimaksud dalam hal koordinasimengenai sidang keliling yaitu seperti Camat, kepala kantor
urusan agama, dan kepala desa.

3.3 Petugas sidang keliling

Penyelenggara sidang keliling dilaksanakan oleh beberapa petugas dari pejabat


fungsional Pengadian Agama tersebut. Namun kadang dari pejabat struktural Pengadilan
Agamanya pun ada yang ikut serta dalam kegiatan sidang keliling sesuai dengan
kebutuhannya. Jumlah petugas yang ikut serta dalam pelaksanaan sidang keliling disesuaikan
dengan kebutuhan dan jenis-jenis perkara sidang akan diselesaikan, seperti Hakim minimal
1 Majelis Hakim yaitu 3 orang Hakim, Panitera minimal 1 yaitu Panitera Pengganti, dan 1
orang petugas untuk administrasi. Tetapi dalam hal-hal tertentu sidang keliling, petugas dapat
ditambahdengan 1 orang Hakim Mediator, 1 orang pejabat untuk penanggung jawab, dan 1
6
orang Jurusita atau Jurusita Pengganti. Jadi kurang lebih petugas sidang keliling dari
Pengadilan berjumlah delapan orang. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Muda
Mahkamah Agung Republik Indonesia Urusan Lingkungan Pengadilan Agama Nomor
01/SK/TUADA-AG/I/2013 Tentang Pedoman Sidang Keliling di Lingkungan Peradilan
Agama.
Menurut pemaparan salah satu pegawai Pengadilan Agama Purwakarta bahwa apabila
Pengadilan Agama Purwakarta melaksaksanakan sidang keliling, petugas yang ikut terdiri
dari sekurang-kurangnya 1 Majelis Hakim (3 orangHakim), 1 orang Panitera, 1 orang Jurusita,
1 orang yang bertugas sebagai operator,dan 1 orang driver. Namun apabila ada hal-hal yang
mengharuskan adanya mediator maka ditambah 1 orang Hakim Mediator.

3.4 Pendaftaran perkara sidang keliling PA Purwakarta

Semua orang dapat mengajukan perkaranya untuk diselesaikan melalui pelayanan sidang
keliling yang dilakukan oleg pengadilan yang beradad di daerah hukumnya. Berdasarkan
Surat Keputusan Ketua Muda Mahkamah Agung Republik Indonesia Urusan Lingkungan
Pengadilan Agama Nomor 01/SK/TUADA-AG/I/2013 Tentang Pedoman Sidang Keliling di
Lingkungan Peradilan Agama menerangkan bahwa pendaftaran perkara sidang keliling
dilakukan di Pengadilan setempat sesuai prosedur pada umumnya. Namun bagi daerah-
daerah yang tidak memungkinkan untuk mendaftar langsung ke pengadilan dapat
mendaftarkan perkaranya langsung kepada petugas yang telah di tugaskan untuk itu di tempat
sidang keliling dilaksanakan, dan petugas tersebut melaporkan adanya pendaftaran perkara
baru ke Pengadilan yang bersangkutan melalui media komunikasi supaya perkara tersebut
dapat diproses ke register perkara dan mendapatkan nomor perkara.
Pendaftaran perkara pada sidang keliling di Pengadilan Agama Purwakarta pada dasarnya
sama seperti pendaftaran perkara pada biasanya. Dalam sidang keliling ini pihak yang
berperkara bisa mendaftarkan perkaranya secara langsung data ke Pengadilan Agama
Purwakarta atau bisa langsung mendaftarkan perkaranya di tempat sidang keliling Pengadilan
Agama Purwakarta sebelum sidang dilaksanakan pada petugas administrasi yang telah
ditentukan.
Namun pada kenyataannya, pendaftaran perkara dalam sidang keliling di Purwakarta
dilakukan dengan dikolektifkan kepada salah satu aparat pemerintah setempat yang dipercaya
7
untuk itu, sehingga yang menemui pihak pengadilan untukmendaftarkan perkara-perkara para
pihak hanya oleh orang yang telah dipercaya tersebut.
Berdasarkan pengamatan penulis pada tanggal 10 Agustus 2022, lokasi persidangan di
luar gedung Pengadilan Agama Purwakarta bertempat di Kecamatan Cibatu, di mana para
pihak langsung mendaftarkan diri ke pejabat Penegak administrasi yang kebetulan adalah
Eros Rosita yang menjabat sebagai jurusita pengganti di PA Purwakarta dan menjadi petugas
pendaftaran pada sidang keliling waktu itu. Beliau memaparkan bahwa kebanyakan para
pihak mendaftar secara langsung di lokasi sidang keliling, dengan alasan lebih dekat dari
kediaman para pihak yang ingin mendaftarkan perkaranya sehingga menghemat biaya
transportasi. Jumalah pihak yang mengajukan pelayanan sidang keliling pada Pengadilan
AgamaPurwakarta di bulan Agustus 2022 yaitu sebanyak 32 sehingga perkara yang masuk
pada bulan agustus 2022 ini 32 perkara,

Menurut Panggabean (2015: 772), adapun persyaratan administrasi yang perlu


dilengkapi untuk mengajukan perkara pada sidang keliling yaitu:
a) Surat gugatan atau permohonan
b) Kelengkapan dokumen-dokumen yang diperlukan sesuai dengan perkara yang
diajukan
c) Menbayar panjat biaya perkara yang telah ditetapkan oleh pengadilan. Namun bagi
yang tidak mampu dapat mengajukan prodoe atau berperkara secara gratis
d) Menyerahkan semua persyaratan yang sudah lengkap ke pihak pengadilan secara
pribadi atau perwakilan yang di tunjuk
e) Setelah persyaratan diserahkan, minta tanda bukti pembayaran (SKUM), dan satu
salinan gugatan atau permohonan yang telah diberi nomor perkara
f) Pada saat pelaksanaan persidangan, penggugat atau pemohon harus membawa
minimal dua orang saksi yang mengetahui permasalahannya

3.5 Perkara yang diselesaikan


Semua perkara pada dasarnya dapat diajukan melalui sidang keliling, akan tetapi karena
keterbatasan pada pelayanan sidang keliling maka perkara yang dapat diajukan
penyelesaiannya melalui sidang keliling hanya perkara tertentu. Menurut PERMA No 1
Tahun 2014 dalam pasal 16 menyebutkan bahwa perkara yang diselesaikan dalam sidang
keliling adalah perkara yang bersifat sederhana, dengan artian perkara yang mudah dalam
8
pembuktiannya. Perkara yang pembuktiannya mudah itu bersifat sederhana atau perkara yang
ringan. Ringan yang dimaksud disini bukan hanya perkara voluntair (permohonan) saja tetapi
perkara contentious(gugatan) juga bisa diselesaikan dalam sidang keliling.
Dalam penjelasan Surat Keputusan Ketua Muda Mahkamah Agung Republik Indonesia
Urusan Lingkungan Pengadilan Agama Nomor 01/SK/TUADA-AG/I/2013 jenis perkara
yang dapat diajukan dan diselesaikan melalui sidang keliling diantaranya itsbat nikah, cerai
gugat yang diajukan oleh istri, cerai talak yang diajukan oleh suami, penggabungan perkara
itsbat dan cerai gugat atau cerai talak apabila pernikahan yang dilakukan tidak ada bukti
pernikahan dan akan mengajukan perceraian, hak asuh anak, dan yang terakhir perkara
permohonan penetapan ahli waris.
Apabila perkara telah diselesaikan dalan sidang keliling dan hakim telah memutus
perkara tersebut, maka pihak yang berperkara dapat mengaambil salinan putusan di
Pengadilan atau di tempat sidang keliling sesuai dengan intruksi Hakim pada saat pelaksanaan
sidang tersebut.

4.Simpulan

Implementasi sidang keliling di Pengadilan Agama Purwakarta rutin dilaksanakan


setiap bulannya untuk memudahkan masyarakat pencari keadilan yang kesulitan
menyelesaikan perkara keperdataannya baik itu disebabkn oleh biaya atau aksesnyayang sulit
untuk datang ke kantor pengadilan. Sidang keliling yang dilakukan di Pengadilan Agama
Purwakarta telah sesuai dengan PERMA, SK TUADA, dan peraturan-peraturan lain yang
lain mengatur tentang sidang keliling.Pelaksanaan sidang keliling ini dapat dikatakan efektif
terbukti dengan banyaknya perkara yang terselesaikan di sidang keliling dan mempermudah
masyarakat tidak mampu untuk mengakses peradilan

Referensi
Cik Hasan Bisri. Peradilan Islam dalam Tatanan Masyarakat Indonesia. Bandung:
Remaja Rosda Karya. 1997.
Salma Siti Safira, dan Shindu Irwansyah. Implementasi Sidang Keliling diPengadilan
Agama Garut Menurut Maslahah Mursalah. Unisba Press: Jurnal Riset Hukum Keluarga
Islam (JRHKI), Vol 2, No 1, Juli 2022
https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRHKI/article/view/717/733
9
Eneng Nuraeni, dan Dewi Mayaningsih. Implikasi Sidang Keliling Pengadilan Agama
Ciamis Terhadap Peningkatan Kesadaran Penyelesaian Perkara. Core: eJournal UIN Sunan

Gunung Djati, Varia Hukum, Vol 1, No 1, 2019: 21-44


https://core.ac.uk/download/pdf/234031878.pdf
Panggabean. Kompilasi Formulir-Formulir Penanganan Perkara
Perdara.Bandung: P.T. Alumni. 2015.
Pengadilan Agama Purwakarta https://www.pa-purwakarta.go.id/
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pemberian
Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu Di Pengadilan.
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pelayanan Terpadu Sidang
Keliling Pengadilan negeri Dan Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iyah Dalam Rangka
Penerbitan Akta Perkawinan, Buku Nikah, Dan Akta Kelahiran.
Roihan A. Rasyid. Hukum Acara Peradilan Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2016.
Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji. Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003.
Sugiyono, 'Metode Penelitian Administratif', Bandung: Alfabeta, (2016)
Surat Keputusan Ketua Muda Mahkamah Agung Republik Indonesia Urusan
Lingkungan Pengadilan Agama Nomor 01/SK/TUADA-AG/I/2013 Tentang Pedoman
Sidang Keliling di Lingkungan Peradilan Agama.

10

Anda mungkin juga menyukai