Anda di halaman 1dari 76

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN SISTEM INFORMASI PENGADAAN BARANG MEDIK & NON


MEDIK DENGAN MENGGUAKAN APLIKASI SIM RS DI RUMAH SAKIT
GRHA PERMATA IBU DEPOK TAHUN 2022

Disusun Oleh:
FANI OKTAFIANI
NPM: 03190100009

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
JAKARTA
2022
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN SISTEM INFORMASI PENGADAAN BARANG MEDIK & NON


MEDIK DENGAN MENGGUAKAN APLIKASI SIM RS DI RUMAH SAKIT
GRHA PERMATA IBU DEPOK TAHUN 2022

Laporan Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Di
Program Diploma III Administrasi Rumah Sakit

Disusun Oleh:
FANI OKTAFIANI
NPM: 03190100009

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
JAKARTA
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

GAMBARAN SISTEM INFORMASI PENGADAAN BARANG MEDIK & NON


MEDIK DENGAN MENGGUAKAN APLIKASI SIM RS DI RUMAH SAKIT
GRHA PERMATA IBU DEPOK TAHUN 2022

Oleh

FANI OKTAFIANI

03190100009

Laporan karya tulis ini telah disetujui oleh pembibing materi dan pembibing lapangan
program karya tulis mahasiswa Diploma III Administrasi Rumah Sakit
Program Studi Diploma III Administrasi Rumah Sakit
Universitas Indonesia Maju

Jakarta, Juni 2022

Pembibing Materi/Akademik

(Purwani Pujiati, SE, M. KES)

ii
LEMBARAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah ini telah diuji dan dinyatakan oleh Tim Penguji
Jakarta, September 2022

Judul :
GAMBARAN SISTEM INFORMASI PENGADAAN BARANG MEDIK & NON
MEDIK DENGAN MENGGUAKAN APLIKASI SIM RS DI RUMAH SAKIT
GRHA PERMATA IBU DEPOK TAHUN 2022

Oleh
FANI OKTAFIANI
03190100009

MENGESAHKAN,
PEMBIMBING AKADEMIK, PENGUJI,

(Purwani Pujiati, SE, M. KES)

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Diploma III
Administrasi Rumah Sakit
Universitas Indonesia Maju

(Malihah Ramadhani Rum, SKM, M. Kes )

iii
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
KARYA TULIS ILMIAH, SEPTEMBER 2022

FANI OKTAFIANI
NPM 03190100009

GAMBARAN SISTEM INFORMASI PENGADAAN BARANG MEDIK & NON


MEDIK DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI SIM RS DI RUMAH SAKIT GRHA
PERMATA IBU DEPOK TAHUN 2022
VI BAB +Halaman + 2 Table+ 4 Gambar + 4 Lampiran
ABSTRAK
Pendahuluan: Sistem informasi pengadaan barang yaitu suatu rangkaian kegiatan yang mencakup
semua pihak gudang dapat menyajikan informasi mengenai barang yang akan di order, sisa barang yang
masih ada di gudang, dan jumlah permintaan barang setiap ruangan dengan benar dan cepat di rumah
sakit.8 SIMRS yang terintegrasi adalah kumpulan dari sub sistem yang saling berhubungan membentuk
satu kesatuan dan saling berinteraksi antar bagian satu dengan yang lain yang ada di RS untuk
melakukan pengolahan data yang dimulai dari masukan data (input), kemudian mengolah (prosesing),
dan hasil keluaran (output) berupa informasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Gambaran Sistem Informasi Pengadaan Barang Dengan Menggunakan Aplikasi Sim RS Di Rumah
Sakit Grha Permata Ibu Depok Pada Tahun 2022. Metode: Jenis data dalam penelitian ini adalah data
kualitatif, Penelitian ini menggunakan metode kualitatif ,data yang digunakan .Bukan berupa angka,
melainkan data dari .Melalui wawancara, catatan lapangan, catatan pribadi dan dokumen resmi lainnya.
Penelitian ini memiliki total 3 informan dari manajemen Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok.
Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan pelaksanaan observasi. Hasil: dari
hasil penelitian mendalam bahwa ada beberapa sistem yang belum terpenuhi atau masih sulit untuk di
pahami karna ada beberapa langkah aplikasi SIMRS ini masih belum simple untuk di lakukan.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian,mengenai gambaran sistem informasi pengadaan barang
dengan menggunakan aplikasi SIMRS di Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok bahwa sistem itu
belum terlalu efektif dalam proses pengadaan barang medis dan non medis. 2. Dari hasil penelitian di
Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok dalam pengadaan barang medis sudah mulai terlaksanakan
dengan baik dalam dan petugasnya pun sudah memahami aplikasi SIM RS. 3. Berdasarkan hasil
penelitian, pengadaan barang non medis belum semuanya terlaksana dengan baik. 4. Berdasarkan hasil
penelitian, sistem informasi barang dengan aplikasi SIM RS dapat berpengaruh pada bagian pihak
gudang yakni pihak gudang dapat menyajikan informasi mengenai barang yang akan di order, sisa
barang yang masih ada di gudang, dan jumlah permintaan barang setiap ruangan dengan benar dan
cepat.

Kata kuci: Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok, Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit, Pengadaan Barang Medis Dan Non Medis

iv
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Data Pribadi
Nama : Fani Oktafiani
Tempat/Tanggal Lahir : Sukabumi, 08 Oktober 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : RT 03/05, Kp Bojong Talang
Kec. Cibadak Kab.Sukabumi
No. Telepon : 08888962690
Email : oktafianifani8@gmail.com

Riwayat Pendidikan
Tk Sakinah II : Tahun 2006 - 2007
SD Negeri 02 Cibadak : Tahun 2007 – 2013
SMP Taman Siswa Cibadak : Tahun 2013 – 2016
SMA Negeri 02 Nagrak : Tahun 2016 – 2019
Universitas Indonesia Maju : Tahun 2019 – 2022

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur terucap kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan Judul
“Gambaran Sistem Informasi Pengadaan Barang Medik & Non Medik Dengan
Mengguakan Aplikasi Sim Rs Di Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok Tahun 2022”.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besar-Nya kepada semua
pihak-pihak yang luar biasa yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dalam kesempatan ini
perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
2. Hidayani, Am. Keb, SKM, MKM selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
3. Malihah Ramadhani Rum, SKM, MARS selaku Koordinator Program Studi
Diploma III Administrasi Rumah Sakit, terimakasih atas waktu dan kesempatannya.
4. Ibu Purwani Pujiati, SE, M. Kes selaku pembimbing akademik yang telah sabar dan
bersedia membantu penulis dengan meluangkan waktunya. Terimakasih atas
bimbingan, waktu, dan fikiran yang telah ibu berikan untuk terus membimbing
penulis, sehingga laporan manajerial ini dapat selesai tepat waktu.
5. Ibu Farida Hanem Lestari, S.Si, Apt selaku pembimbing lapangan yang telah
membantu segala kegiatan, dan meluangkan waktunya untuk selalu membimbing
serta mendukung penulis.
6. Pak Eko Prasetyo serta seluruh petugas bagian purchasing terimakasih karena telah
membantu selama penulis magang di Rumah Sakit Grha permata ibu Depok.
7. Seluruh staff di Rumah Sakit Grha permata ibu Depok atas bantuannya selama
penulis magang dan dalam proses penulisan Karya tulis ilmiah ini.
8. Kedua orang tua penulis, Bapak Edison dan Ibu Endrawati yang senantiasa
memberikan perhatian dan kasih sayang maupun secara fikiran atau finansial yang
tak terhingga. Serta senantiasa mendengarkan keluhan dan memberikan doa kepada
penulis agar semangat, pantang menyerah dan selalu sabar dalam menyelesaikan
tugas karya ilmiah ini.

vi
9. Abang saya Aldi Wahyudi, AMD dan keluarga di kampung halaman yang selalu
senantiasa memberikan dukungan dan doa kepada penulis agar mampu
menyelesaikan proses karya tulis ilmiah.
10. Kepada kakak Itra Novita, SE yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
kepada penulis.
11. Kepada Nispa Hendriyanti Andini terima kasih telah membantu penulis dalam
penyusunan proses karya tulis ilmiah
12. Semua teman-teman seperjuangan Program Studi DIII Administrasi Rumah Sakit
Tahun 2019 terima kasih atas dukungan dan kebaikannya. Tetap semangat dan
semoga sukses untuk kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan untuk menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.
Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi pembaca.

Jakarta, Juli 2022

Fani Oktafiani

vii
LAMBAR PERSETUJUAN......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................... ii
ABSTRAK..................................................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
KATA PENGANTAR................................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Road Map Penelitian........................................................................................... 5
C.Urgensi Penelitian................................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian Sistem Informasi Manajemen.............................................................. 8
B.Sistem Informasi Rumah Sakit.............................................................................. 9
1. Tujuan Pengadaan Barang............................................................................... 10
C. Sumber Daya Manusia......................................................................................... 12
D. Standar Operasional Prosedur (SOP)................................................................... 13
1. Kerangka Teori................................................................................................ 15
2. Kerangka Konsep................................................................................................ 16
3. Definisi Istilah..................................................................................................... 17
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan Penelitian................................................................................................ 19
B. Manfaat Penelitian............................................................................................. 19
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian............................................................................. 21
B. Jenis dan Sumber Data....................................................................................... 21
1. Metode Pengumpulan Data............................................................................. 21
2. Data Primer..................................................................................................... 21
3. Instrumen/Alat Ukur Penelitian....................................................................... 22
4. Informan Penelitian......................................................................................... 23
5. Validitas Data.................................................................................................. 23
6. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................. 23
7. Analisa Data.................................................................................................... 24
8. Penyajian Data................................................................................................. 24
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian..................................................................................................... 25
1. Area Penelitian................................................................................................... 25
2. Karakteristik Informan....................................................................................... 30
3. Hasil................................................................................................................... 30

viii
4. Pembahasan........................................................................................................ 36
1) Sumber Daya Manusia.................................................................................... 36
2) Standar Operasional Prosedur (SOP) .............................................................. 36
3) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit..................................................... 37
4) Anggaran......................................................................................................... 38
5) Permintaan Barang.......................................................................................... 38
6) Penerimaan Barang.......................................................................................... 38
7) Pembelian Barang............................................................................................ 39
8) Pembayaran Barang......................................................................................... 39
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan......................................................................................................... 40
B. Saran.................................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Istilah............................................................................................ 18


Tabel 5.1 Karakteristik Informan penelitian.............................................................. 30

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................. 15


Gambar 2.2 kerangka konsep........................................................................... 16
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Rs Grha Permata Ibu Depok......................... 29
Gambar 5.2 Proses Permintaan Barang……………………………………………... 39

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian


Lampiran 2 Surat Balasan penelitian
Lampiran 3 Pedoman WawanCara
Lampiran 4 Hasil Wawancara
Lampiran 5 Palagiat

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Bulba A.T mutu pelayanan rumah sakit seringkali bergantung
pada mutu pelayanan rawat inap, baik pelayanan medik maupun non medik.
Untuk menilai keberhasilan suatu rumah sakit atau untuk memberikan gambaran
tentang keadaan pelayanan rumah sakit, biasanya dilihat dari beberapa perspektif,
yaitu tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan, kualitas pelayanan, dan tingkat
efisiensi pelayanan.1
Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat diera globalisasi
seperti sekarang ini, ketergantungan dunia bisnis dan industri terhadap sistem
informasi berbasis Aplikasi kian hari semakin tinggi. Untuk meningkatkan
kualitas serta mengurangi waktu perlu adanya dukungan sistem informasi yang
handal karena informasi dan komputerisasi diera globalisasi sekarang ini
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Didalam perusahaan / instansi
membutuhkan sistem informasi pengadaan barang agar dapat dilakukan secara
komputerisasi dan tidak dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office,
Pengadaan barang merupakan suatu proses keseluruhan yang dilakukan untuk
mengadakan sesuatu yang asalnya tidak ada menjadi ada menurut peraturan yang
berlaku dalam memenuhi kebutuhan barang.
Kumpulan atau kelompok yang terdiri dari dua atau lebih komponen-
komponen yang saling berhubungan atau subsistem-subsistem untuk mencapai
tujuan yang sama. Informasi adalah kumpulan data yang telah diubah menjadi
konteks yang berguna bagi para pemakai informasi dan mengharuskan para
pemakai informasi tersebut untuk mengambil sebuah tindakan dalam pemrosesan
data tersebut.
Sistem informasi memanfaatkan teknologi untuk mengolah data menjadi
sebuah informasi kemudian dalam penerapannya bersama komunikasi
digabungkan dengan jaringan dan komputer membentuk suatu kesatuan serta
digunakan dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Pada dasarnya sistem
pengadaan barang merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk
melaksanakan proses pemenuhan barang yang belum ada sebelumnya. Sasaran
dari sistem pengadaan barang adalah untuk memastikan bahwa barang yang
2

dipesan dengan barang yang diterima sesuai dengan persyaratan mutu, jumlah
kebutuhan dan ketepatan waktu pengiriman 2. Jika kegiatan tersebut dapat tercapai
maka proses kegiatan yang terjadi didalam perusahaan tersebut tidak akan
terganggu dalam pemenuhan kebutuhan barang.
Sistem informasi rumah sakit (SIMRS) dapat dicirikan dengan fungsinya
melalui informasi dan jenis layanan yang ditawarkan.Untuk mendukung
perawatan pasien dan administrasinya, SIMRS mendukung penyediaan
informasi, terutama tentang pasien, dalam cara yang benar, relevan dan terbaru,
tetapi dalam Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok masalahnya tidak mudah
diakses setiap saat ,terkadang ada gangguan teknis ataupun ada karyawan yang
kurang memahami sistem informasi rumah sakit tersebut.
Transaksi data pelayanan dikumpulkan, disimpan terkadang kurang
akurat antara pengeluaran serta pemasukan dalam pengadaan barang. Dengan
hadirnya sistem informasi memberikan pengaruh yang cukup besar dan
penerapannya menjadi sebuah kebutuhan karena memberikan dampak yang baik
terhadap kinerjanya.3 Sistem informasi adalah alur proses atau kerja dalam
sebuah organisasi atau perusahaan yang bermanfaat dan mendukung fungsi
operasional serta dapat membantu manajerial ataupun pihak-pihak diluar lingkup
organisasi atau perusahaan atau pemakai informasi misalkan penyajian laporan .
Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok, salah satu bidang usahanya adalah
pengadaan barang dan jasa. Perusahaan ini sebagai perantara yang membantu
customer dalam menyediakan barang atau produk yang dibutuhkan oleh
customer dengan memesan pada vendor kemudian mengirimkan barang tersebut
kepada customer sesuai permintaan.4 Kegiatan menyediakan barang atau jasa
dengan yang melibatkan customer, dan vendor yang prosesnya mulai dari
identifikasi permintaan sampai serah terima hasil pekerjaan dinamakan
pengadaan barang dan jasa5.
Sistem informasi pengadaan barang dengan menggunakan aplikasi
SIMRS. SIMRS adalah program aplikasi atau software komputer yang dibuat
untuk membantu manajemen rumah sakit dalam melakukan entri data, mengolah
data dan membuat laporan data pasien.6 Sistem informasi pengadaan barang di
rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan rumah
sakit secara keseluruhan, dan bahkan merupakan salah satu sendi utama dalam
3

kegiatan sehari-hari. Penerapan Sistem Informasi pengadaan barang sangat


penting untuk mengintegrasikan seluruh barang kebutuhan rumah sakit .
Pentingnya sistem informasi di rumah sakit telah diatur dalam Permenkes No. 82
tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang menyatakan
bahwa, setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan semua
kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi
manajemen rumah sakit (SIMRS).
Sistem informasi pengadaan barang yaitu suatu rangkaian kegiatan yang
mencakup semua pihak gudang dapat menyajikan informasi mengenai barang
yang akan di order, sisa barang yang masih ada di gudang, dan jumlah
permintaan barang setiap ruangan dengan benar dan cepat di rumah
sakit.7SIMRS yang terintegrasi adalah kumpulan dari sub sistem yang saling
berhubungan membentuk satu kesatuan dan saling berinteraksi antar bagian satu
dengan yang lain yang ada di RS untuk melakukan pengolahan data yang dimulai
dari masukan data (input), kemudian mengolah (prosesing), dan hasil keluaran
(output) berupa informasi.
Rumah Sakit Grha Permata Ibu memberikan pelayanan bidang kesehatan
kepada masyarakat secara luas, terutama di wilayah Beji, Pancoran Mas dan
Depok serta meluas hingga wilayah Jagakarsa dan DKI Jakarta. Oleh karena itu
Rumah Sakit Grha Permata Ibu yang berawal dari Klinik dan Rumah Bersalin
Permata Ibu berevolusi menjadi Rumah Sakit Umum Grha Permata Ibu supaya
dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat lebih luas. Seiring dengan
perubahan tersebut Rumah Sakit Grha Permata Ibu banyak melakukan
peningkatan maupun optimalisasi di segala aspek. Usaha-usaha dalam
mendukung perubahan tersebut adalah dibangunnya fasilitas Gedung Selatan
sebanyak lima lantai yaitu terdiri dari fasilitas ICU, HCU, Ruang Poliklinik
tambahan, kamar operasi dan ruang lainnya yang didesain lebih modern dengan
didukung sistem antrian otomatis.
Dalam sistem informasi pengadaan barang dengan aplikasi SIMRS di
Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok adalah suatu program berbasis komputer
yang melakukan kegiatan informasi data barang pada setiap ruangan,keterangan
jumlah barang yang diminta dengan cepat melalui aplikasi SIMRS serta
menyampaikan informasi yang tersimpan dalam sistem hardware, namun SIMRS
4

belum sepenuhnya optimal di rumah sakit ini ,karena aplikasi SIM RS


adakalanya mengalamai gangguan sistem .
Dari beberapa masalah diatas, dapat dipahami bahwa sistem informasi
barang dengan aplikasi SIM RS dapat berpengaruh pada bagian pihak gudang
yakni pihak gudang dapat menyajikan informasi mengenai barang yang akan di
order, sisa barang yang masih ada di gudang, dan jumlah permintaan barang
setiap ruangan dengan benar dan cepat. Berdasarkan permasalahan diatas, penulis
mengusulkan sebuah solusi sebagai pemecahan masalah yang dialami oleh
perusahaan yaitu pada saat membuat surat perintah kerja (SPK) atau membuat
perbandingan harga (Compare) secara otomatis dalam aplikasi SIM RS yang
sudah di buat oleh Rumah Sakit Grha Permata Ibu agar tidak ada pengulangan
pada saat membuat surat perintah kerja (SPK).
Untuk itu, peneliti tertarik untuk mengangkat sebuah masalah pada salah
satu rumah sakit berada di Depok tentang “GAMBARAN SISTEM
INFORMASI PENGADAAN BARANG MEDIK & NON MEDIK DENGAN
MENGGUAKAN APLIKASI SIM RS DI RUMAH SAKIT GRHA
PERMATA IBU DEPOK TAHUN 2022”
5

B. Road Map Penelitian

Hasil penelitian yang menyatakan tentang Gambaran Sistem Informasi


Pengadaan Barang Medik & Non Medik Dengan Mengguakan Aplikasi SIM RS
Di Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok Tahun 2022.Penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif.Berdasarkan hasil penelitian mendalam bahwa ada beberapa
sistem yang belum terpenuhi atau masih sulit untuk di pahami karna ada beberapa
langkah aplikasi SIMRS ini masih belum simple untuk di lakukan. Penelitian yang
menyatakan tentang Sistem Informasi Pengadaan Barang Medik & Non Medik oleh
Nur’artavia (2013) mengkaji tentang pengadaan barang di Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil observasi,
dokumentasi.Sistem pengadaan barang ada beberapa kendala misalnya terjadi
keterlambatan,error sistem sehingga lama dalam penyediaannya.Supriadi (2015)
Obat-obat Ekatalog paling cepat.Pengadaan barang medis logistik rumah sakit
dalam pemenuhan kebutuhan rumah sakit dan user akan alat kesehatan untuk
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.Yulia Isnaini (2016) Membahas dalam
medis yang jumlahnya banyak, yang sedang berjalan ketika order berdasarkan rata-
rata pemakaian ( masih ada kendala digudang).Sari (2021) Membahas barang yang
dari farmasi atau gudang monitoring barangnya belum baik .Barang tersebut
diperlukan digunakan di rumah sakit dalam melayani pasien. Lalu masa mendatang
Studi membahas Alur prosesing Medis dari User, permintaan
(Lab ,Farmasi,Radiologi).Order barang medis ke gudang ,lalu dilayani sebagai
permintaan barang ,setelah dilayani kembalikan ke user melalui sistem dan dicheck
fisiknya.Studi memberikan pelajaran dalam pengadaan barang medis dan non
medis apabila barang menipis atau sudah habis digudang kemudian bikin request
ke bagian pembelian. Hasil studi tersebut juga dapat memberikan rekomendasi
lanjut dalam mempersiapkan pengadaan barang dengan menggunakan aplikasi Sim
Rs.
Perbedaan penelitian saat ini dari penelitian sebelumnya adalah peneliti saat ini
hanya untuk mengetahui untuk mengetahui Gambaran Sistem Informasi Pengadaan
Barang Dengan Menggunakan Aplikasi SIM Rs Di Rumah Sakit Grha Permata Ibu
Depok Pada Tahun 2022.
6

C. Urgensi Penelitian
Pentingnya penelitian ini memberikan pengalaman,menjadi rujukan
informasi bagi peneliti lain, hingga memberikan referensi tentang metode
pendekatan yang sesuai mengenai “Gambaran Sistem Informasi Pengadaan Barang
Dengan Menggunakan Aplikasi SIMRS di Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok”.
Pemanfaatan teknologi komputer dalam pengadaan barang pada Rumah Sakit Grha
Permata Ibu dalam pengadaan barang dengan menggunakan desain sistem yang
baru untuk membantu dalam pengadaan barang, menghasilkan suatu sistem yang
diinginkan maka dibuatlah suatu sistem yaitu dengan menggunakan aplikasi SIM
RS.Dalam prosesnya didukung dengan alat bantu komputer sehingga menghasilkan
database12.Diterapkan sistem yang baru ini nantinya akan meningkatkan kualitas
informasi yang dihasilkan sehingga rancangan-rancangan tersebut dapat bermanfaat
bagi Rumah sakit Grha Permata Ibu Depok.Penelitian ini juga sebagai bentuk
sumber dan sebagai bahan masukan kepada para penulis lain untuk ikut menggali
dan juga melakukan percobaan (eksperimen) mengenai tentang sistem informasi
pengadaan barang dengan menggunakan aplikasi Sim Rs.Pentingnya sistem informasi
pengadaan barang dengan menggunakan aplikasi SIM RS:13
 Dapat menyajikan informasi mengenai barang yang akan di order, sisa
barang yang masih ada di gudang, dan jumlah permintaan barang setiap
ruangan dengan benar dan cepat.
 Dalam penyajian data barang yang dibutuhkan lebih cepat sesuai
dengan prosedur yang diterapkan.
 Penerapan teknologi informasi dalam pengolahan data secara
optimal dan kinerja yang lebih teratur dapat menghasilkan laporan
Barang Habis Pakai, stock opname
 Petugas gudang rumah sakit dalam inventaris barang lebih sesuai
dengan transaksi permintaan barang dan inventaris yang terjadi dan
prosesnya cepat.
Sistem informasi pengadaan barang sebagai sarana yang mampu
memenuhi kebutuhan rumah sakit ditambah dengan menggunakan aplikasi SIM
RS yang memudahkan dalam proses pengadaan barang dan lebih cepat .14Dari
beberapa indikator tersebut diketahui bahwa SIM RS sangatlah penting dalam
sistem pengadaan barang. Hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan
7

kebutuhan operasional pengadaan barang di rumah sakit Grha Permata Ibu


Depok.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen


Sistem informasi seperti dijelaskan oleh Robert dan Davis, adalah suatu sistem
di dalam sebuah organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang dibutuhkan. 2
Sistem informasi (system) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan
pendekatan komponen.Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan
sebagai kumpulan dan prosedur yang memiliki tujuan tertentu. Sedangkan pendekatan
komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Sedangkan
informasi sendiri adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi
penggunanya17. menyatakan kualitas informasi sangat penting karena informasi tidak
dapat digunakan jika tidak dapat dipercaya. Untuk dapat berguna, maka informasi
harus didukung oleh tiga unsur sebagai berikut yakni, harus tepat sasaran atau relevan
(relevance), tepat waktu (timeliness) dan tepat nilainya atau akurat (accurate).
Keluaran data yang tidak didukung oleh ketiga unsur ini tidak dapat dikatakan sebagai
informasi yang berguna, tetapi merupakan sampah (garbage). Suatu sistem memiliki
maksud tertentu, maksud dari sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan
ada yang mencapai suatu sasaran (objective). Bila merupakan sistem utama maka
istilah goal lebih tepat untuk digunakan. Apabila sistem tersebut digunakan dalam
ruang lingkup yang lebih kecil maka istilah objective lah yang digunakan.
Sistem informasi manajemen adalah sistem perencanaan bagian dari
pengendalian internal dalam bisnis yang terdiri atas pemanfaatan dokumen, manusia,
teknologi, serta prosedur dalam akuntansi manajemen.Umumnya sistem informasi
manajemen digunakan untuk memecahkan atau memberikan solusi atas masalah bisnis
seperti biaya produksi, layanan, atau  strategi bisnis yang diterapkan.
9

Sistem informasi manajemen berbeda dengan sistem informasi biasa karena


sistem ini digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada
aktivitas operasional organisasi.Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan  pada
kelompok metode manajemen informasi yang saling terikat atau dukungan terhadap
pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar,
dan sistem informasi eksekutif.
Informasi adalah sekumpulan data yang ditransformasikan sedemikian rupa
sehingga membantu mengurangi ketidakpastian di masa depan dan, karenanya,
berkontribusi pada proses pengambilan keputusan. Informasi adalah data yang
ditransformasikan dengan cara yang masuk akal bagi orang yang menerimanya; dengan
kata lain, ia memiliki nilai nyata atau dirasakan untuk orang itu ketika dia bertindak
atau mengambil keputusan. informasi adalah data yang telah ditafsirkan dan dipahami
oleh penerima pesan. Hubungan antara data dan informasi mirip dengan bahan baku
dan produk jadi.

B. Sistem Informasi Rumah Sakit


Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) yaitu sistem informasi terintegrasi
yang meningkatkan perawatan pasien dengan meningkatkan pengetahuan pengguna
dan mengurangi ketidakpastian yang memungkinkan keputusan rasional dibuat dari
informasi yang diberikan. Haux, sistem informasi rumah sakit harus dilihat sebagai
seluruh pemrosesan informasi dan subsistem penyimpanan informasi dari rumah
sakit, bukan hanya tentang sistem komputer, jaringan dan sistem aplikasi berbasis
komputer yang diinstal saja akan tetapi tentang informasi di rumah sakit secara
keseluruhan.
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem informasi
terpadu yang komprehensif dan dirancang untuk mengelola aspek administratif,
keuangan dan klinis rumah sakit. Sebagai bagian dari sistem informatika medis,
tujuan sistem informasi rumah sakit adalah untuk mendapatkan dukungan sebaik
mungkin, perawatan dan administrasi pasien dengan pemrosesan data elektronik.24
Ovretveit (2019) juga menambahkan bahwa sistem informasi rumah sakit harus
10

menyediakan informasi yang diperlukan untuk setiap level manajemen pada saat yang
tepat, dalam bentuk yang benar, dan di tempat yang tepat, sehingga keputusannya
dibuat secara efektif dan efisien. SIM RS memainkan peran penting dalam
perencanaan, inisiasi, pengorganisasian dan mengendalikan operasi subsistem rumah
sakit dan dengan demikian menyediakan organisasi yang sinergis dalam prosesnya.
SIMRS dengan basis komputer, merupakan sarana pendukung yang penting,
dan wajib untuk operasional sebuah rumah sakit. Sistem secara sederhana
digambarkan sebagai komponen atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi,
saling bergantung satu sama lain dan terpadu. Sistem adalah jaringan kerja dari
prosedur prosedur yang saling berhubungan, bekerja bersama sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau menyelesaikan sasaran tertentu.
1. Pengadaan Barang
Pengadaan adalah kegiatan pelaksanaan pemilihan penyedia pengadaan yang
dilakukan oleh panitia pengadaan untuk memenuhi kebutuhan user.Pengadaan
barang pada hakikatnya adalah upaya pihak pengguna untuk mendapatkan atau
mewujudkan barang yang dibutuhkannya, dengan menggunakan metode dan
proses tertentu agar dicapai kesepakatan spesifikasi, harga, waktu, dan kesepakatan
lainnya.21
Menurut Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Perpres 16 Tahun 2018 disebutkan
bahwa: Pengadaan barang adalah kegiatan untuk memperoleh barang oleh
Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh
kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Kegiatan pengadaan barang/jasa
tersebut dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan
secara swakelola maupun oleh Penyedia barang/jasa.25
2. Tujuan Pengadaan Barang
Pengadaan Barang mempunyai peran penting dalam mensukseskan
pembangunan nasional dalam rangka peningkatan pelayanan publik baik pusat
maupun daerah. Adapun tujuan dalam sistem pengadaan barang berdasarkan
Perpres No. 16 tahun 2018, yaitu:
11

1. Menghasilkan barang yang tepat dari setiap uang yang dibelanjakan, diukur dari
aspek kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi, dan penyedia.
2. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri.
3. Meningkatkan peran serta usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.
4. Meningkatkan peran pelaku usaha nasional.
5. Mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang hasil penelitian.
6. Meningkatkan keikutsertaan industri kreatif.
7. Mendorong pemerataan ekonomi.
8. Mendorong pengadaan berkelanjutan.

3. Pengadaan Barang Medis


Pengadaan barang medis adalah usaha pihak manajemen logistik rumah
sakit dalam pemenuhan kebutuhan rumah sakit dan user akan alat kesehatan untuk
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Untuk pemenuhan kebutuhan ini
diperlukan pertimbangan efisiensi, efektifitas dan pemanfaatan alat kesehatan yang
diadakan tersebut.30
Pengadaaan barang terhadap keberadaan peralatan medis dan persediaan
barang habis pakai memang perlu dilakukan hal ini untuk meminimalisir
kekosongan barang yang dibutuhkan dan penekanan terhadap biaya produksi
menjadi lebih efektif dan efisien sebab dengan diadakannya pengadaan ini
manajemen akan dengan mudah mengetahui barang mana atau kebutuhan mana
yang harus dibeli atau dprioritaskan sehingga hal ini dapat mencegah pembeliaan
peralatan medis dan persediaan barang habis pakai yang tidak sesuai kebutuhan
atau yang berlebihan yang nantinya akan menyebabkan penumpukan stock
persediaan digudang yang pada akhirnya akan mengalami penambahan
pembiayaan dalam pemeliharaan dan berdampak pada pemborosan aktiva.
4. Pengadaan Barang Non Medis
Pengadaan non medis sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan
akan pelayanan kesehatan, khususnya bagi pelayanan administrasi di rumah sakit
Grha Permata Ibu Depok. Untuk menjaga agar pelayanan tersebut tidak terhambat
karena kekurangan/kehabisan stock, serta menjaga ketepatan dan waktu dalam
12

memberikan pelayanan kesehatan, maka perlu dilakukan proses pengadaan.21


Dalam melakukan proses pengadaan, petugas melakukan kegiatan/tahapan
antara lain:
Perencanaan Pengadaan Non Medis Sebelum melakukan pemesanan
logistik non medis, petugas membuat perencanaan pengadaan dan menentukan
kebutuhan non medis, perencanaan ini dimaksud untuk menentukan jenis logistik
non medis yang dibutuhkan dan akan dipesan, berapa jumlah pemesanan, kemana
akan dipesan, harga dan potongan harga yang diberikan. Dalam hal ini keahlian
dan ketelitian sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam
perencanaan baik berkaitan dengan jenis, jumlah dan harga.
Untuk merencanakan dan menentukan kebutuhan logistik non medis dapat
dilihat dari tingkat kebutuhan masing-masing bagian yang ditentukan dengan
banyaknya kunjungan pengguna jasa layanan di rumah sakit.Semakin besar jumlah
pengguna jasa layanan kesehatan maka semakin besar kebutuhan logistik non
medis yang diperlukan. Disamping itu dalam menentukan perencanaan dan
tingkat kebutuhan logistik non medis, petugas logistik juga melihat jumlah stock
akhir dari masing-masing jenis logistik non medis di gudang. Jika stock logistik
non medis sudah mencapai batas minimal, maka petugas sudah mulai
merencanakan untuk melakukan pengadaan dengan jumlah order untuk tiap jenis
logistik non medis yang telah ditetapkan sebelumnya. Penetapan perencanaan
pengadaan dan order dimaksud agar stock yang tersedia juga tidak terlalu banyak
sehingga dapat meningkatkan efisiensi.
Dalam membuat perencaan pengadaan, petugas mencatat nama-nama
logistik non medis yang sudah mencapai batas minimal yang dibutuhkan oleh
masing-masing unit kelembar permohonan pengadaan barang logistik non medis
sesuai jumlah batasan order yang telah ditetapkan, kemudian diajukan kepada
direktur melalui bagian rumah tangga. Setelah disetujui barulah dibuatkan SOP
(Surat Order Pembelian)untuk melakukan pembelian logistik non medis.31

C. Sumber Daya Manusia


13

Manusia merupakan komponen penting dalam organisasi yang akan bergerak


dan melakukan aktifitas untuk mencapai tujuan. Keberhasilan suatu organisasi
ditentukan dari kualitas orang-orang yang berada di dalamnya. SDM akan bekerja
secara optimal jika organisasi dapat mendukung kemajuan karir mereka dengan
melihat apa sebenarnya kompetensi mereka. Biasanya, pengembangan SDM berbasis
kompetensi akan mempertinggi produktivitas karyawan sehingga kualitas kerja pun
lebih tinggi pula dan berujung pada puasnya pelanggan dan organisasi akan
diuntungkan. Sumber Daya Manusia dapat didefinisikan sebagai semua manusia yang
terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi
tersebut.18
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu yang sangat penting bahkan
tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan.
SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada
hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai
penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber Daya
Manusia memiliki tujuan yaitu:
a) Organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang cakap, dapat di
percaya dan memiliki motivasi tinggi, seperti yang diperlukan.
b) Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang melekat pada manusia, baik itu
kontribusi, kemampuan dan kecakapan.
c) Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi meliputi prosedur perekrutan
dan seleksi yang teliti, sistem kompensasi dan insentif yang tergantung pada
kinerja, pengembangan manajemen serta aktivitas pelatiahan yang terkait dengan
kebutuhan bisnis.
d) Mengembangkan praktik manajemen berkomitmen tinggi yang menyadari bahwa
karyawan adalah stakeholder dalam organisasi yang bernilai dan membantu
mengembangkan iklim kerjasama dan kepercayaan bersama.
e) Menciptakan iklim yang produktif dan harmonis dapat dipertahankan melalui
asosiasi antara manajemen dengan karyawan.
f) Lingkungan kerjasama tim dan fleksibilitas dapat berkembang.
14

g) Membantu organisasi menyeimbangkan dan mengadoptasikan kebutuhan


stakeholder.
h) Orang dinilai dan dihargai berdasarkan apa yang dilakukan dan dicapai.
i) Mengelola tenaga kerja, mempertimbangkan perbedaan individu dan kelompok
dalam kebutuhan penempatan, gaya kerja dan aspirasi.
j) Kesamaan kesempatan tersedia semua.
k) Pendekatan etis mengelola karyawan didasarkan pada perhatian, keadilan dan
transparansi.
l) Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan fisik dan mental karyawan.

D. Standar Operasional Prosedur (SOP)


Merupakan prosedur kerja yang dilakukan secara benar dan konsisten,
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi,
bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. 27
Dengan
adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan pengadaan alat kesehatan
oleh setiap petugas yang melaksanakan pengadaan akan menguranggi tingkat
keselahan atau kelalaian, meningkatkan efisien dan efektifitas, menciptakan ukuran
standar kinerja dan sebagai intrumen yang dapat melindunggi pelaksana dari
kemungkinan tuntutan hukum, terarah dan tujuan dari pengadaan tersebut dapat
tercapai dengan baik maka diupayakan.
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan panduan yang digunakan
untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan
lancar31. Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan suatu pedoman atau acuan
untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan
prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang
bersangkutan.Standard Operating Procedure (SOP) diperlukan perusahaan untuk
menghasilkan sistem yang berkualitas, teknis yang konsisten, dan mempertahankan
kualitas kontrol serta menjaga proses bisnis tetap berjalan dengan baik.
15

SOP ini merupakan kesepakatan tertulis yang berisi aturan, kebijakan,


spesifikasi teknis yang harus digunakan secara konsisten untuk menjamin proses,
produk dan jasa yang menjadi luarannya sesuai dengan tujuan dan kualitas yang
ditentukan.
Setidaknya ada 6 alasan utama mengapa suatu institusi harus mempunyai
SOP, yaitu:
1.Mengetahui peran dan posisi masing-masing Unit Kerja di dalam institusi
tersebut;
2.Memberikan kejelasan mengenai proses kerja dan tanggung jawab;
3.Menjelaskan keterkaitan antara satu proses kerja dengan proses kerja
lainnya;
4.Menjaga konsistensi dalam menjalankan proses kerja;
5.Meminimalisir terjadinya kesalahan dalam melakukan proses kerja;
6.Membantu melakukan evaluasi terhadap setiap proses kerja.

1. Kerangka Teori

Input
Proses Output

Gambar 1.1 Kerangka Teori


Sumber : Siagian P, Sondang. (2015)
Kerangka teori yang digunakan peneliti untuk meneliti tentang Gambaran
Sistem Informasi Pengadaan Barang Medik & Non Medik Dengan Menggunakan
Aplikasi SIM RS Di Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok Tahun 2022. Dalam
penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel input yang terdiri dari
sumber daya manusia , Standar Operasional Prosedur, Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit ,dan Anggaran.

Pada variabel proses terdiri atas proses-proses pengadaan barang , diantaranya


adalah proses permintaan barang , penerimaan barang , pembelian barang, dan
16

pembayaran barang . Hasil output dalam kerangka teori diatas adalah gambaran
sistem informasi pengadaan barang medik & non medik dengan menggunakan
aplikasi SIM RS yaitu peningkatan permintaan dan penerimaan pengadaan barang
dengan aplikasi SIM RS.
17

2. Kerangka Konsep

Input Proses Hasil


1. Sumber Daya
Manusia 1. Permintaan
Gambaran Sistem
2. Standar Barang
2. Penerimaan Informasi Pengadaan
Operasional
Prosedur Barang Barang Medik & Non
3. Sistem 3. Pembelian Medik Dengan
Informasi Barang Menggunakan Aplikasi
Manajemen 4. Pembayaran Sim Rs
Rumah Sakit Barang
4. Anggaran

Gambar 2.2 kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian yaitu kerangka hubungan antara konsep-


konsep yang diukur atau diamati melalui penelitian yang telah dilakukan. Diagram
dalam kerangka konsep harus menunjukkan hubungan antara variabel-variabel
yang diteliti.Pada penelitian ini digambarkan berdasarkan alur pikir penulis.
Merujuk pada tiga teori pengadaan barang medik dan non medik yang digunakan
dalam penelitian ini, bahwa bagian input terdiri dari sumber daya manusia, standar
operasional prosedur, sistem informasi manajemen rumah sakit , dan anggaran.
Dalam proses pengadaan barang medik dan non medik penulis menjelaskan yaitu
permintaan barang, penerimaan barang , pembelian barang ,dan pembayaran
barang.Hasil yang diperoleh yaitu dengan sistem informasi pengadaan barang
medik dan non medik dengan menggunakan aplikasi sim rs dapat berpengaruh
terhadap permintaan dan penerimaan barang di rumah sakit Grha Permata Ibu
Depok.
Ruang lingkup dari penelitian yang dapat digambarkan dengan poin yang
diambil yaitu pengadaan barang medik dan pengadaan barang non medik Lalu
pengadaan barang tersebut menggunakan aplikasi sim rs ,yang dalam proses harus
sesuai standar operasional prosedur .Dalam semua proses pengadaan barang medik
dan non medik membutuhkan sumber daya alam untuk pelaksanaan sistem
informasi pengadaan barang .
18

3. Definisi Istilah

No Variabel Definisi Alat ukur Hasil Ukur


INPUT
1. Sistem Suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang Pedoman Hasil pengamatan penulis dan
Informasi memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses wawancara wawancara
Manajemen pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, mendalam yang digunakan.
Rumah Sakit pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh
informasi secara tepat.
2. Sistem Sistem informasi terintegrasi yang meningkatkan Aturan Informasi mengenai sistem
Informasi perawatan pasien dengan meningkatkan pengetahuan Observasi informasi rumah sakit dalam
Rumah Sakit pengguna dan mengurangi ketidakpastian yang pelaksanaan.
(SIMRS) memungkinkan keputusan rasional dibuat dari informasi
yang diberikan. Haux, sistem informasi rumah sakit harus
dilihat sebagai seluruh pemrosesan informasi dan
subsistem penyimpanan informasi dari rumah sakit.
3. Sumber Daya Manusia merupakan komponen penting dalam organisasi Pedoman Informasi mengenai kuantitas
Manusia yang akan bergerak dan melakukan aktifitas untuk wawancara (jumlah tenaga),kualitas
(SDM) mencapai tujuan.Keberhasilan suatu organisasi ditentukan mendalam pendidikan,dan pelatihan
dari kualitas orang-orang berada di dalamnya.Tenaga petugas pengadaan barang di
kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan rumah sakit Graha Permata Ibu
dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan. Depok.
4. Standar Prosedur kerja yang dilakukan secara benar dan Aturan Informasi mengenai standar
Operasional konsisten,Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan Observasi operasional prosedur dalam
Prosedur serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai pelaksanaan.
berbagai proses penyelenggaraan aktivitas
organisasi,bagaimana dan kapan harus dilakukan ,dimana
dan oleh siapa dilakukan.
PROSES
1 Permintaan Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau -Pedoman Informasi mengenai
barang diminta pada suatu harga dan waktu tertentu, sedangkan wawancara pelaksanaan permintaan barang
penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau -Observasi medik dan non medik di rumah
ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. sakit Grha Permata Ibu Depok.
2 Penerimaan Proses serah terima barang dari Vendor kepada -Pedoman Informasi mengenai
19

barang Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Apabila terjadi Wawancara pelaksanaan penerimaan barang
keterlambatan pengiriman barang maka Vendor dikenakan mendalam di rumah sakit Grha Permata
sanksi sesuai perjanjian yang telah disepakati. Barang yang -Observasi Ibu Depok.
diterima harus sesuai dengan dokumen pengadaan barang.
3 Pembelian Serangkaian tindakan untuk mendapatkan barang dan jasa -Pedoman Informasi mengenai
barang melalui penukaran, dengan maksud untuk digunakan wawancara pelaksanaan pembelian barang
sendiri atau dijual kembali. mendalam di rumah sakit Grha Permata
-Observasi Ibu Depok.
4 Pembayaran Suatu mekanisme ataupun perjanjian yang dijalin antara -Pedoman Informasi mengenai
Barang pihak penjual dan pihak pembeli untuk bisa melakukan wawancara pembayaran barang di rumah
kegiatan transaksi pada suatu barang. mendalam sakit Grha Permata Ibu Depok.
-Observasi
OUTPUT
1 Sistem Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang -Wawancara Informasi mengenai Sistem
Informasi selanjutnya disingkat SIMRS adalah suatu sistem teknologi mendalam Informasi Pengadaan Barang
Pengadaan informasi komunikasi yang memproses dan -Observasi Medik & Non Medik Dengan
Barang Medik mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Menggunakan Aplikasi Sim Rs
& Non Medik Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan di rumah sakit Grha Permata
Dengan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara Ibu Depok.
Menggunakan tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem
Aplikasi SIM Informasi Kesehatan.
RS

Tabel 2.1 Definisi Istilah


20

BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Sistem
Informasi Pengadaan Barang Dengan Menggunakan Aplikasi Sim Rs Di Rumah
Sakit Grha Permata Ibu Depok Pada Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran sistem informasi pengadaan barang dengan
menggunakan aplikasi di Rumah Sakit Grha permata ibu Depok dari aspek
input yaitu meliputi sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana, dan
Standar operasionl prosedur (SOP)
b. Untuk mengetahui gambaran sistem pengadaan barang di Rumah sakit Grha
Permata Ibu Depok dari aspek proses yang meliputi pencatatan barang yang
ingin di beli, pembeliaan,serta penyimpanan.
c. Untuk mengetahui kendala yang ada di bagian pengadaan barang Rumah
sakit Grha Permata Ibu Depok.
d. Grha Permata Ibu Depok dari aspek output, untuk mengetahui bagai mana
proses pengelola pembelian barang apakah proses pengelola pembelian
barang sudah berjalan dengan optimal atau belum, sudah sesuai dengan SOP
yang sudah ada atau belum.

B. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiiliki beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut;
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian tidak membuat teori baru dan hanya mengkonfirmasi
penerapan konsep dilapangan dan diharapkan dapat menambah referensi sistem
pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok.
2. Manfaat Praktis
Manfaat hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
evaluasi di Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok dalam melakukan kegiatan
pengadaan barang menggunakan aplikasi SIM RS yang berkaitan dengan
21

pengadaan barang.
3. Bagi peneliti
Sebagai ajang untuk mengaplikasikan teori yang didapat saat perkuliahan
dan menambah wawasan serta pengetahuan secara langsung dengan penelitian di
lapangan.
22

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian


Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah Rumah Sakit Grha
Permata Ibu Depok Jl.KH.M Usman No.168 Kel. Kukusan, Kec. Beji Kota Depok
16425.
Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian ini selama 2 (dua)
bulan, Mulai Bulan Mei sampai dengan Juli 2022.

B. Jenis dan Sumber Data


Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif, Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. data yang digunakan .Bukan berupa angka,
melainkan data dari .Melalui wawancara, catatan lapangan, catatan pribadi dan
dokumen resmi lainnya. Jadi itulah tujuan belajar .Kajian kualitatif ini berusaha
mendeskripsikan.Untuk mengetahui gambaran sistem pengadaan barang di Rumah
sakit Grha Permata Ibu Depok dari aspek proses yang meliputi pencatatan barang
yang ingin di beli, pembeliaan,serta penyimpanan.Oleh karena itu, metode
kualitatif dalam penelitian ini adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif
dalam bentuk tertulis atau lisan.Manusia dan Perilaku yang Diamati (Moleong,
2011:4). Belajar Deskripsi menggunakan metode kualitatif membutuhkan informasi
langsung.Status dari responden mengenai topik dan objek penelitian diteliti.
1. Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian adalah metode ilmiah perolehan tujuan dan kegunaan
tertentu. Metode atau teknik pengumpulan data merupakan langkah paling
strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk
mendapatkan data.Data ditafsirkan karena segala sesuatu yang berhubungan
dengan informasi saja tentang fakta yang ditemukan oleh para peneliti di daerah
tersebut . Data dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data
sekunder (Sugiyono, 2021).
2. Data Primer
Menurut Umi Narimawati (2020:98) dalam Metodologi Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif 57: Teori dan aplikasi" menjelaskan: Data utama adalah
data Dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia .Dalam bentuk
23

terkompilasi atau dalam bentuk file.Data ini harus dicari berdasarkan sumber
atau istilah teknis responden, orang yang kita gunakan sebagai alat mendapatkan
informasi atau data.Pada penelitian ini yang penulis melakukan berupa
wawancara mendalam (indepth interview) yang dilakukan kepada tiga orang
informan secara (face to face) untuk mendapatkan sumber informasi dalam
penelitian.
Data tambahan adalah sumber data tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2021). Data tambahan ini adalah data
pendukung .Kebutuhan data primer seperti buku, literatur dan bacaan terkait
dengan pelaksanaan pemantauan. data bekas adalah data yang diperoleh dari
sumber yang ada. Data sekunder dari aplikasi dari sisi input RS Grha Permata
Ibu Depok yang meliputi Sumber Daya Manusia (SDM), Sarana dan Prasarana
dan Standar Operasional Prosedur (SOP).
3. Instrumen/Alat Ukur Penelitian
Alat penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, alat
penelitian tersebut dapat berupa angket, formulir observasi, bentuk lain yang
terkait. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Observasi
Merupakan suatu proses yang kompleks, yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis. Dua yang paling penting di antaranya
adalah Proses pengamatan dan ingatan. Observasi dalam penelitian ini
dilakukan terhadap apa yang diamati meliputi fasilitas, sumber daya
manusia, aktivitas pasien,dan staf, mengisi formulir pasien.
b) Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui sesi tanya jawab untuk mengartikulasikan makna ke dalam topik
tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, (2013: 231). pertanyaan yang akan
diajukan peneliti kepada Subyek penelitian atau informan memberikan
kegiatan yang berhubungan dengan pengisian formulir pasien baru.
c) Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang menggabungkan berbagai teknik pengumpulan
data dan sumber data yang ada. Dalam penelitian ini, penulis melakukan
triangulasi data yang menggabungkan berbagai informasi yang diperoleh
24

dari observasi dan wawancara dengan subjek penelitian.


4. Informan Penelitian
keputusan pelapor dalam penelitian ini didorong oleh pertimbangan. Kepala
kantor pelayanan administrasi di rumah sakit Grha Permata Ibu Depok informan
dalam penelitian penulis.Administrasi rumah sakit untuk pasien dan staf di
rumah sakit umum. Berikut ini menentukan cara mengklasifikasikan sumber:
Berikut ini adalah prinsip-prinsip penelitian kualitatif:
a) Pertama, relevansi,memilih pelapor berdasarkan pedoman kepatuhan kami.
b) Isi relevansi topik penelitian dengan pengetahuan.
5. Validitas Data
kriteria kevalidan atau keabsahan data ada empat macam, yaitu
Kepercayaan, Keteralihan, Kebergantungan, dan Kepastian. Dalam pengecekan
data peneliti menggunakan teknik pemeriksaan kevalidan data, yaitu triangulasi.
Menurut Moleong (2010: 330) triangulasi merupakan teknik pemeriksaan
kevalidan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
Langkah yang digunakan dalam tekhnik triangulasi data ini adalah dengan
menggunakan sumber dan metode. Patton (dalam Lexy J. Moleong, 2010: 330-
331) mengatakan bahwa “triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda. Dengan menggunakan tekhnik ini peneliti dapat
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,
membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi. Menurut Moleong (2021) dalam Fauziah (2019),
triangulasi merupakan suatu pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti
pada saat mengumpulkan dan menganalisis data.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data primer yakni dilakukan dengan cara wawancara yang bersifat
terstruktur dengan pedoman wawancara yang telah disiapkan, dan alat tulis
untuk mencatat poin-poin yang dibutuhkan oleh penulis. Data sekunder
diperoleh dari observasi di bagian instalasi administrasi dan aplikasi dari sisi
input RS Grha Permata Ibu Depok yang meliputi Sumber Daya Manusia (SDM),
Sarana dan Prasarana dan Standar Operasional Prosedur (SOP).
25

7. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini dimulai dengan kegiatan menelaah data
yang tersedia dari berbagai sumber antara lain hasil dari wawancara dan
observasi. Semua data yang telah didapatkan selama penelitian kemudian
dikumpulkan, dikelompokan dan disajikan dalam bentuk narasi. Analisa yang
dilakukan oleh penulis adalah analisa isi yakni dengan cara melakukan kegiatan
analisa sesuai dengan permasalahan yang ada dan bertujuan untuk menjawab
permasalahan yang akan diteliti.
8. Penyajian Data
penyajian data merupakan kumpulan informasi yang tersusun, memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan data. Penyajian
secara tekstural biasanya digunakan untuk penelitian atau data yang bersifat
kualitatif. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk matriks, yang kemudian
diterangkan secara naratif sehingga dapat mempermudah dan dimengerti dalam
memahami data-data.
26

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Area Penelitian
a.) Gambaran Umum Rumah Sakit Grha Prmata Ibu Depok
Pada tahun 2001 Grha Permata Ibu baru mendirikan sebuah Rumah
bersalin dan poliklinik, tahun 2005 Grha Permata Ibu bekerja sama dengan
PT. Permata Husada Sakti kemudian mengubah status dan fungsinya
menjadi RSIA Grha Permata Ibu sesuai surat izin pendirian. Pada tahun
2008 RSIA Grha Permata Ibu mengubah logo dan nama rumah sakit menjadi
RSIA Grha Permata Ibu, tahun 2010 melakukan proses pembangunan
gedung 11 RSIA Grha Permata Ibu dengan penambahan ruang rawat dan
unit perawatan intensif, RSIA Grha Permata ibu meningkatkan statusnya
dari RSIA menjadi RSU, sesuai izin operasional Rumah Sakit Umumyang
dikeluarkan pada tanggal 17 oktober 2011 dengan kapasitas lebih dari 100
tempat tidur.
Rumah Sakit Umum Grha Permata Ibu melayani masyarakat disekitar
Jakarta dan depok.Hal ini karena lokasi yang dipilih berada di perbatasan
antara Jakarta selatan dengan depok. Sehingga dapat melayani masyarakat
dikedua wilayah tersebut.Akses Rumah sakit ini berjarak kira-kira 50 meter
dari jalan kolektor primer exit tol kukusan yang telah diresmikan oleh
pemerintah kota depok pada tahun 2019. Sehingga sangat lebih mudah
dijangkau dan diakses oleh masyarakat yang memerlukan pelayanan
kesehatan secara komprehensif.

B. Profil umum Rumah Sakit Grha Permata Ibu


Nama Rumah Sakit : Grha Permata Ibu
Kelas Rumah Sakit : Tipe C
Status Kepemilikan : PT. Permata Husada
Lulus Tingkat : BINTANG 4
Luas Lahan : 12.296.00 m2
Luas Bangunan : 8.784,34 m2
Alamat : Jalan KH.M Usman No. 168 Kukusan Beji, Depok
27

Telepon : (021) 7778899


Web : www.grhapermataibu.com

C. Visi, Misi dan Tujuan Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok
1. Visi Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok
Menjadi Rumah Sakit terbaik, modern dan mampu bersaing dalam
memberikan pelayanan kesehatan dikota Depok dan sekitarnya.
2. Misi Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok
a) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima
b) Meningkatkan profesionalisme SDM
c) Melengkapi sarana dan prasarana secara bertahap
d) Mengembangkan kebijakan berwawasan lingkungan
e) Senantiasa mengikuti perkembangan IPTEK terbaru yang berkaitan
dengan rumah sakit.
3. Motto Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok
“Kami Melayani Dengan Sepenuh Hati”
Dengan motto tersebut diharapkan manajemen dan karyawan dapat
memberikan pelayanan tidak hanya secara fisik tetapi juga dengan hati, hingga
timbul motivasi kerja yang optimal, pada akhirnya dapat memberikan
kesejahteraan bagi pemilik dan karyawan Rumah Sakit Grha Permata Ibu.
4. Falsafah Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok
a) Tumbuh berkembang bersama karyawan dan pelanggan
b) Membuahkan manfaat bagi pemegang saham dan pelanggan
Berikut fasilitas pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit Grha Permata Ibu
Depok.
1) Instalasi Rawat Inap
a) Ruang operasi dan Ruang Bersalin
b) Unit Endoskopi Saluran Cerna
c) Ruang Perawatan Khusus
d) Ruang Isolasi
e) Ruang Perawatn Intensif (HCU dan ICU)
f) Ruang Perinatal Risiko Tinggi Peristi
g) Ruang Rawat Anak
28

2) Instalasi Rawat Jalan


a) Poli Klinik Umum
b) Poli Klinik Spesialis
c) Polis Klinik Subspesialis
d) Poli Klinik Gigi
e) Medical Chek Up
f) Hemodialisa
3) Instalasi Gawat Darurat
a) Ambulance 24 jam
b) Farmasi 24 jam
c) Bedah Minor
d) Laboratorium dan Radiologi 24 jam
e) Ruang Triage
f) Ruang Tindakan
g) Ruang Observasi
h) Ruang PONEK
i) Ruang Isolasi
j) Tim penanggulangan Bencana
k) Tim code blue
4) Poli Klinik Vaksinasi
a) Poli Vaksinasi Internasional
b) Poli Vaksinasi Anak
5) Layanan Kesehatan HAJJ dan Umrah
a) Basic Hajju
b) Standard Hajju
c) Complete Hajju
6) Instalasi Penunjang Medik
a) Unit Laboratorium
b) Unit Radiologi
c) Unit Rehabilitasi Medik
d) Unit Gizi
e) Unit Bank Darah
f) Unit CSSD
29

7) Instalasi Farmasi
a) Pelayanan Resep
b) Pusat Informasi Obat
c) Pelayanan Inventaris alat kesehatan seluruh unit terkait
d) Pharmaceutical Care
8) Sarana dan Fasilitas Publik
a) Green Café
b) Mushola
c) ATM
d) Promosi dan Bakti Sosial
30

Gambar 5.1 Struktur Organisasi Rs Grha Permata Ibu Depok


31

5. Karakteristik Informan
Dari hasil wawancara terhadap informan, tahapan yang pertama ali di
lakukan adalah mendekskripsikan informan. Tahapan ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik informan saja, bukan untuk mengetahui sasaran dari
penelitian ini. Informan 1 berasal dari ruangan kerja yang sama , yaitu berasal dari
bagian pengadaan barang yang diketahui latar belakang pendidikan informan
adalah S1 Apoteker. Informan 2 berasal dari ruangan kerja yang sama , yaitu
berasal dari bagian pengadaan barang, yang diketahui latar belakang pendidikan
informan 2 adalah latar belakang pendidikan SMK . Sedangkan informan yang ke
3 dengan latar belakang pendidikan s1. Dan ada pun informasi tambahan dari
buku pedoman SOP ( Standar Operasional Prosedur) dari bagian pengadaan
barang di Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok.

Tabel 5.1 Karakteristik Informan penelitian


No Nama Jenis Usia Pendidikan Lama Jabatan
Kelamin Terakhir Kerja (Tahun)
1. Mardiati Perempuan 35 S1 7 Staff Pengadaan
Suryani Tahun Tahun Medis
2. Eko Laki-laki 35 SMK 12 Staff Pengadaan
Prasetyo Tahun Tahun Non Medis
3. Andy Laki-laki 46 S1 Apoteker 14 Ka.Bag.Pembelian
Arifianto Tahun Tahun

Sumber: Hasil Wawancara Mendalam


6. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan kerja (observasi) dan kegiatan wawancara
mendalam terhadap beberapa informan yang menurut penulis dapat memberikan
informasi yang sesuai dengan apa yang diteliti penulis. Hasil penelitian ini
diperoleh berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2022.
Penulis mewawancarai informan yang menurut penulis dapat memberikan
informasi yang sesuai dengan apa yang diteliti oleh penulis.
1) SOP
Prosedur untuk pembelian/pengadaan barang-barang medis maupun non medis
32

yang pengadaannya dilakukan secara rutin atau berulang.


Berikut pernyataan hasil wawancara mendalam terkait SOP :
“Bahwa SOP dibagian purchasing sudah ada dan berjalan dengan baik”. (IF
1)
“SOP ada dalam bagian purchasing saat pengadaan barang non medis”. (IF 2)
“Dalam saat purchasing , SOP sudah ada dalam pengadaan barang medis.”
(IF 3)
2) Aplikasi SIMRS
Berikut pernyataan hasil wawancara salah satu informan mengatakan bahwa
aplikasi SIMRS ini mempermudah karyawan untuk bekerja di bagian
pengadaan, tetapi masih ada beberapa sistem yang harus di benahi lagi.
“Aplikasi SIMRS sangat membantu dalam kegiatan pekerjaan di
Purchasing, tetapi memang masih ada yg harus dibenahi lagi”. (If 1)
“Mengenai aplikasi simrs dalam pengadaan non medis membantu
dalam kegiatan di Purchasing,yang sudah bagus untuk digunakan”.
(If2)
““Aplikasi Avicenna bisa berjalan dengan baik dalam pengadaan
barang medis melalui kegiatan pekerjaan di Purchasing.” (If 3)
Berdasarkan hasil wawancara mendalam bahwa aplikasi SIMRS ini telah
bekerja dengan baik. Tetapi ada beberapa sistem yang masih belum berjalan
dengan baik di karenakan langkah langkah untuk mengakses sistem belum
simple.
3) Kendala Aplikasi SIMRS
Berikut pernyataan hasil wawancara mendalam terkait Kendala Aplikasi
SIMRS:
“Iya ada contohnya terjadi kesalahan teknis ,jaringan lambat.
Solusinya melaporkan ke bagian IT”. (IF 1)
“ ada kendala dalam pengadaan barang non medis pada aplikasi
SIMRS contohnya seperti sistem kadang terlogout sendiri sehingga
admin harus login ulang dan memasukan user kembali ”. (IF 2)
“terjadinya kendala karena beberapa sistem masih belum simple”.
(IF 3)
33

4) Masalah Dalam Tata Kelola Ruangan


Berikut pernyataan hasil wawancara mendalam terkait tata kelola ruangan
“Karena baru beberapa bulan pindah berkas dan dokumen masih
belum pada ditempatnya masing-masing”. (IF 1)
“Dalam pengadaan barang non medis masalah tidak terlalu ada
karena sudah terkendali dengan baik”. (IF 2)
“Masalah dalam pengadaan barang medis tidak terlalu banyak dan
masalahnya pun bisa terselesaikan”. (IF 3)
5) Bagian Media Mengenai Pengadaan Barang
Berikut ini pernyataan hasil wawancara mendalam terkait media pengadaan
barang:
a) Tanggapan karyawan tentang mengenai aplikasi SIMRS saat ini
MEDIS
Bagi saya sistem simrs baik, semua sistem pasti ada plus minus nya ada
beberapa yang blm terpenuhi untuk saya dapatkan data dari aplikasi
simrs ini dan ada beberapa langkah yang menurut saya blm simpel tapi
ada juga sistem aplikasi simrs ini mempermudah ya pada intinya ada
plus minus nya ya aplikasi simrs ini kalau di banding dengan aplikasi
sebelumnya emmm.. sama aja sih menurut saya (IF1)
NON MEDIS
Sudah cukup memadai hanya perlu perbaikan di beberapa modul
seperti satwan yang belum sama antara satwan kecil dan satwan besar(
IF2)
Aplikasi SIMRS sangat membantu dalam kegiatan pekerjaan di
Purchasing, tp memang masih ada yg harus dibenahi lagi. ( IF3)
b) Mengenai pengadaan barang di bagian medis dan non medis
Pengadaan barang di bagian medis ya memang kita mengadakan
perbekalan mesis , seperti obat obatan dan alat kesehatan yang di
perlukan oleh pelayanan... semuanya di bagian pengadaannnn. (IF 1)
Pengadaan barang non medis menyediakan permintaan barang yang
rusak yang ingin di perbaiki atau di beli seperti perbaikan ursi roda,
perbaikan tempat tidur di ruangan rawat inap atau di UGD, dan AC ,
jika barang rusak yang tidak bisa di perbaiki kami harus membeli
barang tersebut . (IF2)
34

6) Pembelian barang
Berikut ini pernyataan hasil wawancara mendalam terkait pembelian
barang:
a) Bagai mana proses pembelian barang medis?
untuk saat ini sop sudah ada (IF 1)
Non medis proses pembelian barang non medis kami melakukan
pembelian barang non medis berdasarkan permintaan dari gudang,
gudang melakukan permintaan ke kami yang di mana. unit pelayanan
seperti kamar oprasi membutuhkan remot bad yang rusak itu
semuanya melakukan permintaan melalui sistem aplikasi simrs
kemudian di proses oleh saya untk memenuhi kebutuhan yang di
butuhkan oleh unit. (IF2)
7) Anggaran
Berikut ini pernyataan hasil wawancara mendalam terkait anggaran :
proses pembelian barang medis kami melakukan pembelian barang
medis berdasarkan permintaan dari gudang logistik, logistik melakukan
permintaan ke kami yang di mana... eeee jadi begini di unit unit pelayanan
seperti fatmasi, kamar oprasi itu semuanya melakukan permintaan melalui
sistem aplikasi simrs ke bagian logistik kemudian di proses oleh bagian
logistik melalui sistem aplikasi sim rs ini untuk di mintakan ke bagian
pengadaan ini... nah itu pun prosesnya ada juga ya itu kan prosesnya ada
ada prosesnya juga ya jadi ketika lagi permintaan sistem itu akan koreksi
yang namanya itu istilahnya tempat kita approval oleh kepala pengadaan
kepala logistik nah kemudian barulah bisa bagian pengadaan tarik
permintaan tersebut karena kalau belum di approval itu di bagian
pengadaan tidak terlihat permintaan secara sistem nya dan kita tidak bisa
melakukan pembelian sebelum approval tersebut dilakukan nah ketika kita
po atau purchase order barulah nanti kalau sistem itu akan di approval
atau di terima oleh direktur. Ketika sudah di approve oleh direktur Rumah
Sakit barulah kami bagian pengadaan melakukan pengorderan
tersebut ke distributor distributor. (If1)
Untuk anggaran sendiri lebih tepatnya adanya itu di bagian unit yang
mengajukan permintaan barang masing- masing, jadi kalau dari pembelian
35

tidak ada tidak ada anggaran untuk mengajukan anggaran tersbut. (IF2)
a) Masalah terkait anggaran sarana prasarana
ada ya setiap pengadaan pasti selalu ada permasalahan anggaran. Di
mana kita ini sih lebih ke bagian non medis kaya kalau untuk anggaran
di bagian medis tidak di anggarkan terlalu detail tapi kita mencari
produk produk yang lebih murah yang lebih ekonomis yang lebih
terjangkau dan yang memang sedang bekerja Dengan sakit. (IF 1)
Salah satunya itu pada saat mengajukan pengajuan dari unit… unit
tersebut tidak memiliki anggaran yang sudah di siapkan dari yang
sebelumnya, jadi ketika tidak ada anggaran segera kami siapkan
permintaan tersebut bisa di unda terlebih dahulu untuk melanjutkan
pengajuannya.(IF2)
b) Solusi untuk permasalahan terkait anggaran yang ada
nah balik lagi ke pertanyaan ini lebih ke bagian non medis ya tidak bisa
memberikan jawaban terlalu rinci karna bukan wilayah saya, takutnya
ada yang salah di artikan (IF 1)
Dengan cara mengalihkan pengajuan permintaan tersebut yang sudah
ada di anggaran contoh misalnya ( pada saat pengajuan anggaran ada
salah satu permintaan televisi, ternyata pada saat berjalannya
pengajuan tersebut tidak di gunakan dn mereka mengajukan melakukan
permintaan yang belum ada anggaran mesin cuci jadi kita alihkan saja
mesin cuci itu dengan televisi) (IF2)
c) Pesan terkait permasalahan anggaran yang ada
nah sama ini juga lebih ke non medis hanya saja Untuk medis seperti
yang tadi saya bilang kita mencari harga yang terbaik ya harga yang
ekonomis dan memang peruntukkan pasien BPJS kita yang carikan
harga yang sesuai dengan yang di cover oleh BPJS atau dengan
mengorder yang sudah ada Tadi LKPP yang memang disediakan untuk
penggunaan nya ke bagian BPJS untuk pelayanan BPJS maksudnya
apakah solusi (IF 1)
8) Pengadaan barang medis
Berikut pernyataan hasil wawancara mendalam terkait pengadaan barang
medis:
36

a) Kendala yang di rasakan mengenai pengadaan bagian medis


Ada ya tadi seperti kosong yang kekosongan barang ya paling kita cari
barang subtitusi lainnya dengan kandungan yang sama dengan fungsi
yang sama ketika kita dapat itu tidak bisa sertamerta kita langsung ada
kan itu harus kita konsultasikan dulu dengan usernya dengan unit nya
dengan dokternya apakah barang tersebut bisa dipakai mau atau
tidaknya ketika mereka oke harga oke barulah kita Kenakan pemesanan
ya uang jika barang itu Inden yang akan kami lakukan ada yang
menginformasikan kembali gudang atau unit terkait bawa barang
tersebutAden dan diperkirakan tanggal sekian sekian baru datang ya
seperti itu biar nanti mereka bisa melakukan tindakan lanjut entah
entah menginformasikan pasien atau apapun itu untuk demi
memperlancar pelayanan di rumah sakit kami. (IF 1)

9) Tata Kelola Ruangan


Berikut pernyataan hasil wawancara mendalam terkait tata kelola ruangan :
a) Masalah terkait tata kelola ruangan pada saat ini
ia masalah kata keluar ruangan kami pada saat itu memang kami baru
pindah ruangan yang sebelumnya di sekitaran manajemen sekarang
kami pindah ke dekat bagian pelayanan kendalanya ya Satu tidak
terlalu segnifikan sih tapi memang ruangannya cukup kecil jadi
sedangkan barang barang kami dokumen kami bagian pengadaan itu
kan banyak ya sehingga tidak muat untuk menaruh dokumen dokumen
tersebut bukan hanya dokumen tapi juga barang barang sampel dari
pihak pihak vendor kemudian barang barang donasi ya seperti itu
sehingga kami kesulitan untuk menata barang barang tersebut belum
lagi Belum lagi ketika ada kunjungan biasanya dari rekan rekan unit
terkait yang lain untuk ruangan kami itu cukup kecil ya jadinya nggak
bisa banyak orang di dalam ruangan tersebut.
b) Solusi untuk permasalahan tersebut
Untuk permasalahan tersebut selesai buat saya ya solusinya cari
ruangan lagi yang lebih besar yang lebih cukup yang lebih memadai
37

lebih dikatakan layak layak sih tapi hanya ukurannya saja yang ada
diperbesar sehingga kami pun tidak kesulitan untuk menyimpan berkas.
(IF 1)
7. Pembahasan
Hasil temuan analisis sistem informasi pengadaan barang medik & non
medik dengan menggunakan aplikasi sim rs di rumah sakit Grha Permata Ibu
Depok mengungkapkan bahwa adanya standar operasional prosedur,sumber daya
manusia,sistem informasi manajemen rumah sakit ,anggaran,permintaan
barang ,penerimaan barang ,pembelian barang dan pembayaran barang.Berikut
pembahasan dari beberapa temuan:
a) Sumber Daya Manusia
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa sumber daya manusia siap
dan telah berkontribusi dalam menjalankan tugas mengenai pengadaan barang
medik dan non medik di rumah sakit Grha Permata Ibu Depok.SDM
merupakan salah satu hal terpenting di suatu rumah sakit, yang perlu
diperhatikan agar dapat mencapai tujuan .
Kualitas setiap individu sangatlah diperhatikan dalam hal ini, untuk
mendorong jalannya suatu rumah sakit. Banyaknya persoalan yang berkaitan
pada sumber daya manusia yang semakin kompleks, maka isu-isu strategis
mengenai riset SDM tahun 2017-2021 dapat di petakan dalam penelitian ini.
Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas
sumber daya manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta memiliki
keterampilan dan keahlian kerja, sehingga dapat membangun keluarga yang
bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan
layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan
pendidikan keluarganya.
b) Standar Operasional Prosedur
Hasil wawancara mendalam mengungkapkan bahwa standar
operasional prosedur untuk baik itu di permintaan barang, penerimaan barang
,pembelian barang dan pembayaran barang sangat berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja karyawan, karna SOP merupakan pedoman, buku
panduan, dan tata cara dalam melakukan pekerjaan setiap karyawan di
masing-masing job desknya.Setiap penilaian yang dilakukan rumah sakit
38

dalam menilai kinerja karyawan tidak lepas dari bagaimana cara karyawan
melakukan pekerjaannya sesuai dengan standar yang ada di rumah sakit.
Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa penerapan standar
operasional prosedur dalam pelaksanaan kerja karyawan rumah sakit Grha
Permata Ibu Depok. Didasarkan pada hasil wawancara peneliti dimana
penerapan standar operasional prosedur dengan pelatihan dapat meningkatkan
kinerja karyawan. Dengan demikian penerapan standar operasional prosedur
sangat diperlukan karyawan untuk menjalankan dan melakukan pekerjaannya,
agar kinerja karyawan mengalami peningkatan.
Hasil wawancara membuktikan bahwa penerapan standar operasional
prosedur dalam pelaksanaan kerja karyawan dapat meningkatkan pengadaan
barang medik dan non medik.Artinya penerapan standar operasional prosedur
sangat berperan penting untuk menjalankan pekerjaan setiap karyawan,
karena standar operasional prosedur merupakan pedoman dan tata cara
melaksanakan pekerjaan disetiap job masing-masing karyawan. Hal ini bagi
karyawan yang sudah mengetahui standar operasional prosedur maka kinerja
mereka akan sesuai dengan standar yang diharapkan oleh rumah sakit. Hasil
wawancara membuktikan bahwa penerapan standar operasional prosedur
dengan cara on the job training atau pelatihan secara langsung disaat
karyawan baru masuk kerja di rumah sakit, dia diajarkan bagaimana
mengerjakan pekerjaan mereka sesuai dengan standar yang dimiliki rumah
sakit agar kinerja karyawan sesuai dengan apa yang menjadi harapan rumah
sakit.
c) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Hasil wawancara mendalam mengungkapkan bahwa system
informasi manajemen rumah sakit dapat berfungsi sebagai sistem yang bagus
dalam bagian manajemen komputerisasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses pengadaan barang medik dan non
medik layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi
secara cepat, tepat dan akurat. Berbagai pengalaman rumah sakit yang
menggunakan sistem informasi manajemen menunjukan banyaknya
keuntungan yang diperoleh laba akibat dari kuatnya koordinasi antar
39

departemen yang terintegrasi.62


d) Anggaran
Hasil wawancara mendalam mengungkapkan bahwa anggaran yang
merupakan prosedur penyusunan anggaran biaya yang dilakukan permintaan
barang dan pembelian barang dalam pengadaan barang medik dan non medik
.Biasanya anggaran diawali dengan menyusun rencana penjualan dengan
menggunakan ramakan penjualan .Setelah itu menyusun rencana produksi
yang kemudian dilanjutkan dengan menyusun anggaran biaya.
Upaya rumah sakit Grha Permata Ibu Depok dalam penanganan
permasalahan anggaran tersebut yaitu dengan melakukan pembaharuan
layanan.Hal ini sesuai dengan temuan penelitian lain bahwa implikasi dari
kebijakan publik adalah pengeluaran yang besar menjadi peluang untuk
mendorong inovasi pelayanan dan memungkinkan adanya pengendalian
anggaran. Tidak jelas apakah bangunan baru di rumah sakit Eropa akan
memenuhi harapan untuk efisiensi yang lebih besar dengan biaya yang lebih
rendah dalam waktu dekat. Hal ini karena lebih sulit untuk diterapkan dalam
administrasi dan persiapan.
e) Permintaan Barang
Hasil wawancara mendalam mengungkapkan bahwa pada suatu
hubungan tertentu antara jumlah suatu barang yang mau dibeli dalam
pengadaan barang medik dan non medik. Jumlah dari suatu barang yang mau
dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga selama jangka waktu
tertentu dengan anggapan hal-hal lain tetap sama . Bahwa permintaan
terhadap suatu barang dan jasa dan sebagai hubungan antara sejumlah barang
atau jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk dibeli. Dalam menganalisis
mengenai permintaan perlu didasari perbedaan antara permintaan dengan
jumlah yang diminta. Ahli ekonomi mengatakan bahwa permintaan
menggambarkan keadaan keseluruhan dari hubungan antara harga dan jumlah
permintaan.
Gambar 5.2 Proses Permintaan Barang

Proses
Calon Pembeli Pemesanan
Pembuatan
Order Barang Pembelian
Barang
40

f) Penerimaan Barang
Hasil wawancara mendalam mengungkapkan bahwa proses serah terima
barang dari vendor kepada rumah sakit Grha Permata Ibu Depok..Apabila
terjadi keterlambatan pengiriman barang maka vendor dikenakan sanksi
sesuai perjanjian yang telah disepakati. Barang yang diterima harus sesuai
dengan dokumen pengadaan barang. Di dalam Asosiasi Logistik rumah sakit
penerimaan barang adalah menerima barang secara fisik , principal, atau
distributor yang dengan pemesanan dan pengiriman sesuai dengan syarat
penanganan barang yang tertera pada dokumen. penerimaan barang adalah
Proses penerimaan barang yang dikirimkan oleh vendor terkait dengan
mengacu ke nomor Purchase Order (PO) tertentu.
Bahwa Penerimaan barang adalah menerima barang fisik dari pabrik
atau vendor yang dimana Purchase Order (PO) menjadi dokumen yang
digunakan sebagai dasar berapa barang yang harus diterima, jenis barangnya
apa dan untuk memastikan bahwa sudah sesuai dengan purchase order.
g) Pembelian Barang
Hasil wawancara mendalam mengungkapkan bahwa sistem pembelian
barang terkait dengan persediaan barang, karena setiap terjadi pembelian akan
menambah jumlah persediaan barang di gudang. Pelaksanaan mekanismen
sistem tidak selalu sama, hal ini dipengaruhi dari jenis perusahaan dan
bergerak dalam bidang tertentu. Beberapa yang harus diperhatikan dalam
sistem pembelian, yaitu informasi yang diperlukan oleh perusahaan khusunya
manajemen, dokumen-dokumen yang digunakan, bagian yang terkait,
jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian serta sistem
pengendalian internya.Jika suatu sistem pembelian dilakukan sesuai dengan
prosedur yang telah diterapkan, maka pelaksanaan kerja pada bagian yang
terkait akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
h) Pembayaran Barang
Hasil wawancara mendalam mengungkapkan bahwa pembayaran
barang bagian yang tidak terpisahan dari sistem keuangan di rumah sakit
Grha Permata Ibu Depok .Sistem pembayaran adalah suatu sistem yang
mencakup pengaturan, kontrak, fasilitas operasional dan mekanisme tekhnik
41

yang digunakan untuk penyampaian, pengesahan, dan penerimaan instruksi


pembayaran. Secara garis besar, sisiem pembayaran dibagi menjadi dua jenis
yaitu sistem pembayaran bernilai besar (Large Vakue Oayment System) dan
sistem pembayaran retail.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian,mengenai gambaran sistem informasi pengadaan
barang dengan menggunakan aplikasi Sim Rs di Rumah Sakit Grha Permata Ibu
Depok bahwa sistem itu belum terlalu efektif dalam proses pengadaan barang
medis dan non medi sehingga perlu adanya peningkatan sistem tersebut yang
baru dengan standar programan aplikasi yang canggih.
2. Dari hasil penelitian di Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok dalam pengadaan
barang medis belum terlaksanakan dengan baik petugasnya pun ada beberapa
yang belum memahami aplikasi Sim rs .
3. Berdasarkan hasil penelitian, pengadaan barang non medis belum semuanya
terlaksana dengan baik.
4. Berdasarkan hasil penelitian, sistem informasi barang dengan aplikasi sim rs
dapat berpengaruh pada bagian pihak gudang yakni pihak gudang dapat
menyajikan informasi mengenai barang yang akan di order, sisa barang yang
masih ada di gudang, dan jumlah permintaan barang setiap ruangan dengan
benar dan cepat.
42

B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok
a) Diharapkan pihak rumah sakit mengenai pengadaan barang medis dan non
medis perlu mempertimbangkan penambahan jumlah petugas agar prosesya
semakin cepat.Serta perlu adanya pelatihan dan sosialisasi guna untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petugas gudang dan yang
lainnya mengenai pengadaan barang.
b) Diharapkan pada pihak rumah sakit, khususnya instruksi kerja melakukan
kinerja dengan baik dan profesional.
c) Diharapkan pihak rumah sakit bisa menambah pendanaan dalam hal
pengadaan barang medis dan non medis agar tidak terjadi kehabisan barang.
d) Pihak rumah sakit Grha Permata Ibu Depok agar melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap kinerja karyawan pada bagian pengadaan barang agar
dapat dilakukan perbaikan apabila ada hal-hal yang kurang baik dalam
pelaksanaan kinerjanya.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang
luas bagi pendidikan mahasiswa dan mahasiswi Diploma III Administrasi
Rumah Sakit .
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat mengembangkan
dengan penelitian yang sama dengan metode yang lebih baik sehingga hasilnya
dapat menyempurnakan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Abu Bakar, A.H., Osman O., Bulba A.T. 2009. Procurement Selection Practices in
Post Disaster Project Management: A Case Study in Banda Aceh, Indonesia. Fifth
International Conference on Construction in the 21st Century (CITC-V) :
“Collaboration and Integration in Engineering, Management and Technology”.
Istanbul, Turkey : 481 – 489.
2. Aditama, T, Y. 2003, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Jakarta : UI Perss.
3. Adi Saputro, Gunawan. 2014. Manajemen Pemasaran: Analisis untuk Perancangan
Strategi Pemarsaran. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
4. Ahid Mudayana. 2017. Mengelola Logistik Medis. Yogyakarta: pdmjogja.org
5. Arfani N. Efisiensi Pengadaan Barang/Jasa dengan E-Catologe.Jurnal Pengadaan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). 2015; 4(1):38-50.
Diakses 01Juli 2022
6. Azwar, A. 2019, Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : Binarupa Aksara.
7. Bowersox J. D, 2006,Manajemen Logistik Integrasi Sistem-sistem Manajemen
Distribusi Fisik dan Manajemen Material, Jakarta: Bumi Aksara.
8. Busro.2007, “Analisa Obat-obatan di Instalasi Farmasi RSUD Sukoharjo Propinsi
Jawa Tengah tahun 2005”. Skripsi, Yogyakarta, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan.
9. Croom, S., Brandon-Jones, A. 2007, 'Impact of e-procurement: Experiences from
implementation in the UK public sector'. Journal of Purchasing and Supply
Management, 13 (4) : 294 – 303.
10. Daerina, S. R. F., Mursityo, Y. T., & Rokhmawati, R. I. (2018). Evaluasi Peranan
Persepsi Kegunaan dan Sikap Terhadap Penerimaan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) di Rumah Sakit Daerah Kalisat. Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 2(11), 5950–5959.
http://j-ptiik.ub.ac.id/index.php/j-ptiik/article/view/3473.Dikses pada 26 Juli 2022
Pukul 08.00 WIB.
11. Direktoral Jenderal Pelayanan Rekam Medis. Pedoman Pengelolahan Dokumen
Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia. Direktorat Jendral Pelayanan Rekam
Medik. 2006.
12. Evioplus. 2019. Human Resources Management: Management Logistik dan Filling
Sistem untuk Rumah Sakit. Yogyakarta
13. Ganis Wirawan. 2014. Analisis Pengelolaan Logistik Non Medis di Gudang
RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta
14. George R. Terry LWR. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: CV.Alfabeta; 2013.
15. Handayani, P. W. (2021). Buku Ajar Praktik Klinis Rekam Medis (Pengantar
AwalTurunLapang).GoogleBooks.https://www.google.co.id/books/edition/
Buku_Ajar_Praktik_Klinis_Rekam_Medis_Pen/zHkWEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=rekam+medis+adalah&printsec=frontcover.Diakses Pada 26
Juli 2022 pukul 9.10 WIB.
16. Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi
cetakan ke tiga belas. Jakarta : PT Bumi Aksara
17. Hatta. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta : UI Press
18. Herman Sofyandi. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedua.
Yogyakarta : Graha Ilmu
19. Imran, B & Ramli, A. H. (2019). “Kepuasan Pasien: Citra Rumah Sakit Dan
Kepercayaan Pasien Di Provinsi Sulawesi Barat”. Prosiding Seminar Nasional
Pakar ke 2 Tahun 2019 Buku 2: Sosial dan Humanio.
20. Igiany PD. Gambaran Sistem Pengelolaan Rekam Medis di Rsud Dr. Soehadi
Prijonegoro. J Ilmu Kesehat Masy Berk. 2020.
21. Ismariati, Samsulalam, Haeruddin. 2017. Analisis Sistem Pengendalian Logistik
Barang Non Medik di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kab. Pinrang. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis Vol. 11 No. 3 tahun 2017
22. Lestyowati, J. 2018. Analisis Permasalahan E-Purchasing Dalam Pengadaan
Barang Dan Jasa Satuan Kerja. SNKN 2018 : 669 – 695.
23. Lubis, A.S. 2014. Prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa Apakah Harus
Dipedomani, Malang: Lembaga Pengembangan Insan Indonesia.
24. Kapalawi I. (2009, 15 Maret 2012). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
Available: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6836 3.
25. Kemenkes RI. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan:
Pedoman Pengelolaan Peralatan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2020.
Jakarta: Kemenkes RI; 2020
26. Kementrian Kesehatan RI. Tahun 2018, Semua Rumah Sakit Harus Sudah Punya
SIMRS Terintegrasi. Diakses Pada 30 Juni 2022 dari
http://www.yankes.kemkes.go.id/read-tahun-2018-semua-rumah-sakit-harussudah-
punya-simrs-terintegrasi-2647.html
27. Kemen PAN RI. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi. Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan. Jakarta: Kemen PAN RI; 2021.
28. Keputusan menteri Kesehatan Nomor 511 Tahun 2014. Strategi Pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan Nasiaonal. Dalam : Nilawati, L.N. 2015. Penerapan
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (simpus) Berbasis Web di Puskesmas
Pajang Surakarta. Jurnal Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
29. Keputusan Menteri Kesehatan RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan republic
Indonesia No.228/MENKES/SK/lll/2002 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang Wajib
dilaksanakan.https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/KEPMENKES_22
8_2002.pdf
30. Kurniawan D. G. Model Transaksi Pengadaan Obat dan alat Kesehatan Studi
Transaksi PT.Enseval Putera Megatranding,TBK.Cabang Surakarta dengan RSUD
Kabupaten Sukoharjo. Surakarta: Tesis Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Surakarta; 2017.
31. Lusi.2007, “Sistem Evaluasi Pengadaan Barang Logistik Non Medis di Rumah
Sakit Panembahan Senopati Kabupaten Bantul”. Skripsi, Yogyakarta, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan.
32. Lubis, Ade Fatma. 2009. Ekonomi Kesehatan. Medan: USU Press
33. Maryono. 2018. Istilah-istilah dalam Kebijakan dan Manajemen Kesehatan:
Manajemen Logistik. CV. Qiara Media. https://books.google.co.id/books?i
d=ekOdDwAAQBAJ&pg=PA238&lpg=PA238&dq=manajemen+logistik+rumah+
sakit&source=bl&ots=YZkAJrutmh&sig=ACfU3U1ykVDhGfq5cO0oscRYMQDA
&hl=id&s=X&ved=2ahUKEwi3loD4_4fmAhXRXisKHdOMDJs4WhDoATAIegQ
IBxAB#v=onepage&q=manajemen%20lstik%20rumah%20sakit&f=false
34. Maleong, L (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung; PT.
Remaja Rosdakarya
35. Manullang. 2004. Manajemen Personalia. Edisi 3. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
36. Menteri Kesehatan RI. Permenkes RI No. 269 Th. 2008. Menteri Kesehatan. 2008.
37. Muhimma, Izzati. et al. 2013.Evaluasi Faktor-Faktor Kesuksesan
Implementasi Sistem Informasi manajemen Rumah Sakit di PKU
Muhammadiyah Sruweng dengan Menggunakan Metode Hot-Fit. Seminar
Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 78
38. Murnita, Reni. 2016. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi
Di Rs Roemani Muhammadiah Dengan Metode HOT Fit Model.Jurnal
Manajemen Kesehatan Indonesia. Vol.04, No.01
39. Notoadmodjo, Soekidjo, Dr, Prof.2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta:
PT. Rieneka Cipta.
40. Notoadmodjo, 2005.Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
41. Notoadmodjo, Soekidjo, Dr, Prof, .2006.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta : PT.
Rieneka Cipta
42. Permenkes RI No 269/MENKES/PER/III/2008. permenkes ri
269/MENKES/PER/III/2008. permenkes ri no 269/menkes/per/iii/2008. 2008.
43. Presiden RI. UU No 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Pres Republik
Indones. 2014
44. Peraturan Gubernur Sulawesi Utara. 2015. Undang-undang No 18 Tahun 2014
Tentang Kesehatan Jiwa RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi
45. Peraturan Menteri Dalam Negeri. 2016. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia No 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah.
46. Peraturan Pemerintah RI. 2013. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2014. https://jdih.kemenkeu.go.id/
47. Presiden RI. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2021.
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta: Presiden RI; 2021.
48. Prabowo, N. A. (2020). Sistem Pendukung Keputusan Sebagai Analisis Pemilihan
Rekanan Pengadaan Barang dan Jasa di Politeknik Negeri Semarang. Speed -
Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, 51-56. Prastyawan. (2020). Manajemen
Sarana Dan Prasarana Pendidikan. Jurnal Studi Keislaman. 6(1), 34.
49. Poulan, Frincy. et al. 2014. Evaluasi Implementasi Sistem E-Learning
Menggunakan Model Evaluasi HOT FIT. E-Journal Teknik Informatika. Vol 4,
No.2
50. Republik Indonesia. 2012. Perpres No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Keempat
Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
51. Republik Indonesia. 2015. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah No. 5 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 5
Tahun 2012 tentang Unit Layanan Pengadaan.
52. Republik Indonesia. 2018. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah (LKPP) No. 13 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang / Jasa dalam
Penanganan Keadaan Darurat.
53. Republik Indonesia. 2018. Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang /
Jasa Pemerintah.
54. Rijanto, Boedi, Pedoman Praktis Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(K3L), Mitra Wacana Media, Jakarta:2010
55. Ria Ardiyanti, Ede S. Darmawan. 2014. Gambaran Pelaksanaan Sistem Manajemen
Logistik Barang Umum RSUD Kota Depok
56. Siahaya, Williem. 2012. Manjemen Pengadaan: Procurement Management.
Bandung: Alfabeta
57. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta:
ALFABETA
58. Sabarguna, B. S, 2005, Logistik Rumah Sakit dan Teknik Efisiensi, Jawa Tengah
dan Daerah Istimewa Yogyakarta: Kasorsium Rumah Sakit Islam.
59. Sabran; Atma Deharja. (2021). Konsep dan Implementasi Sistem Informasi
KesehatanGoogle.Books.Pelita.Medika.https://www.google.co.id/books/edition/
Konsep_dan
60. _Implementasi_Sistem_Informasi/pEwaEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=dampak+simrs&pg=PA101&printsec=frontcover.Diakses pada
26 Juli 2022 pukul 20.20
61. Sari, Manik Mahendra. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) Dengan Kerangka HOT-Fit. Seminar Nasional Informasi Indonesia
62. Sabarguna, Boy S. 2003. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
Yogyakarta: Konsorsium
63. Santoso, Gempur, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Prestasi Pustaka,
Jakarta:2004
64. Siagian P, Sondang. 2015. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.
65. Sudiarti, T., Soepangat, S., & Wiyono, T. (2019). Analisis Implementasi Sistem
Informasi Manajemen di Instalasi Rawat Jalan Klinik Paru Analysis of
Implementation of Management Information System. Jurnal Manajemen Kesehatan
Yayasan RS Dr Soetomo, 5(1), 57–67.Diakses pada 25 Juli 2022 pukul 07.00
WIB.
66. Suyanto. et al. 2015. Faktor Implementasi Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit di RSUD Blambangan Bayuwangi. Jurnal Kedokteran Brawijaya. Vol
28, No. 2.
67. Terry, G. R. 2005. Principles Of Management, New York : Alexander Hamilton
Institute, 2005.
68. Tjoanda, M. 2020. Kekuatan Mengikat Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa
Pemerintah dalam Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Masa Pandemi
Covid-19. SASI, 26 (3) : 403-414.
69. Y. Kalasuat, W. Hariyono, and Rosyidah, “Sistem Pengelolaan Logistik
Barang Non Medis di Rumah Sakit Panti Nugroho Kabupaten Slemen,”
vol. 1, no. 1, pp. 1–14, 2010
LAMPIRAN
Lampiran 2 Surat permohonan penelitian
Lampiran 3 Surat Balasan Penelitian
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT) MENJADI RESPONDEN

Untuk melakukan penelitian dengan judul “GAMBARAN SISTEM INFORMASI


PENGADAAN BARANG MEDIK & NON MEDIK DENGAN MENGGUAKAN
APLIKASI SIM RS DI RUMAH SAKIT GRHA PERMATA IBU DEPOK
TAHUN 2022”. Maka dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam
penelitian ini tanpa ada paksaan dari pihak manapun, saya akan menjawab pertanyaan
dengan sejujurnya demi penelitian ini.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Mardiati Suryani

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur :35 Tahun

Jabatan : Staff Pengadaan Medis

Lama jabatan : 7 Tahun

Menyatakan bersedia menjadi responden kepada:

Nama : Fani oktafiani

NPM : 03190100009

Instansi : Universitas Indonesia Maju


LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT) MENJADI RESPONDEN

Untuk melakukan penelitian dengan judul “GAMBARAN SISTEM INFORMASI


PENGADAAN BARANG MEDIK & NON MEDIK DENGAN MENGGUAKAN
APLIKASI SIM RS DI RUMAH SAKIT GRHA PERMATA IBU DEPOK
TAHUN 2022”. Maka dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam
penelitian ini tanpa ada paksaan dari pihak manapun, saya akan menjawab pertanyaan
dengan sejujurnya demi penelitian ini.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Eko Prasetyo

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur :35 Tahun

Jabatan : Staff Pengadaan Non Medis

Lama jabatan : 12 Tahun

Menyatakan bersedia menjadi responden kepada:

Nama : Fani oktafiani

NPM : 03190100009

Instansi : Universitas Indonesia Maju


LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT) MENJADI RESPONDEN

Untuk melakukan penelitian dengan judul “GAMBARAN SISTEM INFORMASI


PENGADAAN BARANG MEDIK & NON MEDIK DENGAN MENGGUAKAN
APLIKASI SIM RS DI RUMAH SAKIT GRHA PERMATA IBU DEPOK
TAHUN 2022”. Maka dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam
penelitian ini tanpa ada paksaan dari pihak manapun, saya akan menjawab pertanyaan
dengan sejujurnya demi penelitian ini.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Andy Arifianto

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur :46 Tahun

Jabatan : Ka. Bag. Pembelian

Lama jabatan : 14 Tahun

Menyatakan bersedia menjadi responden kepada:

Nama : Fani oktafiani

NPM : 03190100009

Instansi : Universitas Indonesia Maju


Lampiran 4 Pedoman Wawancara Kepala Pengadaan

PEDOMAN WAWANCARA
KEPALA UNIT PENGADAAN BARANG
TENTANG GAMBARAN SISTEM INFORMASI PENGADAAN BARANG
MEDIK & NON MEDIK DENGAN MENGGUAKAN APLIKASI SIM RS DI
RUMAH SAKIT GRHA PERMATA IBU DEPOK TAHUN 2022

Identitas Informan
Nama :
Jabatan :
Masa Kerja :
Pendidikan :

Pertanyaan:
1. apa dan bagaimana tanggapan bapak tentang mengenai aplikasi avicena saat
ini?
2. adakah sop di bagian purchasing?
3. apakah di ruangan purchasing telah bekerja sesui sop ?
4. adakah kendala yang bapak rasakan tentang mengenai aplikasi avicena?
5. jika ada apa? dan apa yang akan bapak lakukan?
6. apa saja masalah terkait tata kelola ruangan pada saat ini?
7. apakah solusi untuk permasalahan tersebut?
Lampiran 5 Matriks Wawancara Mendalam Staff Pengadaan Barang Rumah Sakit Grha Permata Ibu Depok

No Pertanyaan Informan 1 Informan 2 Informan 3


1. apa dan bagaimana bagi saya sistem simrs baik, Sudah cukup memadai hanya Aplikasi SIMRS sangat membantu
tanggapan ibu/ bapak semua sistem pasti ada plus perlu perbaikan di beberapa dalam kegiatan pekerjaan di
tentang mengenai aplikasi minus nya ada beberapa yang modul seperti satwan yang Purchasing, tp memang masih ada yg
SIMRS saat ini? blm terpenuhi untuk saya belum sama antara satwan harus dibenahi lagi.
dapatkan data dari aplikasi kecil dan satwan besar
simrs ini dan ada beberapa
langkah yang menurut saya blm
simpel tapi ada juga sistem
aplikasi simrs ini
mempermudah ya pada intinya
ada plus minus nya ya aplikasi
simrs ini kalau di banding
dengan aplikasi sebelumnya
emmm.. sama aja sih menurut
saya
2. apa yang anda ketahui pengadaan barang di bagian
mengenai pengadaan medis ya memang kita
barang di bagian medis? mengadakan perbekalan medis ,
seperti obat obatan dan alat
kesehatan yang di perlukan oleh
pelayanan... semuanya di
bagian pengadaannnn.
3. apa yang anda ketahui Pengadaan barang non medis
mengenai pengadaan menyediakan permintaan
barang di bagian non barang yang rusak yang ingin
medis? di perbaiki atau di beli seperti
perbaikan ursi roda,
perbaikan tempat tidur di
ruangan rawat inap atau di
UGD, dan AC , jika barang
rusak yang tidak bisa di
perbaiki kami harus membeli
barang tersebut .
4. bagai mana proses proses pembelian barang medis
pembelian barang medis? kami melakukan pembelian
barang medis berdasarkan
permintaan dari gudang
logistik, logistik melakukan
permintaan ke kami yang di
mana... eeee jadi begini di unit
unit pelayanan seperti fatmasi,
kamar oprasi itu semuanya
melakukan permintaan melalui
sistem aplikasi simrs ke bagian
logistik kemudian di proses
oleh bagian logistik melalui
sistem aplikasi sim rs ini untuk
di mintakan ke bagian
pengadaan ini... nah itu pun
prosesnya ada juga ya itu kan
prosesnya ada ada prosesnya
juga ya jadi ketika lagi
permintaan sistem itu akan
koreksi yang namanya itu
istilahnya tempat kita approval
oleh kepala pengadaan kepala
logistik nah kemudian barulah
bisa bagian pengadaan tarik
permintaan tersebut karena
kalau belum di approval itu di
bagian pengadaan tidak terlihat
permintaan secara sistem nya
dan kita tidak bisa melakukan
pembelian sebelum approval
tersebut dilakukan nah ketika
kita po atau purchase order
barulah nanti kalau sistem itu
akan di approval atau di terima
oleh direktur. Ketika sudah di
approve oleh direktur Rumah
Sakit barulah kami bagian
pengadaan melakukan
pengorderan tersebut ke
distributor distributor
5. bagai mana proses proses pembelian barang non
pembelian barang non medis kami melakukan
medis? pembelian barang non medis
berdasarkan permintaan dari
gudang, gudang melakukan
permintaan ke kami yang di
mana. unit pelayanan seperti
kamar oprasi membutuhkan
remot bad yang rusak itu
semuanya melakukan
permintaan melalui sistem
aplikasi simrs kemudian di
proses oleh saya untk
memenuhi kebutuhan yang di
butuhkan oleh unit.
6 adakah permasalahan ada ya setiap pengadaan pasti Untuk anggaran sendiri lebih
anggaran yang ada di selalu ada permasalahan tepatnya adnya itu di bagian unit
bagian pengadaan? anggaran. Di mana kita ini sih yang mengajukan permintaan barang
lebih ke bagian non medis kaya masing- masing, jadi kalau dari
kalau untuk anggaran di bagian pembelian tidak ada tidak ada
medis tidak di anggarkan terlalu anggaran untuk mengajukan
detail tapi kita mencari produk anggaran tersbut
produk yang lebih murah yang
lebih ekonomis yang lebih
terjangkau dan yang memang
sedang bekerja Dengan sakit
7. adakah sop di bagian untuk saat ini sop sudah ada Sudah ada Dalam saat purchasing , SOP sudah
purchasing? ada dalam pengadaan barang medis
dan non medis.

8. apakah di ruangan telah bekerja sesuai apa kita Kita harus bekerja sesuai Di dalam ruangan pengadaan ini
purchasing telah bekerja melakukan pekerjaan sebisa standar SOP yang sudah di Sudah bekerja sesuai dengan SOP.
sesui sop ? mungkin sesuai Sop untuk buat oleh perusahaan tapi ada
menghindari berbagai kesalahan kalanya memang kadang
kesalahan dalam keadaan darurat ada
yang tidak sesuai SOP tapi
harus di etahui dengan atasan
kita masing – masing.
9. apa saja masalah terkait nah balik lagi ke pertanyaan ini Salah satunya itu pada saat
anggaran sarana lebih ke bagian non medis ya mengajukan pengajuan dari
prasarana? tidak bisa memberikan jawaban unit… unit tersebut tidak
terlalu rinci karna bukan memiliki anggaran yang
wilayah saya, takutnya ada yang sudah di siapkan dari yang
salah di artikan sebelumnya, jadi ketika tidak
ada anggaran segera kami
siapkan permintaan tersebut
bisa di unda terlebih dahulu
untuk melanjutkan
pengajuannya.
10. apakah solusi untuk nah sama ini juga lebih ke non Dengan cara mengalihkan
permasalahan terkait medis hanya saja Untuk medis pengajuan permintaan
anggaran yang ada? seperti yang tadi saya bilang tersebut yang sudah ada di
kita mencari harga yang terbaik anggaran contoh misalnya
ya harga yang ekonomis dan ( pada saat pengajuan
memang peruntukkan pasien anggaran ada salah satu
BPJS kita yang carikan harga permintaan televisi, ternyata
yang sesuai dengan yang di pada saat berjalannya
cover oleh BPJS atau dengan pengajuan tersebut tidak di
mengorder yang sudah ada Tadi gunakan dn mereka
LKPP yang memang disediakan mengajukan melakukan
untuk penggunaan nya ke permintaan yang belum ada
bagian BPJS untuk pelayanan anggaran mesin cuci jadi kita
BPJS maksudnya apakah solusi alihkan saja mesin cuci itu
dengan televisi)
11. apa pesan yang ingin anda Lebih tepatnya pesan untuk
sampaikan terkait unit yang mengajukan
permasalahan anggaran pengajuan permintaan barang
yang ada? agar di teliti pada saat
penyusunan anggaran untuk
tahun berikutnya jadi harus
setiap permintaannya harus
sudah di siapkan anggaannya.
12. adakah kendala yang anda Ada
rasakan mengenai
pengadaan bagian medis?
adakah kendala yang anda Ada Ada Ada
13. rasakan mengenai
pengadaan bagian non
medis?
14. jika ada apa? dan apa . Ada ya tadi seperti kosong
yang akan anda lakukan? yang kekosongan barang ya
paling kita cari barang subtitusi
lainnya dengan kandungan yang
sama dengan fungsi yang sama
ketika kita dapat itu tidak bisa
sertamerta kita langsung ada
kan itu harus kita konsultasikan
dulu dengan usernya dengan
unit nya dengan dokternya
apakah barang tersebut bisa
dipakai mau atau tidaknya
ketika mereka oke harga oke
barulah kita Kenakan
pemesanan ya uang jika barang
itu Inden yang akan kami
lakukan ada yang
menginformasikan kembali
gudang atau unit terkait bawa
barang tersebutAden dan
diperkirakan tanggal sekian
sekian baru datang ya seperti itu
biar nanti mereka bisa
melakukan tindakan lanjut
entah entah menginformasikan
pasien atau apapun itu untuk
demi memperlancar pelayanan
di rumah sakit kam
15. apa saja masalah terkait ia masalah kata keluar ruangan Mungkin untuk saat ini yang Karena baru beberapa minggu ini
tata kelola ruangan pada kami pada saat itu memang masih blm ada tempat baru pindah ruangan jadi berkas dan
saat ini? kami baru pindah ruangan yang penyimpanan berkas karna dokumen masih belum ada
sebelumnya di sekitaran memang ruangannya belum tempatnya.
manajemen sekarang kami ada.
pindah ke dekat bagian
pelayanan kendalanya ya Satu
tidak terlalu segnifikan sih tapi
memang ruangannya cukup
kecil jadi sedangkan barang
barang kami dokumen kami
bagian pengadaan itu kan
banyak ya sehingga tidak muat
untuk menaruh dokumen
dokumen tersebut bukan hanya
dokumen tapi juga barang
barang sampel dari pihak pihak
vendor kemudian barang
barang donasi ya seperti itu
sehingga kami kesulitan untuk
menata barang barang tersebut
belum lagi Belum lagi ketika
ada kunjungan biasanya dari
rekan rekan unit terkait yang
lain untuk ruangan kami itu
cukup kecil ya jadinya nggak
bisa banyak orang di dalam
ruangan tersebut
16. apakah solusi untuk Untuk permasalahan tersebut Segera di berikan ruangan Melakukan permintaan pembelian rak
permasalahan tersebut? selesai buat saya ya solusinya tersebut beserta perlengkapan arsip untuk berkas dan dokumen
cari ruangan lagi yang lebih inventaris seperti rak dan tersebut.
besar yang lebih cukup yang sebagainya.
lebih memadai lebih dikatakan
layak layak sih tapi hanya
ukurannya saja yang ada
diperbesar sehingga kami pun
tidak kesulitan untuk
menyimpan berkas

Anda mungkin juga menyukai