SKRIPSI
Oleh:
2018 M / 1439 H
i
ii
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Skripsi, Desember 2017
ABSTRAK
Informasi merupakan aspek penting yang harus tersedia untuk dapat
membuat keputusan dengan baik. Untuk menyediakan informasi dengan baik
dibutuhkan sistem informasi. sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS)
adalah suatu sistem yang mengintegrasikan pengumpulan data, pemrosesan,
pelaporan, dan penggunaan informasi yang diperlukan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan melalui manajemen yang lebih baik
di berbagai level pelayanan kesehatan. RSUD Dr. M. Yunus telah
mengembangkan SIM-RS pada Instalasi Radiologi pada tahun 2012, akan tetapi
SIM-RS pada Instalasi Radiologi yang diterapkan saat ini belum pernah di
anaslisis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran implementasi
SIM-RS pada Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Yunus
Bengkulu pada Tahun 2017. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif karena akan menggambarkan aktivitas yang
terjadi pada implementasi SIM-RS pada Instalasi Radiologi di lapangan secara
lebih mendalam. Pada pelaksanaannya SIM-RS di RSUD dr. M. Yunus termasuk
pada instalasi Radiologi telah berjalan sesuai dengan permenkes No.
1171/MENKES/PER/2011, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih ada beberapa
hal yang belum berjalan seperti tidak adanya kebijakan terkait pelaksanaan SIM
pada instalasi Radiologi, tidak adanya kebijakan tertulis terkait pertemuan rutin,
jaringan yang kurang memadai, aplikasi pelaporan yang belum tersedia, serta
pemeliharaan sarana prasarana. Selain itu, pada pelaksanaannya juga tidak adanya
pelaporan indikator dan prosedur tertulis terkait manajemen data. Sedangkan,
dalam pelaksanaannya konsistennya data tidak menjadi sebuah masalah
dikarenakan data yang didapatkan berdasarkan pemeriksaan pasien setiap harinya.
Kata Kunci: Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS), Instalasi Radiologi
iii
FACULTY OF HEALTH SCIENCES
DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH
INTENTION HEALTH CARE MANAGEMENT
Thesis, December 2017
ABSTRACT
Information is an important aspect that must be available to make the
decisions well. To provide the good information is needed information system.
The Hospital management Information system is a system that integrates data
collection, processing, reporting, and use the information necessary to improve the
efficiency and effectiveness of health service with better management at various
levelsof health service Dr. M. Yunus from Regional Public Hospital has
developed Hospital management Information system specially in Radiology
installation in 2012, however Hospital management Information system in
Radiology installation applied nowadays has never been analisis. The purpose of
this research is to know the description of Hospital management Information
system implementation on radiology Installation of Dr. M. Yunus Bengkulu
Regional Public Hospital in 2017. This research was conducted by using
qualitative descriptive approach because it will describe the activity that happened
on Hospital management Information system implementation in radiology
Installation in field in more deep. In the implementation ther are still somethings
that have not run like the absence of up to date regulation, lack of written policies
related to reguler meetings, inadequate networks, unavailable reporting
applications, and maintance of infrastucture. And then, implementation ther are
still same date have not been done such as, the absence of reporting of indocator
and written procedures related to data management. In the implementation of
consistent data does not become a problem because the data of obtained based on
the examination of patients every day.
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama Lengkap : Finny Rizki Putri
Tempat Tanggal Lahir : Bengkulu, 28 Mei 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Raflesia 3 No. 25 RT. 06 Kelurahan Nusa
Indah, Kota Bengkulu, Bengkulu
Email : uti.finni@gmail.com
No. Handphone : 0821-1009-9447
Riwayat Pendidikan
1. TK Asiyah 1 Bengkulu, lulus pada Tahun 2001
2. SD Negeri 1 Bengkulu, lulus pada Tahun 2007
3. SMP Negeri 2 Bengkulu, lulus pada Tahun 2010
4. SMA Negeri 2 Bengkulu, lulus pada Tahun 2013
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Tahun 2013-sekarang
Pengalaman Organisasi
2009-2010 Bendahara Cheerleader SMA 2 Bengkulu
2014-2016 Bendahara HIMAMIRA (Himpunan Mahasiswa Bumi Raflesia)
UIN Jakarta
2014-2016 Anggota FDM (Forum Diskusi Mahasiswa) Bengkulu-Jakarta
2015-2016 Staff of HACAMSA (Health Care Management Student
Assosiation) UIN Jakarta
2015-2016 Volunteer Greenpeace Indonesia
2016-2017 Staff of Marketing and Communication HACAMSA (Health Care
Management Student Assosiation) UIN Jakarta
vii
viii
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
Penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “Gambaran Implementasi Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit pada Instalasi Radiologi di Rumah Sakit Dr.
M. Yunus Bengkulu Tahun 2017”. Sungguh Maha Sempurna itu adalah Allah
SWT, kekurangan dan kekhilafan terdapat pada Penulis maka dari pada itu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lebih dari ketidak sempurnaan. Kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk kokohnya skripsi ini.
Ucapan terima kasih Penulis tuturkan secara ikhlas dan penuh dengan kerendahan
hati atas terselesaikannya skripsi ini kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan kelancaran sehingga
penulis dapat menjalankan penelitian dan membuat skripsi dengan lancar.
2. Kedua orang tua tercinta, Bapak Firdaus BG dan Ibu Yenni S.Pd yang
selalu mendoakan, memberi dukungan, semangat, serta selalu memberikan
kasih sayangnya yang tiada henti kepada penulis.
3. Kedua kakak Penulis, Kurnia Utami, S.Farm dan Fahrul Rozie, S.T yang
telah memberikan dukungan dan do’a kepada penulis.
4. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Bapak Baequni M.Kes, Ph.D yang selalu siap memberikan saran dan
bimbingan akademik dalam proses penulisan skripsi.
6. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, MKM yang selalu siap memberikan
bimbingan akademik dalam penulisan.
7. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
khususnya Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah membantu
dalam kelancaran penelitian hingga penyelesaian masa studi.
8. Seluruh pihak Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Yunus Bengkulu yang
telah memberikan izin dan membantu dalam penelitian skripsi.
ix
x
Penulis
DAFTAR ISI
xi
xii
Tabel 5.6. Gambaran Input, Proses, dan Output dalam Implementasi Sistem
Tabel 5.7. Sintesis Gambaran Input, Proses dan Output Implementasi Sistem
Informasi Manajemen Instalasi Radiologi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu ....... 115
Tabel 5.8. Masalah dan Solusi Alternatif Pelaksanaan SIM-RS ......................... 116
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori ...................................................................... 67
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pendekatan Sistem................................................................... 56
Gambar 3.1 Kerangka Pikir......................................................................... 69
Gambar 5.1 Alur Pelaporan Kinerja Radiologi ........................................... 107
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Form Inform Concern .............................................................. 138
Lampiran 2 Form Identitas Informan .......................................................... 139
Lampiran 3 Pedoman Wawancara .............................................................. 140
Lampiran 4 Matriks Wawancara ................................................................. 141
Lampiran 5 Pedoman Observasi ................................................................. 160
Lampiran 6 Gambar Dokumen.................................................................... 161
xviii
DAFTAR ISTILAH
xix
BAB I
PENDAHULUAN
tanggung jawab tersebut saat ini semakin menonjol seiring dengan adanya
Menurut Aditama (2003), baik atau buruknya suatu institusi Rumah Sakit
dapat dinilai dari kualitas pelayanan pasien, yang biasanya dihubungkan dengan
kualitas pelayanan perawatan. Oleh karena itu, suatu institusi Rumah Sakit akan
keseluruhan.
secara baik atau efektif. Menurut Anthony (1989), efektif atau tidaknya suatu
mendukung kegiatan operasional Rumah Sakit menjadi hal yang sangat penting
untuk dilakukan. Menurut WHO (2004), sistem yang mengelola suatu informasi
tertentu pada institusi Rumah Sakit, dapat disebut sebagai Sistem Informasi
18
19
dapat dilakukan secara digital, dengan bantuan komputer yang terhubung dalam
komputer dan jaringan, para tenaga medis dapat mengelola suatu data atau
informasi yang sama melalui komputer yang berbeda sehingga proses manajemen
data atau informasi akan menjadi lebih cepat dan akurat (Rustiyanto, 2012).
Radioterapi kepada pasien yang membutuhkan diagnosis yang cepat dan tepat.
Pada Instalasi Radiologi, mutu pelayanan harus dijaga baik agar tidak menyebab-
an, sehingga pelayanan Radiologi diharapkan dapat berjalan sesuai dengan acuan
berbagai Instalasi pelayanan yang ada dalam suatu intitusi Rumah Sakit, termasuk
Instalasi Radiologi seperti yang telah dijelaskan diatas. RSUD Dr. M. Yunus di
Kota Bengkulu yang akan dijadikan studi kasus penelitian, telah menerapkan
konsep SIM-RS pada beberapa Instalasi pelayanan didalamnya, antara lain yaitu
20
sendiri baru saja dikembangkan pada tahun 2014, sehingga dapat digolongkan
sebagai suatu yang baru dan berpotensi memiliki masalah dalam pelaksanaannya.
bagian dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di suatu institusi Rumah Sakit,
menjadi suatu hal yang dibutuhkan untuk menghasilkan informasi yang baik, guna
kesehatan kepada pasien. Oleh karena itu WHO membuat sebuah kerangka atau
fase untuk dapat meningkatkan kualitas SIM-RS, meliputi Fase 1 (Penilaian), Fase
fase tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa apabila ingin meningkatkan kualitas
SIM-RS pada suatu institusi, maka harus dilakukan penilaian terlebih dahulu
terhadap sistem yang sedang berjalan sebagai dasar dalam tindakan selanjutnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka pada penelitian ini akan dibahas lebih
RS yaitu pada Instalasi Pendaftaran, Instalasi Gawat Darurat (UGD) dan Instalasi
Rekam Medik. Pada Tahun 2014, pihak Rumah Sakit menambah Instalasi untuk
berjalan dari Tahun 2014 dan tergolong masih baru dan belum pernah
karena itu, untuk melihat penerapan SIM-RS yang baru berjalan pada Instalasi
Yunus Bengkulu”.
Bengkulu.
Bengkulu.
22
Bengkulu.
Manajemen Rumah Sakit pada Instalasi Radiologi di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2017. Peneliti memilih RSUD Dr. M. Yunus
sebagai tempat penelitian dikarenakan SIM-RS yang terdapat pada RSUD Dr. M.
23
merupakan Instalasi baru yang menjalankan SIM-RS itu sendiri yaitu pada Tahun
2014.
informan, observasi serta telaah dokumen. Penelitian ini berlangsung dari bulan
TINJAUAN PUSTAKA
tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu
dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan
melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan
24
25
rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan
fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit. Klasifikasi Rumah Sakit Umum
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan dan
dasar keberadaan rumah sakit adalah mengobati dan perawatan penderita sakit dan
Menurut UU No. 44, 2009 Rumah Sakit berfungsi sebagai berikut, yaitu:
pelayanan kesehatan.
pelayanan medik yang menggunakan semua modalitas energi radiasi emisi radiasi
elektromagnetik.
1. Radiologi Diagnostik
27
2. Radiologi Terapi
3. Radiologi Nuklir
Biomedical Engineering yang paling berhasil dan terlihat manfaatnya yang sangat
meliputi:
Scan)
2. Pelayanan Radioterapi
(USG) saja. Berikut adalah standar pelayanan medik pada suatu Instalasi
(2012).
28
Pelayanan Keterangan
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Berikut ini adalah
Kriterianya adalah:
yang jelas bagi semua klasifikasi pegawaai yang ada. Kriterianya adalah:
b. Harus ada uraian tugas tertuis dari tiap-tiap jabatan terutama bagian
c. Struktur organisasi dan uraian tugas akan ditinjau ulang paling tidak
tiap tiga tahun sekali dan kalau diperlukan dapat dilakukan perubahan.
di Instalasi Radiologi.
g. Semua foto dan rekam imejing (pencitraan) lainnya yang sudah dibaca
akan disimpan di rumah sakit paling tidak untuk jangka waktu 3-5
h. Catatan film X-ray, film USG, kedokteran nuklir, CT-Scan, MRI dan
Radiologi.
dibantu oleh staf yang dianggap mampu sehingga tujuan pelayanan bisa
paruh waktu.
31
atau paruh.
cukup dan nyaman agar seluruh pelayanan yang diberikan aman dan baik
Radiologi.
Agar pelayanan terhadap pasien bisa optimal maka perlu ada prosedur
manajer.
Kriterianya adalah:
33
pasien, staf, dan semua tenaga yang bekerja dengan peralatan yang
berbahaya.
agar cara bekerja di bagia Radiologi lebih efektif dan pelayanan lebih
yang bekerja secara bersama-sama baik secara manual ataupun berbasis komputer
pemprosesan data untuk menghasilkan informasi yang bermakna dan berguna bagi
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-
beserta tatacara penggunaanya yang mencangkup lebih jauh dari pada sekedar
penyajian. Istilah tersebut menyiratkan suatu maksud yang ingin dicapai dengan
pembuatanya tergantung pada tiga faktor utama, yaitu: keserasian dan mutu data,
penggunaan tertentu, maka struktur dan cara kerja sistem informasi berbeda-beda
bergantung pada macam keperluan atau macam permintaan yang harus dipenuhi.
berbagai ragam data yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Untuk dapat
35
menggabungkan data yang berasal dari berbagai sumber suatu sistem alih rupa
ukurannya dan apapun ruang lingkupnya suatu sistem informasi perlu memiliki
komputer yang biasa disebut sistem pengolahan data, yaitu manusia (SDM),
intruksi program dan data yang digunakan dalam CPU. Sedangkan isi
tersebut. Dalam hal ini data atau program tidak akan hilang apabila
b. Alat Masukan
digunakan untuk mengirim data dalam format yang dapat dibaca oleh
jenis alat masukan misal papan ketik atau keyboard, mouse, joystick,
light pen, alat masukan suara (voice input devic), pembaca kartu atau
reader atau OCR), atau alat pembaca tinta magnetis, magnetic disk
c. Alat Keluaran
data yang ditulis oleh alat ini kedalam penyimpanan suplemen dapat
data dan intruksi yang untuk sementara waktu tidak diperlukan oleh
penyimpanan internal.
37
Pada umumnya piranti lunak dikatagorikan menjadi dua jenis, yaitu piranti
lunak sistem dan piranti lunak aplikasi. Piranti lunak aplikasi hanya dapat
3. Personil (Brainware)
pemakainya untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu jumlah SDM
4. Prosedur-prosedur SOP
(SOP) yang dilaksanakan dengan memadai oleh para SDM yang handal,
38
cara yang perlu dipakai olh pemakai komputer dalam berinteraksi dengan
sistem tersebut. Seperti halnya cara dan ketentuan yang harus dipenuhi
a. Menyiapkan data
telah dilaksanakan dengan akurat. Disamping itu ada jaminan bahwa data,
program serta keluaran telah dilindungi dari pemakai yang tidak sah,
5. Fasilitas
alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila
itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik.
informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data).
Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain
langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan
dan pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya
adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis
menajemen melkasanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem
40
pengambilan keputusan.
terdiri dari sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan
dengan ekspektasi/rencana/standar.
1. Blok masukkan merupakan metode dan media untuk menangkap data yang
akan dimasukan.
2. Blok model terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik
berkualitas.
5. Blok basis data merupakan kumpulan data yang berhubungan satu dengan
lunak.
1. Petugas Administrasi
a. Mengerjakan transaksi.
b. Mengelolah data.
c. Menjawab pertanyaan.
d. Mengambil keputusan.
3. Staf Ahli
Manajemen (SIM) adalah suatu cara untuk menjelaskan tentang SIM yang pada
1. Komponen Fisik
Perangkat keras dari suatu SIM yang terdiri dari komputer (terdiri dari
c. File
magnetc tape dan Hard Disk yang disimpan dalam basis data file ini
d. Prosedur
komputer.
e. Brainware
informasi.
2. Fungsi Pengelohan
a. Pengelolahan transaksi.
a. Dokumentasi transaksi.
d. Laporan .
himpunan atau kegiatan dan prosedur yang terorganisasikan dan saling berkaitan
45
serta saling ketergantungan dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha
menyajikan info yang akurat dan tepat waktu di rumah sakit. Selain itu, sistem ini
tersebut, saat ini ditujukan untuk menunjang fungsi perencanaan dan evaluasi dari
penampilan kerja rumah sakit antara lain adalah jaminan mutu pelayanan rumah
sakit yang bersangkutan, pengendalian keuangan dan perbaikan hasil kerja rumah
kesehatan rumah sakit oleh masyarakat, perencanaan dan evaluasi program rumah
sakit penyempurnaan laopran rumah sakit serta untuk kepentingan pendidikan dan
administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat yang
kepada kepuasa pelanggan. Dalam hal ini perlu disadari bahwa pelanggan rumah
sakit dapat berupa pelanggan internal dan juga eksternal. Pelanggan internal
adalah pemilik, pimpinan dan seluruh karyawan rumah sakit itu sendiri.
46
rekanan pemasokan dan juga masyarakat luas. Hario kusnanto dalam makalahnya
yang disampaikan Kongres PERSI VII 1996 menyatakan bahwa sistem informasi
pelanggan dalam derap bersama mencapai visi dan misi rumah sakit. Informasi
pada fungsi medikal maupun pada fungsi bisnis. Untuk setiap fungsi, SIM dapat
pengawasan serta perencanaan strategis. Dengan bahasa yang agak berbeda, J.R.
banyak dijumpai informasi tentang mutu pelayanan rumah sakit di negara kita.
Hal ini terjadi karena di rumah sakit ternyata masih kurang diperhatiknannya
konsep mutu itu sendiri, masih kurang seriusnya pengelolaan sistem informasi
manajemen serta belum banyaknya dibuat standar mutu pelayanan rumah sakit.
diterpkannya SIM-RS.
5. Perencanaan keuangan.
Dalam hal audit medik, SIM-RS amat perlu mengingat terjadinya tiga hal
kuat, makin punya resiko bahaya dan makin mahal, karena itu memerlukan
2. Akuntansi Penerimaan
4. Lain-lain
menjadi:
1. Data Pelayanan
3. Data Pasien
5. Data Lain-lain
Data-data di atas bisa didapat dengan tiga cara, yaitu studi publikasi,
Radiologi
dirancang untuk mendukung alur kerja operasional dan analisis bisnis dalam
data pasien, laporan, dan berkontribusi dalam pencatatan data pasien secara
Ada dua pertukaran utama dalam proses SIM Radiologi dengan sistem lainnya
seperti SIM Radiologi harus berkomunikasi dengan PACS (Picture Archiving and
SIM Radiologi harus mengumpulkan informasi ini dengan tepat agar dapat
menghasilkan laporan akhir media untuk setiap pemeriksaan. SIM Radiologi juga
baru dan proses prosedur penagihan biaya yang sesuai (L. Kolovou, 2005)
diantaranya:
1. Pendaftaran
Informasi yang telah didapat dari jenis penerimaan dan sumber rujukan
2. Persiapan
Modul ini sangat tepat untuk menentukan grup pasien yang akan menerima
memilih salah satu yang sudah ditentukan untuk pembaharuan data. Sistem
meliputi lebih dari satu prosedur radiologi seperti radiografi bagian dada
dan bagian perut. Pada saat pemesanan. Prosedur ini harus dikelompokkan
membatalkan jika layanan tidak tersedia, seperti hari libur karyawan atau
4. Pembatalan
sistem.
5. Data Pasien
Jika data pasien yang sudah ditransfer dari Master Patient Index (MPI)
6. Laporan Pemeriksaan
film, maka sistem akan menyimpan pergerakan dan tujuan data dari luar
7. Sistem Pencarian
daftar informasi yang ada akan ditampilkan, semua informasi medis yang
pencarian paket film x-ray, gambar, dan arsip hardcopy digital (contohnya,
sistem indeks.
9. Persediaan
10. Peringatan
a. Memiliki lebih dari satu prosedur dalam satu permintaan pada waktu
yang sama.
c. Jika ada prosedur yang sama diulang kepada pasien dalam jangka
turut).
mereka.
minimum.
54
prosedur radiologi.
karena pendekatan ini didasarkan pada cara berpikir logis dan sistematis dalam
(Network Planning). Masalah yang sering timbul dalam perencanaan adalah tidak
menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis yang diterapkan dengan
mengarahkan perhatian kepada berbagai ciri dasar sistem yang perubahan dan
dapat memberi landasan untuk pengertian yang lebih luas mengenai faktor-faktor
penyebab ganda dari suatu masalah dalam kerangka sistem (Tanjung, et al., 2006).
keseluruhan.
itu ada lebih dari satu cara dalam pemecahan masalah. Kita harus dapat
hasil.
56
menyampaikan pandangan yang sama antara sumber daya yang bekerja di lingkup
yang sama, serta melakukan kegiatan sesuai rencana kegiatan, dan perubahan atau
hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan. Berikut adalah model kerangka
1. Masukan (Input)
(sumber daya) operasi bagi sistem. Input ini akan berbeda-beda sesuai
tersebut.
57
b. Money (Keuangan)
Uang merupakan alat tukar atau pengukur nilai, oleh karena itu besar
Material terdiri dari bahan setengah jadi dan bahan jadi. Dalam suatu
kegiatan, materi bisa jadi saran dan prasarana. Sarana dan prasarana
d. Machines (Mesin/Peralatan)
e. Method (Metode)
pekerjaan.
58
2. Aktivitas (Proses)
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
antara lain:
operasional.
anggota.
pengawasan.
c. Pelaksanaan
berikut:
baiknya.
c) Memotivasi anggota.
pengawasan.
d. Pengawasan
keseluruhan.
anggota.
3. Keluaran (Output)
Berupa produk langsung dari kegiatan program, dan juga termasuk tipe,
seluruh subsistem atau komponen dalam suatu Sistem Informasi Kesehatan. HMN
akhir.
dan Koordinasi, Dana dan Tenaga Pelaksana, Sarana, Indikator, Sumber Data,
komponen penilaian akan dibagi menjadi 3 (bagian), yaitu Input, Proses, dan
Output.
dan Koordinasi, Dana dan Tenaga Pelaksana, serta Sarana. Proses berisikan
terkait komponen yang akan dinilai atau diukur pada Sistem Informasi Kesehatan
1. Input
2. Proses
b. Sumber data terbagi menjadi dua kategori utama: (1) data berbasis
populasi (sensus, pencatat sipil, dan survei populasi) dan (2) data
data dan sumber lainnya ada yang tidak cocok dengan salah satu
yang mungkin tidak tersedia di tempat lain. Dalam hal ini termasuk
penyakit.
3. Output
kesehatan.
menjadi sebuah hal yang dibutuhkan untuk menghasilkan informasi yang baik.
Oleh karena itu WHO membuat sebuah kerangka atau fase untuk dapat
berikut:
disebuah Negara.
Dari ketiga fase tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa apabila ingin
mengukur kualitas suatu Sistem Informasi Kesehatan, yang pada studi kasus ini
menggunakan pendekatan sistem, yang terdiri atas input, proses dan output.
mengadopsi kepada kerangka yang ada pada HMN, terdiri atas 6 (enam)
Kerangka teori secara detail dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.
67
WHO, 2008
BAB III
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka peneliti membuat kerangka pikir
pendekatan sistem, yang akan menilai atau mengukur kualitas input, proses dan
Sakit yang ditinjau. Komponen-komponen yang dinilai atau diukur pada tahap
input, proses dan output didasarkan pada komponen yang ada pada Sistem
kebijakan dan koordinasi, sumber dana, tenaga pelaksana serta sarana yang
sumber data dan manajemen data dalam pelaksanaan SIM-RS pada Instalasi
68
69
SIM-RS pada Instalasi Radiologi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Yunus
Radiologi.
3. Sarana (Input)
Radiologi.
4. Indikator (Proses)
METODOLOGI PENELITIAN
data yang digunakan berupa pendekatan terhadap metode analisis data kualitatif
dengan tujuan ingin menggali lebih dalam dari berbagai sumber informasi
2017.
Rumah sakit ini dilaksanakan pada bulan Juni 2017 hingga Maret 2018 dan
pertimbangan tertentu, misalnya orang yang paling tahu tentang apa yang kita
71
72
Perencanaan.
Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari informan dan
lapangan yang dilakukan langsung pada informan Instalasi PPTIK dan Instalasi
sebagai key instrument atau intrumen kunci yang mengumpulkan data berdasarkan
ini adalah pengumpulan data dengan menggunakan pedoman observasi dan telaah
dokumen. Serta peneliti juga menggunakan alat bantu berupa alat tulis, kamera,
dan perekam suara agar dapat memperkuat akurasi pengumpulan data mengenai
1. Wawancara (Interview)
Radiologi.
2. Observasi
3. Telaah Dokumen
Radiologi.
yang diperlukan.
menjadi tiga, yaitu kebijakan dan koordinasi, dana dan tenaga pelaksana,
serta sarana yang tergolong dalam input; indikator, sumber data dan
Salah satu teknik atau metode yang dapat digunakan dalam analisis data
Menurut Emzir (2010), analisis data dalam model Miles dan Huberman bersifat
induktif dan berkelanjutan, yang terdiri dari 3 (tiga) aktivitas utama, yaitu
meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), serta
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu
penting, dicari tema dan polanya, serta membuang data yang tidak perlu.
Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan
reduksi data tidak disajikan dalam laporan akhir, namun disajikan dalam
catatan lapangan. Hasil akhir tahap ini adalah intisari terhadap informasi
Setelah didapatkan intisari data dalam tahap reduksi, maka data tersebut
dalam model Miles dan Huberman dapat dilakukan dengan 2 (dua) pilihan
format, yaitu diagram konteks (dalam bentuk tabel, gambar, dan diagram
atau naratif.
Verification)
temuan dan melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal pada saat tahap
oleh bukti-bukti yang kuat, dalam arti konsisten dengan kondisi yang
Seperti yang telah dijelaskan pada sub-bagian sebelumnya, data yang telah
Teknik verifikasi atau validasi data yang digunakan dalam penelitian ini,
check data dengan fakta dari sumber lainnya yang terkait untuk menggali
Kepala Sub Bagian Data dan Informasi (Ketua PPTIK) yang mengetahui
HASIL
Sub Bagian Data dan Informasi (Ketua PPTIK), Koordinator IT dan SIM-RS,
Kepala Ruang Instalasi Radiologi, dan Staf Ruang Instalasi Radiologi. Berikut
Perencanaan (Informan A)
merangkap Perencanaan.
yang ada di Rumah Sakit. Tugas dari koordinator IT ini adalah membantu
82
83
tersebut.
Bengkulu
Sakit Umum Swadana Daerah berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.
Tahun 1994 dan Surat Keputusan Direktur Nomor 655 Tahun 1995.
84
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan berbagai upaya yang
Rumah Sakit dengan peralatan, sarana, dan prasarana lain serta tenaga ahli yang
diperlukan. Peralatan dan fasilitas mutakhir hanyalah seperangkat alat yang tanpa
arti. Kesadaran ini bermakna agar pelayanan diberikan akan dapat dirasakan dan
Yunus Bengkulu menerapkan misi pelayanan cepat, tepat, ramah dan profesional
pelayanan. Visi dan Misi yang dimiliki oleh RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu,
1. Visi
2. Misi
RS Tipe A.
dan sub-spesialis.
Bengkulu.
86
Bengkulu.
penunjang untuk mendung pelayanan rutin dan pelayanan gawat darurat sesuai
1. Visi
2. Misi
prima.
kualitas pelayanan.
IKS BPJS
UMUM
PEMERIKSAAN
KONSUL SPESIALIS
POLIKLINIK
Keterangan:
a. Pasien mendaftar dengan membawa surat permintaan
pemeriksaan Radiologi serta syarat lainnya (pasien
BPJS membawa lembar verifikasi BPJS), kemudian
petugas mendaftarkan, menginput data di computer
dan mencatat di buku Register.
b. Pasien Umum akan diberikan struk pembayaran,
kemudian pasien membayar di loket pembayaran dan
kembali ke ruang Radiologi.
c. Pasien masuk ke ruang pemeriksaan untuk dilakukan
pemeriksaan Radiologi yang diminta, kemudian
petugas Radiologi melaksanakan pemeriksaan kepada
pasien.
89
Radiologi
c. Prosessing Film
d. ATK
3. Kopetensi a. Radilog
Pelaksana b. Radiografer
Medik.
c. 13 orang Radiografer
93
Penyaluran Indek
Kepuasan
Masyarakat (IKM)
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, data yang telah dilakukan pereduksian
Tabel 5.6. Gambaran Input, Proses, dan Output dalam Implementasi Sistem
Informasi Manajemen Instalasi Radiologi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Kebijakan dan koordinasi akan dinilai dalam tiga aspek yaitu kebijakan,
informan, belum ada kebijakan tentang SIM-RS pada RSUD Dr. M. Yunus
yang mengatur jalannya SIM-RS pada Instalasi Radiologi yaitu sabagai berikut:
Sakit…” (Informan C)
“...Terkait SIM-RS pada dasarnya belum ada kebijakan khusus dari rumah
sakit terkait SIM Radiologi, kebijakan yang kita gunakan hanya kebijakan
“....Setau saya ada kebijakan dari rumah sakit tetapi terkait SI, itu juga
informasi manajemen untuk setiap rumah sakit. Seperti sesuai ketentuan Pasal 52
ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, setiap
sakit. Hingga saat ini, peraturan atau pedoman yang digunakan dalam pelaksanaan
96
pelaporan SIM-RS pada Instalasi Radiologi didasarkan pada petunjuk dari PPTIK.
rutin. Kegiatan pemantauan rutin ini dilakukan oleh pihak PPTIK untuk melihat
PPTIK:
“...Dari awal berdirinya atau awal kita diperintahkan untuk berbasis SIM,
belum ada evaluasi yang dilakukan oleh pihak PPTIK. Kita hanya
yang ingin kita tambahkan. Hanya seperti itu, berbentuk laporan bulanan
kebijakan tertulis. Pertemuan hanya dilakukan rutin pada awal tahun guna
program, akan tetapi untuk SIM-RS pada Instalasi Radiologi belum pernah
97
pertemuan rutin:
Untuk pertemuan rutin tersebut, tidak ada kebijakan khusus secara tertulis
namun sudah menjadi agenda dari rumah sakit untuk melakukan rapat pertemuan
setiap tahunnya.
berjalan. Dan dalam pertemuan rutin, tidak ada kebijakan tertulis terkait kegiatan
pertemuan rutin.
Dalam hal ini sumber daya lain yang dinilai adalah dana dan tenaga
manajemen rumah sakit Instalasi Radiologi. RSUD Dr. M. Yunus telah memiliki
unit fungsional yang secara khusus bertanggung jawab dalam pengelolaan sistem
informasi manajemen rumah sakit. Unit fungsional yang dimaksud adalah PPTIK
RS, RSUD Dr. M. Yunus memiliki unit PPTIK sebagai unit pembantu…”
(Informan A)
pengaduan…” (Informan D)
M. Yunus. Pelatihan diberikan kepada petugas baru yang akan menjalankan SIM-
RS Radiologi tersebut. Akan tetapi pelatihan yang diberikan hanya sekali pada
“...Pelatihan kita dapatkan untuk staff baru yang akan menjalankan SIM-
“…Untuk pelatihan tidak ada pelatihan khusus, pelatihan waktu itu saya
(Informan E)
dan dana operasional rumah sakit. Berikut hasil wawancara mengenai pengelolaan
“…Kalau untuk dana pelaksanaan SIM-RS didapat dari APBD ya, dari
rumah sakit sendiri ada anggaran tapi kayanya tidak ada anggaran
APBD..” (Informan C)
“…Untuk dana kita tidak mengetahuinya ya, sepertinya sih dari APBD
dan rumah sakit. Soalnya kita kalo berkaitan sama dana tinggal lapor ke
PPTIK, nanti PPTIK yang memberikan. Dan biasanya kita meminta itu
(Informan D)
5.3.1.3. Sarana
sarana tersebut. Adanya kertas dan ATK lainnya yang dapat mendukung jalannya
tersebut di Instalasi Radiologi telah tersedia, akan tetapi jaringan yang tersedia
masih suka terjadi gangguan. Selain itu, adanya sarana tersebut belum ditunjang
belum memiliki program terkait pelaporan pembuatan laporan rutin dan tahunan
sehingga hal itu masih dilakukan secara manual. Berikut hasil wawancara
(Informan A)
SIM-RS makanya kan petugasnya hanya satu. Tapi terkait pelayanan dari
101
(Informan D)
“...Ya ada, komputer ada. Tapi menurut saya kurang 1 untuk membantu
pekerjaan saya. Kalo lagi eror juga suka saya otak-atik sendiri, atau
khusus kalo terjadi kerusakan. Dan kalo perlu memanggil orang biasanya
kita dulu yang bayar, soalnya kalo nungguin dari rumah sakit kan lama,
dinilai adalah jaringan internet. Jaringan internet pada Instalasi Radiologi sudah
tersedia akan tetapi sering kali terjadi error. Selain itu program mengenai SIM-RS
tersebut juga dinilai belum lengkap dikarenakan tidak adanya program untuk
membuat laporan bulanan dan laporan tahunan. Namun dalam hal perawatan
anggaran khusus dan tenaga khusus dalam perawatan peralatan yang digunakan
5.3.2.1. Indikator
untuk mengukur sebuah keberhasilan dari pelaksanaan SIM-RS itu sendiri. Dalam
tersedianya SDM yang dapat menjalankan program dan tersedianya aplikasi yang
Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga yang tersedia terutama untuk SIM-RS
1171/MENKES/PER/2011…” (Informan C)
berhasil jika sudah mencapai target kunjungan rumah sakit dan SDM
indikator. Karena tidak ada bukti laporan indikator yang digunakan oleh SIM-RS
Instalasi Radiologi.
mengenai data yang tersedia. Menurut informan pada Instalasi Radiologi data
103
dilakukan berdasarkan data pasien. Data tersebut berupa data jumlah pemeriksaan
pasien, jumlah pendaptn dan jumlah data pasien. Data tersebut nantinya
kesling dan penunjangn medik. Hasil data tersebut nantinya akan menjadi rekapan
berasal dar data-data pasien, ada juga data pelaksanaan kegiatan kita itu
“...Data yang dikelolah oleh saya itu data-data pasien, yang berupa data
(Informan E)
pengelolaan data, gudang data, kamus dan kode khusus dalam sistem informasi
dari rumah sakit sendiri membuat pedoman yang akan digunakan dalam
Data pada SIM-RS Radiologi bersifat user friendly karena dapat diakses
oleh semua pihak. Hal tersebut juga ditandai dengan mudahnya penggunaan
sistem informasi manejemen oleh user atau pengguna yang memiliki kode terkait
dapat menggunakannya.
“…Tidak semua petugas dapat mengakses data yang ada pada Instalasi
saja… ” (Informan D)
“…Datanya mudah dipahami dan mudah diakses sama seiapa saja yang
membukanya…” (Informan E)
laporan yang berguna untuk penyimpanan data. Selain itu, penyimpanan data juga
dilakukan oleh bagian PPTIK yang dilakukan dengan bentuk sistem digital.
Dengan begitu untuk membuka arsip data Instalasi Radiologi dapat melihatnya
datanya…” (Informan D)
dan rekapan laporan. Sedangkan yang berbentuk digital ada pada tim
PPTIK …” (Informan E)
digunakan bersifat user friendly karena dapat diakses oleh pengguna yang
memilik kode khusus. Dan Instalasi Radiologi selain melakukan back up data
sendiri juga ada PPTIK yang melakukan back up data terkait pelaksanaan SIM-RS
di Instalasi Radiologi.
106
(Informan C)
(Informan D)
“…Data yang kita olah setiap harinya tidak konsisten sama sekali,
memiliki kartu pasien yang mencacat rekam medis sebelumnya dan mencatat
data-data pasien. Kedua yaitu bagian Radiologi, kemudian bagian PPTIK, setelah
itu data baru diberikan kepada Direktur untuk pengambilan keputusan. Bagan
Direktur Rumah
Sakit Dr. M. Yunus
Bengkulu
Pusat Pelayanan
Teknologi Informasi
Komunikasi
Instalasi Radiologi
Pendaftaran
laporan kegiatan yang dilakukan setiap harinya. Sedangkan laporan tahunan lebih
Radiologi…” (Informan C)
bulanan dan laporan tahunan. Laporan bulanan itu lebih kepada apa
perencanaan yang akan kita lakukan bulan tahun depan, kebutuhan untuk
Radiologi tersebut ditujakan kepada bagian bidang kesling dan penunjang medik,
Instalasi Radiologi tidak pernah sama atau dapat dikatakan selalu berubah.
satu bulan sekali. Laporan tersebut dikumpulkan dalam kurun waktu bulan dan
tahunan.
Salah satu aspek dari diseminasi dan pengguna informasi adalah aspek
kebutuhan dan analisis. Dalam aspek kebutuhan dan analisis akan dinilai unsur
seperti perolehan informasi dan penyajian data. Pada unsur perolehan informasi
secara tepat waktu, relevan, dan akurat dinilai memadai. Dalam ketepatan waktu,
“...Kita selalu buat laporan tahunan dan bulanan ya, dan kita selalu
“...Selalu buat laporan dan tepat waktu, soalnya kan musti diperiksa dulu
Dalam hal relevansi data, pada Instalasi Radiologi data yang ada
semuanya sudah relevan atau berhubungan antara data dari bagian pendaftaran
“...Data yang kita punya selama ini selalu relevan dengan data bagian
Selanjutnya dalam hal akurasi data, data sudah dinilai cukup akurat dalam
melihat kejadian yang sebenarnya, karena semua yang telah dituliskan atau masuk
kedalam sistem yaitu data yang sebenarnya terjadi sesuai dengan pemeriksaan.
Direktur rumah sakit melakukan validasi data dengan melihat data yang PPTIK
laporan juga di cek akurasinya. Kalo lagi menginput data pasti sampe di
Penyajian data hanya dilakukan menggunakan tabel yang sudah ada pada
sistem dan biasanya itu lebih mudah dipahami. Dengan begitu aspek penyajian
advokasi, implementasi dan aksi. Pada aspek tersebut akan dinilai pengguna
informasi sesuai dengan otoritas pada tingkat pelayanan kesehatan. Pada SIM-RS
tersebut dilakukan oleh setiap pihak yaitu perencanaan, Radiologi dan PPTIK
“...Selalu dapat laporan data dari bagian Radiologi dan dilakukan setiap
bulannya...” (Informan A)
Rumah Sakit telah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dalam menyikapi Sistem
data dan informasi serta tata kelola sistem informasi manajemen yang ditangani
dan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan kebijakan Direksi RSUD Dr.
M. Yunus Bengkulu.
Sampai dengan bulan Maret 2018 ini RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu telah
keseluruhan Modul SIM-RS yang diinginkan dan masih sangat perlu untuk
menambah atau melengkapi Modul modul lain agar SIM-RS terlaksana secara
Pada saat ini basisdata SIM-RS telah terbangun walaupun secara kuantitas
dan kualitas belum dapat menghasilkan data dan informasi yang lengkap, tepat
dan akurat untuk mendukung pelaksanaan Informasi Data RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu.
RSUD Dr. M. Yunus berperan sebagai unit yang membantu mengelolah SIM-RS
dari berbagai instalasi. Bukan hanya instalasi Radiologi saja akan tetapi setiap
tersebut ditentukan oleh PPTIK itu sendiri, sedangkan PPTIK mengacu kepada
dilakukan oleh setiap instalasi yang nantinya akan dilaporkan kepada pihak
PPTIK.
113
petugas yang telah diberikan pelatihan khusus oleh pihak PPTIK terkait SIM-RS.
Sumber data yang didapatkan oleh setiap instalasi nantinya akan diberikan kepada
pihak PPTIK yang akan dijadikan sebuah laporan berbentuk laporan tahunan dan
bulanan. Data tersebut berupa data jumlah pasien, jumlah pemeriksaan, jumlah
berdasarkan jumlah pelayanan yang dilakukan oleh pasien. Data tersebut nantinya
akan menghasilkan informasi yang berupa jumlah pasien, jumlah transaksi, serta
rumah sakit untuk dapat dilakukan evaluasi terkait pelaksanaan SIM-RS pada
hanya sebatas pelatihan penggunaan sistem saja, tidak ada pelatihan secara khusus
114
terkait sistem yang ada pada Instalasi Radiologi. Hal itu menyebabkan petugas
Instalasi Radiologi masihsering terjadi gangguan atau eror pada jaringan internet
terdapat program yang belum lengkap sehingga masih dikerjakan secara manual.
Semua sarana yang ada hendaknya didukung oleh pemeliharaannya, akan tetapi
pada Instalasi Radiologi belum memiliki bagian sebagai pemeliharaan sarana. Jika
terjadi kesalahan atau kerusakan hal tersebut dapat menghambat jalannya SIM-RS
pada Instalasi Radiologi dikarenakan perlu memanggil tenaga khusus dari luar
untuk memperbaikinya.
tetapi, tidak adanya pelaporan indikator yang dilakukan oleh instlasi Radiologi.
Suatu prosedur tertulis menjadi hal yang perlu dimiliki dalam pelaksanaan
manajemen data, akan tetapi pada Instalasi Radiologi tidak memiliki prosedur
Data yang dihasilkan oleh Instalasi Radiologi selalu berubah, hal tersebut
dapat dikatakan bahwa data yang dimilik tidak konsisten. Kemudian, informasi
Tabel 5.7. Sintesis Gambaran Input, Proses dan Output Implementasi Sistem
Informasi Manajemen Instalasi Radiologi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Bengkulu
masalah serta solusi alternatif yang disediakan pada pelaksanaan Sistem Informasi
PEMBAHASAN
informan.
4. Pada aspek sumber data, informan kurang mengerti dan menurut informan
sumber daya manusia, peralatan, sarana, kebijakan dan metode yang akan
manajemen rumah sakit diatur dan berpedoman pada Peraturan Mentri Kesehatan.
118
119
Dalam pedoman tersebut dikatakan bahwa setiap rumah sakit wajib melakukan
bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit. Selain itu disebutkan juga
bahwa ruang lingkup dari sistem informasi kesehatan meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber daya manusia yang saling
berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan
Tahun 2013).
optimal. Hal tersebut dikarenakan masih adanya aspek lain yang belum terdapat
Oleh karena itu, disamping pedoman yang sudah ada, pemerintah perlu
sudah ada sehingga pelaporan kinerja pelaksanaan SIM-RS dapat berjalan lebih
optimal. Perlunya komitmen dari Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan untuk bisa
tersebut seperti yang disebutkan oleh WHO. WHO dalam bukunya yang berjudul
bahwa kebijakan dan legalitas pada sistem informasi sangat penting untuk
muda sehingga masih perlu penyempurnaan dalam hal regulasi dan pemahaman
tinggi dari kepala Dinas Kesehatan sehingga dapat mendukung dan mensukseskan
memilik Standar Operasional Prosedur (SPO) tersendiri terkait hal ini. Yang
RS di Instalasi Radiologi tersebut, selain itu juga melihat kerja dari tenaga
periodik yaitu satu bulan sekali dan setahun sekali dengan secara tidak langsung
adanya monitoring dan evaluasi dapat membantu dalam peningkatan mutu dan
menjadi kegiatan positif dan konstruktif dalam meningkatkan kinerja dari petugas
Aspek lain dari kebijakan dan koordinasi adalah adanya kebijakan resmi
rutin yang biasa dilakukan saja. Hal lain yang menyebabkan tidak adanya
kebijakan pertemuan rutin adalah padatnya pekerjaan yang dimiliki oleh Direktur
dan Instalasi Radiologi sehingga pertemuan dilakukan pada saat rapat tahunan
saja.
oleh staf Radiologi yang juga bekerja melakukan kegiatan Radiologi yang lain.
Menurut WHO, dalam bukunya dikatakn bahwa Instalasi yang dibentuk secara
mengenai pelaporan kinerja dipelajari secara sendiri tanpa adanya pelatihan. Dedy
Unsur lain dalam input adalah sarana. Sarana yang dibutuhkan dalam
kekurangan yaitu jaringan yang masih sering kali terjadi eror. Untuk itu
SIM-RS Radiologi, belum tersedia dana maupun tenaga atau teknisi khusus untuk
fungsi utama sumber daya manusia dalam pengelolaan sistem informasi adalah
123
untuk melakukan pemeliharaan, perubahan dan perbaikan atas program yang ada.
Dari segi biaya, di tingkat rumah sakit perawatan masih menggunakan biaya
pelaksanaan sistem, biaya untuk tempat dan faktor lingkungan, biaya perubahan
6.3.1. Indikator
SIM-RS jika ketersediaan SDM sudah memadai dan aplikasi yang dapat
sesuai dan berkaitan dengan rencana strategis di suatu Negara (WHO, 2008). Hal
staf yang melakukan pekerjaan ganda, hal itu menyebabkan sering kali terjadi
124
(Wawan 2007). Selain beban kerja, untuk meningkatkan kinerja juga dibutuhkan
berasa dari sumber data pasien. Menurut Kendell, ketersediaan data dalam sebuah
sistem informasi dipengaruhi oleh kebutuhan data yang digunakan para pembuat
dari susunan sumber data dan jajaran luas daripada stalkholder yang berbeda
Sumber data yang didapat pada SIM-RS Instalasi Radiologi berasal dari
data individual pasien. Menurut WHO, data yang baik adalah data yang
bersumber dari populasi sehingga menghasilkan data pada semua individu dalam
populasi dimana mencangkup total populasi, perwakilan atau sub populasi (WHO,
2008).
akan diolah dan dibuat menjadi sebuah laporan yang nantinya akan diberikan atau
2013). Sejauh ini buku pedoman terkait pelaksanaan SIM-RS rumah sakit yang
PPTIK yang ada di RSUD Dr. M. Yunus, dalam hal input data Instalasi Radiologi
memiliki aplikasi yang mudah digunakan (user friendly). Hal tersebut dapat
Berdasarkan WHO, dengan adanya user friendly pada sebuah sistem informasi
2008)
rekapan data secara manual. Kegiatan tersebut berguna untuk menyimpan rekapan
laporan yang dimiliki oleh Instalasi Radiologi. Selain itu, data-data tersebut juga
tersimpan pada bagian PPTIK dalam bentuk digital sehingga, petugas Instalasi
Setiap petugas rumah sakit dapat mengakses sistem yang ada di rumah
sakit dengan menggunakan identitas nama dan password yang telah diberikan.
126
Akan tetapi, stiap staf hanya dapat mengakses sistem sesuai dengan tugasnya
otoritas kepada petugas lain untuk menggunakan sistem yang ada di Radiologi
dikarenakan belum adanya sosialisaisi dan petugas lain belum mengetahui cara
hilang. Hal itu juga dikarenakan agar petugas yang lain lebih fokus terhadap
pekerjaannya.
ketidak konsistenan variabel yang diukur oleh SIM-RS Radiologi. Menurut WHO,
berkualitas (WHO, 2008). Akan tetapi, pada dasarnya konsisten data bukan
yang digunakan sudah seharusnya berubah setiap harinya. Data pasien yang di
tersebut dikelolah oleh bagian Radiologi sebelum pada akhirnya data di periksa
oleh PPTIK. Data yang telah masuk ke Radiologi kemudian dapat dilihat oleh
PPTIK. Setelah itu, bagian PPTIK memberikan hasil pelaporan kinerja kepada
petugas dalam memberikan laporan. Hal itu dikarenakan beban kerja dari petugas
dapat berguna untuk para pembuat kebijakan dalam membuat sebuah keputusan.
Petugas pelaksana sistem informasi manajemen rumah sakit secara teratur dan
dari data-data yang tersimpan di bagian PPTIK rumah sakit. Menurut WHO, salah
oleh setiap tingkat pelayanan di rumah sakit untuk memantau kondisi SIM-RS
yang ada dirumah sakit khususnya dalam hal pelaksanaan SIM-RS. Hal tersebut
sesuai dengan tujuan dari SIM-RS dalam PMK No. 28 Tahun 2013 dimana SIM-
serta akses dan pelayanan Rumah Sakit (PMK No. 82 Tahun 2013). Selain itu,
informasi yang didapatkan dari SIM-RS Radiologi tersebut juga digunakan oleh
semi terstruktur dan tidak terstruktur karena disesuaikan dengan kondisi serta
keputusan yang dilakukan oleh Direktur rumah sakit, PPTIK dan Instalasi
yang berbeda. Jenis keputusan yang diambil oleh Instalasi Radiologi cenderung
7.1. Simpulan
beberapa hal yang belum berjalan seperti tidak adanya kebijakan yang
data.
129
130
ada.
7.2. Saran
informasi.
SIM-RS.
sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Kedokteran EGC.
Indonesia Press.
Ade Oktarino. 2016. Perancangan Dan Implementasi Rekam Medis Pasien Poli
Penerbit Andi.
School of Management.
132
133
Sakit Umum.
Sakit.
Djahir, D. H. Y. & Pratita, D., 2014. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta: Deepublish.
p. 12-19.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34481/4/Chapter%20II.pdf
Lisa, R., Maschandra & Iskandar, R., 2010. Analisis Data Kualitatif Model Miles
Negeri Padang.
Miles, M.B dan A.M. Huberman. 1994. Qualitative Data Analysis. California:
Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha Depok. Laporan Tugas
Aksara.
135
Rahayu, Sri. 2009. Pengembangan Model Sistem Informasi Rumah Sakit pada
Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga. Laporan Tugas Akhir
Universitas Dipenegoro.
Sanjoyo, Raden. 2017. Sistem Informasi Manajemen dan Fungsi SIM. D3 Rekam
Siregar, Charles, JP. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan
Erlangga.
Alfabeta.
Wawan, Setiawan. 2007. Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan di Desa
Universitas Diponegoro.
WHO Publication.
World Health Organization (WHO). 2008. Framework and Standards for Country
137
138
LAMPIRAN 1
Hormat Saya,
LAMPIRAN 2
FORM IDENTITAS INFORMAN
Nama Informan :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan/Pekerjaan :
Lama Kerja :
Hari/Tanggal Wawancaran :
Bengkulu………............2017
(……..............................)
140
LAMPIRAN 3
PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 4
MATRIKS WAWANCARA
pelaksanaannya beda.
5. Sejak kapan rumah sakit SIM-RS dirumah sakit ini Pelaksanaan SIM-RS
mulai menerapkan SIM- sudah lama, tetapi kalo Radiologi baru dari
RS instalasi Radiologi radiologi ini baru. Dari tahun 2012.
RSUD M. Yunus tahun 2012
Bengkulu? perencanaannya.
8. Bagaimana dengan sarana Sarana saya rasa sudah Sudah tersedia sarana
dan prasarana yang cukup. Setiap instalasi dan prasarana di setiap
disiapkan/digunakan dalam pelaksanaan sim-rs instalasi.
dalam implementasi SIM- telah dilengkapi dengan
RS instalasi Radiologi fasilitas.
RSUD M. Yunus
Bengkulu?
Bengkulu?
10. Apa tugas dan tanggung PPTIK ituberperan sebagai Sebagai fasilitator antara
jawab PPTIK dalam tempat mengadunya setiap instalasi radiologi
implementasi SIM-RS instalasi mengenai sim-rs. dengan direktur.
radiologi? Jadi nanti instalasi
radiologi memberikan
laporan bulanan. Atau mau
minta kebutuhan ATK dan
sebagainya itu
mengajukannya ke PPTIK.
B. Koordinator PPTIK
No Domain Jawaban Kesimpulan
3. Bagaimana dengan Sarana saya rasa sudah ada Sudah tersedia sarana
kesiapan ya setiap instalasi seperti dan prasarana.
sarana/prasarana computer, sistemnya,
implementasi SIM-RS printer, kebutuhan ATK itu
instalasi Radiologi semua sudah ada di setiap
RSUD M.Yunus instalasi.
Bengkulu?
8. Apakah ada kendala Mencari sdm yang pinter Sdm yang kualitasnya
dalam mempersiapkan dalam menggunakan sesuai yang dibutuhkan.
SDM dalam system. Itu saja sih.
implementasi SIM-RS
instalasi Radiologi
RSUD M.Yunus
Bengkulu?
9. Berapakah SDM yang satu saja saya rasa cukup satu sudah cukup.
dibutuhkan implementasi untuk sekedar bertanggung
147
1. Apakah pihak instalasi SOP yang kita gunakan hanya Sudah, berdasarkan SOP
radiologi sudah menerapkan SOP yang diberikan dari yang diberikan oleh PPTIK.
SIM-RS instalasi Radiologi PPTIK saja. Kita belum
berdasarkan SOP SIM-RS membuat sop sendiri terkait
yang ada di RSUD M. sim-rs radiologi. Itu jadi
Yunus Bengkulu? kekurangan kita sih.
3 Berapa komputer yang Ada 7 sama punya saya, tapi Satu untuk sim-rs radiologi.
sudah dimiliki oleh instalasi yang khusus buat sim-rs hanya
Radiologi? 1
M.Yunus Bengkulu?
5 Apakah sudah mendapatkan Pelatihannya hanya ketika Hanya 1 kali pelatihan saja.
pelatihan khusu untuk SDM pertama kali terapkan sim-rs di
yang menjalankan rumah sakit saja. Sisanya
implementasi SIM-RS belajar otodidak sendiri.
instalasi Radiologi RSUD
M. Yunus Bengkulu?
n pelatihan
mengenai
pelaksanaan
SIM-RS?
Bagaimana Masalah Pelaksanaan Saya kurang Sejauh ini Kita Sesuai
mereka pelaksanaan tugasnya tau, tapi staff melaksanak dengan
melaksanaka tugas sejauh baik. sepertinya menajalank an tugas SOP
n tugasnya? ini tidak ada staff an tugas sesuai yang
masalah dan melaksanaka dengan dengan sop diberika
saya tau n tugas baik, sesuai yang n oleh
mereka dengan baik. dengan sop diberikan PPTIK.
menjalankan yang oleh
tugasnya diberikan PPTIK
dengan baik. oleh yang
PPTIK. mengacu
pada UUD
sim-rs
sebagaiman
a harusnya
Jelaskan - - - - Saya
Bagaimana menajalank
anda an tugas
menjalankan saya sesuai
tugas anda dengan sop
sebagai yang
petugas diberikan
yang oleh
menjalankan PPTIK.
SIM-RS? Sim-rs di
Radiologi
ini belum
lama dan
151
masih
minim,
dimana
sim-rs di
sini hanya
pada saat
pendataan
pasien dan
menghubun
gkan hasil
ronsen
pasien
untuk
dimasukan
kedalam
data pasien
terkait
penyakit
yang
dialaminya.
2. Sumber Daya (Dana)
Dari mana Dananya dari Dari rumah Yang saya Saya Kalo Anggar
saja rumah sakit. sakit. tau dana kurang tau radiologi annya
anggaran yang ya, tapi mengajuka didapat
pelaksanaan didapatkan yang saya nnya ke dari
SIM-RS? dari rumah tau rumah PPTIK, rumah
sakit. sakit yang nanti sakit.
menyiapka PPTIK
n dana. yang
mengurus
terkait
dana.
152
Bagaimana
dengan
kebutuhan
dan
ketersediaan
terhadap
sarana
dalam
mendukung
pelaksanaan
SIM-RS?
Apakah
memenuhi
kebutuhan?
Apakah
terdapat
pelaksanaan
perawatan
terhadap
sarana? Jika
ya,
bagaimana
perawatanny
a?
Sumber Daya (Kebijakan)
Apakah ada Ada, Belum ada Belum ada Belum
kebijakan berdasarkan kebijakan kebijakan. ada
dari PMK No. 82 khusus. kebijaka
pemerintah tahun 2013. n
berupa Itu untuk khusus
regulasi SIM-RS saja. mengen
mengenai Tidak ada ai sim-
155
pelaksanaan khusus rs
SIM-RS? instalasi instalasi
Jika ada, radiologi. radiolog
dalam i.
peraturan
tingkat apa
dan nomor
berapa?
Indikator
Apa saja Indikatornya Indikator Indikatorn
indikator mengacu keberhasila ya
yang kepada PMK n kita kalo mengacu
terdapat No. 82 tahun informasi kepada
dalam SIM- 2013 itu tadi. sampai PPTIK.
RS instalasi kepada
Radiologi? pasien dan
atasan.
Sumber Data
Apa saja Data-data Data Yang kita Data
data yang pasien. hanya tulis hanya pasien.
diperlukan berasal dari data pasien
untuk data pasien. saja.
dilaporkan
melalui
website
SIM-RS?
Berasal dari Caranya ya Dengan Ketika
mana data ketika cara melaku
yang pasien pemeriksaa kan
dikumpulka melakukan n. Tidak pemerik
n untuk pemeriksaa ada data saan.
dilaporkan n dan lain.
156
melalui pengisian
website data
SIM-RS? identitas ya
Bagaimana itu yang
cara kita
memperoleh masukkan.
data dari
tempat
tersebut?
Apakah ada Ada form Form data Ada.
formulir pengisan identitas
tertentu data biasa saja.
yang palingan.
dijadikan Data
sebagai identitas.
acuan dalam
pengisian
data yang
akan
dilaporkan
melalu
website
SIM-RS?
Manajemen Data (Pengumpulan Data)
Apa saja Perangkat Perangkat
data yang software, computer,
diperlukan hardware, jaringan,
Rumah Sakit dan sistemnya.
dalam brainware.
pelaksanaan
SIM-RS
instalasi
157
radiologi?
akan
dilaksanakan
SIM-RS
instalasi
radiologi?
Apa saja Di bantu Dengan
yang ingatan si membu
dilakukan pasien. ka
dalam Atau folder
mengatasi dengan lama.
kendala cara
yang mebuka
dihadapi folder lama
pada saat kita.
pengumpula
n data
tersebut?
Manajemen Data (Penyimpanan Data)
Bagaimana Penyimpa Ata Terseim
penyimpana nan data tersimpan pan
n data dilakukan di sistem otomati
tersebut? direkam yang s
medik. tersambung dengan
ke bank sistem.
data rumah
sakit.
Dalam Bentuk Data
bentuk apa data biasa tersimp
data tersebut berdasarka an
disimpan? n format di dalam
sistem. bentuk
file di
159
komput
er.
Manajemen Data (Pengolahan dan Analisis Data)
Bagaimana Iya Berdasark Menggu
Cara menggunak an sistem nakan
pengolahan an sistem saja, jadi di format
(entri, yang ada. programka pada
koding, dll)? n sudah ada program
Apakah ada formatnya yang
proses tingkal kita ada.
tersebut masukkan
yang saja.
dilakukan di
instalasi
radiologi
sendiri?
Apakah Dengan Mengec
instalasi cara dicek ek ulang
radiologi ulang data
melakukan datanya. yang
analisis? ada.
Bagaimana
melakukan
analisis data
di instalasi
radiologi?
Bagaimana
tindak lanjut
langsung
dari hasil
analisis
terhadap
160
hasil
informasi
yang
diperoleh?
LAMPIRAN 5
PEDOMAN OBSERVASI
TIDAK
NO KETERANGAN TERSEDIA
TERSEDIA
√
1. Komputer (PC)
√
2. Jaringan
√
3. Teknisi khusus Hardware
Ruangan khusus untuk implementasi
√
4. SIM-RS instalasi Radiologi
√
5. Perencanaan pembelian computer
Perencanaan merekrut teknisi khusus
√
6. Hardware
7. Program SIM-RS Radiologi √
8. Teknisi khusus Software √
Pelatihan khusus SDM untuk SIM-RS
9. instalasi Radiologi √
√
10. SOP khusus SIM-RS instalasi Radiologi
161
162
163