1
KATA PENGANTAR KEPALA DEPARTEMEN BEDAH RSUD SAIFUL ANWAR MALANG
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan salam sejahtera bagi kita semua. Seiring
dengan berjalannya waktu dan perkembangan IPTEK yang semakin maju, maka diharapkan peserta
didik dapat lebih mudah dan terstruktur dalam meraih kompetensi yang akan diambil dalam
perjalanannya menjadi dokter spesialis bedah. Semoga buku panduan akademik ini dapat
memberikan petunjuk dan acuan yang jelas bagi para peserta didik dalam meraih tujuan tersebut
dan memberikan hasil yang baik dalam proses pendidikan yang ada sehingga dapat menjadi
seorang dokter spesialis yang dapat benar-benar menguasai kompetensi yang ada dan semakin
berkualitas.
2
KATA PENGANTAR KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH FKUB/RSSA
Syukur Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT akhirnya dapat diterbitkan Buku
Panduan Akademik bagi peserta program pendidikan dokter spesialis Bedah di FKUB/RSSA.
Diharapkan buku ini dapat mempermudah peserta didik dalam melakukan kegiatan pendidikan
dalam kesehariannya. Tujuan akhir dari pengelolaan program studi adalah untuk menghasilkan
lulusan yang dapat memenuhi kebutuhan stakeholder serta berbasis pada kepuasan pelanggan.
Dengan adanya Buku Panduan Akademik ini semoga dapat semakin mempermudah dalam
mencapai tujuan akhir ini.
3
Bab I
Pendahuluan
Tujuan
Merujuk kepada katalog program studi Ilmu Bedah Umum yang diterbitkan oleh Kolegium
Ilmu Bedah Indonesia tahun 2015 adalah untuk mendidik dan melatih dokter menjadi dokter
spesialis Ilmu Bedah yang mempunyai ciri-ciri :
A. Secara Umum :
1. Melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu dalam bidang pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat.
2. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan sesuai dengan kebijakan
pemerintah berdasarkan Pancasila.
3. Memiliki pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai keterampilan dan sikap
yang baik sehingga sanggup memahami dan memecahkan masalah kesehatan secara ilmiah
4
dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang sesuai dengan bidang
keahliannya secara optimal.
4. Dapat menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendididkan, penelitian dan
mengembangkan ilmu ke tingkat akademik yang lebih tinggi.
5. Mampu mengembangkan sikap dan etika sesuai dengan etik ilmu dan profesi.
B. Secara Khusus :
1. Mampu berperilaku yang sesuai dengan kode etik Kedokteran Indonesia.
2. Mampu untuk mengatasi permasalahan bedah baik darurat maupun elektif secara profesional,
terutama yang umum terdapat di NKRI.
3. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai dokter spesialis bedah
sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan.
4. Mampu mengenal masalah bedah di masyarakat dan menyelesaikannya baik secara langsung
maupun melalui penelitian.
5. Mampu menjalin komunikasi dengan pihak terkait dalam bahasa baik Indonesia maupun
Inggris secara benar.
6. Mampu bekerja sama dalam tim demi kepentingan penderita dan pengetahuan.
7. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu serta teknologi mutakhir
dan peka terhadap masalah di masyarakat.
5
Bab II
Organisasi Penyelenggara Pendidikan
PS PDS Bedah FKUB/RS Dr Saiful Anwar (RSSA) memiliki 1 Rumah Sakit (RS) Pendidikan Utama
yaitu RS dr. Saiful Anwar di Malang dengan 37 tenaga pengajar dengan penggolongan sesuai
katalog PDS BU 2006 :
• 23 tenaga pengajar berstatus Penilai :
1. Prof. Dr. dr. Mohammad Hidayat SpB, SpOT(K)
2. Prof. Dr. dr. Bambang Pardjianto SpB, SpBP(K)-RE
3. dr. Prayogo Wisnusantoso, SpB(K)BD
4. Prof. Dr. dr. Respati S. Dradjat, SpOT(K)
5. Prof. Dr. dr. M. Istiadjid E.S, SpS, SpBS
6. dr. Soebagjo, SpB(K)TKV
7. Dr. dr. Basuki B. Purnomo, SpU
8. dr. Tjuk Risantoso, SpB, SpOT(K)
9. dr. Edi Mustamsir, SpOT(K)
10. dr. Farhad Bal`afif,SpBS
11. dr. Lulik Inggarwati, SpB, SpBA
12. dr. JDP Wisnubroto, SpB(K)Onk
13. dr. Setyo Sugiharto, SpB.KBD
14. dr. Herman Yosef Limpat Wihastyoko, SpBP-RE
15. dr. Istan Irmansyah Irsan, SpOT
16. dr. Besut Daryanto, SpB, SpU
17. dr. Thomas Erwin C.J. Huwae, SpOT(K)
18. dr. Saifullah Asmiragani, SpOT(K)
19. dr. M.S. Niam M. Kes., SpB(K)BD
20. dr. Kurnia Penta Seputra, SpU
21. dr. Widanto, SpB, SpBA
22. dr. Hery Susilo, SpB(K)Onk
23. dr. Artono Isharanto, SpB(K)TKV
6
Untuk menambah jumlah kasus dengan kompetensi sudah mandiri ataupun kasus dengan
kompetensi belum sepenuhnya mandiri, PS PDS Bedah FKUB selain memiliki RS pendidikan utama,
juga memiliki 4 RS jejaring pendidikan dengan masing-masing tenaga pengajarnya yaitu :
Kriteria penilai, pendidik dan pembimbing merujuk kepada terminologi yang disepakati di
dalam Kolegium Ilmu Bedah Indonesia (KIBI).
7
8
Bab III
ALUR, PROSES dan LAMA PENDIDIKAN
(KIBI - 2015)
Kuliah pra bedah dasar, dg topik-topik yang dibahas mencakup modul-modul, yaitu :
a. Basic Surgical Skills Courses (Versi The Royal College of Surgeons of Edinburgh)
b. Kursus Perioperatif
c. Kursus Nutrisi Perioperatif (LLL- ESPEN)
d. Kursus stoma dan perawatan luka
e. Kursus USG FAST
Kegiatan akademik:
9
TAHAP BEDAH LANJUT I (SEMESTER IV - V)
Kegiatan Akademik:
2. Telah memperoleh sertifikat Kursus2 Bedah Dasar dari Kolegium Ilmu Bedah Indonesia
10
TAHAP BEDAH LANJUT II (SEMESTER VI, VII, VIII)
Kegiatan Akademik:
11
Bab IV
12
III. Bidang Affektif
1. Bersikap jujur.
2. Menjaga sikap dan hubungan baik dengan guru, penderita dan keluarganya, teman
sejawat, dokter muda dan paramedis.
3. Membina kerjasama sebagai tim.
4. Bertanggung jawab atas perawatan penderita.
5. Bertanggung jawab atas keselamatan penderita.
6. Ikut melaksanakan kegiatan pendidikan dan membimbing mahasiswa.
PRESENTASI ILMIAH
1. Dapat berupa journal reading, laporan kasus, sari pustaka, kasus sulit, penelitian ilmiah.
2. Pelaksanaan mengikuti jadwal dari masing-masing seksi/ divisi.
3. Dengan fasilitas audiovisual.
PERTEMUAN ILMIAH
1. Dapat berupa workshop, seminar, simposium, kursus.
2. Diatur oleh KPS.
3. Minimal 2x selama pendidikan.
4. Tidak mengganggu proses belajar peserta didik.
KETERAMPILAN KLINIS
1. Ranah pelaksanaan :
a. Poliklinik
b. IRD
c. Ruang rawat inap
d. Kamar operasi
2. Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan sifat/urgensi kasus.
3. Posisi peserta didik dalam melakukan keterampilan klinis terikat oleh kompetensi yang sudah
didapat.
4. Prosedur pelaporan kasus merujuk kepada tata tertib seksi/divisi.
5. Kasus bermasalah, kasus morbiditas dan kasus mortalitas wajib dilaporkan kepada seksi divisi
terkait.
6. Pembagian rotasi atau stase merujuk kepada alur dan proses pendidikan.
7. Penanggung jawab seksi/divisi merujuk kepada kepala seksi/divisi.
13
3. Ranah lingkup pelayanannya adalah meliputi semua penderita yang berobat di poliklinik non
paviliun dan dirawat di ruangan setara dengan kelas III, dengan pendampingan (under
supervised) senior pendidik sesuai kompetensi seksi terkait.
Petunjuk Pelaksanaan :
1. Merujuk kepada tata tertib masing-masing seksi/ divisi sesuai dengan ranah pelaksanaan
pelayanan (poliklinik, instalasi rawat darurat, instalasi bedah sentral ataupun ruangan rawat
inap).
2. Rekam medik
• Merujuk peraturan dari rekam medik rumah sakit.
• Kelengkapan rekam medik merupakan salah satu penilaian kelulusan peserta didik selama
stase di masing-masing seksi/ divisi.
3. Laporan kegiatan wajib dicatat dalam log book masing-masing peserta didik, dimintakan
pengesahan kepada supervisor paling lambat 1 minggu setelah kegiatan. Sanksi akan diberikan
bila terlambat mendapatkan pengesahan dan jenis sanksi merujuk kepada masing-masing seksi/
divisi terkait.
14
Bab V
Penerimaan Peserta Didik
Tujuan
Menentukan calon yang akan diterima dalam suatu IPDS–BU.
Dasar
1. SK Rektor UB nomor 284/SK/2010 tentang PEDOMAN PENERIMAAN/ PERSYARATAN CALON
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I (PS PDS I) JALUR REGULER FKUB
2. SK Dekan no 19/SK/H10.7/AK/2010 tentang PEDOMAN PENERIMAAN MAHASISWA PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I (PS PDS I) FKUB
Prosedur
1. Surat permohonan ditujukan kepada Dekan FKUB.
2. Dilakukan seleksi tahap I yaitu seleksi administrasi di Tim Koordinasi Peserta Didik (TKPPDS)
FKUB bersama dengan KPS di lingkup prodi FKUB dalam suatu rapat koordinasi bersama dan
dihadiri oleh Dekan FKUB.Calon peserta didik yang memenuhi persyaratan sebagaimana
tertuang dalam SK Rektor UB nomor 284/SK/2010 tentang PEDOMAN PENERIMAAN/
PERSYARATAN CALON MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I (PS PDS
I) JALUR REGULER FKUB dan SK Dekan FKUB nomor 19/SK/H10.7/AK/2010 tentang PEDOMAN
PENERIMAAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I (PS PDS I) FKUB
selanjutnya akan dipanggil untuk mengikuti seleksi tahap II.
3. Seleksitahap II terdiri dari serangkaian test TOEFL, Psiko test, Test Potensi Akademik, MMPI
dan test kesehatan.Hasil seleksi tahap II akan dipakai sebagai bahan masukan dalam rapat
koordinasi bersama Dekan, KPS di lingkup prodi FKUB dan Tim Koordinasi Peserta Didik
(TKPPDS ) untuk selanjutnya menentukan calon peserta didik yang akan mengikuti seleksi
tahap III.
4. Seleksi tahap IIIyaitu test tulis dan wawancara,dilakukan di lingkup prodi BU FKUB. Berkas
permohonan oleh Tim Koordinasi Peserta Didik (TKPPDS) akan diteruskan ke Sekretariat
Peserta Didik prodi Ilmu Bedah.Soal test tulis berupa pilihan berganda 100 soal bilingual
dengan waktu 1 jam. Wawancara dilakukan dengan metoda tatap muka perseorangan oleh tim
yang terdiri dari KPS, SPS dan staf pengajar yang ditunjuk oleh KPS dengan surat penugasan
dari KPS serta SK dari dekan FKUB. Durasi wawancara maksimal 1 (satu) jam. Materi
wawancara berupa topik-topik yang sudah disepakati dan dibakukan bersama diantara tim
penguji beserta bobot skoringnya dengan nilai batas lulus yang terukur (≥136) dan dievaluasi
secara berkala.
5. Hasil seleksi tahap III berupa berita acara yang diteruskan kepada Dekan FKUB melalui Tim
Koordinasi Peserta Didik (TKPPDS) untuk selanjutnya disampaikan pada rapat koordinasi
bersama KPS di lingkup prodi FKUB dan Ketua Tim Koordinasi Peserta Didik (TKPPDS) serta
Dekan.
6. Calon peserta yang dinyatakan lulus akan dipangil oleh Dekan melalui Tim Koordinasi Peserta
Didik (TKPPDS) untuk segera menindak lanjuti berkas permohonannya.
15
16
Bab VI
Hak dan Kewajiban Peserta Didik
17
Bab VII
Tata Tertib
III. HUKUMAN :
a. Diberikan kepada semua peserta didik yang telah melakukan pelanggaran tanpa kecuali
b. Level hukuman tergantung pada jenis ranah pelanggaran.
Ada 3 (tiga) jenis ranah pelanggaran yaitu attitude (sikap), knowledge (morbiditas dan
mortalitas) dan psikomotor (keterampilan). Ranah pelanggaran attitude merupakan jenis
ranah pelanggaran yang terberat yang dapat dihentikan pendidikannya pada setiap tahapan
pendidikan sesuai panduan yang tercantum dalam BUKU KURIKULUM PROGRAM STUDI ILMU
BEDAH INDONESIA (2015).
c. Mekanisme pemberian hukuman diatur sebagai berikut :
1. Untuk ranah pelanggaran knowledge dan psikomotor diserahkan sepenuhnya kepada
masing-masing seksi terkait, kecuali ada hal-hal khusus, diusulkan dari seksi terkait kepada
KPS guna dibicarakan bersama kalau perlu di rapat staf.
2. Untuk ranah pelanggaran attitude (sikap), menimbang tingginya nilai yang dituntut
terhadap ranah ini, langsung diusulkan dari seksi terkait kepada KPS guna dibicarakan
bersama kalau perlu di rapat staf.
d. Bentuk hukuman :
1. Tahap I adalah teguran lisan, kali pertama sampai dengan kali ketiga.
2. Tahap II adalah diterbitkan SP I, SP II.
3. Tahap III adalah diminta untuk mengundurkan diri.
4. Tahap IV adalah diterbitkan surat dihentikan pendidikannya.
18
d. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri.
TATA TERTIB STASE SEKSI/DIVISI
A. TATA TERTIB STASE BEDAH DIGESTIF
1. Sebelum masuk stase, peserta didik wajib lapor ke senior, dan sekretaris bedah digestif 1
(satu) hari sebelumnya (sesuai hari kerja).
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan bedah digestif, yang meliputi:
a. Pre-test
1) Dilakukan pada awal stase
2) Tujuan :
• Untuk mengetahui bekal pengetahuan yang dipunyai peserta didik saat awal
stase.
• Sebagaisalah satu parameter untuk melakukan evaluasi.
• Sebagai salah satu parameter kinerja pengajar.
3) Nilai yang harus dicapai adalah 90, apabila tidak tercapai maka yang bersangkutan
harus mengulang tes hingga mencapai nilai tersebut dan untuk sementara tidak
diperkenankan memulai stase sampai tercapai nilai yang dipersyaratkan.
b. Visite
Visite seluruh pasien bedah digestif dilakukan pada pagi (sebelum morning report) dan
siang hari (sesudah kegiatan rutin harian).
c. Diskusi
1) Dilakukan setiap hari Rabu pagi setelah laporan pagi.
2) Meliputi :
• visite besar.
• Bed site teaching.
• Perencanaan penatalaksanaan kasus pasien baik rawat inap maupun rawat jalan.
• Bila diperlukan dapat dilanjutkan dengan diskusi kasus setelah jam 12.00.
d. Kegiatan kamar operasi
1) Dilakukan setiap hari Senin – Jumat.
2) Posisi peserta didik di kamar operasi sesuai dengan jenjangnya (jenjang I, jenjang II
atau chief).
3) Semua pasien yang diprogramkan operasi harus sudah didiskusikan dengan
konsultan.
4) Jadwal operasi harus sesuai dengan yang sudah dilaporkan kepada konsultan jaga
yang sudah disepakati dan dikoordinasikan dengan chief kamar operasi.
5) Wajib mempelajari kasus/tindakanyang akan dikerjakan operasi pada keesokan
harinya dan setelah selesai mengerjakan wajib melaporkan hasil tindakannya kepada
senior.
6) Peserta didik berhak mendapatkan bimbingan operasi dari senior bedah digestif
apabila yang bersangkutan telah memenuhi kompetensi sesuai yang telah ditetapkan
di bedah digestif.
7) Dinyatakan kompeten dalam mengerjakan suatu tindakan (operasi) yang ditentukan
oleh seluruh senior staf bedah digestif.
e. Poliklinik
Kegiatan poliklinik dilakukan setiap hari Senin dan Rabu.
f. Post-test
1) Dilakukan pada akhir stase.
2) Tujuan :
• Sebagai salah satu parameter ranah kognitif yang digunakan untuk memberikan
penilaian kepada peserta didik selama menjalani stase di bedah digestif.
3) Penilaian dilakukan dengan membandingkan antara nilai pre dan post-test.
g. Kegiatan akademik lain
19
1) Merupakan kegiatan tambahan.
2) Bentuk kegiatan :
• Pengabdian masyarakat
• Perkuliahan bedah digestif.
• Assisten operasi di rumah sakit luar pada kasus tertentu.
3. Rekam medik dan status khusus bedah digestif wajib diserahkan ke sekretariat paling
lambat 1 (satu) hari setelah pasien pulang (kecuali hari libur) untuk dikoreksi senior bedah
digestif
4. Buku kompetensi sudah harus terisi sebelum ujian akhir stase.
5. Wajib mengerti clinical pathway penyakit di bidang digestif (sesuai dengan yang sudah
dibuat oleh senior).
6. Membuat dan menyerahkan laporan semua kegiatan operasi selama 1 (satu) minggu,
menyerahkan semua gambar kasus, serta mengumpulkan data dasar pembuatan laporan
ISO digestif ke sekretariat. Untuk laporan kegiatan operasi dan gambar kasus dikumpulkan
dalam bentuk softcopy pada setiap Hari Jumat dan data dasar ISO dikumpulkan dalam
bentuk hardcopy pada setiap akhir bulan.
7. Membuat daftar pasien yang dirawat di ruangan sesuai bentuk tabel yang ditetapkan seksi
bedah digestif dan dilakukan update setiap ada perubahan (ada pasien baru, pulang, atau
meninggal)
8. Membuat rencana operasi mingguan
9. Wajib membaca jurnal digestif (1 jurnal untuk peserta didik jenjang II dan 2 jurnal untuk
peserta didik jenjang I) atau laporan penelitian di bidang digestif selama stase.
10. Peserta didik jenjang II dan chief wajib memberikan bimbingan kepada dokter muda.
11. Wajib mengikuti visite besar digestif pada setiap hari Rabu.
12. Selama stase hanya boleh ijin maksimal 2(dua) hari, ijin lebih dari 2 (dua) hari dianggap
tidak mengikuti seluruh kegiatan digestif dan harus mengganti sesuai peraturan yang
berlaku. Apabila tidak masuk tanpa ijin, maka dianggap tidak mengikuti kegiatan digestif
dan diharuskan mengganti sesuai aturan yang berlaku.
13. Pelanggaran terhadap no. 1 sampai no. 13 akan dikenakan sanksi yang bisa berupa
penundaan stase.
20
• Untuk pasien pengawasan (NICU, PICU, Ruang Akut, HND Anak) jadwal 3x/hari :
pagi (sebelum morning report/ kegiatan di kamar operasi/ poliklinik/ kegiatan
rutin harian), siang (setelah kegiatan rutin harian) dan malam hari.
• Untuk pasien bukan pengawasan (Ruang 15, 17, 18, 21 dan Ruang Anak non-HND)
jadwal 2x/ hari : pagi dan siang hari.
2) Besar
• Jadwal regular setiap hari Kamis .
3) Khusus (diluar jadwal)
• Untuk kasus-kasus tertentu dengan tingkat kesulitan tinggi (diluar kompetensi
peserta didik PDS BU).
d. Diskusi
1) Dilakukan pada hari Senin dan Kamis setelah kegiatan kamar operasi selesai.
2) Bentuk kegiatan meliputi :
• Visite besar
• Bed site teaching
• Diskusi kasus khusus
e. Kegiatan di kamar operasi
1) Dilakukan setiap hari Senin – Jumat.
2) Posisi peserta didik di kamar operasi sesuai dengan jenjangnya (jenjang I, jenjang II
atau chief).
3) Semua pasien yang diprogramkan operasi harus sudah didiskusikan dengan konsultan.
4) Jadwal operasi harus sesuai dengan yang sudah dilaporkan kepada konsultan jaga yang
sudah disepakati dan dikoordinasikan dengan chief kamar operasi.
5) Wajib mempelajari kasus/tindakan yang akan dikerjakan operasi pada keesokan
harinya dan setelah selesai mengerjakan wajib melaporkan hasil tindakannya kepada
senior.
6) Pesertadidik berhak mendapatkan bimbingan operasi dari senior bedah anak apabila
yang bersangkutan telah memenuhi kompetensi sesuai yang telah ditetapkan di bedah
anak.
7) Dinyatakan kompeten dalam mengerjakan suatu tindakan (operasi) ditentukan oleh
seluruh senior staf bedah anak.
f. Poliklinik
• Kegiatan poliklinik bedah anak dilakukan setiap hari Kamis jam 09.00 – selesai.
g. Kegiatan akademik lain
1) Merupakan kegiatan tambahan.
2) Bentuk kegiatan :
• Pengabdian masyarakat.
• Perkuliahan bedah anak.
• Assisten operasi di rumah sakit luar ( khusus untukjaga II, pada kasus tertentu untuk
jaga I ).
3. Rekam medik dan status khusus bedah anak wajib diserahkan ke sekretariat paling lambat 1
(satu) hari setelah pasien pulang (kecuali hari libur) untuk dikoreksi senior bedah anak 4.
Buku kompetensi sudah harus terisi sebelum ujian akhir stase dan dilaporkan untuk disahkan
oleh senior bedah anak setiap akhir minggu.
4. Buku kompetensi sudah harus terisi sebelum ujian akhir stase dan dilaporkan untuk disahkan
oleh senior bedah anak setiap akhir minggu.
5.Wajib mengerti clinical pathway penyakit di bidang bedah anak (sesuai dengan yang sudah
dibuat oleh senior).
6. Membuat dan menyerahkan laporan semua kegiatan operasi selama 1 (satu) minggu,
menyerahkan semua gambar kasus, serta mengumpulkan data dasar pembuatan laporan ISO
bedah anak ke sekretariat. Untuk laporan kegiatan operasi dan gambar kasus dikumpulkan
21
dalam bentuk softcopy pada setiap hari jumat dan data dasar ISO dikumpulkan dalam bentuk
hardcopy pada setiap akhir bulan.
7. Wajib membaca paper :
Satu paper berupa tinjauan pustaka untuk peserta didik jenjang II dan 2 paper berupa
journalreading untuk peserta didik jenjang I atau laporan penelitian di bidang bedah anak
selama stase.
8. Peserta didik jenjang II wajib memberikan bimbingan kepada dokter muda.
9. Selama stase hanya boleh ijin maksimal 3(tiga) hari, ijin lebih dari 3 (tiga) hari dianggap tidak
mengikuti seluruh kegiatan bedah anak dan harus mengganti sesuai peraturan yang berlaku.
Apabila tidak masuk tanpa ijin, maka dianggap tidak mengikuti kegiatan bedah anak dan
diharuskan mengganti sesuai aturan yang berlaku.
10. Pelanggaran terhadap no. 1 sampai no. 9 akan dikenakan sanksi yang bisa berupa penundaan
stase.
Penilaian dilakukan:
1. Dengan membandingkan antara nilai pre-test dan nilai post-test untuk penilaian ranah
knowledge + penilaian ranah afektif + penilaian ranah motorik.
2. Pada hari pertama minggu terakhir stase.
3. Kemampuan peserta didik dalam merawat pasien (baik jenjang II maupun jenjang I).
22
2) Frekuensi setiap hari tanpa terkecuali (termasuk hari libur).
f. Sanksi /rewards :
Sesuai dengan ketentuan umum.
23
6. Membuat dan menyerahkan laporan semua kegiatan operasi selama 1 (satu) minggu,
menyerahkan semua gambar kasus (soft copy) pada setiap hari Jum`at, serta
mengumpulkan data dasar pembuatan laporan ISO bedah toraks kardiovaskular (hard copy)
pada setiap akhir bulan ke sekretariat.
7. Membuat daftar pasien yang dirawat di ruangan sesuai bentuk tabel yang ditetapkan seksi
bedah toraks kardiovaskular dan dilakukan update setiap ada perubahan ( ada pasien
baru,pulang atau meninggal ).
8. Membuat rencana operasi mingguan.
9. Wajib membaca jurnal toraks kardiovaskular ( 1 jurnal untuk peserta didik jenjang II dan 2
jurnal untuk peserta didik jenjang I ) atau laporan penelitian di bidang toraks kardiovaskular
selama stase.
10. Peserta didik jenjang II dan chief wajib memberikan bimbingan kepada dokter muda.
11. Wajib mengikuti visite besar toraks kardiovaskular pada setiap hari Selasa.
12. Selama stase hanya boleh ijin maksimal 2 (dua) hari , ijin lebih dari 2 (dua) hari dianggap
tidak mengikuti seluruh kegiatan toraks kardiovaskular dan harus mengganti sesuai
peraturan yang berlaku.Apabila tidak masuk tanpa ijin, maka dianggap tidak mengikuti
kegiatan toraks kardiovaskular dan diharuskan mengganti sesuai aturan yang berlaku.
13. Pelanggaran terhadap no 1 sampai no 13 akan dikenakan sanksi yang bisa berupa
penundaan stase.
24
Kegiatan poliklinik urologi dilakukan setiap hari Selasa dan Kamis.
f. Post-test pada akhir stase
Tes ini dimaksudkan untuk menilai hasil belajar peserta didik selama yang bersangkutan
menjalani stase di urologi. Penilaian dilakukan dengan membandingkan antara nilai pre-
test dan nilai post-test.
g. Kegiatan akademik lain
Kegiatan ini merupakan kegiatan tambahan, dapat berupa pengabdian terhadap
masyarakat ataupun kegiatan perkuliahan urologi.
4. Wajib membuat status khusus urologi dan mengisi buku diskusi (kasus elektif dan emergensi)
sebelum diskusi.
5. Rekammedik dan status khusus urologi wajib diserahkan ke sekretariat paling lambat 1 (satu)
hari setelah pasien pulang (kecuali hari libur) untuk dikoreksi senior urologi.
6. Buku kompetensi sudah harus terisi sebelum ujian akhir stase.
7. Wajib mengerti clinical pathway penyakit di bidang urologi (sesuai dengan yang sudah dibuat
oleh senior).
8. Membuat dan menyerahkan laporan semua kegiatan operasi selama 1 (satu) minggu,
menyerahkan semua gambar kasus, serta mengumpulkan data dasar pembuatan laporan ISO
urologi ke sekretariat. Untuk laporan kegiatan operasi dan gambar kasus dikumpulkan dalam
bentuk softcopy pada setiap hari jumat dan data dasar ISO dikumpulkan dalam bentuk
hardcopy pada setiap akhir bulan.
9. Wajib membaca jurnal urologi (1 jurnal untuk peserta didik jenjang II dan 2 jurnal untuk
peserta didik jenjang I) atau laporan penelitian di bidang urologi selama stase.
10. Peserta didik jenjang II dan peserta didik urologi wajib memberikan bimbingan kepada
dokter muda.
11. Wajib mengikuti visite besar urologi pada setiap hari Jumat.
12. Selama stase hanya boleh ijin maksimal 2(dua) hari, ijin lebih dari 2 (dua) hari dianggap tidak
mengikuti seluruh kegiatan urologi dan harus mengganti sesuai peraturan yang berlaku.
Apabila tidak masuk tanpa ijin, maka dianggap tidak mengikuti kegiatan urologi dan
diharuskan mengganti sesuai aturan yang berlaku.
13. Pelanggaran terhadap no. 1 sampai no. 17 akan dikenakan sanksi yang bisa berupa
penundaan stase.
25
Kegiatan ini dilakukan setiap hari Selasa dan Kamis. Peserta didik dapat bertindak sebagai
operator, asisten pembantu, asisten ataupun observer. Jadwal operasi harus sesuai
dengan yang sudah dilaporkan ke senior dan dikoordinasikan dengan chief kamar operasi.
Semua pasien yang diprogramkan operasi harus sudah didiskusikan dengan senior bedah
saraf.
e. Poliklinik
Kegiatan poliklinik bedah saraf dilakukan setiap Senin dan Rabu.
f. Kegiatan akademik lain
Kegiatan ini merupakan kegiatan tambahan, dapat berupa pengabdian terhadap
masyarakat ataupun kegiatan perkuliahan bedah saraf.
3. Buku kompetensi harus sudah terisi sebelum ujian akhir stase.
4. Wajib mengerti clinical pathway penyakit di bidang bedah saraf (sesuai dengan yang sudah
dibuat oleh senior).
5. Wajib membaca jurnal bedah saraf (sesuai jadwal) atau laporan penelitian di bidang bedah
saraf selama stase.
6. Peserta didik jenjang II dan peserta didik bedah saraf wajib memberikan bimbingan kepada
dokter muda.
7. Wajib mengikuti visite besar bedah saraf setiap hari Jumat.
8. Selama stase hanya boleh ijin maksimal 2 (dua) hari, ijin lebih dari 2 (dua) hari dianggap tidak
mengikuti seluruh kegitan bedah saraf dan harus mengganti sesuai peraturan yang berlaku.
Apabila tidak masuk tanpa ijin, maka dianggap tidak mengikuti kegiatan bedah saraf dan
diharuskan mengganti sesuai peraturan yang berlaku.
9. Pelanggaran terhadap no. 1 sampai no. 8 akan dikenakan sanksi yang bisa berupa penundaan
stase.
26
f. Kegiatan di kamar operasi
1) Dilakukan setiap hari Senin –Kamis
2) Peserta didik dapat bertindak sebagai operator, asisten, pembantu asisten, ataupun
observer.
3) Dalam membuat jadwal operasi harus sesuai dengan yang sudah didiskusikan dengan
senior dan dikoordinasikan dengan chief kamar operasi.
4) Diwajibkan mempelajari kasus/tindakan yang akan dikerjakan operasi pada keesokan
harinya dan setelah selesai mengerjakan wajib melaporkan hasil tindakannya kepada
senior.
5) Berhak mendapatkan bimbingan operasi dari senior bedah plastik apabila yang
bersangkutan telah memenuhi kompetensi sesuai yang telah ditetapkan di bedah
plastik.
6) Untuk dinyatakan kompeten dalam mengerjakan suatu tindakan (operasi) ditentukan
oleh seluruh senior staf bedah plastik.
g. Poliklinik
Kegiatan poliklinik bedah plastik dilakukan setiap hari Selasa dan Kamis jam 09.00 –
selesai.
h. Kegiatan akademik lain
1) Merupakan kegiatan tambahan.
2) Dapat berupa pengabdian masyarakat, kegiatan perkuliahan bedahplastik ataupun
kepanitiaan kegiatan ilmiah.
3) Sebagai assisten operasi di rumah sakit luar ( khusus untuk jenjang II, pada kasus
tertentu untuk jenjang I ).
4) Jenjang II wajib membimbing jenjang I dalam perawatan pasien pra dan post operasi
3. Rekam medik dan status khusus bedah plastik wajib diserahkan ke sekretariat paling lambat 1
(satu) hari setelah pasien pulang (kecuali hari libur) untuk dikoreksi senior bedah plastik.
4. Buku kompetensi sudah harus terisi sebelum ujian akhir stase dan dilaporkan untuk disahkan
oleh senior bedah plastik setiap akhir minggu.
5. Wajib mengerti clinical pathway penyakit di bidang bedah plastik (sesuai dengan yang sudah
dibuat oleh senior).
6. Membuat dan menyerahkan laporan semua kegiatan operasi selama 1 (satu) minggu,
menyerahkan semua gambar kasus, serta mengumpulkan data dasar pembuatan laporan ISO
bedah plastik ke sekretariat. Untuk laporan kegiatan operasi dan gambar kasus dikumpulkan
dalam bentuk softcopy pada setiap hari Jumat dan data dasar ISO dikumpulkan dalam bentuk
hardcopy pada setiap akhir bulan.
7. Wajib membaca paper :
Satu paper berupa tinjauan pustaka untuk jenjang II dan 2 paper berupa journal reading
untuk peserta didik jenjang I atau laporan penelitian di bidang bedah plastik selama stase.
8. Peserta didik jenjang II dan peserta didik bedah plastik wajib memberikan bimbingan
kepada dokter muda.
9. Selama stase hanya boleh ijin maksimal 3(tiga) hari, ijin lebih dari 3 (tiga) hari dianggap tidak
mengikuti seluruh kegiatan bedah plastik dan harus mengganti sesuai peraturan yang
berlaku. Apabila tidak masuk tanpa ijin, maka dianggap tidak mengikuti kegiatan bedah
plastik dan diharuskan mengganti sesuai aturan yang berlaku.
10. Pelanggaran terhadap no. 1 sampai no. 9 akan dikenakan sanksi yang bisa berupa penundaan
stase.
27
3. Kompetensi minimal yang diharapkan dapat tercapai adalah :
a) Resusitasi cairan pada kasus luka bakar fase akut.
b) Kateterisasi vena sentral
c) Penatalaksanaan cedera inhalasi
d) Penatalaksanaan trauma elektrik
e) Penatalaksanaan luka pada kasus-kasus luka bakar
f) Tandur alih kulit
4. Hal-hal lain mengikuti tata tertib stase di seksi bedah plastik.
Jadwal harian
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
08.00-08.30 MR MR MR MR MR
08.30-09.00 Poli/IRD/OK Tutorial Poli/IRD/OK Tutorial Poli/IRD/OK
09.00-10.00 Poli/IRD/OK GR Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK
10.00-11.00 Poli/IRD/OK GR Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK
11.00-12.00 Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK ..............
12.00-13.00 Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK ..............
13.00-14.00 Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK MRBU
14.00-15.00 Degener Oncology Sport Hand Scientific
discussion discussion discussion discussion parade spine
discussion
28
3. Melengkapi kompetensi dengan model evaluasi mini cx dan buku kompetensi sudah harus
terisi sebelum ujian akhir stase dan dilaporkan untuk disahkan oleh senior bedah
orthopaedi setiap akhir minggu.
4. Wajib mengerti Clinical Pathway penyakit di bidang bedah orthopaedi sesuai dengan
kompetensi.
5. Evaluasi di lakukan berdasarkan evaluasi harian yang berhubungan dengan tugas dan
keseharian peserta didik di setiap tempat pendidikan yang dipakai di RSSA meliputi aspek
afektif, kognitif, dan psikomotor serta evaluasi akhir stase dalam bentuk ujian.
6. Kelulusan stase ditentukan oleh hasil evaluasi harian, akhir stase dan kompetensi yang
dicapai. Kelulusan ditetapkan oleh rapat staf orthopaedi & traumatologi
7. Morbiditas dan Mortalitas diajukan oleh staf pengajar terhadap peserta didik yang
dianggap lalai dan atau tidak bertanggung jawab terhadap kepentingan pasien pada ranah
afektif, kognitif, dan psikomotor di setiap kegiatan pendidikan yang menyebabkan
kerugian terhadap pasien dan pendidikan.
8. Selama stase hanya boleh ijin maksimal 3 (tiga) hari, ijin lebih dari 3 (tiga) hari dianggap
tidak mengikuti seluruh kegiatan bedah orthopaedi dan harus mengganti sesuai
ketentuan yang berlaku. Apabila tidak masuk tanpa ijin, maka dianggap tidak mengikuti
kegiatan bedah orthopaedi dan diharuskan mengganti sesuai aturan yang berlaku.
29
LAMPIRAN
30
BEDAH DIGESTIF
I. BEDAH DASAR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Prosedur Anorektal:
1.1 anuskopi 1 6
1.2 rektoskopi 1 6
1.3 drainase abses perianal 3 6
2. Appendektomi:
2.1 terbuka 3 6
2.2 drainase abses appendiks 1 3
3. Pemasangan akses nutrisi:
3.1 enteral (gastrostomi) 1 3
3.2 kateter vena sentral 1 6
4. Herniorrhapy:
4.1 Inguinal 2 6
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Prosedur anorektal
1.1 fistulotomi 2 3
1.2 fissurektomi dan sphincterotomi lateral 1 2
1.3 hemorrhoidektomi 2 6
2. Appendektomi
2.1 terbuka 1 10
2.2 laparoskopi 2 2
3. Enterostomi
3.1 Gastrostomi 1 3
3.2 Ileostomy 2 6
3.3 Kolostomi 1 6
3.4 Hartman colostomy 1 3
3.5 Reparasi/ tutup stoma 1 3
4. Reparasi defek dinding abdomen
4.1 Hernia inguinalis 2 6
4.2 Femoralis 2 6
4.3 Insisionalis 1 3
4.4 Umbilikalis, hernia 1 3
4.5 Diafragmatika, dan 1 3
31
4.6 Burst abdomen 1 3
5. Trauma abdomen
5.1 splenektomi 1 6
5.2 splenorafi 1 3
5.3 penanggulangan cedera hepar 2 3
5.4 reparasi cedera usus dan kolorektal 2 6
5.5 pankreatektomi distal dan drainase 1 2
6. Reseksi Gastro Intestinal dan anastomosis:
6.1 gastrektomi 1 3
6.2 gastroenterostomi 1 6
6.3 entero-enterostomi 2 3
6.4 kolektomi: hemikolektomi dextra, sinistra, 2 6
reseksi ileocaecal, transverse kolektomi
6.5 reseksi anterior 2 2
6.6 reseksi abdomino perineal 2 6
7. Bedah sistem bilier:
7.1 kolesistektomi terbuka 2 6
7.2 kolesistektomi per laparoskopi 4 5
8. Bedah pankreas:
8.1 drainase abses pankreas 1 3
8.2 drainase pakreatitis akut 2 6
8.3 pankreatektomi distal pada trauma 1 2
9. Bedah pada Kolon Sigmoid:
9.1 Volvulus 1 2
9.2 Divertikel 1 2
10. Adhesiolysis ASBO (Adhesive Small Bowel 2 6
Obstruction)
11. Eksisi luas tumor dinding abdomen pada tumor 1 3
Desmoid & dinding abdomen yang lain
12. Endoskopi diagnostik:
12.1 esofagogastroduodenoskopi 3 6
12.2 kolonoskopi 3 6
32
KEPALA LEHER
I. BEDAH DASAR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Intubasi 2 6
2. Krikotirotomi 2 6
3. Trakeostomi 2 6
4. Biopsi terbuka kelenjar getah bening, tumor kepala dan 2 6
leher termasuk rongga mulut
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Penatalaksanaan operatif penyakit dan kelainan
kelenjar tiroid:
1.1 ismolobektomi 2 6
1.2 sub total tiroidektomi 1 6
1.3 tiroidektomi total 1 3
2. Penatalaksanaan operatif penyakit dan kelainan 2 3
kelenjar liur: Parotidektomi
3. Ekstirpasi kista duktus tiroglosus (Prosedur Sistrunk) 1 3
4. Eksisi kista brankialis 1 3
5. Eksisi higroma colli 1 3
6. Penatalaksanaan operatif tumor rongga mulut:
6.1 eksisi epulis 1 3
6.2 kista rahang (odontogenik) 1 3
6.3 ranula 1 3
7. Penatalaksanaan operatif infeksi kepala leher:
7.1 plegmon 1 3
7.2 abses maksilo facial 1 3
8. Eksisi luas dan rekonstruksi sederhana pada tumor 1 6
jaringan lunak
9. Reparasi trauma jaringan lunak wajah 1 6
10.Trauma maksilofasial dan leher 1 6
33
BEDAH ONKOLOGI
I. BEDAH DASAR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Melakukan FNA tumor payudara 2 6
2. Drainase abses payudara 1 6
3. Cutting ceedle biopsy tumor payudara 1 6
4. Biopsi terbuka tumor payudara
4.1 eksisi 2 6
4.2 insisi 2 6
5. Eksisi tumor payudara
5.1 fibroadenoma 2 6
5.2 fibrokistik 2 6
6. Biopsi pada tumor ganas
6.1 kulit 2 6
6.2 jaringan lunak 2 6
7. Eksisi tumor jinak:
7.1 kulit 2 6
7.2 jaringan lunak 2 6
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Drainase abses mamma 1 3
2. Mastektomi simpel 1 6
3. Mastektomi modifikasi radikal 1 6
4. Mastektomi radikal 1 3
5. Eksisi luas karsinoma kulit non melanoma 1 6
6. Eksisi luas melanoma maligna 1 3
7. Eksisi luas sarkoma jaringan lunak 1 3
34
BEDAH ANAK
I. BEDAH DASAR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Insisi abses kulit 1 6
2. Businasi 1 6
3. Vena Seksi 2 6
4. Appendektomi 2 6
5. Reparasi hernia inguinal (herniotomi) 2 6
6. Ligasi tinggi hidrokel 2 6
7. Sirkumsisi 2 6
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Eksisi limfangioma 1 3
2. Kolostomi dan penutupan stoma pada neonatus 2 6
3. Operasi omfalokel kecil 2 3
4. Gastroschizis (pemasangan silo bag) 1 3
5. Penatalaksanaan operatif pada sindroma obstruksi usus 2 6
letak rendah
6. Malformasi anorektal letak rendah:
6.1 anoplasti dan cut back 2 3
6.2 laparatomi dan reduksi invaginasi 2 6
6.3 atresis ileum 1 3
6.4 kolostomi pada malformasi anorektal 2 6
7. Penatalaksanaan operatif pada sindroma obstruksi
letak tinggi
7.1 Gastrostomi pada atresia esofagus 1 3
8. Penatalaksanaan operatif peritonitis:
8.1 Appendektomi 2 6
8.2 Reseksi dan anastomosis usus 2 6
9. Splenektomi 1 3
10.Penatalaksanaan operatif trauma abdomen 1 3
11.Polipektomi rektal 1 3
35
BEDAH TKV
I. BEDAH DASAR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Pemasangan Chest Tube Thoracastomy (CTT) dan Water 2 6
Shields Drainage (WSD)
2. Thoracocentesis 1 6
3. Perikardiosentesis 1 3
4. Pemasangan jalur intravena: konvensional maupun 2 6
melalui prosedur pembedahan (vena seksi)
5. Pemasangan akses vena sentral untuk pemantauan dan 1 6
terapi cairan, serta nutrisi
6. Melakukan drainase abses tungkai 1 6
7. Melakukan debridemen 1 6
8. Melakukan fasiotomi tungkai 1 6
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Pengelolaan operatif trauma toraks:
1.1 Fiksasi internal iga (clipping costa) 1 3
1.2 Thoratokotomi emergensi 1 3
1.3 Reparasi luka trauma tusuk jantung 1
2. Perikardiosintesis 1 3
3. Pericardial window 1 3
4. Embolektomi 2 3
5. Anastomosis arteri 2 3
6. Rekonstruksi vaskular perifer 1 3
7. Amputasi minor, bawah lutut serta atas lutut 2 6
8. Pembuatan arterivenous fistula (cimino) untuk 2 6
hemodialisis
9. Debridement luka kronik serta luka diabetes 2 6
10.Eksplorasi luka leher zona 2 1 3
11.Stripping varises 2 3
12.Eksisi pseudoaneurisma 1 6
36
BEDAH PLASTIK & REKONSTRUKSI
I. BEDAH DASAR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Terapi luka terbuka dan luka laserasi 1 6
2. Debridemen luka terbuka dan luka bakar 1 6
3. Operasi tandur kulit 2 6
4. Flap kulit lokal sederhana untuk penutupan luka 2 6
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Labioplasti 2 6
2. Fraktur maksilofasial 2 6
3. Nekrotomi dan debridement luka bakar 1 6
4. Release kontraktur 2 6
5. Pressure Sore 2 6
37
BEDAH SARAF
I. BEDAH DASAR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Melakukan pembedahan reparasi laserasi kulit kepala 1 4
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Burr hole hematoma epidural 2 3
2. Elevasi fraktur depresi tulang tengkorak 2 3
3. Reposisi fraktur impresi 1 3
4. Reparasi cidera saraf perifer 1 3
38
UROLOGI
I. BEDAH DASAR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Kateterisasi buli 1 6
2. Sistostomi (troikar & terbuka) 1 6
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Nefrostomi 1 3
2. Vasektomi 1 6
3. Prosedur pada scrotum dan testis:
3.1 orkhidektomi 1 3
3.2 orkhidopeksi 1 3
3.3 varicokelektomi 2 6
3.4 ligasi tinggi pada varikokel 2 6
3.5 hidrokelektomi 1 3
4. Trauma sistem urinarius:
4.1 nefrektomi 1 6
4.2 reparasi bulli 1 3
1 3
4.3 urethra anterior
5. Batu sistem urinarius:
5.1 vesikolitotomi 1 6
5.2 ureterolitotomi 1 3
5.3 pielolitotomi 1 3
6. Nekrotomi dan debridement fournier gangrene 1 6
7. Drainase infiltrat urin 1 3
8. BPH (Prostatektomi terbuka) 2 6
9. Amputasi penis 1 3
39
ORTHOPAEDI
I. BEDAH DASAR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Melakukan immobilisasi vertebra servikalis 1 3
2. Splinting (pembidaian) fraktur tertutup 1 6
3. Reposisi tertutup pada fraktur tulang panjang 1 3
4. Reposisi pada dislokasi:
4.1 panggul 1 3
4.2 siku 1 3
4.3 bahu 1 3
5. Pemasangan traksi:
5.1 traksi kulit 1 3
5.2 traksi tulang 1 3
6. Pemasangan Casts 1 6
7. Debridement patah tulang terbuka 1 6
8. Melakukan fasiotomi 1 6
9. Melakukan aspirasi sendi 1 3
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Penanganan fraktur terbuka dan tertutup tulang 2 6
panjang (konservatif, operatif)
2. Penanganan non-operatif dislokasi akut 1 3
3. Amputasi ekstremitas dan rehabilitasinya 1 6
4. Penanganan non-operatif congenital talipes equino 1 6
varus (Clubbed Foot)
5. Penanganan emergensi fraktur pelvis (insersi C-Clamp) 1 3
6. Kista sinovial reparasi tendon 1 6
7. Eksisi tumor jinak tulang 1 3
8. Biopsi tulang 1 6
40