Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Seiring dengan perkembangan pendidikan ilmu kedokteran di masa mendatang para


lulusan spesialis bedah di seluruh Indonesia dituntut untuk dapat bersaing dalam era globalisasi
sehingga mereka dapat diakui oleh negara lain. Untuk itu Departemen Pendidikan Nasional
mencanangkan perubahan pendidikan kedokteran ke arah pendidikan berbasis kompetensi.
Buku Panduan Akademik ini merupakan panduan selama menjalani program pendidikan
dokter spesialis Bedah dengan tujuan mempermudah peserta pendidikan dalam mengikuti
pendidikan secara praktis, sistematis dan mencapai kompetensi yang diinginkan.
Dengan demikian di masa mendatang para peserta didik diharapkan dapat menggunakan
waktu lebih efektif dan efisien untuk menyerap segala hal yang dibutuhkan dalam mempersiapkan
diri mencapai kompetensi yang diharapkan dan menjadi seorang dokter spesialis bedah yang siap
pakai, bertanggung jawab dalam menanggulangi semua kasus bedah sesuai kompetensinya.

Malang, Januari 2017


Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Dr. dr. Sri Andarini, MPH


NIP 195804141987012001

1
KATA PENGANTAR KEPALA DEPARTEMEN BEDAH RSUD SAIFUL ANWAR MALANG

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan salam sejahtera bagi kita semua. Seiring
dengan berjalannya waktu dan perkembangan IPTEK yang semakin maju, maka diharapkan peserta
didik dapat lebih mudah dan terstruktur dalam meraih kompetensi yang akan diambil dalam
perjalanannya menjadi dokter spesialis bedah. Semoga buku panduan akademik ini dapat
memberikan petunjuk dan acuan yang jelas bagi para peserta didik dalam meraih tujuan tersebut
dan memberikan hasil yang baik dalam proses pendidikan yang ada sehingga dapat menjadi
seorang dokter spesialis yang dapat benar-benar menguasai kompetensi yang ada dan semakin
berkualitas.

Malang, Januari 2017


Kepala Departemen Bedah RSUD SAIFUL ANWAR MALANG

dr. J.D.P. Wisnubroto, Sp.B(K)Onk


NIP 19540906 1985031 1 001

2
KATA PENGANTAR KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH FKUB/RSSA

Syukur Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT akhirnya dapat diterbitkan Buku
Panduan Akademik bagi peserta program pendidikan dokter spesialis Bedah di FKUB/RSSA.
Diharapkan buku ini dapat mempermudah peserta didik dalam melakukan kegiatan pendidikan
dalam kesehariannya. Tujuan akhir dari pengelolaan program studi adalah untuk menghasilkan
lulusan yang dapat memenuhi kebutuhan stakeholder serta berbasis pada kepuasan pelanggan.
Dengan adanya Buku Panduan Akademik ini semoga dapat semakin mempermudah dalam
mencapai tujuan akhir ini.

Malang, Januari 2017


Ketua Program Studi PS PDS Bedah FKUB/RSSA

dr. Hery Susilo, Sp.B(K)Onk


NIP 19680702 199801 1 001

3
Bab I
Pendahuluan

Latar Belakang Pendirian Program Studi


Demografi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berbentuk kepulauan,
berasas kepada Pancasila, pertumbuhan penduduk yang semakin cepat dan dalam rangka
percepatan akses penduduk yang merata terhadap pelayanan spesialis, menuntut tersedianya
pelayanan spesialis salah satunya adalah spesialis bedah umum.
Data terakhir menyebutkan untuk penduduk NKRI yang berjumlah sekitar 220 juta masih
dilayani oleh spesialis bedah umum sebanyak 1300 orang yang merupakan produk dari 16 Program
Pendidikan Dokter Spesialis Bedah (PSPDS Bedah) yang dahulu dikenal sebagai Institusi Program
Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Umum (IPDS BU) dengan distribusi yang masih jauh dari
seimbang dan belum merataserta dalam era keterbukaan ini ketersediaan seorang spesialis bedah
umum masih tetap merupakan suatu kebutuhan dengan skala prioritas tinggi.
Merujuk akan hal tersebut diperlukan pusat-pusat pendidikan bedah umum yang luarannya
mampu menjawab tantangan, baik dari sisi pemerataan pelayanan kesehatan khususnya kasus-
kasus bedah di daerah. Juga dari sisi penelitian kesehatan khususnya terkait kasus-kasus bedah
yang sarat muatan lokal dan implementasi teknik bedah lanjut yang efisien dan efektif diselaraskan
dengan demografi wilayah NKRI.
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) merupakan pusat pendidikan kedokteran
yang memiliki visi menciptakan insan kedokteran yang santun dan berkualitas serta profesional di
bidang keilmuan. PDS BU FKUB didirikan dengan harapan mampu menjawab hal-hal tersebut
diatas.

Visi Program Studi


Menjadi Institusi Program Studi – Pendidikan Dokter Spesialis Bedah yang Terkemuka dengan
Standar Internasional pada tahun 2025.

Misi Progam Studi


Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah FKUB mencanangkan misi dalam rangka memenuhi
tuntutan visi tersebut diatas sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pendidikan, Penelitian, danPengabdian kepada Masyarakat di bidang
Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Bedah terkini serta bermutu.
2. Membina kerjasama dengan lingkup nasional dan internasional dalam upaya peningkatan
kemampuan ilmiah, teknologi, dan ketrampilan klinik.
3. Menghasilkan lulusan yang mampu dan memiliki jiwa enterpreunership.

Tujuan
Merujuk kepada katalog program studi Ilmu Bedah Umum yang diterbitkan oleh Kolegium
Ilmu Bedah Indonesia tahun 2015 adalah untuk mendidik dan melatih dokter menjadi dokter
spesialis Ilmu Bedah yang mempunyai ciri-ciri :

A. Secara Umum :
1. Melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu dalam bidang pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat.
2. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan sesuai dengan kebijakan
pemerintah berdasarkan Pancasila.
3. Memiliki pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai keterampilan dan sikap
yang baik sehingga sanggup memahami dan memecahkan masalah kesehatan secara ilmiah

4
dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang sesuai dengan bidang
keahliannya secara optimal.
4. Dapat menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendididkan, penelitian dan
mengembangkan ilmu ke tingkat akademik yang lebih tinggi.
5. Mampu mengembangkan sikap dan etika sesuai dengan etik ilmu dan profesi.

B. Secara Khusus :
1. Mampu berperilaku yang sesuai dengan kode etik Kedokteran Indonesia.
2. Mampu untuk mengatasi permasalahan bedah baik darurat maupun elektif secara profesional,
terutama yang umum terdapat di NKRI.
3. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai dokter spesialis bedah
sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan.
4. Mampu mengenal masalah bedah di masyarakat dan menyelesaikannya baik secara langsung
maupun melalui penelitian.
5. Mampu menjalin komunikasi dengan pihak terkait dalam bahasa baik Indonesia maupun
Inggris secara benar.
6. Mampu bekerja sama dalam tim demi kepentingan penderita dan pengetahuan.
7. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu serta teknologi mutakhir
dan peka terhadap masalah di masyarakat.

Sasaran dan Strategi Pencapaian


1. Meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan, pelatihan serta pelayanan terhadap
masyarakat di rumah sakit pendidikan dengan memanfaatkan segala sarana fasilitas dan
kebijakan pemerintah daerah.
2. Meningkatkan efisiensi penggunaan seluruh sumber daya yang ada melalui kebijakan yang
transparan, akuntabel dan terpadu.
3. Komitmen menjadikan PSPDS Bedah FKUB sebagai :
a. Fokus strategi pendidikan.
b. Pusat rujukan untuk wilayah Malang dan sekitarnya.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana, prasarana dan sumber daya manusia.

5
Bab II
Organisasi Penyelenggara Pendidikan

PS PDS Bedah FKUB/RS Dr Saiful Anwar (RSSA) memiliki 1 Rumah Sakit (RS) Pendidikan Utama
yaitu RS dr. Saiful Anwar di Malang dengan 37 tenaga pengajar dengan penggolongan sesuai
katalog PDS BU 2006 :
• 23 tenaga pengajar berstatus Penilai :
1. Prof. Dr. dr. Mohammad Hidayat SpB, SpOT(K)
2. Prof. Dr. dr. Bambang Pardjianto SpB, SpBP(K)-RE
3. dr. Prayogo Wisnusantoso, SpB(K)BD
4. Prof. Dr. dr. Respati S. Dradjat, SpOT(K)
5. Prof. Dr. dr. M. Istiadjid E.S, SpS, SpBS
6. dr. Soebagjo, SpB(K)TKV
7. Dr. dr. Basuki B. Purnomo, SpU
8. dr. Tjuk Risantoso, SpB, SpOT(K)
9. dr. Edi Mustamsir, SpOT(K)
10. dr. Farhad Bal`afif,SpBS
11. dr. Lulik Inggarwati, SpB, SpBA
12. dr. JDP Wisnubroto, SpB(K)Onk
13. dr. Setyo Sugiharto, SpB.KBD
14. dr. Herman Yosef Limpat Wihastyoko, SpBP-RE
15. dr. Istan Irmansyah Irsan, SpOT
16. dr. Besut Daryanto, SpB, SpU
17. dr. Thomas Erwin C.J. Huwae, SpOT(K)
18. dr. Saifullah Asmiragani, SpOT(K)
19. dr. M.S. Niam M. Kes., SpB(K)BD
20. dr. Kurnia Penta Seputra, SpU
21. dr. Widanto, SpB, SpBA
22. dr. Hery Susilo, SpB(K)Onk
23. dr. Artono Isharanto, SpB(K)TKV

• 7 tenaga pengajar berstatus Pendidik:


24. dr. Panji Sananta, SpOT(K)
25. dr. Satria Pandu Persada Isma, SpOT(K)
26. dr. Paksi Satyagraha, SpU
27. dr. Agung Riyanto Budi Santoso, SpOT
28. dr. Krisna Yuwarno Phatama, SpOT
29. dr. Aries Budianto, SpB.KBD
30. dr. Arviansyah, SpBP

• 7tenaga pengajar berstatus Pembimbing:


31. dr. Donny Wisnuwardhana, SpBS
32. Dr. Med. Dr. Tommy Alfandy Nazwar, SpBS
33. dr. Andhika Yudistira, SpOT
34. dr. Dwicha Rahmawansa Siswardana, SpB
35. dr. Pradana Nurhadi, SpU
36. dr. Koernia Kusuma Wardhana, SpBTKV
37. dr. Imam Suseno Bayuadi, SpBTKV

6
Untuk menambah jumlah kasus dengan kompetensi sudah mandiri ataupun kasus dengan
kompetensi belum sepenuhnya mandiri, PS PDS Bedah FKUB selain memiliki RS pendidikan utama,
juga memiliki 4 RS jejaring pendidikan dengan masing-masing tenaga pengajarnya yaitu :

A. RS dr. Iskak di Tulungagung


1. dr. H.AchmadSaifullah, SpB
2. dr. H. Supriyanto, SpB
3. dr. H.Wahyu Harisanyoto, SpB
4. dr. R. Wisnu Dwijaya Kusuma, SpOT, M.Kes
5. dr. Feri Nugroho SpB.

B. RS Ngudi Waluyo di Wlingi


1. dr. Dwiyanto Utomo, SpB

C. RSUD Kabupaten Pasuruandi Bangil


1. dr. M. Jundi Agustoro,SpB

D. RST dr. Soepraoen di Malang


1. dr. Saiful Burhan, SpB
2. dr. Sidho Hantoko,SpB(K)Onk
3. dr. Krisna Murti, SpBS

Kriteria penilai, pendidik dan pembimbing merujuk kepada terminologi yang disepakati di
dalam Kolegium Ilmu Bedah Indonesia (KIBI).

Struktur penyelenggara PSPDS Bedah FKUB adalah sebagai berikut :

Ketua Program Studi : dr. Hery Susilo, SpB(K)Onk


Koordinator Pendidikan : Dr.Med.dr. Tommy Alfandy Nazwar, SpBS
Tim Kurikulum : 1. dr. Lulik Inggarwati, SpBA(K)
2. dr. M. Bachtiar Budianto, SpB(K)Onk
3. dr. Herman Yosef Limpat Wihastyoko, SpBP-RE(K)
4. dr. Aries Budianto, SpB.KBD
Tim Monev : 1. dr. Artono Isharanto, SpB.SpBTKV
2. dr. Widanto, SpBA(K)
3. dr. Donny Wisnuwardhana , SpBS
4. dr. Arviansyah, SpBP-RE
Unit Penelitian : Dr.dr. Farhad Bal’afif, SpBS (K)
Unit Pengabdian Masyarakat : dr. Setyo Sugiharto, SpB.KBD
Unit Hubungan Internasional : dr. MS. Niam, M.Kes, SpB.KBD
Staf Administrasi Program Studi : Sri Putri Handayani, ST

7
8
Bab III
ALUR, PROSES dan LAMA PENDIDIKAN

SILABUS DAN KURIKULUM NASIONAL

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH

(KIBI - 2015)

TAHAP BEDAH DASAR (SEMESTER I, II, III)

Pra-Bedah Dasar (12 SKS) – 3 bulan

Kuliah pra bedah dasar, dg topik-topik yang dibahas mencakup modul-modul, yaitu :

1. Ilmu Dasar Bedah:


2. Ilmu Bedah Dasar, Anestesiologi dan Radiologi
3. Ketrampilan Klinik Dasar Bedah
4. Ilmu Dasar Umum dan Humaniora :
5. Prinsip metode pendidikan bedah

Kursus-kursus Bedah Dasar (10 hari):

a. Basic Surgical Skills Courses (Versi The Royal College of Surgeons of Edinburgh)
b. Kursus Perioperatif
c. Kursus Nutrisi Perioperatif (LLL- ESPEN)
d. Kursus stoma dan perawatan luka
e. Kursus USG FAST

Tahap Bedah Dasar ( 42 SKS) – 15 bulan

a. Rotasi HOUSEMANSHIP (9 bulan)


b. Rotasi Bedah Dasar (6 bulan) pada divisi-divisi:

1. Bedah Digestif (1 bulan)


2. Bedah Onkologi (1 bulan)
3. Bedah TKV (1 bulan)
4. Bedah Saraf (1 bulan)
5. Orthopaedi (1 bulan)
6. Bedah Plastik (1 bulan)

Kegiatan akademik:

1. Sidang Proposal Penelitian Tesis


2. Presentasi/publikasi 1 karya ilmiah
3. OSCA Lokal
4. Ujian Modul Bedah Dasar Lokal
5. Trigonum

9
TAHAP BEDAH LANJUT I (SEMESTER IV - V)

Tahap Bedah Lanjut I (36 SKS) – 12 bulan

Tahap ini akan meliputi modul-modul topik pada divisi:

1. Bedah Digestif (2 bulan)


2. Bedah Onkologi (2 bulan)
3. Orthopaedi (1 bulan)
4. Bedah Plastik (1 bulan)
5. Urologi (1 bulan)
6. Kardiothoraks (2 bulan)
7. Bedah Anak (1 bulan)
8. Laparoscopy (1 bulan)

Kursus-kursus di Semester IV:

a. Kursus DSTC (Definitive Surgical Trauma Care)


b. Basic Laparoscopic Surgery Course (BSS II)
c. Gastrointestinal Endoscopy Course
d. EMSB (Emergency Management for Severe Burns Injury)

Kegiatan Akademik:

1. Ujian Nasional I (Bedah Dasar ) di semester IV


2. Baca hasil penelitian di Semester V

Syarat Akademik Ujian Nasional I (Bedah Dasar ):

1. Telah mempresentasikan/publikasi karya ilmiah /penelitian di tingkat Nasional

2. Telah memperoleh sertifikat Kursus2 Bedah Dasar dari Kolegium Ilmu Bedah Indonesia

3. Telah lulus modul2 pada tahap Bedah Dasar

4. Telah Lulus Ujian OSCA Lokal

10
TAHAP BEDAH LANJUT II (SEMESTER VI, VII, VIII)

Tahap Bedah Lanjut II (54 SKS) – 18 bulan

Tahap ini akan meliputi modul-modul topik pada divisi:

1. Bedah Digestif (2 bulan)


2. Bedah Onkologi (2 bulan)
3. Orthopaedi (1 bulan)
4. Bedah Saraf (1 bulan)
5. Urologi (1 bulan)
6. Kardiothoraks (1 bulan)
7. Bedah Anak (1 bulan)
8. Bedah Plastik (1 bulan )
9. Anestesi (OK) (1 bulan)
10. Manajemen Bedah Mandiri di RS Jejaring ( 5 bulan)
11. Presentasi / publikasi tesis (1 bulan)

Kegiatan Akademik:

1. Ujian Nasional II - Kognitif (Bedah Lanjut ) di semester VIII

11
Bab IV

Ketentuan Umum Pendidikan dan Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan

Ketentuan Umum Pendidikan


I. Bidang Kognitif
A. Mengikuti Kegiatan Ilmiah
1. Tutorial
2. Pembacaan jurnal ilmiah
3. Seminar
4. Simposium
5. Kursus-kursus baik di dalam maupun luar negeri
6. Lokakarya
7. Penelitian ilmiah
B. Menyajikan Makalah Ilmiah
1. Pembacaan jurnal ilmiah
• 1 (satu) judul dalam setiap putaran stase
2. Sari pustaka
• 1 (satu) judul dalam setiap putaran stase
3. Publikasi tulisan ilmiah
• Minimal 2 (dua) selama masa pendidikan dan diajukan dalam forum Pertemuan
Ilmiah Tahunan (PIT) IKABI / OPLB / Muktamar Ahli Bedah Indonesia (MABI),
forum pertemuan ilmiah nasional atau internasional
4. Penelitian klinis maupun keilmuan dasar
• 1 (satu) judul selama masa pendidikan
C. Karya Akhir
1. Pembimbing ditentukan sesuai jadwal yang dibuat oleh koordinator penelitian.
2. Kategori pembimbing adalah staf pengajar yang sudah masuk dalam kategori
Penilai
3. Judul diusulkan minimal saat peserta didik memasuki semester 2 (awal jenjang I).
4. Proposal diujikan paling lambat pada akhir jenjang I(sebagai salah satu persyaratan
kelulusan jenjang I / kenaikan ke jenjang II) dan hasil penelitian diujikan paling
lambat pada akhir jenjang II (sebagai salah satu persyaratan kelulusan jenjang II/
kenaikan ke jenjang chief).
5. Karya akhir wajib dimasukkan kedalam jurnal ilmiah yang sudah terakreditasi
sebelum jadwal ujian profesi lokal (sebagai salah satu persyaratan ujian profesi).
6. Bobot penilaian karya akhir ditentukan berdasarkan kesepakatan internal staf yang
meliputi penilaian :
a. Proposal karya akhir.
b. Hasil penelitian karya akhir.

II. Bidang Psikomotor


1. Penegakan diagnosa.
2. Menggunakan alat diagnostik.
3. Melakukan perawatan penderita.
4. Melakukan tindakan tanpa pembedahan .
5. Mengisi buku laporan kegiatan (Log Book).
6. Melakukan tindakan pembedahan.
7. Melakukan pencatatan rekam medik.

12
III. Bidang Affektif
1. Bersikap jujur.
2. Menjaga sikap dan hubungan baik dengan guru, penderita dan keluarganya, teman
sejawat, dokter muda dan paramedis.
3. Membina kerjasama sebagai tim.
4. Bertanggung jawab atas perawatan penderita.
5. Bertanggung jawab atas keselamatan penderita.
6. Ikut melaksanakan kegiatan pendidikan dan membimbing mahasiswa.

Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan


TUTORIAL
1. Pada tahap I diatur sesuai dengan jadwal yang dikeluarkan oleh KPS, pada tahap selanjutnya
mengikuti tata tertib di seksi/ divisi terkait.
2. Waktu dan tempat tidak mengikat, sesuai dengan kesepakatan antara pembimbing dan
peserta didik.
3. Bentuk tutorial bisa berupa diskusi.

PRESENTASI ILMIAH
1. Dapat berupa journal reading, laporan kasus, sari pustaka, kasus sulit, penelitian ilmiah.
2. Pelaksanaan mengikuti jadwal dari masing-masing seksi/ divisi.
3. Dengan fasilitas audiovisual.

PERTEMUAN ILMIAH
1. Dapat berupa workshop, seminar, simposium, kursus.
2. Diatur oleh KPS.
3. Minimal 2x selama pendidikan.
4. Tidak mengganggu proses belajar peserta didik.

KETERAMPILAN KLINIS
1. Ranah pelaksanaan :
a. Poliklinik
b. IRD
c. Ruang rawat inap
d. Kamar operasi
2. Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan sifat/urgensi kasus.
3. Posisi peserta didik dalam melakukan keterampilan klinis terikat oleh kompetensi yang sudah
didapat.
4. Prosedur pelaporan kasus merujuk kepada tata tertib seksi/divisi.
5. Kasus bermasalah, kasus morbiditas dan kasus mortalitas wajib dilaporkan kepada seksi divisi
terkait.
6. Pembagian rotasi atau stase merujuk kepada alur dan proses pendidikan.
7. Penanggung jawab seksi/divisi merujuk kepada kepala seksi/divisi.

Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan


Ketentuan Umum :
1. Peserta didik wajib mematuhi peraturan yang berlaku yang ditetapkan oleh rumah sakit tempat
peserta didik bertugas.
2. Peserta didik wajib mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh seksi, terkait dengan pelayanan di
lingkup rumah sakit tempat peserta didik bertugas.

13
3. Ranah lingkup pelayanannya adalah meliputi semua penderita yang berobat di poliklinik non
paviliun dan dirawat di ruangan setara dengan kelas III, dengan pendampingan (under
supervised) senior pendidik sesuai kompetensi seksi terkait.

Petunjuk Pelaksanaan :
1. Merujuk kepada tata tertib masing-masing seksi/ divisi sesuai dengan ranah pelaksanaan
pelayanan (poliklinik, instalasi rawat darurat, instalasi bedah sentral ataupun ruangan rawat
inap).
2. Rekam medik
• Merujuk peraturan dari rekam medik rumah sakit.
• Kelengkapan rekam medik merupakan salah satu penilaian kelulusan peserta didik selama
stase di masing-masing seksi/ divisi.
3. Laporan kegiatan wajib dicatat dalam log book masing-masing peserta didik, dimintakan
pengesahan kepada supervisor paling lambat 1 minggu setelah kegiatan. Sanksi akan diberikan
bila terlambat mendapatkan pengesahan dan jenis sanksi merujuk kepada masing-masing seksi/
divisi terkait.

14
Bab V
Penerimaan Peserta Didik

Tujuan
Menentukan calon yang akan diterima dalam suatu IPDS–BU.

Dasar
1. SK Rektor UB nomor 284/SK/2010 tentang PEDOMAN PENERIMAAN/ PERSYARATAN CALON
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I (PS PDS I) JALUR REGULER FKUB
2. SK Dekan no 19/SK/H10.7/AK/2010 tentang PEDOMAN PENERIMAAN MAHASISWA PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I (PS PDS I) FKUB

Prosedur
1. Surat permohonan ditujukan kepada Dekan FKUB.
2. Dilakukan seleksi tahap I yaitu seleksi administrasi di Tim Koordinasi Peserta Didik (TKPPDS)
FKUB bersama dengan KPS di lingkup prodi FKUB dalam suatu rapat koordinasi bersama dan
dihadiri oleh Dekan FKUB.Calon peserta didik yang memenuhi persyaratan sebagaimana
tertuang dalam SK Rektor UB nomor 284/SK/2010 tentang PEDOMAN PENERIMAAN/
PERSYARATAN CALON MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I (PS PDS
I) JALUR REGULER FKUB dan SK Dekan FKUB nomor 19/SK/H10.7/AK/2010 tentang PEDOMAN
PENERIMAAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I (PS PDS I) FKUB
selanjutnya akan dipanggil untuk mengikuti seleksi tahap II.
3. Seleksitahap II terdiri dari serangkaian test TOEFL, Psiko test, Test Potensi Akademik, MMPI
dan test kesehatan.Hasil seleksi tahap II akan dipakai sebagai bahan masukan dalam rapat
koordinasi bersama Dekan, KPS di lingkup prodi FKUB dan Tim Koordinasi Peserta Didik
(TKPPDS ) untuk selanjutnya menentukan calon peserta didik yang akan mengikuti seleksi
tahap III.
4. Seleksi tahap IIIyaitu test tulis dan wawancara,dilakukan di lingkup prodi BU FKUB. Berkas
permohonan oleh Tim Koordinasi Peserta Didik (TKPPDS) akan diteruskan ke Sekretariat
Peserta Didik prodi Ilmu Bedah.Soal test tulis berupa pilihan berganda 100 soal bilingual
dengan waktu 1 jam. Wawancara dilakukan dengan metoda tatap muka perseorangan oleh tim
yang terdiri dari KPS, SPS dan staf pengajar yang ditunjuk oleh KPS dengan surat penugasan
dari KPS serta SK dari dekan FKUB. Durasi wawancara maksimal 1 (satu) jam. Materi
wawancara berupa topik-topik yang sudah disepakati dan dibakukan bersama diantara tim
penguji beserta bobot skoringnya dengan nilai batas lulus yang terukur (≥136) dan dievaluasi
secara berkala.
5. Hasil seleksi tahap III berupa berita acara yang diteruskan kepada Dekan FKUB melalui Tim
Koordinasi Peserta Didik (TKPPDS) untuk selanjutnya disampaikan pada rapat koordinasi
bersama KPS di lingkup prodi FKUB dan Ketua Tim Koordinasi Peserta Didik (TKPPDS) serta
Dekan.
6. Calon peserta yang dinyatakan lulus akan dipangil oleh Dekan melalui Tim Koordinasi Peserta
Didik (TKPPDS) untuk segera menindak lanjuti berkas permohonannya.

15
16
Bab VI
Hak dan Kewajiban Peserta Didik

Hak Peserta Didik


Memiliki kesempatan yang sama tanpa terkecuali untuk :
1. Diperlakukan secara layak sesuai norma yang berlaku di dalam masyarakat.
2. Mendapatkan kesempatan yang sama (terkait dengan proses belajar mengajar) selama dalam
proses pendidikan.
3. Mengetahui kompetensi yang akan diperoleh selama proses pendidikan.
4. Mendapatkan dosen pembimbing klinik dan pembimbingannya.
5. Mengetahui aspek-aspek yang akan dinilai.
6. Mengikuti ujian setelah semua persyaratan terpenuhi.
7. Mendapatkan penilaian yang objektif dan transparan sesuai peraturan yang berlaku dan
mengetahui hasilnya.
8. Mendapatkan ijin dan cuti akademis sesuai peraturan yang berlaku.
9. Dalam hal tidak terpenuhinya hak-hak tersebut diatas, peserta didik berhak mengajukan
keberatan secara tertulis yang ditujukan kepada Ketua Program Studi untuk mendapatkan
penyelesaian yang adil.

Kewajiban Peserta Didik


Memiliki kewajiban untuk :
1. Mematuhi peraturan dari PSPDS Bedah FKUB dan menjalankannya.
2. Mematuhi peraturan dari RS dr. Saiful Anwar dan menjalankannya.
3. Mengetahui jenis-jenis kewenangan yang boleh didelegasikan oleh pendidik klinik.

17
Bab VII
Tata Tertib

TATA TERTIB UMUM


I. IJIN/CUTI:
a. Ijin diberikan kepada setiap peserta didik hanya atas dasar alasan yang kuat dengan masa
ijin selama 3 (tiga) hari , maksimal 6 (enam) kali kesempatan selama masa pendidikan. Ijin
dengan alasan yang kuat akan dipertimbangkan.
b. Cuti diberikan kepada setiap peserta didik hanya atas dasar alasan yang kuat dengan masa
cuti selama 12 (dua belas) hari kerja/ tahun termasuk cuti bersama dari pemerintah.
c. Khusus untuk peserta didik PEREMPUAN, ijin cuti hamil/melahirkan hanya diberikan
sebanyak 1 (satu) kali selama menjalani pendidikan dengan masa cuti total 3 (tiga) bulan.
d. Item b dan c tidak berlaku bagi peserta didik yang masih berada di tahun pertama
pendidikan.
e. Batasan ‘alasan yang kuat’ adalah yang sesuai dengan norma sosial yang berlaku di dalam
masyarakat.

II. ALIH PROGRAM STUDI :


Tidak diperbolehkan untuk alih program studi bagi peserta didik Program Studi Pendidikan
Dokter Spesialis Bedah.

III. HUKUMAN :
a. Diberikan kepada semua peserta didik yang telah melakukan pelanggaran tanpa kecuali
b. Level hukuman tergantung pada jenis ranah pelanggaran.
Ada 3 (tiga) jenis ranah pelanggaran yaitu attitude (sikap), knowledge (morbiditas dan
mortalitas) dan psikomotor (keterampilan). Ranah pelanggaran attitude merupakan jenis
ranah pelanggaran yang terberat yang dapat dihentikan pendidikannya pada setiap tahapan
pendidikan sesuai panduan yang tercantum dalam BUKU KURIKULUM PROGRAM STUDI ILMU
BEDAH INDONESIA (2015).
c. Mekanisme pemberian hukuman diatur sebagai berikut :
1. Untuk ranah pelanggaran knowledge dan psikomotor diserahkan sepenuhnya kepada
masing-masing seksi terkait, kecuali ada hal-hal khusus, diusulkan dari seksi terkait kepada
KPS guna dibicarakan bersama kalau perlu di rapat staf.
2. Untuk ranah pelanggaran attitude (sikap), menimbang tingginya nilai yang dituntut
terhadap ranah ini, langsung diusulkan dari seksi terkait kepada KPS guna dibicarakan
bersama kalau perlu di rapat staf.
d. Bentuk hukuman :
1. Tahap I adalah teguran lisan, kali pertama sampai dengan kali ketiga.
2. Tahap II adalah diterbitkan SP I, SP II.
3. Tahap III adalah diminta untuk mengundurkan diri.
4. Tahap IV adalah diterbitkan surat dihentikan pendidikannya.

IV. MENGUNDURKAN DIRI / PENGHENTIAN PENDIDIKAN :


Merujuk peraturan umum dalam katalog pendidikan yang dikeluarkan oleh Kolegium Bedah
Indonesia (2015) BAHWA :
a. Dinilai menunjukkan sikap atau tindakan tidak etis.
b. Dinilai tidak mampu lagi menyelesaikan studinya dalam mencapai kompetensi yang
dipersyaratkan. Untuk menyelesaikan bedah dasar tidak boleh melebihi 6 semester.
c. Menderita sakit yang kondisi penyakitnya tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan
pendidikan, atau membahayakan penderita, yang dinyatakan dengan surat keterangan dari
Majelis Penguji Kesehatan.

18
d. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri.
TATA TERTIB STASE SEKSI/DIVISI
A. TATA TERTIB STASE BEDAH DIGESTIF
1. Sebelum masuk stase, peserta didik wajib lapor ke senior, dan sekretaris bedah digestif 1
(satu) hari sebelumnya (sesuai hari kerja).
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan bedah digestif, yang meliputi:
a. Pre-test
1) Dilakukan pada awal stase
2) Tujuan :
• Untuk mengetahui bekal pengetahuan yang dipunyai peserta didik saat awal
stase.
• Sebagaisalah satu parameter untuk melakukan evaluasi.
• Sebagai salah satu parameter kinerja pengajar.
3) Nilai yang harus dicapai adalah 90, apabila tidak tercapai maka yang bersangkutan
harus mengulang tes hingga mencapai nilai tersebut dan untuk sementara tidak
diperkenankan memulai stase sampai tercapai nilai yang dipersyaratkan.
b. Visite
Visite seluruh pasien bedah digestif dilakukan pada pagi (sebelum morning report) dan
siang hari (sesudah kegiatan rutin harian).
c. Diskusi
1) Dilakukan setiap hari Rabu pagi setelah laporan pagi.
2) Meliputi :
• visite besar.
• Bed site teaching.
• Perencanaan penatalaksanaan kasus pasien baik rawat inap maupun rawat jalan.
• Bila diperlukan dapat dilanjutkan dengan diskusi kasus setelah jam 12.00.
d. Kegiatan kamar operasi
1) Dilakukan setiap hari Senin – Jumat.
2) Posisi peserta didik di kamar operasi sesuai dengan jenjangnya (jenjang I, jenjang II
atau chief).
3) Semua pasien yang diprogramkan operasi harus sudah didiskusikan dengan
konsultan.
4) Jadwal operasi harus sesuai dengan yang sudah dilaporkan kepada konsultan jaga
yang sudah disepakati dan dikoordinasikan dengan chief kamar operasi.
5) Wajib mempelajari kasus/tindakanyang akan dikerjakan operasi pada keesokan
harinya dan setelah selesai mengerjakan wajib melaporkan hasil tindakannya kepada
senior.
6) Peserta didik berhak mendapatkan bimbingan operasi dari senior bedah digestif
apabila yang bersangkutan telah memenuhi kompetensi sesuai yang telah ditetapkan
di bedah digestif.
7) Dinyatakan kompeten dalam mengerjakan suatu tindakan (operasi) yang ditentukan
oleh seluruh senior staf bedah digestif.
e. Poliklinik
Kegiatan poliklinik dilakukan setiap hari Senin dan Rabu.
f. Post-test
1) Dilakukan pada akhir stase.
2) Tujuan :
• Sebagai salah satu parameter ranah kognitif yang digunakan untuk memberikan
penilaian kepada peserta didik selama menjalani stase di bedah digestif.
3) Penilaian dilakukan dengan membandingkan antara nilai pre dan post-test.
g. Kegiatan akademik lain

19
1) Merupakan kegiatan tambahan.
2) Bentuk kegiatan :
• Pengabdian masyarakat
• Perkuliahan bedah digestif.
• Assisten operasi di rumah sakit luar pada kasus tertentu.
3. Rekam medik dan status khusus bedah digestif wajib diserahkan ke sekretariat paling
lambat 1 (satu) hari setelah pasien pulang (kecuali hari libur) untuk dikoreksi senior bedah
digestif
4. Buku kompetensi sudah harus terisi sebelum ujian akhir stase.
5. Wajib mengerti clinical pathway penyakit di bidang digestif (sesuai dengan yang sudah
dibuat oleh senior).
6. Membuat dan menyerahkan laporan semua kegiatan operasi selama 1 (satu) minggu,
menyerahkan semua gambar kasus, serta mengumpulkan data dasar pembuatan laporan
ISO digestif ke sekretariat. Untuk laporan kegiatan operasi dan gambar kasus dikumpulkan
dalam bentuk softcopy pada setiap Hari Jumat dan data dasar ISO dikumpulkan dalam
bentuk hardcopy pada setiap akhir bulan.
7. Membuat daftar pasien yang dirawat di ruangan sesuai bentuk tabel yang ditetapkan seksi
bedah digestif dan dilakukan update setiap ada perubahan (ada pasien baru, pulang, atau
meninggal)
8. Membuat rencana operasi mingguan
9. Wajib membaca jurnal digestif (1 jurnal untuk peserta didik jenjang II dan 2 jurnal untuk
peserta didik jenjang I) atau laporan penelitian di bidang digestif selama stase.
10. Peserta didik jenjang II dan chief wajib memberikan bimbingan kepada dokter muda.
11. Wajib mengikuti visite besar digestif pada setiap hari Rabu.
12. Selama stase hanya boleh ijin maksimal 2(dua) hari, ijin lebih dari 2 (dua) hari dianggap
tidak mengikuti seluruh kegiatan digestif dan harus mengganti sesuai peraturan yang
berlaku. Apabila tidak masuk tanpa ijin, maka dianggap tidak mengikuti kegiatan digestif
dan diharuskan mengganti sesuai aturan yang berlaku.
13. Pelanggaran terhadap no. 1 sampai no. 13 akan dikenakan sanksi yang bisa berupa
penundaan stase.

B. TATA TERTIB STASE BEDAH ANAK


1. Sebelum masuk stase, peserta didik wajib lapor ke senior, dan sekretaris bedah anak 1 (satu)
hari sebelumnya (sesuai hari kerja).
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan bedah anak, yang meliputi:
a. Pre-test
1) Dilakukan pada hari 1 (pertama) stase.
2) Tujuan :
• Mengetahui modal pengetahuan teori bedah anak yang dimiliki peserta didik.
• Sebagai salah satu parameter ranah kognitif peserta didik.
• Sebagai salah satu parameter kinerja pengajar/ pendidik.
3) Standar nilai 80.
4) Apabila tidak tercapai maka yang bersangkutan tidak diijinkan aktif stase dan harus
mengulang tes hingga mencapai nilai tersebut.
b. Post-test
1) Dilakukan pada hari pertama minggu terakhir stase.
2) Sebagai salah satu parameter ranah kognitif peserta didik.
3) Sebagai salah satu parameter kinerja pengajar/ pendidik.
4) Penilaian dilakukan dengan membandingkan antara nilai pre dan post-test.
c. Visite
1) Harian

20
• Untuk pasien pengawasan (NICU, PICU, Ruang Akut, HND Anak) jadwal 3x/hari :
pagi (sebelum morning report/ kegiatan di kamar operasi/ poliklinik/ kegiatan
rutin harian), siang (setelah kegiatan rutin harian) dan malam hari.
• Untuk pasien bukan pengawasan (Ruang 15, 17, 18, 21 dan Ruang Anak non-HND)
jadwal 2x/ hari : pagi dan siang hari.
2) Besar
• Jadwal regular setiap hari Kamis .
3) Khusus (diluar jadwal)
• Untuk kasus-kasus tertentu dengan tingkat kesulitan tinggi (diluar kompetensi
peserta didik PDS BU).
d. Diskusi
1) Dilakukan pada hari Senin dan Kamis setelah kegiatan kamar operasi selesai.
2) Bentuk kegiatan meliputi :
• Visite besar
• Bed site teaching
• Diskusi kasus khusus
e. Kegiatan di kamar operasi
1) Dilakukan setiap hari Senin – Jumat.
2) Posisi peserta didik di kamar operasi sesuai dengan jenjangnya (jenjang I, jenjang II
atau chief).
3) Semua pasien yang diprogramkan operasi harus sudah didiskusikan dengan konsultan.
4) Jadwal operasi harus sesuai dengan yang sudah dilaporkan kepada konsultan jaga yang
sudah disepakati dan dikoordinasikan dengan chief kamar operasi.
5) Wajib mempelajari kasus/tindakan yang akan dikerjakan operasi pada keesokan
harinya dan setelah selesai mengerjakan wajib melaporkan hasil tindakannya kepada
senior.
6) Pesertadidik berhak mendapatkan bimbingan operasi dari senior bedah anak apabila
yang bersangkutan telah memenuhi kompetensi sesuai yang telah ditetapkan di bedah
anak.
7) Dinyatakan kompeten dalam mengerjakan suatu tindakan (operasi) ditentukan oleh
seluruh senior staf bedah anak.
f. Poliklinik
• Kegiatan poliklinik bedah anak dilakukan setiap hari Kamis jam 09.00 – selesai.
g. Kegiatan akademik lain
1) Merupakan kegiatan tambahan.
2) Bentuk kegiatan :
• Pengabdian masyarakat.
• Perkuliahan bedah anak.
• Assisten operasi di rumah sakit luar ( khusus untukjaga II, pada kasus tertentu untuk
jaga I ).
3. Rekam medik dan status khusus bedah anak wajib diserahkan ke sekretariat paling lambat 1
(satu) hari setelah pasien pulang (kecuali hari libur) untuk dikoreksi senior bedah anak 4.
Buku kompetensi sudah harus terisi sebelum ujian akhir stase dan dilaporkan untuk disahkan
oleh senior bedah anak setiap akhir minggu.
4. Buku kompetensi sudah harus terisi sebelum ujian akhir stase dan dilaporkan untuk disahkan
oleh senior bedah anak setiap akhir minggu.
5.Wajib mengerti clinical pathway penyakit di bidang bedah anak (sesuai dengan yang sudah
dibuat oleh senior).
6. Membuat dan menyerahkan laporan semua kegiatan operasi selama 1 (satu) minggu,
menyerahkan semua gambar kasus, serta mengumpulkan data dasar pembuatan laporan ISO
bedah anak ke sekretariat. Untuk laporan kegiatan operasi dan gambar kasus dikumpulkan

21
dalam bentuk softcopy pada setiap hari jumat dan data dasar ISO dikumpulkan dalam bentuk
hardcopy pada setiap akhir bulan.
7. Wajib membaca paper :
Satu paper berupa tinjauan pustaka untuk peserta didik jenjang II dan 2 paper berupa
journalreading untuk peserta didik jenjang I atau laporan penelitian di bidang bedah anak
selama stase.
8. Peserta didik jenjang II wajib memberikan bimbingan kepada dokter muda.
9. Selama stase hanya boleh ijin maksimal 3(tiga) hari, ijin lebih dari 3 (tiga) hari dianggap tidak
mengikuti seluruh kegiatan bedah anak dan harus mengganti sesuai peraturan yang berlaku.
Apabila tidak masuk tanpa ijin, maka dianggap tidak mengikuti kegiatan bedah anak dan
diharuskan mengganti sesuai aturan yang berlaku.
10. Pelanggaran terhadap no. 1 sampai no. 9 akan dikenakan sanksi yang bisa berupa penundaan
stase.

Penilaian dilakukan:
1. Dengan membandingkan antara nilai pre-test dan nilai post-test untuk penilaian ranah
knowledge + penilaian ranah afektif + penilaian ranah motorik.
2. Pada hari pertama minggu terakhir stase.
3. Kemampuan peserta didik dalam merawat pasien (baik jenjang II maupun jenjang I).

C. TATA TERTIB STASE BEDAH ONKOLOGI


1. Sebelum masuk stase, peserta didik wajib lapor ke senior, dan sekretaris bedah onkologi 1
(satu) hari sebelumnya (sesuai hari kerja).
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan bedah onkologi, yang meliputi:
a. Operasi :
1) Dilaksanakan pada hari Senin - Kamis
2) Posisi peserta didik di kamar operasi sesuai dengan jenjangnya (jenjang I, jenjang II
atau chief).
3) Semua pasien yang diprogramkan operasi harus sudah didiskusikan dengan
konsultan.
4) Jadwal operasi harus sesuai dengan yang sudah dilaporkan kepada konsultan jaga
yang sudah disepakati dan dikoordinasikan dengan chief kamar operasi.
5) Wajib mempelajari kasus/tindakan yang akan dikerjakan operasi pada keesokan
harinya dan setelah selesai mengerjakan wajib melaporkan hasil tindakannya kepada
senior.
6) Peserta didik berhak mendapatkan bimbingan operasi dari setiap senior bedah
onkologi apabila yang bersangkutan telah memenuhi kompetensi sesuai yang telah
ditetapkan di bedah onkologi.
7) Dinyatakan kompeten dalam mengerjakan suatu tindakan (operasi) ditentukan oleh
seluruh senior staf bedah onkologi.
b. Parade Penderita
Dilaksanakan setiap hari Jumat mulai pukul 08.00 WIB, dilanjutkan visite ruangan.
c. Pembacaan karya ilmiah:
1) Berupa jurnal dan kasus sulit .
2) Dibacakan pada setiap hari Jumat setelah selesai parade.
3) Minimal 1 (satu) judul untuk 1 (satu) peserta didik pada masing-masing jenjang.
d. Poliklinik
1) Dilaksanakan setiap hari Senin – Kamis.
2) Bagi semua peserta didik kecuali yang sedang bertugas di kamar operasi .
e. Visite
1) Ranah visite peserta didik hanya pasien-pasien yang dirawat di ruangan kelas III .

22
2) Frekuensi setiap hari tanpa terkecuali (termasuk hari libur).
f. Sanksi /rewards :
Sesuai dengan ketentuan umum.

D. TATA TERTIB STASE BEDAH TORAKS-KARDIOVASKULAR


1. Sebelum masuk stase, peserta didik wajib lapor ke senior, dan sekretaris bedah toraks
kardiovaskular 1 ( satu ) hari sebelumnya ( sesuai hari kerja ).
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan bedah toraks kardiovaskular, yang meliputi :
a. Pre-test pada awal stase
Tes ini bertujuan untuk mengetahui bekal pengetahuan teori toraks kardiovaskular, yang
dipunyai peserta didik. Nilai yang harus dicapai adalah 90, apabila tidak tercapai maka
yang bersangkutan harus mengulang tes hingga mencapai nilai tersebut.
b. Visite pasien bedah toraks kardiovaskular
Visite seluruh pasien bedah toraks kardiovaskular dilakukan pada pagi ( sebelum
morningreport ) dan siang hari ( sesudah kegiatan rutin harian ).
c. Diskusi
Kegiatan ini dilaksanakan hari Selasa pagi setelah laporan pagi, meliputi visite besar,
bedsite teaching dan keputusan rencana tindakan medis dan penanganan yang lainnya,
jika diperlukan dilanjutkan diskusi kasus pada hari Selasa siang setelah jam 12.00.
d. Kegiatan di kamar operasi
1) Dilakukan setiap hari Senin – Rabu .
2) Peserta didik dapat bertindak sebagai operator, asisten ataupun observer.
3) Peserta didik dalam membuat jadwal operasi harus sesuai dengan yang sudah
dilaporkan ke senior dan dikoordinasikan dengan chief kamar operasi.
4) Semua pasien yang diprogramkan operasi harus sudah didiskusikan dengan senior
bedah toraks kardiovaskular.
5) Peserta didik diwajibkan mempelajari kasus/tindakan yang akan dikerjakan operasi
pada keesokan harinya dan setelah selesai mengerjakan wajib melaporkan hasil
tindakannya kepada senior. Peserta didik berhak mendapatkan bimbingan operasi
dari senior bedah toraks kardiovaskular apabila yang bersangkutan telah memenuhi
kompetensi sesuai yang telah ditetapkan di bedah toraks kardiovaskular. Untuk
dinyatakan kompeten dalam mengerjakan suatu tindakan (operasi) ditentukan oleh
seluruh senior staf bedah toraks kardiovaskular.
e. Poliklinik
Dilakukan setiap hari Selasa dan Kamis.
f. Post – test pada akhir stase
Untuk menilai hasil belajar peserta didik selama yang bersangkutan menjalani stase di
bedah toraks kardiovaskular. Penilaian dilakukan dengan membandingkan antara nilai
pre-test dan nilai post-test.
g. Kegiatan akademik lain
1) Merupakan kegiatan tambahan.
2) Dapat berupa:
• Pengabdian masyarakat.
• Kegiatan perkuliahan bedah toraks kardiovaskular .
• Sebagai assisten operasi di rumah sakit luar pada kasus tertentu.
3. Rekam medik dan status khusus bedah toraks kardiovaskular wajib diserahkan ke
sekretariat paling lambat 1 (satu) hari setelah pasien pulang (kecuali hari libur) untuk
dikoreksi senior bedah toraks kardiovaskular.
4. Buku kompetensi sudah harus terisi sebelum ujian akhir stase.
5. Wajib mengerti clinical pathway penyakit di bidang toraks kardiovaskular sesuai dengan
yang sudah dibuat oleh senior.

23
6. Membuat dan menyerahkan laporan semua kegiatan operasi selama 1 (satu) minggu,
menyerahkan semua gambar kasus (soft copy) pada setiap hari Jum`at, serta
mengumpulkan data dasar pembuatan laporan ISO bedah toraks kardiovaskular (hard copy)
pada setiap akhir bulan ke sekretariat.
7. Membuat daftar pasien yang dirawat di ruangan sesuai bentuk tabel yang ditetapkan seksi
bedah toraks kardiovaskular dan dilakukan update setiap ada perubahan ( ada pasien
baru,pulang atau meninggal ).
8. Membuat rencana operasi mingguan.
9. Wajib membaca jurnal toraks kardiovaskular ( 1 jurnal untuk peserta didik jenjang II dan 2
jurnal untuk peserta didik jenjang I ) atau laporan penelitian di bidang toraks kardiovaskular
selama stase.
10. Peserta didik jenjang II dan chief wajib memberikan bimbingan kepada dokter muda.
11. Wajib mengikuti visite besar toraks kardiovaskular pada setiap hari Selasa.
12. Selama stase hanya boleh ijin maksimal 2 (dua) hari , ijin lebih dari 2 (dua) hari dianggap
tidak mengikuti seluruh kegiatan toraks kardiovaskular dan harus mengganti sesuai
peraturan yang berlaku.Apabila tidak masuk tanpa ijin, maka dianggap tidak mengikuti
kegiatan toraks kardiovaskular dan diharuskan mengganti sesuai aturan yang berlaku.
13. Pelanggaran terhadap no 1 sampai no 13 akan dikenakan sanksi yang bisa berupa
penundaan stase.

E. TATA TERTIB STASE UROLOGI


1. Sebelum masuk stase, peserta didik wajib lapor ke senior, dan sekretaris urologi 1 (satu) hari
sebelumnya (sesuai hari kerja).
2. Pada hari pertama stase, peserta didik menyerahkan log book urologi yang sudah diisi (hal. 1
– 5).
3. Wajib mengikuti seluruh kegiatan urologi, yang meliputi:
a. Pre-test pada awal stase
Tes ini bertujuan untuk mengetahui bekal pengetahuan teori urologi yang dimiliki peserta
didik. Nilai yang harus dicapai adalah 90, apabila tidak tercapai maka yang bersangkutan
harus mengulang tes hingga mencapai nilai tersebut.
b.Visite pasien urologi
Visite seluruh pasien urologi dilakukan pada pagi (sebelum morning report) dan siang hari
(sesudah kegiatan rutin harian).
c. Diskusi
Kegiatan ini meliputi diskusi/laporan rutin tiap pagi (setelah morning report) untuk kasus
elektif dan emergency serta diskusi uro nefro pada hari Selasa (jika pada saat itu ada
diskusi). Pada saat diskusi/laporan rutin, peserta didik wajib melaporkan dan
mendiskusikan pasien baru serta melaporkan progress pasien yang dianggap perlu.
d. Kegiatan di kamar operasi
Kegiatan ini dilakukan setiap hari Senin – Kamis dan dapat bertindak sebagai operator,
asisten ataupun observer. Peserta didik dalam membuat jadwal operasi harus sesuai
dengan yang sudah dilaporkan ke senior dan dikoordinasikan dengan chief kamar operasi.
Semua pasien yang diprogramkan operasi harus sudah didiskusikan dengan senior urologi.
Peserta didik diwajibkan mempelajari kasus/tindakan yang akan dikerjakan operasi pada
keesokan harinya dan setelah selesai mengerjakan wajib melaporkan hasil tindakannya
kepada senior. Hasil operasi harus dituliskan pada buku diskusi dan status urologi.
Peserta didik berhak mendapatkan bimbingan operasi dari senior urologi apabila yang
bersangkutan telah memenuhi kompetensi sesuai yang telah ditetapkan di urologi.
Untuk dinyatakan kompeten dalam mengerjakan suatu tindakan (operasi) ditentukan oleh
seluruh senior staf urologi.
e. Poliklinik

24
Kegiatan poliklinik urologi dilakukan setiap hari Selasa dan Kamis.
f. Post-test pada akhir stase
Tes ini dimaksudkan untuk menilai hasil belajar peserta didik selama yang bersangkutan
menjalani stase di urologi. Penilaian dilakukan dengan membandingkan antara nilai pre-
test dan nilai post-test.
g. Kegiatan akademik lain
Kegiatan ini merupakan kegiatan tambahan, dapat berupa pengabdian terhadap
masyarakat ataupun kegiatan perkuliahan urologi.
4. Wajib membuat status khusus urologi dan mengisi buku diskusi (kasus elektif dan emergensi)
sebelum diskusi.
5. Rekammedik dan status khusus urologi wajib diserahkan ke sekretariat paling lambat 1 (satu)
hari setelah pasien pulang (kecuali hari libur) untuk dikoreksi senior urologi.
6. Buku kompetensi sudah harus terisi sebelum ujian akhir stase.
7. Wajib mengerti clinical pathway penyakit di bidang urologi (sesuai dengan yang sudah dibuat
oleh senior).
8. Membuat dan menyerahkan laporan semua kegiatan operasi selama 1 (satu) minggu,
menyerahkan semua gambar kasus, serta mengumpulkan data dasar pembuatan laporan ISO
urologi ke sekretariat. Untuk laporan kegiatan operasi dan gambar kasus dikumpulkan dalam
bentuk softcopy pada setiap hari jumat dan data dasar ISO dikumpulkan dalam bentuk
hardcopy pada setiap akhir bulan.
9. Wajib membaca jurnal urologi (1 jurnal untuk peserta didik jenjang II dan 2 jurnal untuk
peserta didik jenjang I) atau laporan penelitian di bidang urologi selama stase.
10. Peserta didik jenjang II dan peserta didik urologi wajib memberikan bimbingan kepada
dokter muda.
11. Wajib mengikuti visite besar urologi pada setiap hari Jumat.
12. Selama stase hanya boleh ijin maksimal 2(dua) hari, ijin lebih dari 2 (dua) hari dianggap tidak
mengikuti seluruh kegiatan urologi dan harus mengganti sesuai peraturan yang berlaku.
Apabila tidak masuk tanpa ijin, maka dianggap tidak mengikuti kegiatan urologi dan
diharuskan mengganti sesuai aturan yang berlaku.
13. Pelanggaran terhadap no. 1 sampai no. 17 akan dikenakan sanksi yang bisa berupa
penundaan stase.

F. TATA TERTIB STASE BEDAH SARAF


1. Sebelum masuk stase, peserta didik wajib lapor ke senior 1 (satu) hari sebelumnya (sesuai
hari kerja).
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan bedah saraf, yang meliputi:
a. Visite seluruh pasien bedah saraf pada pagi hari (sebelum morning report) dan siang hari
sesudah kegiatan rutin harian
1) Ruang ICU dan 13 → 3 kali sehari
2) Ruang lain dilakukan pagi hari sebelum morning report
b. Laporan mingguan (weekly report)
Kegiatan ini meliputi:
• Melaporkan semua operasi selama 1 (satu minggu)
• Melaporkan rencana operasi
• Laporan pasien ruangan
• Laporan kematian
• Laporan pasien tunggu operasi
c. Diskusi
1) Journal reading setiap Senin dan Kamis
2) Laporan kasus / diskusi neuro setiap hari Rabu
d. Kegiatan di kamar operasi

25
Kegiatan ini dilakukan setiap hari Selasa dan Kamis. Peserta didik dapat bertindak sebagai
operator, asisten pembantu, asisten ataupun observer. Jadwal operasi harus sesuai
dengan yang sudah dilaporkan ke senior dan dikoordinasikan dengan chief kamar operasi.
Semua pasien yang diprogramkan operasi harus sudah didiskusikan dengan senior bedah
saraf.
e. Poliklinik
Kegiatan poliklinik bedah saraf dilakukan setiap Senin dan Rabu.
f. Kegiatan akademik lain
Kegiatan ini merupakan kegiatan tambahan, dapat berupa pengabdian terhadap
masyarakat ataupun kegiatan perkuliahan bedah saraf.
3. Buku kompetensi harus sudah terisi sebelum ujian akhir stase.
4. Wajib mengerti clinical pathway penyakit di bidang bedah saraf (sesuai dengan yang sudah
dibuat oleh senior).
5. Wajib membaca jurnal bedah saraf (sesuai jadwal) atau laporan penelitian di bidang bedah
saraf selama stase.
6. Peserta didik jenjang II dan peserta didik bedah saraf wajib memberikan bimbingan kepada
dokter muda.
7. Wajib mengikuti visite besar bedah saraf setiap hari Jumat.
8. Selama stase hanya boleh ijin maksimal 2 (dua) hari, ijin lebih dari 2 (dua) hari dianggap tidak
mengikuti seluruh kegitan bedah saraf dan harus mengganti sesuai peraturan yang berlaku.
Apabila tidak masuk tanpa ijin, maka dianggap tidak mengikuti kegiatan bedah saraf dan
diharuskan mengganti sesuai peraturan yang berlaku.
9. Pelanggaran terhadap no. 1 sampai no. 8 akan dikenakan sanksi yang bisa berupa penundaan
stase.

G. TATA TERTIB STASE BEDAH PLASTIK


1. Sebelum masuk stase, peserta didik wajib lapor ke senior, dan sekretaris bedah plastik 1
(satu) hari sebelumnya (sesuai hari kerja).
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan bedah plastik, yang meliputi:
a. Pre-test pada awal stase
Untuk mengetahui bekal pengetahuan teori bedah plastik yang dimiliki peserta didik.
Nilai yang harus dicapai adalah 80, apabila tidak tercapai maka yang bersangkutan harus
mengulang tes hingga mencapai nilai tersebut dan tidak diijinkan aktif stase.
b. Post-test pada akhir stase
Untuk menilai hasil belajar peserta didik selama yang bersangkutan menjalani stase di
bedahplastik. Penilaian dilakukan:
1. Dengan membandingkan antara nilai pre-test dan nilai post-test
2. Pada hari pertama minggu terakhir stase.
3. Kemampuan peserta didik dalam merawat pasien (baik jenjang II maupun jenjang I)
c. Visite harian
Dilakukan :
1) Untuk pasien pengawasan 3X / hari: pagi (sebelum morning report), siang(sesudah
kegiatan rutin harian) dan malam hari.
2) Untuk pasien bukan pengawasan  1X / hari : pagi hari
d. Visite besar
Rutin dilakukan pada setiap hari Kamis jam 12.00-14.00 (tambahan bila ada kasus
khusus)
e. Diskusi
1) Dilaksanakan setiap hari Jumat pagi.
2) Bentuk diskusi meliputi visite besar dan bed site teaching, jika diperlukan dilanjutkan
diskusi kasus.

26
f. Kegiatan di kamar operasi
1) Dilakukan setiap hari Senin –Kamis
2) Peserta didik dapat bertindak sebagai operator, asisten, pembantu asisten, ataupun
observer.
3) Dalam membuat jadwal operasi harus sesuai dengan yang sudah didiskusikan dengan
senior dan dikoordinasikan dengan chief kamar operasi.
4) Diwajibkan mempelajari kasus/tindakan yang akan dikerjakan operasi pada keesokan
harinya dan setelah selesai mengerjakan wajib melaporkan hasil tindakannya kepada
senior.
5) Berhak mendapatkan bimbingan operasi dari senior bedah plastik apabila yang
bersangkutan telah memenuhi kompetensi sesuai yang telah ditetapkan di bedah
plastik.
6) Untuk dinyatakan kompeten dalam mengerjakan suatu tindakan (operasi) ditentukan
oleh seluruh senior staf bedah plastik.
g. Poliklinik
Kegiatan poliklinik bedah plastik dilakukan setiap hari Selasa dan Kamis jam 09.00 –
selesai.
h. Kegiatan akademik lain
1) Merupakan kegiatan tambahan.
2) Dapat berupa pengabdian masyarakat, kegiatan perkuliahan bedahplastik ataupun
kepanitiaan kegiatan ilmiah.
3) Sebagai assisten operasi di rumah sakit luar ( khusus untuk jenjang II, pada kasus
tertentu untuk jenjang I ).
4) Jenjang II wajib membimbing jenjang I dalam perawatan pasien pra dan post operasi

3. Rekam medik dan status khusus bedah plastik wajib diserahkan ke sekretariat paling lambat 1
(satu) hari setelah pasien pulang (kecuali hari libur) untuk dikoreksi senior bedah plastik.
4. Buku kompetensi sudah harus terisi sebelum ujian akhir stase dan dilaporkan untuk disahkan
oleh senior bedah plastik setiap akhir minggu.
5. Wajib mengerti clinical pathway penyakit di bidang bedah plastik (sesuai dengan yang sudah
dibuat oleh senior).
6. Membuat dan menyerahkan laporan semua kegiatan operasi selama 1 (satu) minggu,
menyerahkan semua gambar kasus, serta mengumpulkan data dasar pembuatan laporan ISO
bedah plastik ke sekretariat. Untuk laporan kegiatan operasi dan gambar kasus dikumpulkan
dalam bentuk softcopy pada setiap hari Jumat dan data dasar ISO dikumpulkan dalam bentuk
hardcopy pada setiap akhir bulan.
7. Wajib membaca paper :
Satu paper berupa tinjauan pustaka untuk jenjang II dan 2 paper berupa journal reading
untuk peserta didik jenjang I atau laporan penelitian di bidang bedah plastik selama stase.
8. Peserta didik jenjang II dan peserta didik bedah plastik wajib memberikan bimbingan
kepada dokter muda.
9. Selama stase hanya boleh ijin maksimal 3(tiga) hari, ijin lebih dari 3 (tiga) hari dianggap tidak
mengikuti seluruh kegiatan bedah plastik dan harus mengganti sesuai peraturan yang
berlaku. Apabila tidak masuk tanpa ijin, maka dianggap tidak mengikuti kegiatan bedah
plastik dan diharuskan mengganti sesuai aturan yang berlaku.
10. Pelanggaran terhadap no. 1 sampai no. 9 akan dikenakan sanksi yang bisa berupa penundaan
stase.

H. TATA TERTIB STASE LUKA BAKAR


1. Peserta didik adalah jenjang I yang sudah melewati putaran minimal emergency.
2. Durasi stase 1 (satu) bulan termasuk hari libur.

27
3. Kompetensi minimal yang diharapkan dapat tercapai adalah :
a) Resusitasi cairan pada kasus luka bakar fase akut.
b) Kateterisasi vena sentral
c) Penatalaksanaan cedera inhalasi
d) Penatalaksanaan trauma elektrik
e) Penatalaksanaan luka pada kasus-kasus luka bakar
f) Tandur alih kulit
4. Hal-hal lain mengikuti tata tertib stase di seksi bedah plastik.

I. TATA TERTIB STASE ORTHOPAEDI


1. Sebelum masuk stase, peserta didik wajib lapor ke senior dan sekretaris bedah orthopaedi 1
(satu) hari sebelumnya (sesuai hari kerja).
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan bedah orthopaedi, yang meliputi :
2.1 Bidang Kognitif
a. Mengikuti kegiatan ilmiah :
1. Tutorial
2. Journal Reading
3. Grand Round

2.2 Bidang Psikomotor


1. Penegakan diagnosis
2. Menggunakan alat diagnosis
3. Melakukan perawatan penderita
4. Melakukan tindakan pembedahan
5. Mengisi buku laporan kegiatan
6. Melakukan tindakan pembedahan
7. Melakukan pencatatan rekam medik

2.3 Bidang Affektif


1. Bertanggung jawab atas perawatan penderita
2. Bertanggung jawab atas keselamatan penderita
3. Menjaga sikap dan hubungan baik dengan penderita
4. Menjaga sikap dan hubungan baik dengan senior pengajar
5. Menjaga sikap dan hubungan baik dengan kolega
6. Menjaga sikap dan hubungan baik dengan dokter muda
7. Menjaga sikap dan hubungan baik dengan paramedis
8. Ikut melaksanakan kegiatan pendidikan dan membimbing mahasiswa
9. Membina kerjasama sebagai tim

Jadwal harian
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
08.00-08.30 MR MR MR MR MR
08.30-09.00 Poli/IRD/OK Tutorial Poli/IRD/OK Tutorial Poli/IRD/OK
09.00-10.00 Poli/IRD/OK GR Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK
10.00-11.00 Poli/IRD/OK GR Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK
11.00-12.00 Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK ..............
12.00-13.00 Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK ..............
13.00-14.00 Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK Poli/IRD/OK MRBU
14.00-15.00 Degener Oncology Sport Hand Scientific
discussion discussion discussion discussion parade spine
discussion

28
3. Melengkapi kompetensi dengan model evaluasi mini cx dan buku kompetensi sudah harus
terisi sebelum ujian akhir stase dan dilaporkan untuk disahkan oleh senior bedah
orthopaedi setiap akhir minggu.
4. Wajib mengerti Clinical Pathway penyakit di bidang bedah orthopaedi sesuai dengan
kompetensi.
5. Evaluasi di lakukan berdasarkan evaluasi harian yang berhubungan dengan tugas dan
keseharian peserta didik di setiap tempat pendidikan yang dipakai di RSSA meliputi aspek
afektif, kognitif, dan psikomotor serta evaluasi akhir stase dalam bentuk ujian.
6. Kelulusan stase ditentukan oleh hasil evaluasi harian, akhir stase dan kompetensi yang
dicapai. Kelulusan ditetapkan oleh rapat staf orthopaedi & traumatologi
7. Morbiditas dan Mortalitas diajukan oleh staf pengajar terhadap peserta didik yang
dianggap lalai dan atau tidak bertanggung jawab terhadap kepentingan pasien pada ranah
afektif, kognitif, dan psikomotor di setiap kegiatan pendidikan yang menyebabkan
kerugian terhadap pasien dan pendidikan.
8. Selama stase hanya boleh ijin maksimal 3 (tiga) hari, ijin lebih dari 3 (tiga) hari dianggap
tidak mengikuti seluruh kegiatan bedah orthopaedi dan harus mengganti sesuai
ketentuan yang berlaku. Apabila tidak masuk tanpa ijin, maka dianggap tidak mengikuti
kegiatan bedah orthopaedi dan diharuskan mengganti sesuai aturan yang berlaku.

RESUME LAMA PENDIDIKAN

No. Topik Tahap Bedah Bedah Total


Bedah Lanjut 1 Lanjut 2 Lama Stase
Dasar (bulan)
1 Pra-Bedah Dasar 3 0 0 3
2 Rotasi HOUSEMANSHIP 9 0 0 9
3 Bedah Digestif 1 2 2 5
4 Bedah Onkologi 1 2 2 5
5 Bedah TKV 1 2 1 4
6 Bedah Saraf 1 1 1 3
7 Orthopaedi 1 1 1 3
8 Bedah Plastik 1 1 1 3
9 Urologi 0 1 1 2
10 Bedah Anak 0 1 1 2
11 Anestesi 0 0 1 1
12 Laparoscopy 0 1 0 1
13 Bedah Mandiri di RS Jejaring 0 0 6 6
14 Publikasi tesis/ Persiapan Ujian 0 0 1 1
TOTAL 18 12 18 48

29
LAMPIRAN

1. Daftar kompetensi ”Kumpulan Ilmu Bedah Final” (soft copy).


2. SK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud RI nomor 45/Dikti/Kep/1991 tentang
PEMBENTUKAN PROGRAM STUDI ILMU BEDAH PADA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER
3. SK Rektor UB nomor 284/SK/2010 tentang PEDOMAN PENERIMAAN/ PERSYARATAN CALON
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I (PS PDS I) JALUR REGULAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
4. SK Dekan FKUB nomor 65/SK/UN10.7/AK/2011 tentang PEDOMAN PENERIMAAN/
PERSYARATAN CALON MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I (PS PDS
I) JALUR NON REGULER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
a. Presentasi/publikasi hasil penelitian tingkat nasional & terdaftar pada jurnal
nasional
b. Ujian Profesi Nasional (Long Case dan Short Case)

30
BEDAH DIGESTIF
I. BEDAH DASAR

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI

1. Prosedur Anorektal:
1.1 anuskopi 1 6
1.2 rektoskopi 1 6
1.3 drainase abses perianal 3 6
2. Appendektomi:
2.1 terbuka 3 6
2.2 drainase abses appendiks 1 3
3. Pemasangan akses nutrisi:
3.1 enteral (gastrostomi) 1 3
3.2 kateter vena sentral 1 6
4. Herniorrhapy:
4.1 Inguinal 2 6

II. BEDAH LANJUT

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Prosedur anorektal
1.1 fistulotomi 2 3
1.2 fissurektomi dan sphincterotomi lateral 1 2
1.3 hemorrhoidektomi 2 6
2. Appendektomi
2.1 terbuka 1 10
2.2 laparoskopi 2 2
3. Enterostomi
3.1 Gastrostomi 1 3
3.2 Ileostomy 2 6
3.3 Kolostomi 1 6
3.4 Hartman colostomy 1 3
3.5 Reparasi/ tutup stoma 1 3
4. Reparasi defek dinding abdomen
4.1 Hernia inguinalis 2 6
4.2 Femoralis 2 6
4.3 Insisionalis 1 3
4.4 Umbilikalis, hernia 1 3
4.5 Diafragmatika, dan 1 3

31
4.6 Burst abdomen 1 3
5. Trauma abdomen
5.1 splenektomi 1 6
5.2 splenorafi 1 3
5.3 penanggulangan cedera hepar 2 3
5.4 reparasi cedera usus dan kolorektal 2 6
5.5 pankreatektomi distal dan drainase 1 2
6. Reseksi Gastro Intestinal dan anastomosis:
6.1 gastrektomi 1 3
6.2 gastroenterostomi 1 6
6.3 entero-enterostomi 2 3
6.4 kolektomi: hemikolektomi dextra, sinistra, 2 6
reseksi ileocaecal, transverse kolektomi
6.5 reseksi anterior 2 2
6.6 reseksi abdomino perineal 2 6
7. Bedah sistem bilier:
7.1 kolesistektomi terbuka 2 6
7.2 kolesistektomi per laparoskopi 4 5
8. Bedah pankreas:
8.1 drainase abses pankreas 1 3
8.2 drainase pakreatitis akut 2 6
8.3 pankreatektomi distal pada trauma 1 2
9. Bedah pada Kolon Sigmoid:
9.1 Volvulus 1 2
9.2 Divertikel 1 2
10. Adhesiolysis ASBO (Adhesive Small Bowel 2 6
Obstruction)
11. Eksisi luas tumor dinding abdomen pada tumor 1 3
Desmoid & dinding abdomen yang lain
12. Endoskopi diagnostik:
12.1 esofagogastroduodenoskopi 3 6
12.2 kolonoskopi 3 6

32
KEPALA LEHER
I. BEDAH DASAR

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Intubasi 2 6
2. Krikotirotomi 2 6
3. Trakeostomi 2 6
4. Biopsi terbuka kelenjar getah bening, tumor kepala dan 2 6
leher termasuk rongga mulut

II. BEDAH LANJUT

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Penatalaksanaan operatif penyakit dan kelainan
kelenjar tiroid:
1.1 ismolobektomi 2 6
1.2 sub total tiroidektomi 1 6
1.3 tiroidektomi total 1 3
2. Penatalaksanaan operatif penyakit dan kelainan 2 3
kelenjar liur: Parotidektomi
3. Ekstirpasi kista duktus tiroglosus (Prosedur Sistrunk) 1 3
4. Eksisi kista brankialis 1 3
5. Eksisi higroma colli 1 3
6. Penatalaksanaan operatif tumor rongga mulut:
6.1 eksisi epulis 1 3
6.2 kista rahang (odontogenik) 1 3
6.3 ranula 1 3
7. Penatalaksanaan operatif infeksi kepala leher:
7.1 plegmon 1 3
7.2 abses maksilo facial 1 3
8. Eksisi luas dan rekonstruksi sederhana pada tumor 1 6
jaringan lunak
9. Reparasi trauma jaringan lunak wajah 1 6
10.Trauma maksilofasial dan leher 1 6

33
BEDAH ONKOLOGI
I. BEDAH DASAR

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Melakukan FNA tumor payudara 2 6
2. Drainase abses payudara 1 6
3. Cutting ceedle biopsy tumor payudara 1 6
4. Biopsi terbuka tumor payudara
4.1 eksisi 2 6
4.2 insisi 2 6
5. Eksisi tumor payudara
5.1 fibroadenoma 2 6
5.2 fibrokistik 2 6
6. Biopsi pada tumor ganas
6.1 kulit 2 6
6.2 jaringan lunak 2 6
7. Eksisi tumor jinak:
7.1 kulit 2 6
7.2 jaringan lunak 2 6

II. BEDAH LANJUT

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Drainase abses mamma 1 3
2. Mastektomi simpel 1 6
3. Mastektomi modifikasi radikal 1 6
4. Mastektomi radikal 1 3
5. Eksisi luas karsinoma kulit non melanoma 1 6
6. Eksisi luas melanoma maligna 1 3
7. Eksisi luas sarkoma jaringan lunak 1 3

34
BEDAH ANAK
I. BEDAH DASAR

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Insisi abses kulit 1 6
2. Businasi 1 6
3. Vena Seksi 2 6
4. Appendektomi 2 6
5. Reparasi hernia inguinal (herniotomi) 2 6
6. Ligasi tinggi hidrokel 2 6
7. Sirkumsisi 2 6

II. BEDAH LANJUT

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Eksisi limfangioma 1 3
2. Kolostomi dan penutupan stoma pada neonatus 2 6
3. Operasi omfalokel kecil 2 3
4. Gastroschizis (pemasangan silo bag) 1 3
5. Penatalaksanaan operatif pada sindroma obstruksi usus 2 6
letak rendah
6. Malformasi anorektal letak rendah:
6.1 anoplasti dan cut back 2 3
6.2 laparatomi dan reduksi invaginasi 2 6
6.3 atresis ileum 1 3
6.4 kolostomi pada malformasi anorektal 2 6
7. Penatalaksanaan operatif pada sindroma obstruksi
letak tinggi
7.1 Gastrostomi pada atresia esofagus 1 3
8. Penatalaksanaan operatif peritonitis:
8.1 Appendektomi 2 6
8.2 Reseksi dan anastomosis usus 2 6
9. Splenektomi 1 3
10.Penatalaksanaan operatif trauma abdomen 1 3
11.Polipektomi rektal 1 3

35
BEDAH TKV
I. BEDAH DASAR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Pemasangan Chest Tube Thoracastomy (CTT) dan Water 2 6
Shields Drainage (WSD)
2. Thoracocentesis 1 6
3. Perikardiosentesis 1 3
4. Pemasangan jalur intravena: konvensional maupun 2 6
melalui prosedur pembedahan (vena seksi)
5. Pemasangan akses vena sentral untuk pemantauan dan 1 6
terapi cairan, serta nutrisi
6. Melakukan drainase abses tungkai 1 6
7. Melakukan debridemen 1 6
8. Melakukan fasiotomi tungkai 1 6

II. BEDAH LANJUT

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Pengelolaan operatif trauma toraks:
1.1 Fiksasi internal iga (clipping costa) 1 3
1.2 Thoratokotomi emergensi 1 3
1.3 Reparasi luka trauma tusuk jantung 1
2. Perikardiosintesis 1 3
3. Pericardial window 1 3
4. Embolektomi 2 3
5. Anastomosis arteri 2 3
6. Rekonstruksi vaskular perifer 1 3
7. Amputasi minor, bawah lutut serta atas lutut 2 6
8. Pembuatan arterivenous fistula (cimino) untuk 2 6
hemodialisis
9. Debridement luka kronik serta luka diabetes 2 6
10.Eksplorasi luka leher zona 2 1 3
11.Stripping varises 2 3
12.Eksisi pseudoaneurisma 1 6

36
BEDAH PLASTIK & REKONSTRUKSI
I. BEDAH DASAR

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Terapi luka terbuka dan luka laserasi 1 6
2. Debridemen luka terbuka dan luka bakar 1 6
3. Operasi tandur kulit 2 6
4. Flap kulit lokal sederhana untuk penutupan luka 2 6

II. BEDAH LANJUT

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Labioplasti 2 6
2. Fraktur maksilofasial 2 6
3. Nekrotomi dan debridement luka bakar 1 6
4. Release kontraktur 2 6
5. Pressure Sore 2 6

37
BEDAH SARAF
I. BEDAH DASAR

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Melakukan pembedahan reparasi laserasi kulit kepala 1 4

II. BEDAH LANJUT

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Burr hole hematoma epidural 2 3
2. Elevasi fraktur depresi tulang tengkorak 2 3
3. Reposisi fraktur impresi 1 3
4. Reparasi cidera saraf perifer 1 3

38
UROLOGI
I. BEDAH DASAR

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Kateterisasi buli 1 6
2. Sistostomi (troikar & terbuka) 1 6

II. BEDAH LANJUT

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Nefrostomi 1 3
2. Vasektomi 1 6
3. Prosedur pada scrotum dan testis:
3.1 orkhidektomi 1 3
3.2 orkhidopeksi 1 3
3.3 varicokelektomi 2 6
3.4 ligasi tinggi pada varikokel 2 6
3.5 hidrokelektomi 1 3
4. Trauma sistem urinarius:
4.1 nefrektomi 1 6
4.2 reparasi bulli 1 3
1 3
4.3 urethra anterior
5. Batu sistem urinarius:
5.1 vesikolitotomi 1 6
5.2 ureterolitotomi 1 3
5.3 pielolitotomi 1 3
6. Nekrotomi dan debridement fournier gangrene 1 6
7. Drainase infiltrat urin 1 3
8. BPH (Prostatektomi terbuka) 2 6
9. Amputasi penis 1 3

39
ORTHOPAEDI
I. BEDAH DASAR

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Melakukan immobilisasi vertebra servikalis 1 3
2. Splinting (pembidaian) fraktur tertutup 1 6
3. Reposisi tertutup pada fraktur tulang panjang 1 3
4. Reposisi pada dislokasi:
4.1 panggul 1 3
4.2 siku 1 3
4.3 bahu 1 3
5. Pemasangan traksi:
5.1 traksi kulit 1 3
5.2 traksi tulang 1 3
6. Pemasangan Casts 1 6
7. Debridement patah tulang terbuka 1 6
8. Melakukan fasiotomi 1 6
9. Melakukan aspirasi sendi 1 3

II. BEDAH LANJUT

PENCAPAIAN KOMPETENSI
KOMPETENSI ASISTEN MANDIRI
1. Penanganan fraktur terbuka dan tertutup tulang 2 6
panjang (konservatif, operatif)
2. Penanganan non-operatif dislokasi akut 1 3
3. Amputasi ekstremitas dan rehabilitasinya 1 6
4. Penanganan non-operatif congenital talipes equino 1 6
varus (Clubbed Foot)
5. Penanganan emergensi fraktur pelvis (insersi C-Clamp) 1 3
6. Kista sinovial reparasi tendon 1 6
7. Eksisi tumor jinak tulang 1 3
8. Biopsi tulang 1 6

40

Anda mungkin juga menyukai