PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(HSPK 605)
“Pembahasan Pancasila Sila ke-dua “
DOSEN PENGAJAR :
Kelompok IV :
GILANG SATRIA H1A115051
DODI IRFANSYAH H1A115204
GUSTI MUHAMMAD AZMI S. H1A115406
HANUNG BUDI HARTO H1A115407
M. IQBAL RIZKY H1A115414
HERA ELOK WARDHANA H1A114306
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup
baik. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
tiga ”. Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih memahami agar
bimbingan dan bantuan dari pihak lain, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Karena itu, sudah sepantasnya kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Hj.
KUMALA SARI yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah
yang lebih baik lagi. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................................2
1.5 Metode Penulisan................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................17
3.2 Saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan tujuan makalah diatas, maka masalah-masalah yang dibahas dapat di
rumuskan sebagai berikut :
a. Apa latar belakang terbentuknya Pancasila sila ke-tiga ?
b. Apa saja bunyi butir-butir sila ke-tiga ?
c. Bagaimana makna pancasila sila ke-tiga ?
d. Bagaimana realisasi pengamalan pancasila sila ke-tiga dalam bidang ekonomi,
budaya, pendidikan, dan ilmu pengetahuan dan teknologi ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah airIndonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Memajukan
pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4
kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan adalah merupakan bawaan kodrat
manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk Negara.
Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam
suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan
bukannya untuk diruncingkan menjadi konnflik dan permusuhan melainkan diarahkan
pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan
bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu, maupun
golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat
dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas individu,
golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh
potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena itu tujuan
negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah
darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh warganya)
mencerdaskan kehidupan warganya, serta kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-
bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan
perdamaian abadi dan keadilan social.
Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha
Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Hal itu terkandung nilai bahwa bahwa
nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme religious yaitu nasionalisme yang
bermoral Ketuhanan Ynag Maha Esa. Nasionalisme yang humanitik yang menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan. Oleh karena itu nilai-
nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala aspek penyelenggaraan Negara
termasuk dalam era reformasi dewasa ini. Proses reformasi tanpa mendasarkan pada
moral ketuhanan, kemanusiaan, dan memegang teguh persatuan dan kesatuan maka
bukan tidak mungkin akan membawa kehancuran bagi bangsa Indonesia seperti
halnya telah terbukti pada bangsa lain misalnya Yugoslavia, Srilanka dan lain
sebagainya.
2.4 Realisasi Pancasila Sila Ketiga dalam Bidang Pendidikan, Budaya, Ekonomi, dan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi .
5
penanaman rasa cinta tanah air dan rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa
Indonesia. Kepribadian yang baik para penerus bangsa akan menentukan nasib
dan kemajuan Indonesia di masa mendatang.
Nilai-nilai pancasila harus ditanamkan kuat pada generasi-generasi penerus
bangsa. Menurut Notonegoro (1973), perlu disusun sistem ilmiah berdasarkan
Pancasila tentang ajaran, teori, filsafat, praktek, pendidikan nasional, yang
menjadi dasar tunggal bagi penyelesaian masalah-masalah pendidikan nasional.
Dengan begitu diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud dengan
mudah. Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia yang beriman,
bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis,
dan bertanggung jawab.
Rasa cinta tanah air dan persatuan yang tinggi akan memacu semangat
belajar para peserta didik. Dengan menanamkan rasa persatuan Indonesia pada
peserta didik, maka pikiran mereka tidak lagi berorientasi bahwa persaingan
prestasi adalah untuk menjadi yang lebih unggul dan menjatuhkan lawan.
Namun lebih ke rasa cinta tanah air yaitu bersaing menjadi yang terbaik untuk
satu tujuan bersama. Menuntut ilmu dengan saling bekerjasama dan bertukar
pikiran antar pelajar guna menjadikan Indonesia lebih baik dari sekarang.
Karena pelajar merupakan benih-benih pejuang bangsa, yang akan menentukan
nasib bangsa Indonesia di masa mendatang.
Penerapan Pancasila sila ketiga dalam bidang pendidikan bagi peserta didik
antara lain dengan diadakannya pertukaran pelajar antar sekolah di Indonesia,
diadakannya lomba-lomba antar sekolah, upacara bersama, perayaan hari ulang
tahun kemerdekaan bersama-sama. Dengan upaya penerapan persatuan tersebut
maka peserta didik akan mengenal sekolah lain di luar sekolahnya sendiri,
sekolah satu dan lainnya akan saling mengisi, serta memupuk rasa persatuan
antar pelajar Indonesia.
Rasa persatuan dan kesatuan tidak hanya ditanamkan pada peserta didik
saja, namun bagi para pendidik rasa saling bersatu juga harus tertanam kuat.
Guna bekerja sama untuk menciptakan penerus bangsa yang unggul. Serta
mempersiapkan tombak-tombak bangsa yang akan berperang melawan
persaingan dunia dan kecaman jahat yang mengancam bangsa Indonesia di masa
mendatang. Salah satu penerapan persatuan di dunia pengajar adalah di
bentuknya PGRI (Persatuan Guri Republik Indoonesia).
6
2.4.2 Bidang Budaya
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2005:
172).
Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah
sebagai penjelmaan sifat kodrat manuasia monodualis yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama
diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa, suku, ras,
kelompok, golongan maupun kelompok agama. Oleh karena perbedaan
merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-
elemen yang membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah beranekaragam
tetapi satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang diliukiskan dalam
Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan
permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling
menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan
tujuan bersama. Sehingga penanaman pengamalan persatuan Indonesia sangat
berperan penting dan harus ditanam pada setiap individu. Pembudayaan
Pancasila tidak hanya pada kulit luar budaya misalnya hanya pada tingkat
propaganda, pengenalan serta pemasyarakatan akan tetapi sampai pada tingkat
kemampuan mental kejiwaan manusia yaitu sampai pada tingkat akal, rasa dan
kehendak manusia (Kaelan, 1996: 193).
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, indvidu, maupun
golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya
harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas
individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan
seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena
itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh
tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh
warganya) mencerdaskan kehidupan warganya serta dalam kaitannya dengan
pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu
ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kebinekaan yang kita miliki harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan
yang kita inginkan adalah kebhinekaan yang bermartabat, yang berdiri tegak di
7
atas moral dan etika bangsa kita sesuai dengan keragaman budaya kita sendiri.
Untuk menjaga kebhinekaan yang bermartabat itulah, maka berbagai hal yang
mengancam kebhinekaan mesti ditolak, pada saat yang sama segala sesuatu yang
mengancam moral kebhinekaan mesti diberantas. Karena kebhinekaan yang
bermatabat di atas moral bangsa yang kuat pastilah menjunjung eksistensi dan
martabat manusia itu sendiri.
8
dalam etika yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah
sebagai berikut (T. Jacob, 1996: 195):
1. Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi warga negara seluruhnya.
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tenologi harus mendahulukan kepentingan
bangsa dan negara.
2. Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya.
3. Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam catur darma ilmu
pengetahuan, yaitu penelitian, pengajaran, penerapan, dsan pengamalannya.
Persaingan IPTEK tidak untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Namun
penemuan-penemuan baru yang membantu kegiatan manusia dan mempermudah
pekerjaan manusia adalah untuk satu tujuan yakni guna kemajuan Negara
Indonesia.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian bahasan “Penjelasan Pancasila Sila ke- Tiga” dapat
disimpulkan bahwa:
a. Latar belakang terbentuknya pancasila sila ke tiga dalah dari faktor
keanekaragaman bangasa Indonesia dan faktor sejarah yang membuktikan
bahwa persatuan Indonesia merupakan salah satu pondasi terkuat bagi bangsa
Indonesia.
b. Butir – butir Pancasila sila ketiga ada enam butir yang intinya adalah menempatkan
kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi, rasa rela berkorban, cinta tanah air,
rasa kebangsaan, memelihara ketertiban dunia, dan menggalangkan Bhineka
Tunggal Ika..
c. Makna Pancasila sila ketiga adalah meskipun bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya namun tetap satu jua, yaitu
Negara Indonesia. Menggalangkan rasa cinta tanah air dan persatuan untuk
memajukan Negara Indonesia.
d. Realisai Pancasila sila ketiga dalam bidang pendidikan, ekonomi, budaya, dan
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan cara saling bekerjasama,
meskipun dalam persaingan, itu hanya untuk motivasi guna menjadi yang
lebih baik. Namun tetap dalam satu tjuan yakni memajukan bangsa Indonesia
di masa mendatang dan menjadikan Indonesia lebih baik dari sekarang.
3.2 Saran
Berdasarkan judul makalah kami, yaitu Pembahasan Pancasila sila
persatuan Indonesia, maka kami menyarankan bagi seluruh bangsa Indonesia,
terutama pembaca makalah ini yang telah mengetahui makna, latar belakang,
butir – butir serta realisasi pancasila sila persatuan Indonesia dapat memupuk
rasa persatuan dan kesatuan demi kemajuan bangsa Indonesia, saling
mengingatkan satu sama lain, dan dapat saling bekerjasama demi kemajuan
bangsa. Terutama bagi para pendidik agar dapat meningkatkan penanaman
pengamalan Pancasila melalui pendidikan yang seutuhnya, jadi tidak sebatas
teori tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
10
DAFTAR PUSTAKA