Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(HSPK 605)
“Pembahasan Pancasila Sila ke-dua “

DOSEN PENGAJAR :

Dra. Hj. Kumala sari


NIP. 19530824 197803 2 002

Kelompok IV :
GILANG SATRIA H1A115051
DODI IRFANSYAH H1A115204
GUSTI MUHAMMAD AZMI S. H1A115406
HANUNG BUDI HARTO H1A115407
M. IQBAL RIZKY H1A115414
HERA ELOK WARDHANA H1A114306

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
BANJARMASIN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

rahmat dan karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup

baik. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan (PKN), dengan judul ” Pembahasan Pancasila Sila Ke-

tiga ”. Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih memahami agar

bisa mengamalkan Pancasila dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama

disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat

bimbingan dan bantuan dari pihak lain, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Karena itu, sudah sepantasnya kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Hj.

KUMALA SARI yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan

kepada kami setiap saat.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,

penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah

yang lebih baik lagi. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat berguna

bagi kita semua.

Banjarmasin, Maret 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................................2
1.5 Metode Penulisan................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................17
3.2 Saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia termasuk negara yang majemuk karena terdiri dari


banyak suku, budaya, ras, dan bahasa. Keragaman yang ada di Indonesia inilah
yang menjadikan Indonesia memiliki ideologi negara
Pancasila. Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Sanskerta: pañca berarti lima
dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Di dalam
pancasila terdapat salah satu sila yang menjunjung tinggi persatuan di dalam
negara ini. Sila yang dimaksud adalah sila persatuan Indonesia.
Zaman yang terus berkembang memasuki era globalisasi, tidak  menutup
kemungkinan adanya budayaluar yang masuk ke dalam negara ini dan melebur
dalam kebudayaan bangsa. Hal itu  juga merupakan ancaman tersendiri bagi
suatu negara untuk menghadapi suatu konflik perpecahan di dalam negara itu,
selain permasalahan dalam tubuh negara majemuk itu sendiri. Terbukti sekarang
banyak budaya Indonesia yang sudah mulai terlupakan di kalangan muda. Tanpa
disadari mereka lebih banyak menggunakan budaya asing dalam kehidupannya,
dan gaya hidupnya.
Oleh karena itu, sebaiknya bangsa Indonesia tetap menjaga persatuan
yang ada dalam negara ini. Walaupun banyak perbedaan tetapi tetaplah satu
kesatuan dalam Negara Indonesia. Perlu untuk memulihkan kesadaran dari
makna sila ketiga “persatuan Indonesia” dalam pribadi masyarakat Indonesia
agar masyarakat Indonesia menyadari betapa pentingnya persatuan dalam suatu
kehidupan berbangsa dan bernegara. Demi tetap menjaga persatuan
dalam  Negara ini.Berawal dari latar belakang diatas, maka penulis
mengangkat judul“Pembahasan Pancasila Sila ke-tiga”.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan tujuan makalah diatas, maka masalah-masalah yang dibahas dapat di
rumuskan sebagai berikut :
a. Apa latar belakang terbentuknya Pancasila sila ke-tiga ?
b. Apa saja bunyi butir-butir sila ke-tiga ?
c. Bagaimana makna pancasila sila ke-tiga ?
d. Bagaimana realisasi pengamalan pancasila sila ke-tiga dalam bidang ekonomi,
budaya, pendidikan, dan ilmu pengetahuan dan teknologi ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan makalah yang kami susun ini antara lain:
a. Mengetahui latar belakang terbentuknya sila ke-tiga
b. Mengetahui bunyi butir-butir sila ke-tiga
c. Mengetahui makna sila ke-tiga
d. Mengetahui bagaimana realisasi pengamalan pancasila sila ke-tiga

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari makalah yang kami susun antara lain :
a. Dapat menjelaskan latar belakang terbentukya sila ke-tiga
b. Dapat menyebutkan bunyi butir-butir pancasila sila ke-tiga
c. Dapat mendeskripsikan makna sila ke-tiga
d. Dapat menjelaskan realisasi pengamalan Pancasila sila ke-tiga

1.5 Metode Penulisan  


Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, dalam membuat makalah
ini kami mempergunakan metode studi pustaka. Tidak hanya itu, kami juga mencari
bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional
yaitu internet.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang terbentuknya Pancasila Sila ke tiga


Pada dasarnya manusia diciptakan berbagai macam suku, budaya, dan bangsa,
adalah satu kenyataan yang tidak bisa dibantah oleh siapapun juga. Termasuk bangsa
Indonesia yang terdiri dari beberapa pulau-pulau yang terpisah oleh lautan luas,
sehingga terjadi beraneka macam keanekaragaman di Indonesia. Berdasarkan fakta ini
harus diakui adanya bangsa dan kebangsaan.  Untuk mencapai tujuan demi keadilan
social, bangsa Indonesia harus menggalang persatuan dan kesatuan bangsa dalam
keberagaman suku dan budaya yang kita miliki. Bung Karno sering menegaskan bahwa
Pancasila adalah satu-satunya alat pemersatu bangsa Indonesia, terutama sila ketiga
yaitu persatuan Indonesia.
Dalam fakta sejarah, selama 350 tahun Negara Indonesia dijajah dan
dieksploitasi segala sumber dayanya, sumber daya alam maupun sumber daya
manusianya. Perjuangan bangsa Indonesia yang dulu bersifat kedaerahan ternyata tidak
membuahkan hasil sama sekali. Bahkan menjadikan perpecahan antar bangsa di
Indonesia. Kemudian bangkitlah kesadaran bangsa Indonesia, terutama pemuda-pemuda
Indonesia untuk saling bersatu dan melawan penjajah bersama-sama. Sehingga teraihlah
kemerdekaan Indonesia yang dapat dinikmati hingga sekarang ini.
Melihat sejarah dalam mencapai kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari rasa
cinta tanah air dan persatuan bangsa, maka hal itulah yang menjadikan persatuan
Indonesia menjadi salah satu pondasi terkuat berdirinya bangsa Indonesia dan landasan
untuk bangsa Indonesia dalam menjalankan pemerintahan, memajukan bangsa, dan
menghadapi ancaman sekalipun. Keberagaman suku dan budaya di Indonesia juga perlu
disatukan oleh suatu landasan pemersatu yang kuat. Sehingga dalam Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia terdapat sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia.

2.2 Bunyi butir-butir sila ke-tiga


Butir-butir Pancasila sila ke tiga adalah sebagai berikut:
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2.      Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3.      Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa

3
4.      Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah airIndonesia.
5.      Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
6.       Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.  Memajukan
pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

2.3 Makna Pancasila sila ke-tiga


Nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak dapat dipisahkan
dengan keempat sila lainnya karena seluruh sila merupakan suatu kesatuan yang
bersifat sistematis. Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan
Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta mendasari dan dijiwai
sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Sila ke -3 ini mempunyai maksud mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi
seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai perbedaan agama, suku, bahasa, dan
budaya. Sehingga dapat disatukan memlalui sila ini berbeda-beda tetapi tetep satu atau
disebut dengan Bhineka Tunggal Ika.
Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan dan keselamatan negara
ketimbang kepentingan golongan pribadi atau kelompok seperti partai. Hal yang
dimaksudkan adalah sangat mencintai tanah air Indonesia dan bangga mengharumkan
nama Indonesia. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk menciptakan kerukunan
kepada rakyat Indonesia.
Sila yang mempunyai lambang pohon beringin ini bermaksud memelihara
ketertiban yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Persatuan Indonesia adalah satu untuk Indonesia walaupun keadaan dimasyrakat
sangat penuh perbedaan tetapi  harus menjadi satu darah Indonesia dan rela
mengorbankan kepentingan golongan demi negara Indonesia. Walaupun sangat kental
dengan berbagai budaya yang berbeda tetap harus rukun menjaga kedamaian Bhineka
Tunggal Ika.
Dalam nilai Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan
makhluk social. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-
elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan, maupun

4
kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan adalah merupakan bawaan kodrat
manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk Negara.
Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam
suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan
bukannya untuk diruncingkan menjadi konnflik dan permusuhan melainkan diarahkan
pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan
bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu, maupun
golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat
dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas individu,
golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh
potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena itu tujuan
negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah
darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh warganya)
mencerdaskan kehidupan warganya, serta kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-
bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan
perdamaian abadi dan keadilan social.
Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha
Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Hal itu terkandung nilai bahwa bahwa
nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme religious yaitu nasionalisme yang
bermoral Ketuhanan Ynag Maha Esa. Nasionalisme yang humanitik yang menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan. Oleh karena itu nilai-
nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala aspek penyelenggaraan Negara
termasuk dalam era reformasi dewasa ini. Proses reformasi tanpa mendasarkan pada
moral ketuhanan, kemanusiaan, dan memegang teguh persatuan dan kesatuan maka
bukan tidak mungkin akan membawa kehancuran bagi bangsa Indonesia seperti
halnya telah terbukti pada bangsa lain misalnya Yugoslavia, Srilanka dan lain
sebagainya.

2.4 Realisasi Pancasila Sila Ketiga dalam Bidang Pendidikan, Budaya, Ekonomi, dan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi .

2.4.1 Bidang Pendidikan


Pendidikan adalah salah satu piranti untuk membentuk kepribadian.
Penanaman kepribadian yang baik harus dilakukan sejak dini. Terutama

5
penanaman rasa cinta tanah air dan rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa
Indonesia. Kepribadian yang baik para penerus bangsa akan menentukan nasib
dan kemajuan Indonesia di masa mendatang.
Nilai-nilai pancasila harus ditanamkan kuat pada generasi-generasi penerus
bangsa. Menurut Notonegoro (1973), perlu disusun sistem ilmiah berdasarkan
Pancasila tentang ajaran, teori, filsafat, praktek, pendidikan nasional, yang
menjadi dasar tunggal bagi penyelesaian masalah-masalah pendidikan nasional.
Dengan begitu diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud dengan
mudah. Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia yang beriman,
bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis,
dan bertanggung jawab.
Rasa cinta tanah air dan persatuan yang tinggi akan memacu semangat
belajar para peserta didik. Dengan menanamkan rasa persatuan Indonesia pada
peserta didik, maka pikiran mereka tidak lagi berorientasi bahwa persaingan
prestasi adalah untuk menjadi yang lebih unggul dan menjatuhkan lawan.
Namun lebih ke rasa cinta tanah air yaitu bersaing menjadi yang terbaik untuk
satu tujuan bersama. Menuntut ilmu dengan saling bekerjasama dan bertukar
pikiran antar pelajar guna menjadikan Indonesia lebih baik dari sekarang.
Karena pelajar merupakan benih-benih pejuang bangsa, yang akan menentukan
nasib bangsa Indonesia di masa mendatang. 
Penerapan Pancasila sila ketiga dalam bidang pendidikan bagi peserta didik
antara lain dengan diadakannya pertukaran pelajar antar sekolah di Indonesia,
diadakannya lomba-lomba antar sekolah, upacara bersama, perayaan hari ulang
tahun kemerdekaan bersama-sama. Dengan upaya penerapan persatuan tersebut
maka peserta didik akan mengenal sekolah lain di luar sekolahnya sendiri,
sekolah satu dan lainnya akan saling mengisi, serta memupuk rasa persatuan
antar pelajar Indonesia.
Rasa persatuan dan kesatuan  tidak hanya ditanamkan pada peserta didik
saja, namun bagi para pendidik rasa saling bersatu juga harus tertanam kuat.
Guna bekerja sama untuk menciptakan penerus bangsa yang unggul.  Serta
mempersiapkan tombak-tombak bangsa yang akan berperang melawan
persaingan dunia dan kecaman jahat yang mengancam bangsa Indonesia di masa
mendatang. Salah satu penerapan persatuan di dunia pengajar adalah di
bentuknya PGRI (Persatuan Guri Republik Indoonesia).

6
2.4.2 Bidang Budaya
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2005:
172).
Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah
sebagai penjelmaan sifat kodrat manuasia monodualis yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama
diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa, suku, ras,
kelompok, golongan maupun kelompok agama. Oleh karena perbedaan
merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-
elemen yang membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah beranekaragam
tetapi satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang diliukiskan dalam
Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan
permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling
menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan
tujuan bersama. Sehingga penanaman pengamalan persatuan Indonesia sangat
berperan penting dan harus ditanam pada setiap individu. Pembudayaan
Pancasila tidak hanya pada kulit luar budaya misalnya hanya pada tingkat
propaganda, pengenalan serta pemasyarakatan akan tetapi sampai pada tingkat
kemampuan mental kejiwaan manusia yaitu sampai pada tingkat akal, rasa dan
kehendak manusia (Kaelan, 1996: 193).
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, indvidu, maupun
golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya
harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan kebebasan atas
individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk merealisasikan
seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena
itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh
tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh
warganya) mencerdaskan kehidupan warganya serta dalam kaitannya dengan
pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk mewujudkan suatu
ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Kebinekaan yang kita miliki harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan
yang kita inginkan adalah kebhinekaan yang bermartabat, yang berdiri tegak di

7
atas moral dan etika bangsa kita sesuai dengan keragaman budaya kita sendiri.
Untuk menjaga kebhinekaan yang bermartabat itulah, maka berbagai hal yang
mengancam kebhinekaan mesti ditolak, pada saat yang sama segala sesuatu yang
mengancam moral kebhinekaan mesti diberantas. Karena kebhinekaan yang
bermatabat di atas moral bangsa yang kuat pastilah menjunjung eksistensi dan
martabat manusia itu sendiri.

2.4.3 Bidang Ekonomi


Ekonomi yang berdasarkan Pancasila tidak dapat dilepaskan dari sifat dasar
individu dan sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain
untuk memenuhi semua kebutuhanya. Tetapi manusia juga mempunyai
kebutuhan dimana orang lain tidak diharapkan ada atau turut campur. Ekonomi
menurut pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan artinya
walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan bersama
sehingga tidak terjadi persaingan bebas yang mematikan (Kaelan, 1996: 193).
Dengan demikian pelaku ekonomi di Indonesia dalam menjalankan usahanya
tidak melakukan persaingan bebas, meskipun sebagian dari mereka akan
mendapat keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan.
Rasa persatuan dan kesatuan yang tertanam kuat pada diri mereka sebagai
bangsa Indonesia akan menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan berjalan baik jika antar pelaku
ekonomi saling bersatu dan mendukung, karena tujuan mereka bukanlah menjadi
penguasa ekonomi dan menjatuhkan lawannya, namun bekerja sama bersama-
sama guna kemajuan ekonomi di Indonesia. Jadi interaksi antar pelaku ekonomi
sama-sama menguntungkan dan tidak saling menjatuhkan sehingga usaha-usaha
kecil dapat berkembang dan mendukung perekonomian Indonesia menjadi kuat.

2.4.4.  Ilmu pengetahuan dan teknologi


Iptek harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah yang
menyangkut hidup mati, orang banyak, masa depan, hak-hak manusia dan
lingkungan hidup. Di samping itu Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia
harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena Iptek pada dasarnya adalah untuk
kesejahteraan umat manusia. Nilai-nilai Pancasila sila ketiga bilamana dirinci

8
dalam etika yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah
sebagai berikut (T. Jacob, 1996: 195):
1. Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi warga negara seluruhnya.
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tenologi harus mendahulukan kepentingan
bangsa dan negara.
2. Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya.
3. Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam catur darma ilmu
pengetahuan, yaitu penelitian, pengajaran, penerapan, dsan pengamalannya.
Persaingan IPTEK tidak untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Namun
penemuan-penemuan baru yang membantu kegiatan manusia dan mempermudah
pekerjaan manusia adalah untuk satu tujuan yakni guna kemajuan Negara
Indonesia.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian bahasan “Penjelasan Pancasila Sila ke- Tiga” dapat
disimpulkan bahwa:
a.       Latar belakang terbentuknya pancasila sila ke tiga dalah dari faktor
keanekaragaman bangasa Indonesia dan faktor sejarah yang membuktikan
bahwa persatuan Indonesia merupakan salah satu pondasi terkuat bagi bangsa
Indonesia.
b.      Butir – butir Pancasila sila ketiga ada enam butir yang intinya adalah menempatkan
kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi, rasa rela berkorban, cinta tanah air,
rasa kebangsaan, memelihara ketertiban dunia, dan menggalangkan Bhineka
Tunggal Ika..
c.       Makna Pancasila sila ketiga adalah meskipun bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya namun tetap satu jua, yaitu
Negara Indonesia. Menggalangkan rasa cinta tanah air dan persatuan untuk
memajukan Negara Indonesia.
d.      Realisai Pancasila sila ketiga dalam bidang pendidikan, ekonomi, budaya, dan
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan cara saling bekerjasama,
meskipun dalam persaingan, itu hanya untuk motivasi guna menjadi yang
lebih baik. Namun tetap dalam satu tjuan yakni memajukan bangsa Indonesia
di masa mendatang dan menjadikan Indonesia lebih baik dari sekarang.

3.2 Saran
Berdasarkan judul makalah kami, yaitu Pembahasan Pancasila sila
persatuan Indonesia, maka kami menyarankan bagi seluruh bangsa Indonesia,
terutama pembaca makalah ini yang telah mengetahui makna, latar belakang,
butir – butir serta realisasi pancasila sila persatuan Indonesia dapat memupuk
rasa persatuan dan kesatuan demi kemajuan bangsa Indonesia, saling
mengingatkan satu sama lain, dan dapat saling bekerjasama demi kemajuan
bangsa. Terutama bagi para pendidik agar dapat meningkatkan penanaman
pengamalan Pancasila melalui pendidikan yang seutuhnya, jadi tidak sebatas
teori tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ariani Desi. 2009. Implementasi SIla Persatuan Indonesia. (online),


(http://referensipolitikdanhukum.blogspot.com/2009/08/implementasi-sila-persatuan-
indonesia.html), diakses tanggal 23 Februari 2011.

Kaelan. 1996. Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Nishom,M. 2011. Makalah Pengamalan Pancasila. (online),


(http://www.isomwebs.com/2011/makalah-pengamalan-pancasila.html), diakses pada
17 Februari 2011.

Razif N,Muhamad. 2011. Nilai Pancasila Sila Ketiga dalam Kemajemukan Budaya


Indonesia. (online),
(http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/download/5639/4742.html), diakses
pada 24 Februari 2011.

Rochwil C.Muhammad. 2011. Penerapan Pancasila Sila Ketiga dalam Bidang


kebudayaan. (online),
(http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/download/5639/4742.html), diakses
pada 24 Februari 2011.

Soerjono Soekanto. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai