Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

BENTUK IMPLEMENTASI SILA KE 3

Disusun Oleh :
1. Selvira Silvi Anderina 2111050023
2. Nida Nur Afiffah Khairunnisa 2111050024
3. Fatwa Nurhayati Warsono 2111050025
4. Ririn Purwati 2111050027
5. Dwi Laras Ayu Setianingrum 2111050028
6. Devi Safitri 2111050029
7. Irma Puspita 2111050030
8. Helma Okta Riana 2111050031
9. Ahmad Hanif Fauzi 2111050033
10. Erica Nauval Nabil Dzakiyah 2111050034

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSTITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
2021
KATA PENGANTAR

Asaalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya,
tugas makalah mata kuliah Pendidikan Pancasila yang membahas tentang "Bentuk
implementasi sila ke 3 dalam profesi sebaga laboran" dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.
Makalah ini disusun Untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan
Pancasila. Kami berterima kasih kepada Bapak Dr. Elly Hasan Sadeli, M. Pd selaku
Dosen mata kuliah pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini kepada
kami. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu
diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Purwokerto, 23 Oktober 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

A. Implementasi Pancasila Sila Ke-3 Dalam Profesi Sebagai Laboran ................. 3

B. Tantangan dalam Pancasila Sila Ke-3 ........................................................... 11

C. Upaya Dalam Menyelesaikan Tantangan Sila Ke-3 ...................................... 14

BAB III KESIMPULAN ......................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pancasila secara etimologi berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu Panca yang
berarti “Lima” serta Sila yang berarti “Dasar”. Sehingga Pancasila dapat
diartikan sebagai Lima Dasar. Sedangkan menurut beberapa tokoh penyusun saat
itu Pancasila diartikan sebagai isi dalam jiwa Bangsa Indonesia yang turun-
temurun lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Pancasila tidak saja
falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.
Pengertian tersebut berdasarkan dari Ir. Soekarno. Pendapat Muhammad Yamin
sebagai tokoh yang lain mengartikan Pancasila berasal dari kata Panca yang
berarti “Lima” serta Sila berarti “Sendi, atas,dasar atau peraturan tingkah lSila
ketiga Pancasila yaitu “Persatuan Indonesia”, yang terdiri atas 2 (dua) kata yaitu
Sila Ketiga Pancasila yaitu “Persatuan Indonesia”, yang terdiri atas dua kata
yaitu Persatuan (S) dan Indonesia (ket). Kata persatuan terdiri atas akar kata
“satu” + imbuhan per-/-an kemudian menjadi “persatuan”.

Secara morfologi kata persatuan berarti suatu hasil dari perbuatan


(nomina). Sedangkan dari sudut dinamikanya pengertian persatuan yaitu suatu
proses yang dinamis “Indonesia” adalah merupakan suatu kuantitas yaitu
persatuan untuk wilayah, bangsa dan negara. Sila ketiga dari falsafah pancasila
ini semula dalam konsepsi Bung Karno yang dinamakan Kebangsaan Indonesia
atau nasionalisme. Sila ini merupakan suatu formulasi yang mencermikan faham
hidup yang dikenal dengan faham individualisme, yaitu faham yang manakala
berdiri sendiri tanpa didampingi oleh faham lainnya akan menjadi dasar titik
tolak lahirnya faham liberlisme. Sila ini semula dimaksudkan untuk menjadi

1
pengimbang terhadap” internasionalisme tidak dapat hidup subur jika tidak
berakar dalam buminya yaitu nasionalisme”.

Nilai-nilai luhur dari sila-sila pancasila dari dulu hingga sekarang tidak
pernah berubah, yang mewakili kepribadian bangsa Indonesia, akan tetapi Pada
penerapan atau implementasi nilai-nilai pancasila sudah mulai luntur. Adapun
masalah yang didefenisikan disini adalah

1. Nilai-nilai pancasila belum sepenuhnya diterapkan dalam kehidupan setiap


bangsa.
2. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan bahwasannya memang
masyarakat tidak begitu memperhatikan isi dari pancasila tersebut seperti
persatuan Indonesia, banyak orang-orang yang masih berteman secara
mayoritas saja, hal ini banyak ditemui di lingkungan pekerjaan, lingkungan
Kampus,dan lingkungan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi sila ke-3 dalam profesi sebagai laboran?
2. Apa saja tantangan dalam Pancasila sila ke 3?
3. Bagaimana upaya dalam menyelesaikan tantangan sila ke 3?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Bagaimana implementasi sila ke-3 dalam profesi sebagai laboran?
2. Apa saja tantangan dalam Pancasila sila ke 3?
3. Bagaimana upaya dalam menyelesaikan tantangan sila ke 3?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Implementasi Pancasila Sila Ke-3 Dalam Profesi Sebagai Laboran

Pancasila adalah ideologi negara Indonesia. Hendaknya masyarakat Indonesia


mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sebagai ideologi
negara, Pancasila dijadikan pedoman hidup masyarakat Indonesia, termasuk
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai yang terkandung dalam Pancasila
adalah nilai persatuan. Bunyi dari sila ketiga Pancasila, yaitu: “Persatuan
Indonesia”. Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud), salah satu bentuk nilai persatuan adalah dengan berjiwa
nasionalisme tinggi. Berjiwa nasionalisme berarti mencintai negara Indonesia.
Hal ini akan menciptakan masyarakat yang saling bersatu dan berpadu dalam
persatuan Indonesia.

Pancasila adalah sebuah pandangan hidup yang mendasar serta ideal yang
menjadi pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitas
kehidupannya. Pancasila merupakan nilai luhur yang dirumuskan dan dicita-
citakan oleh para pendiri bangsa (founding fathers) harus menjadi ideologi bangsa
dan negara serta menjadi dasar dibentuknya peraturan perundangan di Indoenesia
agar pancasila tidak sekedar menjadi retorika belaka. Pancasila mengandung lima
nilai dasar yang menjadi dasar dan acuan dalam berkehidupan berbangsa dan
bernegara. Lima sila pancasila adalah norma yang wajib dijadikan landasan dalam
pembangunan nasional Indonesia sehingga bangsa dan negara dalam proses
pembangunannya mempunyai identitas nasional yang kuat serta tidak mudah
dipengaruhi oleh ideologi lain yang bertentangan dengan Pancasila. Ideologi-
ideologi yang bertentangan dengan Pancasila seiring dengan perkembangan

3
globalisasi jaman, telah begitu deras menyerbu dan mempengaruhi perikehidupan
bangsa Indonesia.

Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster adalah


Konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement. Dalam
kamus besar webster, to implement (mengimplementasikan) berati to provide the
means for carrying out ( menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu) dan to
give practical effect to ( untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu).

Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti


mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk
melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.
Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat
berupa undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Peradilan dan
Kebijakan yang dibuat oleh Lembaga-Lembaga Pemerintah dalam kehidupan
kenegaraan. Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu
atau pejabat-pejabat, kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan
pada terciptanya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.

Implementasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat pada hakikatnya


merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional
bangsa Indonesia. Dasar negara merupakan fundamen atau pondasi dari bangunan
Negara. Kuatnya fundamen Negara akan menguatkan berdirinya Negara itu.
Kerapuhan fundamen suatu Negara berakibat lemahnya Negara tersebut. Sebagai
dasar Negara Indonesia Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah Negara
(filosofische gronslag) dari Negara. Staats fundamentele norm, weltanschauung
dan juga diartikan sebagai ideologi Negara (staatsidee). Pancasila disebut sebagai
dasar filsafat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mengandung
konsekuensi bahwa dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harus sesuai

4
dengan nilai nilai Pancasila. Hal itu meliputi segala peraturan perundang-
undangan dalam negara, pemerintahan dan aspek-aspek kenegaraan lainnya.

Negara adalah lembaga kemasyarakatan dalam hidup bersama. Suatu negara


akan hidup dan berkembang dengan baik manakala negara tersebut memiliki
dasar filsafat sebagai sumber nilai kebenaran, kebaikan, dan keadilan. Pancasila
sebagai dasar filsafat negara pada hakikatnya merupakan suatu sumber nilai bagi
bangsa dan negara Indonesia.

Nilai luhur pada Sila Persatuan Indonesia ini adalah merupakan nilai inti
dalam bernegara dan berbangsa yakni adanya satu arah dan satu tekat untuk
menjaga kedaulatan bangsa dan negara. Semua warga negara harus memiliki satu
tujuan yakni menjaga persatuan dan negara yang kokoh berdaulat aman dan
menumbuhkan spirit cinta tanah air. Warga negara harus siap membela negara
dari berbagai ancaman persatuan Indonesia baik ancaman dari dalam negeri
sendiri maupun dari luar negeri Indonesia.

Setiap warga negara harus menempatkan kepentingan persatuan dan kesatuan


dan keselamatan bangsa diatas kepentingan pribadi, atau golongan, selalu
mempertahankan rasa nasionalisme, mengobarkan semangat untuk membela
tanah air, memiliki kebanggaan pada tanah air, mencintai perdamaian bersatu
untuk persatuan Indonesia.

Sila ketiga yang memiliki pengertia yaitu satu, bulat tidak terpecah-pecah.
Sila ini ditujukan untuk menciptakan rasa mencintai tanah air, bangsa, dan negara.
Jika persatuan Indonesia dengan pengertian modern sekarang ini, maka disebut
juga dengan nasionalisme. Nasionalisme merupakan cinta cinta suatu bangsa, satu
dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Dengan begitu diharapkan
warga negara juga turut memperjuangkan kepentingan negara dan memiliki rasa
solidaritas yang tinggi terhadap sesama warga negara Indonesia. Bila dalam

5
kehidupan kita sebagai mahasiswa TLM adalah sebagai contoh organisasi ikatan
mahasiswa Teknologi Laboratorium medik atau sering disebut imatelki ,mereka
membentuk suatu organisasi atau perkumpulan mahasiswa TLM Selain imatelki
ada lingkup yang lebih luas lagi yaitu patelki persatuan ahli teknologi
laboratorium medik indonesia. Perbedaan patelki dan imatelki yaitu patelki
diperuntukkan bagi analis kesehatan yang sudah lulus dan sudah bekerja
sedangkan imatelki untuk mahasiswa TLM tujuannya sama untuk menjalin rasa
kebersamaan dan untuk mempersatukan diri dalam peran secara aktif terarah dan
terpadu Hal tersebut merupakan salah satu bukti implementasi sila ke 3 yang
berbunyi Persatuan Indonesia.

Sila Persatuan Indonesia merujuk pada persatuan yang utuh dan tidak terpecah
belah atau bersatunya bermacam-macam perbedaan suku, agama, dan lain-lain
yang berada di wilayah Indonesia. Persatuan ini terjadi karena didorong keinginan
untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang
merdeka dan berdaulat, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta mewujudkan perdamaian abadi. Butir-butir implementasi
sila ketiga adalah sebagai berikut:

A. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dan


negara atas kepentingan pribadi atau golongan. Butir ini menghendaki warga
negara Indonesia menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan. Oleh sebab itu, perang antar suku, dan agama tidak
perlu lagi terjadi, kita harus saling menghormati dan bersatu demi Indonesia.
Pemain politik dan ekonomi tidak boleh mengorbankan kepentingan negara
demi kelompoknya seperti penjualan aset negara dan masyarakat dirugikan.
Oleh sebab itu, setiap warga negara harus melakukan pengawasan yang
bersifat aktif terhadap penyelamatan kepentingan negara.

6
B. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Butir ini menghendaki
setiap warga negara rela memberikan sesuatu sebagai wujud kesetiaan kepada
negara. Pengorbanan kepada negara ini dapat dilakukan dengan menjadi
militer sukarela, menjaga keamanan lingkungan, menegakkan disiplin, dan
sebagian besar warga negara dilakukan dengan bekerja keras dan taat
membayar pajak sebagai kewajiban warga negara.

C. Cinta tanah air dan bangsa. Butir ini menghendaki setiap warga negara
mencintai atau adanya keinginan setiap warga negara memiliki rasa ke-
Indonesiaan. Kecintaan akan Indonesia dapat dilakukan dengan
mengagungkan nama Indonesia dalam berbagai kegiatan seperti Olimpiade
olahraga maupun Ilmu Pengetahuan, meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia, dan melestarikan kekayaan alam dan budaya Indonesia.

D. Bangga sebagai bangsa Indonesia bertanah air Indonesia. Butir ini


menghendaki adanya suatu sikap yang terwujud dan tampak dari setiap warga
negara Indonesia untuk menghargai tanah air Indonesia, mewarisi budaya
bangsa, hasil karya, dan hal-hal yang menjadi milik bangsa Indonesia. Sikap
bangga ini ditunjukan dengan berani dan percaya diri menunjukan identitas
sebagai warga negara Indonesia baik lewat budaya, perilaku, dan teknologi
yang berkembang di Indonesia, mencintai produk Indonesia adalah wujud rasa
bangga bertanah air Indonesia.

E. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka


Tunggal Ika. Butir ini menghendaki adanya pergaulan, dan hubungan baik
ekonomi, politik, dan budaya antar suku, pulau dan agama, sehingga terjalin
masyarakat yang rukun, damai, dan makmur. Kemakmuran terjadi karena
pada dasarnya setiap suku, agama, dan pulau mempunyai kekhususan yang
bernilai tinggi, dan hal ini juga bermanfaat bagi yang lain, sehingga tukar-
menukar ini akan meningkatkan nilai kesejahteraan bagi manusia.

7
Dalam bab I lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019 disebutkan bahwa pembangunan kesehatan pada
hakekatnya adalah upaya pembangunan yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Kesehatan merupakan dan harus menjadi salah satu tolak ukur utama dari
pembangunan dan kesejahteraan nasional suatu bangsa. Kesehatan harus menjadi
mid stream pembangunan berkelanjutan, yang terus menerus. Setiap orang
mempunyai hak untuk hidup pada standart yang layak untuk kesehatan dan
kesejahteraan mereka, dan keluarga mereka, termasuk hak untuk mendapatkan
makanan, perumahan dan pelayanan kesehatan.

Ahli Teknologi Laboratorium Medik ( ATLM ) merupakan salah satu sumber


daya manusia yang lahir dari lembaga-lembaga pendidikan kesehatan yang
berkompeten di bidang laboratorium. Lembaga pendidikan kesehatan yang
mencetak tenaga ATLM ada yang di bawah naungan Kementerian Kesehatan
Departemen Kesehatan ataupun yang dikelola oleh lembaga pendidikan swasta di
bawah naungan sebuah yayasan.

Siapapun pencetak ATLM ini yang terpenting adalah kualitas ATLM harus
memenuhi standart kompetensi dan kualifikasi, karena ATLM adalah termasuk
salah satu komponen bangsa yang mempunyai kewenangan untuk melakukan
pelayanan kesehatan di laboratorium instansi pelayanan masing-masing. Peran
ini merupakan peran penting seorang ATLM dalam pembangunan nasional yaitu

8
untuk ikut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang merupakan
sasaran pembangunan kesehatan.

Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan


yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, dan
pengobatan penyakit, serta pemulihan kesehatan. Seorang ATLM mempunyai
tugas pokok dan fungsi melakukan pelayanan kesehatan dibidang laboratorium
dengan melakukan pemeriksaan terhadap sample berupa cairan tubuh dan
jaringan berasal dari manusia dan menginterprestasikan hasil pemeriksaan
tersebut. Hasil pemeriksaan ini adalah sebagai karya dari ATLM yang
merupakan bagian dari sumbangsih (peran) ATLM dalam memperjuangkan
pembangunan bangsa.

Dalam mengimplementasikan program secara elektif, Institusi Pendidikan


Teknologi Laboratorium Medik perlu mengembangkan muatan lokal yang
menjadi unggulan masing-masing institusi sehingga memberikan kesempatan
mobilitas mahasiswa secara regional, nasional, maupun global. Agar standar
kompetensi dapat diimplementasikan secara konsisten oleh Institusi Pendidikan
Teknologi Laboratorium Medik, maka berbagai sumber daya seperti dosen,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta pendanaan yang menunjang
seluruh aktivitas perlu disiapkan secara efektif dan efisien.

Nilai sila ketiga Pancasila Berdasarkan TAP MPR Nomor I/MPR/2003,


berikut adalah butir-butir sila ketiga Pancasila:
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
serta golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara serta bangsa apabila
diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

9
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan,
perdamaian abadi serta keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Implementasi Sila ke-3 Sebagai Laboran


1. Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menjunjung tinggi serta
memelihara martabat, kehormatan profesi, menjaga integritas, kejujuran serta
dapat dipercaya, produktif, efektif, efisien, peduli terhadap tugas dan
lingkungan.
2. Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik berkewajiban menjunjung tinggi
norma-norma dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan dalam penyelenggaraan
praktik profesinya.
3. Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik senantiasa harus melakukan
pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional, standar
keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
4. Setiap ATLM yang akan menjalankan pekerjaannya wajib memiliki Surat
Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP)

Kewajiban ATLM Terhadap Masyarakat


1. Setiap ATLM dalam menjalankan praktik profesinya harus mengutamakan
kepentingan masyarakat dan memperhatikan aspek pelayanan kesehatan serta
nilai budaya, adat istiadat yang berkembang di masyarakat.
2. Setiap ATLM harus memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan
kemampuan profesionalnya baik secara teori maupun praktek kepada
masyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
3. Setiap ATLM dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus
mengikuti peraturan perundang- undangan yang berlaku serta norma-norma
yang berkembang pada masyarakat.

10
4. Setiap ATLM harus dapat mengetahui penyimpangan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar prosedur operasional dan norma yang berlaku pada saat
itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi kepentingan masyarakat.

B. Tantangan dalam Pancasila Sila Ke-3

Pada abad ke 21 tantangan berat yang harus dihadapi ke dalam adalah


masalah mentalitas bangsa. untuk mengatasi keterpurukan bangsa dan
membangun bangsa yang seutuhnya, kita perlu meningkatkan ketahanan budaya
dan ketahanan pangan bangsa dan mengintegrasikannya melalui tindakan-
tindakan komunikatif ke semua instituasi. Pada sila ketiga (Persatuan Indonesia)
banyak sekali daerah-daerah yang ingin melepaskan diri dari NKRI, juga perang
antar suku, antar daerah, antar desa yang hanya karena masalah sepele.

Tantangan dan implikasi aktualisasi nilai sila ketiga Pancasila pada diri anak
bangsa, antara lain dapat dicermati atas hasil interaksi nilai Persatuan Indonesia
versus nilai hegemoni komunitas, dan pesimisme: Sila Ketiga ini mengandung
nilai kebersamaan dengan keragaman dan terikat dalam kesatuan integral sebagai
suatu bangsa yang merdeka bernama Indonesia. Dalam hal itu dipahami
keanekaragaman keindonesiaan meliputi manusia, keluarga, kelompok, golongan.
Sementara itu hegemoni sektarian/ komunitas adalah paham yang didasarkan pada
pemikiran kelompok tertentu dengan label sebagai komunitas mayoritas memiliki
keeksklusifan.

Tantangan aktualisasi nilai sila ketiga terlihat dari orientasi persatuan sebagian
anggota masyarakat dari perspektif kepentingan kelompok. Selain itu, aktualisasi
orientasi etnisitas juga menjadi bagian bentuk perilaku yang perlu mendapatkan
perhatian. Bukti dari corak berpikir seperti itu misalnya dari kegiatan yang
dilakukan sebagian dari masyarakat yang lebih mementingkan kelompoknya

11
daripada keindonesiaan secara umum. Kemudian ada pandangan bahwa
masyarakat dari negara lain malah dirasa lebih memiliki kedekatan emosional
daripada masyarakat yang ada di negara sendiri. Hal ini menjadi perwujudan dari
corak globalisasi dengan Jual Civics Media Kajuan Kewarganegaraan.
Ciri internasionalisasi, batas-batas negara lebih ke pengertian politis sementara
paham masyarakat melampau batas-batas negara.

Tantangan lainnya dari Sila Ketiga bahkan dalam orientasi yang lebih ekstrem
lagi, yaitu menganalogikan negara sebagai agama dalam perspektif baru. Individu
atau kelompok yang memiliki konsep berpikir analogi seperti itu, sudah terdoktrin
hanya bisa menerima aturan-aturan atau ketentuan yang ada kesesuaiannya
dengan ajaran agama. Jika sudah begitu, ketika kelompok ini dihadapkan dengan
otoritas negara yang mengatur tata hidup masyarakat, maka negara diidentikkan
sebagai agama. Padahal pada saat sama yang bersangkutan telah memiliki agama,
sehingga hadirnya negara yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama menjadi
kurang diterima otoritasnya. Tidak terkecuali keberadaan symbol-simbol negara
pun dinilai tidak perlu dan cenderung untuk diabaikan. Gambaran ini antara lain
direpresentasikan oleh adanya sebagian masyarakat yang tidak mau mengikuti
upacara dan penghormatan bendera. Orientasi seperti ini terasa sulit dipahami
secara rasional, tetapi atas nama keyakinan bagi mereka hal seperti itu bukanlah
sesuatu yang dirasa aneh, bahkan bagi mereka perlu untuk ditegakkan.

Di era pandemi saat ini, tantangan Pancasila yang muncul yaitu banyak nya
berita-berita hoax mengenai pandemi dan juga berita hoax pemerintah di masa
pandemi yang bisa mengakibatkan runtuhnya rasa percaya rakyat terhadap
pemerintah dan negara. Ancaman tersebut dapat membuat rasa persatuan bangsa
luntur.

12
Sikap etnosentrisme yang masih kentara dikalangan masyarakat. Disekitar
lingkungan rumah saya masih ada seseorang yang mempunyai sikap
etnosentrisme atau menganggap sesuatu yang dimilikinya lebih unggul dari
daripada yang dimiliki orang lain. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan yang
dimilikinya dengan dengan orang disekitarnya. Mereka menganggap sesuatu
yang dilakukannya selalu benar dan menganggap yang dilakukan oleh orang lain
sebagai sesuatu yang rendah. Hal tersebut tidak sesuai dengan nilai Pancasila sila
ke 3. Menurut saya, hal tersebut tidak sepatutnya dilakukan karena kita adalah
negara yang berkebhinekaan, yang terdiri atas banyak suku, agama, ras, dan
sebagainya. Kita harus bisa bertoleransi yang menghormati suatu perbedaan yang
ada. Jangan menganggap suatu perbedaan sebagai pemicu suatu perpecahan,
tetapi anggaplah perbedaan sebagai suatu yang “warna-warni” yang bisa
menambah suatu keindahan.

Perkembangan teknologi ternyata masih menjadi hambatan untuk


mendekatkan dan menyatukan anak bangsa. Akibat dari tidak seimbangnya
antara perilaku milenial dengan penerapan Pancasila adalah ciri khas bangsa kita,
seperti gotong royong yang mulai memudar seiring berjalannya waktu. Hal ini
menjadikan generasi milenial menjadi manusia yang individualis, serta
kurangnya rasa Nasionalisme dan Patriotisme.

Tantangan kompetensi Ahli Teknologi Laboratorium Medik masih


memerlukan penguatan dalam aspek perilaku profesional, mawas diri, dan
pengembangan diri serta komunikasi efektif sebagai dasar dari rumah bangun
kompetensi Ahli Teknologi Laboratorium Medik di Indonesia. Hal tersebut
sesuai dengan kompetensi internasional yang memformulasikan bahwa
karakteristik Ahli Teknologi Laboratorium Medik yang ideal, yaitu profesional,
kompeten, beretika, serta memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan.

13
C. Upaya Dalam Menyelesaikan Tantangan Sila Ke-3

Upaya dalam mengahadapi tantangan Pancasila yaitu :

1. Cinta tanah air


Sebagaimana generasi-generasi terdahulu berperan dalam menghadapi
tantangan amannya atas dasar rasa cinta tanah air yang mendalam, yang
memberikan motivasi kuat untuk berjuang, maka rasa cinta Tanah Air yang
mendalam ini juga menjadi motivasi bagi generasi muda sekarang dalam
berjuang menghadapi tantangan zaman yang rumit ini.

2. Sikap keterbukaan, kebersamaan


Sikap keterbukaan adalah (a state of mind), yang berkembang secara bertahap.
tidak datang dengan tiba-tiba. Sikap keterbukaan adalah sikap membuka diri.
pada orang lain dalam interaksi personal. Sikap membuka diri ini berarti
adanya kesediaan untuk mendengarkan orang atau pengapat lain.

3. Kewajiban pemimin untuk mendengarkan pendapat orang lain perlu


dibudayakan dimasyarakat kita. Hal ini berkenaan dengan pengakuan adanya
hak berbicara bagi masyarakat yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar
1945, sehingga aspirasi masyarakat benar-benar dapat dipahami oleh
pemimpin.

4. Dalam mencari berita, sebaiknya memilah terlebih dahulu berita tersebut.


Apabila berita itu hoax, sebaiknya tidak menyebarkannya karena dapat
membuat rasa kepercayaan masyarakat luntur dan rasa persatuan dalam
menghadapi masalah terkikis

14
5. Kita akan dapat mengatasi Pandemi COVID-19 apabila kita dapat
mengejawantahkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dalam
keadaan saat ini, suatu bangsa dituntut untuk menunjukkan nilai-nilai terbaik
dari ideologi kebangsaan untuk dapat mengatasi tantangan pandemi COVID-
19. Keadaan ini mengandung semua nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung
dalam Pancasila, yaitu efektivitas pemerintahan yang berpadu dengan
kepercayaan dan kepatuhan rakyat terhadap semua ketentuan yang diterbitkan
pemerintah, serta kesadaran pada masyarakat untuk menghubungkan
kepentingan perorangan dengan kepentingan masyarakat, yakni dengan
menjauhi sikap egosentris yang hanya memikirkan diri sendiri. Hal tersebut
dapat diimplementasikan dengan keputusan tetap berada di rumah, tidak
bepergian, dan menghindari kerumunan.

6. Nilai-nilai lainnya yang merupakan cerminan dalam kearifan lokal yang


terkandung dalam Pancasila adalah gotong royong atau kebersamaan. Pada
gilirannya nanti, perwujudan dari nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan
lokal bukan saja menunjukkan keberhasilan melaksanakan gotong royong,
tetapi juga dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan mewujudkan
ketahanan nasional. Ketahanan nasional adalah upaya untuk mendayagunakan
seluruh potensi dan aset bangsa guna mengatasi ancaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan. “Apabila ketahanan nasional diwujudkan melalui
sumbangan masing-masing perseorangan, kita dapat segera memulihkan
kondisi dari ancaman pandemi COVID-19,
Proses menanggulangi pandemi COVID-19 yang tidak mudah, membuat
pemerintah memberlakukan kebijakan-kebijakan seperti Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB), isolasi lokal, larangan bepergian, serta pemberian
bantuan pada masyarakat yang mengandalkan penghasilan harian. Namun,
semua upaya pemerintah berarti banyak jika tidak mendapat dukungan dari
semua pihak. Menurut Agus, pada akhirnya berhasil atau tidaknya mengatasi
pandemi COVID-19 akan sangat tergantung dari usaha perseorangan

15
membangun daya tahan tubuh yang pada hakikatnya merupakan ketahanan
perseorangan sebagai titik awal membangun ketahanan nasional.

7. Dalam mengimplementasikan program secara elektif, Institusi Pendidikan


Teknologi Laboratorium Medik perlu mengembangkan muatan lokal yang
menjadi unggulan masing-masing institusi sehingga memberikan kesempatan
mobilitas mahasiswa secara regional, nasional, maupun global. Agar standar
kompetensi dapat diimplementasikan secara konsisten oleh Institusi
Pendidikan Teknologi Laboratorium Medik, maka berbagai sumber daya
seperti dosen, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta pendanaan
yang menunjang seluruh aktivitas perlu disiapkan secara efektif dan efisien.

8. Kesesuaian kompetensi yang dihasilkan oleh institusi pendidikan dengan


pelayanan laboratorium medik merupakan harmonisasi aspek pendidikan,
pelayanan, dan profesi. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan pelayanan
laboratorium medik secara profesional, Ahli Teknologi Laboratorium Medik
memerlukan standar kemampuan yang disusun dalam Standar Kompetensi
Ahli Teknologi Laboratorium Medik. Standar kompetensi Ahli Teknologi
Laboratorium Medik merupakan batas kemampuan minimal Ahli Teknologi
Laboratorium Medik berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap
profesional yang harus dikuasai dan dimiliki untuk dapat melakukan kegiatan
profesionalnya pada masyarakat secara mandiri. Standar kompetensi disusun
oleh Organisasi Profesi dengan mengacu kepada Standar Internasional bidang
laboratorium medik yaitu International Federation of Biomedical Laboratory
Science (IFBLS) dan kebutuhan pelayanan laboratorium medik di Indonesia.
9. Menumbuhkan rasa mencintai tanah air dan berusaha menjaga nama baik
Indonesia. Contohnya adalah menggunakan produk buatan
Indonesia.Berteman dan membantu orang tanpa membedakan suku, agama
dan ras. Tidak menimbulkan keributan atau perselisihan antar masyarakat.
Contohnya tidak mengejek atau menjelek-jelekkan teman yang memiliki suku,

16
agama dan ras yang berbeda. Bekerja sama untuk kepentingan bersama.
Misalnya gotong royong membersihkan kelas atau lingkungan sekitar rumah.
Menjaga toleransi antarteman dan masyarakat. Mengutamakan kepentingan
kelompok di atas kepentingan pribadi. Misalnya menolong teman yang
kesusahan. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain. Saling
menghormati, menyayangi dan menghargai, baik dalam lingkup keluarga
maupun pertemanan.

17
BAB III
KESIMPULAN

Pancasila adalah ideologi negara Indonesia. Hendaknya masyarakat Indonesia


mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sebagai ideologi negara,
Pancasila dijadikan pedoman hidup masyarakat Indonesia, termasuk dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satu nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai persatuan.
Bunyi dari sila ketiga Pancasila, yaitu: “Persatuan Indonesia”.

Pancasila adalah sebuah pandangan hidup yang mendasar serta ideal yang
menjadi pedoman bagi masyarakat Indonesia dalam menjalankan aktivitas
kehidupannya. Dalam mewujudkan nilai luhur tersebut harus ada implementasi.
Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang
menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk
menimbulkan dampak atau akibat itu dapat berupa undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Peradilan dan Kebijakan yang dibuat oleh Lembaga-Lembaga
Pemerintah dalam kehidupan kenegaraan. Implementasi adalah tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh individu atau pejabat-pejabat, kelompok-kelompok pemerintah
atau swasta yang diarahkan pada terciptanya tujuan-tujuan yang telah digariskan
dalam keputusan kebijakan. Implementasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
pada hakikatnya merupakan suatu realisasi praksis untuk mencapai tujuan dan cita-
cita nasional bangsa Indonesia.

Nilai luhur pada Sila Persatuan Indonesia ini adalah merupakan nilai inti dalam
bernegara dan berbangsa yakni adanya satu arah dan satu tekat untuk menjaga
kedaulatan bangsa dan negara. Semua warga negara harus memiliki satu tujuan yakni
menjaga persatuan dan negara yang kokoh berdaulat aman dan menumbuhkan spirit
cinta tanah air. Warga negara harus siap membela negara dari berbagai ancaman
persatuan Indonesia baik ancaman dari dalam negeri sendiri maupun dari luar negeri
Indonesia. Terlebih kita sebagai mahasiswa, generasi muda penerus bangsa harus

18
berfikir kritis dan mengamalkan nilai Pancasila agar terbiasa dan tumbuh rasa
persatuan didalam diri.

Menjadi seorang ATLM juga ikut ambil dalam peranan, dan menerapkan nilai
Pancasila didalam profesinya. Ahli Teknologi Laboratorium Medik ( ATLM )
merupakan salah satu sumber daya manusia yang lahir dari lembaga-lembaga
pendidikan kesehatan yang berkompeten di bidang laboratorium. Lembaga pendidikan
kesehatan yang mencetak tenaga ATLM ada yang di bawah naungan Kementerian
Kesehatan Departemen Kesehatan ataupun yang dikelola oleh lembaga pendidikan
swasta di bawah naungan sebuah yayasan.

Dalam mengimplementasikan program secara elektif, Institusi Pendidikan


Teknologi Laboratorium Medik perlu mengembangkan muatan lokal yang menjadi
unggulan masing-masing institusi sehingga memberikan kesempatan mobilitas
mahasiswa secara regional, nasional, maupun global. Agar standar kompetensi dapat
diimplementasikan secara konsisten oleh Institusi Pendidikan Teknologi Laboratorium
Medik, maka berbagai sumber daya seperti dosen, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, serta pendanaan yang menunjang seluruh aktivitas perlu disiapkan secara
efektif dan efisien.

Didalam pengimplementasian, terdapat tantangan-tantangan yang harus dihadapi,


bahkan dapat mengancam keutuhan negeri. Tantangan-tangtangan itu tersu
bermunculan seiring dengan perkembangan zaman. Tantangan tersebut berusaha untuk
memecahkan negara. Adanya tantangan pasti ada suatu upaya untuk mengembalikan
dan mengutuhkannya. Upaya-upaya tersebut harus dilakukan oleh seluruh warga
negara. Maka dari itu, mari kita emiliki rasa cinta tanah air harus ada didalam diri kita,
masyarakat Indonesia agar kita semua menanamkan jiwa persatuan didalam diri.

19
Kita sebagai mahasiswa sebagai calon ATLM kita harus menanamkan sikap dan
nilai Pancasila dalam diri kita dan menerapkannya didalam kehidupan sehar-hari.
Dengan menerapkannya dalam kehidupan hidup kita menjadi tertata. Oleh karena itu
mulai saat ini rubahlah sikap negatif dan mulailah menjadi diri yang lebih baik dengan
menerapkan nilai Pancasila dalam kehidupan dan terus menjaga keutuhan Negara
Republik Indonesia dengan semangat persatuan dan kesatuan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Sugianto, dkk. 2019.Implementasi pancasila tantangan dan sulusinya.


Jurnal gema pendidikan. Vol 26. No 2
Danahuri, dkk.2016.impelementasi nilai-nilai pancasila sebagai upaya
pembangunan karakter bangsa. Jurnal untirta civic education. Vol
1. No 2
Tatar Bongar Silitonga. 2020. Tantangan globalisasi, peran Negara, dan
implikasinya terhadap aktualisasi nilai-nilai ideologi Negara.
Jurnal media kajian kewarga negaraan. Vol 17. No1

21
https://medlab.id/kode-etik-atlm/

http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/848-penerapan-nilai-
nilai-pancasila-dalam-menanggulangi-covid-19

http://kependudukan.ukm.unej.ac.id/tantangan-penerapan-pancasila-pada-
generasi-milenial/

https://www.kompasiana.com/alviyatun8192/5f9ec9d6d541df7ba925d074/coretan
-atlm-4-peran-atlm-dalam-pembangunan-nasional

https://www.scribd.com/document/347573912/Makalah-Implementasi-Sila-Ketiga

http://eprints.ums.ac.id/44133/3/BAB%20I.pdf

https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/07/28/pancasila-sila-ke-3-makna-
butir-butir-pengamalan-dan-contoh-penerapan-sila-persatuan-indonesia

https://id.scribd.com/presentation/418973889/Kode-Etik-Atlm

https://tirto.id/pancasila-sila-ke-3-contoh-pengamalan-dalam-kehidupan-sehari-
hari-gab5

22

Anda mungkin juga menyukai