Anda di halaman 1dari 20

HAM INTERNASIONAL

Dosen Pengampu : Drs.Untung Joko Basuki, M.Pd.I

Ditulis oleh:
NAMA : RIZKY RESMAYADI
NIM : 161031026
JURUSAN : TEKNIK MESIN/S-1

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alami, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta
Alam. Atas segala karunia nikmat-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “HAM Internasional” disusun
dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan yang
diampu oleh bapak Drs.Untung Joko Basuki, M.Pd.I

Makalah ini berisi tentang hak asasi manusia . Dalam penyusunannya


melibatkan berbagai pihak. Oleh sebab itu saya mengucapkan banyak terima kasih
atas segala kontribusinya dalam membantu penyusunan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

Besar harapan saya makalah ini dapat menjadi sarana membantu masyarakat
untuk mengetahui hak asasi manusia yang mana pada saat ini lagi banyak masalah
yang berkaitan dengan HAM.

Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil
manfaat dari karya ini.

Yogyakarta,07 Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia)

B. Pengertian Internasional

BAB III PEMBAHASAN

A. Sejarah Pembentukan Hak Asasi Manusia Internasional

B. Perkembangan Hak Asasi Manusia

C. Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia

D. Instrumen Hukum Hak Asasi Manusia Internasional

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak asasi manusia (HAM) diartikan sebagai hak yang melekat pada martabat
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan hak tersebut di bawah manusia sejak
lahir ke muka bumi sehingga hak tersebut bersifat fitri (kodrati), bukan merupakan
pemberian manusia atau Negara. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui hak asasi
dimiliki manusia secara kodrati yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa sebagi hak
dasar, pokok dan asasi yang melekat bersamaan dengan kelahiran manusia di dunia.
Hak asasi manusia merupakan sesuatu yang sampai sekarang masih menjadi
sebuah persoalan di dunia internasional. Bagaimana tidak ? banyak manusia yang
melanggar hak-hak asasi dan masih banyak persoalan-persoalan yang masih
berhubungan dengan HAM yang terjadi di berbagai negara didunia. Dari hal
tersebut dapat dikatakan hak asasi manusia masih di perjuangkan di era ini.
Sebenarnya sudah ada lembaga yang mengatur tentang HAM secara internasional
namun, dalam penerapannya belum berjalan dengan baik.
Secara internasional Hak Asasi Manusis (HAM), termasuk kedalam sistem
hukum internasional (dibentuk oleh masyarakat internasional yang terdiri dari
Negara-negara). Negara mempunyai peran penting dalam membentuk sistem
hukum tersebut melalui kebiasaan, perjanjian internasional atau bentuk lainnya
seperti deklarasi. Kemudian Negara menyatakan pertujuannya dan terikat pada
hukum internasional tersebut. Dalam HAM, yang dilindungi dapat berupa indvidu,
kelompok atau harta benda. Negara atau pejabat negara sebagai bagian dari Negara
mempunyai kewajiban dalam lingkup internasional untuk melindungi warga negara
berserta harta bendanya. Namun pada kenyataannya masih banyak terjadi
penyelewengan terhadap HAM. Untuk itu melalui makalah ini penulis akan
membahas lebih terperinci tentang Hak Asasi Manusia Internasional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Mengapa dan kapan terbentuknya HAM internasional ?
2. Apa saja jenis dan macam Hak Asasi Manusia dunia ?
3. Apa saja yang termaksud dalam instrument hukum HAM internasional?

C. Tujuan
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, makalah ini bertujuan untuk
menginformasikan atau menjelaskan kepada pembaca, yakni :
1. Terbentuknya HAM internasional .
2. Jenis dan macam Hak Asasi Manusia dunia.
3. Instrument hukum HAM internasional .
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian HAM (Hak Asasi manusia)


HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat
siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak
azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan
lain sebagainya.
Menurut beberapa sumber dan ahli, HAM diartikan sebagai berikut:
1. Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Pasal 1 disebutkan bahwa :

“Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
2. Menurut Wikipedia
Hak asasi manusia adalah prinsip-prinsip moral atau norma-norma yang
menggambarkan standar tertentu dari perilaku manusia dan dilindungi secara
teratur sebagai hak-hak hukum dalam hukum kota dan internasional.
3. Menurut Leah Kevin
Konsepsi tentang hak-hak asasi manusia mempunyai dua makna dasar. Yang
pertama adalah bahwa hak-hak hakiki dan tak terpisahkan menjadi hak
seseorang hanya karena ia merupakan manusia. Hak-hak itu merupakan hak-
hak moral yang berasal dari keberadaannya sebagai manusia dari setiap umat
manusia. Makna kedua dari hak-hak asasi manusia ialah hak-hak hukum, baik
secara internasional atau nasional.
4. Menurut C. de Rover
HAM adalah hak hukum yang sama kepada setiap manusia baik kaya atau
miskin, laki-laki maupun wanita. Walaupun hak-hak yang telah mereka langgar
akan tetapi ham mereka tetap tidak dapat dihilangkan. Hak asasi adalah hukum,
yang mesti terlindungi dari aturan nasional agar semuanya terpenuhi sehingga
ham dapat ditegakkan, dijunjung tinggi serta dilindungi.
5. Menurut Miriam Budiarjo
HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang yang dibawa sejak lahir ke dunia,
hak itu sifatnya universal sebab dipunyai tanpa adanya perbedaan kelamin, ras,
budaya, suku, agama maupun sebagainya.
6. Menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto
HAM adalah suatu hak yang sifatnya asasi atau mendasar. Hak-hak yang
dimiliki setiap manusia berdasarkan kodratnya yang pada dasarnya tidak akan
bisa dipisahkan sehingga bersifat suci.
B. Pengertian Internasional
1. Menurut KBBI
Internasional artinya menyangkut bangsa atau negeri seluruh dunia
2. Menurut Wikipedia
Internasional atau mancanegara adalah sinonim dengan istilah "luar negeri".
Jadi sesuatu yang "berasal" atau "terjadi" di luar wilayah daerah kekuasaan
atau daerah administrasi Indonesia.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pembentukan Hak Asasi Manusia Internasional


Hak asasi manusia diperjuangkan ketika kezaliman atau kekejaman para raja
dan penguasah, mendorong orang-orang yang mencintai kebebasan untuk
memikirkan, memproklamasikan dan membela hak-hak yang mereka miliki, maka
mulailah kebangkitan perjuangan terhadap hak-hak asasi manusia. Selain hal
tersebut ada salah satu alasan yang mendorong masyarakat dunia untuk
memperjuangkan hak asasi manusia yakni, perang dunia ke-II yang menimbulkan
kesengsaraan masyarakat dunia sekaligus ketakutan dan rasa tidak aman dikalangan
umat manusia. Sehingga menimbulkan keinginan untuk merumuskan hak-hak asasi
manusia dalam suatu naskah internasional. Dan usaha tersebut mendapatkan hasil
yakni, pada tanggal 10 Desember 1948 berhasil diterimanya universal Declaration
of Human Right (Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia) oleh
Negara-nagara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Paris.
Pada alinea pertama Mukaddimah pernyataan itu, ditegaskan bahwa:”Bahwa
sesungguhnya hak-hak kodrati yang diperoleh oleh setiap manusia berkat
pemberian Tuhan seri sekalian alam, tidak dapat dipisahkan dari hakekatnya dan
karena itu setiap manusia berhak akan kehidupan yang layak, kebebasan,
keselamatan dan kebahagiaan pribadinya”. Selajutnya, dalam pembukaan piagam
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), dinyatakan bahwa “Kami, para bangsa dari
perserikatan bangsa-bangsa bertekad untuk melindungi angkatan-angkatan yang
akan datang terhadap bencana peperangan, yang dalam hidup kita telah dua kali
membawa penderitaan yang tak terhingga dan untuk menegakkan kembali
kepercayaan kepada hak-hak asasi manusia, pada kehormatan dan harga diri
seorang manusia pada hak-hak yang sama-sama dari laki-laki dan wanita, bangsa-
bangsa besar dan kecil”. Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia
(Universal Declaration of Human Right) merupakan awal yang baik bagi
masyarakat dunia dan berpengaruh besar bagi kehidupan seluruh dunia.
B. Perkembangan Hak Asasi Manusia
Konsepsi tentang HAM yang tumbuh dan berkembang di kalangan sejarawan
Eropa bermula dari Yurisprudensi Romawi yang kemudian meluas pada etika teori
alam (natural law). Tentang hal ini, Robert Audi mengatakan sebagai berikut: the
concept of right arose in Roman Jurisprudence and was axtended to ethics via
natural law theory. Just a positive law makers, confers legal right, so the natural
confers natural right.7 Konsep HAM yang sekarang ini diakui oleh PBB berasal
dari sejarah pergolakan sosial di Eropa. Pertama, adalah keluarnyaPiagam Magna
Charta (Inggris) pada tahun 1215 yang membentuk suatu kekuasaan monarki yang
terbatas. Hukum mulai berlaku tidak hanya untuk rakyat, akan tetapi juga berlaku
untuk para bangsawan dan keluarga kerajaan. Piagam Magna Charta atau disebut
juga Magna Charta Libertatum (The Great Charter of Freedoms) dibuat di masa
pemerintahan Raja John (King John of England) dan berlaku bagi raja-raja Inggris
yang berkuasa berikutnya.
Isi pokok dokumen tersebut adalah hendaknya raja tidak melakukan
pelanggaran terhadap hak milik dan kebebasan pribadi seorangpun dari rakyat.
Selain Magna Charta juga memuat penegasan bahwa “tiada seorangpun boleh
ditangkap atau dipenjarakan atau diusir dari negerinya atau dibinasakan tanpa
secara sah diadili oleh hakim-hakim yang sederajat dengannya” (judicium parjum
suorum).8
Kedua, adalah keluarnya Bill of Right pada tahun 1628 yang berisi penegasan
tentang pembatasan kekuasaan raja dan dihilangkannya hak raja untuk
melaksanakan kekuasaan terhadap siapapun tanpa dasar hukum yang jelas. Ketiga,
adalah deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Deklaration of Independence)
pada 1778. HAM di Amerika Serikat yang sebenarnya tidak terlepas dari beberapa
rumusan sebelumnya seperti Virginia Bill of Right. Dalam deklarasi ini dapat
ditemukan kalimat “kita menganggap kebenaran-kebenaran berikut ini sebagai
eviden berikut saja, bahwa semua manusia diciptakan sama, bahwa mereka
dianugerahi oleh pencipta mereka dengan hak-hak tertentu yang tidak tak
terasingkan”.9 Hal mana kemudian diperkuat dengan dicantumkannya ketentuan
mengenai setiap orang dilahirkan dalam persamaan dan kebebasan dengan hak
untuk hidup dan mengejar kebahagiaan, serta keharusan mengganti pemerintahan
yang tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan dasar tersebut.
Keempat, adalah Deklarasi tentang Hak Manusia dan Warga Negara yang
dikeluarkan di Perancis waktu pecahnya Revolusi Perancis (1789) dan secara
mendalam dipengaruhi oleh pernyataan-pernyataan hak asasi dari Amerika.
Deklarasi inipun masih mencoba mengkaitkan keasasian hak-hak tersebut dengan
Tuhan. Hal ini terlihat ketika Majelis Nasional Perancis membacakan deklarasi ini
didahului dengan kalimat “di hadapan wujud tertinggi dan di bawah perlindungan-
Nya”. Meskipun semangat revolusi Peranscis begitu menggebu untuk mengobarkan
tendensi anti Kristen dan mengedepankan semangat pencerahan (Aufklarung),
namun mereka tetap mendasarkan pemikiran tentang Hak Asasi Manusia pada
kodrat Tuhan. Pemikiran-pemikiran kaum foundationalism masih sangat
mempengaruhi deklarasi tentang Hak Asasi Manusia dan warga negara Perancis
sebagaimana dalam Declaration of Independence/ Deklarasi Kemerdekaan di
Amerika Serikat. Dengan menitik beratkan pada kelima hak asasi pemilikan harta
(property), kebebasan (liberty), persamaan (egalite), keamanan (security), dan
perlawanan terhadap penindasan (resistence al’oppresstion).
Kelima, adalah Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia yang
diproklamirkan dalam sidang umum PBB pada 10 Desember 1948. Hal yang baru
dalam deklarasi ini adalah adanya pergeseran pendasaran HAM dari kodrat Tuhan
kepada pengakuan akan martabat manusia. Diawal deklarasi disebutkan
“Menimbang bahwa pengakuan atas martabat yang melekat dan hak-hak yang 11
sama serta tak terasingkan dari semua anggota masyarakat merupakan dasar untuk
kebebasan, keadilan, dan perdamaian di dunia.
Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia ini memiliki perbedaan
mendasar dari deklarasi sebelumnya. Louis Henkin dan James W. Nickel dalam
making senses of Human Rihgt (1996) menyebutkan bahwa manifesto Hak Asasi
Manusia Mutakhir telah melunakkan individualisme dalam teori-teori klasik
mengenai hak-hak kodrati (sebagai hak yang berasal dari Tuhan), dan lebih
menekankan sifat persamaan (egaliterianisme). Setelah ini, penegakan HAM
menjadi semakin gencar di seluruh dunia. HAM telah mengalami
internasionalisasi.10
Dengan latar belakang seperti tersebut di atas, maka menurut Philipus
M.Hadjon,11 hak asasi manusia konsep Barat yang pada dasarnya adalah
pembatasan terhadap tindak tanduk negara dan organ-organnya dan peletakan
kewajiban negara terhadap warganya sehingga prinsip yang terkandung dalam
konsep hak asasi manusia adalah tuntutan (claim) akan hak terhadap negara dan
kewajiban yang harus dilakukan oleh negara.
C. Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia
Berbicara tentang jenis dan macam berarti berbicara bentuk atau rupa. Dalam
dunia kehidupan manusia, hak asasi manusia dibagi dalam beberapa bidang yakni
sebagai berikut:
1. Hak asasi pribadi (personal right)
a.Hak kebebasan untuk bergerak, berpergian dan berpindah-pindah tempat.
b.Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
c.Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan.
d.Hak kebebasan untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan yang diyakini masing-masing.
2. Hak asasi politik (political right)
a. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
b. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
c. Hak membuat dan mendirikan parpol atau partai politik dan organisasi politik
lainnya.
d.Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.
3. Hak asasi hukum (legal quality right)
a. Hak mendapat perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
b. Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil atau pns.
c. Hak mendapatkan layanan dan perlindungan hokum.
4. Hak asasi ekonomi (property rights)
a. Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
b. Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
c. Hak kebebasan menyelenggarakan sewa menyewa dan hutang piutang.
d. Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
e. Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
5. Hak asasi peradilan (procedural rights)
a. Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
b. Hak persamaan atas perlakuan penggeledaan, penangkapan, penahanan, dan
penyelidikan di mata hukum.
6. Hak asasi sosial budaya (social culture right)
a. Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan.
b. Hak mendapatkan pengajaran
c. Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

Jenis-jenis dan macam-macam hak asasi manusia di atas yang menjadi alasan
HAM menjadi bagian intergral dari kajian dalam disiplin ilmu hukum internasional.
Peran komunitas internasional sangat penting dalam perlindungan HAM, karena
sifat HAM itu sendiri merupakan mekanisme pertahanan dan perlindungan
individu terhadap kekuasaan Negara yang sangat rentan untuk disalahgunakan,
sebagaimana telah dibuktikan sejarah umat manusia sendiri. Oleh karena itu, HAM
wajib dihormati, dihargai oleh semua pihak, baik itu negara, setiap individu dan
pemerintah wajib melindungi hak-hak tersebut.
D. Instrumen Hukum Hak Asasi Manusia Internasional
Instrumen Hukum HAM Internasional merupakan ketentuan atau peraturan
yang dipakai oleh negara-negara di dunia sebagai alat untuk menegakkan hak asasi
manusia. Berikut ini beberapa instrumen hukum HAM Internasional, yaitu sebagai
berikut:
1. Hukum Kebiasaan
Hukum kebiasaan adalah praktik umum yang diterima sebagai hukum. Hukum
kebiasaan ini menjadi salah satu sumber hukum yang digunakan oleh Mahkamah
Internasional dalam menyelesaikan berbagai sengketa internasional. Hukum
kebiasaan internasional mengenai HAM meliputi antara lain, larangan pembantaian
massal, larangan perbudakan dan perdagangan manusia, larangan penyiksaan,
larangan diskriminasi dan larangan terhadap berbagai tindakan pembunuhan
dengan sewenang-wenang.
2. Piagam PBB
Ketentuan mengenai HAM dalam piagam PBB, misalnya terdapat dalam ketentuan-
ketentuan berikut :
a. Pasal 1, yang menyatakan : “Tujuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah
untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional dan menggalakkan
serta meningkatkan penghormatan bagi hak asasi manusia dan kebebasan
fundamental bagi semua orang tanpa pembedaan ras, jenis kelamin, bahasa
maupun agama”.
b. Pasal 55, yang menyatakan :”Perserikatan Bangsa-Bangsa akan menggalakkan”
1) Standar hidup yang lebih tinggi, perkerjaan penuh, kemajuan ekonomi dan
kemajuan serta perkembangan sosial.
2) Pemecahan masalah-masalah ekonomi, sosial dan kesehatan internasional
dan masalah-masalah terkait lainnya, budaya internasional dan kerja sama
pendidikan.
3) Penghormatan universal dan pematuhan hak-hak asasi dan kebebasan dasar
manusia bagi semua tanpa pembedaan ras, jenis kelamin, bahasa dan agama.
c. Pasal 56 yang menyatakan :”Semua anggota berjanji kepada diri mereka sendiri
untuk melakukan tindakan secara bersamaan atau sendiri-sendiri dalam berkerja
sama dengan organisasi untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam pasal
55”.
3. The Internasional Bill Of Human Rights
The Internasional Bill Of Human Rights adalah istilah yang digunakan untuk
menunjuk tiga instrumen utama HAM beserta dengan protokol opsinya. Ketiga
intrumen utama yang dimaksud tersebut meliputi :
a. Pernyataan Sedunia mengenai Hak Asasi Manusia (The Universal Declaration
of Human Rights/UDHR)
Terbentuknya Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia (universal
Declaration of Human Right) pada tanggal 10 Desember 1948 oleh negara-negara
yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Paris. The Universal
Declaration of Human Rights/UDHR merupakan kerangka tujuan HAM yang
dirancang dalam bentuk umum dan merupakan sumber utama pembentukan dua
instrumen HAM, yaitu: Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik serta
Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.
Dalam Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia (universal
Declaration of Human Right), dirancangkan empat tonggak utama sebagai berikut:
1) Hak-hak pribadi.
2) Hak-hak individu atau pribadi dalam hubungannya dengan kelompok sosial
dimana ia ikut serta.
3) Kebebasan sipil dan hak politik.
4) Hak-hak berkenaan dengan hak-hak ekonomi politik.

b. Kovenan Internasional mengenai Hak-hak Sipil dan Politik (The International


Covenant on Civil and Political Rights/ICCPR)
Kovenan Internasional mengenai Hak-hak Sipil dan Politik disahkan PBB pada
tanggal 16 Desember 1966 dan berlaku pada tanggal 23 Maret 1976. Kovenan ini
terdiri dari pembukaan dan pasal-pasal yang mencakup 6 Bab dan 53 Pasal dan
kovenan ini bersifat mengikat bagi Negara-negara yang meratifikasi Covenant
(perjanjian) ini.
Berikut ini adalah hak-hak Sipil dan Politik yang diatur dalam kovenan ini, yaitu
sebagai berikut:
1) Hak atas hidup (pasal 6)
2) Hak untuk bebas dari siksaan atau perlakuan kejam, tak berperi kemanusian
atau merendahkan martabat (pasal 7)
3) Hak untuk bebas dari perbudakan, perdagangan budak dan krja paksa (pasal 8)
4) Kebebasan dan keamanan diri (pasal 9)
5) Hak untuk bebas bergerak, termasuk meninggalkan atau memasuki Negara
(pasal 12)
6) Hak untuk diperlakukan sama didepan pengadilan (pasal 14)
7) Hak untuk di akui sebagai pribadi di depan hukum (pasal 16)
8) Hak untuk tidak di campuri pribadinya, keluargarumah atau surat-suratnya
(pasal 17)
9) Hak atas dasar kebebasan berpikir, berkepercayaan dan beragama (pasal 18)
10) Hak atas kebebasan menyatakan pendapat (pasal 19)
11) Hak untuk berkumpul secara damai (pasal 21)
12) Hak berserikat (pasal 22)
c. Kovenan Internasional mengenai Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (The
International Covenant on Economic, Social and Cultural Right/ICESCR)
Kovenan Internasional mengenai Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya ini,
disahkan pada tanggal 16 Desember 1975 dan berlaku pada 3 Januari 1976.
Kovenan ini terdiri dari 31 pasal yang mengatur Hak-hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya. Kovenan ini sama dengan Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan
Politik yang sifatnya mengikat bagi Negara-negara yang meratifikasi Covenant
(perjanjian) ini.
Berikut ini adalah yang diatur Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya dalam
kovenan ini, yaitu sebagai berikut:
1) Hak atas pekerjaan (pasal 6)
2) Membentuk serikat pekerja (pasal 8)
3) Hak pensiun (pasal 9)
4) Hak tingkat hidup yang layak bagi diri sendiri dan keluarga (pasal 11)
5) Hak mendapatkan pendidikan (pasal 13)
4. Traktat-Traktat pada bidang khusus HAM
Masayarakat Internasional terus memajukan instrument dalam bidang-bidang
khusus yang berkenaan dengan HAM. Ada berbagai traktat khusus. Traktat-traktat
tersebut memiliki kekuatan mengikat bagi Negara-negara yang menjadi
persertanya. Adapun traktat-traktat khusus yang terpenting adalah :
a. Konvensi tentang pencegahan dan penghukuman kejahatan Genosida
b. Konvensi tentang status pengungsi
c. Protokol mengenai status pengungsi
d. Konvensi Internasional mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi Ras
e. Konvensi mengenai penghapusan segala bentuk dikriminasi terhadap
perempuan
f. Konvensi mengenai penyiksaan dan kekejaman lainnya
g. Konvensi mengenai perlakuan dan penghukuman tak manusiawi atau yang
merendahkan martabat
h. Konvensi mengenai hak-hak anak
i. Protokol opsi pada ICCPR yang bertujuan penghapusan hukuman mati

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk organisasi pelengkap untuk


mengefektifkan implementasi HAM, yaitu komisi Hak Asasi Manusia (The
Commission on Human Rights). Komisi ini merupakan badan yang sangat penting
dalam kaitannya dengan upaya pemajuan dan penegakan HAM. Badan tersebut
melakukan studi, misi pencarian fakta, mempersiapkan berbagai rancangan kovensi
dan deklarasi, membahas berbagai pelanggaran HAM dalam siding-sidang umum
atau khusus PBB serta memperbaiki prosedur penanganan HAM. Disamping itu,
untuk memantau pelaksanaan traktat-traktat khusus, telah dibentuk enam komite
untuk mengawasi pelaksanaan traktat-traktat tersebut di masing-masing Negara
peserta traktat. Keenam komite tersebut adalah:

1) ICCPR Human Right Committee, mengawasi pelaksanaan Kovenan


Internasional tentang Hak Sipil dan Politik
2) Committee on Economic, Social, and Cultural Rights, mengawasi pelaksanaan
Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
3) Committeeon the Elimination of Racial Discrimination, mengawasi
pelaksanaan Konvensi Internasional tentang Penghapusan Bentuk Diskriminasi
Ras
4) Committee on the Elimination of Discrimination against Woman, mengawasi
pelaksanaan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Perempuan
5) Committee Against Torture, mengawasi pelaksanaan Konvensi menentang
Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak
Manusiawi dan Merendahkan Martabat Manusia
6) Committee on the Rights of Child, mengawasi pelaksanaan Konvensi Hak Anak
Protokol opsi pertama pada ICCPR. Kini, UDHR merupakan intrumen
HAM terpenting. Semua instrumen internasional HAM merujuk pada UDHR.
Bahkan, banyak konstitusi di berbagai negara merujuk pada UDHR.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan bab pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Hak asasi manusia diperjuangkan ketika kezaliman atau kekejaman para raja dan
penguasah, mendorong orang-orang yang mencintai kebebasan untuk memikirkan,
memproklamasikan dan membela hak-hak yang mereka miliki, maka mulailah
kebangkitan perjuangan terhadap hak-hak asasi manusia. Selain hal tersebut ada
salah satu alasan yang mendorong masyarakat dunia untuk memperjuangkan hak
asasi manusia yakni, perang dunia ke-II yang menimbulkan kesengsaraan
masyarakat dunia sekaligus ketakutan dan rasa tidak aman dikalangan umat
manusia. Sehingga menimbulkan keinginan untuk merumuskan hak-hak asasi
manusia dalam suatu naskah internasional. Dan usaha tersebut mendapatkan hasil
yakni, pada tanggal 10 Desember 1948 berhasil diterimanya universal Declaration
of Human Right (Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia) oleh
Negara-nagara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Paris.
2. Jenis dan macam-macam hak asasi manusia dibagi dalam beberapa bidang yakni:
Hak asasi pribadi (personal right), Hak asasi politik (political right), Hak asasi
hukum (legal quality right), Hak asasi ekonomi (property rights), Hak asasi
peradilan (procedural rights) dan Hak asasi sosial budaya (social culture right).
3. Instrument hukum HAM internasional yaitu, Hukum Kebiasaan, Piagam PBB, The
Internasional Bill Of Human Rights (yaitu The Universal Declaration of Human
Rights/UDHR, Kovenan Internasional mengenai Hak-hak Sipil dan Politik dan
Kovenan Internasional mengenai Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya) dan
Traktat-Traktat pada bidang khusus HAM, yaitu sebagai berikut:
a. Konvensi tentang pencegahan dan penghukuman kejahatan Genosida
b. Konvensi tentang status pengungsi
c. Protokol mengenai status pengungsi
d. Konvensi Internasional mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi Ras
e. Konvensi mengenai penghapusan segala bentuk dikriminasi terhadap
perempuan
f. Konvensi mengenai penyiksaan dan kekejaman lainnya
g. Konvensi mengenai perlakuan dan penghukuman tak manusiawi atau yang
merendahkan martabat
h. Konvensi mengenai hak-hak anak
i. Protokol opsi pada ICCPR yang bertujuan penghapusan hukuman mati

B. Saran
Setiap individu harus mengetahui dan sadar akan hak-hak yang dimiliki serta
memahami, menghargai dan menghormati hak-hak tersebut sehingga tidak terjadi
pelanggaran HAM.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan Kunto Yuliqrso dan Nunung prajarto Hak Asasi Manusia (HAM) di
Indonesia:Menuju Democratic Goaernances.Dalam Jurnal Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu politik ISSN 1410-4946 Vol 8, Nomor 3, Maret 2005
(291, _ 30g).

Mari kita belajar.com/2015/12/21-pengertian-ham-menurut-para ahli.


Sislianubatonis.blogspot.co.id/2017/05/makalah hak asasi manusia internasional.
Supriyanto Abdi, “Mengurai Hubungan Kompleksitas Islam, HAM, dan Barat”
dalam UNISIA (Yogayakarta. UII Press, No. 44/XXV/I/2002), hal. 74-
75.
Tim ICCE UIN Jakarta. Op., Cit., hal. 200 4Masyhur Effendi. Dimensi dan
Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional dan
Internasional, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 1994), hal. 3.

Tim ICCE UIN Jakarta . Op., cit., hal. 201. 6Ibid. Hal. 201. 7Robert Audi dalam
Majda El-Muhtaj, 2005, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi-
konstitusi Indonesia, Kencana: Jakarta, hal. 50.

Anda mungkin juga menyukai