KEWARGANEGARAAN
Hak Asasi Manusia (HAM)
DISUSUN OLEH:
ANDI DIANDRA RISKA AULIA
ARYA ADHI PRASETYA
SELFIRA
KELAS KEWARGANEGARAAN B
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
dengan lancar. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Fatmawati sebagai dosen, orang tua, teman-teman dan semua orang yang
terlibat dalam pemberian dorongan serta motivasi sehingga makalah ini dapat
penulisan makalah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan,
maka penulis dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran yang
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan
instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM
adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam
era reformasi ini.HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era
reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal
pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan
orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang
lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri.
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak
manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat
dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil
kita dapat hidup sebagai manusia.Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata
karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian
negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia
lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari
Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak
dapat diabaikan.
Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang
tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena
itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan
tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk
melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai
landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.
Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu, selain ada hak asasi manusia,
ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan
demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam
menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk memperhatikan,
menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang lain.
Kesadaran akan hak asasi manusia, harga diri, harkat dan martabat
kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan
oleh hak-hak kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan
merupakan hak kodrati yang melekat pada diri manusia. Sejarah mencatat
berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha untuk menegakkan
hak asasi manusia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
a. Pengertian
- HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan
kodratnya (Kaelan: 2002).
- Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching
Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa
menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap
manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
- John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
(Mansyur Effendi, 1994).
- Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap
orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”
a) Magna Charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di
kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain
memuat pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolute
(raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum
yang dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta
pertanggung jawabannya dimuka hukum(Mansyur Effendi,1994).
Novel Baswedan diserang dua orang tak dikenal sepulang dari salat subuh
berjamaah di Masjid Ihsan di dekat rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Kedua orang yang berboncengan dengan sepeda motor itu dengan sengaja
menyiramkan air keras ke wajah penyidik yang banyak mengusut kasus
korupsi besar ini.
Akibatnya, dua mata Novel terancam buta. Mata kiri novel rusak hingga 95
persen. Novel harus menjalani operasi berkali-kali di Singapura.
Sehari sejak Novel diserang, KPK meminta Presiden Joko Widodo membentuk
tim gabungan untuk mengusut perkara ini. Mantan Ketua KPK Busyro
Muqoddas meminta Jokowi langsung membentuk tim gabungan untuk
mengusut penyerang Novel. "Presiden harus turun tangan langsung
membentuk tim gabungan dari unsur Polri, NGO, dan kampus," kata Busyro,
12 April 2017.
Desakan juga datang dari Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Fakultas Hukum
Universitas Andalas yang mendesak Jokowi turun tangan. "Secara
konstitusional, Presiden bertanggung jawab memberikan keamanan kepada
seluruh warga, apalagi aparat penegak hukum," ujar peneliti Pusako, Feri
Amsari dua tahun lalu.
Wadah Pegawai KPK dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak
Kekerasan (Kontras) pun mendesak Jokowi membentuk tim independen
karena informasi tentang penyerangan ini sudah banyak sehingga tergantung
polisi akan membongkar kasus ini atau tidak. "Kalau tidak ada niat ke sana,
maka sebaiknya dibentuk tim independen. Kasus teror ini harus tuntas," kata
Haris Azhar dari Kontras.
3. Komnas HAM Siapkan Tim Pencari Fakta
Sketsa wajah pelaku kedua diumumkan pada November 2017 bersama sketsa
terduga pelaku pertama. Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham
Azis mengatakan dua sketsa itu dibuat berdasarkan pemeriksaan dua saksi
kunci yang sempat melihat para pelaku sebelum serangan air keras ke wajah
Novel. "Ini sudah lebih dari 90 persen sesuai dengan wajah terduga pelaku.
Mereka yang menyerang," ujar Idham.
Dalam surat tugas Kapolri, anggota dalam tim gabungan kasus Novel
Baswedan ini berjumlah 65 orang terdiri dari perwakilan KPK 6 orang,
perwakilan pakar 7 orang, dan sisanya dari kepolisian sebanyak 52 orang.
Beberapa nama tokoh perwakilan dari pakar dalam tim gabungan ini yakni
mantan Wakil Ketua KPK periode Februari-Desember 2005 Indriyanto Seno
Adji, guru besar Fakultas Hukum UI. Ada pula Hermawan Sulistyo dari LIPI.
Pegiat HAM juga turut dilibatkan. Mereka adalah Ketua Setara Institute
Hendardi, mantan Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti, serta bekas
Komisioner Komnas HAM periode 2007-2012 yaitu Ifdhal kasim.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi
satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas
HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam
sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat
dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang
merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan
umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan
oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan
diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam
Undang-Undang pengadilan HAM.
B. Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-
injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu
menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Lasa dkk.LKS Gita SMU PPKn. Hak Asasi Manusia. PT. Pabelan. Surakarta.