Reformasi berpengaruh terhadap penyuluhan pertanian di Indonesia karena akibat dari
adanya peralihan masa orde baru ke reformasi. Sebelumnya masyarakat terbiasa dengan suatu hal yang bersifat seragam. Namun, setelah reformasi, masyarakat menjadi lebih mandiri dengan mengakui berbagai keragaman akibat banyaknya pembangunan pertanian yang ada. Sehingga, reformasi berpengaruh terhadap individu dan lembaga penyuluh, kegiatan penyuluhan, kebijakan pemerintah, dan para petaninya. Salah satunya adalah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Pelaksanaan undang- undang tersebut telah mengubah kebijakan pemerintah tentang pembangunan pertanian termasuk kebijakan dalam penyuluhan pertanian, antara lain pengalihan tanggungjawab penyelenggaraan penyuluhan pertanian dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah (Harijati, 2019). Program-program dan rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam penyuluhan pertanian masa reformasi cukup beragam. Menurut Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (2018), beberapa program yang ada yaitu program penguatan kelembagaan penyuluhan, pemberdayaan kelembagaan (petani, penyuluhan, dan pertanian), peningkatan sinergitas, peningkatan penyelenggara penyuluhan melalui kerjasama kemitraan dan swasta, peningkatan kompetensi dan profesionalisme penyuluh dan petani, penumbuhan dan pengembangan generasi muda sebagai upaya regenerasi petani, penumbuhan dan pengembangan wirausahawan pertanian, dan peningkatan sarana prasarana berbasis teknologi kekinian. Sedangkan dalam pelaksanaannya, rangkaian kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyampaian materi oleh penyuluh. Materi penyuluhan disusun berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku dengan memperhatikan kemanfaatan, kelestarian sumberdaya pertanian, dan pengembangan kawasan. Materi penyuluhan harus mencakup pengembangan SDM, penguatan kelembagaan petani, dan peningkatan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, ekonomi, manajemen, hukum, dan kelestarian lingkungan. Penyuluhan pertanian dilaksanakan oleh para penyuluh yang dapat berupa lembaga atau badan penyuluhan pertanian, baik yang berasal dari provinsi, kabupaten, atau pun kecamatan. Kelembagaan sistem penyuluhan pertanian masa reformasi terdiri atas Badan PPSDMP di Pusat (sebagai lembaga tertinggi), Dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di provinsi, dinas yang menyelenggarakan fungsi penyuluhan pertanian di kabupaten/kota, dan Balai Penyuluhan Pertanian di kecamatan (sebagai lembaga terendah). Kelembagaan ini berf ungsi sebagai penyelenggara penyuluhan dan pengelola satuan administrasi pangkal (satminkal) penyuluhan pertanian. Pelaksanaan penyuluhan pertanian mengacu pada beberapa hal, yakni programa, metode, dan materi penyuluhan. Programa penyuluhan merupakan pedoman sebagai pengendali dalam pencapaian tujuan penyelenggaraan penyuluhan pertanian yang disusun mulai dari tingkat desa sampai nasional. Materi penyuluhan disusun oleh masing-masing tim penyusun (pusat, provinsi, dan kabupaten/kota) yang minimal beranggotakan pejabat struktural di bidang penyuluhan dan penyuluh pertanian dan dapat dikemas dalam bentuk apapun sesuai kreatifitas penyusun materi. Sedangkan untuk metode penyuluhan, dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pelaku utama dan pelaku usaha. Setelah ketiga acuan tersebut sudah terpenuhi, maka penyuluhan pertanian ini baru dapat dilaksanakan. Di era reformasi saat ini, pelaksanaan program penyuluhan pertanian dapat dilakukan dimana saja (bersifat fleksibel) dan tidak mengacu pada satu tempat. Karena yang terpenting adalah informasi dan isi dari program-program dan materi yang disampaikan oleh para penyuluh. Meskipun, pada masa reformasi ini sudah terdapat Posluhdes, yakni tempat yang digunakan sebagai tempat pertemuan para penyuluh, petani sebagai pelaku utama, dan pelaku usaha. Posluhdes ini selain digunakan sebagai tempat pertemuan untuk berdiskusi terkait program penyuluhan pertanian, juga dapat digunakan sebagai tempat pelaksanaan penyuluhan di desa/kelurahan.
DAFTAR PUSTAKA
Harijati, S. 2019. Modul Sejarah dan Pengertian Penyuluhan Pertanian. Dari:
http://repository.ut.ac.id. Diakses pada 17 April 2022. Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian. 2018. Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Badan Pusat Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro