Tidak lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan kepada
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................
KATA PENGANTAR....................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................
BAB I. PENDHULUAN
1. Latar Belakang.......................................................................
2. Tujuan PSG dan kegunaan......................................................
3. Tempat dan Waktu PSG..........................................................
1. Kesimpulan............................................................................
2. Saran......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN....................................................................................
BAB I
PENDHULUAN
A. Latar Belakang
Udang
Selama ini bibit udang (benur) untuk budidaya di tambak
berasal dari tangkapan di alam. Ternyata benur dari alam itu tidak
mencukupi untuk budidaya di areal tambak yang tersedia. Timbul
suatu pemikiran untuk memenuhi kekurangan benur yaitu dengan cara
mengintesfikkan penangkapan benur dari alalam. Setelah di
pertimbangkan lebih jauh, cara tersebut di khawatirkan akan terjadi
lebih tangkap (overfishing) benur sehingga udang dewasa yang
ditangkap oleh nelayan akan berkurang.
Usaha untuk mencukupi kekurangan benur ini yaitu melalui
pembenihan, da cara ini yang harus dilakukan, agar budidaya udang
dpat ditingkatkan produksinya. Benur dari dalam hanya mampu
memasok 20% kebutuhan, sisanya diharapkan dari panti benih udang
(hactchery).
Usaha di bidang pembenihan udang vannamei seharusnya
menjanjikan harapan yang lebih baik sekaligus memberi peluang
pekerjaan yang lebih luas. Hal ini tidak disebabkan oleh teknologi
yang sudah diketahui sepenuhnya, tetapi bagian-bagian dalam satu seri
pembenihan udang skala besar, sekarang uang dapat di usahakan
secara mandiri atau ini dapat dilihat dari adanya usaha khusus
pemeliharaan induk matang telur yang di sewakan, usaha penetesan
telur untuk menghasilkan nouplis dan lain-lain. Salah satu faktor
penentu keberhasilan dalam usaha pembenihan ini yaitu tersedianya
tenaga-tenaga pelaksanaan yang terlatih dan profesional dalam
bidangnya.
Ikan Bandeng
Benih bandeng (nener) merupaka salah satu sarana produksi
yang utama dalam usaha budidaya bandeng di tambak. Perkembangan
Teknologi budidaya bandeng di tambak dirasakan sangat lambat
dibandingkan dengan usaha budidaya udang. Faktor ketersediaan benih
merupakan slah satu kendala dalam meningkatkan teknologi budidaya
bandeng. Selama ini produksi nener alam belum mampu untuk
mencukupi kebutuhan budidaya bandeng yang ters berkembang, oleh
karena itu peranan usaha pembenihan bandeng dalam upaya untul
mengatasi masalah kekurangan nener tersebut menjadi sangat penting.
Tanpa mengabaikan arti penting dalam pelestarian alam,
pengembangan wilayah, penyediaan dukungan, terhadap pembangunan
perikanan khususnya dan pembanguna nasional umumnya, kegiatan
pembenihan bandeng di Hatctery harus diarahkan untuk tidak menjadi
penyaing bagi kegiatan penangkapan nener di alam. Diharapkan
produksi benih nener di hatchery diarahkan untuk mengimbangi selisih
antara permintaan yang terus meningkata dan pasok penangkapan
dialam yang diduga akan menurun.
B. Tujuan PSG dan Kegunaan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini bertujuan :
Untuk mengenal dan mengetahui kegiatan-kegiatan pembenihan untuk
memperoleh berbagai keterampilan dan pengalaman pada pembibitan
udang (Hatchery).
Untuk mengenal dan mengetahui kegiatan-kegiatan pembenihan untuk
memperoleh berbagai keterampilan dan pengalaman pada pembibitan
udang nener (Hatchery).
Koasistensi
Kegiatan ini merupakan keaktifan dari siswa-siswi PSG dalam
mengikuti segala kegiatan yang dilakukan diperusahaan tersebut, mulai
dari persiapan wadah pembenihan sampai dengan pemasaran.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Panen total
Panen total dilakukan sekaligus jika permintaan
komsumen sama dengan jumlah benur yang ada dalam bak
pemasaran yaitu penyaluran benur ketamba. Yang
termasuk dalam kegiatan pemasaran yaitu, pengepakan,
pengangkutan, dan penebaran benur ke tambak. Benur
dapat diangkut dua cara yaitu:
1
pengisian air laut sebanyak dari volume bak.
4
Kemudian dimasukkan bibit (inokulan) chlorella sp
sebanyak 20% bibit dari volume total dan 80% air
laut dengan cara mengalirkanya melalui selang yang
dihubungkan dari bak sebelah. Selanjutnya
dilakukan pemupukan dengan cara melarutkanya
terlebih dahulu dengan air laut, lalu ditebar merata
kedalam media kultur. Pupuk yang digunakan
yaitu : pupuk Urea, TSP dan ZA. Diberikan air laut
1
sebanyak dari volume bak. Setelah ± 4-5 hari alga
4
chlorella sp. sudah dapat dipanen.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapat adalah sebagai berikut:
1. Dari pengertian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
pembenihan tidak semudah yang kita pikir tetapi dalam proses
pembenihan kita tidak boleh asal-asalan dalam mengerjakan hal
tersebut dan kalau kita belum mencoba pembenihan kita tidak akan
tahu, maka dari itu kita harus mencobanya.
2. Selain belajar tentang ilmu perikanan kami juga belajar tentang tata
cara bekerja dilapangan dengan baik dan sebagai teknisi.
3. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap hari berbeda-beda, selain itu
kita bisa melatih diri untuk belajar bertanggung jawab atas apa yang
dilakukan .
B. Saran
Berikut ini adalah beberapa saran untuk perusahaan dan untuk sekolah
untuk tiap jurusan:
Untuk sekolah:
1. Materi pembekalan prakerin sebaiknya ditambah
2. Sebaiknya informasi tempat prakerin disampaikan pada waktu
pembekalan
3. Jangan pernah takut mencoba hal baru
4. Selain siswa yang tentukan tempat, sebaiknya tempat prakerin
ditentukan juga oleh sekolah jika tidak sesuai dengan jurusan, karena
mencari tempat untuk prakerin itu tidak mudah dan memerlukan waktu
yang lama untuk menemukan tempat yang sesuai dengan jurusan.
Untuk perusahaan:
Anonim, 2003. Jurnal penelitian. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau
(BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah
Tato Suharni, 2003. Laporan kerja Praktek mahasiswa disub Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah
A. Benur
DisusunOleh:
NAMA : ANDI TARAWU
NIS : 151015
KELAS : XII. AP
PROGRAM KEAHLIAN : AGRIBISNIS PERIKANAN
SMKN 4WAJO
TAHUN PELAJARAN 2017/2018