tp
s:
//p
er
p us
ta
ka
an.
bs
n.
go
.id
Pedoman Manajemen Biorisiko Laboratorium
Terkait COVID-19
Penanganan dan Pengelolaan Spesimen untuk Pengujian
Molekuler dan Serologis (Non-Propagasi Virus)
Tim Penyusun
.id
Komite Teknis 13-09, Biosafety dan Biosecurity
go
Agus Purnawarman
n.
bs
Arnold Sudharyanto
n.
Aroem Naroeni
a
Diah Iskandriati
ka
Indrawati Sendow
ta
Lilyana Budiharjo
us
Ni Ketut Susilarini
p
Nuryani Zainuddin
//p
Rika R. Sjoekri
s:
Sunarya
tp
Syafril Daulay
Wahyu Purbowasito
ht
Wanny Basuki
Tim Penyusun:
Komite Teknis 13-09, Biosafety dan Biosecurity
Agus Purnawarman
Arnold Sudharyanto
Aroem Naroeni
Diah Iskandriati
.id
Indrawati Sendow
Lilyana Budiharjo
go
Ni Ketut Susilarini
Ni Made Ria Isriyanthi
n.
Nuryani Zainuddin bs
Rika R. Sjoekri
Sunarya
n.
Syafril Daulay
a
Wahyu Purbowasito
ka
Wanny Basuki
ta
us
Editor:
s:
Ririn Setiaasih
tp
Diterbitkan oleh:
Badan Standardisasi Nasional
Gedung I BPPT, Jl. M.H. Thamrin 8, Kebon Sirih,
Jakarta 10340 – Indonesia
T: 021-3917300 (hunting) | F: 021-3927527
E: dokinfo@bsn.go.id
bsn.go.id | perpustakaan.bsn.go.id
Pada akhir Desember tahun 2019, muncul penyakit baru yang mirip dengan SARS
dan MERS, dan disebabkan oleh virus Corona baru, yang kemudian disebut dengan
SARS-CoV2 dan belakangan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) penyakit itu
disebut dengan COVID-19. Dikarenakan gejala penyakit tersebut mirip dengan flu,
maupun demam biasa dan masa inkubasi yang relatif lama, selama 14 hari (diduga),
dan selama masa tersebut penderita/pasien bisa menjadi pembawa (carrier) yang
bisa menularkan kepada orang lain. Belakangan WHO menyatakan COVID-19 ini
sebagai pandemi dikarenakan sudah menyebar di seluruh penjuru dunia. Untuk
memutus mata rantai tesebut banyak upaya telah dilakukan oleh negara-negara di
dunia, mulai dari pembatasan kegiatan sampai dengan lockdown total yang
.id
berakibat dampak ekonomi yang sangat besar.
go
Dikarenakan masa inkubasi lama dan gejala mirip dengan flu biasa maka diagnosa
n.
biasa dirasakan kurang, sehingga memerlukan dukungan teknik biologi molekuler
bs
untuk bisa membantu penegakan diagnosa tersebut. Namun hal ini juga berisiko
terhadap laboratorium yang menangani uji ini, salah penanganan bisa
n.
tersebut.
p us
merupakan pedoman yang diterbitkan sebagai bagian dari kontribusi aktif dari BSN
ht
Pedoman ini disusun oleh Komite Teknis 13-09 Biosafety and Biosecurity dengan
Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai sekretariat Komite Teknis, serta
merupakan hasil pemikiran dan kerjasama dengan para pakar dari Asosiasi
Biorisiko Indonesia (ABI) dan didukung oleh Konsorsium Bioteknologi Indonesia
(KBI). Pedoman ini telah dibahas dan disepakati dalam rapat di Jakarta pada tanggal
23 Maret 2020 yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait,
yaitu perwakilan dari produsen, konsumen, pakar dan pemerintah, serta perwakilan
dari lembaga penguji, asosiasi, perguruan tinggi, pakar serta instansi terkait.
.id
go
n.
bs
a n.
ka
ta
p us
er
//p
s:
tp
ht
.id
6 Desain fasilitas ..........................................................................................................................................8
go
7 Peralatan laboratorium ........................................................................................................................11
n.
8 Penerimaan dan penyimpanan....................................................................................................... 13
bs
9 Pengemasan dan transportasi spesimen.................................................................................... 15
n.
.id
Pengujian diagnostik laboratorium menjadi skala prioritas untuk mengetahui
go
jumlah kasus, menelusuri kejadian penularan, memetakan daerah yang terkena
dampak, mengetahui pergerakan individu yang terinfeksi sehingga diharapkan
n.
dapat memotong rantai penularan dengan cepat.
bs
n.
keamanan bekerja dengan bahan biologis yang tepat. Setiap pengujian untuk deteksi
ta
SARS-CoV-2 atau spesimen klinis dari pasien yang memenuhi definisi kasus suspek
us
COVID-19 harus dilakukan di laboratorium yang dilengkapi dengan dengan staf yang
p
Tujuan dari pedoman ini adalah untuk memberikan panduan tentang keselamatan
tp
spesimen klinis suspek COVID-19. Panduan ini bersifat sementara mengingat masih
banyak sifat dari virus ini yang belum diketahui, dan terbuka untuk dapat
disempurnakan di kemudian hari.
.id
Informasi terkait potensi patogen dan risiko penularan SARS-CoV2 serta penyakit
COVID-19, saat ini masih sangat terbatas. Pedoman ini didasarkan pada
go
pengetahuan terkini terkait virus ini secara khusus dan coronavirus lainnya secara
n.
umum. bs
Laboratorium harus melakukan penilaian risiko terhadap aktivitas dan lokasi
n.
saat menangani spesimen klinis, mungkin masih memiliki potensi agen infeksius.
s:
Penilaian risiko adalah suatu proses untuk mengevaluasi risiko yang disebabkan
oleh agen, prosedur dan personil terhadap kemungkinan dan konsekuensi dari
paparan atau pelepasan bahan bahaya di tempat kerja serta menentukan langkah-
langkah pengendalian risiko yang tepat untuk mengurangi risiko ke tingkat yang
dapat diterima.
Penting untuk dicatat bahwa bahan berbahaya saja tidak bisa menimbulkan risiko
bagi manusia atau hewan jika tidak disertai dengan interaksi antara manusia/hewan
dengan bahan berbahaya tersebut. Oleh karenanya dalam melakukan penilaian
risiko, harus termasuk dalam pertimbangan terkait jenis fasilitas dan peralatan
yang digunakan, prosedur yang akan dilakukan dengan bahan biologis serta
kompetensi personil.
.id
Sangat disarankan untuk memulai dengan melakukan penilaian risiko lokal pada
go
setiap langkah proses, yaitu mulai dari penerimaan spesimen, preparasi spesimen
n.
sampai kepada pengujian molekuler. Masing-masing risiko yang timbul akan
bs
dipertimbangkan dan dinilai konsekuensinya untuk setiap proses seperti, paparan
aerosol selama pemrosesan sampel, percikan mata selama pemrosesan sampel;
n.
tumpahan bahan biakan infeksius ataupun sampel bocor (dalam hal penerimaan
a
ka
dipilih dan diterapkan untuk mengurangi risiko residual ke tingkat yang dapat
us
diterima.
p
er
pada lampiran B.
tp
ht
Pelatihan umum harus meliputi pengantar tentang tata letak laboratorium, kode
praktik, pedoman yang berlaku, panduan keselamatan, penilaian risiko,
persyaratan peraturan, dan prosedur tanggap darurat.
Semua personel harus mengetahui risiko yang ada dalam prosedur pekerjaan;
langkah-langkah keamanan; serta kesiagaan dalam kondisi tanggap darurat.
.id
Penting untuk ditekankan bahwa
langkah pengendalian yang paling
go
penting untuk dilakukan sebagai
n.
persyaratan inti dalam aktivitas ini bs
adalah praktik dan prosedur
mikrobiologis yang baik (Good
n.
Procedures, GMPP).
ta
a. Makanan atau minuman atau perlengkapan pribadi seperti pakaian dan tas
tidak boleh disimpan di dalam labortorium. Aktivitas makan, minum dan
berdandan hanya boleh dilakukan diluar laboratorium.
b. Berbagai benda seperti pensil, permen karet dan lainnya tidak boleh digigit
atau dimakan selama bekerja di laboratorium baik saat bekerja
menggunakan sarung tangan ataupun tidak.
c. Cuci tangan harus dilakukan dengan sempurna setiap kali selesai bekerja
dengan bahan biologis, sebelum keluar laboratorium dan setiap kali
mengetahui ada kontaminan, akan lebih baik lagi dengan menggunakan air
.id
mengalir yang hangat dan sabun.
go
d. Sumber api dan sumber panas tidak boleh didekatkan dengan bahan habis
n.
pakai yang mudah terbakar dan tidak boleh ditinggalkan tanpa pengawasan.
bs
e. Memastikan luka terbuka, bekas tersayat di kulit sudah ditutupi dengan baik
sebelum memasuki laboratorium.
n.
f. Memastikan semua bahan habis pakai, peralatan, alat pelindung diri (APD)
a
ka
g. Memastikan semua bahan disimpan sesuai dengan instruksi dan aman agar
us
k. Ruangan tempat bekerja harus dijaga tetap rapi, bersih dan tidak berantakan
serta tidak dipenuhi oleh bahan-bahan yang tidak perlu.
l. Penggunaan earphone yang dapat mengalihkan konsentrasi tidak
diperbolehkan karena juga dapat menghambat pendengaran saat ada alarm
yang berbunyi.
m. Perhiasan tidak diperbolehkan dipakai karena dapat menyobek sarung
tangan sehingga dapat dengan mudah terkontaminasi atau menjadi
pembawa infeksi. Apabila mengenakan perhiasan atau kacamata harus
didekontaminasi.
n. Penggunaan alat elektronik misalnya telepon genggam, tablet, laptop,
kamera atau peralatan lainnya termasuk yang digunakan dalam sequencing
DNA/RNA harus dicegah apabila tidak digunakan dalam prosedur
laboratorium secara spesifik.
Prosedur teknis adalah bagian khusus dari GMPP yang terkait langsung dengan
pengendalian risiko melalui perilaku yang aman dalam melakukan teknik
laboratorium. Prosedur teknis ini, bila dijalankan dengan benar, memungkinkan
pekerjaan dilakukan dengan cara-cara yang dapat meminimalkan kemungkinan
kontaminasi silang (yaitu kontaminasi sampel lain, atau bahan atau benda yang
sebelumnya steril serta kontaminasi permukaan) dan juga membantu mencegah
paparan personil laboratorium terhadap bahan biologis atau agen patogen. Prosedur
berikut membantu menghindari insiden terkait bahan biologis tertentu yang
mungkin terjadi:
.id
go
a. Inhalasi bahan biologi harus dihindari. Teknik yang baik harus digunakan
n.
untuk meminimalkan pembentukan aerosol dan droplet saat bekerja dengan
spesimen.
bs
b. Kontak dengan kulit dan mata serta ingesti dari bahan biologi harus
n.
dihindari.
a
ka
e. Faceshield atau perlindungan untuk mulut, mata dan wajah harus dikenakan
us
bahan plastik.
//p
h. Semua barang tajam, syringe dan jarum apabila perlu harus diperlakukan
dengan hati-hati untuk mencegah luka atau masuknya bahan biologis.
ht
.id
antara individu dengan bahan biologis yang
sedang ditangani, yang secara efektif
go
diharapkan dapat mengendalikan risiko dengan
n.
mengurangi kemungkinan pajanan oleh bahan bs
biologis tersebut. Pemilihan APD paling umum
yang harus digunakan sebagai persyaratan inti
n.
2. Sarung tangan: sarung tangan hanya dipakai sekali dengan ukuran yang sesuai
untuk masing-masing personil. Sebelum menggunakan sarung tangan, harus
diperiksa apakah terdapat kebocoran atau kerusakan. Sarung tangan harus
digunakan selama melakukan pekerjaan atau tanpa sengaja kontak dengan
darah, cairan tubuh atau bahan biologis lainnya. Setelah selesai bekerja, sarung
.id
tangan harus dibuang dan tidak boleh didesinfeksi untuk digunakan kembali,
go
karena paparan desinfektan dan pemakaian yang lama akan mengurangi
n.
integritas sarung tangan dan menurunkan perlindungan bagi pengguna.
bs
Pemilihan jenis sarung tangan juga melalui pertimbangan kesehatan (misalnya
kondisi alergi karena lateks).
a n.
pelindung wajah (face shield) atau perangkat pelindung lain harus dipakai saat
ta
bekerja dengan spesimen COVID-19 untuk melindungi mata dan wajah dari
us
teratur setiap kali digunakan. Apabila jika terjadi cipratan, harus segera
//p
kemungkinan cedera dari kejatuhan benda dan paparan bahan biologis. Alas
kaki khusus (dedicated shoes) digunakan saat bekerja di laboratorium.
Sebaiknya personil tidak menggunakan alas kaki yang nantinya akan dibawa ke
rumah.
6. Desain fasilitas
Fitur desain fasilitas yang tercantum di bawah ini adalah persyaratan inti untuk
keselamatan kerja pada semua laboratorium yang menangani bahan biologis.
.id
biasa digunakan dalam laboratorium.
c. Tata udara laboratorium, jika ada (termasuk pendingin ruangan, khususnya
go
kipas angin dan ac tipe split – terutama jika pemasangan baru/retrofit), harus
n.
memastikan aliran udara mendukung kerja yang aman. Perlu pertimbangan
bs
atas kecepatan serta arah aliran udara yang dihasilkan, dan turbulensi aliran
udara harus dihindari; ini berlaku juga pada sistem ventilasi alami.
n.
h. Sumber listrik yang memadai dan handal harus tersedia untuk penerangan
darurat agar memastikan orang keluar dengan aman.
i. Situasi darurat harus menjadi pertimbangan dalam perancangan,
sebagaimana disebutkan dalam penilaian risiko lokal, dan harus mencakup
konteks geografis/meteorologis.
Rekomendasi tambahan:
1) BSC biasanya diletakan di ujung ruangan dan jauh dari pintu dan lalu
lalang. Jangan taruh peralatan laboratorium lain di depan BSC; seperti
Contoh:
Sebuah ruangan lab memiliki panjang ruangan 5 m, lebar ruangan 4 m dan
tinggi plafond 3 m. Pertukaran udara yang ingin dicapai adalah 10 kali per
.id
jam. Jadi kapasitas yang harus dipasang adalah:
go
Kapasitas fan = 5 m x 4 m x 3 m x 10 /jam = 600 m3 / jam.
n.
atau sering disebut 600 cmh. bs
Jadi ukuran minimum fan yang harus dipasang adalah 600 cmh.
a n.
d. Gambar 1, 2 dan 3 adalah contoh penempatan BSC dan exhaust yang benar
ka
dan salah:
ta
p us
Exhaust
er
//p
BSC BSC
s:
Ex
tp
hau
st
ht
AC Pintu masuk
AC
Pintu masuk
AC
BSC Pintu masuk BSC
.id
AC
go
n.
bs
Pintu masuk
a n.
Exhaust
BSC Pintu masuk BSC
//p
s:
tp
ht
AC
Exhaust
Pintu masuk
.id
go
n.
bs
a n.
ka
ta
Note :
Agar peralatan dapat digunakan secara efektif untuk mengurangi risiko,
Manajemen Laboratorium perlu memastikan :
Tersedianya ruang gerak yang cukup.
Tersedianya anggaran yang cukup untuk pengoperasian dan pemeliharaan
alat-alat, termasuk alat-alat yang tergabung dalam desain fasilitas, yang mana
spesifikasinya berkaitan dengan faktor keamanan.
Semua personel yang mengoperasikan atau melakukan pemeliharaan alat-alat
laboratorium harus menerima pelatihan yang tepat dan mampu menunjukkan
keahliannya di bidang tersebut.
Untuk memastikan keamanan, BSC perlu divalidasi secara rutin minimal tiap
tahun sekali oleh teknisi yang terlatih dengan alat-alat yang sudah
dikalibrasi.
Validasi ini perlu rutin dilakukan karena seiring dengan waktu, ada
kemungkinan HEPA Filter mengalami kebuntuan karena debu atau partikel
lain, atau berlubang karena pengaruh panas (Bunsen burner yang dipakai di
dalam kabinet) atau motor yang melemah sehingga aliran udara kurang dari
persyaratan.
Apabila BSC dalam keadaan tidak prima, maka tidak dapat memberikan
perlindungan maksimal untuk pengguna, terutama apabila bekerja dengan agen-
bahan biologis yang berbahaya seperti COVID-19.
.id
go
n.
Note : bs
Prosedur operasi standar (SOP) BSC terlampir.
Dalam panduan covid ini kami hanya membahas tentang validasi BSC karena
n.
Velocity Test
s:
Downflow Velocity dan Inflow Velocity harus diukur pada titik-titik yang
sudah ditetapkan yaitu :
- Downflow Velocity : diukur pada setiap 20 cm pada penampang melintang
dan 15 cm pada penambang membujur, dengan ketinggian 10 cm dari di atas
ketinggian jendela kaca.
- Inflow Velocity : pada ketinggian 38 mm dan tiap 10 cm pada penampang
melintang pada jendela kaca BSC.
Harap dicatat bahwa Inflow Velocity tergantung dengan tinggi kaca jendela yang
dibuka sehingga harus diperhitungkan volume inflow dibagi luas permukaan
akses jendela.
4. Lux Meter
Tes dilakukan untuk menguji penerangan di dalam kabinet.
.id
Intensitas penerangan di latar belakang harus < 160 Lux dan intensitas
go
penerangan di dalam kabinet harus lebih besar > 480 Lux dari intensitas latar.
n.
5. Pengecekan alarm visual & audio bs
n.
Penanganan agen biologis yang aman dimulai bahkan sebelum sampel tiba di
laboratorium. Jika tidak dikemas dengan benar, bahan infeksius yang diterima di
laboratorium dapat menimbulkan risiko keselamatan dan keamanan bagi personel
yang menangani. Bab berikut menjelaskan pengendalian yang harus ada saat
menerima, menyimpan, dan menonaktifkan sampel sebagai bagian dari
persyaratan inti untuk keamanan hayati.
.id
desinfektan.
go
8. Setelah spesimen dibuka dan akan dilakukan pengujian, maka segera dilakukan
n.
inaktifasi spesimen dengan lisis buffer yang sesuai.
bs
8.2 Penyimpanan spesimen COVID-19 di laboratorium
a n.
ka
COVID-19.
tp
.id
cairan ketika terjadi kerusakan atau kebocoran selama perjalanan;
b) Kemasa sekunder, yaitu kemasan tahan lama, kedap air, anti bocor untuk
go
melindungi kemasan primer. Beberapa kemasan primer dapat ditempatkan
n.
dalam satu kemasan sekunder; bs
c) Kemasan terluar, yaitu tempat meletakkan kemasan sekunder. Kemasan
terluar melindungi isi yang ada didalamnya dari kerusakan fisik selama
n.
dalam perjalanan.
a
ka
ta
p us
er
//p
s:
tp
ht
.id
Warna: Hitam putih
go
n.
bs
a n.
2. Harus ada komunikasi dan koordinasi yang baik antara pengirim, ekspedisi dan
penerima spesimen untuk menjamin keamanan spesimen sampai spesimen
tersebut diterima di laboratorium dalam kondisi yang baik.
3. Pengirim, ekspedisi spesifik dan penerima spesimen masing-masing memiliki
tanggung jawab spesifik dalam kesuksesan pengiriman spesimen COVID-19.
4. Pengirim harus menyiapkan dokumen pengiriman dan dokumen perijinan jika
ada. Menjamin bahwa pengiriman spesimen COVID-19 dengan menggunakan
transportasi langsung jika memungkinkan. Pengirim mengomunikasikan
perkiraan waktu tiba di laboratorium untuk spesimen COVID-19.
5. Untuk ekspedisi memberikan saran kepada pengirim mengenai dokumen yang
dipersyaratkan, pengemasan yang benar dan mengatur pengiriman langsung
serta mendokumentasikan dokumen pengiriman.
6. Spesimen itu yang dikirim ke laboratorium selama perjalanan mencapai suhu
pada 2-8 °C.
.id
dilaksanakan oleh petugas yang terlatih.
go
4. Kejadian tersebut harus dilaporkan kepada orang yang bertanggung jawab
n.
terhadap pengiriman spesimen COVID-19 tersebut.
bs
5. Kejadian tersebut harus didokumentasikan dan dicatat oleh petugas ekspedisi.
n.
Walaupun masih sedikit informasi yang diketahui tentang virus SARS-CoV-2 ini,
p
er
permukaan umum dan 10.000 ppm (1%) untuk disinfeksi tumpahan cairan
yang mengandung virus (misalnya darah, cairan tubuh).
2. Etanol 62-71%.
3. Hidrogen peroksida 0,5%.
4. Senyawa amonium kuaterner dan senyawa fenolik, digunakan sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
5. Zat biosidal lain seperti 0,05-0,2% benzalkonium klorida atau 0,02%
klorheksidin diglukonat (kurang efektif).
Setiap permukaan atau bahan yang diketahui, atau berpotensi terkontaminasi oleh
bahan biologis selama pekerjaan laboratorium harus didisinfeksi dengan benar
untuk mengendalikan risiko infeksi. Biosafety Cabinet harus didekontaminasi
sebelum dan sesudah bekerja. Perlu diperhatikan juga pemilihan desinfektan yang
tepat, waktu kontak (misalnya 10 menit), pengenceran (konsentrasi bahan aktif),
10.2 Otoklaf
Semua limbah atau bahan yang terkontaminasi harus diidentifikasi dan dipisahkan
sebelum didekontaminasi atau dibuang. Limbah benda tajam harus ditempatkan
pada wadah anti bocor untuk proses dekontaminasi menggunakan otoklaf.
Demikian pula limbah padat harus didekontaminasi dengan otoklaf sebelum
dibuang.
Bila digunakan dengan benar, dekontaminasi dengan otoklaf adalah cara yang
paling efektif dan dapat diandalkan untuk mensterilkan bahan-bahan laboratorium
.id
serta mendekontaminasi limbah padat. Otoklaf menggunakan suhu tinggi (misal
go
121°C, 134°C) diaplikasikan sebagai panas lembab (uap) di bawah tekanan untuk
n.
membunuh mikroorganisme. Diperlukan suhu yang cukup tinggi oleh karena,
bs
walaupun sebagian besar agen biologi infeksius terbunuh oleh pemanasan pada
suhu 100 °C, beberapa di antaranya agen infeksius tahan panas (seperti spora) yang
n.
tidak dapat dibunuh pada suhu ini. Penggunaan otoklaf dengan suhu dan tekanan
a
ka
yang lebih tinggi dan dipertahankan untuk periode waktu yang cukup dapat
berfungsi untuk inaktivasi spora.
ta
us
Berbagai jenis bahan limbah memerlukan siklus operasi yang berbeda untuk
p
mencapai suhu inaktivasi yang tepat. Oleh karena itu, otoklaf laboratorium harus
er
Efektivitasnya untuk siklus tertentu yang akan digunakan harus divalidasi secara
tp
rutin.
ht
Jika dekontaminasi tidak dapat dilakukan di area laboratorium atau di tempat yang
terkontaminasi, limbah yang terkontaminasi harus dikemas dengan cara yang
benar yaitu ditempatkan pada wadah anti bocor untuk dibawa ke tempat yang
memiliki proses dekontaminasi (misalnya menggunakan jasa pihak ke tiga).
Kotak P3K, termasuk pasokan kebutuhan medis, seperti botol untuk mencuci mata
dan sabun antiseptik untuk mencuci luka, plester harus disediakan dan mudah
dijangkau bagi personel. Pasokan ini harus dicek rutin untuk memastikan bahwa
pasokan ini masih dalam masa berlaku dan disediakan dengan jumlah yang cukup.
.id
langkah-langkah pencegahan dikemudian hari serta memperbaiki rencana tanggap
darurat.
go
n.
Spill kit, termasuk disinfektan, harus mudah dijangkau personel. Tergantung dari
bs
ukuran, lokasi, konsentrasi dan volume dari tumpahan, diperlukan protokol yang
berbeda dalam menangani tumpahan. Prosedur tertulis untuk membersihkan dan
n.
didokumentasikan.
s:
tp
LAMPIRAN
p
er
//p
s:
tp
ht
DATA INSTITUSI
Nama Institusi
Nama Laboratorium
Penanggungjawab Laboratorium
.id
Judul Aktivitas Pemeriksaan molekuler realtime PCR
untuk sampel suspek COVID-19 (tidak
go
untuk propagasi virus).
n.
Tanggal
bs
a n.
ka
IDENTIFIKASI BAHAYA
ta
Nama Agen
1
Kelompok Risiko
.id
2
go
Dosis Penularan (optional)
3
n.
Sumber Penularan bs
4
n.
Jalur Penularan
5
a
ka
2. Pengendalian Administrasi
s:
tp
3. Pengendalian Teknik
4. Tanggap Darurat
3a. Kemungkinan/Probabilitas
3b. Konsekuensi
.id
Menyebabkan cedera ringan yang memerlukan
go
pertolongan pertama di tempat dan individu dapat segera
n.
Negligible kembali bekerja atau beraktivitas (mis. luka kecil/abrasi).
bs
Insiden hanya membutuhkan penundaan kerja minimal
n.
dan tidak ada kerugian/kerusakan secara finansial
a
ka
sampai mayor
er
//p
Kemungkinan Terpajan/terlepas
Negligible Sangat
Rendah Medium
Rendah
LANGKAH MITIGASI
.id
go
Aktivitas Mitigasi Matriks Risiko Apakah Residual Apakah langkah-
n.
Laboratorium setelah Risk diatas risiko
bs langkah mitigasi
Mitigasi yang dapat tersedia, efektif
n.
(Residual Risk) ditoleransi dan
a
berkesinambungan
ka
ta
p us
er
//p
s:
tp
Disetujui oleh
(nama dan jabatan)
Tandatangan
Tanggal
DATA INSTITUSI
Nama Institusi
Nama Laboratorium
Penanggungjawab Laboratorium
.id
untuk propagasi virus)
go
Tanggal
n.
bs
IDENTIFIKASI BAHAYA
a n.
dewasa sehat
p
.id
6 Sensitivitas terhadap Mengikuti pedoman WHO:
disinfektan/fisik
go
1. Sodium hypochlorite (bleach)
1000 ppm (0.1%) untuk
n.
dekontaminasi permukaan
bs
2. Sodium hypochlorite (bleach)
n.
2. Pengendalian Administrasi
.id
Biosafety Manual Edisi 4
go
1. Semua sampah padat dimasukkan
2.3. Penanganan Limbah
n.
dalam kantong otoklaf tahan bocor
bs
dan di-otoklaf sebelum
dimusnahkan dengan incinerator
a n.
3. Pengendalian Teknik
ht
EVALUASI RISIKO
3a. Kemungkinan/Probabilitas
.id
Unlikely Tidak mungkin (walaupun bisa) terjadi selama berooperasi
go
mengikuti standar
n.
Possible
bs
Kemungkinan sesekali terjadi selama beroperasi mengikuti
standar
a n.
ka
3b. Konsekuensi
p
er
Negligible
pertolongan pertama di tempat dan individu dapat segera
s:
Kemungkinan Terpajan/terlepas
Negligible Sangat
Rendah Medium
Rendah
.id
Aktivitas Identifikasi Risiko Kemungkinan Konsekuensi Hasil
go
Laboratorium Terpajan jika terpajan Matriks
n.
bs Risiko
spesimen kurir
a
ka
diinaktivasi) ke
p
laboratorium
er
//p
.id
go
LANGKAH MITIGASI
n.
bs
Apakah
n.
Matriks langkah-
Apakah
a
Risiko langkah
ka
Residual Risk
Aktivitas setelah mitigasi
Mitigasi diatas risiko
ta
bungan
//p
.id
menggunakan matriks
go
teknik GMPP risiko
menjadi
n.
2. Mengenakan APD
yang disarankan
Rendah
bs
diatas
an.
ka
menjadi
2. mengenakan APD
tp
yang disarankan
Rendah
ht
diatas
.id
disinfektan
go
4. Membaca Material
n.
Safety Data Sheet bs
dari bahan kimia
yang digunakan
a n.
5. Mengenakan APD
ka
yang disarankan
ta
diatas
us
tajam
s:
2. Membaca
tp
Material Safety
ht
.id
Persetujuan berdasarkan hasil Penilaian Risiko
go
n.
Pekerjaan dapat dilanjutkan bs
berdasarkan penilaian risiko
ya tidak
n.
dan mitigasi diatas
a
Disetujui oleh
ka
Tandatangan
p us
Tanggal
er
//p
s:
tp
ht
C.1 Permulaan
1. Nyalakan blower dan lampu kabinet dan periksa udara masuk dan keluar dari
kabinet, untuk memastikan udara tidak terhalang.
2. Sistem kontrol aliran udara elektronik akan secara otomatis mengontrol aliran
udara ke set point tertentu.
Membersihkan kabinet adalah fungsi penting dalam hal penahanan dan sterilitas.
Menggunakan prosedur berikut untuk membersihkan secara efektif atau
.id
mendisinfeksi permukaan permukaan zona kerja kabinet.
go
n.
1. Naikkan jendela geser ke posisi terbuka penuh, jika diinginkan.
2. Tekan tombol pembersihan pada panel kontrol depan untuk mematikan alarm
bs
selama proses pembersihan.
n.
.id
go
n.
bs
a n.
ka
ta
p us
er
//p
s:
tp
ht
Tujuan
untuk menetapkan prosedur pengujian dalam melakukan validasi terhadap
biological safety cabinet.
Lingkup
prosedur ini berlaku untuk validasi terhadap biological safety cabinet.
Tanggung jawab
.id
personil pengujian yang ditunjuk oleh institusi akan bertanggung jawab
go
untuk memastikan prosedur ini dipenuhi.
n.
Langkah-langkah prosedur
bs
Prosedur pengujian merujuk ke metode uji NSF49, terdiri dari:
n.
Lihat contoh format validasi untuk detail prosedur pengujian dan kriteria
dibawah ini.
tp
ht
Rujukan
NSF/ANSI 49: Biosafety Cabinetry Certification.
DATA PERALATAN
Nama Institusi
Nama Laboratorium
Penanggungjawab Laboratorium
.id
No. Dokumen:
go
No. Revisi
n.
Tanggal Pengujian
bs
a n.
.id
go
n.
MEMENUHI Kriteria terpenuhi merujuk pada NSF 49:
bs
KRITERIA Ya Tidak
a n.
ka
No. of reading : 7
Average Inflow Velocities @ 3 inches opening : 351 fpm
2
3 inch Window Acess Area : 0.985 ft
8 inch Window Access Area : 3.285 ft 2
Inflow Velocity : 104 fpm
(inflow velocity=velocity@3inch * K *0.985 / 3.285)
K = 0.9918
.id
KRITERIA Ya Tidak
go
n.
HEPA FILTER, HOUSING AND FRAME TEST LEAK bs
n.
Data Hasil
Uji Filter Test Method % PAO
(Scan/Probe) Penetration
.id
LOLOS berkelanjutan tidak boleh melebihi 0,01% dari konsentrasi
go
hulu di setiap titik.
n.
2. Dengan Probe test method, penetrasi aerosol yang
bs
berkelanjutan tidak boleh melebihi 0,005% dari konsentrasi
hulu.
a n.
KRITERIA Ya Tidak
ta
pus
Data Hasil
Uji
Test Downflo View Screen Work opening Sash seal
w retention edge retention
.id
Result Pass Pass Pass Pass
go
n.
bs
KRITERIA 1. Asap harus memperlihatkan aliran ke bawah yang mulus
n.
LOLOS tanpa area mati atau refluks (aliran ke atas).
a
bintik mati atau refluks. Tidak ada asap yang boleh keluar
ta
dari kabinet.
us
ke dalamnya.
//p
KRITERIA Ya Tidak
SASH ALARMS
.id
go
n.
bs
a n.
ka
ta
p us
er
//p
s:
tp
ht
Tanggal :………2020
Logo Unit Kerja/ Unit Kerja/ Bagian
Perusahaan Perusahaan Halaman ke
Terbitan/revisi ke
SISTEM MANAJEMEN BIORISIKO Tanggal revisi
Paraf :
KEBIJAKAN MANAJEMEN BIORISIKO LABORATORIUM
.id
Kebijakan manajemen biorisiko laboratorium
go
Kebijakan manajemen puncak :
n.
1. Menjamin keselamatan dan kesehatan personel laboratorium biosafety dan
bs
orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di laboratorium
biosafety.
n.
biosafety.
er
//p
A. Berkomitmen:
1. menyediakan sumber daya memadai, prioritas dan komunikasi kebijakan
biorisiko laboratorium;
2. mengintegrasikan manajemen biorisiko laboratorium seluruh organisasi;
3. mengidentifikasi peluang perbaikan dan pencegahan, menentukan akar
penyebab dan mencegah keterulangan.
.id
go
n.
bs
a n.
ka
ta
p us
er
//p
s:
tp
ht
Tanggal :………2019
Logo Unit Kerja/ Unit Kerja/ Bagian
Perusahaan Perusahaan
Halaman ke
Terbitan/revisi ke
PROSEDUR Tanggal revisi
SISTEM MANAJEMEN BIORISIKO Paraf WM
LABORATORIUM
PROSEDUR Alat Pelindung Diri (APD)
.id
1. Tujuan
Untuk memastikan kesadaran dan kepatuhan terhadap kewajiban aturan
go
prosedur dengan memastikan seluruh personel mengetahui pemilihan dan
n.
penggunaan peralatan perlindungan pribadi (ppe).
bs
2. Ruang lingkup
n.
3. Tanggungjawab
p
oleh organisasi.
ht
Memastikan tanda yang jelas dan tepat diposisikan di lokasi di mana APD
dikenakan.
Memastikan prosedur diikuti untuk penggunaan APD.
Di mana APD diperlukan oleh organisasi personel mengidentifikasi peralatan
dan di lokasi perlindungan pribadi diperlukan. Personel harus diberitahu
tentang prosedurnya.
4. Prosedur
4.1 Melakukan penilaian risiko untuk APD
Penilaian risiko diselesaikan sebelum ketentuan penetapan jenis APD yang
digunakan. Pengendalian tingkat yang lebih tinggi diidentifikasi sebelum isu
penetapan APD. Manajer/penyelia memiliki staf dengan APD yang sesuai
untuk melindungi bahaya di tempat kerja. Peralatan bebas biaya bagi personel
dan staf.
4.2 APD
.id
Sarung tangan
Manajer/penyelia memastikan:
go
sarung tangan cocok untuk risiko yang terkait dengan aktivitas;
n.
sarung tangan sesuai dengan standar; bs
penggunaan sarung tangan tidak menimbulkan bahaya/risiko tambahan.
n.
Pakaian lab
a
ka
Pakaian lab dikenakan untuk semua sesi praktis di mana ada risiko dari
kontaminasi bahan kimia, biologis atau lainnya.
ta
Pakaian lab dicuci paling tidak setiap 2 minggu atau lebih sering untuk
us
Kacamata/goggle
//p
Kacamata atau kacamata pengaman dipakai untuk semua aktifitas lab. Di mana
s:
ada risiko pada mata dan wajah akibat terpapar bahan, bahan kimia, biologis,
tp
5. Pengendalian dokumen
.id
go
n.
bs
a n.
ka
ta
p us
er
//p
s:
tp
ht
.id
7. Sarung tangan Nitril.
8. Kaca mata pelindung/goggle.
go
9. Penjepit panjang/tong.
n.
10. absorban/tisu. bs
11. Kantong biohazard/otoklaf.
n.
Note :
a
ka
1. Tumpahan di Sentrifus
a. Tunggu 5-10 menit sebelum membuka tutup sentrifus.
b. Jika ada tumpahan, tutup kembali dan tunggu selama 20 menit.
c. Disinfeksi seluruh permukaan bagian dalam sentrifus dengan
menggunakan squeeze bottle yang berisi larutan disinfektan, hati-hati
untuk tidak membuat cipratan.
d. Pindahkan sentrifus bucket dan rotor dan tempatkan di dalam BSC .
e. Masukkan semua sampah ke dalam plastik biohazard untuk
didekontaminasi.
f. Cuci bagan dalam rotor dengan sabun dan bilas dengan air mengalir.
g. Keringkan rotor dan sentrifus bucket dengan posisi terbalik.
h. Cuci tangan dengan air dan sabun.
i. Laporkan pada penanggung jawab fasilitas dan isi formulir kejadian
insiden/kecelakaan kemudian serahkan ke BSO.
.id
e. Ulangi step b dan diamkan selama 5 menit.
f. Lap bekas tumpahan sekali lagi dengan tisu yang sudah dibasahi
go
disinfektan.
n.
g. Gunakan forceps jika ada pecahan atau materi yang di disinfeksi ke
bs
tempat sampah.
h. Bersihkan semua peralatan, termasuk kaca bagian dalam BSC dengan
n.
dengan disinfektan.
i. Laporkan pada penanggung jawab fasilitas dan isi formulir kejadian
ta
Note: jika menggunakan bleach, bilas sekali lagi dengan air dan alkohol 70%
//p
supaya tidak terjadi karat pada BSC, karena bleach ini sifatnya corrosive.
s:
tp
ht
.id
Penutup sepatu
go
h. Masuk ke dalam laboratorium dengan membawa Spill Kit.
n.
i. Encerkan bleach stock solution dalam 1 liter volume (5-10% v/v).
j.
bs
Tutup semua area yang terkena tumpahan dengan tisu.
k. Tuang disinfektan dari arah luar dan bergerak ke dalam.
n.
q. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan dengan air dan sabun.
r. Laporkan pada penanggung jawab fasilitas, isi formulir kejadian
ht
.id
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/149288/1/WHO_HSE_GCR_2015.2
go
_eng.pdf
n.
[4] Laboratory biosafety guidance related to coronavirus disease 2019 (COVID-
19.)
bs
[5] Penatalaksanaan dan Pemeriksaan Spesimen COVID-19, Pusat Biomedis
n.
Kemenkes.
a
[7] WHO How to Safely Ship Human Blood Samples from Suspected Ebola
ta
http://www.who.int/csr/resources/publications/ebola/blood-shipment/en/
p
http://www.unece.org/trans/danger/publi/unrec/rev18/18files_e.html
//p
[9] ICAO Technical Instructions For The Safe Transport of Dangerous Goods by
s:
Air.
tp
http://www.icao.int/safety/DangerousGoods/Pages/technicalinstructions.a
spx
ht
[1] KomiteTeknis
Komite Teknis 13-09 Biosafety and Biosecurity
.id
2. Syafril Daulay
Kementerian Pertanian
go
Anggota - Pusat Penelitian dan Pengembangan
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan,
n.
3. Ni Ketut Susilarini
Badan Litbangkes, Kementerian
bs
Kesehatan
n.
Anggota 4. Indrawati Sendow - Balai Besar Penelitian Veteriner
a
Anggota
ka
Hewan.
ht
Kementerian Pertanian
Anggota - Pusat Riset Virologi (PRVKP), Fakultas
10. Aroem Naroeni
Kedokteran Universitas Indonesia
Anggota - Balai Besar Karantina Pertanian
11. Nuryani Zainuddin Soekarno Hatta, Badan Karantina
Pertanian, Kementerian Pertanian
[3] Konseptor
1. Gugus Kerja Komtek 13-09 3. Ririn Setiaasih 5. Amjad Tri
2. Wahyu Purbowasito 4. Corista Karamina Hanum Puspitasari