Oleh :
ii
USULAN PENELITIAN
SKRIPSI
ii
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S.1)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2021
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Usulan Penelitian ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NPM : 17621058
Tanggal :
Tanda Tangan :
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh
Pembimbing Ketua
Oleh
Pembimbing
iv
HALAMAN PENETAPAN PENGUJI USULAN PENELITIAN
Oleh
Ketua
......................................
NIDN : ........................
Anggota
......................................
NIDN : ........................
v
KATA PENGANTAR
vi
5. Yeni LNA, S.Kep., Ns., M.Pd., M.Kes., PhDc., selaku Dosen Pembimbing
Kedua.
6. Ketua Yayasan dan Pengurus Yayasan Yasanto Merauke atas bantuannya.
7. Segenap Anggota Tim Pengelola Tugas Akhir Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kadiri.
8. Ayah dan ibunda tercinta atas doa, dukungan dan segala pengorbanannya.
9. Semua rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri pada
umumnya, Program Studi Ilmu Keperawatan (S.1) pada khususnya.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini dan
telah mendoakan suksesnya penyusunan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat
bagi pembacanya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
PENULIS
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN...................................................................
i
HALAMAN SAMPUL DALAM..................................................................
ii
HALAMAN PRASYARAT GELAR ...........................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................
iv
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................
v
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vi
DAFTAR ISI .................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
xii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ....................
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………....……….
1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………...…….…
3
1.3 Tujuan Penelitian ………………………….………...……….
3
1.4 Manfaat Penelitian ……………………….…………………..
4
viii
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep HIV/AIDS …………………………………………...
5
2.1.1 Pengertian HIV/AIDS ………………………………..
5
2.1.2 Tanda, Gejala dan Tahapan HIV/AIDS ………………
5
2.1.3 Penularan atau Transmisi HIV/AIDS…………………
6
2.1.4 Pencegahan Penularan HIV/AIDS……………………
8
2.1.5 Terapi atau Pengobatan HIV/AIDS …………………..
8
2.1.6 Mitos tentang HIV/AIDS……………………………..
9
2.2 Konsep Remaja……………………………………………….
10
2.2.1 Pengertian remaja..........................................................
10
2.2.2 Fase-Fase Masa Remaja................................................
10
2.2.3 Perubahan fisik pada Remaja........................................
11
2.2.4 Perkembangan fisik ......................................................
13
2.2.5 Tantangan dan Masalah Remaja ...................................
14
2.2.6 Perkembangan Perilaku Seksual Remaja......................
15
2.3 Konsep Perilaku………………………………………………
16
2.3.1 Pengertian Perilaku ……..……………………………
16
2.3.2 Bentuk Perilaku ………………………………………
16
2.3.3 Proses Pembentukan Perilaku Manusia ……..……….
17
2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Remaja…
17
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA
3.1 Kerangka penelitian .................................................................
27
3.2 Hipotesis ..................................................................................
28
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian ...............................................................
29
ix
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel (sample size), dan Teknik
Pengambilan Sampel ................................................................
29
4.2.1 Populasi ........................................................................
29
4.2.2 Sampel...........................................................................
29
4.2.3 Besar Sampel.................................................................
29
4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel ........................................
30
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ………………..
30
4.3.1 Variabel Penelitian........................................................
30
4.3.2 Definisi Operasional......................................................
31
4.4 Bahan Penelitian………………………………………………
32
4.5 Instrumen penelitian ………………………………………….
32
4.5.1 Kuesioner Pengetahuan Tentang HIV/AIDS ................
33
4.5.2 Kuesioner Sikap terhadap Pencegahan HIV/AIDS.......
33
4.5.3 Kuesioner Sumber Informasi ........................................
33
4.5.4 Kuesioner Perilaku terhadap Pencegahan HIV/AIDS ..
33
4.6 Lokasi Dan Waktu Penelitian ...................................................
34
4.6.1 Lokasi Penelitian ..........................................................
34
4.6.2 Waktu Penelitian ..........................................................
34
4.7 Prosedur Penelitian dan Pengumpulan data..............................
34
4.7.1 Teknik Pengambilan Data.............................................
34
4.7.2 Pengolahan Data ...........................................................
34
4.7.3 Cara Analisis Data ........................................................
39
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
40
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................
43
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Paduan Obat ARV............................................................................
9
Tabel 2.2 Dosis obat ARV Bagi Orang Dewasa dan Remaja ..........................
9
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Remaja Untuk Pencegahan Penularan HIV/ AIDS
Di Merauke ...............................................................................
28
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
ART : Antiretroviral
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
kelamin atau seksual melalui berbagai perilaku (Kusmiran, 2014 : 34). Perilaku
seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-
macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, mencium
pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di atas baju, memegang
buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas baju, memegang alat
kelamin di bawah baju, dan melakukan senggama (Sarwono, 2014). Faktor yang
memengaruhi perilaku seksual remaja adalah perubahan biologis, kurangnya
pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya, prestasi rendah dan perspektif sosial
kognitif (Kusmiran, 2014 : 34).
Menurut Green (2003) dalam Notomoatmodjo (2014), perilaku seseorang
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan
faktor pendorong. Hasil penelitian Soetjiningsih (2015) menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah hubungan
orangtua, remaja, tekanan negatif teman sebaya, pemahaman tingkat agama
(religiusitas), dan eksposur media pornografi memiliki pengaruh yang signifikan,
baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seksual pranikah remaja.
Selain itu, menurut Kusmiran (2014: 32) dengan meningkatnya minat kehidupan
seksual, remaja selalu berusaha mencari informasi objektif mengenai seks. Oleh
karena itu, hal yang membahayakan adalah informasi yang diterima remaja dari
sumber yang kurang tepat sehingga akhirnya remaja menginterpretasikannya
dengan salah (Kusmiran, 2014: 32).
Banyak media massa, media cetak dan media elektronik, seperti internet,
televisi, koran atau majalah yang menyampaikan informasi secara bebas kepada
masyarakat umum, termasuk remaja. Walaupun remaja telah mencapai
kematangan kognitif, namun dalam kenyataannya mereka belum mampu
mengolah informasi yang diterima tersebut secara benar. Akibatnya perilaku
seksual remaja, seringkali tidak terkontrol dengan baik. Mereka melakukan
pacaran, seks pra nikah atau mengadakan ”pesta seks” dengan pasangannya, yang
menyebabkan hamil muda, timbulnya penyakit menular di kalangan remaja
termasuk HIV/AIDS (Vidiyanti, 2015).
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Oljira Lemessa, Yemane
B, and Alemayehu W dengan judul ”Assessment of Comprehensive HIV/AIDS
3
Orang yang
Paduan ARV
terpajan
Pilihan TDF + 3TC (FTC) + LPV/r
Remaja dan
Alternatif TDF + 3TC (FTC) + EFV Atau AZT + 3TC +
dewasa
LPV/r
Anak (< 10 Pilihan AZT + 3TC + LPV/r
tahun) Alternatif Dapat menggunakan EFV/NVP untuk NNRTI
Sumber : Kemenkes, RI., (2017 : 10)
Tabel 2.2 Dosis obat ARV Bagi Orang Dewasa dan Remaja
2) Remaja perempuan
Pinggul lebar, bulat, dan membesar, puting susu membesar dan
menonjol, serta berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih
besar dan lebih bulat.
a. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang pori-pori
bertambah besar, kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih
aktif.
b. Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan
dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada
bahu, lengan, dan tungkai.
c. Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu.
2.2.5 Tantangan dan Masalah Remaja
Masalah penting yang dihadapi remaja cukup banyak, diantaranya
timbulnya konflik dalam diri remaja. Untuk lebih jelasnya, Indriyani dan Asmuji
(2014 : 71-72) memberikan ulasan konflik dalam diri remaja sebagai berikut :
1. Konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dengan kebutuhan untuk
bebas dan merdeka. Remaja membutuhkan penerimaan sosial dan
penghargaan serta kepercayaan orang lain kepadanya. Di lain pihak, dia
membutuhkan rasa bebas karena merasa telah besar, dewasa, dan tidak kecil
lagi. Konflik antar kebutuhan tersebut menyebabkan rusaknya keseimbangan
emosi remaja.
2. Konflik antara kebutuhan akan kebebasan dan ketergantungan terhadap
orangtua. Di lain pihak remaja ingin bebas dan mandiri, yang diperlukannya
dalam mencapai kematangan fisik, tetapi membutuhkan orangtua untuk
memberikan materi guna menunjang studi dan penyesuaian sosialnya.
Konflik tersebut menimbulkan kegoncangan kejiwaan pada remaja sehingga
mendorongnya mencari pengganti selain orangtuanya, baisanya teman, guru,
ataupun orang dewasa lainnya dari lingkungannya.
3. Konflik antara kebutuhan seks dan ketentuan agama serta nilai sosial.
Kematangan seks yang terjadi pada remaja menyebabkan terjadinya
kebutuhan seks yang mendesak tetapi ajaran agama dan nilai-nilai sosial
menghalangi pemuasaan kebutuhan tersebut. Konflik tersebut bertambah
tajam apabila remaja dihadapkan pada cara ataupun perilaku yang
menumbuhkan rangsangan seks, seperti fil, sandiwara, dan gambar.
4. Konflik nilai-nilai, yaitu konflik antara prinsip-prinsip yang dipelajari oleh
remaja dengan prinsip dan nilai yang dilakukan orang dewasa di
lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Konflik menghadapi masa depan. Konflik ini disebabkan oleh kebutuhan
untuk menentukan masa depan. Banyak remaja yang tidak tahun tentang hairi
depan dan tidak tahu gambarannya. Biasanya pilihan remaja didasarkan atas
pilihan orangtua atau pekerjaan yang populer dimasyarakat.
2.2.6 Perkembangan Perilaku Seksual Remaja
Perkembangan fisik termasuk organ seksual yaitu terjadinya kematangan
serta peningkatan kadar hormon reproduksi atau hormon seks baik pada laki-laki
maupun pada perempuan yang akan menyebabkan perubahan perilaku seksual
remaja secara keseluruhan. Pada kehidupan psikologis remaja, perkembangan
organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan
jenis. Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap lawan jenis sangat
dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas
(Santrock, 2016).
Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting
dalam pembentukan hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis. Matangnya
fungsi-fungsi seksual maka timbul pula dorongan-dorongan dan keinginan-
keinginan untuk pemuasan seksual. Sebagian besar dari remaja biasanya sudah
mengembangkan perilaku seksualnya dengan lawan jenis dalam bentuk pacaran
atau percintaan. Bila ada kesempatan para remaja melakukan sentuhan fisik,
mengadakan pertemuan untuk bercumbu bahkan kadang-kadang remaja tersebut
mencari kesempatan untuk melakukan hubungan seksual (Soetjiningsih, 2015).
Meskipun fungsi seksual remaja perempuan lebih cepat matang dari pada
remaja laki-laki, tetapi pada perkembangannya remaja laki-laki lebih aktif secara
seksual dari pada remaja perempuan. Banyak ahli berpendapat hal ini dikarenakan
adanya perbedaan sosialisasi seksual antara remaja perempuan dan remaja laki-
laki. Bahkan hubungan seks sebelum menikah dianggap ”benar” apabila orang-
orang yang terlibat saling mencintai ataupun saling terikat. Mereka sering
merasionalisasikan tingkah laku seksual mereka dengan mengatakan pada diri
mereka sendiri bahwa mereka terhanyut cinta. Sejumlah peneliti menemukan
bahwa remaja perempuan, lebih daripada remaja laki-laki, mengatakan bahwa
alasan utama mereka aktif secara seksual adalah karena jatuh cinta (Santrock,
2016).
5) Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (covert behavior).
Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat
ditafsirkan sebagai perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan atau
ketersediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi
merupakan predisposisi tindakan (Surahman dan Supardi, 2016: 37-38).
Hasil penelitian Aisyah dan Fitria (2018), menyatakan ada
hubungan antara sikap dengan pencegahan HIV/AIDS pada remaja di
SMA Negeri 1 Montasik Kabupaten Aceh Besar tahun 2018, dimana
sebagian besar (40,7%) responden yang memiliki dikap negative tidak
melakukan pencegahan HIV/AIDS. Sikap yang negatif memengaruhi
tindakan pencegahan terhadap HIV/AIDS pada remaja karena
dipengaruhi oleh kondisi individu masing-masing, cara pandang dan latar
belakang dari setiap remaja. Remaja yang memiliki sifat negatif
cenderung akan membentuk perilaku yang negatif kecuali apabila ada
factor-faktor lain yang memengaruhi sikap menjadi positif, antara lain:
terdapat orang lain yang dianggap penting yang dapat memengaruhi
sikapnya (misalnya: orang tua), lingkungan, budaya dll.
Menurut Azwar, S., (2014) sikap mempunyai 3 komponen pokok
yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude),
yaitu :
a. Komponen kognitif
Merupakan representasi apa yang dipercaya oleh individu
pemilik sikap, komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan
stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan
pandangan (opini) terutama apabila menyangkut isu atau problem
yang kontroversional.
b. Komponen afektif
Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.
Aspek emosional inilah biasanya berakhir paling dalam sebagai
komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan
terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap
seseorang terhadap sesuatu.
c. Komponen Konatif
Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai
dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang dan berisi tendensi atau
kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu
dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap
seseorang dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku (Azwar S,
2016 : 23-27).
Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan
tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana
respons seseorang terhadap suatu objek (Surahman dan Supardi,
2016). Skala Likert merupakan salah satu alat pengukuran sikap yang
cukup terkenal dan praktis. Skala Likert mengukur sikap dengan
sejumlah pertanyaan berupa berilah tanda centang (√) pada alternatif
jawaban yang cocok dengan pendapat atau diri anda masing-masing pada
pernyataan dibawah ini. Alternatif jawaban adalah SS = Sangat Setuju, S
= Setuju, TS = Tidak Setuju, dan STS = Sangat tidak setuju (Azwar, S.,
2016). Penghitungan sikap remaja tentang pencegahan HIV/AIDS
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
−
T =50+10 [ ]
X− X
s
Keterangan :
T = Nilai rata-rata
X = Skor responden pada skala kepuasan yang hendak diubah menjadi
skor T.
−
X = Mean skor kelompok
S = Standart deviasi
Mean skor kelompok yang dihitung dengan rumus :
X=
∑ (x)
n
Keterangan :
x = Skor responden
n = Banyaknya responden dalam kelompok
s = Deviasi standart skor kelompok
Standart deviasi skor kelompok dihitung dengan rumus :
2
√ 2 (∑ x )
∑x− n
S=
n−1
Keterangan :
x = Skor responden
n = Banyaknya responden dalam kelompok
Untuk mengetahui sikap mendukungbaik (favorable) atau sikap
yang tidak mendukungbaik (unfavorable) dilakukan dengan cara
membandingkan skor T dengan mean T.
Bila nilai mean T ≥ T maka termasuk unfavorable (tidak mendukung).
Bila nilai mean T < T maka termasuk favorable (mendukung).
(Azwar S, 2016 : 156).
6) Kepercayaan
Di dalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang
menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup
bermasyarakat Kepercayaan adalah komponen kognitif dari faktor sosio-
psikologis. Kepercayaan disini tidak ada hubungannya dengan hal-hal
yang gaib, tetapi hanyalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar dan salah.
Kepercayaan yang rasional apabila kepercayaan orang terhadap sesuatu
masuk diakal. Kepercayaan dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan dan
kepentingan. Oleh sebab itu masyarakat perlu diberikan pengetahuan atau
informasi-informasi yang benar dan lengkap tentang penyakit dan
pelayanan-pelayanan kesehatan. Kepercayaan yang tidak didasarkan pada
pengetahuan yang benar dan lengkap akan menyebabkan kesalahan
dalam bertindak (Notoatmodjo, 2014).
2. Enabling factors yang mencakup sumber daya, dan sumber informasi.
1) Sumber daya sarana dan prasarana
Adanya sumber daya seperti fasilitas, uang, waktu, tenaga kerja
akan mempengaruhi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.
Pengaruh ini dapat bersifat positif maupun negative (Notoatmodjo,
2014).
2) Sumber informasi
Informasi yaitu sebuah pernyataan yang menjelaskan suatu
peristiwa (baik objek atau konsep) sehingga manusia dapat membedakan
sesuatu dengan yang lainnya (Ahmad dan Munir, 2018).
Menurut Snehandu B. Karr, salah satu determinan dari perilaku
adalah ada tidaknya informasi tentang kesehatan. Seseorang yang
mempunyai penjelasan mengenai kesehatan atau fasilitas kesehatan akan
cenderung melakukan perilaku kesehatan yang baik. Salah satu contoh dari
sumber yang dipercayai tersebut adalah petugas kesehatan. Edukasi yang
dilakukan petugas kesehatan merupakan faktor yang mempengaruhi sikap
dan perilaku terhadap HIV. Selain petugas kesehatan, sumber lain dapat
berupa guru, alim ulama, dan kepala desa (Notoatmodjo, 2014).
Menurut Najmah (2016 : 156-157) upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah penularan HIV/AIDS adalah dengan melakukan
penyuluhan kesehatan di sekolah dan masyarakat mengenai perilaku
risiko tinggi yang dapat menularkan HIV.
Sumber Informasi tentang HIV/AIDS menurut Herbawani dan
Erwandi (2019), dapat diperoleh melalui radio, televisi, internet,
koran/majalah, poster/ leaflet/booklet, petugas kesehatan, teman dan
saudara.
Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup
kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga
terbentuklah arah sikap tertentu. Sebagai sarana komunikasi, berbagai
bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-
lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan orang (Azwar S, 2016 : 34).
3. Reinforcing factors yang mencakup sikap dan tindakan petugas kesehatan dan
aturan lingkungan sosialnya.
1) Sikap dan tindakan petugas kesehatan
Sikap dan peran petugas kesehatan merupakan faktor utama yang
menyebabkan kurangnya perilaku melakukan konseling dan tes HIV.
Sebagai seorang penyuluh, tenaga kesehatan masyarakat berperan
membina masyarakat termasuk kelompok risiko tinggi salah satunya
melalui strategi atau pendekatan pendidikan kesehatan dan memberikan
pelayanan kesehatan, guna memberikan pengertian dan kesadaran kepada
masyarakat tentang manfaat dan pentingnya fasilitas kesehatan
(Notoatmodjo, 2014).
2) Lingkungan sosial
Faktor lingkungan, adalah segala sesuatu yang berada di sekitar
individu, baik fisik, biologi maupun sosial. Berpengaruh, karena
lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku (Hartono,
2016).
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
Keterangan :
: Diteliti : Berpengaruh
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel (sample size), dan Teknik Pengambilan
Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh remaja di Yayasan Yasanto Merauke tahun 2021
yaitu sebanyak 80 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2016). Sampel pada penelitian ini adalah sebagian remaja di
Yayasan Yasanto Merauke tahun 2021 yaitu sebanyak 8067 orang.
4.2.3 Besar Sampel
Pada penelitian ini mengacu pada populasi kecil atau lebih kecil dari 1000.
Menurut Nursalam (2016) rumus yang digunakan untuk menentukan besar
sampelnya adalah :
N
n=
1+ N (d )2
Keterangan : n : Jumlah sampel
N : Jumlah Populasi
d : Tingkat signifikan () yang dipilih = 0,05
80
n=
1+80( 0 ,05 )2
80
n=
1+0,2
n = 66,67
n = 67 responden
4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk mewakili
populasi, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan
keseluruhan obyek penelitian (Nursalam, 2016). Pada penelitian ini sampling
yang digunakan adalah non probability sampling dengan cara total simple random
sampling yaitu pengambilan sampel ini dengan mengambil semua anggota
populasi sampel. Cara ini dilakukan bila populasinya kecil, maka anggota
populasi tersebut diambil seluruhnya untuk dijadikan sampel penelitian. Istilah
lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel (Hidayat AAA, 2014 : 74)yaitu setiap anggota dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara mengundi anggota populasi (lottery technique) atau teknik
undian (Notoatmodjo S, 2016).
Definisi
Variabel Parameter Alat ukur Skala Kategori
operasional
1. Independent :
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan perilaku
pencegahan
HIV/AIDS
a. Umur Lamanya waktu 1. Umur 10–13 Kuesioner Ordinal 1. Umur 10–13
yang dihitung tahun tahun
dalam jumlah 2. Umur 14–16 2. Umur 14–16
tahun sejak tahun tahun
remaja 3. Umur 17–19 3. Umur 17–19
dilahirkan tahun tahun
sampai pada
waktu
pengambilan
data dilakukan
1. Laki-laki
b. Jenis Sifat jasmani 1. Laki-laki Kuesioner Nominal 2. Perempuan
kelamin alamiah perawat 2. Perempuan
yang dapat
dibedakan
antara laki-laki
dan perempuan
Dengan kriteria :
1. Unfavorable
(Tidak
mendukungbaik)
, jika Mean T ≥
T
2. Favorable
(MendukungBai
k), jika Mean T
< T.
(Azwar, S., 2016).
T =50+10 [ ]
X− X
s
Keterangan :
T = Nilai rata-rata
X = Skor responden pada skala kepuasan yang hendak diubah
menjadi skor T.
−
X = Mean skor kelompok
S = Standart deviasi
Mean skor kelompok yang dihitung dengan rumus :
X=
∑( x)
n
Keterangan : x = Skor responden
n = Banyaknya responden dalam kelompok
s = Deviasi standart skor kelompok
Standart deviasi skor kelompok dihitung dengan rumus :
2
√ 2 (∑ x )
∑x− n
S=
n−1
Keterangan : x = Skor responden
n = Banyaknya responden dalam kelompok
Untuk mengetahui sikap baik (favorable) atau sikap yang
tidak baik (unfavorable) dilakukan dengan cara membandingkan
skor T dengan mean T.
Bila nilai mean T ≥ T maka termasuk unfavorable.
Bila nilai mean T < T maka termasuk favorable.
(Azwar S, 2016).
2) Variabel dependent
Pemberian nilai untuk mengetahui perilaku pencegahan penularan
HIV/AIDS, cara pemberian skor menggunakan skala Guttman dengan
interpretasi jawaban :
Ya diberi nilai 1
Tidak diberi nilai 0
Kemudian dihitung prosentasenya dengan menggunakan rumus :
f
P= x 100 %
n
Keterangan : P : Prosentase
f : Nilai yang diperoleh
n : Frekuensi total atau keseluruhan
Setelah prosentasenya diketahui kemudian hasilnya dikelompokkan
menurut Nursalam (2016), dengan kriteria :
a. Perilaku baik jika hasil prosentase 76-100%.
b. Perilaku tidak baik jika hasil prosentase ≤ 75%.
(Nursalam, 2016).
4. Penyusunan data (Tabulating)
Tabulating merupakan pengorganisasian data agar mudah
dijumlahkan, disusun dan di tata untuk disajikan dan dianalisis. Hasil dari
jawaban responden yang telah dinilai dijumlahkan dan dibandingkan dengan
total skor, kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase yang
didistribusikan dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus :
f
P= x 100 %
n
Keterangan : P = Prosentase
f = Nilai yang diperoleh
n = Frekuensi total atau keseluruhan
Dari pengolahan data hasil penelitian yang telah dilaksanakan data
kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi yang dikonfirmasi dalam bentuk
prosentase dan narasi, dengan kriteria sebagai berikut :
1) Seluruhnya = 100%
2) Hampir seluruhnya = 76% - 99%
3) Sebagian besar = 51% - 75%
4) Setengahnya = 50%
5) Hampir setengahnya = 26% - 49%
6) Sebagian kecil = 1% - 25%
7) Tidak ada satupun = 0% (Arikunto, 2014).
4.7.3 Cara Analisis Data
Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan
mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh
dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian
hipotesis (Hidayat, AAA, 2014).
Untuk mengetahui hubungan antar variabel independen dengan variabel
dependen kemudian diolah menggunakan piranti lunak komputerisasi. Adapun
model analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
Analisis data univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis univariat
dilakukan dengan bantuan software komputer. Analisis ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel, yaitu
umur, jenis kelamin, pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap, sumber
informasi, dan perilaku.
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui
kemaknaan dan besarnya hubungan dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat dengan menggunakan uji statistik Chi Square dan
Fisher’s Exact Test dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah Dan Fitria. 2017. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang
HIV/AIDS Dengan Pencegahan HIV/AIDS Di SMA Negeri 1 Montasik
Kabupaten Aceh Besar. http://ejournal.helvetia.ac.id/index.php/jbk.
Berek, dkk., 2018. Hubungan Jenis Kelamin Dan Umur Dengan Tingkat
Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS Di SMAN 3 Atambua Nusa
Tenggara Timur 2018.
Kemenkes, RI. 2017. Panduan Perawatan Orang Dengan HIV AIDS Untuk
Keluarga dan Masyarakat. Jakarta : Direktorat Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI.
JAN’21 FEB ‘21 MAR ‘21 APR ‘21 MEI ‘21 JUN ‘21
No KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survey tempat
penelitian
2 Penyusunan proposal
penelitian
3 Ujian proposal
penelitian
4 Revisi proposal
penelitian
5 Pengambilan data
6 Penyusunan hasil
penelitian dan analisa
data
7 Penyusunan
pembahasan
8 Ujian Tugas Akhir
Lampiran 2
Kepada, Yth.:
Adik-adik di Yayasan Yasanto
Di
Tempat
(………………………..)
*) coret yang tidak perlu
Lampiran 4
LEMBAR KUESIONER
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA
DALAM UNTUK PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS DI
MERAUKE TAHUN 2021
14 – 16 tahun
17 – 19 tahun
Perempuan
Pendidikan : SD/SMP
SMA
D III (Diploma)
S1 (Sarjana)
II. Pengetahuan Tentang HIV/AIDS
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda check list (√) pada pilihan jawaban kolom sebelah kanan
pernyataan, dengan pilihan jawaban
- Benar (B) : jika pernyataan tersebut anda anggap benar
- Salah (S) : jika pernyataan tersebut anda anggap salah.
Pernyataan
No Pernyataan Benar Salah
.
1 AIDS adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan
karena menurunnya kekebalan tubuh akibat
terinfeksi HIV.
2 HIV dan AIDS adalah penyakit yang berbeda
3 HIV adalah singkatan dari Human Immunisasi
Virus
4 Seseorang yang terinfeksi HIV sama sekali tidak
menunjukkan gejala apapun
5 Seseorang yang terkena HIV menunjukkan gejala
dalam waktu 3-10 tahun.
6 Gejala-gejala ringan yang menunjukkan seseorang
sudah berpindah dari tahap terinfeksi HIV menuju
AIDS seperti: demam, batuk lebih dari sebulan,
menurunnya berat badan lebih dari 10%, diare,
dan herpes.
7 Seseorang yang terlihat sehat pasti tidak terkena
No Pernyataan Benar Salah
.
virus HIV/AIDS.
8 Pada tahap AIDS, penderita diserang berbagai
penyakit yang muncul karena kekebalan tubuh
sudah sangat lemah.
9 HIV/AIDS dapat ditularkan dari ibu ke anaknya
selama hamil, melahirkan, dan proses menyusui.
10 HIV/AIDS dapat menular melalui berciuman
dengan orang yang mengidap HIV/AIDS.
11 Perempuan dan laki-laki yang berganti-ganti
pasangan rentan tertular HIV/AIDS.
12 HIV/AIDS bisa menular melalui transfusi darah.
13 Seseorang bisa mengurangi kemungkinannya
tertular virus HIV/AIDS dengan membatasi
hubungan seks hanya dengan seorang yang tidak
mempunyai pasangan lain.
14 Seseorang yang memakai kondom setiap
melakukan hubungan seks tidak bisa mengurangi
kemungkinannya tertular virus HIV/AIDS.
15 Setia terhadap pasangan yang dinikahinya bukan
salah satu cara pencegahan HIV/AIDS.
16 Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat
menghilangkan virus HIV dari tubuh manusia.
17 Antiretroveral (ARV) hanya menghambat
perkembangbiakan virus HIV.
18 HIV/AIDS penyakit yang bisa disembuhkan
dengan penyuntikan antibiotik secara rutin.
19 Pengidap HIV TIDAK selalu memerlukan terapi
ARV.
20 Terapi ARV yang rutin akan memperpanjang
kemampuan penderita bertahan hidup.
III. Sikap Terhadap Pencegahan HIV/AIDS
1. Petunjuk pengisian
1) Berilah tanda centang (√) hanya pada satu kotak dibawah pilihan
jawaban anda untuk setiap nomor pernyataan.
2) Karena jawaban diharapkan sesuai dengan pendapatan anda
sendiri, maka tidak ada jawaban yang dianggap salah.
3) Keterangan :
Sangat tidak setuju = STS
Tidak setuju = TS
Setuju =S
Sangat setuju = SS
2. Pernyataan
No Pernyataan ST TS S SS
. S
1 Menurut saya, pencegahan HIV/AIDS
hanya tanggungjawab petugas
kesehatan.
2 Melakukan hubungan seks sekali saja
dengan penderita HIV tidak akan
berisiko tertular HIV/AIDS.
No Pernyataan ST TS S SS
. S
3 Menurut saya, narkoba suntik tidak
dapat menularkan virus HIV/AIDS.
4 Menurut saya, menggunakan narkoba
suntik sekali saja tidak akan tertular
HIV/AIDS
5 Menurut saya, untuk mencegah
penularan HIV/AIDS apabila saya akan
melakukan tindik, tato, dan memakai
jarum suntik, maka saya hanya memakai
jarum yang baru dan steril.
6 Menurut saya, melakukan pencegahan
HIV/AIDS sangat penting.
7 Menurut saya, setia kepada pasangan
ketika sudah menikah sangat diperlukan
untuk mencegah HIV/AIDS.
8 Menurut saya, untuk mencegah
penularan HIV/AIDS, maka hubungan
seksual hanya dilakukan melalui
hubungan pernikahan yang sah.
9 Saya merasa senang jika bisa
memberikan informasi tentang
pencegahan HIV/AIDS kepada teman
10 Saya merasa senang jika saya dapat
mencegah penularan HIV/AIDS.
11 Saya merasa senang jika mendapat
penyuluhan tentang pencegahan
HIV/AIDS.
12 Menurut saya, pencegahan HIV/AIDS
dapat dilakukan siapapun.
13 Saya merasa tidak takut dengan
penularan penyakit HIV/AIDS.
14 Saya merasa takut tertular HIV/AIDS
jika berjabat tangan dengan penderita
HIV/AIDS.
15 Saya merasa pencegahan HIV/AIDS
merupakan hal yang sulit untuk saya
lakukan.
16 Saya merasa tidak bertanggung jawab
terhadap pencegahan HIV/AIDS.
17 Jika salah satu anggota keluarga saya
menderita AIDS, saya bersedia
merawatnya di rumah saya.
18 Menurut saya, jika seorang guru wanita
saya diketahui tertular virus HIV/AIDS
tapi tidak kelihatan sakit, ia sebaiknya
diperbolehkan tetap mengajar di
No Pernyataan ST TS S SS
. S
sekolah.
19 Saya akan merahasiakan, jika salah satu
anggota keluarga tertular virus
HIV/AIDS.
20 Saya akan menjauhi orang yang
mengidap HIV/AIDS untuk mencegah
penularan.
Tidak pernah
Jika pernah mendapatkan informasi atau penyuluhan tentang HIV/AIDS,
darimanakah informasi atau penyuluhan tentang HIV/AIDS anda dapatkan
? Beri tanda ceklist (√) pada jawaban yang paling sering digunakan (pilih
satu jawaban saja)
No
Sumber Informasi
.
1 Buku
2 Koran
3 Majalah
4 Leaflet
5 Televisi
No
Sumber Informasi
.
6 Internet
7 Guru
8 Tenaga Kesehatan
9 Teman
10 Orangtua
11 Sumber lainnya,....................
V. Varriabel Dependent : Perilaku Pencegahan Penularan HIV/AIDS
A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pernyataan di bawah ini dengan teliti.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda,
pilih jawaban Ya dan Tidak
3. Berilah tanda Ceklist (√) pada salah satu pilihan jawaban yang
tertera di samping pernyataan untuk menunjukkan jawaban yang
Anda pilih.
4. Data ini akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan untuk
keperluan penelitian. Pengisian kuesioner ini tidak akan
berpengaruh pada penilaian dari sekolah.
5. Mohon jawab dengan sejujur mungkin dan tidak diperbolehkan
bertanya kepada teman atau orang lain
B. Pertanyaan
Keterangan
No Pernyataan
Ya Tidak
1 Saya melakukan pencegahan penularan
HIV/AIDS.
2 Saya menggunakkan kondom saat
melakukan hubungan seks karena membantu
mencegah HIV/AIDS.
3 Saya tidak melakukan tato karena berisiko
tinggi untuk tertular HIV/AIDS.
4 Saya hanya melakukan hubungan seksual
dengan satu orang dan resmi sebagai
pasangan suami istri
5 Saya tidak pernah memakai narkoba dalam
bentuk apapun
6 Pendidikan seksual sangat penting bagi saya
agar tidak terjerumus pada perilaku berisiko
tertular HIV/AIDS.
7 Saya tidak menjauhi orang yang positif
HIV/AIDS dan tidak berfikiran negatif kepada
mereka.
8 Saya pernah melakukan hubungan seksual.
9 Saya hanya melakukan hubungan seksual
dengan kekasih saya karena akan membantu
mencegah penularan penyakit HIV/AIDS.
10 Saya pernah melakukan hubungan seksual
dengan kekasih saya dan saya yakin kekasih
saya tidak akan menularkan penyakit
HIV/AIDS.