OLEH :
(Wiwin.S.S.Kep.Ns.,M.Kep)
Mengetahui
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
Idola Perdana Sulistyaning Suharto.S.Kep.,Ns.,M.Si
Kelompok
BAB 1
LATAR BELAKANG
KARU
Ny.S.P.L,S.Kep.Ns
ADMIN
Ny.A.M
WAKARU
Tn.D.A, S.Kep.Ns
STAF
a. Tenaga Keperawatan
Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruang Melati
NO Klasifikasi Jumlah
1 Dokter spesialis anak 3
2 Dokter spesialis penyakit 4
dalam
3 Dokter spesialis penyakit 2
paru
4 Dokter Umum 1
JUMLAH 10
Kebutuhan tenaga perawat per hari berdasarkan tingkat ketergantungan klien di Ruang
Melati per hari tanggal 31 menggunakan metode Douglas
Kebutuhan tenaga perawat per hari berdasarkan tingkat ketergantungan klien di Ruang
Melati per hari tanggal 1 Juni 2022 menggunakan metode Douglas
Kebutuhan tenaga perawat per hari berdasarkan tingkat ketergantungan klien di Ruang Melati
per hari tanggal 2 Juni 2022 menggunakan metode Douglas
Kebutuhan tenaga perawat per hari berdasarkan Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat Pelaksana (Depkes)
dan Fakta Yang Ada Jumlah Perawat Pelaksana
Hasil Analisis :
Berdasarkan wawancara dengan Kepala ruangan pada tanggal 31 januari menyatakan bahwa kinerja
perawat sudah cukup bagus, dan disiplin dalam bekerja. Berdasarkan observasi dengan cara mengamati
perawat datang 30 menit lebih awal. Berdasarkan hasil observasi kepala ruangan menerapkan gaya
kepemimpinan demokratis. Yakni, adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan sebuah keputusan
yang di lakukan dengan cara musyawarah.
3 ALUR PELAYANAN
Alur pelayanan pasien dari mulai pasien masuk hingga pulang di RSUD Gambiran seperti berikut:
IGD/IRD Poli
Rujukan
Puskesmas/ Dokter
Keluarga/Rs Lain
MRS PULANG
Rujukan
Puskesmas/ Dokter
Keluarga/Rs Lain
Ruangan
Kontrol
Melati
Pindah
meninggal Pulang
Ruangan
4 Kasus Terbanyak Di Ruang Melati Dalam Kurun Waktu 3 Hari Pengkajian Tabel
2.8 Presentase kasus terbanyak di ruang X selama 31 – 2 Juni 2022
2. MATEIAL M-2
10 TV 6 Baik
17 Printer 1 Baik
21 Meja 4 Baik
2 Kasur 27 Baik
3 Perlak 15 Baik
7 Sprei 47 Baik
16 WSD 1 Baik
26 Flowmeter 39 Baik
3.METODE M-3
Sistem MAKP adalah suatu kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni standar, proses
keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-
prinsip yang di yakini dan akan menentukan produksi atau jasa layanan kesehatan.
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 31 Mei 2022 ditetapkan bahwa
MAKP diruang Melati menggunakan model TIM yang terdiri dari 2 tim yaitu : tim A, tim B .
Pasien dibagi berdasarkan tanggung jawab masing- masing tim. Ketua tim bertanggung jawab
atas tugas yang dilimpahkan kepada perawat pelaksana yang ditunjuk.
Kepala Ruangan
Metode Tim di Ruang Melati Sumber : Data dari Kepala Ruang Melati RSUD MARDI
WALUYO Kediri, 31 Mei 2022 Berdasarkan observasi di Ruang Melati sudah di bentuk struktur
organisasi akan tetapi tenaga keperawatan di ruang Melati sudah melakukan tugas sesuai yang
telah di tetapkan oleh kepala ruang. Perawat bekerja secara bersama-sama, ketika 1 perawat
selesai melaksanakan tugasnya maka perawat tersebut akan membantu perawat lain dalam
memberikan asuhan keperawatan.
visi:
Menuju Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo sebagai rumah sakit pilihan utama yang
terpercaya melayani semua masyarakat pada tahun 2021
Misi:
a.Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna,berkualitas,dengan mengutamakan
keselamatan,membangun citra pelayanan kesehatan yang partisipatif serta menyelenggarakan
pendidikan,pelatihan dan penelitian
Moto:
1. Unsur-unsur MAKP
a. Penerimaan pasien baru Penerimaan pasien baru merupakan suatu cara menerima pasien
baru diruangan. Menurut hasil wawancara pada tanggal 31 Mei 2022 kepada kepala ruangan
Melati, penerimaan pasien baru sudah dilakukan dan sudah ada format penerimaan pasien baru.
Adapun teknis pelaksanaan penerimaan pasien baru di ruang Melati adalah perawat terlebih
dahulu mendapat informasi dari IGD/Poli via telephone dan indikasi alih ruang dilanjutkan ke
ruang Melati, diterima oleh perawat jaga sesuai dengan tim kemudian ditempatkan di bed sesuai
dengan klasifikasi diagnosa medis, kemudian perawat menanyakan kepada pengirim terkait
tindakan yang sudah dilakukan di ruang sebelumnya, hasil labolatorium dan obat yang sudah
diberikan lalu perawat melakukan anamnesa pasien. ?Berdasarkan hasil wawancara kepala ruang
di dapatkan hasil bahwa untuk SOP penerimaan pasien baru langsung keruangan ang sudah
disiapkan, dalam proses penerimaan pasien baru seharusnya disertai juga orientasi ruang
perawat, kamar mandi, dan cara saat cuci tangan serta penjelasan tata tertib ruangan dan
pengenalan diri perawat jaga saat penerimaan pasien baru. Berdasarkan hasil observasi diruang
Melati, terkadang keluarga pasien tidak dilakukan orientasi ruang perawat, kamar mandi, dan
cara saat cuci tangan serta penjelasan tata tertib ruangan dan perawat jaga penerimaan pasien
baru tidak memperkenalkan diri pada keluarga dan pasien.
b. Timbang terima
Timbang terima merupakan suatu cara menyampaikan dan menerima sesuatu atau laporan
yang berkaitan dengan keadaan klien atau pasien (Nursalam, 2007). Berdasarkan hasil
wawancara pada tanggal 31 Mei 2022 diruang Melati didapatkan timbang terima sesudah
dilakukan metode buku katim (yang berisi laporan kondisi dan terapi klien). Dimana serah terima
dibacakan oleh penanggung jawab shift atau perawat jaga namun tidak harus dibacakan oleh
ketua tim. Timbang terima dilakukan setiap pergantian sift. Timbang terima dilakukan di nurse
station selanjutnya perawat berkeliling ke ruangan tempat tidur pasien untuk melakukan validasi.
Selanjutnya berdoa bersama dan menyampaikan kembali hal-hal yang kurang yang perlu
dioperkan kembali. Berdasarkan hasil observasi diruang Melati Isi dari kegiatan timbang terima
tersebut diantaranya identitas pasien, diagnosa medis, tindakan yang sudah dilakukan, terapi
yang sudah diberikan dan yang belum diberikan. Dan berdasarkan hasil observasi didapatkan
perawat selalu melakukan timbang terima dalam 3 kali pergantian shift.
3.Ronde keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk melaksanakan asuhan keperawatan
(Nursalam, 2007). Berdasarkan hasil wawancara kepala ruang pada tanggal 31 Mei 2022 diruang
Melati?. Ruangan mendukung jika ada kegiatan ronde keperawatan. Berdasarkan hasil observasi
diruang Melati ?
4. Sentralisasi obat
Sentralisasi obat (teknik pengelolaan obat penuh) adalah pengelolaan obat dimana seluruh
obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran
dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat (Nursalam, 2007). Berdasarkan hasil
wawancara pada tanggal 31 Mei 2022 diruang Melati didapatkan kegiatan sentralisasi obat ini
sudah terlaksana dengan adanya modifikasi, untuk pasien umum atau biaya mandiri serta pasien
bpjs, semua obat baik injeksi maupun obat oral telah dilakukan sistem sentralisasi di ruang
perawat. Untuk buku inventaris obat injeksi dan oral dalam satu buku namun belum ada
pembagian tugas serta tanggung jawab yang jelas dalam sentralisasi obat, untuk SOP sentralisasi
obat di ruang Melati belum juga belum tersedia. Berdasarkan hasil observasi diruang Melati
pengelolaan sentralisasi obat sudah sesuai terdapat ruangan khusus untuk sentralisasi obat,
tempat oplos obat, kulkas dan pendingin ruangan. Dasar pemberian obat yang digunakan diruang
Melati adalah 6 benar (benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute, benar
dokumentasi). Semua obat pasien berada di loker pasien ruang sentralisasi obat dan sudah
terdapat nomer bed pasien. Alur pemberian obat dimulai dari pemberian resep dokter spesialis
setelah dilakukan pemeriksaan resep diambil atau diserahkan pada petugas farmasi kemudian
dibantu oleh petugas ruangan, obat langsung diberikan kepada pasien dan obat dikelola oleh
perawat.
5. Supervisi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 31 Mei 2022 diruang
melati didapatkan bahwa supervisi diruang Melati belum pernah dilakukan di ruangan baru dan
SOP terkait supervisi di ruang baru juga belum tersedia dikarenakan masih dalam relokasi
ruangan selain itu untuk format yang baku dalam pelaksanan supervisi juga belum tersedia.
Kepala ruang mengobservasi kerja perawat pelaksana dan ketika ada perawat yang tidak
melaksanakan tugas dengan baik baru saat itu kepala ruang menegurnya. Kepala ruang sangat
mendukung kegiatan supervisi demi peningkatan mutu pelayanan keperawatan.
6. Discharge Planning
7. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentai keperawatan adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat
diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (Potter, 2005).
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 31 Mei 2022 diruang Melati Sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang Melati berdasarkan SOR ( Source Oriented
Report ) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga
kesehatan misalnya, dokter, perawat, ahli gizi, dll. Format asuhan keperawatan sudah tersedia,
dan perawat bertanggung jawab mengisi lembar asuhan keperawatan SOAP harian sesuai dengan
jadwal dinas yang diisi oleh masing-masing tim dan ketika akan memberi laporan kepada dokter,
perawat menggunakan pendokumentasian sistem SBAR. Pendokumentasian asuhan keperawatan
dilaksanakan segera setelah klien masuk atau terjadi masalah keperawatan. Di ruang ini untuk
SOP terkait dengan dokumentasi keperawatan masih dalam penyusunan. Berdasarkan hasil
observasi diruang Melati pelaksanaan pendokumentasian keperawatan selalu ditulis setelah
pasien masuk ruangan. Belum terdapat SOP terkait dengan dokumentasi keperawatan.
a. Pengkajian
Berdasarkan hasil observasi didapatkan hasil pengkajian sudah sesuai dan lengkap.
b. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi status pasien didapatkan hanya 1 diagnosa keperawatan saja
c. Intervensi
Dari hasil observasi status pasien di dapatkan bahwa semua status pasien sudah tertulis adanya
intervensi yang diberikan.
d. Implementasi
e. Evaluasi Dari hasil observasi status pasien evaluasi dilakukan menggunakan SOAP dan diisi
setiap shift.
4.KEUANGAN M-4
Berdasarkan data yang diperoleh dari sumber dana operasional, sumber kesejahteraan,
pendanaan alat kesehatan, pendanaan alat kesehatan habis operasi, pendanaan fasilitas kesehatan
bagi petugas, fasilitas kesehatan (PNS BPJS, kontrak 50%), dan sebagian besar penggandaan
dana bagi ruangan diatur oleh rumah sakit RSUD Mardi Waluyo Kabupaten Blitar menerima
layanan BPJS, KIS, JKD dan biaya sendiri (umum), semua pembiayaan ditanggung sesuai
dengan haknya.
1. Tarif adalah sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan pelayanan
medis dan non medis yang dibebankan kepada masyarakat sebagai imbalan
jasa pelayanan yang diterimanya.
2. Tarif rawat inap
a. Setiap pelayanan rawat inap dikenakan pendaftaran rawat inap
b. Setiap pemberian pelayanan rawat inap dikenakan tarif pelayanan
kesehatan berupa biaya akomodasi dan jasa rumah sakit yang dibayar oleh
penderita dan dihitung untuk satu rawat inap dengan perhitungan waktu
check out setelah pukul 00.00 WIB.
c. Biaya perawatan tidak termasuk obat-obatan dan alat habis pakai.
d. Biaya konsultasi medis dikenakan pada semua kelas perawatan demikian
juga untuk yang pembayarannya dijamin oleh perusahaan atau badan
hukum yang telah diatur berdasarkan perjanjian tersendiri dengan rumah
sakit.
Pemberian pelayanan pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan medis dan
terapi, pemeriksaan dan tindakan diagnostik kasus, perawatan jenazah, dikenakan
biaya sendiri dengan tarif yang ditetapkan untuk jenis pemeriksaan atau tindakan
tersebut dan dibayar terpisah dari biaya akomodasi atau biaya rawat inap.
1. Pelayanan rawat jalan
Tarif Pelayanan Rawat Jalan
No Jenis Komponen
Jasa Jasa layanan Jumlah
sarana
1. Pemeriksaan di Poli Spesialis
2. Konsultasi antar Poli
Spesialis
3. Pemeriksaan di Poli Gigi dan
Mulut
4. Pemeriksaan di Poli
Rehabilitasi Medik
Sumber: Data dari Kepala Ruang X RSUD Mardi Waluyo Kbupaten Blitar, 8 Juli 2022
2. Pelayanan rawat darurat
Tarif Pelayanan Rawat Darurat
No Jenis Komponen
Jasa sarana Jasa layanan Jumlah
1. Pemeriksaan oleh dokter
Umum
2. Konsul ke dokter spesialis
Sumber: Data dari Kepala Ruang X RSUD Mardi Waluyo Kbupaten Blitar, 8 Juli 2022
3. Pelayanan rawat inap
Tarif Pelayanan Rawat Inap
No Jenis Komponen
Akomodasi Jasa layanan Jumlah
A. Kelas perawatan
1. Kelas utama
2. Kelas I
3. Kelas II
4. Kelas III
5. Bayi rawat gabung
a. Kelas utama
b. Kelas I
c. Kelas II
d. Kelas III
B. One day care (rawat sehari)
C. HCU/ROI
D. ICU/NICU/PICU
E. ICCU
F. Ruang Isolasi
Satu tingkat lebih tinggi dari tarif Kelas
perawatan semula
Sumber: Data dari Kepala Ruang X RSUD Mardi Waluyo Kbupaten Blitar, 8 Juli 2022
Tabel 2.18 Tarif Visite Dokter Paien Rawat Inap
No Jenis Biaya setiap kali visite
dan konsul ke dokter
spesialis lain
A. Kelas perawatan
1. Kelas utama
2. Kelas I
3. Kelas II
4. Kelas III
5. Bayi rawat gabung
a. Kelas utama
b. Kelas I
c. Kelas II
d. Kelas III
B. One day care (rawat sehari)
C. HCU/ROI
D. ICU/NICU/PICU
E. ICCU
Sumber: Data dari Kepala Ruang X RSUD Mardi Waluyo Kbupaten Blitar, 8 Juli 2022
4. Pelayanan Ambulance
Tabel 2.19 Tarif Pelayanan Rawat Inap
No. Jenis Tarif (Rp) Jasa % jasa terhadap tarif
pelayanan Tarif Argometer sarana Jasa pelayanan
ambulance awal
Pengemudi Paramedis
1. Ambulance 4.000/km 80% 8% 12%
Standart
2. Ambulance 5.000/km 80% 8% 12%
118
*bila
diperlukan
dokter
pendamping,
dikenakan
tambahan jasa
pendamping
sebesar 20%
dari tarif
Sumber: Data dari Kepala Ruang X RSUD Gambiran Kediri, 8 Juli 2020
5.MARKET M-5
2. Kepuasan Pasien
Kepuasan merupakan sebagian tindakan perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya (Supranto, 2001).