Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM UNIT I

METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN


TANAMAN WARUNG HIDUP

DISUSUN OLEH

AGUS ADIPURA
(030480209)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


(Bidang Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian)

UNVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)
BANDAR LAMPUNG
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara


penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan “perilaku”.
Dengan kata lain, kegiatan penyuluhan tidak terhenti pada “penyebarluasan
informasi”, dan “memberikan penerangan”. Tetapi merupakan proses yang
dilakukan secara terus menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan waktu
dan melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh
penerima manfaat penyuluhan yang menjadi klien penyuluhan.
Seorang mahasiswa Program Studi Agribisnis perlu mengetahui kegiatan
dalam lingkup pertanian yaitu melalui proses kegiatan Penyuluhan dan
Komunikasi Pertanian agar dapat menambah wawasan dan keterampilan
mahasiswa dalam menyampaikan berbagai inovasi baru. Melalui proses
penyuluhan yang baik, akan semakin banyak petani yang melakukan dan
menerapkan informasi yang telah diterimanya melalui kegiatan penyuluhan.
Kegiatan praktikum yang dilaksanakan mahasiswa, nantinya dapat
melahirkan penyuluh yang berkualitas, yang memberikan banyak informasi
penting mengenai cara bercocok tanam serta pemanfaatan lahan pekarangan
kepada pertanian sehingga petani dapat meningkatkan produksi hasil
pertanian untuk mensejahterakan masyarakat petani melalui upaya
peningkatan hasil usaha tani.

Halaman rumah merupakan salah satu tempat yang dekat dengan kegiatan
kita sehari - hari. Tetapi seiring dengan perkembangan jumlah penduduk yang
meningkat, maka penempatan pekarangan rumah semakin terkikis oleh
padatnya penduduk. Di Kabupaten Pringsewu tepatnya di Kecamatan
Gadingrejo sebagian besar dari masyarakatnya mempunyai pekarangan
rumah. Namun hal ini tidak disertai kesadaran masyarakat akan pentingnya
menanam tanaman hidup dipekarangan rumah. Salahsatu penyebab
kurangnya kesadaran masyarakat akan menanam apotik hidup adalah
kurangnya media informasi yang beredar sehingga mempengaruhi minat
masyarakat akan pembudidayaan tanaman warung hidup. Disamping itu,
kurangnya media informasi juga mempengaruhi pola pikir masyarakat akan
cara mengolah tanaman warung hidup yang baik dan benar. Oleh sebab itu,
perlu dilakukan perancangan media penyuluhan tentang ajakan dan cara
mengolah tanaman warung hidup yang baik melalui sebuah acara penyuluhan
yang dirancang secara konseptual agar tujuan dari penyuluhan ini
tersampaikan dengan tepat dan benar pada kalangan kelompok wanita tani.

Pekarangan adalah sebidang tanah disekitar rumah yang terbatas sering


dipagari ada juga yang tidak dipagari, biasanya ditanami dengan beraneka ragam jenis
ada yang berumur panjang, berumur pendek, menjalar, memanjat, semak,
pohon rendah dantinggi serta terdapat ternak. Dalam hal ini pekarangan
merupakan sebuah ekosistem buatan.

Pekarangan jika dimanfaatkan secara konseptual dan dipelihara secara benar dan baik
akan memberikan hasil tidak ternilai. Artinya kita manfaatkan dengan
pendekatan ekosistem dan memperhatikan semua kepentingan yang ada di
rumah kita, seperti kepentingan ibu, bapak, anak-anak, bahkan pembantu.

Dengan menanam tanaman yang berproduktif, taman pekarangan dapat memberikan


kesehatan yang memenuhi kepuasan jasmaniah dan rohaniah. Pemanfaatan pekarangan
dengan tanaman produktif seperti tanaman holtikultura (tanaman buah-
buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias), rempah-rempah, obat-obatan,
bumbu-bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan yang berlipat ganda.
Pekarangan juga memberikan hasil yang abstrak yaitu ketenangan, keindahan dan
kedamaian yang dapat memenuhi kebutuhan untuk kesehatan rohaniah.
1.2 Tujuan
1) Untuk memberikan penyuluhan pertanian tentang Tanaman Warung Hidup
dan pemanfaatan lahan pekarangan.
2) Untuk menambah wawasan para anggota kelompok tani dalam
pemanfaatan lahan pekarangannya.

1.3 Manfaat
1) Para anggota kelompok wanita tani bisa memanfaatkan lahan
pekarangannya untuk ditanami sayuran.
2) Para anggota kelompok wanita tani mampu menerapkan teknologi
pemanfaatan lahan pekarangannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelompok Wanita Tani

Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan
dibentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan
(sosial, ekonomi, sumberdaya), keakraban dan keserasian, serta mempunyai
pimpinan untuk mencapai tujuan bersama (Anonim, 2002). Wiranti dalam
Nuryanti dan Swastika (2011), menjelaskan bahwa secara umum, kelompok
tani dibentuk untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi petani yang
tidak bisa diatasi secara individu, kelompok tani dapat dibentuk secara
swadaya maupun atas dasar kepentingan kebijakan dari pemerintah melalui
Dinas Pertanian.
Kelompok Wanita Tani (KWT) merupakan organisasi yang dapat
dikatakan berfungsi dan ada secara nyata, disamping berfungsi sebagai
wahana penyuluhan dan penggerak kegiatan anggotanya. Beberapa kelompok
tani juga mempunyai kegiatan lain, seperti gotong royong, usaha simpan
pinjam dan arisan kerja untuk kegiatan usaha tani (Hermanto dalam Wiranti).
Nuryanti dan Swastika dalam Wiranti (2011) menjabarkan bahwa secara
teoritis kelompok tani diartikan sebagai kumpulan petani yang terikat secara
informal atas dasar keserasian dan kepentingan bersama dalam usaha tani.

2.2 Tanaman Warung Hidup


Warung hidup adalah tanaman yang ditanam pada lahan pekarangan yang
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan dapur seperti sayuran, bumbu, dan
buah buahan. Tanaman ini bisa ditanam di pekarangan langsung, bisa juga
ditanam dalam pot, poly bag, plastik bekas, karung bekas, kaleng biskuit,
bekas ember cat, dan wadah lainnya. Tanaman warung hidup yang mudah
ditanam misalnya terong, cabe rawit, tomat, jambu biji, daun salam, serai,
aneka rempah, singkong, ubi, pisang, pare, dan daun ginseng.
Banyak sekali manfaat yang kita peroleh dari menanam tanaman warung
hidup di halaman rumah. Berikut ini keuntungan menanam tanaman warung
hidup di pekarangan halaman rumah:

1. Sebagai penghijauan halaman rumah yang sangat bermanfaat bagi


kesegaran lingkungan sekitarnya.
2. Sebagai bahan persediaan kebutuhan dapur terjamin bila dipekarangan
rumah tersedia cabe rawit, daun seledri atau daun bawang, tomat,
singkong, daun pandan, suji dan daun salam maka kebutuhan sehari-hari
dapat terpenuhi.
3. Memanfaatkan daun yang berguguran dan sampah organik sebagai pupuk
organik, bagi tanaman kita.
4. Hobi yang mendatangkan nilai tambah bagi keluarga.

2.3 Penyuluhan Pertanian

Penyuluahan pertanian adalah sebagai proses penyebarluasan informasi


yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara berusha tani demi
tercapainya peningkatan pendapatan dan perbaikan kesejahteraan
keluarganya. (Mardikanto 1993), Sedangakan departemen pertanian (2002)
menyatakan bahwa penyuluhan pertanian adalah pemberdayaan petani dan
keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan non
formal dibidang pertanian agar mereka mampu menolong dirinya sendiri,
baik di bidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan mereka tercapai. Pembangunan pertanian selalu
diindentikkan dengan kegiatan produksi usahatani dan kurang memberi
kesempatan untuk pengembangan produksi hilir sehingga dalam 10 tahun
terakhir, peningkatan produktivitas usahatani di tingkat petani relatif stagnan
dan kapasitas produksi pertanian secara nasional semakin terbatas. Hal ini
disebabkan peningkatan kualitas dan mentalitas sumber daya manusia
pertanian berjalan lambat (Deptan, 2007).
2.4 Pekarangan
Pekarangan dalam arti luas adalah suatu area/lahan yang berada di sekitar
rumah dan jelas kepemilikannya, batas fisik pekarangan seperti tembok, pagar
besi, pagar tanaman, gundukan tanah, parit, patok, tonggak batu, atau
tanaman di ujung-ujung lahan dicirikan pada berbagai pekarangan tergantung
pada adat, kebiasaan, sosial budaya masyarakat, status ekonomi, letak
pekarangan di desa/kota dan lain-lain (Arifin et al, 1998).
Sedangkan menurut fungsinya secara umum pekarangan adalah tempat
habitat berbagai jenis satwa, sebagai sumber pangan sandang dan papan,
sebagai sumber tambahan pendapatan keluarga, tempat dilakukannya aktifitas
santai selain di dalam rumah seperti duduk-duduk menikmati udara segar dan
sebagai tempat ruang terbuka hijau bagi lingkungan sekitarnya
(Arifin et al, 2009). Sebagai perbandingan, Deptan, (2002) menyebutkan
bahwa fungsi pekarangan adalah menghasilkan bahan makanan sebagai
tambahan hasil sawah dan tegalanya; sayur dan buah-buahan; tempat unggas,
ternak kecil dan ikan; rempah, bumbu dan wangi-wangian; dan bahan
kerajinan tangan.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu

Laporan Praktium Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Unit I


dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2018 di Kantor Balai Penyuluhan
Pertanian (BPP) Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum penyuluhan pertanian adalah :


Materi persentasi tentang Tanaman Warung Hidup. Sedangkan alat yang
digunakan adalah ; Laptop, dan LCD Proyektor.

3.3 Pelaksanaan Praktikum

Praktikum penyuluhan pertanian dilaksankan pada tanggal 16 Okotober


2018, dengan peserta seluruh Kelompok Tani Wanita (KWT) se-kecamatan
Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu. Setiap KWT diwakili oleh pengurus inti
(Ketua KWT, Sekretaris, dan Bendahara). Dalam penyuluhan ini saya selaku
mahasiswa bekerja sama dengan KAUPT BPP GADINGREJO dan PT.
Nufarm Indonesia untuk wilayah Kabuapten Pringsewu. Selama melakukan
penyuluhan terbilang lancar dan sukses, peserta dari masing-masing
perwakilan nampak Antusis dan sangat memperhatikan materi yang saya
sampaikan. Dalam penyuluhan ini materi yang saya sampaikan adalah materi
tentang Tanaman Warung Hidup, yang berfokus pada pemanfaatan
pekarangan rumah dari masing - masing Kelompok Tani Wanita, kemudian
tentang Pengedalian Organisme Pengganggu Tanaman, dan Penambahan Zat
Pengatur Tumbuh pada tanaman sayur-sayuran yang berfungsi untuk
mempercepat waktu panen. Materi Penyuluhan saya lampirkan.
Gambar 1. halaman muka persentasi

Warung hidup adalah pemanfaatan pekarangan


dengan tanaman produktif yaitu tanaman yang
menghasilkan baik buah, bunga, biji, dan daun yang
berguna untuk dimakan, seperti sayuran dan buah-
buahan.

Gambar 2. Definisi Tanaman Warung Hidup


Gambar 3. Manfaat Tanaman Warung Hidup

Gambar 4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman


GibGro 10 SP merupakan ZPT atau Zat Pengatur Tumbuh yang
mengandung Asam Giberelin 10 % yang berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan tanaman dan meningkat produksi hasil, baik dari
sisi kuantitas maupun kualitas.

Gambar 5. Pemberian ZPT Pada Tanaman Warung Hidup

Gambar 5. Manfaat Pemberian ZPT Pada Tanaman Warung Hidup


BAB IV

PEMBAHASAN

Gambar – Gambar selama melakukan penyuluhan


Warung hidup adalah tanaman yang ditanam pada lahan pekarangan yang
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan dapur seperti sayuran, bumbu, dan buah
buahan. Tanaman ini bisa ditanam di pekarangan langsung, bisa juga ditanam
dalam pot, poly bag, plastik bekas, karung bekas, kaleng biskuit, bekas ember cat,
dan wadah lainnya. Tanaman warung hidup yang mudah ditanam misalnya terong,
cabe rawit, tomat, jambu biji, daun salam, serai, aneka rempah, singkong, ubi,
pisang, pare, dan daun ginseng.

Banyak sekali manfaat yang kita peroleh dari menanam apotik hidup dan warung
hidup di halaman rumah. Berikut ini Keuntungan Menanam Apotik Hidup dan
Warung Hidup di Pekarangan Halaman Rumah:

1. Sebagai penghijauan halaman rumah yang sangat bermanfaat bagi


kesegaran lingkungan sekitarnya.
2. Sebagai persediaan obat-obatan alami, misalnya ketika si kecil memar
karena jatuh maka bisa mengambil umbi kencur yang kita tanam kemudian
ditumbuk dan dioleskan pada luka memar.
3. Sebagai bahan persediaan kebutuhan dapur terjamin bila dipekarangan
rumah tersedia cabe rawit, daun seledri atau daun bawang, tomat,
singkong, daun pandan, suji dan daun salam maka kebutuhan sehari-hari
dapat terpenuhi.
4. Memanfaatkan daun yang berguguran dan sampah organik sebagai pupuk
organik, bagi tanaman kita.
5. Hobi yang mendatangkan nilai tambah bagi keluarga.

Dalam kegiatan penyuluhan pertanian tentang Tanaman Warung Hidup


dengan memanfaatkan lahan pekarangan para anggota Kelompok Wanita
Tani (KWT) sangat antusias dalam mengikuti pemaparan materi yang
disampaikan. Dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
beberapa anggota tentang pemanfaatan lahan pekarangan dimana mereka
bertanya cara pembuatan rak yang terbuat dari bambu serta bagaimana
memanfaatkan limbah rumah tangga untuk dijadikan kompos.
Dalam hal ini kami menjawab bagaimana cara membuat rak yang terbuat
dari bambu, mengolah limbah rumah tangga menjadi kompos. Dalam
pembuatan rak yang terbuat dari bambu hal yang utama adalah menyediakan
bahannya yaitu bambu, paku, tali karet serta alat yang digunakan adalah
gergaji, parang dan martil. Setelah bahan tersedia lalu membuat model atau
rancangan rak yang akan dibikin dalam hal ini rak di buat menjadi 3 susun,
seperti tangga, dengan ukuran pertama 50 cm, 70 cm dan 100 cm dengan
panjang 200 meter atau disesuaikan dengan lahan pekarangan yang dimiliki.
Setelah semua sudah diukur lalu potongan-potongan bambu di susun dan di
gabung satu persatu sehingga model yang diinginkan dapat terwujud. Setelah
rak selesai dibikin siap untuk di gunakan untuk menyusun polibeg agar
keliahatan rapih dan memiliki seni keindahan dan tanaman dalam polibeg
aman dari serangan binatang yang ada disekitar lingkungan rumah serta rak
mudah dipindahkan ketempat yang lain.
Untuk pembutan kompos dari limbah rumah tangga anggota kelompok
disarankan untuk mengumpulkan sisa-sisa sayuran yang sudah tidak
dimanfaatkan untuk dijadikan kompos, dengan memasukan bekas-bekas
sayuran kedalam wadah kemudian ditutup rapat sampai 1 minggu setelah itu
bisa dicampur pupuk kandang untuk ditaburkan atau untuk campuran media
tanam serta memanfaatkan hasil air bekas cucian beras sebagi pupuk cair.
Selain itu juga para anggota kelompok tani bisa memanfaatkan bungkus
bekas detergen sebagai pengganti polibeg dan memanfaatkan kaleng atau
bekas botol air mineral sebagai tempat media tanam yang ramah lingkungan.
Selain itu peserta penyuluhan juga menanyakan tentang aplikasi ZPT dan
amankah efeknya untuk tanaman dan kesehatan. Jawaban dibantu oleh staff
PT. Nufarm Indonesia selaku pemegang merek ZPT yaitu “Gibgro 10 SP”.
Staff PT. Nufarm Indonesia memaparkan untuk aplikasi tanaman Gibgro
pada tanaman Hortikultura bisa diaplikasikan pada tanaman umur 10 s/d 15
HST (Hari Setelah Tanam) yang berfungsi untuk memacu perkembangan
pertumbuhan tanaman holtikultura. Pengaplikasian ZPT pada tanaman sangat
aman, ZPT tidak akan menimbulkan kerusakan pada tanaman utama dan tidak
menyebabkan tanaman keracunan.
BAB V

KESIMPULAN

Tanaman Warung Hidup adalah rumah yang memiliki pekarangan yang


cukup untuk dimanfaatkan secara intensif melalui penanaman tanaman sayur-
sayuran dan tanaman pangan yang produktif bersifat ramah lingkungan dan
berkelanjutan dengan mengacu pada prinsip ketahanan dan kemandirian
pangan.

Dengan pemanfaatan “Pekarangan”, dapat melakukan upaya pelestarian


tanaman untuk masa depan, serta tercapai pula upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
DAFTAR PUSTKA

Nuryanti, Sri dan Dewa K.S Swastika. 2011. Peran Kelompok Tani dalam
Penerapan Teknologi Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi,
Volume 29 No. 20, Desember 2011, 115 –128.

Hermanto dan Swastika. 2011. Penguatan Kelompok Tani: Langkah Awal


Peningkatan Kesejahteraan Petani. Analisis Kebijakan pertanian,
Volume 9 No. 4, Desember 2011 : 371 – 390.

Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret


University Press. Surakarta.

Arifin HS, Arifin NHS, Munandar A, Kaswanto 2009. Buku Pedoman Seri
Kedua: Pemanfaatan Pekarangan di Perdesaan. Departemen
Pertanian RI. Jakarta. ISBN 978-979-19795-1-1. 29p.

Deptan. 2007. Prospek Dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah.


Departemen Pertanian. Bogor. htpp://www.litbang.deptan.go.id
[2/11/2018].

Badan Litbang Pertanian. 2002. Prospek Pertanian Organik di Indonesia.


http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/. Diakses 2/11/2011.

http://apoteekhiidup.blogspot.com/2018/01/warung-hidup-adalah-tanaman
yang.html diakses pada tanggal 2/11/2018

ib.unikom.ac.id/files/disk1/703/jbptunikompp-gdl-muhammadsi-35111-8-
unikom_m-i.pdf diakses pada tanggal 2/11/2018

https://repository.ipb.ac.id/ diakses pada tanggal 2/11/2018

Anda mungkin juga menyukai