DISUSUN OLEH
AGUS ADIPURA
(030480209)
UNVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)
BANDAR LAMPUNG
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
Halaman rumah merupakan salah satu tempat yang dekat dengan kegiatan
kita sehari - hari. Tetapi seiring dengan perkembangan jumlah penduduk yang
meningkat, maka penempatan pekarangan rumah semakin terkikis oleh
padatnya penduduk. Di Kabupaten Pringsewu tepatnya di Kecamatan
Gadingrejo sebagian besar dari masyarakatnya mempunyai pekarangan
rumah. Namun hal ini tidak disertai kesadaran masyarakat akan pentingnya
menanam tanaman hidup dipekarangan rumah. Salahsatu penyebab
kurangnya kesadaran masyarakat akan menanam apotik hidup adalah
kurangnya media informasi yang beredar sehingga mempengaruhi minat
masyarakat akan pembudidayaan tanaman warung hidup. Disamping itu,
kurangnya media informasi juga mempengaruhi pola pikir masyarakat akan
cara mengolah tanaman warung hidup yang baik dan benar. Oleh sebab itu,
perlu dilakukan perancangan media penyuluhan tentang ajakan dan cara
mengolah tanaman warung hidup yang baik melalui sebuah acara penyuluhan
yang dirancang secara konseptual agar tujuan dari penyuluhan ini
tersampaikan dengan tepat dan benar pada kalangan kelompok wanita tani.
Pekarangan jika dimanfaatkan secara konseptual dan dipelihara secara benar dan baik
akan memberikan hasil tidak ternilai. Artinya kita manfaatkan dengan
pendekatan ekosistem dan memperhatikan semua kepentingan yang ada di
rumah kita, seperti kepentingan ibu, bapak, anak-anak, bahkan pembantu.
1.3 Manfaat
1) Para anggota kelompok wanita tani bisa memanfaatkan lahan
pekarangannya untuk ditanami sayuran.
2) Para anggota kelompok wanita tani mampu menerapkan teknologi
pemanfaatan lahan pekarangannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan
dibentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan
(sosial, ekonomi, sumberdaya), keakraban dan keserasian, serta mempunyai
pimpinan untuk mencapai tujuan bersama (Anonim, 2002). Wiranti dalam
Nuryanti dan Swastika (2011), menjelaskan bahwa secara umum, kelompok
tani dibentuk untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi petani yang
tidak bisa diatasi secara individu, kelompok tani dapat dibentuk secara
swadaya maupun atas dasar kepentingan kebijakan dari pemerintah melalui
Dinas Pertanian.
Kelompok Wanita Tani (KWT) merupakan organisasi yang dapat
dikatakan berfungsi dan ada secara nyata, disamping berfungsi sebagai
wahana penyuluhan dan penggerak kegiatan anggotanya. Beberapa kelompok
tani juga mempunyai kegiatan lain, seperti gotong royong, usaha simpan
pinjam dan arisan kerja untuk kegiatan usaha tani (Hermanto dalam Wiranti).
Nuryanti dan Swastika dalam Wiranti (2011) menjabarkan bahwa secara
teoritis kelompok tani diartikan sebagai kumpulan petani yang terikat secara
informal atas dasar keserasian dan kepentingan bersama dalam usaha tani.
PEMBAHASAN
Banyak sekali manfaat yang kita peroleh dari menanam apotik hidup dan warung
hidup di halaman rumah. Berikut ini Keuntungan Menanam Apotik Hidup dan
Warung Hidup di Pekarangan Halaman Rumah:
KESIMPULAN
Nuryanti, Sri dan Dewa K.S Swastika. 2011. Peran Kelompok Tani dalam
Penerapan Teknologi Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi,
Volume 29 No. 20, Desember 2011, 115 –128.
Arifin HS, Arifin NHS, Munandar A, Kaswanto 2009. Buku Pedoman Seri
Kedua: Pemanfaatan Pekarangan di Perdesaan. Departemen
Pertanian RI. Jakarta. ISBN 978-979-19795-1-1. 29p.
http://apoteekhiidup.blogspot.com/2018/01/warung-hidup-adalah-tanaman
yang.html diakses pada tanggal 2/11/2018
ib.unikom.ac.id/files/disk1/703/jbptunikompp-gdl-muhammadsi-35111-8-
unikom_m-i.pdf diakses pada tanggal 2/11/2018