Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”


Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017

IBM PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH PEMOTONGAN HEWAN (RPH)


JUNGKE KARANGANYAR SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PUPUK
ORGANIK DI KELOMPOK TANI RUKUN MAKARYO MOJOGEDANG,
KARANGANYAR

Catur Rini Sulistyaningsih1), Catur Suci Purwati2)


1),2)
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Univet Bantara Sukoharjo

ABSTRACT

Penelitian IbM ini bertujuan untuk penanganan limbah ternak yaitu pembuatan starter-mol berbasis
rumen ternak sekaligus sebagai pupuk hayati dan pembuatan pupuk organik padat berbasis kotoran
padat ternak (feses) dan sisa pakan ternak sapi di tambah dengan sekam (limbah padi). Target dari
IbM ini adalah mengurangi pencemaran limbah khususnya cairan rumen pada RPH, meningkatkan
nilai tambah cairan rumen yang dapat digunakan untuk sumber mikroorganisme pada pembuatan
stsrter, meningkatkan pengetahuan mengenai pembuatan biofertilizer dan pupuk organik yang
berkualitas, produksi pupuk organik yang berkualitas agar mencukupi kebutuhan pupuk pada lahan
pertanian kelompok tani Rukun Makaryo. Meningkatkan hasil produksi beras organik, yang dihasilkan
dari kelompok tani kelompok tani Rukun Makaryo. Metode yang dilakukan yaitu dengan penyuluhan
dengan ceramah, diskusi, melalui pelatihan dengan praktek langsung oleh mitra, pendampingan
kepada mitra dan evaluasi.

Keywords: RPH, pupuk organik, kelompok tani Rukun Makaryo

PENDAHULUAN Kondisi Aspek Produksi dan Manajemen


Kondisi sumber daya manusia pada Mitra Mitra “Rumah Pemotongan Hewan (RPH)”.
Kelompok Tani Rukun Makaryo yang Limbah utama dari RPH berasal dari
didirikan pada tanggal 17 Juni 1999, dengan penyembelihan, pemindahan, pembersihan
jumlah anggota sebanyak 42 orang, yang bulu, pengaturan, pemerosesan dan
diketuai oleh Paiman Hadi Supadmo. Latar pembersihan. Teknik pengolahan air limbah
belakang pendidikan anggota kelompok Tani yang ada secara umum dapat dibagi menjadi
Rukun Makryo ini beragam. Lulusan SD : 25 tiga metode pengolahan,yaitu pengolahan
orang, SMP : 10 orang, SMA/SMK: 4 orang, secara fisika, kimia, dan biologi. Limbah
dan Sarjana : 3 orang dengan usia rata-rata RPH yang berupa feses urin, isi rumen atau
lebih dari 30 tahun. Kelompok Tani Rukun isi lambung, darah, daging atau lemak, dan
Makaryo mempunyai visi dan misi air cuciannya dapat bertindak sebagai media
kelompok. Visi Kelompok yaitu pertumbuhan dan perkembangan mikroba
“Kemandirian petani di bidang usaha demi sehingga limbah tersebut mudah mengalami
mewujudkan kesejahteraan bersama”. Misi proses dekomposi atau pembusukan. Proses
Kelompok Tani Rukun Makaryo yaitu pembusukannya di dalam air menimbulkan
Meningkatkan sumber daya petani, bau yang tidak sedap yang dapat
membentuk jaringan antar petani, membuka mengakibatkan gangguan pada saluran
dan menciptakan lapangan pekerjaan, pernapasan manusia yang ditandai dengan
merintis pasar, meningkatkan hasil produksi reaksi fisiologik tubuh berupa rasa mual dan
baik secara kualitas dan secara kuantitas. kehilangan selera makan. Selain
menimbulkan gas berbau busuk, penggunaan

479
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017

oksigen terlarut yang berlebihan oleh Setelah di olah tanah dibiarkan selama satu
mikroba dapat mengakibatkan kekurangan minggu kemudian di garu selama 1 minggu
oksigen bagi biota air (meningkatkan BOD). kembali diratakan. Benih padi yang
Pengelolaan air limbah yang tidak baik akan digunakan antara lain mentik, IR 64, padi
dapat berakibat buruk terhadap lingkungan merah dan padi hitam. Anggota kelompok
dan kesehatan masyarakat. tani rukun makaryo melakukan pertanian
Beberapa akibat buruk yang ditimbulkan organik murni dengan mengunakan pupuk
pengelolaan air limbah yang buruk adalah air organik sejak awal tanam. Pengairan
limbah sering menimbulkan bau yang tidak dilakukan dengan memanfaatkan aliran air
enak serta pemandangan yang tidak elok; air sungai tetapi pada musim kemarau petani
limbah dapat menjadi media tempat menggunakan mesin pompa air.
berkembang biaknya mikroorganisme Pemberantasan hama dilakukan dengan
patogen, larva nyamuk ataupun serangga pestisida nabati yang berupa campuran daun
lainnya yang dapat menjadi media transmisi sirsat, daun paitan, daun lavender, kulit
penyakit, terutama penyakit-penyakit yang pohon kamboja, tembakau, cabai, dan urine
penularannya melalui air yang tercemar sapi. Pemanenan dilakukan dengan
seperti kholera, typhus abdominalis, dysentri mengunakan sabit. Malai padi yang telah
baciler, dan sebagainya; dan perkembangan rontok kemudian dikumpulkan pada terpal
sosial ekonomi masyarakat tergantung dari plastik. Selanjutnya malai ini akan
tenaga kerja yang sehat dan produktif. dirontokan dengan menggunakan mesin
Keberadaan Rumah Pemotongan Hewan perontok untuk menghasilkan bulir padi.
(RPH) sangat membantu pemerintah dalam Kemudian bulir padi dibersihkan dengan
upaya pengawasan produk daging dan menggunakan mesin pembersih. Pemasaran
pemenuhan swasembada daging. Namun dilakukan secara kolektif antara lain di
limbah yang dihasilkan oleh RPH perlu Koperasi Agrika Karanganyar, dan di pasar
mendapat perhatian khusus agar tidak mojogedang. Kelompok ini dalam kegiatan
mencemari lingkungan sekitar. Kelompok operasionalnya belum mampu menerapkan
Tani Rukun Makaryo merupakan salah satu sistem informasi manajemen yang baik,
wadah yang dapat menampung limbah hasil terlihat dari proses pencatatan mengenai
RPH, yang dapat dioleh menjadi bahan data-data hasil panen dan penjualan, serta
pupuk organik. Kelompok tani Rukun laporan keuangan yang masih sangat
Makaryo berkeinginan menciptakan sederhana. Oleh karena itu, untuk
pertanian organik, dengan pemikiran bahwa kedepannya di harapkan petani sudah mampu
tidak selamanya petani bergantung pada mengolah laporan keuangannya ataupun
pupuk dan pestisida annorganik. Pada pencatatan segala administrasi dengan baik.
pemakaian pupuk dan pestisida organik yang
berlebihan dampaknya kan mendegradasi METODE
lahan pertanian, timbul hama dan penyakit, Metode Penerapan Ipteks bagi Pembuatan
serta kerusakan ekosistem. Dengan kondisi Pupuk Organik Rumah Pemotongan Hewan
seperti ini, maka Kelompok Tani Rukun (RPH) dan Kelompok Tani Rukun Makaryo.
Makaryo mendukung kebijakan yang Tahap I Pembuatan biostarter :
dikeluarkan pemerintah dengan program “Go 1. Persiapan mikroba :
Organic 2010”. Tujuan dari program tersebut Bahan-bahan mikroba dan media yang
“Mewujudkan Indonesia sebagai salah satu digunakan diantaranya rummino bacillus,
produsen dan pengekspor pangan organik sacharomyces cereviceae, azotobacter,
utama dunia pada tahun 2010”. tetes tebu, media protein dan yang paling
Kelompok tani telah memiliki teknologi penting adalah urin sapi,urin didapat dari
produksi yang terdiri dari traktor, mesin penampungan urin.
perontok malai, dan mesin pembersih bulir. 2. Pembuatan biostarter :
Pengolahan lahan dilakukan dengan traktor.

480
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017

Setelah bahan-bahan mikroba maupun HASIL DAN PEMBAHASAN


media yang akan digunakan siap, maka Tim pengabdian telah menyelasaikan
bahan-bahan tersebut dicampur dengan beberapa tahapan sesuai dengan metode
perbandingan tertentu dan menunggu pelaksanaan. Tahap yang sudah dilaksanakan
proses pemeraman selama 10 hari dengan sebagai berikut :
pengadukan setiap hari setiap pagi dengan Tahap I. Pembuatan biostarter :
proses anaerob. Persiapan mikroba Bahan-bahan mikroba dan
3. Pelaksana : Tim pengabdian prodi media yang digunakan diantaranya rummino
Agribisnis Univet Bantara Sukoharjo (Ir. bacillus, sacharomyces cereviceae,
Catur Rini Sulistyaningsih, MM dan Catur azotobacter, tetes tebu, media protein dan
Suci Purwati., S.Pt., M.Sc ) yang paling penting adalah hasil limbah dari
4. Partisipasi mitra : keikutsertaan sebagai RPH yang berupa isi rumen. Isi rumen
penyedia sarana prasarana dan bahan. digunakan sebagai sumber mikrobia. Isi
rumen diambil dari RPH Jungke
Tahap II Proses fermentasi kotoran padat Karanganyar. Peserta Kegiatan Pelatihan
dan sisa pakan ternak: Pembuatan Starter / Biofertilizer yang hadir
1. Mempersiapkan bahan yang akan terdiri dari pengurus dan anggota kelompok
difermentasi yaitu kotoran sapi, dolomit, tani Rukun Makaryo beserta perwakilan
dan sisa pakan ,kemudian difermentasi kelompok tani lain di sekitar Kecamatan
secara semi aerob selama 14 hari dengan Mojogedang. Dihadiri pula Petugas Penyuluh
menggunakn starter mikroba yang sudah Lapang Mojogedang dan tim pengabdi serta
diuji dilab. mahasiswa Universitas Veteran Bangun
2. Tujuan : memperoleh pupuk organik Nusantara Sukoharjo. Hasil yang diperoleh
padat yang berkualitas yang siap MOL (Mikroorganisme Lokal) adalah
diaplikasikan di lapangan. kumpulan dari beberapa mikro organisme
3. Pelaksana : Tim Pengabdian Univet yang bisa diternakkan dan berfungsi untuk
Bantara Sukoharjo (Koordinator Ir. Catur “starter” dalam pembuatan kompos, pupuk
Rini Sulistyaningsih) cair ataupun pakan ternak. Penambahan
4. Partisipasi mitra : keikutsertaan sebagai MOL kedalam konsentrat ternak berperan
peserta aktif pada proses fermentasi dalam mencerna
bahan-bahan makanan basal (pencernaan
Tahap III. Analisis pupuk organik hasil dari fermentatif) yang pada akhirnya akan
fermentasi. meningkatkan kualitas daging. Pembuatan
1. Melakukan pengujian baik secara mikro starter MOL. Pertama-tama siapkan mikrobia
maupun makro apakah sesuai lkal, seperti induk bateri, JLK2 (jahe, laos,
Standarisasi Pupuk Kompos No : kunir, dan kencur), perangsang akar, nutrisi,
28/Permetan/SR.130/5/2009,22 Mei 2009, perangsang buah, dan lain sebagainya.
dan 2005. Selama 10-15 hari disaring, ampasnya bisa
2. Tujuan : mengetahui kandungan nutrisi dicampurkan pupuk organik padat. Indukan
pupuk,unsur hara yang terkandung dalam bakteri merupakan starter MOL
pupuk organik sudah sesuai dengan (Mikroorganisme Lokal). Penggunaanya
standart. menurut kebutuhan. (Sulistyaningsih, 2012).
3. Pelaksana : Tim Pengabdian Univet Starter yang sudah jadi berwarna coklat dan
Bantara Sukoharjo (Koordinator Ir. Catur berbau tidak begitu menyengat. Starter MOL
Rini Sulistyaningsih) yang telah jadi ditutup dalam gentong (silo)
4. Pengamatan dan pelaksanaan dilakukan untuk kemudian digunakan sebagai indukan
selama 1 bulan bakteri pada saat pembuatan pupuk organik.
Partisipasi mitra : keikutsertaan sebagai Biostarter yang dihasilkan dapat digunakan
peserta aktif.. sebagai bahan stater karena dari hasil analisis
total pertumbuhan mikrobia masih sesuai

481
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017

dengan standar. Tahap I dihadiri oleh ketua 2009, dan 2005. Analisis pupuk organik
dan anggota tim pengabdi bersama 4 orang dalam proses analisa.
mahasiswa yang membantu. Keikutsertaan Rancangan Evaluasi terhadap Metode
sebagai penyedia sarana prasarana dan bahan. Penerapan Ipteks bagi Pembuat Pupuk
Dihadiri oleh 34 orang anggota kelompok Organik dengan Mitra I “RPH” dan
tani Rukun Makaryo. “Kelompok Tani Rukun Makaryo”
Tahap II. Proses fermentasi kotoran Sebelum dimulai penyuluhan dan pelatihan
menjadi pupuk organik: anggota kelompok Rukun Makaryo harus
Tujuan yang ingin dicapai untuk mengikuti pretest terlebih dahulu, setelah
mendapatkan pupuk organik padat yang penyuluhan selesai kemudian peserta diuji
berkualitas yang siap diaplikasikan di untuk mengerjakan soal postest.
lapangan. Peserta Kegiatan Pelatihan
Pembuatan Pupuk Organik terdiri dari Tabel 1. Penilaian Pretest dan Posttest sebagai
pengurus dan anggota kelompok tani Rukun berikut :
Makaryo beserta warga Desa Pereng,
Peningk
Mojogedang yang memiliki lahan Pertanian No Nama
Nilai Nilai
atan Skor
pretest pretest
Organik. Dihadiri kelompok tani Rukun (%)
Makaryo dan tim pengabdi Universitas 1 Paiman 50 70 28,57 2
2 Yanto 50 80 37,50 2
Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo beserta 3 Atmo
50 80 37,50 2
4 orang mahasiswa. Bahan-bahan Pupuk saiman
Organik 1)Kotoran ternak (Sapi) 1 ton, 2) 4 Sulardi 30 80 62,50 3
5 Sumarwan 50 80 37,50 2
Katul 20 kg, 3) Sekam padi/brambut 10 6 Sutekno 40 70 42,86 2
karung, 4) Induk bakteri/starter 2 liter, 7 Parwoto 50 80 37,50 2
5)Tetes tebu / mollase 2 liter, 6) JLK2 8 Sugimin 40 80 50,00 3
9 Winarko 60 70 14,29 1
sebanyak 2 liter Tetes tebu ini berfungsi 10 Sutrisno 40 60 33,33 2
untuk tambahan nutrisi bagi mikroba 11 Wagiyono 60 70 14,29 1
sehingga dapat mempercepat proses 12 Sudarso 50 80 37,50 2
13 Mariman 40 80 50,00 2
fermentasi serta dapat meningkatkan 14 Mukidan 50 70 28,57 2
kandungan nitrogen dalam pupuk . Cara 15 Surono 60 80 25,00 2
Pembuatan : Kotoran ternak/sapi, sekam, dan 16 Sunarmo 40 80 50,00 2
17 Paidi 50 70 28,57 2
bekatul diaduk-aduk sampai merata. Induk
18 Sutimin 50 80 37,50 2
bakteri, mollase dan JLK2 dikocorkan dan 19 Sujat 50 80 37,50 2
ditambah air secukupnya supaya merata, 20 Lardi 40 80 50,00 2
timbun. Ditutup dengan terpal 2 minggu 21 Mariman 40 70 42,86 2
22 Sugino 60 80 25,00 2
setelah dilakukan pembalikan, suhu di cek 1 23 Suradi 40 80 50,00 2
minggu dilakukan pembalikan 1 bulan pupuk 24 Sutiman 40 70 42,86 2
sudah jadi. Pupuk organik hasil dari 25 Sunardi 60 90 33,33 2
26 Suradi 40 70 42,86 2
kelompok tani Rukun Makaryo bersifat 27 Waluyo 40 80 50,00 2
dingin, remah, wujud aslinya tidak nampak, 28 Punidi 50 80 37,50 2
baunya tidak begitu menyegat sesuai dengan 29 Suparjo 40 80 50,00 2
30 Slamet 50 70 28,57 2
standar kriteria pupuk yang telah jadi. 31 Widodo 60 80 25,00 2
Tahap III. Analisis pupuk organik hasil 32 Nugroho 40 80 50,00 2
dari fermentasi. 33 Diran 60 80 25,00 2
Tujuan dari analisis untuk mengetahui 34 Supono 60 70 14,29 1
Rata-rata 47,95 76,47 37,31
kandungan nutrisi pupuk,unsur hara yang Keterangan: Skor 3 = Sangat tahu/Sangat Bisa, skor 2=
terkandung dalam pupuk organik sudah Tahu/Bisa, skor 1 = Tidak Tahu/Tidak Bisa.
sesuai dengan standart, kemudian dilakukan
pengujian baik secara mikro maupun makro
apakah sesuai Standarisasi Pupuk Kompos
No : 28/Permetan/SR.130/5/2009,22 Mei

482
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan tabel dinunjukkan penilaian
terhadap pengetahuan mengenai penyuluhan
dan pelatihan Pemanfaatan Limbah Rumah
Pemotongan Hewan (RPH) Jungke
Karanganyar Sebagai Bahan Pembuatan
Pupuk Organik di Kelompok Tani Rukun
Makaryo Mojogedang, Karanganyar.
Evaluasi indikator keberhasilan penyuluhan
dan pelatiahan, apabila skor post test
mengalami peningkatan ≥ 25 % dari pada
skor pre test. Dari 34 orang peserta yang
mengikuti posttest dan pretest hanya 3
orangnya saja dengan nilai peningkatan
pemahaman dibawah 25%, sehingga kegiatan
pelatihan dan penyuluhan tersebut mencapai
indikator keberhasilan 91% dengan jumlah
anggota pelatihan dan pengabdian yang
mencapai skor 2 dan 3 berjumlah 31 orang,
rata-rata mengalami peningkatan sebesar
37,31%.

DAFTAR PUSTAKA
Henry K. Indranada. 1986. Pengelolaan
Kesuburan Tanah. Bina Aksara.
Semarang
Rinsema. 1986. Pupuk dan Pemupukan.
Bharata Karya Aksara. Jakarta
Sudarmi, Nugraheni, Catur Rini, Yos Wahyu.
2010. Iptek Bagi Masyarakat
Kelompok tani Pembuatan Pupuk
Organik dari Limbah Jerami di
Kelurahan Begajah Kec/Kab
Sukoharjo. Laporan Pengabdian
kepada Masyarakat. Univet Bantara
Sukoharjo
Catur Rini, Catur Budi. 2013. IbM
CV.Agrobiz Abadi Jaya Di
Gondangrejo, Karanganyar. Laporan
Ipteks Bagi Masyarakat. Univet
Bantara Sukoharjo
Catur Rini, Catur Budi, 2014. Produksi
Pupuk Organik Anaerob Dengan
Penambahan Biofertilizer Dan Uji
Kompatibilitas Bibit Tanaman
Pangan dan Holtikultura. Laporan
Penelitian Hibah Bersaing. Univet
Bantara Sukoharjo

483

Anda mungkin juga menyukai