Anda di halaman 1dari 9

Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Vol.4 No.2 Agustus 2020 Hal 411 – 419


ISSN 2528-4967 (print) dan ISSN 2548-219X (online)

Pemberdayaan Masyarakat Desa Wakah Melalui Pemanfaatan


Limbah Kulit Singkong (Manihot esculenta)
Wachidatul Linda Yuhanna1, Agita Risma Nurhikmawati2, Pujiati3, Nurul
Kusuma Dewi4
1,3,4Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas PGRI Madiun
2Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Universitas PGRI Madiun

Email: linda.yuhanna@unipma.ac.id1, agitarnurhikmawati@unipma.ac.id2,


pujiati@unipma.ac.id3, nurulkd@unipma.ac.id4
*Corresponding author: linda.yuhanna@unipma.ac.id 1

ABSTRAK
Desa Wakah mempunyai komoditas utama ketela pohon/singkong dan hasil pertanian hortikultura.
Di Desa Wakah terdapat UMKM “Gethuk Anyar” yang memproduksi gethuk singkong dalam skala
besar, dan menghasilkan limbah kulit singkong rata-rata 80 kg per hari. Limbah kulit singkong belum
banyak dimanfaatkan secara optimal sehingga menimbulkan bau busuk, penumpukan sampah, dan
lingkungan yang tidak bersih. Tim pengabdian masyarakat dan melakukan pelatihan pemanfaatan
limbah singkong menjadi produk berupa pupuk kompos, pupuk organik cair dan pakan fermentasi.
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Maret dan April 2020 dengan peserta sebanyak 30 orang dari
karang taruna desa Wakah. Kegiatan dilaksanakan dengan pemberian materi, diskusi dan praktik
langsung dengan pendekatan partisipatif. Hasil dari kegiatan ini adalah karang taruna Desa Wakah
mampu memanfaatkan limbah kulit singkong menjadi produk pendukung agrikultura berupa
pupuk kompos, pupuk organik cair, pakan fermentasi. Tingkat pemahaman serta skill karang taruna
Desa Wakah dalam mengolah limbah kulit singkong menjadi produk pendukung agrikultura
sebanyak 85% dan menenuhi target pelatihan. Masyarakat juga berkomitmen untuk
mengembangkan produk secara mandiri. Sinergisitas antara masyarakat, pemerintah dan dunia
industri diharapkan mampu meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam mengolah limbah kulit
singkong menjadi produk yang bermanfaat
Kata Kunci: fermentasi, kulit singkong, pupuk organik.

ABSTRACT
Desa Wakah has cassava and several horticultural products as its main commodity. There is a
homemade production "Gethuk Anyar" which produces “Gethuk Singkong”, a kind of traditional
foods, on a large scale. As the consequences, this production brings cassava peel waste
approximately up to 80 kg per day. This waste has not been used optimally, thus it causes foul odors,
garbage buildup, and a polluted environment as well. Based on that problem, the researchers
conduct some training programs on the utilization of cassava peel waste into several products
namely: compost, liquid organic fertilizer, and fermented food for animal. This activity was carried
out between March and April 2020 with 30 participants from the Karang Taruna (youth) group.
Those programs consist of providing materials, facilitating discussions, and conducting workshops
with a participatory approach. The result of the programs shows that Wakah community was able
to utilize cassava peel waste into three agricultural supporting products; those are: compost, liquid
organic fertilizer, animal fermented food. In addition, the value of participants’ understanding and
skill in processing the waste was up to 85% and it meets the standard research target. Moreover,
the community is also committed to develop products independently. The synergy between Wakah
community, the local government and the industry workplace is expected to increase community
empowerment activities in processing cassava peel waste into some useful products.

Copyright © 2021, Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 411


http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Axiologiya/index
DOI: http://dx.doi.org/10.30651/aks.v5i3.4897
Wachidatul Linda Yuhanna, Agita Risma Nurhikmawati, Pujiati, Nurul Kusuma Dewi/Aksiologiya: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 5 No.3 Agustus 2021 Hal 411 – 419

Key Words: fermentation, cassava peel, organic fertilizer.


.

PENDAHULUAN singkong yang berpotensi meracuni


Desa Wakah merupakan salah ternak (Simbolon et.al, 2016; Sari dan
satu desa di Kecamatan Ngrambe Astili, 2018). Secara umum,
Kabupaten Ngawi yang mempunyai masyarakat belum sepenuhnya
berbagai komoditas pertanian yang mengetahui pemanfaatan kulit
potensial. Salah satu komoditas vital di singkong untuk mendukung kegiatan
Desa Wakah adalah ketela pertanian dan peternakan.
pohon/singkong dan hasil pertanian
hortikultura. Singkong di Desa Wakah
dimanfaatkan oleh salah satu warga
menjadi jajanan kekinian yaitu gethuk
singkong, keripik, dan olahan kuliner
singkong lainnya. Di Desa Wakah
terdapat UMKM “Gethuk Anyar” yang
memproduksi gethuk dalam skala
besar, rata-rata 3 kuintal setiap hari. Gambar 1. Limbah Kulit Singkong di UMKM
Secara umum, adanya UMKM ini Gethuk Anyar

memberikan manfaat penyediaan Agrikultura adalah bentuk


lapangan pekerjaan bagi ibu-ibu Desa penerapan ilmu pengetahuan yang
Wakah untuk membuat olahan berkaitan dengan peternakan dan
singkong. Namun yang menjadi pertanian secara kompleks. Produk
kendala adalah limbah kulit singkong agrikultura yang dapat dikembangkan
yang belum dimanfaatkan secara dari limbah kulit singkong diantaranya
optimal. adalah pupuk kompos, pupuk organik
Limbah kulit singkong yang cair (POC), pakan fermentasi basah,
dihasilkan oleh UMKM Gethuk Anyar pakan fermentasi kering, pelet ikan,
rata-rata 80 kg per hari. Saat ini limbah pelet kelinci dan pakan ayam. Berbagai
hanya dimanfaatkan sebagai pakan produk ini sangat potensial dapat
ternak sebanyak 20% (16 kg per hari). dikembangkan oleh masyarakat Desa
Sisa limbah yang tidak digunakan Wakah karena prosesnya yang mudah,
menimbulkan bau yang tidak sedap, bahan tersedia dengan melimpah,
penumpukan sampah dan lingkungan tempat produksi yang tersedia dengan
yang tidak bersih. Masyarakat Desa baik, dan kualitas sumber daya manusia
Wakah tidak semuanya “berani” untuk yang potensial.
menggunakan limbah singkong untuk Motivasi sumber daya manusia,
kegiatan agrikultura berupa peternakan khususnya karang taruna, dalam
dan pertanian karena khawatir dengan mengembangkan agrikultura sangat
zat atau kandungan di dalam kulit baik dibuktikan dengan adanya
berbagai kelompok usaha seperti
412
Wachidatul Linda Yuhanna, Agita Risma Nurhikmawati, Pujiati, Nurul Kusuma Dewi/Aksiologiya: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 5 No.3 Agustus 2021 Hal 411 – 419

komunitas peternak lele, komunitas proses reproduksinya (Fathurrohman,


peternak kelinci, komunitas peternak 2015; Simbolon et.al, 2016).
ayam petelur, komunitas peternak sapi Kelebihan dari pakan fermentasi
dan kambing, kelompok petani adalah: 1) pencernaan ternak akan lebih
palawija, dan kelompok petani baik karena pakan fermentasi sangat
sayuran/hortikultura. Namun yang mudah dicerna, 2) palatibilitas/nafsu
menjadi permasalahan adalah belum makan akan meningkat drastis, 3)
adanya edukasi dan praktik langsung meningkatkan bobot dengan aman, cepat
pembuatan pakan maupun pupuk dan sehat, 3) daging yang dihasilkan
secara mandiri dengan memanfaatkan rendah kolesterol dan lebih berisi, 5)
sumber daya alam sekitar. Para meningkatkan daya tahan ternak, 6)
komunitas tersebut, saat ini belum kotoran yang dihasilkan tidak bau dan
banyak mendapatkan informasi tentang tidak berlebihan (Hastuti, 2012;
produk olahan pendukung agrikultura. Akhadiarto, 2009).
Pengelolaan limbah kulit singkong Pemberdayaan masyarakat secara
ini menggunakan konsep zero waste kompleks dalam mengolah limbah kulit
yang artinya tidak ada sampah yang singkong ini melibatkan unsur
tersisa dan semua termanfaatkan masyarakat, pemerintah dan dunia
(Hermanto dan Fitriyani, 2019). industri tentunya memberikan ilmu
Pembuatan produk berupa kompos, pengetahuan, skill dan meningkatkan
pupuk organik cair dan pakan fermentasi produktifitas karang taruna Desa Wakah.
dapat dimanfaatkan masyarakat dalam Pelatihan sekaligus dukungan
pertanian, perkebunan maupun infrastruktur berupa alat juga dapat
pekarangan rumah. Pupuk kompos dan membantu keberlanjutan dari program
pupuk organik cair ini dapat pemberdayaan masyarakat (Wahyono
menggantikan penggunaan pupuk kimia dan Hardianto, 2014). Adanya
yang harganya mahal dan apabila sinergisitas ini diharapkan dapat
berlebih dapat mengurangi kesuburan menyelesaikan permasalahan pada
tanah. mitra sasaran.
Kulit singkong mengandung Berdasarkan identifikasi masa-
karbohidrat yang tinggi sebagai sumber lah tersebut, tim pengabdian
energi ternak (Akhadiarto, 2010). Kulit masyarakat memberikan prioritas
singkong dapat diolah dan difermentasi penanganan permasalahan mitra yang
untuk meningkatkan kandungan bertujuan:
nutrisi. Pakan ternak dari kulit 1. memberikan pelatihan pemanfataan
singkong sangat potensial untuk ternak limbah kulit singkong menjadi
ruminansia (Rahayu et.al, 2019). produk pendukung agribisnis
Pakan fermentasi kulit singkong sangat berupa pupuk kompos, pupuk
bermanfaat untuk tumbuh kembang organik cair, pakan ternak
ternak ruminansia dan meningkatkan fermentasi di desa Wakah.

413
Wachidatul Linda Yuhanna, Agita Risma Nurhikmawati, Pujiati, Nurul Kusuma Dewi/Aksiologiya: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 5 No.3 Agustus 2021 Hal 411 – 419

2. meningkatkan pemahaman serta 2. Pembuatan pupuk organik cair


skill karang taruna desa Wakah Alat yang digunakan adalah ember,
dalam mengolah limbah kulit pengaduk dan drum plastik besar.
singkong menjadi produk Bahan yang digunakan adalah
pendukung agrikultura berupa limbah kulit singkong, daun-
pupuk kompos, pupuk organik cair, daunan, EM4, terasi, empon-empon
pakan ternak fermentasi. dan gula. Cara pembuatan yaitu: a)
memotong limbah kulit singkong,
METODE PENELITIAN daun-daunan dan empon-empon. b)
Program pengabdian masyarakat mencampur gula/tetes, terasi dan
ini dilakukan pada bulan Maret- EM4. c) mencampur semua bahan,
September 2020 di Desa Wakah, d) memasukkan ke dalam drum dan
Kecamatan Ngrambe, Kabupaten menutup rapat, e) memfermentasi
Ngawi. Sasaran dari program ini selama 1-2 minggu, f) mencairkan
adalah karang taruna sejumlah 30 POC.
orang. Pendekatan yang digunakan 3. Pembuatan pakan fermentasi
adalah pendekatan partisipatif dengan Alat yang digunakan adalah ember,
metode diskusi dan praktik langsung pengaduk, drum plastik,
(Yuhanna dan Yulistiana, 2017). penyemprot, terpal. Bahan yang
Produk yang dihasilkan adalah pupuk digunakan adalah limbah kulit
kompos, pupuk organik cair, pakan singkong, molase, EM4, garam,
ternak fermentasi. bekatul dan ragi. Cara
Pelatihan dilaksanakan selama 3 pembuatannya adalah: a)
kali dengan penjelasan sebagai membersihkan limbah kulit
berikut: singkong, b) mencampur dengan
1. Pembuatan pupuk kompos bekatul, jerami dan sekam. c)
Alat yang digunakan adalah ember, mencampur EM4, ragi, molase
pengaduk, drum plastik besar. dibiarkan selam 10 menit, d)
Bahan yang digunakan adalah mencampur bahan padat, bahan
limbah kulit singkong, sekam, EM4 kering dan garam, e) memasukkan
dan molase. Cara pembuatan pada wadah drum plastik dengan
adalah: a) memotong limbah kulit rapat, f) memfermentasi selama 1-2
singkong, b) mencampur EM4 dan minggu.
Molase, c) Mencampur sekam dan
kulit singkong, d) menyiramkan Tahapan yang dilakukan setelah
campuran EM4 dan molase pada pelatihan, tim pengabdian masyarakat
campuran sekam dan kulit memberikan kuesioner pemahaman
singkong, e) memasukkan kedalam masyarakat terhadap materi yang
drum dan menutup rapat, f) diberikan. Kuesioner terdiri dari 10
memfermentasi selama 4 minggu. pertanyaan. Indikator keberhasilan

414
Wachidatul Linda Yuhanna, Agita Risma Nurhikmawati, Pujiati, Nurul Kusuma Dewi/Aksiologiya: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 5 No.3 Agustus 2021 Hal 411 – 419

apabila 75% peserta dalam kategori Tingkat kehadiran peserta sebanyak


paham dan sangat paham. 100%. Hasil pelatihan dijelaskan
Keberlanjutan program abdimas sebagai berikut.
ini adalah adanya komitmen dari
masyarakat Desa Wakah untuk 1. Pelatihan pembuatan pupuk
mengolah limbah kulit singkong kompos
menjadi produk pendukung Pelatihan pembuatan kompos
agrikultura. Masyarakat akan dihadiri oleh 30 peserta dari karang
melakukan pengolahan secara mandiri taruna Desa Wakah. pelatihan diawali
dan kontinyu dibawah koordinasi dengan pemaparan materi dari tim
ketua karang taruna Desa Wakah. Tim abdimas serta diskusi. Pupuk kompos
abdimas akan memberikan dibuat dengan menggunakan
pendampingan dan monitoring untuk formulasi yang sesuai dengan bahan
melihat keberlanjutan program. Tim dasar kulit singkong. Peserta sangat
akan membantu mendampingi karang antusias dan aktif bertanya terkait
taruna untuk membuat dan dengan formulasi dan kandungan
mengembangkan produk sehingga nutrisi dari hasil pupuk kompos.
layak untuk dikomersialisasikan. Peserta juga menanyakan proses
komersialisasi pupuk kompos dari
HASIL DAN PEMBAHASAN kulit singkong. Komersialisasi dapat
Kegiatan pengabdian kepada dilakukan dengan menggandeng
masyarakat di Desa Wakah secara UMKM bunga hias dan nurcery.
umum dilaksanakan dengan lancar dan Selain itu, komersialisasi akan dibantu
kondusif. Pelatihan dilakukan selama oleh tim abdimas dengan mitra
3 hari mulai tanggal 2-4 Maret 2020, Perhutani dan Dinas Lingkungan
dan masa pendampingan selama 6 Hidup Kota Madiun.
bulan (April-September 2020).

Gambar 2. Pembuatan Pupuk Kompos dari Kulit Singkong

Tahapan selanjutnya setelah kompos dari kulit singkong. Peserta


penyampaian materi, dilanjutkan dibagi menjadi 4 kelompok
dengan praktik pembuatan pupuk didampingi dengan 1 tutor

415
Wachidatul Linda Yuhanna, Agita Risma Nurhikmawati, Pujiati, Nurul Kusuma Dewi/Aksiologiya: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 5 No.3 Agustus 2021 Hal 411 – 419

pendamping. Peserta melakukan diskusi. Peserta sangat antusias dan


praktik secara langsung dalam tertarik dalam membuat POC karena
memformulasikan pupuk kompos aplikasinya sangat sederhana dan
secara mandiri. Pupuk Kompos ini praktis. Peserta juga tertarik dalam
merupakan produk potensial dalam pertanian organik untuk mengurangi
pertanian organik (Hindersah dan penggunaan pupuk kimia saat ini.
Kuswaryan, 2019). Pupuk kompos Kegiatan praktik pembuatan
dapat digunakan sebagai pengganti POC dilakukan dengan pendampingan
pupuk kimia. Peserta sangat antusias dari tutor. Selain membuat POC,
dan berkomitmen untuk membuat peserta juga diajarkan cara membuat
pupuk kompos secara mandiri. starter mikroorganisme mandiri
dengan melakukan perbanyakan EM4
2. Pelatihan pembuatan pupuk dengan formulasi sendiri. Hal ini
organik cair sangat mendukung proses agrikultura
Pelatihan pembuatan pupuk yang dilakukan oleh karang taruna
organik cair dari limbah kulit singkong Desa Wakah dengan memanfaatkan
dilakukan pada hari kedua. Kegiatan limbah kulit singkong yang ada.
dimulai dari penyampaian materi dan

Gambar 3. Pembuatan Pupuk Organik Cair dari kulit singkong

3. Pelatihan pembuatan pakan Kandungan HCN pada singkong


fermentasi dikhawatirkan menjadi racun yang
Pelatihan ketiga yang dilakukan menganggu pencernaan ternak. Salah
adalah pembuatan pakan fermentasi satu solusi untuk penurunan kadar
dari kulit singkong. Karang taruna HCN dengan pengolahan dan
Desa Wakah sebanyak 80% fermentasi (Ayuningtyas et.al, 2016).
mempunyai ternak baik itu kambing, Fermentasi berguna untuk memecah
kelinci maupun sapi. Peternakan ini senyawa berbahaya dalam kulit
membutuhkan stok pakan yang singkong dan meningkatkan kadar
banyak. Selama ini karang taruna desa nutrisi.
wakah belum banyak menggunakan Proses penyampaian materi,
kulit singkong sebagai pakan ternak diskusi dan praktik berjalan lancar.
karena khawatir akan meracuni ternak. Peserta dengan pendampingan dari
416
Wachidatul Linda Yuhanna, Agita Risma Nurhikmawati, Pujiati, Nurul Kusuma Dewi/Aksiologiya: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 5 No.3 Agustus 2021 Hal 411 – 419

tutor membuat formulasi pakan ternak maupun kering sangat membantu


secara basah dan kering. Peserta peternak dalam menyediakan pakan
sangat antusias dan berkomitmen sehat yang kaya nutrisi. Pakan kering
untuk mengembangkan pakan ini dapat diawetkan sehingga dapat
secara mandiri. Tim abdimas juga digunakan pada musim kemarau. Hasil
memberikan formulasi starter untuk dari pelatihan pembuatan pakan ternak
fermentasi yang dapat dibuat secara ini juga diharapkan menekan biaya
mandiri oleh karang taruna Desa perawatan untuk ternak yang akan
Wakah. Pakan fermentasi dari limbah dikomersialisasikan.
kulit singkong baik secara basah

Gambar 4. Pembuatan Pakan Fermentasi dari Kulit Singkong

4. Tingkat pemahaman materi 10% 10%


dan ketercapaian 5%
Rangkaian pelatihan yang
dilakukan selama 3 hari ini melibatkan
tim abdimas sebagai pemateri dan 75%
pendamping, karang taruna Desa
Wakah sebagai sasaran, UMKM
Gethuk Anyar sebagai penyedia Sangat Paham Paham

limbah kulit singkong, dan Dinas Kurang paham Tidak paham


Koperasi dan UMKM Kabupaten
Ngawi sebagai penyelenggara Gambar 5. Persentase Pemahaman Materi
Peserta Pelatihan
kegiatan. Penyampaian materi yang
interaktif dan praktik langsung
Tingkat pemahaman peserta
memberikan pengalaman tersendiri
sebanyak 85 % berdasarkan kuesioner
bagi karang taruna. Pelatihan ini
yang telah diisi oleh peserta. Secara
diharapkan mampu menjadi pionir
umum, peserta memahami materi yang
dalam pengembangan produk
disampaikan dan mampu
pendamping agribisnis dengan
mengaplikasikan pembuatan produk
memanfaatkan limbah kulit singkong.
pupuk kompos, pupuk organik cair dan
pakan fermentasi dari limbah kulit
singkong.
417
Wachidatul Linda Yuhanna, Agita Risma Nurhikmawati, Pujiati, Nurul Kusuma Dewi/Aksiologiya: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 5 No.3 Agustus 2021 Hal 411 – 419

Berdasarkan kuesioner, pendukung agrikultura berupa


kesulitan dari peserta adalah pupuk kompos, pupuk organik
menghafal kandungan nutrisi dari cair, pakan ternak fermentasi
masing-masing komponen bahan sebanyak 85% dengan kriteria
pembuatan pupuk. Selain itu, karang paham dan sangat paham.
taruna juga belum memahami cara
komersialisasi produk baik DAFTAR PUSTAKA
pengemasan, pemasaran maupun Akhadiarto, S. (2009). Pemanfaatan
distribusinya. Hal ini menjadi bahan limbah kulit singkong, kulit
pertimbangan tim abdimas untuk pisang dan kulit kentang sebagai
bahan pakan ternak melalui
program selanjutnya.
teknik fermentasi. Jurnal
Teknik komersialisasi dapat Teknologi Lingkungan, 10(3),
diberikan setelah produk sesuai 257-263.
dengan standar laboratorium produk Akhadiarto, S. (2010). Pengaruh
kompos yang siap dijual. Tim akan pemanfaatan limbah kulit
membantu mendampingi karang singkong dalam pembuatan
taruna untuk membuat dan pelet ransum unggas. Jurnal
Teknologi Lingkungan, 11(1),
mengembangkan produk sehingga
127-138.
layak untuk dikomersialisasikan. Ayuningtyas, I., Hartini, S., &
Sinergisitas antara masyarakat, Cahyanti, M. N. (2016).
akademisi, pemerintah dan dunia Optimasi Pembuatan Tepung
industri sangat membantu peningkatan Ferkusi (Fermentasi Kulit
skill dan pemberdayaan masyarakat Singkong) Ditinjau dari Variasi
dalam memanfaatkan potensi yang Penambahan Angkak. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan,
ada.
5(2).
Fathurrohman, F. (2015). Pengaruh
SIMPULAN tingkat penambahan molases
Simpulan dari kegiatan pada pembuatan silase kulit
pengabdian masyarakat ini adalah: umbi singkong (Mannihot
1. pelatihan pemanfataan limbah esculenta) terhadap kandungan
bahan kering, bahan organik,
kulit singkong menjadi produk
dan HCN. Students e-Journal,
pendukung agribisnis berupa 4(1).
pupuk kompos, pupuk organik Hastuti, S. (2012). Fermentasi kulit
cair, pakan ternak fermentasi di singkong dengan ragi komersial
desa Wakah berjalan lancar dan untuk peningkatan nilai gizi.
kondusif dan menghasilkan Rekayasa, 5(1), 61-65.
produk yang sesuai harapan. Hermanto, H., & Fitriani, F. (2019).
Pemanfaatan Limbah Kulit dan
2. adanya pemahaman materi dan
Daun Singkong sebagai
skill karang taruna Desa Wakah Campuran Bahan Pakan Ternak
dalam mengolah limbah kulit Unggas. Jurnal Riset Teknologi
singkong menjadi produk Industri, 13(2), 284-295.
418
Wachidatul Linda Yuhanna, Agita Risma Nurhikmawati, Pujiati, Nurul Kusuma Dewi/Aksiologiya: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 5 No.3 Agustus 2021 Hal 411 – 419

Hindersah, R., & Kuswaryan, S.


(2019). Aplikasi Pemupukan
Organik dan Hayati di Sawah
Kabupaten Tasikmalaya Jawa
Barat. Aksiologiya: Jurnal
Pengabdian Kepada
Masyarakat, 4(1), 1-8.
Rahayu, T. P., Viana, C. D. N.,
Luklukyah, Z., & Irawan, B.
(2019). Potensi Daya Dukung
Limbah Kulit Singkong hasil
Olahan Pothil sebagai Pakan
Sapi Potong di Kecamatan
Dukun, Magelang. Bulletin of
Applied Animal Research, 1(2),
40-43.
Sari, F. D. N., & Astili, R. (2018).
Kandungan Asam Sianida
Dendeng dari Limbah Kulit
Singkong. Jurnal Dunia Gizi,
1(1), 20-29.
Simbolon, N., Pujaningsih, R. I., &
Mukodiningsih, S. (2016).
Pengaruh berbagai pengolahan
kulit singkong terhadap
kecernaan bahan kering dan
bahan organik secara in vitro,
protein kasar dan asam sianida.
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan,
26(1), 58-65.
Wahyono, D. E., & Hardianto, R.
(2004). Pemanfaatan sumber
daya pakan lokal untuk
pengembangan usaha sapi
potong. Lokakarya Nasional,
Jakarta.
Yuhanna, W. L., & Yulistiana, Y. G.
(2017). Pemberdayaan
Masyarakat Desa Wakah,
Kecamatan Ngrambe melalui
Pembuatan Pakan Lele
Alternatif dari Ampas Tahu dan
Probiotik. Agrokreatif Jurnal
Ilmiah Pengabdian kepada
Masyarakat, 3(2), 108-114.

419

Anda mungkin juga menyukai