HUTAN
MANGROVE
🌱
Dania Reubun (202163009)
pendahuluan
Total luas hutan mangrove di dunia sekitar 18 juta hektar. Sekitar 25 persen atau 3,311 juta hektar
berada di Indonesia. KLHK pada 2019 mendata luas hutan mangrove Indonesia sekitar 3,31 juta
hektar. Sekitar 600.000 hektar dalam kondisi kritis.Indonesia memiliki sebanyak 49 jenis mangrove
sejati dan 155 jenis mangrove asosiasi.Hutan mangrove memiliki fungsi fisik, ekologi dan ekonomi.
Fungsi fisik ekosistem mangrove bisa menahan laju abrasi, mengurangi laju badai, tsunami dan air
laut.Ekosistem mangrove berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim. Hutan mangrove
menyerap karbon antara tiga sampai lima kali lipat dibandung hutan terestrial.
Yayasan Kehati mencatat laju degradasi hutan mangrove di Indonesia tak sebanding dengan usaha
rehabilitasi yang dilakukan. Setiap pulau terjadi degradasi ekosistem mangrove, terjadi penurunan
luasan hutan mangrove yang banyak dialihfungsikan salah satunya menjadi tambak.
Degradasi
Seirama dengan meningkatnya populasi beberapa tahun terakhir ini, serta pesatnya pembangunan di berbagai
propinsi, maka kebutuhan akan tempat tinggal juga bertambah. Namun dengan terbatasnya tanah untuk pemukiman
khususnya di wilayah yang berpenduduk padat, maka masyarakat cenderung untuk melirik hutan mangrove dan
kemudian terpaksa digunakan untuk mendirikan rumah (Pramudji 2000).
Kecenderungan penurunan luas kawasan mangrove mengindikasikan bahwa terjadi degradasi hutan mangrove yang cukup nyata. Penyebab
degradasi hutan diantaranya yaitu konversi lahan mangrove menjadi areal pertambakan. Wilayah pesisir Kabupaten Kaimana, dikenal sebagai
kawasan yang mempunyai potensi perikanan yang cukup besar. Dibalik potensi yang besar terjadi kecenderungan penurunan produksi, yang
menyebabkan masyarakat umumnya membudidayakan ikan di suatu tambak. Tambak umumnya dibangun di kawasan interdial mangrove,
seperti tambak yang berada di kawasan mangrove Airtiba. Seperti yang diketahui, budidaya tambak berperan dalam peningkatan keuntungan
dan pendapatan tetapi dapat juga menimbulkan kerusakan terhadap ekosistem mangrove.
3 Tempat Pembuangan Sampah
kegiatan pembuangan limbah pertanian, agro-industri dan limbah rumah
tangga baik itu yang langsung ke hutan mangrove maupun lewat sungai, juga
akan menimbulkan berbagai masalah terhadap eksistensi hutan mangrove.
Berbagai limbah yang dibuang ke areal hutan mangrove tersebut, akan
menurunkan kualitas lingkungan perairan, sehingga pada akhirnya kehidupan
biota akuatik akan terganggu. Limbah dan industri yang menggunakan
senyawasenyawa organik dan anorganik yang dibuang di sekitar perairan
hutan mangrove, juga menyebabkan tumbuhan mangrove akan menggugurkan
daunnya dan kemudian mati.