Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH (A)

NAMA : MUH. GULAM

NIM : L021221006

METODE PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
DAPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2024
Abstrak

Hutan mangrove merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik dan khas, memiliki
nilai ekonomis dan ekologis yang tinggi, tetapi sangat rentan terhadap kerusakan apabila kurang
bijaksana dalam pengelolaannya. Dalam kerangka pengelolaan dan pelestarian mangrove,
terdapat dua konsep utama yang dapat diterapkan. Kedua konsep tersebut pada dasarnya
memberikan legitimasi dan pengertian bahwa mangrove sangat memerlukan pengelolaan dan
perlindungan agar dapat tetap lestari. Kedua kosep tersebut adalah perlindungan hutan
mangrove dan rehabilitasi hutan mangrove. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam rangka
perlindungan terhadap keberadaan hutan mangrove adalah dengan menunjuk suatu kawasan
hutan mangrove untuk dijadikan kawasan konservasi, dan sebagai bentuk sabuk hijau di
sepanjang pantai dan tepi sungai.
PENDAHULUAN

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem peralihan antara darat dan laut yang dikenal memiliki
peran dan fungsi sangat besar. Secara ekologis mangrove memiliki fungsi yang sangat penting
dalam memainkan peranan sebagai mata rantai makanan di suatu perairan, yang dapat
menumpang kehidupan berbagai jenis ikan, udang dan moluska. Perlu diketahui bahwa hutan
mangrove tidak hanya melengkapi pangan bagi biota aquatik saja, akan tetapi juga dapat
menciptakan suasana iklim yang kondusif bagi kehidupan biota aquatik, serta memiliki kontribusi
terhadap keseimbangan siklus biologi di suatu perairan (Karimah,2017).

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh
spesies pohon mangrove seperti: bakau, api-api, tanjung dan bogem, sehingga bermanfaat bagi
biota laut yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur.
Dampak berkurangnya hutan mangrove akibat karena aktifitas manusia (faktor antropogenik)
yaitu berupa kegiatan tebang habis pada ekosistem hutan mangrove mengakibatkan berubahnya
komposisi tumbuhan mangrove. Hal ini berakibat hutan mangrove tidak dapat lagi berfungsi
sebagai daerah mencari makan dan pengasuhan bagi biota laut.Hutan mangrove yang berfungsi
sebagai daerah asuhan (Nursery ground), daerah mencari makan (Feeding ground) dan daerah
pemijahan (Spawning ground) maupun berbagai jenis biota laut menjadi terganggu (Majid,2016).

Konversi hutan mangrove menjadi lahan tambak yang dapat mengancam regenarasi
biota-biota laut termasuk stok ikan dan udang di perairan lepas pantai. Hal ini akan membuat
berkurangnya penghasilan nelayan yang bergantung pada banyak sedikitnya ikan, kepiting dan
lain�lain yang merupakan hasil tangkapan mereka dari laut. Dilihat dari segi ekosistem perairan,
hutan mangrove dikenal sebagai tempat asuhan (Nursery ground) berbagai jenis hewan akuatik
seperti ikan , udang, kepiting fungsi lain hutan mangrove melindungi garis pantai dari erosi, dapat
menahan pengaruh gelombang serta dapat pula menahan lumpur, sehingga mangrove bisa
semakin luas tumbuh keluar mempercepat terbentuknya tanah timbul. Pemanfaatan hutan
bakau yang terus menerus dan tidak ramah lingkungan dikhawatirkan akan mengancam
keberlangsungan ekosistem hutan mangrove. Namun kegiatan pembangunan dapat berlangsung
tanpa merusak ekosistem pantai dan hutan mangrovenya dengan mengikuti standar penataan
yang rasional, yaitu dengan memperhatikan fungsi ekosistem pesisir dan lautan dengan menata
sempadan pantai dan jalur hijau dan mengkonservasi jalur hijau hutan mangrove untuk
perlindungan pantai, pelestarian siklus hidup biota perairan pantai (ikan dan udang, kerang,
penyu), terumbu karang, rumput laut, serta mencegah intrusi air laut (Fatimah,2022).

Keberadaan hutan mangrove yang telah banyak memberikan manfaat dan fungsi,
ternyata mengalami kondisi yang memprihatinkan dan rentan terhadap kerusakan jika
lingkungan tidak seimbang. Bahkan rusaknya mangrove bukan saja diakibatkan oleh proses alami,
tetapi juga akibat aktivitas manusia . Tentu, adanya aktivitas manusia ditambah dengan tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi di sekitar kawasan mangrove berpengaruh terhadap kerusakan
karena seringkali mengabaikan kelestarian hutan mangrove dan rasa kepedulian serta kesadaran
di sekitar kawasan masih rendah. Selain itu pemerintah juga memiliki tugas dan tanggungjawab
sebagai pemangku kewenangan terhadap pengelelolaan hutan mangrove masih terjadi tumpang
tindih (Harefah,2020).

ekosistem hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang memiliki produktivitas
tinggi dibandingkan ekosistem lain dengan dekomposisi bahan organik yang tinggi, dan
menjadikannya sebagai mata rantai ekologis yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup
yang berada di perairan sekitarnya. Materi organik menjadikan hutan mangrove sebagai tempat
sumber makanan dan tempatasuhan berbagai biota seperti ikan, udang dan kepiting. Produksi
ikan dan udang di perairan laut sangat bergantung dengan produksi serasah yang dihasilkan oleh
hutan mangrove. Berbagai kelompok moluska ekonomis juga sering ditemukan berasosiasi
dengan tumbuhan penyusun hutan mangrove. Hutan mangrove juga memiliki fungsi ekonomi,
ekologi, dan sosial ( karimah 2017).

Fungsi ekologi sebagai penyeimbang ekosistem dan penyedia berbagai kebutuhan hidup
lainnya. Hutan mangrovemerupakan tempat pemijahan (spawning ground), daerah asuhan
(nursery ground),dan daerah untuk mencari makan (feeding ground) bagi ikan dan biota laut
lainnya. Mangrove juga berfungsi untuk menahan gelombang laut dan intrusi air laut kearah
darat Dari segi ekonomi, hutan mangrovemenghasilkan beberapa jenis kayu yang berkualitas
baik, dan juga hasil-hasil non-kayu barupa arang kayu, bahan pewarna dan kosmetik, serta bahan
pangan dan minuman. Termasuk pula diantaranya adalah hewan-hewan yang bisa ditangkap
seperti biawak air (Varanus salvator), kepiting bakau (Scylla serrata), udang lumpur (Thalassina
anomala), siput bakau (Telescopium telescopium), serta berbagai jenis ikan (Rospita 2017)
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah.N.A,. Hado.P.S,.Kismartini(2022. Implementasi kebijakan konservasi hutan mangrove di


wilayah pesisir kabupaten cilacap. Jurnal administrasi, vol 13. No 2

Harefah. S.M, Bobbby P,. Amri (2020) Analisis konservasi ekosistem hutan mangrove daerah
pesisir kampong nipah kecamatan perbaungan. Jurnal georafflesia.

Karimah (2017). Peran ekosistem hutan mangrove sebagai habitat untuk organisme laut. Jurnal
biologi tropis. Vol 17(2).

Majid.I (2016) konservasu hutan mangrove di pesisir kota ternate terintegritas dengan kurikulum
sekolah. Jurnal bioedukasi. Vol 4(2).

Rospita.j,.Zamdial (2017) Valuasi ekonomi ekosistem mangrove di desa pasar ngalam kabupaten
saluma. Jurnal enggano. Vol 2(1).

Anda mungkin juga menyukai