Anda di halaman 1dari 12

Journal of Indonesian Tropical Fisheries ISSN 2655 4461

Vol. 4, No 2, Desember 2021


Hal 130-141

VALUASI EKONOMI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA


MANGROVE DI DESA BALANG BARU KECAMATAN TAROWANG
KABUPATEN JENEPONTO

(Economic Valuation and Development Strategy of Mangrove Tourism in


Balang Baru District Jeneponto Regency)

Kaharuddin1), Muhammad Kasnir2) dan Syahrul Djafar2)


1)
Mahasiswa Prodi Manajemen Pesisir dan Teknologi Kelautan, PPS UMI Makassar
2)
Prodi Manajemen Pesisir dan Teknologi Kelautan, PPS UMI Makassar
Korespondensi: kaharsulaeman@gmail.com

Diterima: tanggal 1 Juli 2021; Disetujui 20 Agustus 2021

ABSTRACT
This study aims to determine the economic value of mangrove forests in Balang Baru
Village and recommend strategies for developing mangrove forest tourism objects in Balang Baru
Village, Kec. Tarowang Kab. Jeneponto. The results showed that the total economic value of the
mangrove ecosystem in Balang Baru Village, Kec. Tarowang Kab. Jeneponto consists of direct
benefit value, indirect benefit value, option value and existence value. Based on the results
obtained, the focus of the strategy recommendations is then determined. The results of the analysis
show that the strategy used is in diagram 1, which is to support an aggressive growth policy,
where this position is a very profitable situation. The strategy used in the aggressive growth policy
is optimizing the Balang Baru mangrove tourism attraction while maintaining its uniqueness and
sustainability, providing guidance to tourism managers and coordinating with the government and
other parties to support the development of mangrove tourism areas.

Keywords: Mangrove ecosystem, economic valuation, strategy, tourism.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomi hutan mangrove di Desa Balang
Baru dan merekomendasikan strategi pengembangan obyek wisata hutan mangrove di Desa
Balang Baru Kec. Tarowang Kab. Jeneponto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ekonomi
total ekosistem mangrove Desa Balang Baru Kecamatan Tarowang Kabupaten Jeneponto terdiri
atas nilai manfaat langsung, nilai manfaat tidak langsung, nilai pilihan dan nilai keberadaan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh kemudian ditentukan fokus rekomendasi strategi. Hasil dari
analisis menunjukkan bahwa strategi yang digunakan berada pada diagram 1 yaitu mendukung
kebijakan pertumbuhan agresif dimana posisi tersebut merupakan situasi yang sangat
menguntungkan. Strategi yang digunakan dalam kebijakan pertumbuhan agresif adalah
mengoptimalkan daya tarik wisata mangrove Balang Baru dengan tetap mempertahankan
kekhasan dan kelestariannya, melakukan pembinaan terhadap pengelola wisata dan melakukan
koordinasi dengan pihak pemerintah maupun pihak lain untuk mendukung pengembangan
kawasan wisata mangrove.

Kata kunci: Ekosistem mangrove, valuasi ekonomi, strategi, wisata.


131 Journal of Indonesian tropical Fisheries

I. PENDAHULUAN manfaat ekosistem alamiah hanya dari


Ekosistem mangrove adalah suatu segi manfaat langsung, padahal nilai
sistem yang terdiri atas lingkungan ekonomi total suatu ekosistem alamiah
biotik dan abiotik yang saling terdiri dari nilai penggunaan (use-
berinteraksi di dalam suatu habitat value) dan nilai bukan penggunaan
mangrove. Secara fisik hutan mangrove (non-use value), sehingga mereka
dapat melindungi garis pantai, memberikan penilaian yang rendah
mempercepat perbentukan lahan baru, terhadap keberadaan ekosistem
yakni sebagai pelindung terhadap mangrove. Oleh sebab itu, begitu
gelombang dan arus, sebagai pelindung mudah mereka mengkonversi
tepi sungai atau pantai, menahan badai ekosistem alamiah (hutan mangrove)
angin kencang dari laut, dan menjadi menjadi peruntukan lain (Dahuri,
kawasan penyangga yang berfungsi 2003).
menyaring air laut menjadi air daratan Salah satu cara untuk menghindari
yang tawar. kerusakan pesisir yaitu dengan
Desa Balang Baru Kecamatan melestarikan ekosistem mangrove di
Tarowang Kabupaten Jeneponto Indonesia dan menjadikan ekosistem
merupakan salah satu desa yang tersebut sebagai ekowisata. Hal ini
terletak diwilayah pesisir Kabupaten dikarenakan meskipun pemerintah
Jeneponto yang memiliki hutan telah melakukan upaya untuk
mangrove (mangrove forests) yang mendorong pemanfaatan sumber daya
cukup luas dan masih terjaga pesisir dan laut secara berkelanjutan,
kelestariannya. Sebagai suatu namun pola pemanfaatan yang sifatnya
ekosistem pesisir di Desa Balang Baru, merusak dan mengancam kelestarian
keberadaan ekosistem mangrove sumber daya pesisir dan laut masih
sepanjang pantai memberikan terus berlangsung (Tuwo, 2011).
kontribusi yang sangat penting baik Adapun tujuan penelitian ini
manfaat langsung (direct) maupun adalah untuk mengetahui nilai ekonomi
manfaat tidak langsung (indirect). hutan mangrove di Desa Balang Baru
Sampai saat ini, kebanyakan sehingga dapat direkomendasikan
manusia khususnya para perencana dan strategi pengembangan obyek wisata
pengambil keputusan menghargai nilai mangrove di Desa Balang Baru.
Kaharuddin et al – Valuasi Ekonomi dan Strategi Pengembangan… 132

Penelitan ini diharapkan dapat Balang Baru tersebut, serta dapat


dijadikan acuan bagi pemangku dirumuskan strategi pengelolaan hutan
kebijakan atau pengelolaan obyek mangrove yang berkelanjutan dengan
wisata mangrove dalam merumuskan tetap memperhatikan aspek fungsi dan
strategi kebijakan pengembangan peran mangrove
ekowisata mangrove yang
METODE PENELITIAN
berkelanjutan.
Waktu dan tempat penelitian
Penilaian ekonomi dari ekosistem
Kegiatan penelitian ini dilakukan
hutan mangrove di Desa Balang Baru
bulan Maret – Mei 2020, di Desa
perlu dilakukan sehingga dapat
Balang Baru Kecamatan Tarowang
memberikan gambaran tentang nilai
Kabupaten Jeneponto Provinsi
ekonomi ekosistem mangrove di Desa
Sulawesi Selatan.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

Jenis dan sumber data data yang diperoleh dari instansi/


Data yang diperlukan dalam lembaga yang terkait dengan penelitian
penelitian ini meliputi data primer dan ini meliputi data geografis, kondisi
data sekunder, yaitu ; Data primer yaitu ekosistem mangrove, kebijakan
data yang diperoleh langsung dari pengelolaan dan pemanfaatan
lapangan, baik melalui kuisioner ekosistem mangrove.
maupun hasil wawancara langsung
Sumber data dan metode
dengan responden. Data sekunder yaitu pengumpulan data
133 Journal of Indonesian tropical Fisheries

untuk menjawab seluruh tujuan


Pengambilan data yang akan
penelitian
dilakukan dalam penelitian ini adalah
1. Valuasi ekonomi
dengan cara:
Penilaian ekonomi sumberdaya
1. Observasi lapangan (pengamatan);
alam hutan mangrove dapat dilakukan
melakukan pengamatan lapangan
sebagaimana dikemukakan oleh
untuk memperoleh data potensi
Ruitenbeek (1994), yaitu mengidenti-
sumberdaya, melihat aspek-aspek
fikasi segenap manfaat dan fungsi dari
potensi ekologi, social ekonomi dan
ekosistem yang diteliti. Manfaat dan
budaya.
fungsi yang diindentifikasi untuk setiap
2. Interview (wawancara); untuk
ekosistem meliputi:
memperoleh data primer
a. Manfaat Langsung (Direct Use
menggunakan teknik wawancara Value =DUV)
untuk mendapatkan informasi yang Manfaat langsung adalah manfaat
lebih mendalam. Wawancara yang langsung diperoleh dari
dilakukan pada penduduk sekitar, penggunaan lahan yang berhubungan
pengelola wisata, dan pengunjung dengan hutan mangrove, yaitu
yang berada di sekitar lokasi pemanfaatan kayu, manfaat biologis
penelitian. Model wawancara yang dan penggunaan untuk tambak. Dengan
digunakan adalah wawancara formulasi dari masing-masing manfaat
terstruktur dengan mengacu pada tersebut adalah:
daftar pertanyaan yang disusun dan
dianggap sesuai dengan aspek =

pengembangan wisata.
3. Studi dokumen, studi dokumentasi Keterangan;
ML = Total manfaat langsung (Rp)
merupakan teknik pengumpulan ML1 = Manfaat kayu bakar (Rp)
data yang ditujukan kepada subyek ML2 = Manfaat kepiting (Rp)
ML3 = Manfaat udang (Rp)
penelitian ML4 = Manfaat ikan (Rp)

Analisis Data
b. Manfaat tidak langsung (Indirec Use
Dalam penelitian ini terdapat Value = IUV)
beberapa analisis yang digunakan
Dengan demikian formulasi dari
manfaat tidak langsung adalah:
Kaharuddin et al – Valuasi Ekonomi dan Strategi Pengembangan… 134


= =

Keterangan:
Keterangan:
MK = Manfaat keberadaan (Rp)
MTL= Total manfaat tidak langsung MKi = Manfaat keberadaan dari
(Rp) responden ke- (Rp)
N= Jumlah responden yang diambil
MTL1 = Penahan abrasi (Rp) (Rp)
c. Manfaat Pilihan (option value = Untuk mengetahui nilai manfaat
OV) totat (NMT) dari ekosistem hutan
Nilai manfaat pilihan yaitu suatu mangrove yang diteliti dengan formula
nilai yang menunjukan kesediaan sebagai berikut:
seseorang individu untuk membayar NMT = ML + MTL + MP + MK
melestarikan sumberdaya. Keterangan:
Nilai manfaat pilihan didekati ML = Manfaat langsung (Rp)
MTL = Manfaat tidak langsung (Rp)
dengan mengacu pada nilai
MP = Manfaat pilihan (Rp)
keanekaragaman hayati (biodiversity) MK = Manfaat keberadaan (Rp)
ekosistem hutan mangrove adalah U$$ Analisis SWOT
2
1.500 per km per tahun atau U$$ 15 Untuk menjawab rumusan masalah
per ha per tahun. Nilai ini dapat dipakai yaitu bagaimana pengembangan wisata
untuk hutan mangrove di berbagai mangrove, dilakukan analisis data
daerah di Indonesia bila hutan digunakan analisis deskriptif kualititatif
mangrove secara ekologis penting dan melalui wawancara dengan para
tetap dipelihara relatif alami informan yang terlibat. Untuk
(Ruitenbeek., 1994 ). merumuskan strategi pengelolaan,
d. Manfaat keberadaan (existence digunakan analisis SWOT. Matriks
value =EV)
Strengths Weaknesses Opportunities
Manfaat keberadaan merupakan Threats (SWOT) merupakan matching
nilai keuntungan yang dapat dinikmati tool yang penting untuk membantu
manusia sehubungan dengan para manajer mengembangkan empat
keberadaan sumberdaya alam dan strategi (David, 2009 dan Rangkuti,
lingkungan mangrove. Penilaian 2005)
manfaat keberadaan diperoleh dengan
rumus:
135 Journal of Indonesian tropical Fisheries

Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan,


HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia, memiliki luas wilayah
Kondisi umum lokasi
7,27 km² dan jumlah penduduk
Balang Baru adalah nama sebuah
sebanyak 2.758 jiwa dengan tingkat
desa yang berada di wilayah
kepadatan penduduk sebanyak 378,37
Kecamatan Tarowang, Kabupaten
jiwa/km² pada tahun 2019.
Kondisi ekosistem mangrove jenis vegetasi terdiri family
Ekosistem mangrove Desa Avicenniacea dan Rhizophoraceae,
Balang Baru Kecamatan Tarowang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel
memiliki luas sekitar 20 ha, dengan 1.

Tabel 1. Famili dan jenis mangrove yang ditemukan di Desa Balang Baru
Kecamatan Tarowang.
No. Family Jenis Mangrove
1. Avicenniaceae Aviciennia officinalis
Aviciennia marina
2. Rhizophoraceae Rhyzophora apiculata
Bruguiera gymnorhiza
Rhyzopora stylosa
Sumber: Diolah sesuai hasil Penelitian, 2020
nilai manfaat 4 langsung dari
Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove
keseluruhan jenis manfaat adalah
Desa Balang Baru
sebesar Rp. 150.240.000/tahun. Untuk
Berdasarkan hasil penelitian dan
lebih lebih detail, uraian disajikan
perhitungan maka valuasi ekonomi
pada Tabel 2.
hutan mangrove di Desa Balang Baru
b. Nilai manfaat tidak langsung
adalah sebagai berikut; (indirect use value)
a. Nilai manfaat langsung (direct use Nilai manfaat tidak langsung

value) yang di hitung dalam penelitian ini

Manfaat langsung hutan mangrove hanya berupa manfaat fisik yaitu

di pantai Balang Baru yang sebagai penahan abrasi pantai. Dari

dimanfaatkan oleh masyarakat hasil perhitungan dengan berdasar pada

setempat terdiri atas 4 jenis manfaat, analisa harga satuan pekerjaan (AHSP)

meliputi: manfaat kayu bakar, kepiting Kementerian Pekerjaan Umum (2016)

bakau, udang dan ikan. Adapun total maka nilai manfaat tidak langsung
Kaharuddin et al – Valuasi Ekonomi dan Strategi Pengembangan… 136

diperoleh nilai Rp. 682.525.000 tahun dengan nilai tukar rupiah


sebagaimana disajikan pada Tabel 3. terhadap dolar AS yaitu Rp. 15.767
c. Nilai manfaat pilihan (Option (pada 10 April 2020), sehingga didapat
Value) nilai sebesar Rp. 236.505/ha. Dengan
Nilai pilihan bagi kawasan hutan demikian nilai total dari manfaat
mangrove Desa Balang Baru dilihat biodiversity pada hutan mengrove Desa
dari nilai biodiversitasnya. Nilai total Balang Baru sebesar Rp. 4.750.100 per
dari manfaat biodiversity ini didapat tahun. Untuk lebih detailnya disajikan
dengan cara mengalikan nilai pada Tabel 4.
manfaatnya yaitu US$ 15 per ha per

Tabel 2. Nilai manfaat langsung ekosistem hutan mangrove di Desa Balang Baru
Nilai
Banyak Nilai Manfaat
Manfaat Persen
No Jenis Produk Produksi Harga Bersih
Bersih (%)
Perbulan (Rp/tahun)
(Rp/bulan)
1 Kayu Bakar 56 bh 20,000 1,120,000 13,440,000 8,95
2 Kepiting 120 kg 35,000 4,200,000 50,400,000 33,55
Bakau
3 Udang 72 kg 50.000 3,600,000 43,200,000 28,75
4 Ikan 144 kg 25.000 3,600,000 43,200,000 28,75
Total 12,520,000 150,240,000 100

Tabel 3. Nilai manfaat tidak langsung mangrove di Desa Balang Baru


sebagai penahan abrasi.
Nilai Manfaat Panjang Biaya Manfaat Tidak Langsung
No.
Tidak Langsung Mangrove (m) (Rp/m3) (RP/Tahun)
Penahan abrasi
1 625 5.460.200 3.412.625.000
(breakwater)
Daya tahan tanggul 5 tahun 3.412.625.000
Daya tahan tanggul pertahun 682.525.000

Tabel 4. Nilai pilihan ekosistem mangrove pendekatan nilai biodiversitas.


Luas Mangrove Biaya
Nilai Pilihan Manfaat Pilihan (Rp/Tahun)
(Ha) (RP/Ha)
Biadiversitas 20 236.505 4.750.100
Total 4.750.100

d. Nilai manfaat keberadaan (Existence Nilai manfaat keberadaan hutan


Value.) mangrove dinilai berdasarkan
137 Journal of Indonesian tropical Fisheries

kesediaan membayar seseorang orang sebesar Rp. 250.000 sebanyak 4


(willingness to pay) sebagai bukti orang sebesar Rp. 500.000 sebanyak 2
kepedulian sesorang untuk menjaga orang sebesar Rp. 1,000.000 Maka
keberadaan, kualitas maupun diperoleh nilai manfaat keberadaan
kelestarian hutan mangrove di wilayah sebesar Rp. 7.550.000 per ha per tahun.
mereka. Berdasarkan pertanyaan e. Nilai ekonomi total (Total economic
tersebut, sebanyak 85% responden value)
bersedia menyisihkan sebagian Nilai ekonomi total (total
pendapatannya untuk program economic value) hutan mangrove di
konservasi hutan mangrove di Desa Balang Baru merupakan
wilayahnya dan 15% responden tidak penjumlahan dari nilai guna (use value)
bersedia. dan nilai non guna (non-use value).
Hasil bidding ini menunjukkan, Nilai guna (use value) terdiri dari nilai
pilihan tertinggi dari responden guna langsung (direct use value) dan
sebanyak 35,71% bersedia membayar nilai guna tak langsung (indirect use
sebesar Rp. 100.000. Pilihan tertinggi value), sedangkan nilai non guna (non-
kedua sebanyak 28,57% responden use value) terdiri dari nilai keberadaan
bersedia membayar Rp. 50.000 dan (existence use value), dan nilai pilihan
yang terkecil sebanyak 4,76% bersedia (option value). Nilai ekonomi total
membayar Rp. 1,000,000. pada (economic total value) hutan mangrove
umunya masyarakat sudah pernah Desa Balang Baru yaitu sebesar Rp.
mendapat penyuluhan penanaman 845,065,100. Nilai tersebut terangkum
hutan mangrove. Namun ada warga dalam Tabel 5.
yang sama sekali belum pernah Tabel 5. Total nilai ekonomi ekosistem
hutan mangrove
mendapatkan penyuluhan maupun
No Nilai ekonomi Nilai total
program pelestarian hutan mangrove, 1 Nilai manfaat 150.240.000
sehingga tidak bersedia untuk langsung
2 Nilai manfaat 682.525.000
membayar atas keberadaan hutan tidak langsung
mangrove. Bahwa keinginan membayar 3 Nilai pilihan 4.750.100
masyarakat (WTP) sebanyak 10 orang 4 Nilai 7.550.000
keberadaan
sebesar Rp. 50.000 sebanyak 13 orang
Total 845.065.100
sebesar Rp.100.000 dan sebanyak 7
Kaharuddin et al – Valuasi Ekonomi dan Strategi Pengembangan… 138

Jika dibandingkan seluruh nilai Konsep pengembangan


antara nilai guna langsung, nilai guna ekowisata salah satunya bentuk
tidak langsung, nilai keberadaan, dan pemberdayaan maysrakat yang
nilai pilihan dari nilai ekonomi total bertujuan untuk meningkatkan
tersebut, maka nilai manfaat tidak partisipasi masyarakat dalam
langsung memiliki nilai yang lebih pengelolaan, sehingga dapat
besar dari pada nilai lainnya. Hal ini bermanfaat untuk ekonomi masyarakat
disebabkan karena masyarakat sudah setempat. Pengelolaan berbasis
punya kesadaran akan kepentingan masyarakat ini merupakan salah satu
nilai ekonomi sumberdaya alam dan pendekataan pengelolaan alam yang
lingkungan. meletakkan pengetahuan dan kesadaran
Sedangkan rendahnya nilai guna lingkungan masyarakat local sebagai
langsung, nilai pilihan, dan nilai dasar pengelolaanya(Wahyuni et al.,
keberadaan disebabkan karena 2015).
masyarakat sudah terbiasa menjaga
keseimbangan antara mengesploitasi
hutan mangrove dengan konservasinya.

Strength (S); Weakness (W);

IFAS  Keindahan dan  Fasilitas pendukung


kekhasan mangrove belum memadai
 Minat wisatawan  Masih kurang kegiatan
cukup tinggi dalam kawasan wisata
EFAS  Aksesibilitas menuju  Kurangnya promosi
kawasan cukup baik wisata
 Keamanan dalam  Kurangnya nilai
kawasan cukup baik edukasi
Opportunities (O); Strategi SO; Strategi WO;
 Adanya dukungan 1. Mengoptimalkan daya 1. Menambah sarana
pemerintah tarik wisata mangrove prasarana kegiatan
 Telah terbentuk dengan wisata mangrove.
kelompok pengelola mempertahankan 2. Membuat berbagai
 Kesadaran kekhasannya. kegiatan untuk
masyarakat dalam 2. Dengan keunikan mendukung promosi
menjaga mangrove magrove sehingga wisata.
 Luasan kawasan perlu diperluas. 3. Membuat kegiatan
mangrove 3. Melakukan pembinaan yang melibatkan
139 Journal of Indonesian tropical Fisheries

terhadap pengelola wisatawan dan


wisata mangrove. masyarakat secara
4. Meningkatkan langsung.
koordinasi dengan
kabupaten.

Threats ( T); Strategi ST; Strategi WT;


 Anggaran 1. Melakukan kerjasama 1. Perlu edukasi yang
pengelolaan terbatas dengan pihak lain baik sehingga perilaku
 Tidak ada tenaga yang berkompoten negatif dapat
profesional yang dalam pengelolaan dihindarkan.
mengelola kawasan wisata. 2. Koordinasi antara
 Alih fungsi lahan 2. Mengajukan usulan pemerintah,
 Perilaku negatif anggaran stakeholder dan
pengunjung pengembangan wisata. masyarakat yang
3. Meningkatkan terlibat.
keamanan
Tabel 6. Strategi Pengembangan Wisata Mangrove.
memiliki prioritas tinggi dan
Perumusan strategi pengembangan mendesak untuk segera dilaksanakan.
wisata mangrove di lokasi penelitian Konsep strategi mengembangkan
didasarkan pada analisis kekuatan ekowisata mangrove menurut Wahyuni
(strength), kelemahan (weakness), et al. (2015) bahwa kegiatan yang perlu
peluang (opportunity) dan ancaman dikembangkan yaitu konservasi dan
(threat). Analisis ini didasarkan pada rehabilitasi mangrove sebagai salah
logika yang dapat memaksimalkan satu program wisata, meningkatkan
kekuatan (strenght) dan peluang partisipasi dan pemberdayaan
(opportunity) namun secara bersamaan masyarakat wisata, mempertegas
dapat meminimalkan kelemahan penegakan hukum dan aturan untik
(weakness) dan ancaman (threat). menjaga fungsi ekosistem mangrove
Hasil analisis faktor internal (IFA) serta penguatan konsep ecotourism di
dan faktor eksternal (EFA), selanjutnya kawasan ekowisata mangrove.
digunakan untuk membuat grafik letak
KESIMPULAN
kuadran SWOT guna menentukan letak
kuadran strategi yang dianggap
Kaharuddin et al – Valuasi Ekonomi dan Strategi Pengembangan… 140

Berdasarkan hasil penelitian dan menggunakan kekuatan untuk


pembahasan maka didapat kesimpulan memanfaatkan peluang yang ada.
sebagai berikut :
1. Kondisi hutan mangrove di lokasi SARAN

penelitian masih terjaga dengan baik 1. Melakukan promosi yang baik

dimana tingkapat ketebalan masih sehingga wisatawan dapat

sangat baik hal ini disebabkan mengetahui informasi mengenai

karena sebagian besar warga sekitar keberadaan wisata mangrove di

sudah memahami manfaat dan Desa Balang Baru Kec. Tarowang

keberadaan hutan mangrove. Kab. Jeneponto.

2. Nilai ekonomi hutan mangrove di 2. Melakukan rehabilitasi atau

kawasan hutan mangrove Desa penanaman pohon mangrove

Balang Baru per tahun sebesar Rp. sehingga luasan kawasan hutan

845,065,100. Total nilai ekonomi mangrove akan semakin menarik

tersebut terdiri dari nilai guna untuk dikunjungi oleh wisatawan.

langsung dan nilai guna tidak 3. Melakukan kerjasama dengan

langsung yang diukur dari nilai berbagai stakeholder dan intansi

pembangunan pemecah ombak, nilai pemerintah terkait yang dapat

pilihan yang diukur dari besarnya membantu untuk pengembangan

manfaat tingkat biodiversitas, dan Mangrove Desa Balang Baru.

nilai keberadaan yang dihitung dari


UCAPAN TERIMA KASIH
kesediaan membayar masyarakat.
Hasil kajian ini merupakan bagian
3. Berdasarkan rumusan kombinasi
dari penelitian Tesis dan penulis
strategi matrik SWOT maka di
mengucapkan terima kasih kepada para
ketahui bahwa titik pertemuan
dosen pembimbing dan dosen penguji,
antara kekuatan, kelemahan,
dan teman yang telah banyak
peluang dan ancaman berada berada
membantu dalam penelitian ini.
pada kuadran I. Pada kuadran ini
Peneliti juga mengucapkan banyak
strategi yang harus dilakukan di
terimah kasih kepada Ketua Prodi
Desa Balang Baru adalah strategi
Manajemen Pesisir dan Teknologi
agresif, yaitu strategi yang
Kelautan serta Direktur Pasca Sarjana
141 Journal of Indonesian tropical Fisheries

yang telah memberi kesempatan untuk Ruitenbeek, H. R. 1994. Mangrove


Management an Economic
melanjutkan pendidikan di PPS UMI.
Analysis of Management Option
DAFTAR PUSTAKA with a Focus on Bintuni Bay,
Irian Jaya. Canada: Dalhousie
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman
University Printing Center.
Hayati Laut. Aset Pembangunan
Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekosistem
Berkelanjutan Indonesia.
Pesisir dan Laut. Surabaya.
Gramedia Pustaka Utama.
Brilian International.
Jakarta 412 hlm.
Wahyuni, Sri, Sulardiono, B., &
David, F.R. 2009. Manajemen
Hendrarto, B. 2015. Strategi -
Strategis. Penerbit Salemba
Pengembangan Ekowisata -
Empat, Jakarta.
Mangrove. Diponegoro Journal
Kabupaten Jeneponto Dalam Angka.
of Maquares 4(4): 66–70.
2019. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Jeneponto.
Kecamatan Tarowang Dalam Angka.
2020. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Jeneponto.
Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT:
Teknik Membedah Kasus
Bisnis-Reorientasi Konsep
Perencanaan Strategis untuk
Menghadapi Abad 21. Cetakan
ke-10. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai